Anda di halaman 1dari 6

I.

Pengertian Etika Bisnis

Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang


mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga
masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan
perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat
dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.
II. Etika Bisnis menurut Teori Kontemporer Islam

Dalam Islam bisnis yang pada hakikatnya merupakan usaha manusia untuk
mencari keridhaan Allah. Bisnis tidak bertujuan jangka pendek, individual dan
semata-mata keuntungan yang berdasarkan kalkulasi matematika, tetapi bertujuan
jangka pendek sekaligus jangka panjang, yaitu tanggung jawab pribadi dan sosial
masyarakat, negara dan Allah.

Masyarakat Islam adalah masyarakat yang dinamis sebagai bagian dari


peradaban. Dalam hal ini, etika dengan agama berkaitan erat dengan manusia,
tentang upaya pengaturan kehidupan dan perilakunya. Jika Barat meletakkan “Akal”
sebagai dasar kebenarannya, maka Islam meletakkan “Al-Quran” sebagai dasar
kebenaran. Berbagai teori etika Barat dapat dilihat dari sudut pandang Islam, sebagai
berikut :

a. Teleology Utilitarin dalam Islam adalah hak individu dan kelompok adalah
penting dan tanggungjawab adalah hak perseorangan.
b. Distributive Justice dalam Islam adalah Islam mengajarkan keadilan. Hak
orang miskin berada pada harta orang kaya. Islam mengakui kerja dan
perbedaan kepemilikan kekayaan.
c. Deontology dalam Islam adalah niat baik tidak dapat mengubah yang haram
menjadi halal. Walaupun tujuan, niat dan aslinya baik, akan tetapi apabila
caranya tidak baik, maka tetap tidak baik.
d. Eternal Law dalam Islam adalah Allah mewajibkan manusia untuk
mempelajari dan membaca wahyu ciptaan-Nya. Keduanya harus dilakukan
dengan seimbang. Islam mewajibkan manusia aktif dalam kegiatan duniawi
yang berupa muamalah sebagai proses penyucian diri.
e. Relativisme dalam Islam adalah perbuatan manusia dan nilainya harus
sesuai dengna tuntunan Al-Quran dan Hadist. Prinsip konsultasi dengan
pihak lain sangat ditekankan dalam Islam dan tidak ada tempat bagi
egoisme dalam Islam.
f. Teori Hak dalam Islam adalah menganjurkan kebebasan memilih sesuai
kepercayaannya dan menganjurkan keseimbangan. Kebebasan tanpa
tanggungjawab tidak dapat diterima dan tanggungjawab kepada Allah
adalah hak individu.

III. Perbedaan Etika Bisnis Islam dengan Konvensional


No. Perbedaan Etika Bisnis Islam Konvensional
1. Sumber Al-Quran dan Al-Hadits Daya Fikir Manusia
2. Motif Ibadah Mencari Keuntungan
3. Paradigm Syariah Pasar
4. Landasan Falah (Kemuliaan) Utility Individualisme
5. Pondasi Dasar Muslim Manusia Bisnis
CONTOH KASUS

I. Contoh Kasus Etika Bisnis menurut Teori Kontemporer Islam

Studi kasus : Bisnis Promotor Artis Luar Negeri, Big Daddy


(Berikut adalah laporan tentang kasus Big Daddy yang dikompilasi dati
Majalah Detik edisi 28 Mei-3 Juni 2012)

Sekilas Kontroversi Big Daddy


Berdiri sejak 2010 promotor musik Big Daddy memang tergolong agresif.
Betapa tidak, setahun setelah berdiri sejumlah penyanyi dan grup musik
ternama dari luar dia datangkan. Linkin Park, Richard Marx, Roxette, dan
Simple Plan sebagai contohnya.
Namun kini promotor yang beralamat di Gedung Senayan City itu
tersandung masalah, karena Lady Gaga yang akan mereka datangkan ke
Jakarta diprotes sejumlah kalangan. Selain figure sang penyanyi yang
kontroversial, protes juga terjadi karena Big Daddy melakukan beberapa
kecerobohan. Kecerobohan pertama yakni tidak melakukan prosedur
perizinan yang benar. “Kalau mereka profesional harusnya sudah tahu mana
yang harus diurus terlebih dahulu. Bukan membuat semua ini jadi
kontroversial,” ujar Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud)
DKI Jakarta, Arie Budhiman kepada majalah detik.
Selain sembrono soal perizinan, Big Daddy juga lalai terhadap norma.
Bayangkan, promotor malah memberikan keringanan bagi pelajar termasuk
pelajar SD yang ingin membeli tiket pelantun ‘Judas’ itu. Padahal Gaga dikenal
suka mengenakan kostum yang seronok dan menampilkan aksi panggung
yang vulgar. Tidak layak disaksikan anak di bawah umur. Jika ternyata tiket
dijual ke anak-anak di bawah usia 18 tahun, promotor melakukan
pelanggaran. Sebab dalam UU Perlindungan Anak, hak mendapat informasi
yang sehat, termasuk berhak mendapat perlindungan dari informasi yang
tidak sehat. Kalau informasi atau tontonan yang diberikan mengarah pada hal-
hal yang erotis dan sebagainya, maka sebaiknya tidak untuk anak-anak.
Selain terlalu bernafsu dalam menjual tiket, Big Daddy juga tidak cermat
memperhatikan kondisi budaya masyarakat sehingga menimbulkan
kontroversi yang berkepanjangan. Padahal banyak penyanyi atau musisi luar
yang laku dijual di Indonesia tanpa mengundang kontroversi, menurut Oeg
Oen Log, pemerhati artis internasional.
Kontrovesinya Lady Gaga
Penolakan terhadap Lady Gaga tak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga
di Filipina dan Korea Selatan. Perempuan yang tak segan menunjukkan lekuk
tubuhnya ini sebagai ikon pornografi dan mempromosikan homoseksual. Tur
keliling dunianya yang bertajuk “Born This Way”, menuai antipati di sejumlah
negara Asia.
Tak hanya menghujat agama, lagu-lagu Gaga juga sarat akan pemujaan
terhadap setan. Uskup Agung Ramon Arguelles sangat mengkhawatirkan
pengaruh Gaga terhadap generasi muda. “Penggemarnya dalam bahaya jadi
pengikut ajaran setan,” ujarnya.
Para penentang juga tidak bertindak anarki, meski Gaga tampil penuh
kontroversi bahkan cenderung provokatif. “Saya bukan makhluk dari
pemerintahan kalian, Manila,” ujarnya di hadapan ribuan penggemarnya yang
berdandan ala sang idola.
Gaga yang malam itu mengenakan busana warna kuning, tak
meninggalkan lagu ‘kebangsaan’ kaum gay, Born This Way. Termasuk pakaian
minim yang menjadi ciri khasnya.
Pemerintah lokal yang sudah terlanjur memberi izin, menyerahkan kepada
penonton untuk mengawasi pelanggaran terhadap norma kesusilaan, publikasi
cabul serta pertunjukan tidak senonoh. Aparat keamanan cukup antisipatif,
dengan menambah jumlah personel sehingga cukup untuk mengawal
konser. Meski tampil, Gaga harus bersiap menghadapi gugatan hukum.
Kelompok konservatif menggunakan bukti rekaman video untuk menuntut
Gaga karena telah mempertontonkan ketidaksenonohan dengan ancaman
penjara enam tahun.

Analisis Kasus
Kesimpulan dari kasus diatas :
1. Tidak melakukan prosedur perizinan yang benar
2. Big Daddy menjual tiket kepada anak dibawah umur
3. Bid Daddy sengaja tidak memperhatikan kondisi budaya masyarakat di
berbagai negara
4. Lady Gaga sendiri merupakan artis yang penuh kontroversi mulai dari
pakaian yang senonoh, menghujat agama, berperilaku atheis dan
mempromosikan homoseksual
Pandangan dari sudut pandang prinsip etika bisnis Islam :
 Promotor Big Daddy memisahkan antara etika dengan bisnis, hal inilah
kemudian yang menjadi kerugian tersendiri bagi mereka.
 Ketidakpatuhan terhadap etika Islam bisa menjadikan sebuah kegiatan
bisnis yang mengancam masyarakat, baik dari segi keuangan maupun
moral.
 Perbuatan tersbut mencerminkan ketidakpatuhan terhadap prinsip
responsibility etika bisnis Islam.
 Pendapatan yang didapatkan dari kegiatan bisnis seperti itu adalah
haram, dilihat dari mudharat yang ditimbulkannya.
 Terganggunya stabilitas keamanan dan kemungkinan rusaknya budaya
lokal.
DAFTAR PUSTAKA

https://muamalatku.com/broken-windows-theory-etika-islami-dalam-bisnis-studi-
kasus-promotor-big-daddy/

http://ernindo.blogspot.com/2016/03/etika-bisnis-islam-perspektif-islam.html

Anda mungkin juga menyukai