Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS METODE FORWARD CHAINING DALAM SISTEM PAKAR

DIAGNOSA PENYAKIT PADA HEWAN SAPI

Banyak hewan yang dapat diternakkan salah satunya adalah sapi. Tetapi sapi rentan pada
penyakit, salah satunya dari penyakit – penyakit pada hewan sapi yaitu penyakit antraks, hal
itu yang membuat kerugian yang cukup besar bagi para peternak sapi. Sehingga peternak sapi
kesulitan untuk menangani semua itu apalagi ketika hewan ternak sapi terkena penyakit dan si
peternak tidak mengatahui penyakit apa yang menyerang hewan ternaknya. Sedangkan
peternak harus cepat tanggap dalam mencegah atau mengobati ternaknya dan mahalnya biaya
yang dikeluarkan peternak untuk membayar pakar tersebut (dokter hewan), maka dengan
sistem pakar dapat membantu untuk memberikan informasi tentang penyakit yang diderita oleh
ternak.

Sistem pakar
Sistem pakar sendiri (expert sistem) adalah aplikasi berbasis komputer yang digunakan untuk
menyelesaikan masalah sebagaimana yang dipikirkan oleh pakar dalam bidang tersebut.
Adapun ciri-ciri sistem pakar, antara lain:
1. Terbatas pada bidang yang spesifik.
2. Dapat memberikan penalaran untuk data – data yang tidak lengkap atau tidak pasti.
3. Dapat mengemukakan rangkaian alasan yang diberikannya dengan cara yang dapat
dipahami.
4. Berdasarkan pada rule atau kaidah tertentu.
5. Dirancang untuk dapat dikembangkan secara bertahap.
6. Output nya bersifat nasihat atau anjuran.
7. Output tergantung dari dialog dengan user.

Pakar yang dimaksud di sini adalah orang yang mempunyai keahlihan khusus yang dapat
menyelesaikan masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh orang awam. Dalam perancangan
sistem pakar ini nanti dibangun dengan menggunakan penalaran – penalaran yang dimulai dari
fakta terlebih dahulu untuk menguji kebenaran hipotesis yang disebut dengan forward chaining
dan perancangan sistem pakar ini pun dijelaskan melalui basis aturan yang merupakan rule
yang terdiri dari dua bagian yaitu kondisi dan kesimpulan, basis pengatahuan yang merupkan
inti progam sistem pakar, mesin inferensi yang berfungsi untuk berfikir menggunakan
panalaran sehingga bisa menghasilkan pembuktian hipotesa.

Forward Chaining
Forward Chaining adalah tehnik pencarian yang dimulai dengan fakta yang diketahui,
kemudian mencocokan fakta – fakta tersebut dengan bagian IF dari rules IF – THEN. Bila ada
fakta yang cocok dengan bagian IF, maka rule tersebut dieksekusi. Bila sebuah rule dieksekusi,
maka sebuah fakta baru (bagian THEN) ditambahkan ke dalam database.
Langkah – langkah dalam membuat sistem pakar dengan menggunakan metode forward
chaining yaitu:
a. Pendefinisian masalah dimulai dengan pemilihan domain masalah dan akuisi pengatahuan
b. Dendefinisian data input untuk memulai inferensi karena diperlukan oleh sistem forward
chaining.
c. Pendefinisian struktur pengendalian data untuk membantu mengendalikan pengaktifan suatu
aturan.
d. Penulisan kode awal dalam domain pengatahuan
e. Pengujian sistem agar dapat mengatahui sejauh mana sistem berjalan
f. Perancangan antarmuka dengan basis pengatahuan
g. Pengembangan sistem
h. Evaluasi sistem

Metode forward chaining dapat bekerja dalam aplikasi sitem pakar yang dapat mendeteksi
penyakit hewan sapi melalui gejala – gejala yang ditampilkan oleh sistem ke user. Sistem pakar
ini membutuhkan adanya informasi atau data tentang segala macan penyakit sapi beserta gejala
dan solusi. Dengan informasi atau data yang telah didapat maka sistem pakar dapat bekerja
dengan tehnik penalaran untuk memecahkan masalah suatu penyakit pada hewan sapi.
bahwa untuk proses inference engine menggambarkan proses penelusuran untuk menentukan
kesimpulan yang tepat. Inference engine akan menerima respon data yang berasal dari jawaban
user umum, kemudian melakukan proses terhadap basis pengetahuan yang sesuai. Metode yang
digunakan adalah runut maju (forward chaining).

Apabila pengguna sekiranya sudah menjawab pertanyaan yang diajukan oleh sistem maka
sistem akan menampilkan hasil prediksi penyakit hasil dari inputan jawaban dari pengguna.
Pengguna juga dapat melihat solusi yang ditampilan oleh sistem pakar tersebut.

Kelebihan Sistem pakar


1. Menggunakan pemrograman yang berbasis web (php dan mysql) sehingga lebih
mudah.
2. Menggunakan pertanyaan dengan jawaban YES or NO yang memudahkan pengguna.
3. Menggunakan database untuk menyimpan gejala dan penyakit sehingga memudahkan
jika ada penambahan atau pembenahan.
4. Peternak lebih mudah dalam mendeteksi penyakit ternak.
5. Biaya yang dikeluarkan pertenak lebih minim.
6. Dapat digunakan untuk mencegahan penyakit sehingga mengurangi tingkat kematian
pada hewan sapi.
7. Peternak juga dapat mengaantisipasi supaya tidak tertular penyakit pada sapi tersebut.
Kelemahan sistem pakar

1. Tampilann program sistem pakar diagnosa penyakit pada hewan sapi ini masih sangat
sederhana.
2. Progam ini masih berbasis offline.
3. Data tentang penyakit sapi masih sedikit.
4. Keamanan aplikasi masih kurang karena masih berbasis local host.
5. Penykit baru yang meyerang hewan sapi yang belum terdeteksi oleh sistem.
6. Keterbatasan wawasan dan fasilitas komputer pada masnyarakat.
Sistem Pakar Diagnosa Dampak Penggunaan Softlens
Menggunakan Metode Backward Chaining

Softlens adalah sejenis lensa yang dibuat dari bahan yang bersifat “lunak”, yaitu silicon
hydrogen. Penggunaan softlens dalam jangka waktu lama dapat berpotensi menyebabkan iritasi
mata, mata merah dan infeksi. Untuk itu diperlukan sebuah sistem pakar untuk membantu
mendiagnosa dampak penggunaan softlens. Pembangunan sistem pakar diagnosa dampak
penggunaan softlens ini menggunakan metode backward chaining atau runut balik. Metode
runut balik bekerja dengan cara menentukan penyakit yang diderita oleh pengguna softlens
kemudian akan dijabarkan sebab-sebab penyakit tersebut. Dari hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa sistem pakar ini mempermudah pengguna soflens untuk melakukan
diagnosa dampak penggunaan softlens berdasarkan gejala yang dialami, dan mengetahui cara
penanggulangannya.

Runut balik (backward chaining) merupakan strategi pencarian yang arahnya kebalikan dari
runut maju (forward chaining) (Dahria, 2012). Percobaan fakta atau pernyataan dimulai dari
bagian sebelah kanan (THEN dulu). Dengan kata lain, penalaran dimulai dari hipotesis terlebih
dahulu dan untuk menguji kebenaran hipotesis tersebut harus dicari fakta-fakta yang ada dalam
basis pengetahuan. Proses pencarian dimulai dari tujuan, yaitu kesimpulannya merupakan
solusi yang ingin dicapai, kemudian dari kaidah-kaidah yang diperoleh, masing-masing
kesimpulan Backward Chaining jalur yang mengarah ke kesimpulan tersebut merupakan solusi
yang dicari, jika tidak sesuai maka kesimpulan tersebut bukan merupakan solusi yang dicari.
Backward Chaining memulai proses pencarian dengan suatu tujuan sehingga strategi ini
disebut juga goal-driven

Kaidah menyediakan cara formal untuk merepresentasikan rekomendasi, arahan, atau strategi.
Kaidah produksi dituliskan dalam bentuk jika-maka (if-then). Kaidah if-then menghubungkan
anteseden dengan konsekuensi yang mengakibatkannya. Berbagai struktur kaidah if-then yang
menghubungkan objek atau atribut sebagai berikut: (1) IF premis THEN konklusi (2) IF
masukan THEN keluaran (3) IF kondisi THEN tindakan (4) IF anteseden THEN konsekuen (5)
IF data THEN hasil (6) IF tindakan THEN tujuan (7) IF aksi THEN reaksi IF sebab THEN
akibat (8) IF gejala THEN diagnosa.
Ada sepuluh komplikasi yang biasa timbul akibat pemakaian softlens yaitu: noda kornea,
blepharitis, reaksi alergi, sindrom mata kering, corneal edema, infeksi mata, infitrates,
mocrobila keratitis, vaskularisasi kornea, dan giant papilary conjunctivitas.
Pengujian
Jika melakukan diagnosa maka pengguna masuk ke form diagnosa mengisi data pasien jika
sudah selesai maka lanjut menekan tombol diagnosa lalu pilih jenis penyakit dan selanjutnya
akan masuk ke form pertanyaan
Form pertanyaan ini akan menentukan gejala apa saja yang terdapat dari penyakit pada
penderita pengguna softlens

Form ini merupakan tahap akhir dari proses pertanyaan yang berisikan solusi dan keterangan
mengapa terkena penyakit tersebut

Kelebihan
1. Mempermudah orang awam untuk melakukan diagnosa dampak softlens dan cara
penanggulangannya.
2. Mempermudah mengetahui gejala-gejala yang dialami pasien dalam mendiagnosa
dampak penggunaan softlens.

Kelemahan
1. Tampilan masih sederhana dan Sistem masih offline
2. Perlu dikembangkan lagi menggunakan metode lain seperti certainty factor guna
menggambarkan tingkat kepastian pakar terhadap masalah yang sedang dihadapinya.

Anda mungkin juga menyukai