A. Pengertian Hotel
Hotel berasal dari kata hostel, konon diambil dari bahasa Perancis kuno.
Bangunan publik ini sudah disebut-sebut sejak akhir abad ke-17. Maknanya kira-kira,
"tempat penampungan buat pendatang" atau bisa juga "bangunan penyedia pondokan
dan makanan untuk umum". Jadi, pada mulanya hotel memang diciptakan untuk
meladeni masyarakat (Wikipedia Indonesia, 2013).
Secara harafiah, kata hotel berasal dari bahasa Latin yaitu hospitium, yang
artinya ruang tamu. Kata ini kemudian mengalami proses perubahan pengertian dan
untuk membedakan guest house dengan mansion house yang berkembang saat itu,
maka rumah besar disebut hostel. Hostel disewakan pada masyarakat umum untuk
menginap dan beristirahat semestara waktu, dan dikoordinir oleh seorang host. Seiring
perkembangan dan adanya tuntutan terhadap kepuasan, dimana orang tidak menyukai
peraturan yang terlalu banyak pada hostel, maka kata hostel kemudian mengalami
perubahan, yakni penghilangan huruf “s” pada kata hostel sehingga menjadi hotel
(Felish, 2013).
Hotel adalah suatu penginapan bagi umum yang terdiri atas beberapa atau
banyak kamar yang disewakan kepada masyarakat umum, untuk waktu-waktu tertentu
serta menyediakan makanan dan minuman untuk para tamunya (Buku Pedoman
STTU AKL Pemprov Sumsel).
Hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan
menyediakan pelayanan makanan, minuman dan fasilitas kamar untuk tidur kepada
orang-orang yang melakukan perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah yang
wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian khusus, (
Sulastiono, 2011).
Hotel adalah suatu bentuk bangunan, lambang, perusahaan atau badan usaha
akomodasi yang menyediakan pelayanan jasa penginapan, penyedia makanan dan
minuman serta fasilitas jasa lainnya dimana semua pelayanan itu diperuntukkan bagi
masyarakat umum, baik mereka yang bermalam di hotel tersebut ataupun mereka
yang hanya menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki hotel itu (Denny, 2012).
Dengan mengacu pada pengertian-pengertian tersebut di atas, dan untuk
penggolongan hotel di Indonesia, pemerintah menurunkan peraturan yang dituangkan
dalam surat keputusan Menparpostel, bahwa hotel adalah suatu jenis akomodasi yang
mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan,
penginapan, makan dan minuman serta jasa penunjang lainnya bagi umum yang
dikelola secara komersial.
Menurut Prof K. Kraft, Hotel adalah sebuah bangunan yang menyediakan
makanan dan pelayanan yang bersangkutan mengadakan perjalanan. Keputusan
Menteri SK 241/H/70 Thn/1970, Hotel adalah perusahaan yang memberikan layanan
jasa dalam bentuk penginapan atau akomodasi serta menyediakan hidangan dan
fasilitas lainnya untuk umum yang memenuhi syarat-syarat comfort, privacy dan
bertujuan komersional.
Hotel merupakan wadah yang menyediakan sarana tempat tinggal sementara
(akomodasi) bagi umum, yaitu orang-orang yang datang dengan berbagai ragam
tujuan, maksud serta keperluan ke daerah di mana hotel berdomisili. Hotel memilih
domisilinya di tempat-tempat atau di lingkungan daerah yang memiliki potensi untuk
dikunjungi, seperti panorama, adat istiadat masyarakat, sosial, budaya, sebagai pusat
pemerintahan, pusat perdagangan, keagamaan dan pusat kegiatan spiritual dan lain-
lain. Hotel sebagai tempat tinggal sementara harus dapat mencerminkan pola
kebudayaan masyarakatnya dalam arti yang luas. Hotel diharapkan dapat
mencerminkan suasana hunian yang dinamis, kreatif, serta dapat menciptakan suasana
yang homogeny di tengah-tengah suasana yang heterogen di daerah dimana hotel
berlokasi (Pohan, 2012).
Adapun beberapa pengertian hotel antara lain sebagai berikut:
1) Dari sudut arsitektur, menurut pendapat Prof. Fred Lawson Hotel adalah
sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa akomodasi serta pelayanan
makan dan minum bagi para pelancong dengan imbalan pembayaran.
2) Menurut kamus Oxford, The advance learned’s Dictionary adalah bangunan
(fisik) yang menyediakan layanan kamar,makananan, dan minuman bagi
tamu.
3) Menurut SK Menparpostel no.KM37/PW.340/MPPT-86 tentang peraturan
usaha dan pengelolaan hotel menyebutkan bahwa hotel adalah suatu jenis
akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan yang
menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman serta jasa penunjang
lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial
4) Menurut The American Hotel and Motel Association (AHMA) sebagaimana
dikutip oleh Steadmon dan Kasavana hotel dapat didefinisikan sebagai
sebuah bangunan yang dikelola secara komersial dengan memberikan
fasilitas penginapan untuk umum dengan fasilitas pelayanan makan dan
minum, pelayanan kamar, pelayanan barang bawaan, pencucian pakaian dan
dapat menggunakan fasilitas atau perabotan dan dapat menikmati hiasan-
hiasan yang ada di dalamnya.
5) Sedangkan menurut Webster, hotel adalah suatu bangunan atau suatu
lembaga yang menyediakan kamar untuk menginap, makan dan minum,
serta pelayanan lainnya untuk umum (http://e-journal.uajy.ac.id).
Jadi dapat disimpulkan, Hotel adalah suatu bentuk bangunan, lambang,
perusahaan atau badan usaha akomodasi yang menyediakan pelayanan jasa
penginapan, penyedia makanan dan minuman serta fasilitas jasa lainnya
dimana semua pelayanan itu diperuntukkan bagi masyarakat umum, baik
mereka yang bermalam di hotel tersebut ataupun mereka yang hanya
menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki hotel itu.
B. Sejarah Hotel
1. Sejarah Hotel Secara Umum
Hotel sebagaimana jenis akomodasi lain berasal dari kata “Inn” yang
dapat diartikan sebagai usaha menyewakan sebagian dari rumahnya kepada orang
lain yang memerlukan kamar untuk menginap.Pada umumnya kamar yang
disewakan dihuni oleh beberapa orang secara bersama-sama. Pada mulanya inn,
sering juga disebut dengan lodge yang hanya menyediakan tempat beristirahat
bagi mereka yang melakukan perjalanan, karena sudah larut malam terpaksa tidak
dapat melanjutkan perjalanannya. Kemudian peradaban semakin maju maka
terdapat berbagai peningkatan dengan menambahkan fasilitas penyediaan bak air
untuk mandi yang kemudian disusul dengan penyediaan makanan dan minuman
walaupun masih dalam tahap yang sangat sederhana. Pada abad ke enam masehi,
mulai diperkenalkan uang sebagai alat penukar yang sah, maka jenis usaha
penginapan ini semakin berkembang dan mencapai puncaknya pada masa Revolusi
Industri di Inggris pada tahun 1750 hingga tahun 1790.
Revolusi ini mengakibatkan perubahan sistem perdagangan dan ekonomi
dunia secara drastis dan menyeluruh, dengan ditemukannya mesin-mesin yang
mengubah sistem produksi rumah tangga ke produksi pabrikan. Hal ini pula yang
menyebabkan terdorongnya dunia usaha untuk berlomba-lomba untuk menjual
hasil produksinya.
Dampak dari situasi ini maka lebih banyak lagi orang melakukan
perjalanan dari satu tempat ketempat lainnya. Walaupun pada zaman itu ketertiban
dan kemanan belum sebaik dan setertib saat ini, hal tersebut ditandai dengan
banyaknya perampokan dan penjagalan terhadap para pejalan kaki sehingga
mereka memilih untuk beristirahat di penginapan yang dianggap dapat memberikan
rasa aman kepada mereka yang bermalam, untuk keesokan harinya melanjutkan
perjalanannya. Pada tahun 1129 telah tercatat adanya Inn di kota Canterburry,
Inggris sedangkan di Amerika Serikat Inn tertua dibangun pada tahun 1607.
Sampai pada tahun 1793, saat City Hotel dibangun di cikal bakal wilayah
kota New York. City Hotel itulah pelopor pembangunan penginapan gaya baru
yang lebih fashionable. Sebab, dasar pembangunannya tak hanya mementingkan
letak yang strategis. Tapi juga pemikiran bahwa hotel juga tempat istirahat yang
nyaman. Jadi, tak ada salahnya didirikan di pinggir kota.
Setelah itu, muncul hotel-hotel legendaris seperti Tremont House (Boston,
1829) yang selama puluhan tahun dianggap sebagai salah satu tempat paling top di
Amerika Serikat (AS). Tremont bersaing ketat dengan Astor House, yang dibangun
di New York, 1836. Saat itu, hotel modern identik dengan perkembangan lalu
lintas dan tempat beristirahat. Saat pembangunan jaringan kereta api sedang
gencar-gencarnya, hampir di tiap perhentian (stasiun) ada hotel.
Seiring dengan berkembangnya teknologi dan makin luasnya jangkauan
angkutan darat (terlebih setelah ditemukannya kendaraan bermotor) kawaan sekitar
rel kereta api tak lagi menikminati para investor. Orang kemudian lebih suka jalan-
jalan menggunakan mobil daripada kereta api. Kepopuleran hotel transitpun
tersaingi oleh kehadiran “motel” gabungan kata “Motor Hotel” yang sama dengan
tempat istirahat para pengendara kendaraan bermotor.
Kejayaan motel tak berlangsung lama. Seiring makin pesatnya
perkembangan kota, berakhir pula era motel. Terutama karena letaknya yang agak
dipinggir kota dan fasilitasnya yang kalah bagus dengan hotel di pusat kota.
Kalaupun terpaksa bermalam dikawasan dipinggiran, motel harus bersaing dengan
hotel resort, yang banyak tumbuh ditempat-tempat peristirahatan (Wikipedia
Indonesia, 2013).
1) Sejarah Hotel di Indonesia
Sejarah perkembangan perhotelan di Indonesia belum banyak
terungkap, juga belum banyak buku yang mengungkapkan masalah ini. Dari
buku pariwisata indonesia dari masa ke masa tercatat hotel-hotel yang sudah
dibangun pada saat itu diantaranya:
a) Hotel Des Indes (Jakarta) berdiri pada tahun 1871
b) Hotel Sriwijaya (Jakarta) berdiri pada tahun 1863
c) Hotel Oranje (Surabaya) berdiri pada tahun 1910
d) Hotel Inna Dibya Puri (Semarang) berdiri pada tahun 1847
e) Hotel Candi Baru (Semarang) berdiri pada tahun 1919
f) Palace Hotel (Malang) berdiri pada tahun 1916
g) Hotel Splended Inn (Malang) berdiri pada tahun 1924
h) Hotel Graha Cakra (Malang) berdiri pada tahun 1974
i) Hotel Ambarrukmo Palace (Yogyakarta) berdiri pada tahun 1895
j) Hotel Surabaya (Bandung) berdiri pada tahun 1886
k) Hotel Savoy Homann Bidakara (Bandung) berdiri pada tahun 1871
l) Hotel Pasar Baroe (Bogor) berdiri pada tahun 1873
m) Hotel Salak (Bogor) berdiri pada tahun 1856
Dunia pariwisata Indonesia makin gemilang saat kepariwisataan di
Bali kian mendapat perhatian serius. Pada tahun 1963, dibangunlah Hotel
Bali Beach, menyusul diresmikannya Pelabuhan Udara Ngurah Rai sebagai
pelabuhan internasional, tiga tahun berselang. Pada perkembangannya kini,
Bali makin dijejali turis-turis asing yang gampang dijumpai, hingga di
pelosok terpencil sekalipun.
Tak berbeda dengan Bali, kehidupan pariwisata di daerah lain pun
turut bangkit. Seperti di Malang, Jawa Timur, yang mempunyai beberapa
obyek wisata potensial. Yang paling mencuat dan didatangi pengunjung
adalah kawasan Batu, dengan lekuk daerah yang berbukit, perkebunan apel
dan Selekta, sebuah obyek wisata yang berhasil mengembangkan tulip,
sehingga suasananya mirip dengan Belanda.
Kota berhawa sejuk yang berjarak 90 km di sebelah selatan Kota
Surabaya ini, mulai tumbuh dan membenahi berbagai fasilitas pendukung.
Seolah ingin melestarikan peninggalan bersejarah, pemerintah Malang tetap
mempertahankan berbagai hotel yang dibangun pada jaman kolonial.
Sebagai contoh, Hotel Pelangi, yang tergolong salah satu hotel tertua di kota
berjuluk kota pelajar itu. Sampai sekarang, hotel yang berada di bilangan
Jalan Merdeka ini, tetap menjadi hotel yang layak huni bagi pelancong dan
malah memberikan sebuah keindahan tentang kenangan masa silam lewat
foto-foto yang dipajang di dinding hotel.
Sementara, keadaan perhotelan di Bandung, juga tidak kalah semarak.
Perkembangan beragam usaha, mulai dari kuliner, distro, home industry,
kafe dan factory outlet, membuat Kota Kembang ini diserbu pengunjung.
Khususnya di akhir pekan, pengunjung di Bandung begitu
membludak.Sebagai imbasnya, bisnis hotel di Bandung ikut terdongkrak.
Berbagai kelas hotel, dari kelas melati hingga berbintang, dapat ditemui
dengan gampang di dekat pusat keramaian atau di seputar obyekwisata.
Salah satu hotel di Bandung yang cukup populer adalah Hotel
Cihampelas 2. Penginapan ini berada di kawasan pusat perbelanjaan,
tepatnya di Jalan Cihampelas. Sepanjang sisi hotel, dijejali dengan factory
outlet (FO) dan berbagai tempat bersantai. Antara lain, Ciwalk atau pusat
jajanan khas Bandung yang super enak. Kalau menginginkan tempat
menginap yang murah tapi berpelayanan bagus, terdapat pilihan menginap di
Hotel Achino. Hotel ini, berada di dekat pintu tol Muhammad Toha,
Kampus Langlang Buana, berbagai warung makanan khas daerah dan pasar
tradisional Ancol.
Setelah periode pemerintahan Orde Baru, pembangunan dan kehadiran
hotel di Indonesia jauh dan sangat berkembang pesat. Terutama setelah
masuknya beberapa chains ‘management’ hotel international yang banyak
merambah ke kota-kota besar di Indonesia. Sejalan dengan berkembangnya
hotel di indonesia, wajah arsitektur hotel di Indonesia pun sangat
berkembang dan inovative. Akan tetapi hal ini menjadi satu tolak ukur
sejarah baru untuk Hotel di Indonesia (Sakura, 2013).
Hotel Indonesia adalah hotel berbintang pertama yang dibangun di
Jakarta, Indonesia. Hotel ini diresmikan pada tanggal 5 Agustus1962 oleh
Presiden RI Pertama, Soekarno untuk menyambut Asian Games IV tahun
1962. Bangunan Hotel Indonesia dirancang oleh arsitek Abel Sorensen dan
istrinya, Wendy, asal Amerika Serikat. Menempati lahan seluas 25.082
meter persegi, hotel ini mempunyai slogan A Dramatic Symbol of Free
Nations Working Together. Hotel ini ditetapkan sebagai cagar budaya oleh
Pemda DKI dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta
No. 475 tanggal 29 Maret 1993 (Wikipedia Indonesia, 2014).
2) Sejarah Hotel di Palembang
Menurut sejarah hotel di dunia, bangunan hotel sudah disebut-sebut
pada abad ke 17. Tidak aneh jika sejak saat itu, hotel telah dibangun di
negara-negara maju seperti Inggris dan Amerika. Sementara itu di Indonesia,
hotel mulai berkembang pada abad ke 18, tepatnya dibangun di Kota besar
seperti Jakarta dan kota-kota besar lain di Pulau Jawa.
Setelah berkembang di kota besar lain, Hotel pun ikut mengalami
perkembangan di Pulau Sumatera yakni Kota Palembang. Perkembangan
hotel di Palembang dimulai saat didirikannya hotel pertama di Palembang,
yaitu Hotel Sintera, tepatnya pada pertengahan abad ke 19. Sejak saat itu
mulailah perkembangan hotel di Palembang semakin pesat. Pada tahun
1958, Hotel Djaja dibangun. Hotel yang merupakan cikal bakal Hotel
Sandjaja ini pun mulai dioperasikan pada tahun yang sama. Bersamaan
dengan didirikannya hotel, restoran mulai marak pula di kota Palembang.
Dunia pariwisata di Kota Palembang makin gemilang saat mulai
banyaknya hotel- hotel yang dibangun di Kota ini. Hotel yang dibangun baik
hotel melati maupun hotel berbintang sampai saat ini. Adapun hotel
berbintang di Kota Palembang saat ini antara lain:
a) Aryaduta Hotel and Convention Center *****
b) Novotel Hotel & Residence *****
c) The Arista Hotel Palembang*****
d) Aston International & Conferrence Hotel ****
e) Hotel Sandjaja ****
f) Hotel Sintesa Peninsula ****
g) The Jayakarta Daira Hotel ****
h) Hotel Swarna Dwipa ****
i) Hotel Grand Zuri ***
j) Rio City Hotel ***
k) Hotel Royal Asia ***
l) SwisBelin Hotel ***
m) Hotel Lembang ***
n) Hotel Princess ***
o) Hotel King's (habis terbakar dan akan di buka kembali) ***
p) Hotel Zuri Express **
q) Grand Duta Hotel **
r) Hotel Wisata **
s) Sriwijaya Hotel **
t) Hotel Budi **
u) Hotel Paradise **
v) Hotel Bumi Asih **
w) Hotel Arjuna **
x) Hotel Anugerah **
C. Usaha Akomodasi
1. Pengertian Akomodasi
Akomodasi adalah sarana untuk menyediakan jasa pelayanan
penginapan yang dapat dilengkapi dengan pelayanan makan dan minum
serta jasa lainnya. Secara sederhana akomodasi dapat diartikan sebagai
suatu bangunan yang memiliki kamar-kamar dan fasilitas lain yang
disediakan untuk para tamu, baik yang dikelola secara sederhana maupun
professional.
2. Sejarah Akomodasi
a) Sejarah Akomodasi Dunia
Sejarah usaha akomodasi sebenarnya telah dimulai sejak
belasan ribuan tahun yang lalu, yaitu sejak jaman Yunani dan Romawi
kuno. Pada waktu itu orang-orang menempuh perjalanan karena
dorongan dan tujuan yang erat kaitannya dengan keagamaan dan
kepercayaan. Selama dalam perjalanan mereka telah menemukan
tempat-tempat singgah dan menginap, walaupun tidak secara khusus
diperuntukkan sebagai penginapan. Hotel sendiri asal katanya berasal
dari bahasa Latin “Hospes” yaitu orang asing yang menginap dirumah
seseorang.
Sesudah ada revolusi industri di Inggris abad ke XVII ada
tanda-tanda kemajuan dan gagasan-gagasan baru dalam bidang
penginapan, di Inggris. Kemudian tidak lama sesudah revolusi Amerika,
penginapan-penginapan Amerika termasuk yang terbesar di dunia dan
bertujuan memberikan service yang baik. Di Eropa lahirnya organisasi
usaha perhotelan diawali dengan timbulnya vila-vila kecil yang terletak
di lereng-lereng pengunungan (chalets) dan hotel-hotel kecil dengan
menyediakan berberapa pelayanan serperti makan dan minum.
Sedangkan diPerancis terdapat bentuk akomodasi yang disebut (cabaret).
Dengan semakin pesatnya usaha akomodasi ketika itu, maka kemudian
dipergunakan kata “Hostel” yang berasal dari kata “Host” yang berarti
tuan rumah. Kemudian “Hostel” berkembang menjadi “Hotel” dengan
pengertian sebagai rumah penginapan.
b) Sejarah Akomodasi Hotel di Indonesa
Di Indonesia perkembangan usaha perhotelan modern di awali
dengan di bukanya Hotel Indonesia (HI) di Jakarta pada tahun 1962 yang
merupakan hotel pertama dan satu-satunya bertaraf internasional di
Indonesia. Dalam dasar warsa 1970-an baru muncul hotel-hotel bertaraf
internasional lainnya yang dimiliki oleh perusahaan swasta nasional.
Menurut Drs. Oka A.A. Yoeti, sejarah perhotelan sudah
dimulai semenjak Mariam dan yusuf membutuhkan tempat menginap
sewaktu meriam akan melahirkan nabi isa, hal ini sejalan dengan
peradaban manusia yang selalu memerlukan tempat untuk berlindung
sementara terhadap cuaca panas dan dinding dalam melakukan kegiatan
perjalanan.
Pada masa kerajaan romawi telah dibangun rumah penginapan
yang disebut “MANSIONES” yang berlokasi sepanjang jalan raya utama
dengan jarak masing-masing sekitar 40 KM. Kemudian selama abad
pertengahan, peraturan keagamaan di Eropa memerintahkan agar
dibngun tempat-tempat menginap disepanjang jalan yang dilalui orang
(road side inn). Pada waktu perang salib berkecamuk, banyak pengusaha
rumah penginapan yang membangun tempat-tempat bagi para prajurit
perang, juga bagi rapa peziarah yang sedang melancong ketanah suci
seperti tertulis di kitab injil.
Selain itu gereja-gereja yang ada juga memberikan pelayanan
berupa penyediaan fasilitas beristirahat kepada para pelancong yang
memerlukannya. Kebanyakan geraja pada waktu itu mempunyai dua
buah dapur, yang satu untuk para rahib yang tinggal disana dan yang
lainnya untuk para pelancong yang bermalam. Tidak diambil pungutan
biaya tetapi diharapkan adanya sumbangan sukarela bagi mereka yang
mampu.
Menurut jusupadi salmunSH,dalam film-film western (cowboy)
sekitar tahun 1800 s.d 1900, sudah terdapat hotel yang bersebelahan
dengan salon dan bar restaurant, yang yang berarti sejak kehidupan
tahun tersebut penyedian hotel,motel,penginapan atau losmen telah
dikenal orang sebagai sarana atau penunjang bagi para pelancong. Hotel
dengan standard yang lebih baik pertama-tama dibuat diinggris,
kemudian perancis, swiss dan beberapa negara.
3. Jenis Akomodasi
a) Jenis Akomodasi berdasarkan Tujuannya
(1) Akomodasi Komersil (commercial accommodation)
Kelompok ini adalah akomodasi yang dibangun atau didirikan
dengan tujuan semata-mata utnuk memperoleh keuntungan atau
komersil dan secara murni untuk mencari keuntungan (profit
making) antara lain:
(a) Hotel
Hotel adalah salah satu jenis akomodasi yang mempergunakan
sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa
pelayanan penginapan, makan dan minum serta jasa lainnya bagi
umum, yang dikelola secara komersil, yaitu dikelola dengan
memperhitungkan untung atau rugi nya, serta yang utama adalah
bertujuan untuk mendapatkan keuntungan berupa uang sebagai
tolak ukurnya.
(f) Sanotarium
Tempat peristirahatan atau petirahan yang menyediakan
penginapan dan hidangan makanan diet bagi warga wisatawan-
wisatawan yang menderita penyakit tertentu.
(g) Pension
Bentuk lain dari akomodasi bagi wisatawan, baisanya juga
disediakan penginapan dan makanan pagi dengan biaya yang murah,
terutama di Eropa. Bisa juga dikatakan sebagai hotel kecil yan g
menyediakan makan pagi tamu dengan tarif terterntu.
Perlengakpannya diatur menurut tingkat dan kepentingan tamu.
Usaha penginapan dengan makan dalam bentuk kecil ini biasanya
hanya menempati satu atau dua lantai suatu bangunan bertingkat.
Akomodasi bentuk ini menyediakan ruangan umum.
Tabel 3.1
Perbedaan Akomodasi Komersil, Akomodasi Semi Komersil
dan Akomodasi Non Komersil.
No Perbedaan Komersil Semi komersil Non komersil
1 Fasilitas Lengkap dan mewah Menengah ke bawah Standar
2 Tarif Mahal Murah Tidak dipungut
biaya
3 Number of Diatas 50 kamar Dibawah 50 kamar Dibawah 50 kamar
room
4 Tamu Umum Umum dengan tujuan Bagi kalangan
social tertentu
5 Tujuan Mencari keuntungan Mencari keuntungan Tidak mencari
dan untuk Social keuntungan dan
bertujuan social
E. Usaha Boga
Usaha Boga adalah Suatu usaha jasa boga yang memberikan jasa pelayanan,
pesanan makanan dan minuman. Ada 2 macam usaha boga yaitu catering dan
restoran:
1. Pengertian Catering
Catering, Kata dasarnya “CATER” yang berarti menyediakan
makanan . Jadi catering adalah penyediaan makanan untuk kegiatan
pesta dll. Atau bisa diartikan juga Catering adalah Bisnis penyediaan
jasa makanan disitus-situs web / di hotel / di rumah. Perbedaan Catering
dan Restaurant:
a) Catering
(1) Bisa dipesan beberapa hari sebelumnya
(2) Pemesanan bisa dalam skala besar
(3) Harganya bisa dipertimbangkan
(4) Tidak menyediakan tempat untuk menikmati hidangan
(b)Restaurant
(1) Harus dipesan secara langsung
(2) Tidak bisa dalam Skala Besar
(3) Harganya tidak bisa dipertimbangkan
(4) Menyediakan tempat untuk menikmati hidangan
2. Macam – macam Catering
a) Catering Industri, Yang mengkonsumsi Pegawai Industri,
Perusahaan yang bayar
b) Catering Transportasi, Kemanapun Transportasi itu ada, catering
selalu ada didalamnya. Contohnya: Catering Kapal Udara (pesawat),
Kapal Laut, Kereta Api (Terutama VIP)
c) Catering Sekolah
d) Catering Rumah Sakit
e) Catering Rumah Penjara, Gratis
f) Catering Panti Jompo, Dibayar oleh pihak keluarga
g) Catering Panti Asuhan
3. Macam – macam Restaurant
a) Cafeteria
Berasal dari kata Café (prancis) tempat menjual kopi secara eceran
dan menjual hidangan secara terbatas. Sistemnya pelanggan
melayani diri sendiri.
b) Coffe Shop
Tempat yang menjual hidangan cepat saji dan hidangan dijual secara
terbatas, hanya dijual kopi dan makanan kecil seperti kue.
c) Buffet Restaurant
Menjual hidangan secara lengkap (Pembuka, Utama dan penutup)
Pelanggan melayani diri sendiri. Sistem pembayarannya adalah apa
yang kita ambil itu yang dibiayai dan pembayaran sistem paket.
d) Drive In
Restoran cepat saji dan cepat kemasannya. Pembeli tetap ada di
kendaraan masing masing. Restoran ini biasanya ada di Hotel dan
Pinggir Jalan. Sistemnya Dilayani
e) Snack Bar
Menyajikan hidangan seperti Sandwich, salad, dsb. Sistemnya
Dilayani
f) Restoran Khusus
Menjual hidangan khusus dari suatu Negara atau daerah. Contohnya
Restoran Jepang, Italia, dan padang (Dhey, 2014).
G. Klasifikasi Hotel
Berdasarkan Knowledge on Hotel Operation oleh Balai Pendidikan dan
Latihan Kepariwisataan.
1. Klasifikasi hotel berdasarkan plan, yaitu :
a) Europen plan hotel, pengunjung hanya membayar tarif kamar saja.
b) Continental plan hotel, tarif kamar termasuk tarif makan pagi
c) Modifed American plan hotel, tarif kamar termasuk tarif 2 kali makan (jam
dapat dipilih)
d) Full American plan hotels, tarif kamar termasuk 3 kali makan.
2. Klasifikasi hotel berdasarkan ukuran / jumlah kamar, yaitu :
a) Small hotel, hotel kecil dengan jumlah kamar dibawah 150 kamar.
b) Medium hotel
Medium hotel adalah hotel dengan ukuran sedang, dimana dalam medium
hotel ini ada dua kategori, yaitu:
(1) Average hotel dengan jumlah kamar antara 150 hingga 299 kamar.
(2) Above average hotel dengan jumlah kamar antara 300 hingg 600
kamar.
c) Large hotel
Large hotel adalah hotel dengan klasifikasi sebagai hotel besar dengan
jumlah kamar minimal 600 kamar.
3. Klasifikasi hotel berdasarkan jenis pengunjung, yaitu :
a) Family hotels, hotel untuk tamu yang menginap bersama keluarga.
b) Business hotels, hotel untuk pengusaha.
c) Tourist hotels, hotel untuk tamu yang menginap berupa wisatawan, baik
domestik maupun luar negeri.
d) Transit hotels, hotel untuk tamu yang singgah dalam waktu singkat.
e) Cure hotels, hotel untuk tamu yang menginap dalam proses pengobatan
atau penyembuhan penyakit.
4. Klasifikasi hotel berdasarkan lamanya menginap, yaitu :
a) Transient hotels yaitu hotel dengan lama tinggal tamu rata-rata semalam.
Tamu yang menginap dalam waktu singkat, rata-rata hanya satu malam.
Hotel transit menurut Pengantar Ilmu Perhotelan dan Restoran, Abd.
Rachman Arief, 2005, yaitu hotel yang mayoritas tamu tinggal hanya
singgah (transit) yaitu kurang dari 24 jam sampai 3 malam, dan apabila
tamu kurang dari 24 jam (not ever night) maka tarifnya hanya diberikan
day rate (50% dari full rate) serta pemakaiannya disebut day use. Transit
hotel ini umumnya berlokasi di daerah dekat dengan pelabuhan udara
(airport), atau pelabuhan laut (harbour), untuk menampung tamu-
tamu/penumpang yag singgah (transit) atau karena status perjalanannya
sebagai cadangan (waiting list) maka perlu transit atau check-in di hotel
tersebut.
b) Semi resident hotels, yaitu hotel dengan lama tinggal tamu lebih dari satu
hari tetapi tetap dalam jangka waktu pendek, berkisar dua minggu hingga
satu bulan.
c) Resident hotels, yaitu hotel dengan lama tinggal tamu cukup lama,
berkisar paling sedikit satu bulan.
5. Klasifikasi hotel berdasarkan lokasi, yaitu :
a) Resort hotels, hotel yang berada di daerah rekreasi atau peristirahatan.
hotel yang terletak di kawasa wisata, dimana sebagian besar tamu yang
menginap tidak melakukan kegiatan usaha. Macam-macam resort hotel
berdasarkan lokasi, antara lain:
(1) Mountain hotel (hotel yang berada di pegunungan)
(2) Beach hotel (hotel yang berada di piggir pantai)
(3) Lake hotel (hotel yang berada di tepi danau)
(4) Hill hotel (hotel yang berada dipuncak bukit)
(5) Forest hotel (hotel yang berada di kawasan hutan lindung)
b) City hotels, hotel yang terletak di dalam kota, dimana sebagian tamunya
yang menginap melakukan kegiatan bisnis.
c) Highway hotel, hotel yang berada di jalur highway.
d) Suburb hotels, hotel yang lokasinya di pinggiran kota, yang merupakan
kota satelit yakni pertemuan antara kedua kotamadya.
e) Urban hotels, hotel yang berlokasi di pedesaan dan jauh dari kota besar
atau hotel yang terletakdi daerah perkotaan baru yang tadinya hanya
berupa desa.
f) Airport hotels, hotel yang berada dalam satu komplek bangunan atau area
pelabuhan udara atau sekitar Bandar udara.
6. Klasifikasi hotel berdasarkan maksud kegiatan selama tamu menginap
a) Sport Hotel, yaitu hotel yang berada pada kompleks kegiatan olahraga.
b) Ski Hotel, yaitu hotel yang menyediakan area bermain ski.
c) Conference Hotel, yaitu hotel yang menyediakan fasilitas lengkap untuk
konferensi.
d) Convention Hotel, yaitu hotel sebagai bagian dari komplek kegiatan
konvensi.
e) Pilgrim Hotel, yaitu hotel yang sebagian tempatnya berfungsi sebagai
fasilitas ibadah.
f) Casino Hotel, yaitu hotel yang sebagian tempatnya berfungsi untuk
kegiatan berjudi.
7. Klasifikasi hotel berdasarkan sistem operasional, yaitu :
a) Franchised operation system
b) Reveral operation system
c) Chain hotel operating system
8. Klasifikasi hotel berdasarkan peraturan pemerintah, yaitu :
a) Grade system, klasifikasi hotel menurut tarifnya :
(1) Hotel ekonomi, hotel dengan tarif ekonomi
(2) Hotel medium, hotel dengan tarif menengah
(3) Hotel De-Luxe, hotel dengan tarif paling tinggi
b) Star system, klasifikasi hotel menurut kelas bintang sebagai simbol
kualitas :
1. Hotel bintang satu
2. Hotel bintang dua
3. Hotel bintang tiga
4. Hotel bintang empat
5. Hotel bintang lima
9. Klasifikasi hotel berdasarkan orientasi pemasarannya :
a) Hotel di pusat kota, biasanya termasuk hotel mewah, hotel untuk
komperensi/pertemuan besar dan hotel untuk para tamu kepariwisataan.
b) Hotel untuk pemakai berkendaraan bermotor, hotel jenis ini pelayanan
utamanya adalah peruntukan bagi para pengendara mobil atau sepeda
motor, karenanya lokasi hotel hendaknya terletak di persimpangan jalan
raya di pinggiran kota.
c) Hotel di lapangan udara, perencanaannya mirip dengan hotel jenis untuk
pengendara mobil, perbedaannya hanya pada pelayanan pengadaan
makanan untuk penumpang pesawat udara, sehingga diperlukan penerima
tamu yang berjaga semalam suntuk dan jika mungkin juga pelayanan
makanan semalam suntuk. Hotel jenis ini kadang-kadang juga dilengkapi
dengan gedung pertemuan untuk melayani pertemuan-pertemuan besar,
swasta maupun nasional.
d) Hotel di daerah peristirahatan, terdapat baik di tepi pantai, di daerah
pegunungan atau di daerah sumber air panas. Biasanya direncanakan
untuk melayani akomodasi pengunjung dalam rombongan paket wisata
tertentu dengan penataan penerimaan tamu yang banyak pada masa
liburan akhir pekan atau mereka yang berkunjung hanya semalam.
e) Motel, umumnya berada di jalan-jalan utama, biasanya di dekat kota
besar, tempat-tempat yang sering dikunjungi atau lokasi-lokasi berlibur
yang masih mudah dicapai. Restoran, pompa bensin dan bengkel reparasi
ringan sebaiknya terdapat di sekitar lokasi, namun tidak perlu
berhubungan langsung dengan motel tersebut, lokasi / penempatan
bangunan diatur agar tidak terganggu oleh lampu kendaraan di malam
hari dan kebisingan lalu lintas.
f) Hotel khusus untuk konvensi, mempunyai ciri antara lain fasilitas parkir
yang sangat luas untuk menampung kegiatan konvensi. Sebuah hotel
konvensi yang berkapasitas 400 kamar untuk suatu kegiatan konvensi
dapat menampung lebih dari 800 orang pengunjung.
g) Kondominium (hunian berkelompok), jenis hotel ini dikembangkan dari
pengikutsertaan pemilik hunian suatu kompleks perumahan mewah
(biasanya terdiri atas ruang hunian biasa maupun mewah), baik yang
dipergunakan sendiri atau disewakan ke orang lain, pengelolaan hotel ini
dilakukan bersama-sama yang mencakup semua jenis pelayanan hotel.
10. Hotel Melati
Hotel Melati adalah suatu usaha komersial yang menggunakan seluruh
atau sebagian dari bangunan yang khusus disediakan bagi setiap orang untuk
memperoleh pelayanan penginapan yang disediakan pihak hotel dengan
fasilitas yang terbatas. Persyaratan dan Klasifikasi Hotel Melati:
a) Usaha hotel melati dapat berbentuk badan hukum atau perseorangan
b) Menurut Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No
KM.3/HK.001/MKP.02, usaha hotel harus memenuhi persyaratan dasar yakni:
perijinan dan persyaratan teknis oprasional.
c) Menurut SK menparpostel No. KM 34/IFIK 103/ MPPT – 87. Hotel melati
pada dasarnya dapat diklasifikasikan sesuai dengan jumlah kamar, antara lain :
(1) Hotel melati I
(a) Tersedia telepon (satu saluran) yang dapat digunakan untuk
sambungan lokal dan interlokal.
(b) Memiliki jumlah kamar kurang dari 25 kamar.
(c) Hotel melati harus memiliki struktur organisasi yang jelas.
(d) Front office memiliki pelayanan 18 jam meliputi : penerangan,
penitipan barang berharga, telepon dan pembayaran rekening hotel.
(2) Hotel melati II
(a) Tersedia telepon (satu saluran) yang dapat digunakan untuk
sambungan lokal dan interlokal.
(b) Memiliki jumlah kamar 25 – 100 kamar.
(c) Menyediakan toilet umum di lobby yang terpisah untuk pria dan
wanita
(d) Hotel melati harus memiliki struktur organisasi yang jelas, tersedia
uraian tugas (job description) tertulis untuk setiap tingkat jabatan.
(e) Front office memiliki pelayanan 18 jam meliputi : penerangan,
penitipan barang berharga, telepon dan pembayaran rekening hotel.
(3) Hotel melati III
a) Tersedia telepon (satu saluran) yang dapat digunakan untuk
sambungan lokal dan interlokal, tersedia juga saluran telepon dalam
kamar (air phone) serta menyediakan telepon di lobby.
b) Memiliki jumlah kamar 100 – 300 kamar, 70 % kamar tamu dilengkapi
kamar mandi dalam.
c) Menyediakan toilet umum di lobby yang terpisah untuk pria dan
wanita.
d) Hotel melati harus memiliki struktur organisasi yang jelas, tersedia
uraian tugas (job description) tertulis untuk setiap tingkat jabatan serta
tersedia petunjuk pelaksanaan operasional hotel (manual) tertulis.
e) Front office memiliki pelayanan 18 jam meliputi : penerangan/titip
pesan, surat dan penjualan benda-benda pos, penitipan barang
berharga, penitipan koper, pemesanan kamar hotel, penanganan
keluhan tamu, telepon/telegram dan pembayaran rekening hotel.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor. KM
3/HK 001/MKP/02. Tujuan umum dari pada penggolongan kelas hotel adalah:
a) Untuk menjadi pedoman teknis bagi calon investor (penanam modal) di
bidang usaha perhotelan.
b) Agar calon penghuni hotel dapat mengetahui fasilitas dan pelayanan yang
akan diperoleh di suatu hotel, sesuai dengan golongan kelasnya.
c) Agar tercipta persaingan (kompetisi) yang sehat antara pengusahaan hotel.
d) Agar tercipta keseimbangan antara permintaan (demand) dan penawaran
(supply) dalam usaha akomodasi hotel.
5. Struktur Organisasi
Apabila ada dua orang atau lebih saling kerjasama dan bahu-membahu
untuk mencapai tujuan tertentu sedangkan mereka terikat dalam suatu
lingkungan formal yang melibatkan pimpinan, pengawas, dan bawahan, maka
proses tersebut dapat dikatakan sebagai "organisasi".
Organisasi mutlak diperlukan dalam usaha komersil, terlebih lagi
dalam usaha perhotelan. Mekasime kerja yang jelas dan teratur dapat dilihat
dari stuktur organisasi yang ada. Pembuatan struktur organisasi harus tetap
mengacu pada garis-garis kewenangan/komando. Sedangkan garis horizontal
merupakan garis koordinasi. Setiap hotel harus mengetahui organisasi yang
berlaku. Hal ini penting agar mereka memahami :
a. Hubungan antara wewenang dan tanggung jawab
b. Departemen dan seksi-seksi mereka
c. Tugas-tugas tiap departemen dan para stafnya
d. Alur dokumen, alur dokumen informasi dan instruksi
Adapun manfaat struktur organisasi secara umum adalah sebagai berikut :
a. Karyawan dapat melihat secara jelas kedudukan dirinya dalam
organisasi
b. Menggambarkan jenjang karir yang jelas
c. Memberikan informasi siapa yang bertanggung jawab dan kepada
siapa bertanggung jawab
d. Memperlihatkan jalur koordinasi kerjasama antar bagian
e. Memperlihatkan fungsi-fungsi yang ada
Dasar pembuatan struktur organisasi hotel :
a. Traditional organization chart, yaitu struktur organisasi yang ada
didasarkan pada posisi-posisi yang ada dalam hotel, mulai
pimpinan tertinggi hingga staf operasional terendah.
b. Functional organization chart, yaitu Struktur organisasi yang
dilandaskan pada departemen dan seksi-seksi sebagai fungsi
operasionalnya, bukan personalnya.
J. Produk Hotel
Produk yang dihasilkan oleh usaha hotel dapat dibedakan menjadi :
1. Komponen produk nyata adalah komponen-komponen yang dapat
dilihat,disentuh, dan dihitung, sebagai contohnya makanan, minuman, kamar
tidur dan perlengkapannya adalah komponen yang merupakan produk nyata.
Untuk lebih jelasnya komponen produk nyata adalah lokasi, dan fasilitas yang
disediakan oleh hotel.
2. Komponen produk tidak nyata ialah komponen-komponen seperti semua
produk yang dapat dirasakan dan dialami sebagai suatu pengalaman. Suatu
produk yang dihasilkan seharusnya dapat memenuhi keinginan-keinginan
tamu. Sebagai contoh, dalam sebuah hotel seorang tamu harus memeroleh rasa
bersahabat, sopan, santun, dan rasa hormat dari seluruh karyawannya, kondisi
lingkungan yang menyenangkan, pelayanan cepat dan akurat yang kesemua ini
harus ditunjang dengan menggunakan teknik dan prosedur yang benar
(http://repository.usu.ac.id).
L. House Keeping
1. Pengertian House Keeping
Housekeeping berasal dari kata house yang berarti rumah dan keeping (to
keep) yang berarti memelihara, merawat, dan menjaga. Housekeeeper adalah orang
yang bertugas menjaga, merawat serta memelihara “rumah” yang dalam hal ini
adalah hotel.
Pengertian umum menurut (Djohan, T.M. 1993) Housekeeping adalah salah
satu bagian yang ada didalam hotel yang menangani hal-hal terkait dengan
keindahan, kerapian,kebersihan, kelengkapan seluruh kamar juga seluruh areal
umum lainnya agar seluruh tamu dan karyawan dapat merasa aman dan nyaman di
dalam hotel.
Keputusan Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi
No.KM3/PW/003/MPPT86. Hotel adalah salah satu jenis akomodasi yang
mempergunakan sebagian atau seluruhnya jasa lainnya bagi umum yang dikelola
secara komersil.
Melihat dari kata house keeping itu, maka peran dari house keeping
departemen sangat penting dalam suatu hotel. Kadang-kadang house keeping
department dijadikan satu dengan front office departemen menjadi room
division.Memang tidak dapat dipungkiri bahwa hubungan kerja antara
housekeeping departemen dengan room office department sangat erat.Oleh karena
itu house keeping sangat diperlukan dalam sebuah hotel dan menjadi komponen
yang sangat penting.
Front office departemen adalah departemen bagian yang bertugas menjual
kamar, sedangkan house keeping departemen adalah departemen yang bertugas
menyiapkan kamar-kamar yang akan dijual, lengkap dengan fasilitas yang
diperlukannya oleh umum. Lebih dari itu housekeeping departemen mempunyai
tugas dan tanggung jawab atas seluruh areal hotel, baik yang berada diluar
bangunan seperti: areal parkir, kebun,atau taman, kolam renang, tennis court,
maupun yang berada didalam bangunan gedung, seperti : kamar-kamar, ruangan-
ruangan yang disewa seperti arcade, drungstone, bank,money changer, travel agent,
beauty salon, barber shop, meeting room, restaurant, tempat khusus karyawan
(loker,toilet) serta seksi-seksi lain yang mengurusi linen /lena milik hotel tersebut.
Jadi, housekeeping department mempunyai tugas dan tanggung jawab
menjaga kebersihan, kerapian, dan keindahan serta kenyamanan seluruh areal
tersebut, disamping juga menyediakan sarana penunjang lainnya yang diperlukan
oleh tamu selama berada di hotel serta memberikan pelayanan yang memuaskan
(Pohan, 2010).
2. Ruang Lingkup House Keeping
Housekeeping merupakan sumber pendapatan yang terbesar dalam hal
penyewaan kamar.Dengan demikian, housekeeping harus menciptakan kelancaran,
penyiapan, pemeliharaan, kebersihan kamar, dan menciptakan keindahan di
dalamnya.Untuk itu, seluruh petugas housekeeping harus mengerti ruang lingkup
atau batasan-batasan yang harus dilaksanakan. Adapun ruang lingkup
housekeeping adalah sebagai berikut:
a. Ruang tamu
b. Gang/ lobby
c. Restoran dan ruang konfrensi
d. Ruang kantor
e. Toilet tamu
f. Toilet karyawan
Ruang lingkup kegiatan housekeeping di hotel harus diketahui oleh seluruh
karyawan.Ini untuk menciptakan performa kenerja yang baik dan mencegah
tumpang tindih dengan bagian lainnya.Misalnya dalam hal linen yang kotor,
barang tamu yang tertinggal, kerusakan perabot dikamar tamu dan sebagian hotel
pelayanan makanan dan minuman di kamar yang kurang memuaskan.Hal ini tidak
bisa dilakukan oleh bagian lainnya.Oleh karena itu, ruang lingkup kegiatan atau
operasional sangat penting dalam menciptakan kelancaran bekerja.
3. Struktur Organisasi House Keeping
Struktur organisasi housekeeping di hotel sangatlah sederhana, ini
mungkin disebabkan manajemen di hotel tersebut menggunakan efektifitas disetiap
pekerja atau petugas di bagian tata graha dalam setiap pekerjaan.Adapun susunan
organisasi sederhana bagian housekeeping adalah :
Bagan 3.1
Susunan Organisasi Sederhana Housekeeping
Captain
Tabel 3.3
Kadar Maksimum Parameter Limbah Hotel
c. Pembuangan Sampah
Secara umum cara-cara penanganan sampah meliputi kegiatan yaitu:
1) Penampungan
2) Pengumpulan
3) Pengangkutan
4) Pembuangan
Dari ke 4 kegiatan tersebut yang penting diperhatikan dalam penanganan
sampah di hotel yaitu pada phase penampungan dan pengumpulan. Sedangkan
kegiatan pengangkutan dan pembungan akhir biasanya dilakukan oleh dinas
kebersihan setempat sebagai penangung jawab pengelola sampah dikota atau
didaerah tersebut.
a) Penampungan sampah
Sumber sampah disuatu hotel dari seluruh bagian hotel, yang paling
banyak menghasilkan sampah ialah dapur (main kichen) dan jenis sampah
yang dihasilkan sebagian besar ialah sampah basah (garbage). Dilihat dari
sumbernya, cara penampungannya berbeda-beda. Secara umum tempat
pembuang sampah dapat dilakukan dalam tong sampah dan bak sampah.
Macam-macam dari bak sampah tersebut dapat dibedakan:
(a) Sesuai sampah yang ditampung
(1) Tempat sampah kering, dapat terbuat dari papan, plastik, atau rotan.
(2) Tempat sampah basah, biasanya terbuat dari plastik atau logam yang
rapat air serta tahan karat.
(3) Tempat sampah lain-lain, untuk menampung pecahan gelas, kaleng
dan sebaginya.
(b) Sesuai cara pemakaiannya
(1) Sistem campur (combined system) dimana semua jenis sampah
dicampur jadi satu baik sampah basah maupun sampah kering.
(2) Sistem terpisah (separate system) dimana sampah basah dan sampah
kering dipisahkan dalam tempat yang berbeda dalam sistem yang
terpisah.
b) Pengumpulan sampah
Tempat pengumpulan sampah merupakan tempat tempat yang
digunakan untuk menampung dan mengumpulkan semua jenis sampah yang
berasal dari seluruh wilayah hotel. Sebelum diangkut dan dibuang ketempat
pembuangan ahir. Dalam KepMenkes no 715 tahun 2003 tempat sampah
semetara harus terbuat dari bahan yang kuat, kedap air dan tidak mudah
berkarat. Tempat sampah juga harus ditutup dan dilapisi plastik pada bagian
dalamnya. Jumlah dan volume tempat sampah disesuaikan dengan produksi
sampah setiap harinya. Sampah ahrus dibuang setiap hari, jika dalam satu
hari sampah sudah penuh dan belum diangkut oleh kendaraan pengangkut
maka plastik sampah tersebut harus diletakan ditempat yang mudah
dijangkau oleh mobil pengangkut. Macam-macam tempat pengumpulan
sampah yaitu:
(a) Bentuk bak sampah
Yaitu tempat pengumpulan sampah sejenis bak sampah biasa,
hanya volumenya lebih besar. Bak sampah ini juga dapat berupa bak
untuk sampah campuran maupun terpisah (duet or trio)
(b) Bentuk rumah sampah
Rumah sampah biasanya dibangun untuk “menyimpan” sampah
yang jumlahnya banyak sekali, biasanya pada hotel-hotel besar yang
bertaraf internasional.
N. Pengelolaan Limbah Perhotelan
1. Limbah Perhotelan
Limbah cair perhotelan adalah limbah dalam bentuk cair yang dihasilkan
oleh kegiatan hotel yang dibuang ke lingkungan dan diduga dapat menurunkan
kualitas lingkungan. Karena aktivitas yang ada di hotel relatif sama seperti
layaknya pemukiman, maka sumber limbah yang ada juga relatif sama seperti pada
pemukiman dan fasilitas tambahan lainnya yang ada di hotel. Sumber limbah cair
perhotelan tersebut antara lain:
a. limbah dari kamar mandi dan toilet
b. limbah dari kegiatan di dapur/ restoran
c. limbah dari kegiatan pencucian/ laundry
d. limbah dari fasilitas kolam renang
Untuk menentukan sistem pengolahan limbah diperlukan pemilihan
teknologi yang tepat, agar biaya investasi IPAL tersebut murah. Disamping itu,
biaya operasional IPAL nantinya juga harus murah, namun harus dapat
memberikan hasil olahan yang memenuhi baku mutu limbah buangan sesuai
dengan baku mutu limbah buangan yang berlaku. Baku mutu limbah cair hotel
adalah batas maksimum limbah cair yang diperbolehkan dibuang ke
lingkungan.Baku mutu limbah cair perhotelan telah ditetapkan dengan
Kep.Men.LH No. : KEP-52/MENLH/10/1995 tentang “Baku Mutu Limbah Cair
Bagi Kegiatan Hotel”.
2. Proses Pengolahan Limbah Perhotelan
Seluruh air limbah dialirkan masuk ke bak pengendap awal, untuk
mengendapkan partikel lumpur, pasir dan kotoran organik tersuspesi. Selain
sebagai bak pengendapan, juga berfungasi sebagai bak pengontrol aliran, serta bak
pengurai senyawa organik yang berbentuk padatan, sludge digestion (pengurai
lumpur) dan penampung lumpur.
Air limpasan dari bak pengendap awal selanjutnya dialirkan ke bak
kontaktor anaerob dengan arah aliran dari bawah ke atas.Di dalam bak kontaktor
anaerob tersebut diisi dengan media dari bahan plastik tipe sarang tawon.Jumlah
bak kontaktor anaerob terdiri dari tiga buah ruangan.Penguraian zat-zat organik
yang ada dalam air limbah dilakukan oleh bakteri anaerobik atau fakultatif
aerobik.Setelah beberapa hari operasi, pada permukaan media filter akan tumbuh
lapisan mikroorganisme. Mikro-organisme inilah yang akan menguraikan zat
organik yang belum sempat terurai pada bak pengendap secara ananerob atau tanpa
udara.
Air limpasan dari bak kontaktor anaerob dialirkan ke bak kontaktor aerob.
Bak kontaktor atau biofilter aerob ini terdiri dari tangki aerasi dan biofilter aerob.
Di dalam ruang biofilter aerob ini juga ini diisi dengan media dari bahan pasltik
tipe sarang tawon. Setelah air limbah di aerasi atau dihembus dengan udara
dialirkan ke tangki atau bak biofilter aerob sehingga mikro organisme yang ada
akan menguraikan zat organik yang ada dalam air limbah serta tumbuh dan
menempel pada permukaan media. Dengan demikian air limbah akan kontak
dengan mikro-organisme yang tersuspensi dalam air maupun yang menempel pada
permukaan media yang mana hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi penguraian
zat organik, deterjen serta mempercepat proses nitrifikasi, sehingga efisiensi
penghilangan ammonia menjadi lebih besar. Selanjutnya, air dialirkan ke bak
pengendap akhir. Di dalam bak ini lumpur aktif yang mengandung massa mikro-
organisme diendapkan dan dipompa kembali ke bagian inlet bak aerasi dengan
pompa sirkulasi lumpur. Sedangkan air limpasan (over flow) dialirkan ke bak
khlorinasi. Di dalam bak kontaktor khlor ini air limbah dikontakkan dengan
senyawa khlor untuk membunuh microorganisme patogen.
Air olahan, yakni air yang keluar setelah proses khlorinasi dapat langsung
dibuang ke sungai atau saluran umum. Dengan kombinasi proses anaerob dan
aerob tersebut selain dapat menurunkan zat organik (BOD, COD), ammonia,
deterjen, padatan tersuspensi (SS), phospat dan lainnya.