Anda di halaman 1dari 16

UNIT 16

Fungsi
Muskuloskeletal
61

Pengkajian Fungsi
Muskuloskeletal 2263

62
Modalitas Penatalaksanaan
untuk Pasien Disfiingsi
Muskuloskeletal 2278

tst
63
Penatalaksanaan
Pasien Gangguan
Muskuloskeletal 2320

64
Penatalaksanaan

V- Pasien Trauma
1 Muskuloskeletal 2354

Profit Riset Keperawatan


r^: . untuk Unit 16 2400

3■j ^
■*' S - ^

r. ...
- ■":

I.

i ,-
• ■;

Alih Bahasa:

dr. H. V. Kuncara

2261
GARIS BESAR BAB

Tinjauan Fisiologik
Sistem Skelei
Penyembuhan Tulang
Sistem Persendian
Pengkajian Fungs
Sistem Otot Skelet
Pertimbangan Gerontologik Muskuloskeletal
Pengkajian Fisik

Evaluasi Diagnostik
Implikasi Keperawatan TUJUAN PEMBELAJARAN
Pemeriksaan Khusus
Setelah menyelesaikan tab ini, peserta didik mampu:
Pengkajian Keperawatan dan
Pendekatan Diagnostik
1. Menggambarkan fisiologi sistem skelet, persendian, dan
Latihan Berpikir Kritis muskuloskeletal

2. Menggambarkan fisiologi penyembuhan tulang


3. Menggambarkan makna pengkajian fisik untuk mendiagnosis
disfungsi muskuloskeletal
4. Menguraikan uji diagnostik yang digunakan untuk mengkaji fiingsi
muskuloskeletal

5. Mengidentifikasi diagnosa keperawatan yang lazim untuk pasien


gangguan muskuloskeletal

2263
2264 UNIT 16: Fungsi Muskuloskeletal

Sisiem muskuloskeletal meliputi tulang, persendian, otot, suk otak, jantung, dan paru. Kerangka tulang merupakan
tendon, dan bursa (lihat Bagan 61-1 untuk glosarium kerangka yang kuat untuk menyangga struktur tubuh.
istilah yang digunakan dalam bab ini). Masalah yang Otot yang melekat ke tulang memimgkinkan tubuh berge-
berhubungan dengan struktur ini sangai sering terjadi dan rak. Matriks tulang menyimpan kalsium, fosfor, magne
raengenai semua kelompok usia. Masalah sistem musku sium, dan fluor. Lebih dari 99% kalsium tubuh total
loskeletal biasanya tidak mengancam jiwa, namun mem- terdapat dalam tulang. Sumsum tulang merah yang terle-
punyai dampak yang bennakna terhadap aktivitas dan tak dalam rongga tulang menghasilkan sel daraii merah
produktivitas penderita. Masalah tersebut dapat dijumpai dan putih dalam proses yang dinamakan hematopoiesis.
di segala bidang praktik keperawatan, serta dalam Kontraksi otot menghasilkan suatu usaha mekanik untuk
pengalaman hidup sehari-hari. gerakan maupun produksi panas untuk mempertahankan
temperatur tubuh.

Tinjauan Fisiologik
Sistem Skelet
Struktur tulang dan jaringan ikat menyusun kurang lebih
25% berat badan, dan otot menyusun kurang lebih 50%. Anatomi Sistem Skelet. Ada 206 tulang dalam tubuh
Kesehatan dan baiknya fungsi sistem muskuloskeletal manusia, yang terbagi dalam empat kategori: tulang
sangat tergantung pada sistem tubuh yang lain. Struktur panjang {mis. femur), tulang pendek {mis. tulang tarsa-
tulang memberi perlindungan terhadap organ vital, terma- lia), tulang pipih {mis. sternum), dan tulang tak teratur

BAGAN 61-1
Glosarium Istilah Muskuloskeletal

Aponeurods pita jaringan ikat fibrus lebar yahg menghu- Mlofibril Sel otot; mengandung sarkomer
bungkan otot ke tulang,jaringan Ikat, otot lain, janhgan lunak OslfikasI (penulangan) proses d] mana mineral (kalsium)
ataii kulit ^ diUmbun dalain rnatriks tulang
Bursa kantung bensi.ca|ran yang ditemukan pada jaringan Osteoblast sel pembentuk tulang
ikat terutama dl daei^ persendian Osteogehesfs pembentukan tulang
piafIsis batang tulang panjang
Osteold jaringan matriks tulang; bak^ tulang
EfusI kelebihan cairan send!
Osteokiast .sel yang mengabsorpsi tulang;
Endo^eum' lapisan rongga surnsurri tulang berOngga.
Osteon unit tulang.fungsldnai miltfoskopis
iEpIflsIs ujung tulang panjang I ^"
Osteosit sel tulang dewasa >
FaSIa (eplmlsliim) jadngan librus yang menutupi, »
Periosteum jaringan ikat fibrus yang membUngkus tulang
rrienyokong dan merriisahkan otot
Remodeling proses reorganisasi struktur tulang baru
Faslkulasi kedutan ser^ut otot secara involunter
sesuai fungsin^
Faslkull kelompok sal otot y^g paralel (mlofibril)
Resorpsj: penghiiangan, penghancuran tulang
Flaksid (layuh) tiadanya toniis otot
Sarkomer unit kontraktil sel otot
Kaius iaringan ikat pada.tempat patah tulang
SInovlum membran pada send! yang mensekresi calran
Kartllago "jaringan khusus yang terdapat pada ujung tulang pblumas ' •
Klonus kontraksi-otot yang berirama, SpastIK tonus ototyang lebih tinggl dari«ormal
Kontraksi Isometrik tegangan otot menlngkat; panjangriya Tendon tell jaringan fibrus yang menghubungkan otot ke
tak berubah, tak ada gerakan sendi tulang
Kontraksi Isbtonik tegangan'otpt tak berubah, otot Tonus ketegangaii normal (talianan tertiadap regangan) ,
memendek, ada gerakan sendi otot pada keadaan istlrahat
Kontraktur pemendekan otot abnotma! dan/bfeu fibrosis TUIang,kaiteelus struktur tulang sporiglus/ serupa jaring-
sendi. • i jaring; tulang trabekUler
Krepltus suara^ berderik; yang dapat didengark^ pada Hilang kortikal tutang kompak
gerakan ujung; patahan tulang v
Tuldng jamelar tulang dewasa yang memperlihatkan
Llgamen pitaTibrus yang mengHubungkan-tuIangV lingkaran konsentrls matriks tulang^
BAB 61 : Pengkajlan Fungsi Muskuloskeletal 2265

kartilago
eprfisis —< m
proksimal tFi*f
'garis pertumbuhan

tulang spongius
m (mengandung sumsum merah)

endosteum

tulang kompak^
)
rongga sumsum

sumsum kuning
diafisis—< periosteum

osteosit
fe-
arteri

^15

■y7.
kanal periosteum
t.y'

pembuluh darah
epifisis —\
distal
h
GAMBAR 61>1. Struktur tulang panjang; komposisi tulang kompak.

{mis. vertebra). Bentuk dan konstruksi tulang tertentu disusun untuk menyanggga berat badan dan gerakan.
ditentukan oleh fungsi dan gaya yang bekerja padanya. Tulang pendek {mis. metakarpal) terdiri dari tulang
Tulang tersusun oleh jaringan tulang kanselus (trabe- kanselus dimtupi selapis tulang kompak. Tulang pipih
kular atau spongius) atau kortikal (kompak). Tulang {mis. sternum) merupakan tempat penting untuk hemato-
panjang {mis. femur berbentuk seperti tangkai atau batang poiesis dan sering memberikan perlindungan bag! organ
panjang dengan ujuhg yang membulat (Gbr. 61-1). Ba vital. Tulang pipih tersusun dari tulang kanselus di antara
tang, atau diafisis, terutama tersusun atas tulang kortikal. dua tulang kompak. Tulang tak teratur {mis. vertebra)
Ujung tulang panjang dinamakan epiflsis dan terutama mempunyai bentuk yang unik sesuai dengan fungsinya.
tersusun oleh tulang kanselus. Plat epifisis memisahkan Secara umun struktur tulang tak teratur sama dengan
epifisis dari diafisis dan merupakan pusat pertumbuhan tulang pipih.
longitudinal pada anak-anak. Pada orang dewasa, meng- Tulang tersusun atas sel, matriks protein dan deposit
alami kalsifikasi. Ujung tulang panjang ditutupi oleh mineral. Sel-selnya terdiri atas tiga jenis dasar-osteoblas,
kartilago artikular pada sendi-sendinya. Tulang panjang osteosit dan osteoklas. Osteoblas berfungsi dalam pem-
2266 UNIT 16: Fungsi Muskuloskeletal

bentukan lulang dengan mensekresikan matriks tulang. elektronegatif. Serabut kolagen memberi kekuatan terha-
Matriks tersusun atas 98% kolagen dan 2% substansi dap tarikan pada tulang, dan kalsium memberikan kekuat
dasar (glukosaminoglikan [asam polisakarida] dan proteo- an terhadap tekanan kepada tulang.
glikan). Matriks merupakan kerangka di mana garam- Ada dua model dasar osifikasi; intramembran dan
garam mineral anorganik ditimbun. Osteosit adalah sel endokondral. Penulangan iniramembranus di mana tulang
dewasa yang terlibat dalam pemeliharaan fungsi tulang tumbuh di dalam membran, terjadi pada tulang wajah dan
dan lerletak dalam osteon (unit matriks tulang). Osteoklas tengkorak. Maka ketika tengkorak mengalami penyem-
adalah sel muliinuklear (berinti banyak) yang berperan buhan, terjadi union secara fibrus. Benmk lain pemben
dalam penghancuran, resorpsi dan remodeling tulang. tukan tulang adalah penulangan endokondral, di mana
Osteon merupakan unit fungsional mikroskopis tulang terbentuk dahulu model tulang rawan. Pertama terbentuk
dewasa. Di tengah osteon terdapat kapiler. Di sekeliling jaringan serupa tulang rawan (osteoid), kemudian meng
kapiler tersebut merupakan matriks tulang yang dinama- alami resorpsi, dan diganti oleh tulang. Kebanyakan
kan lamela. Di dalam lamela terdapat osteosit, yang tulang di tubuh terbentuk dan mengalami penyembuhan
memperoleh nutrisi melalui prosesus yang berlanjut ke melalui osifikasi endokondral.
dalam kanalikuli yang halus (kanal yang menghubungkan Pemeliharaan Tulang, Tulang merupakan jaringan
dengan pembuluh darah yang terletak sejauh kurang dari yang dinamis dalam keadaan peralihan yang konstan
0,1 mm). (resorpsi dan pembentukan ulang). Kalsium dalam tulang
Tulang diselimuti di bagian luar oleh membran fibrus orang dewasa diganti dengan kecepatan sekitar 18% per
padat dinamakan periosteum. Periosteum memberi nutrisi tahun. Faktor pengatur penting yang menentukan keseim-
ke tulang dan memungkinkannya tumbuh, selain sebagai bangan antara pembentukan dan resorbsi tulang antara
tempat perlekatan tendon dan ligamen. Periosteum me- lain stres terhadap tulang, vitamin D, hormon paratiroid,
ngandung saraf, pembuluh darah, dan limfatik. Lapisan kalsitonin, dan peredaran darah.
yang paling dekat dengan tulang mengandung osteoblast, Vitamin D berfungsi meningkatkan jumlah kalsium
yang merupakan sel pembentuk tulang. dalam darah dengan meningkatkan penyerapan kalsium
Endosteum adalah membran vaskuler tipis yang me- dari saluran pencernaan. Kekurangan vitamin D mengaki-
nutupi rongga sumsum tulang panjang dan'rongga-rongga batkan defisit mineralisasi, deformitas dan patah tulang.
dalam tulang kanselus. Osteoklast, yang melarutkan tu Hormon paratiroid dan kalsitonin adalah hormon
lang untuk memelihara rongga sumsum, terletak dekat mama yang mengatur homeostasis kalsium. Hormon
endosteum dan dalam lakuna Howship (cekungan pada paratiroid mengatur konsentrasi kalsium dalam darah,
perraukaan tulang). sebagian dengan cara merangsang perpindahan kalsium
Sumsum tulang merupakan jaringan vaskuler dalam dari tulang. Sebagai respons kadar kalsium darah yang
rongga sumsum (batang) tulang panjang dan dalam tulang rendah, peningkatan kadar hormon paratiroid akan mem-
pipih. Sumsum tulang merah, yang teutama terletak di percepat mobilisasi kalsium, demineralisasi tulang, dan
sternum, ilium, vertebra dan rusuk pada orang dewasa, pembentukan kista tulang. Kalsitonin, dari kelenjar tiroid,
bertanggung jawab pada produksi sel darah merah dan meningkatkanpenimbunan kalsium dalam tulang.
putih. Pada orang dewasa, tulang panjang terisi oleh Pasokan darah juga mempengaruhi pembentukan tu
sumsum lemak kuning. lang. Dengan menurunnya pasokan darah atau hiperemia
Jaringan mlang mempunyai vaskularisasi yang sangat (kongesti), akan terjadi penumnan osteogenesis dan tulang
baik. Tulamg kanselus menerima asupan darah yang mengalami osteoporosis (berkurang kepadatannya). Nekro-
sangat banyak melalui pembuluh metafisis dan epifisis. sis mlang akan terjadi bila mlang kehilangan aliran darah.
Pembuluh periosteum raengangkut darah ke lulang kom-
pak melalui kanal Volkmann yang sangat kecil. Selain
itu, ada arteri nutrien yang menembus periosteum dan Penyembuhan Tulang
memasuki rongga meduler melalui foramina (lubang-
lubang kecil). Arteri nutrien memasok darah ke sumsum Kebanyakan patah mlang sembuh melalui osifikasi endo
dan tulang. Sistem vena ada yang mengikuti arteri ada kondral. Ketika tulang mengalami cedera, fragmen tulang
yang keluar sendiri. tidak hanya ditambal dengan jaringan parut. Namun
Pembentukan Tulang. Tulang mulai terbentuk lama tulang mengalami regenerasi sendiri. Ada beberapa ta-
sebelum kelahiran. Osifikasi adalah proses di mana mat hapan dalam penyembuhan tulang: (1) inflamasi, (2)
riks tulang (di sini serabut kolagen dan substansi dasar) proliferasi sel, (3) pembentukan kalus, (4) penulangan
terbentuk dan pengerasan mineral (di sini garam kalsium) kalus, dan (5) remodeling menjadi tulang dewasa (Gam-
ditimbun di serabut kolagen dalam suatu lingkungan bar 61-2).
BAB 61 : Pengkajian Fungsi Muskufoskeletal 2267

Sumsum

Tulang kortikal
Neovaskularisasi

i Kolagen
yang mengatur
bekuan darah

■0
/ Dalam
i beberapa hari
. 'Bekuan darah'pada tcmpat patah tulang ' f »

\v

w Fibroblast l!
1 Korteks mati
IT" (lakuna kosong)
— Periosteum Korteks hidup
e :,<a
— Osteosit

Pembuluh darah
P i
■:
Ki t'
melalui periosteum
Jaring-iaring tulang
i Kartilago

*9
$ '
Si
e f'i
ft' i-

beberapa bulan

■ ■-■ ■ ■ r/ its

VN*^®r §%y V) N iS«i


\«^f rwHi 1 Osteoklast

Jaring-jaring tulang
iflf
reaktif periosteum

Jaring-jaring tulang
reaktif endosteum

GAMBAR 61-2. Penyembuhan patah tulang panjang. (A) Segera setelah terjadi patah tulang, terbentuk bekuan darah yang.besar dalam
subperiosteum dan jaringan lunak. (B) Fase inflamasi: neovaskularisasi dan awal pengaturan bekuan darah. (C) Fase reparasi: pembentukan kalus
kartilago dan jaring-jaring tulang dekat tempat patah tulang. (D) Fase remodeling: korteks mengalami revitallsasi. (Rubin E and Farber JL.
Pathology, 2nd ed. Philadelphia. JB Lippincott, 1994.)
2268 UNIT 16: Fungs! Muskuloskeletal

Inflamasi. Dengan adanya patah tulang, tubuh meng- khususnya pada titik kontak langsung. Ketika remodeling
alami respons yang sama dengan bila ada cedera di lain telah sempurna, muatan permukaan patah tulang tidak
tempat dalara tubuh. Terjadi perdarahan dalam jaringan lagi negatif.
yang cedera dan terjadi pembentukan hematoma pada Proses penyembuhan tulang dapat dipantau dengan
tempat patah tulang. Ujung fragmen tulang mengalami. periksaan seri sinar-x. Imobilisasi harus memadai sampai
devitalisasi karena terputusnya pasokan darah. Tempat tampak tanda-landa adanya kalus pada gambaran sinar-x.
cedera kemudian akan diinvasi oleh makrofag (sel darah Kemajuan program terapi (dalam hal ini pemasangan gips
putih besar), yang akan membersihkan daerah tersebui. pada pasien yang mengalami patah tulang femur telah
Terjadi.inflamasi, pembengkakan dan nyeri. Tahap infla ditinggalkan dan diimobilisasi dengan traksi skelet) diten-
masi berlangsung beberapa hari dan hilang dengan berku- tukan dengan adanya bukti penyembuhan patah tulang.
rangnya pembengkakan dan nyeri. Penyembuhan Tulang dengan Fragmen yang Diap-
Proliferasi Sel. Dalam sekitar 5 hari, hematoma akan roksimasi Kuat. Bila patah tulang ditangani dengan teknik
mengalami organisasi. Terbentuk benang-benang fibrin fiksasi kaku terbuka, fragmen tulang dapat diganti dengan
dalam jendalan darah, membentuk jaringan untuk revas- kontak langsung. Gerakan pada patahan tulang dihilang-
kularisasi, dan invasi fibroblast dan osteoblast. kan. Dalam situasi seperti ini tahapan penyembuhan
Fibroblast dan osteoblast (berkerabang dari osteosit, tulang berbeda. Pembentukan hematoma tidak penting
sel endosiel, dan sel periosteum) akam menghasilkan dan tidak diperhatikan. Hanya sedikit atau tidak ada sama
kolagen dan proleoglikan sebagai matriks kolagen pada sekali pembentukan kalus tulang rawan. Terjadi penyem
buhan tulang primer.
patahan tulang. Terbentuk jaringan ikat fibrus dan tulang
Tulang imatur terbentuk dari endosteum. Terjadi
rawan (osteoid). Dari periosteum, tampak pertumbuhan
regenerasi intensif osteon baru, yang tumbuh pada garis
melingkaf. Kalus tulang rawan tersebut dirangsang oleh
patahan dengan proses yang sama dengan pemeliharaan
gerakan mikro minimal pada tempat patah tulang. Tetapi,
tulang normal. Kekuatan tulang telah kembali ketika os
gerakan yang berlebihan akan merusak struktur kalus.
teon yang baru sudah terbentuk secara sempurna. Dengan
Tulang yang sedang aktif tumbuh menunjukkan potensial
fiksasi dalam yang kalm, tulang mengalami penyembuhan
elektronegatif.
melalui remodeling tulang kortikal. Proses ini lebih
Pembentukan Kalus. Pertumbuhan jaringan berlanjut
lambat daripada jika tulang mengalami penyembuhan
dan lingkaran tulang rawan tumbuh mencapai sisi Iain
melalui-pembentukan kalus.
sampai celah sudah terhubungkan. Fragmen patahan Stres lokal (beban berat badan) berperan untuk me-
tulang digabungkan dengan jaringan fibrus, tulang rawan rangsang pembentukan tulang lokal dan remodeling.
dan tulang serat imamr. Bentuk kalus dan volume yang Tulang-mlang beban berat badan bersifat tebal dan kuat.
dibutuhkan untuk menghubungkan defek secara langsung Bila beban berat badan atau stres dihilangkan, seperti bila
berhubungan dengan juralah kerusakan dan pergeseran pasien dibiarkan berbaring lama, kalsium akan hilang dari
tulang. Perlu waktu 3 sampai 4 minggu agar fragmen mlang (resorpsi) dan tulang menjadi osteoporotik dan
tulang tergabung dalam mlang rawan atau jaringan fibrus. lemah. Bila stres pada mlang berlebihan, dapat terjadi
Secara klinis, fragmen tulang tak bisa lagi digerakkan. patah atau nekrosis tulang.
Osijikasi. Pembentukan kalus mulai mengalami penu-
langan dalam 2 sampai 3 minggu patah tulang melalui
proses penulangan endokondral. Mineral terus menerus Sistem Persendian
ditimbun sampai tulang benar-benar telah bersatu dengan
keras. Permukaan kalus tetap bersifat elektronegatif. Tulang-mlang dalam mbuh dihubungkan sam sama lain
Pada patah tulang panjang orang dewasa normal, penu dengan sendi atau artikulasi yang memungkinkan berba-
langan memerlukan waktu 3 sampai 4 bulan. gai macam gerakan. Berapa pun besarnya gerakan yang
Remodding. Tahap akhir perbaikan patah tulang raungkin dilakukan, hubungan antara dua tulang atau
meliputi pengmbilan jaringan mati dan reorganisasi lebih dinamakan sendi. Ada tiga macam sendi: sinartro-
tulang baru ke susunan struktural sebelumnya. Remodel sis, amfiartrosis, dan diartrosis. Sendi sinanrosis adalah
ing memerlukan waktu berbulan-bulan sampai bertahun- sendi yang tak dapat digerakkan, misalnya adalah sendi
tahun tergantung beratnya. modifikasi tulang yang dibu pada mlang tengkorak. Amfiartrosis, seperti sendi pada
tuhkan, fungsi tulang, dan—pada kasus yang melibatkan vertebra dan simfisis pubis, memungkinkan gerakan ter-
tulang kompak dan kanselus—stres fungsional pada tu batas. Tulang dipisahkan oleh mlang rawan fibrus.
lang. Tulang kanselus mengalami penyembuhan dan re Diartrosis adalah sendi yang mampu digerakkan secara
modeling lebih cepai dari pada tulang kortikal kompak, bebas.
BAB 61 : Pengkajian Fungsi Muskuloskeletal 2269

Jenis Sendi Diartrosis tulang rawan sendi. Bagian ini merupakan peredam ge
• Sendi peluru, misal pada persendian panggul dan taran.

bahu, memungkinkan gerakan bebas penuh (lihat Gbr. Ligamen (pita jaringan ikat fibrus) mengikat tulang
61-3 yang memperlihatkan potongan-melintang sendi dalam sendi. Ligamen'dan tendon otot, yang melintasi
j panggul yang dapat digerakkan). sendi, menjaga stabilitas sendi. Gambar 61-3 menggam-
i • Sendi engsel memungkinkan gerakan melipat hanya barkan ligamen pada pinggul dan pelvis. Pada beberapa
pada satu arah dan contohnya adalah siku dan lutut. sendi, ligamen antara sendi {mis. ligamen krusiatum di
'• Sendi pelana memungkinkan gerakan pada dua bidang lutut) terletak di dalam kapsul sendi dan memperkuat
yang sallng tegak lurus. Sendi pada dasar ibu jari stabilitas sendi.
adalah sendi pelana dua sumbu. •Bursa adalah suatu kantung berisi cairan sinovial yang
• Sendi pivot contohnya adalah sendi antara radius dan terletak di titik pergeseran. Bursa biasanya merupakan
ulna. Memungkinkan rotasi uhtuk melakukan aktivitas bantalan bagi pergerakan tendon, ligamen dan tulang di
seperti memutar pegangan pintu. siku, lutut, dan beberapa sendi lainnya.
• Sendi peluncur memungkinkan gerakan terbatas ke
semua arah dan contohnya adalah sendi-sendi tulang
karpalia di pergelangan tangan. Sistem Otot Skelet

Pada sendi yang dapat digerakkan, ujung persendian Anatomi Otot Skelet. Otot skelet (otot lurik) berperan
tulang ditutupi oleh tulang rawan hialin yang halus. dalam gerakan tubuh, postur dan fungsi produksi panas.
Persendian tulang tersebut dikelilingi oleh selubung fibrus Otot dihubungkan oleh tendon (tali jaringan ikat fibrus)
kuat kapsul sendi. Kapsul dilapisi oleh membran, sino- atau aponeurosis (lembaran jaringan ikat fibrus yang
vium, yang mensekresi cairan pelumas dan peredam lebar dan pipih) ke tulang, jaringan ikat, atau kulit.
getaran ke dalam kapsul sendi. Maka, permukaan tulang Kontraksi otot menyebabkan dua titik perlekatan mende-
tidak dapat kontak langsung. Pada beberapa sendi sino- kat satu sama Iain. Otot bervariasi ukuran dan bentiiknya
vial, terdapat diskus fibrokartilago di antara permukaan bergantung aktivitas yang dibutuhkan. Otot akan berkem-

ligamentum iliolumbarls ligamentum longitudinalis anterior

V>

ligamentum
> I
sakroiliaka
anterior 7 X
11.
^1- 5.V ,

ligamentum kartilago
inguinalis sendi

ligamentum
m
sakrospinosus kapsul
sendi
ligamentum
iliofemoralis
N. cairan sinovial

m
membran

\ ^1' sinovial

y» '

potongan rrellntang send! pinggul yang dapat bergerak

GAMBAR 61-3. Ligamentum pada pinggul dan pelvis.


2270 UNIT 16: FiJngsi Muskuloskeletal

bang dan lerpelihara bila digunakan secara aktif. Proses Depolarisasi sel otot normalnya terjadi sebagai res
penuaan dan disuse menyebabkan kehilangan fungsi otot pons terhadap rangsangan yang dibawa oleh sel saraf.
sehingga jaringan otot kontraktil akan diganti oleh jaring- Komunikasi antara sel saraf dan sel otot terjadi pada
an fibrotik. motor end plate. Neuron yang mengatur aktivitas sel otot
Otot lubuh tersusun oleh kelompok sel otot yang skelet dinamakan lower motor neuron. Neuron ini berasal
paralel (fasikuli) yang terbungkus dalam jaringan fibrus dari kornu anterior korda spinalis.
dinamakan epimisium atau fasia. Semakin banyak fasikuli Dibutuhkan energi untuk kontraksi otot dan relaksasi.
yang terdapat dalam otot semakin rinci gerakan yang Banyaknya energi yang diperlukan oleh otot skelet ber-»
ditimbulkan. beda-beda; sangat meningkat selama latihan. Sumber
Kecepatan kontiaksi otot berbeda-beda. Mioglobulin • energi untuk sel otot adalah adenosin trifosfat(ATP) yang
merupakan pigmen protein yang serupa dengan hemoglo dibangkitkan melalui metabolisme oksidatif seluler. Krea-
bin yang terdapat dalam otot lurik. Mloglobin bermanfaat tinin fosfat yang juga terdapat dalam sel otot, berperan
sebagai transpor oksigen unluk memenuhi kebutuhan sebagai cadangan kedua energi metabolisme; dapat dikon-
metabolik sel dari kapiler darah ke mitokondria sel otot. versi menjadi ATP bila perlu. Pada aktivitas rendah, otot
Otot mengandung sejumlah besar mioglobulin (otot me- skelet mensintesis ATP dari oksidasi glukcsa menjadi air
rah) yang ternyata berkontraksi lebih lambat dan lebih dan karbon dioksida. Selama masa aktivitas tinggi, bila
kuat {mis. otot pernapasan dan postur). Otot yang sedikil tidak tersedia oksigen yang memadai, glukosa terutama
mengandung mioglobulin (otot putili) berkontraksi cepat dimetabolisme menjadi asam laktat. Meskipun ATP juga
dan dalam waktu yang lama {mis. otot ekstraokuler di dapat dihasilkan selama produksi asam laktat, proses ini
mata). Kebanyakan otot mbuh mengandung baik serat tidak eflsien bila dibandingkan dengan Jalur oksidatif.
otot merah maupun serat otot putih. Sehingga diperlukan lebih banyak glukosa dan hams
Tiap sel otot (sering juga disebut serabut otot) me • disediakan oleh glikogen otot. Glikogen adalah suatu
ngandung miofibril, yang pada gilirannya tersusun atas tepung yang dibuat dari glukosa, disimpan dalam sel
sekelompok sarkomer, yang merupakan unit kontraktil selama periode istirahat, dan dipergunakan dalam periode
otot skelet yang sebenarnya. Komponen sarkomer dikenal aktivitas. Kelelahan otot mungkin disebabkan oleh peme-
sebagai filamen tebal dan tipis. Filamen tipis tersusun cahan glikogen dan simpanan energi serta penumpukan
terutama oleh protein yang dikenal sebagai aktin. Filamen asam laktat. Sebagai akibatnya, lingkaran kontraksi dan
tebal tersusun terutama oleh protein miosin. - relaksasi otot tak dapat berlanjut.
Kontraksi Otot Skelet. Koniraksi otot diakibatkan oleh
Selama kontraksi otot, energi yang dilepaskan dari
kontraksi masing-masing komponen sarkomer. Kontraksi
ATP tidak selumhnya digunakan oleh aparatus kontraktil.
sarkomer disebabkan oleh interaksi antara miosin dalam
Kelebihan energi ini akan dilepaskan dalam bentuk panas.
filamen tebal dan aktin dalam filamen tipis, yang saling
Selama kontraksi isoraetrik, hampir semua semua energi
mendekat dengan adanya peningkatan lokal kadar ion
dilepaskan dalam bentuk panas; selama kontraksi isoto-
kalsium. Filamen tebal dan tipis saling meluncur satu
sama lain. Ketika kadar kalsium dalam sarkormer menu-
nik, sebagian energi dikeluarkan dalam bentuk kerja
run, filamen miosin dan aktin berhenti berintraksi dan
mekanis. Pada keadaan tertentu, seperti saat menggigil
sarkomer kembali ke panjang istirahat awalnya (relak- karena kedinginan, kebutuhan untuk menghasilkan panas
sasi). Aktin dan miosin tidak dapai berinieraksi bila tak merupakan rangsangan utama untuk koniraksi otot.
ada kalsium. , Jenis-Jenis Kontraksi Otot. Kontraksi serabut otot
Serabut otot akan berkontraksi sebagai respons terha- dapat menghasilkan kontraksi isoionik maupun isometrik.
dap rangsangan listrik. Bila terangsang, sel otot akan Pada kontraksi isometrik, panjang otot tetap konstan
membangkitkan suatu potensial aksi dengan cara serupa tetapi tenaga yang dihasilkan oleh otot meningkat; contoh-
dengan yang terlihal pada sel saraf. Potensial aksi, ini nya adalah bila kita mendorong dinding yang tak dapat
akan menjalar sepanjang membran sel dan mengakibatkan digerakkan. Kontraksi isotonik, sebaliknya, ditandai de
pelepasan ion kalsium ke dalam sel otot yang sebelumnya ngan pemendekan otot tanpa peningkatan tegangan dalam
tersimpan dalam organel khusus yang dinamakan retiku- otot; contohnya adalah fleksi lengan atas. Pada aktivitas
lum sarkoplasmikum. Adalah kalsium yang memung- normal, kebanyakan gerakan otot adalah kombinasi kon
kinkan interkasi antara aktin dan miosin dalam sarkomer. traksi isotonik dan isometrik. Misalnya ketika berjalan,
Segera setelah membran sel mengalami depolarisasi, kontraksi isotonik menyebabkan pemendekan tungkai,
membran ini akan kembali ke tegangan membran istira dan selama kontraksi isometrik, kekakuan tungkai akan
hat. Kalsium dengan cepat diambil dari sarkomer oleh mendorong lantai.
reakumulasi aktif dalam retikulum sarkoplasmikum, dan Tonus Otot. Otot yang sedang relaksasi menunjukkan
otot kembali relaks. suatu keadaan yang selalu siap untuk berespons terhadap
BAB 61 : Pengkajian Fungsi Muskuloskeletal 2271

setiap rangsangan kontraksi. Keadaan selalu siap ini kan atrofi. Tirah baring dan imobilisasi akan menyebab
dikenal sebagai tonus otot dan disebabkan karena tetap kan kehilangan masa dan kekuatan otot. Bila imobilisasi
terjaganya beberapa serat otot dalam keadaan kontraksi. karena suatu modalitas penanganan (mis. pada gips dan
Organ indera dalam otot (spindel otot) selalu memantau traksi), kita dapat mengurangi efek imobilitas pasien
tonus otot. Tonus otot menjadi paling minimal saat tidur dengan latihan isometrik otot-otot di bagian yang diimo-
dan meningkat |cetika seseorang dalam keadaan cemas. bilisasi. Latihan kuadriseps (mengencangkan otot paha)
Otot yang tonusnya kurang dari normal disebut flaksid; dan latihan gluteal (mengencangkan otot bokong) dapat
otot yang tonusnya lebih tinggi dari normal dinamakan membantu mempertahankan kelompok otot besar yang
spastik. Pada kerusakan lower motor neuron (mis. polio), penting untuk berjalan. Latihan alrtif dan beban berat
otot yang mengalami denervasi akan menjadi atonik badan pada bagian tubuh yang tidak mengalami cedera
(lunak dan menggelambir) dan atrofi. dapat mencegah terjadinya atrofi otot. ^
Keija Otot. Otot mampu melakukan gerakan hanya Ketika otot mengalami cedera, hams diistirahatkan
dengan cara kontraksi. Melalui koordinasi kelompok- dan diimobilisasi sampai terjadi perbaikan. Otot yang
kelompok otot, tubuh mampu melakukan berbagai macam sudah sembuh kemudian harus dilatih secara progresif
.gerakan. Penggerak utama adalah otot yang menyebab- untuk mencapai kemampuan fungsional dan kekuatan
kan gerakan tertentu. Otot yang membantu penggerak seperti sebelum cedera.
utama dinamakan sinergis. Otot yang menyebabkan ge
rakan berlawanan dengan penggerak utama dikenal seba
gai antagonis. Otot antagonis hams relaks imtuk memberi Pertimbangan Gerontologik
kesempatan penggerak utama berkontraksi, menghasilkan
Berbagai pembahan terjadi pada sistem muskuloskeletal,
gerakan. Misalnya, ketika kontraksi biseps menyebabkan
meliputi tulang keropos (osteoporotik), pembesaran sen
fleksi sendi siku, biseps merupakan penggerak utama dan'
di, pengerasan tendon, keterbatasan gerak, penipisan
triseps sebagai antagonis. Bila otot mengalami paralfsis,
diskus intervertebralis, dan kelemahan otot, terjadi pada
orang tetap dapat memperoleh kembali fungsi otot melalui
proses penuaan. Masa tulang mencapai puncaknya pada
kelompok sinergis untuk berkoordinasi sedemikian rupa
usia 35 tahun, setelah itu terjadi kehilangan tulang menye-
untuk menghasilkan gerakan yang diinginkan. Penggerak
lumh secara bertahap. Berbagai pembahan raetabolik,
sekunder kemudian menjadi penggerak utama.
meliputi penumnan estrogen pada menopause dan penu-
Gerakan tubuh yang dapat dihasilkan oleh kontraksi mnan aktivitas, berperan dalam hilangnya masa tulang
otot sangat banyak. Fleksi ditandai dengan adanya lipatan
(osteoporosis). Wanita akan mengalami lebih banyak
pada sendi (mis. siku). Gerakan yang berlawanan adalah kehilangan masa tulang dibanding pria. Pada usia 75
ekstensi, atau pelumsan sendi. Abduksi adalah gerakan tahun, rata-rata wanita telah kehilangan 25% tulang
yang menjauhkan diri dari garis tengah tubuh. Gerakan kortikalnya dan 40% tulang trabekularnya.'Selain itu,
yang mendekati garis tengah tubuh dinamakan adduksi. terjadi pembahan bentuk dan penumnan kekuatan. Bila
Rotasi adalah gerakan memutar pada sumbu tertentu (mis. terjadi patah tulang, tumbuhnya jaringan fibras lebih
sendi bahu). Sirkumduksi adalah gerakan ibu jari yang lambat pada lansia.
. berbentuk corong. Gerakan khusus tubuh meliputi supina- Pada lansia, stmktur kolagen kurang mampu menye-
si (membalik telapak tangan ke atas), pronasi (membalik rap energi. Kartilago sendi mengalami degenerasi di
telapak tangan ke bawah), inversi (memutar telapak kaki daerah yang menyangga tubuh dan menyembuh lebih
ke dalam), eversi (lawan gerakan inversi), protraksi lama. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya osteoartri-
(menarik dagu ke depan), dan retraksi (menarik dagu ke tis. Begitu pula masa otot dan kekuatannya juga berku-
belakang). rang. Terjadi kehilangan jumlah serat otot iibat atrofi
Latihan, Disuse, dan Perbaikan. Otot harus selalu miofibril dengan penggantian jaringan fibms, yang mulai
dilatih imtuk menjaga fungsi dan kekuatannya. Bila otot terjadi pada dekade keempat kehidupan.
bemlang-ulang mencapai tegangan maksimum atau men Selain itu, masalah muskuloskeletal sebelumya yang
dekati maksimum selama waktu yang lama, seperti pada sudah pernah terkompensasi dapat menjadi masalah bam
latihan beban teratur, maka irisan melintang otot akan dengan bertambahnya usia. Misalnya, pasien yang telah
membesar (hipertrofi). Ini disebabkan karena penambah- sembuh dari polio dan sudah mampu berfungsi secara •
an ukuran masing-ipasing serat otot tanpa peningkatan normal dengan menggunakan kelompok otot sinergis bisa
jumlah serat otot. Hipertrofi hanya bisa dipertahankan kehilangan kemampuannya lagi. Mereka mengalami pe
selama latihan dilanjutkan. numnan kemampuan kompensasinya.
Fenomena sebaliknya terjadi bila terjadi disuse otot Kebanyakan efek proses penuaan dapat diatasi bila
dalam waktu yang lama. Pengecilan ukuran otot dinama tubuh dijaga tetap sehat dan akif.
2272 UNIT 16: Fungsi Muskuloskeletal

tidak dalam kesejajaran anatomis harus dicaiai. Angulasi


Pengkajian Fisik
abnormal pada tulang panjang atau gerakan pada titik
Pemeriksaan sistem muskuloskeletal berkisar dari peng selain sendi biasanya menunjukkan adanya patah tulang.
kajian dasar kemampuan fungslonal sampai manuver Bisa teraba krepitus (suara berderik) pada titik gerakan
pemeriksaan fisik canggih yang dapai menegakkan diag abnormal. Gerakan fragmen tulang harus diminimalkan
nosis kelainan khusus tulang, otot dan sendi. Pengkajian untuk mencegah cedera lebih lanjut.
keperawatan terutama merupakan evaluasi fungsional. Mengkaji Tulang Belakang. Kurvatura normal tulang
Teknik inspeksi dan palpasi dilakukan untuk mengeva- belakang biasanya konveks pada bagian dada dan konkaf
luasi integritas tulang, postur, fungsi sendi, kekuatan sepanjang leher dan pinggang. Deformitas tulang bela
otot, cara beijalan, dan kemampuan pasien melakukan kang yang sering terjadi yang perlu diperhatikan meliputi
aktivilas kehidupan sehari-hari. skoliosis (deviasi kurvatura lateral tulang belakang),
Pengkajian muskuloskeletal biasanya terintegrasi de- kifosis (kenaikan kurvatura tulang belakang bagian dada),
ngan pemeriksaan fisik rutin. Sistem ini berhubungan erat dan lordosis (membebek, kurvatura tulang belakang
dengan sistem saraf dan kardiovaskuler; sehingga, peng bagian pinggang yang berlebihan)(Gambar 61-4). Kifosis
kajian ketiga sistem tersebut sering dilakukan secara sering dijumpai pada manula dengan osteoporosis dan
bersamaan. Dasar pengkajian adalah perbandingan sime- pada pasien dengan penyakit neuromuskular. Skoliosis
irisitas bagian tubuh. Kedalaman pengkajian bergantung bisa kongeniial, idiopatik (tanpa diketahui penyebabnya),
pada keluhan fisik pasien dan riwayat kesehatan dan atau akibat kerusakan otot paraspinal, seperti pada pende-
semua petunjuk fisik yang ditemukan pemeriksa yang rita poliomielitis. Lordosis biasa dijumpai saai kehamilan
meifierlukan eksplorasi lebih jauh. karena penderita berusaha menyesuaikan postumya akibat
Bila ada.gejala khas atau temuan fisik disfungsi perubahan pusat gaya beratnya.
muskuloskeletal yang jelas, temuan pemeriksaan harus Pada saat inspeksi tulang belakang, buka baju pasien
didokumentasikan dengan cermat dan informasi tersebut untuk menampakkan seluruh punggung, bokong dan tung-
diberitahukan kepada dokter, yang akan menentukan kai. Pemeriksa memeriksa kurvatura tulang belakang dan
perlunya pemeriksaan dan penegakan diagnosa yang lebih simetri batang tubuh dari pandangan anterior, posterior
ekstensif. dan lateral. Berdiri di belakang pasien, pemeriksa dapat
Mengkaji Skelet Tubuh. Skelet tubuh dikaji mengenai memperhatikan setiap perbedaan tinggi bahu dan krista
adanya deformiatas dan kesejajaran. Pertumbuhan tulang iliaka. Lipatan bokng normalnya simetris. Simetri bahu
yang abnormal akibat tumor tulang dapat. dijumpai. Pe- dan pinggul, begitu pula kelurusan tulang belakang, dipe-
mendekan-ekstremitas, amputasi, dan bagian tubuh yang riksa dengan pasien berdiri tegak dan membungkuk ke

GAMBAR 61-4. (A) Kifosis: bertam-


bahnya kbnveksitas atau kurvatura tulang
belakan daerah dada.(B) Lordosis: mem
bebek; kurvatura yang berlebihan pada
tulang belakang di daerah pingang. (C)
Skoliosis: Kurvatura lateral tulang bela
kang.

A Wfosis B Lordosis C Skoliosis


BAB 61,: Pengkajian Fungsi Muskuloskeletal 2273

depan (fleksi). (Skoliosis ditandai dengan kurvatura late Normalnya, sendi bergerak secara halus. Suara gemele-
ral abnormal tulang belakang, bahu yang tidak sama ting- tuk dapat menunjukkan adanya ligamen yang tergelincir
gi, garis pinggang yang tidak simetris, dan skapula yang di antara tonjolan tulang. Permukaan yang kurang rata,
menonjol, akan lebih jelas dengan uji membungkuk ke seperti pada keadaan artritis, mengakibatkan adanya
depan.) Selain itu, lansia akan mengalami kehilangan tinggi krepims karena permukaan yang tidak rata tersebut saling
badan akibal hilangnya tulang rawan tulang belakang. bergeseran satu sama lain.
Mengkaji Sistem Persendian. Sistem persendian di- Jaringan sekitar sendi diperiksa adanya benjolan.
evaluasi dengan memeriksa luas gerakan, deformitas, Reumatoid artritis, gout, dan osteoartritis menimbulkan
stabilitas, dan adanya benjolan. Luas gerakan dievaluasi • benjolan yang khas. Benjolan di bawah kulit pada reuma
balk secara aktif(sendi digerakkan oleh otot sekitar send!) toid artritis lunak dan terdapat di dalam dan sepanjang
maupun pasif (sendi digerakkan oleh pemeriksa). Peme- tendon yang memberikan ^ngsi ekstensi pada sendi.
riksa harus sudah hafal dengan luas gerakan normal' Biasanya, keterlibatan sendi mempunyai pola yang simet
sendi-sendi besar seperti yang didefmlsikan oleh Ameri ris (Gambar 61-5). Benjolan pada gout keras dan terletak
can Academy of Orthopedic Surgeons. Pengukuran yang dalam dan tepat di sebelah kapsul sendi itu sendiri.
tepat terhadap luas gerakan dapat dilakukan dengan go Kadang mengalami ruptur, mengeluarkan kristal asam
niometer (suatu busur derajat yang dirancang khusus urat putih ke permukaan kulit. Benjolan osteoartritis
untuk mengevaluasi gerakan sendi). Bila siialu sendi keras dan tidak nyeri dan merupakan pertumbuhan tulang
dieksiensi maksimal namun masih tetap ada sisa fleksi, baru akibat destruksi permukaan kartilago pada tulang
maka luas gerakan dikatakan terbatas. Luas gerakan yang dalam kapsul sendi. Biasanya ditemukan pada lansia.
terbatas bisa disebabkan karena deformiatas skeletal, Kadang ukuran sendi menonjol akibat atrofi otot di
patologi sendi, aiau kontraktur otot dan tendo di sekitar- proksimal dan distal sendi. Sering terlihat pada reumatoid
nya. Pada iansia, keterbatasan gerakan yang berhubungan artritis sendi lutut, di mana otot kuadrisep dapat meng
dengan patologi sendi degeneratif dapat menurunkan ke- alami atrofi secara dramatis. Biasanya sendi dijaga tidak
mampuan mereka melakukan aktiviias hidup sehari-hari. bergerak untuk menghindari rasa nyeri, dan otot-rotot
Jika gerakan sendi mengalami gangguan atau sendi yang memberikan fungsi sendi akan mengalami atrofi
terasa nyeri, maka harus diperiksa adanya kelebihan karena disuse (lihat Bab 52.)
cairan dalam kapsulnya (efusi), pembengkakan, dan pe- Mengkaji Sistem Otot. Sistem otot dikaji dengan
ningkaian suhu yang mencerminkan adanya inflamasi memperhatikan kemampuan mengubah ppsisi, kekuatan
aktif. Kita mencurigai adanya efusi bila sendi tampak otot dan koordinasi, dan ukuran masing-masing otot.
membengkak ukurannya dan tonjolan mlangnya menjadi Kelemahan otot sekelompok otot menunjukkan berbagai
samar. Tempat yang paling sering terjadi efusi adalah macam kondisi seperti.polineuropati, gangguan elektrolit
adalah di lutut. Bila hanya ada sedikit cairan di rongga (khususnya kalsium dan kalium), miastenia gravis, polio-,
sendi di bawah tempurung lutut, dapat diketahui dengan mielitis, dan distrofi otot. Dengan melakukan palpasi otot
manuver berikut: aspek lateral dan medial lutut dalam saat ekstremitas relaks digera^an secara pasif, perawat
keadaan ekstensi diurut dengan kuat ke arah bawah. Ge dapat merasakan tonus otot. Kekuatan otot dapat diperki-
rakan tersebut akan menggerakkan setiap cairan ke bawah.
'Begitu ada lekanan dari sisi lateral dan medial, pemeriksa
akan melihat di sisi lain adanya benjolan di bawah tem
purung lumi. Bila terdapat cairan dalam jumlah banyak, % *r- v
tempurung lutut akan terangkat ke atas dari femur saat
ekstensi lutut. Bila dicurigai adanya inflamasi atau cairan •
Hfllam sendi, perlu dilakukan konsultasi dengan dokter.
Deformitas sendi bisa disebabkan kontraktur (pe-
mendekan struktur sekitar sendi), dislokasi (lepasnya
permukaan sendi), subluksasi (lepasnya sebgian permu-
kaan sendi), atau disrupsi struktur sekitar sendi. Kele-
W:<
mahan atau putusnya struktur penyangga sendi dapat
mengakibatkan sendi terlalu lemah untuk berfungsi seper
ti yang diharapkan, sehingga memerlukan alat penyokong
<7 /1
eksternal (mis. brace).
Palpasi sendi sementara sendi digerakkan secara pasif GAMBAR 61-5. Artritis reumatoid. (Rubin E and Farber JL. Patho
akan memberikan informasi mengenai integritas sendi. logy, 2end ed. Philadelphia, JB Lippincott, 1994.)
"2274 UNIT 16: Fungsi Muskuloskeletal,

rakan'dengan dengan menyumh pasien menggerakkan kaji denyut perifer, Warna, suhu dan waktu pengisian
beberapa tugas dengan atau tanpa tahanan. Misalnya, kapiler. Adanya luka, memar, perubahan wama kulit dan
bisep-dapat diuji dengan meminta pasien untuk melurus- tanda penurunan sirkulasi perifer atau infeksi dapat mem
kan sepqnuhnya lengan dan kemudian memfleksikan me- pengaruhi penatalaksanaan keperawatan.
lawan tahanan yang diberikan oleh perawat. Bersalaman
dapat menunjukkan kekuatan genggaman.
Klonus otot (kontraksi ritmik otot) dapat dibangkitkan Evaluasi Diagnostik
pada pergelangan kaki atau tangan dengan dorsofleksi
kaki mendadak dan kuat atau ekstensi pergelangan ta Implikasi Keperawatan
ngan. Fasikulasi (kedutan kelompok otot secara involun-
ter) dapat terlihat. Persiapan untuk pemeriksaan diagnostik meliputi pengka
- Lingkar ekstremitas harus diukur untuk memantau jian pasien mengenai kondisinya (mis. kehamilan, klau,s-
pertambahan ukuran akibat adanya edema atau perda- trofobia, implan logam, kemampuan mentoleransi posisi
rahan ke dalam otot; juga dapat dipergunakan untuk yang diinginkan akibat lansia, keterbelakangan mental
mendeteksi pengurangan ukuran akibat atrofi. Ekstremi dan deformitas) yang memerlukan pendekatan khusus
tas yang sehat digunakan sebagai standar acuan. Peng- selama pemeriksaan. Perawat harus berkomunikasi de
ukuran dilakukan pada lingkar terbesar ekstremitas. Perlu ngan dokter dan departemen terkait mengenai situasi yang
diingat bahwa pengukuran harus dilakukan pada lokasi mungkin mempengaruhi uji diagnostik yang dilakukan.
yang sama pada ekstremitas dan dengan ekstremitas pada
posisi yang sama dengan otot dalam keadaan istirahat.
Jarak dari tanda anaiomis tertentu (mis. 10 cm di bawah Pemeriksaan Khusus
aspek medial lutut untuk pengukuran otot betis) harus
Prosedur Pencitraan
dicatat pada catatan pasien sehingga pengukuran selan-
jumya dapat dikerjakan pada titik yang'sama. Untuk Sinar-X penting untuk mengevaluasi pasien dengan ke-
memudahkan pengkajian berseri, titik pengukuran dapat lainan muskuloskeletal. Sinar-X tulang mengganibarkan
dilakukan dengan membuat tanda di kulit. Perbedaan kepadatan tulang, tekstur, erosi dan perubahan hubungan
ukuran yang lebih besar dari 1 cm dianggap bermakna. mlang. Sinar-X multipel diperlukan untuk pengkajian
Mengkaji Cara Beijalan. Cara berjalan dikaji dengan paripurna struktur yang sedang diperiksa. Sinar-X kor-
meminta pasien berjalan dari tempat pemeriksa sampai leks tulang menunjukkan adanya pelebaran, penyempitan,
beberapa jauh. Pemeriksa memperhatikan caar berjalan dan tanda iregularitas. Sinar-X sendi dapat menunjukkan
mengenai kehalusan dan iramanya. Setiap adanya gerakan adanya cairan, iregularitas, spur, penyempitan, dan per
yang" tidak teratur dan ireguler (biasnya terlihat pada ubahan struktur sendi.
pasien lansia) dianggap tak normal. Bila terlihat pincang, Computed tomography(CT scan) menunjukkan rin-
kebanyakan disebabkan'oleh nyeri akibat menyangga be- cian bidang tertentu tulang yang terkena dan dapat mem-
ban tubuh. Pada kasus seperti ini pasien biasanya mampu perlihatkan tumor jaringan lunak atau cedera ligamen atau
menunjukkan dengan jelas tempat rasa tidak nyama, tendon. Digunakan untuk mengidentifikasi lokasi dan
sehingga dapat mengarahkan pemeriksaan selanjutnya. panjangnya patah mlang di daerah yang sulit dievaluasi
Bila salah satu ekstremitas lebih pendek dari yang lain, (mis. asetabulum). Pemeriksaan dilakukan bisa dengan
dapat juga terlihat pincang saat pelvis pasien turun ke atau tanpa kontras dan berlangsung sekitar sam jam.
bawah di sisi yang terkena setiap kali melangkah. Keter- Magnetic resonance imaging (MRI) adalah teknik
batasan gerak sendi dapat mempengaruhi cara berjalan. pencitraan khusus, noninvasif, yang menggunakan medan
Berbagai kondisi neurologis yang berhubungan dengan magnet, gelombang radio, dan komputer unmk memperli-
cara bejalan abnormal (mis. cara berjalan spastik hemi- hatkan abnormalitas (mis. tumor atau penyempitan jalur
paresis—stroke, cara berjalan selangkah-selangkah—pe- jaringanl lunak melalui tulang)jaringan lunak seperti otot,
nyakit lower motor neuron-, cara berjalan bergetar— tendon, dan tulang rawan. Karena yang digunakan elek-
penyakii Parkinson). tromagnet, pasien yang mengenakan implah Ipgam,
Mengkaji Kulit dan Sirkulasi Perifer. Sebagai tam- braces atau pacemaker tidak bisa menjalani pemeriksaan
bahan pengkajian sistem muskuloskeletal, perawat harus ini. Perhiasan harus dilepas. Pasien yang menderita
melakukan inspeksi kulit dan melakukan pengkajian sir klaustrofobia biasanya tak mampu menghadapi ruangan
kulasi perifer. Palpasi kulit dapat menunjukkan adanya teitump peralatan MRI tanpa penenang.
suhu yang lebih panas atau lebih dingin dari lainnya dan Angiografi adalah pemeriksaan struktur vaskuler.
adanya edema. Sirkulasi perifer dievaluasi dengan meng- Arteriografi adalah pemeriksaan sistem arteri. Suatu
BAB 61 : Pengkajian Fungsi Muskuloskeletal 2275

bahan kontras radiopaque diinjeksikan ke dalam arteri nyustmnya. Pemeriksaan cairan sinovial sangat berguna
tertentu, dan diambil foto sinar-X serial sistem arteri yang untuk mendiagnosis reumatoid artritis dan atrofi inflamasi
dipasok oleh arteri tersebut. Prosedur ini sangat berman- lainnya dan dapat memperlihatkan adanya hemartrosis
faat untuk mengkaji perftisi arteri dan bisa digunakan (perdarahan di dalam rongga sendi), yang mengarahkan
untuk" tingkat amputasi yang.akan dilakukan. Setelah ke trauma atau kecenderungan perdarahan. •
dilakukan prosedur ini, pasien dibiarkan berbaring selama Artroskopi merupakan prosedur endoskopis yang
12 sampai 24 jam untuk mencegah perdarahan pada memungkinkan pandangan langsung ke dalam sendi.
tempat penusukan arteri. Perawat memantau tanda vital, Prosedur ini dilakukan dalam kamar operas! dalam kon-
terapat penusukan untuk melihat adanya pembengkakan, disi steril; perlu dilakukan injeksi anestesi lokal ataupun
perdarahan, dan hematoma; dan ekstremitas bagian dis- dengan anestesi umum. Jarum bore besar dimasukkan dan
talnya untuk menilai apakah sirkulasinya adekuat. sendi diregangkan dengan salin. Artroskop kemudian
Digital subtraction angiography (DSA) memper- dimasukkan dan struktur sendi, sinovium dan permukaan
gunakan teknologi komputer untuk memperlihatkan sis sendi dapat dilihat. Setelah prosedur ini, luka ditutup
tem arterial melalui kateter vena. dengan balutan steril. Sendi dibalut dengan balutan tekan
Venogram adalah peraeriksaan sistem vena yang untuk menghindari pembengkakan. Bila perlu diletakkan
sering digunakan untuk mendeteksi trombosis vena. es untuk mengurangi edema dan rasa tidak nyaman.
Mielogran, penyuntikan bahan kontras ke dalam Secara umum, sendi tetap diekstensikan dan dielevasi
rongga subarakhnoid spinalis lumbal, dilakukan untuk untuk mengurangi pembengkakan. Pasien dianjurkan
melihat adanya herniasi diskus, stenosis spinal (penyem- untuk membatasi aktivitas setelah prosedur. Fungsi neu-
piian kahalis spinalis) atau tempat adanya tumor. (Teknik rovaskular dipantau. Analgesik dapat diberikan untuk
ini telah didiskusikan di Bab 58.) memantau rasa tidak nyaman. Komplikasi jarang tetapi
Diskografl adalah pemeriksaan diskus vertebralis; dapat mencakup infeksi, hemartrosis, tromboflebitis,
suatu bahan kontras diinjeksikan ke dalam diskus dan kaku sendi, dan penyembuhan luka yang lama, , ,
dilihat distribusinya. Pemindm tulang (skintigrafi tulang) mencefmiiikan
ArtrograH adalah penyuntikan bahan radiopaque atau derajat sejauh mana matriks tulang "mengambil" isotop
udara ke dalam rongga sendi untuk melihat struktur radioaktif khusus tulang yang diinjeksikan ke dalam sis
jaringan lunak dan kontur sendi. Sendi diletakkan dalam tem tersebut. Pemindai dilakukan 4 sampai 6j^ setelah
kisaran pergerakannya sementara itu diambil gambar isotop diinjeksikan. Derajat ambilan nuklida berhubungan
sinar-X serial. Artrogram sangat berguna untuk meng- langsung dengan metabolisme tulang. Peningkatan ambil
identifikasi adanya robekan akut atau kronik kapsul sendi an isotop tampak pada penyaidt primer tulang (osteosar-
atau ligamen penyangga lutut, bahu, tumit, pinggul, dan koma), pehyakit tulang metastatik, penyakit inflamasi
pergelangan tangan. (Bila terdapat robekan, bahan kon skelet (osteomielitis) dan pada beberapa jenis patah tulang.
tras akan mengalalami kebocoran keluar dari sendi dan Tidak diperlukan pembatasan aktivitas untuk pemerik
akan terlihat dengan sinar-X.) Setelah dilakukan artro saan ini. Untuk meningkatkan ekskresi isotop, pasien
gram, biasanya sendi diimobilisasi selama 12 sampai 24 dianjurkan meminum air banyak-banyak. Pemeriksaan
jam dan diberi balut tekan elastis. Diberikan usaha untuk radionuklida berikuinya tak boleh dilakukan dalam 1 atau
meningkatkan rasa nyaman sesuai kebutuhan. 2 hari setelahnya.
Termografi mengi^r derajat pancaran p^as dari
Pemeriksaan Lain
permukaan kulit. Kondisi inflamasi seperti. artritis dan
infeksi, begitu pula neoplasms, harus dievaluasi. Peme
Artrosentesis (aspirasi sendi) dilakukan untuk ihemper- riksaan serial dapat dilakukan untuk mendokumentasi epi
oleh cairan sinovial untuk keperiuan pemeriksaan atau sode inflamasi dan fespons pasien terhadap terapi peng-
untuk menghilangkan nyeri akibat efusi. Dengan menggu- obatan antiinflamasi. ,
nakan teknik aseptis, dokter raemasukkan jarum ke dalam Elektromiogran member! informasi mengenai po-
sendi dan melakukan aspirasi cairan. Kemudian dipasang tensial listrik otot dan saraf yang mempersarafi. Tujuan
balutan steril setelah dilakukan aspirasi. prosedur ini adalah untuk menentukan setiap abnormalitas
Normalnya, cairan sinovial jemih, pucat berwama flingsi unit motor end. Elektroda jarum ditusukkan ke otot
seperti jerami dan volumenya sedikit. Cairan tersebut tertentu, dan respons terhadap rangsangan listrik-dicatat
kemudian diperiksa secara makroskopis mengenai volu pada suatu oskiloskop. Kompres hangat dapat mengurangi'
me, wama, kejemihan dan adanya bekuan musin. Dipe rasa tak nyaman setelah tindakan ini.
riksa juga secara mikrokopis untuk memeriksa jumlah Absorpsiometri foton tunggal dan ganda adalah uji
sel, identifikasi sel, pewarnaan Gram, dan elemen pe- noninvasif untuk menentukan kandungan mineral tulang
2276 UNIT 16: Fungsi Muskuloskeletal

pada pergelangan tangan atau tulang belakang. Osteopo pengkajian keperawatan. Diagnosa keperawatan dan ren-
rosis dapat dideteksi menggunakan alat densilometri ini. cana asuhan dikembangkan dan disesuaikan dengan ke-
Biopsi dapat dilakukan untuk menentukan struktur dan butuhan pasien.
komposisi tulang, otot, dan sinovium untuk membantu Pertama-tama, pasien memerlukan dukungan dan
menentukan penyakit tertentu. Tempat biopsi hams di- asuhan keperawatan selama periode pengkajian, termasuk
pantau mengenai adanya edema, perdarahan, dan nyeri. persiapan fisik dan psikologis untuk pemeriksaan dan uji.
Mungkin perlu diberikan es untuk mengontrol edema dan Pendidikan pasien sebelum dilakukan uji (meliputi apa
perdarahan dan analgetika untuk mengurangi rasa tak yang akan dikerjakan; kenapa hams dikerjakan, apa yang
nyaman. akan dialami pasien, meliputi sensasi rabaan, penglihatan
dan pendengaran dan partisipasi pasien yang diharapkan)
akan mengurangi kecemasan dan membuat pasien men-
Pemeriksaan Laboratorium jadi lebih aktif berpartisipasi dalam perawatan.
Pemeriksaan darah dan urine pasien dapat memberikan Hasil diagnostik medis dan program penanganan yang
informasi mengenai masalah muskuloskeletal primer ditentukan akan mempengamhi penatalaksanaan kepe
(mis. penyakit Paget) atau komplikasi yang terjadi (mis. rawatan pasien. Rencana asuhan keperawatan akan men-
infeksi), sebagai dasar acuan pemberian terapi (mis. cerminkan usaha keperawatan yang akan memberikan
terapi antikoagulan). Pemeriksaan darah lengkap meliputi fasilitas bagi penyelesaian masalah kesehatan pasien dan
kadar hemoglobin (biasanya lebih rendah bila terjadi promosi kesehatan.
perdarahan karena trauma) dan hitung darah putih. Sebe- Pengkajian keperawatan memungkinkan perawat
lum dilakukaii pembedahan, pemeriksaan pembekuan mengidentifikasi masalah kesehatan yang dapat diperbaiki
darah hams dilakukan untuk mendeteksi kecendemngan dengan intervensi keperawatan. Diagnosa keperawatan
perdarahan, karena tulang mempakan jaringan yang sa- akmal dan potensial yang sering dijumpai pada pasien
ngat vaskuler. dengan kelainan muskuloskeletal meliputi berikut ini:
Pemeriksaan kimia darah memberikan data mengenai
® Kemsakan mobilitas fisik
berbagai macam kondisi muskuloskeletal. Kadar kalsium
semm bembah pada osteomalasia, fungsi paratiroid, • Nyeri"
penyakit Paget, tumor tulang metastasis, dan pada imobi- • Risiko terhadap kemsakan integritas kulit
lisasi lama. Kadar fosfor semm berbanding terbalik • Risiko terhadap sindrom disuse
dengan kadar kalsium dan menumn pada rikets yang ® Risiko terhadap disfungsi neurovaskular perifer
berhubungan • dengan sindrom malabsorpsi. Fosfatase • Gangguanperfusi jaringan perifer
asam meningkat pada penyakit Paget dan kanker metasta • Kurang perawatan diri
sis. Fosfatase alkali meningkat selama penyembuhan • Kurang pengetahuan mengenai proses penyakit dan
patah tulang dan pada penyakit dengan peningkatan akti- program pengobatannya
vitas osteoblas (mis. tumor tulang metastasis). Metabolis- ® Risiko terhadap cedera
me tulang dapat dievaluasi melalui pemeriksaan tiroid dan • Intoleran aktivitas
penentuan kadar kalsitonin, hormon paratiroid (PTH), • Keletihan
dan vitamin D. Kadar enzim semm kreatinin kinase(CK) • Pembahan penampilan peran
dan serum glutamic-oxaloacetic transaminase(SGOT, as- • Gangguan harga diri
partate aminotransferase) meningkat pada kemsakan otot. • Gangguan citra diri
Aldolase meningkat pada penyakit otot (mis. distrofi otot • Koping individual takefektif
dan nekrosis otot skelet). • Ketidakberdayaan "
Kadar kalsium urine meningkat pada destmksi tulang
• Pembahan proses keluarga
(mis. disfungsi paratiroid, tumor tulang metastasis, mie-
• Risiko terhadap infeksi
loma multipel).
• Konstipasi
• Gangguan pola tidur
• Kurang aktivitas pengalih
Pengkajian Keperawatan • Pembahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
dan Pendekafan Diagnostik
Dengan kolaborasi bersama pasien, tujuan kesehatan
Untuk menentukan status fungsional pasien dan asuhan dan strategi keperawatan dimmuskan untuk memecahkan
kesehatan yang diperlukan mempakan bagian integral diagnosa keperawatan yang telah teridentifikasi.
BAB 61 : Pengkajian Fungsl Muskuloskeletal 2277

Magee DJ. Orthopedic Physical Assessment, 2nd ed. Philadelphia,^


Saunders, 1992. •
Maher AB et al. Orthopaedic Nursing. Philadelphia, WB Saunders,
BERPIKIR KRITIS 1994.
Memmler R et al. Structure and Function of the Hurnan Body, 5th ed.
Philadelphia, JB Lippincott, 1992.
Mennell J. The Musculoskeletal System. Gaithersburg MD, Aspen.
1." Seorang lelaki mudayang telah digips lengan- 1991,.
nya kare/ia patah tulang mengkuatirkan blla la Mercier LR. Practical Orthopedics, 3rd ed. St. LoUis, Mosby Year
akan kehilangan. kekualaa ototnya karena fa Book,1991.
tidak dapat hnelatih lengannya. Bagaimana, Mourad LA. Orthopedic Disorders. St. Louis, MosbyYear Book,
Anda merespons terhadapnya dan mengatasi 1991.
kekuatirannya? Blfa pasiehnya seorang wanila" Mourad LA and Droste MM. The Nursing Process in the Care of
Adults With Orthopaedic Conditions. 3rd ed. Albany NY, Delmar
larisia yang mengalami ""patah tulang lengan Publishers, 1993,
^ akibat jatuh dan sekarang merasa ketakutan. National Association of Orthopaedic Nurses. Guidelines for Ortho
.akan jatuh lagi, bagaiir^ana perbedaan pende-. paedic Nursing. Pitman NJ. National Association of Orthopaedic
" katan Anda sehubungan dengan kekuatiran Nurses. 1992.
kedua pasien tadi? Porth CM. Pathophysiology: Concepts of Altered Health States, 4th
ed. Philadelphia, JB Lippincott, 1994.
2. Anak lelaki darl seorang pasien iansia mena- Salmond SW et al (ed). Core Curriculum for Orthopaedic Nursing, 2nd
nyakan mengapa ibunya "Jauh lebih pendek ed. Pitman NJ, National Association of Orthopaedic Nurses, 1991.
'dari sebelumnya." Bagalmana Anda,rnenjelas-. Sly D and Theis L (eds). Introduction to Orthopaedic Nursing: An
kan fenomena ini kepadanya bagaimana Anda Orientation Module. Pitman NJ. National Association of Ortho
memasukkan upaya pencegahan sehubungan paedic Nurses, 1991.
' dengan Kondisi muskuloskelela! Ibunya ke da- Turek SL (ed). Orthopaedics: Principles and Their Application, 5th ed.
lam suatu sesl pengajaran? " ,, ■ Philadelphia, JB Lippincott, 1994.

3;' Setelah. menjalani artroskopi, seorang pasien


"mengeluh bahwa balutan pada'iututnya terlalu Jurnal
.ketat; la mulal melonggarkannya. Bagaimana
-reaksi Anda terhadap tindakan pasien tadi dan Tanda asterik menunjukkan arlikel riset keperawatan.
mengapa? Bila pasien telah melepaskan.balut- Childs S. Avascular necrosis of the bone: The causes and the cures.
? ah'pada malam hari tanpa diketahui dan Anda Orthop Nurs 1993 Jul/Aug; 12(4):29-34.
menemukan keadaan itu awal paglnya,'bagai- ♦Daltory LH et al. Does the musculoskeletal function deteriorate in a
manaperubahansltuasi pasien danbagaimanar predictable sequence in the elderly? Arthritis Care and Res 1992
respons Anda terhadap perubahan kondisi ter- Sep; 5(3): 146-150.
"sebut?" ^
Dublin S. The physiologic changes of aging. Orthop Nurs 1992 May/
Jun; 11 (3):45-50.
Einhorn T. Mechanisms of fracture healing. Hosp Pract 1991 Suppl 1;
26:41-45. -
Gates S and Brooks M. Imaging of the orthopaedic patient; Implica
REFERENSl DAN BACAAN PILIHAN ' tions for primary care. Nure Pract Forum 1991 Dec; 2 (4): 225-
230.
Mundy GR. New concepts in bone metabolism: Clinical implications.
Buku Hosp Pract 1991 Jan; 26 (Suppl 1):7-I2.
Pavlik M. Measuring bone mineral content. Orthop NurSi 1991 Mar/
Bullock BL. Pathophysiology: Adaptations and Alterations in Func Apr; 10(2):33-37.
tion. 4th ed. Philadelphia, JB Lippincott, 1996. Schurman S and Williamson A. Bone density studies: Current techno
Carpenito U. Nursing Diagnosis: Application to Clinical Practice. 6th logy Nurs Pract Forum 1991; Dec 2(4):246-250.
ed. Philadelphia, JB Lippincott, 1995.
Davis PS. Nursing the Orthopaedic Patient. Edinburgh, Churchill
• Livingstone, 1994.
Gerard JA and Kleinfield SL. Orthopaedic Testing: A Rational Ap LEMBAGA
proach to Diagnosis. New York: Churchill Livingstone, 1993.
Guyton A. Human Physiology and Mechanisms of Disease, 5th ed. National Institute of Arthritis and-Musculoskeletal
and Skin Diseases
Philadelphia, WB Saunders, 1992.
National Institutes of Health,
Lewis CB and Knortz KA. Orthopedic Assessment and Treatment of
Bethesda. MD 20892
the Geriatric Patient. St. Louis, CV Mosby 1993.

Anda mungkin juga menyukai