Anda di halaman 1dari 32

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum

2.1.1 Pengertian

2.1.1.1. Pengertian Hotel 

a. Menurut Fred Lawson dalam buku Hotel, Motel, and Condominiums, Hotel
merupakan rumah penginapan yang menyediakan makanan dan sebagainya bagi
orang yang sedang dalam perjalanan ke suatu tempat. Menurut Hotel Rioters Acts
(1956) Prop Hotel merupakan suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya
dengan menyediakan pelayanan makanan, minuman, dan fasilitas kamar untuk tidur
kepada orang-orang yang sedang melakukan perjalanan dan mampu membayar
dengan jumlah yang wajar yang sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa
adanya perjanjian khusus.
b. Menurut buku Front Office, jurusan perhotelan oleh Richard Sihite, S. Sos. hotel
adalah suatu jenis akomodasi penginapan. Hotel merupakan suatu bangunan untuk
tempat bernaung atau penginapan bagi yang membutuhkan. Oleh karena itu
bangunan hotel yang ada didalamnya terdiri dari atas kamar-kamar, yang harus
dijaga keamanannya serta harus memiliki kenyamanan bagi yang menginap.
c. Menurut AHMA (American Hotel & Motel Association) Hotel adalah suatu tempat,
dimana disediakan penginapan, makanan dan minuman, serta pelayanan lainnya,
untuk disewakan bagi para tamu atau orang-orang yang tinggal untuk sementara
waktu.  (Sumber: Sihite, Richard. 1974, hal.51.

2.1.1.2. Pengertian Lobby

a. Lobby merupakan ruang publik utama dan padat dengan berbagai pola kegiatan,
karena berfungsi sebagai pusat orientasi. Fasilitas-fasilitas lainnya yang terdapat di
ruang publik diletakkan di sekitar lobby dan memiliki akses dari sini
b. Lobby adalah ruang teras di dekat pintu masuk bangunan (bioskop, gedung
perkantoran, dan lainnya) yang biasanya dilengkapi dengan berbagai perangkat
meja dan kursi, yang berfungsi sebagai ruang duduk atau ruang tunggu.
c. Lobby adalah salah satu tempat yang berada di hotel digunakan untuk tempat
menunggu para tamu yang akan check in ataupun check out dan tempat untung
pertemuan para tamu.

2.1.1.3. Pengertian Pengunjung / Pariwisata

a. Menurut Margenroth dalam Yoeti (1996:117) Pariwisata adalah lalu lintas orang-
orang yang meninggalkan tempat tinggalnya untuk sementara waktu, untuk
berpesiar ke tempat lain, semata-mata sebagai konsumen dari buah hasil
perekonomian dan kebudayaan guna memenuhi kebutuhan hidup dan kebudayaan
atau keinginan yang beraneka ragam dari pribadinya.
b. Menurut Mathieson dan Wall (1982) Pariwisata adalah serangkaian aktivitas yang
berupa aktivitas perpindahan orang untuk sementara waktu ke suatu tujuan di luar
tempat tinggal maupun tempat kerjanya, aktivitas yang dilakukannya selama
tinggal di tempat tujuan tersebut dan kemudahan-kemudahan yang disediakan
untuk memenuhi kebutuhannya baik selama dalam perjalanan maupun di lokasi
tujuannya.
c. Menurut Koen Meyers (2009) Pariwisata adalah aktivitas perjalanan yang
dilakukan oleh semntara waktu dari tempat tinggal semula ke daerah tujuan dengan
alasan bukan  untuk menetap atau mencari nafkah melainkan hanya untuk
memenuhi rasa ingin tahu, menghabiskan waktu senggang atau libur serta tujuan-
tujuan lainnya.

2.1.2. Tinjauan Teori 

2.1.2.1 Hotel

A. Sejarah dan Perkembangan Hotel

Dengan meluasnya jarak lingkungan perantauan, maka sangat membutuhkan


tempat untuk istirahat. Namun pada jaman dulu penginapan tidak lebih dari
pemondokan berupa sebagian kecil dari rumah perorangan sederhana yang disewakan
kepada para pelancong, pelayanannya pun sangat sederhana. Tempat penginapan
tersebut disebut sebagai INN. Akomodasi merupakan sarana pokok kepariwisataan.
Sejarah usaha akomodasi telah ada sejak zaman Yunani dan Romawi kuno. Pada
waktu itu orang-orang menempuh perjalanan karena dorongan dan tujuan yang erat
kaitannya dengan keagamaan atau kepercayaan. Sesudah ada revolusi industri di
Inggris muncul tanda-tanda kemajuan dan gagasan-gagasan baru dalam bidang
penginapan. Perkembangan penginapan awalnya berpusat di sekitar London. Sebelum
abad ke 16 di Inggris banyak sekali didirikan INN yang menyediakan makan dan
minum. Seiring berjalannya waktu, INN tersebut berkembang menjadi bentuk hotel.

Pada tahun 1800 Amerika memegang pimpinan dalam perkembangan hotel-


hotel kelas satu yang termodern. Hal tersebut didasarkan bahwa hotel- hotel orang
Amerika didirikan untuk semua orang tanpa membedakan golongan. Tahun 1930
merupakan tahun kemerosotan perindustrian perhotelan. Namun setelah Perang Dunia
II hotel-hotel mulai beroperasi dengan baik. Di Indonesia perkembangan usaha
perhotelan modern diawali dengan dibukanya Hotel Indonesia (HI) di Jakarta, tahun
1962 bersamaan dengan pesta olahraga yang disebut Ganefo I (Games of the new
emerging force I). Pada waktu itu Hotel Indonesia merupakan hotel yang pertama dan
satu-satunya hotel bertaraf internasional di Indonesia. Kemudian berdiri Samudra
Beach Hotel di Pelabuhan Ratu, Ambarukmo Palace Hotel di Yogyakarta, dan Bali
Beach Hotel di Sanur Bali kesemuanya dimiliki oleh Perusahaan Negara yaitu PT.
Hotel Indonesia Internasional. (Sumber : Sihite, Richard. 1974, hal. 12-41).

B. Struktur Organisasi Hotel

Hotel (menurut buku Pengantar Industri Akomodasi dan Restoran oleh


Sudiarto Mangkuwerdoyo) harus dapat menyajikan berbagai macam pelayanan
kamar, makanan, minuman, telepon, cucian, dan lain-lain. Seiring dengan pelayanan
yang diberikan kepada tamu terdapat masalah-masalah yang muncul. Untuk
menangani masalah tersebut, maka diperlukan adanya suatu organisasi. Struktur
organisasi hotel dibagi ke dalam divisi-divisi menurut tujuan dan klasifikasinya, serta
pola-pola menurut kebutuhannya. Masing-masing divisi bertanggung jawab atas
golongan tamu yang menginap. Berikut merupakan bagan organisasi hotel kecil, hotel
sedang dan hotel besar, yaitu :
Gambar 1 Bagan Organisasi Hotel Kecil

(Sumber: Buku Pengantar Industri Akomodasi dan Restoran oleh Sudiarto


Mangkuwerdoyo)

Gambar 2 Bagan Organisasi Hotel Sedang

(Sumber: Buku Pengantar Industri Akomodasi dan Restoran oleh Sudiarto


Mangkuwerdoyo)
Gambar 3 Bagan Organisasi Hotel Besar

(Sumber: Buku Pengantar Industri Akomodasi dan Restoran oleh Sudiarto


Mangkuwerdoyo)

C. Organisasi Ruang Pada Hotel 

Berdasarkan pelaku dan macam kegiatan, ruang dalam hotel dapat


dikelompokkan menjadi:

1.     Public Area

Ruang publik yang ada dalam hotel adalah lobby, food & beverages area,
function room, shopping arcade, fasilitas business centre, fasilitas olahraga dan
rekreasi. Luas area publik ini bervariasi, yaitu berkisar antara 6% sampai 20%
dari total luas keseluruhan lantai hotel. Pedoman perencanaan dan perancangan
organisasi ruang untuk ruang publik adalah dengan meletakkan fasilitas-fasilitas
tersebut di sekeliling lobby hotel, tujuannya adalah: a) Memberi kemudahan pada
pengunjung hotel untuk berorientasi dan menemukan fasilitas mudah tersebut. b)
Menyediakan kesempatan terjadinya overlap pola kegiatan tamu antar fasilitas
pada daerah-daerah tertentu, sehingga daerah pola kegiatan dapat diminimalkan.
c) Mengurangi crossing antar fasilitas di daerah- daerah tertentu.

Diagram Ruang Publik

Gambar 4 Diagram Hubungan pada Ruang Publik

(Sumber: Interior 2 Book of Hotels, Henry End)


nd

 Lobby
Lobby merupakan ruang publik utama dan padat dengan berbagai pola
kegiatan, karena berfungsi sebagai pusat orientasi. Fasilitas-fasilitas lainnya
yang terdapat di ruang publik diletakkan di sekitar lobby dan memiliki akses
dari sini
 Front desk & front office
Merupakan bagian terbesar dari bidang administrasi dan satu-satunya fungsi
yang berhadapan langsung dengan tamu hotel. Letaknya di lobby dan dapat
dicapai oleh tamu dengan mudah
 Food & beverages outlet
Restaurant, cocktail lounge, atau bar diletakkan di sekitar lobby hotel dan
memiliki akses dari lobby. Tata letak semua fungsi-fungsi harus dekat dengan
sebuah dapur yang akan melayani semuanya.
 Function room
Pada sebuah hotel, function room merupakan ruang publik yang dapat
menampung tamu terbanyak. Pencapaiannya dapat dilakukan langsung dari
luar dan memiliki akses dari lobby. Penempatannya juga harus dekat dengan
dapur.
 Fasilitas olahraga
Fasilitas ini termasuk fasilitas semi publik, artinya dapat dipakai untuk tamu
yang menginap, dan juga tamu dari luar. Oleh karena itu harus dapat dicapai
dari lobby ataupun langsung tanpa melewati lobby.
 Fasilitas rekreasi
Sama seperti food and beverages outlet, fasilitas rekreasi berupa karaoke, bar,
dan pub harus dapat dicapai melalui lobby. Akses dari luar diperlukan untuk
overnight guest. Peletakannya dekat dengan dapur agar pelayanannya efisien.
 Shopping arcade
Fasilitas perbelanjaan pada hotel yang terbuka untuk tamu dari luar yang tidak
menginap dan untuk tamu hotel yang menginap, sehingga dapat mencari
keperluannya tanpa perlu keluar dari hotel. Agar dapat digunakan oleh kedua
jenis tamu tersebut, penempatannya harus dapat dicapai dari lobby.
 Business centre
Fasilitas pendukung ini diperlukan untuk keperluan bisnis pada hari kerja para
tamu hotel. Letaknya harus dapat dicapai tamu melalui lift/sirkulasi, tetapi
tidak harus berada pada lantai yang sama dengan lobby.

2.     Service area


Yaitu ruang-ruang untuk kegiatan pengelolaan hotel antara lain: ruang
administrasi, ruang karyawan, laundry dan house keeper, dapur, gudang dan
ruang elektrikal & mekanikal. Perencanaan dan perancangan area ini sangat
penting, karena area ini sangat mempengaruhi kemampuan staf hotel dalam
melaksanakan pelayanan yang efisien, baik dalam lingkup housekeeping,
engineering, maupun food and beverages service hotel.
Area yang memiliki luas beragam ini harus dapat dicapai staff tanpa melalui
lobby atau ruang publik lainnya. Servis area ini dibagi menjadi lima daerah
besar yaitu:
   Daerah penyiapan makanan dan gudang

Area ini memegang peranan yang sangat penting, karena seluruh peralatan
mekanikal, elektrikal dan sistem plumbing harus terintegrasi dalam layout
peralatan dapur. Agar karyawan dapat melayani secara efisien dan
ekonomis, sedapat mungkin daerah penerimaan, penyiapan makanan dan
gudang, dapur dari semua outlet (restaurant dan banquet area) terletak pada
satu lantai.

  Ruang dan area karyawan


   Laundry dan housekeeping

Perencanaan dan perancangan daerah binatu dan tata graham adalah:

  Penyediaan linen Chute dengan persyaratan kontrol asap dan


penghawaan.

 Penempatan kantor untuk mengawasi aktivitas laundry dan


housekeeping.

 Penempatan gudang linen yang terpisah untuk bagian-bagian spesifik


seperti food & beverages, swimming pool, dll.

d.   Daerah penerimaan, sampah dan gudang

Area ini dirancang untuk menyediakan tempat bagi:


 Penyediaan Raise-dock untuk menampung 2 truk sekaligus.
 Penutupan receiving area sehingga aman baik dari segi suara
maupun bau.
 Pemisahan trash & garbage holding area dengan receiving dock.
 Penyediaan refrigerated garbage area dan washing can area.

e.   Daerah mekanikal dan elektrikal

Fungsi-fungsi pendukung daerah mekanikal dan elektrikal adalah:


 Penempatan kesekretariatan untuk mengawasi aksesibilitas ke shop
dan area mekanikal elektrikal.
 Penempatan exhaust system pada paint & carpentry shop.
 Penempatan mekanikal area sehingga bunyi dan vibrasi tidak
mengganggu.

3.     Private Area

Yaitu ruang yang menjadi kamar-kamar tamu (guest rooms). Penempatan


kamar hotel harus efisien dan mudah dijangkau dari lift atau tangga. Kamar
diletakkan berderet dan dapat dicapai melalui sebuah koridor. Lay out kamar
tamu dapat berbentuk single loaded slab atau double loaded slab.

Tingkat kenyamanan, privacy yang tinggi merupakan salah satu kriteria dalam
perancangannya. Kamar hotel memiliki ruang pandang yang lebar ke arah
potensi view dan jauh dari kegiatan publik.

D. Jenis dan Klasifikasi Hotel


1. Hotel dapat dikategorikan menjadi 5 kelompok
a. Luxury Hotel
Identik dengan rasa keanggunan ruang, pelayanan dan sejarah. Namun
pada pasar sekarang, luxury hotel seringkali identik dengan harga yang mahal.
Adapun karakteristik dan Luxury Hotel adalah : Lobby yang besar dan
mewah, memiliki area publik.
b. Resort Hotel
Resort hotel itu sendiri sering kali merupakan tujuan wisata, dan dengan
kealamiahannya (nature) harus mampu mencerminkan lingkungan di
sekitarnya. Adapun karakteristik dari resort hotel adalah:
 Lobby dan area publik yang mencakup area eksterior
 Integrasi yang kuat dengan material material dan finishing local
 Ukuran yang sesuai dengan perlengkapan kamar dengan tambahan storage
untuk menginap lebih lama.
 Fixture kamar mandi yang lengkap dan aliran air yang kuat
 Sistem mekanikal yang dapat menyeimbangkan kondisi di luar dengan
kepedulian terhadap lingkungan.
Resort hotel dapat dibedakan menjadi 3 tipe, yaitu :

 Destination Resort
Destination resort terletak di lokasi yang menawarkan keindahan fisik
kepada para tamunya. Tipe tamunya adalah orang-orang yang melakukan
perjalanan untuk memperoleh pengalaman akan keindahan, mencakup
menikmati pemandangan alam, menikmati udara yang segar, atau untuk
menikmati terbenamnya matahari.
 Urban Resort
Resort ini secara primer menawarkan pelayanan kepada orang-orang yang
melakukan perjalanan untuk menikmati kehidupan di perkotaan, baik untuk
liburan yang singkat maupun liburan yang panjang. Bangunan-bangunan
yang ada di sekelilingnya akan memainkan peranan yang sangat besar
dalam menentukan desain, daripada area yang tidak dibatasi oleh bangunan-
bangunan yang sudah ada. Sebagai kesimpulan, Urban Resort menyediakan
kesempatan untuk menikmati pengalaman di atmosfer kota besar.
 Theme Resort
Theme resort terletak di lokasi yang sudah merupakan tujuan primer bagi
pengunjung. Tantangan dalam mendesain resort ini adalah untuk
menawarkan sesuatu yang tidak ditawarkan oleh resort – resort.
 

c. Business/Convention Hotel

Hotel dalam kategori ini mencerminkan konsep dalam bisnis yaitu "waktu
adalah uang" (business hotel) dan gabungan antara bisnis dan kesenangan
(convention hotel). Adapun karakteristik dari hotel ini adalah :

a. Lobby dan area publik yang dapat menampung pengunjung dalam jumlah besar.
Area yang luas untuk meeting dan business center. Material yang solid dengan
finishing secara berkala. Kamar tamu berukuran sesuai kebutuhan, efisien dan
dilengkapi teknologi terkini. Fixture kamar mandi yang cukup dengan aliran air
yang memadai Back of House yang efisien dan mampu memberikan pelayanan
kepada pengunjung dalam jumlah yang besar.
Business/convention hotel dapat dibedakan dalam 3 kategori:
 Convention Hotel
Merupakan gabungan dari hotel dan fasilitas konvensi. Fasilitas konvensi
ditunjang oleh ruang perjamuan, ruang-ruang meeting, dan ruang seminar.
Hotel menyediakan kamar yang menawarkan kenyamanan setelah kegiatan
konvensi dan untuk menerima tamu-tamu penting. Kadangkala antara hotel
dan fasilitas konvensi dihubungkan dengan jalur bawah tanah.
 Group Conference Resort Hotel ini menawarkan sarana pertemuan dengan
pengalaman berlibur (resort). Area meeting dan area ballroom.
 Small Conference Hotel
Merupakan versi yang lebih kecil dari conference resort. Menawarkan
lingkungan yang lebih santai dengan pengaturan yang nyaman. Hotel ini juga
dapat menawarkan kesempatan untuk mengadakan meeting di teras sendiri
atau dapat pula diselenggarakan taman untuk menciptakan suasana yang
menyenangkan.
d. Motel dan Roadside Limited Service Hotel
Hotel dalam kategori ini memiliki desain yang sederhana, tidak mahal, bersih, dan
memiliki penerangan yang baik. Karena pada umumnya hotel dalam kategori ini
menarik keuntungan yang lebih rendah, maka jumlah kamar meliputi 80% dari
total luas keseluruhan bangunan sebagai sumber keuntungan utama.

Adapun karakteristik dari hotel ini adalah :

 Lobby yang tidak terlalu besar dan area publik yang tidak terlalu formal.
 Detail-detail yang sederhana, material yang umum, dan finishing yang berkala.
 Kamar tidur yang kecil dan tenang dengan storage yang cukup.
 Fixture kamar mandi yang minim dengan aliran air yang sedang.
 Back of House yang terbatas dengan pelayanan yang rendah bagi para tamu.
 Hotel ini pada umumnya berbentuk 'franchise'. Desain dari Limited-Service
Hotel sering kali harus mengikuti aturan aturan yang sudah ditetapkan oleh
perusahaan.
e. Casino Kasino secara sederhana bertujuan untuk menarik sebanyak mungkin
pengunjung, mempertahankan mereka dalam sebuah tempat yang menyenangkan,
dan membuat mereka mengeluarkan uangnya. Adapun karakteristik dari Kasino
adalah :
 Lobby dan area publik yang dapat menampung pengunjung dalam jumlah
yang besar.
 Penekanan yang berat pada makanan dan minuman, serta fasilitas - fasilitas
hiburan.
 Area publik yang luas untuk menuntun para tamu menuju tempat berjudi dan
mempertahankan mereka di sana.
 Kamar tidur dengan ukuran yang cukup dan kamar mandi dengan fixture
yang cukup. Sistem dan pengoperasian pengamanan tingkat tinggi.
 Back of House yang efisien yang mendukung pelayanan kepada para tamu
dalam jumlah yang besar.
 Lokasi yang kuat untuk mengakomodasi mobil & bus jumlah besar.

Kasino dapat dibedakan menjadi 4 kategori, yaitu :

 Casino Resort
Terletak di lokasi resort, menawarkan kenyamanan yang mencangkup kamar
hotel kelas pertama, area untuk konvensi dan pertemuan, restoran, buffet, dan
fasilitas lain yang menyediakan makanan dan minuman, showroom dan
lounge, retail shop, kolam renang dan spa, fasilitas parkir yang luas dan area
kasino yang ekstensif dengan berbagai jenis permainan yang legal secara
hukum.
 Riverboat Casinos
Merupakan kasino yang berada di dalam kapal. Selain permainan judi, juga
menawarkan fasilitas hotel, fine dining dan bahkan shopping.
 Dockside Casinos
Merupakan kasino yang berlokasi di dermaga. Kebanyakan dikelilingi oleh
bangunan- bangunan seperti hotel, restoran, fasilitas konveksi, dan garasi
untuk parkir.
 Cruise Ships
Merupakan kasino yang terletak di dalam kapal pesiar. Kasino ini biasanya
bukan sebagai bagian utama dari kapal, namun hanya sebagai salah satu
pilihan dari fasilitas hiburan yang ada.
Menurut buku Strategi Pemasaran Hotel oleh Drs. H. Oka A. Yoeti, MBA
dalam kategori tamu bisnis yang utama, yaitu:

 Sales Representative, yang sedang melakukan kunjungan pelanggan.


 Para Executive dan Profesional, yang melakukan perjalanan dinas.
 Mereka yang mengikuti Meeting, Incentive, Convention dan Exhibition
(MICE).
 Usahawan yang melakukan perjalanan untuk mengurus bisnis mereka.

1. Jenis Hotel dapat dibagi menjadi:


a. Menurut jenis tamu yang datang
1. Transit Hotel
Hotel yang menyediakan akomodasi bagi para tamu yang sedang menginap
dalam waktu yang singkat untuk kemudian meneruskan perjalanannya.
2. Resort Hotel
Hotel yang menyediakan akomodasi untuk para tamu yang ingin berlibur guna
menikmati keindahan, melakukan olahraga/berlibur bersama keluarga.
3. Hotel Business
Hotel yang menyediakan akomodasi bagi para tamu yang bertujuan untuk
melakukan usaha perdagangan dan industri.
4. Convention Hotel
Hotel yang menyediakan akomodasi bagi para executive yang akan
menyelenggarakan dan mengikuti seminar; konferensi/siding penting antar
Negara, antar lembaga/pun perkumpulan2 lainnya dan mereka biasanya 50 %
menginap di hotel itu.
5. Residential Hotel
Hotel yang menyediakan akomodasi untuk para tamu yang ingin menikmati
keindahan sambil bernostalgia dengan masa lampau/bisa juga untuk alasan
kesehatan.
6. Motel Hotel yang terdiri dari bangunan2 kecil yang tersebar di suatu kompleks,
dengan fasilitas parker berdekatan dengan ruang tidur.
b. Berdasarkan jenis tamu
1. Family Hotel
Tamu yang menginap bersama keluarganya.
2. Business Hotel
Tamu yang menginap adalah para usahawan.
3. Tourist Hotel
Tamu yang menginap kebanyakan para wisatawan, baik domestic maupun dari
luar negeri.
4. Cure Hotel
Tamu yang menginap sedang dalam proses pengobatan atau penyembuhan dari
suatu penyakit.
c. Hotel berdasarkan jenis kegiatan tamu
1. Olahraga
 Sport Hotel, Hotel yang berada pada kompleks kegiatan olahraga
 Ski Hotel, Hotel yang menyediakan area sebagai tempat main ski
2. Bisnis
 Conference Hotel, Hotel yang menyediakan fasilitas lengkap untuk
konferensi.
 Convention Hotel, Hotel sebagai bagian dari kompleks kegiatan konvensi.
3. Beribadah
Pilgrim Hotel, Hotel yang sebagian tempatnya berfungsi sebagai fasilitas
beribadah.
4. Berjudi
Casino Hotel, Hotel yang sebagian tempatnya berfungsi untuk kegiatan berjudi.
d. Berdasarkan jangka waktu menginap
1. Residential Hotel
Hotel yang berdasarkan terutama untuk tamu- tamu yang tinggal dalam jangka
waktu yang agak lama. Fungsinya mirip dengan gedung apartemen.
2. Transit Hotel
e. Menurut jumlah kamar yang dimiliki
1. Small Size Hotel (Hotel Kecil) Di Indonesia, hotel kecil terdiri dari 10 – 49
jumlah kamar
2. Medium Size Hotel (Hotel Menengah) Hotel dengan jumlah kamar 50 – 100
jumlah kamar
3. Large Size Hotel (Hotel Besar) Di Indonesia dan Eropa, hotel besar memiliki
lebih dari 100 buah kamar. Di Amerika minimal 500 kamar.
f. Berdasarkan pemiliknya:
1. Hotel Perorangan
2. Hotel Keluarga
3. Hotel Perusahaan Bersama
4. Hotel Pemerintah
g. Berdasarkan sistem operasinya:
1. Chain Hotel Operation SystemHotel-hotel yang beroperasi secara bersama di
Berbagai kota dan Negara dengan menguntungkan satu nama saja.
2. Referral Hotel Operation System
Beberapa hotel untuk saling memberi informasi dan bantuan satu sama lainnya
3. Franchise Operation System
Beberapa hotel bekerjasama menunjuk suatu badan yang berfungsi sebagai
induk dan bertindak keluar sebagai wali mereka terutama di bidang pemasaran
dan reservation.
4. Management Contract
Kerjasama dilakukan dengan mempergunakan tenaga-tenaga ahli pengelola
yang dikontrak untuk jangka waktu tertentu.

h. Menurut sistem pelayanannya


1. Full Plan / American Plan Hotel Hotel yang menyediakan makanan lengkap
untuk pagi, siang, dan malam hari. Biaya sudah diperhitungkan dalam biaya
sewa kamar.
2. Modified American Plan Hotel Hotel yang menyediakan makan pagi, siang,
atau malam dan tamu hanya boleh memilih salah satu.
3. Grant Hotel Hotel yang hanya menyediakan makan pagi.
i. Menurut tarafnya
1. Regional Hotel
2. National Hotel
3. International Hotel
j. Berdasarkan lokasi
1. Airport Hotel
2. Urban Hotel Hotel yang terletak di pusat kota, menyediakan akomodasi untuk
businessman, tourist, dan jenis tamu lainnya.
3. Motel Tempat penginapan yang ditujukan terutama untuk para penginap yang
membawa kendaraan sendiri. Susunan atau letak ruangan receptionist, restoran,
dan ruang umum lainnya ditempatkan pada satu bangunan, sedangkan masing-
masing kamar merupakan satu bangunan sendiri
4. Resort / Tourist Hotel
k. Menurut tempat asal perkembangannya:
1. Hotel yang mulai berkembang di dalam kota
Down-down hotel, hotel yang terletak di pusat kota, terdiri dari:
 Business Hotel Hotel terletak di pusat-pusat perdagangan dalam kota yang
didirikan untuk memberikan fasilitas menginap bagi para usahawan yang
datang ke kota tersebut dengan tujuan usaha. Ukuran kamarnya relative kecil,
biasanya dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas untuk rapat, pertemuan-
pertemuan kecil, business luncheon, dan pesta.
 Commercial Hotel Hotel yang menyediakan tarif khusus untuk para
pedagang atau pengusaha serta menyediakan pula ruang rapat terutama untuk
rapat-rapat penjualan barang.
 Airport Hotel dan Transit Hotel
Airport Hotel adalah hotel yang letaknya berdekatan dengan airport,
terutama didirikan di kota-kota pelabuhan transit udara. Hotel tersebut
bertujuan menyediakan akomodasi bagi para penumpang pesawat harus yang
meneruskan perjalanan atau penumpang transit yang harus bermalam. Transit
hotel terletak di pusat kota perdagangan atau dekat airport, didirikan untuk
menyediakan akomodasi bagi orang-orang yang sedang melakukan
perjalanan bisnis dab hanya membutuhkan akomodasi untuk waktu yang
sangat singkat.
2. Hotel yang berkembang di luar kota pinggir jalan raya
 Resort Hotel Terletak di daerah yang memiliki keindahan alam seperti daerah
pegunungan atau tepi pantai. Digunakan oleh para wisatawan yang memiliki
tujuan perjalanan untuk rekreasi. Jenis hotel ini sangat ramai pada masa
liburan.
 Tourist Hotel terletak di daerah yang mempunyai Hotel yang objek wisata
peninggalan budaya masa silam sehingga wisatawan yang datang dapat
dengan wisata mengunjungi objek-objek mudah tersebut.
 Highway Hotel Hotel yang terletak antara dua kota yang berjauhan yang
dihubungkan dengan jalur lalu lintas yang padat.
2. Klasifikasi Hotel
a. Klasifikasi Hotel berdasarkan lokasi
 City / Business Hotel, yaitu hotel yang letaknya di tengah kota biasanya
berfungsi untuk perdagangan atau bisnis
 MICE Hotel (Meeting, Incentive, Conference, dan Exhibition)
 Resort Hotel Yaitu hotel yang berlokasi di kawasan wisata
 Resort and Business Hotel Merupakan hotel yang terletak di kawasan wisata
sekaligus berfungsi untuk perdagangan atau bisnis
 Boutique Hotel Yaitu hotel yang memiliki kriteria yang sangat bagus, lebih
private dan luxurious
 Budget Hotel Merupakan hotel yang hanya menyediakan 1 kamar dan 1
outlet, tidak ada restoran. Hotel ini sifatnya lebih low class.
 Airport Hotel Hotel yang berada dalam satu kompleks bangunan / area
pelabuhan udara / sekitar Bandar udara.
b. Di Indonesia klasifikasi Hotel ditemukan berdasarkan:
Persyaratan fisik, meliputi
 Lokasi hotel
 Luas bangunan
 Kondisi fisik bangunan
 Penampilan interior
c. Bentuk pelayanan yang diberikan, diklasifikasikan menjadi 5 golongan, yaitu:
 Kelas Deluxe atau Hotel berbintang lima
Merupakan kelas hotel yang paling tinggi dengan jumlah kamar minimal 100
kamar tamu, dengan klasifikasi 86 double bed, 10 single bed dan 4 suite.
Luas ± 26 – 30m²
 Kelas A atau Hotel berbintang empat ii. Merupakan kelas hotel lebih atas
dari kelas menengah, dengan jumlah kamar tamu minimal 50 kamar tamu,
dengan klasifikasi 43 double bed, 5 single bed dan 2 suite. Luas kamar ± 24 –
28m2
 Kelas B atau Hotel berbintang tiga iii. Merupakan hotel kelas menengah
dengan jumlah kamar ± kamar tamu dengan klasifikasi 27 double bed dan 3
single bed, dengan luas kamar ± 22-26m²
 Kelas C atau Hotel berbintang dua iv. Merupakan hotel lebih tinggi kelasnya
dari bintang 1, dengan jumlah kamar +15 kamar tamu, dengan klasifikasi 13
double bed dan 2 single bed, dengan luas kamar + 20-24m2
 Kelas D atau Hotel berbintang satu v. Merupakan hotel kelas paling rendah
dengan jumlah kamar minimal 10 kamar tamu
d. Jenis-jenis Kamar Hotel
Menurut buku Front Office Jurusan Perhotelan oleh Richard Sihite, S.Sos,
kamar hotel dapat dikategorikan sebagai berikut: standard room, superior room,
deluxe room, suite room.
Ada beberapa istilah lain dalam penggolongan jenis- jenis kamar hotel, antara
lain:
 Connecting room
Dua buah kamar atau lebih yang dihubungkan dengan pintu penghubung
(connecting dooŋ).
 Adjoining room
dua buah kamar yang saling bersisian berdekatan.
 Adjacent room
Dua buah kamar atau lebih yang saling berhadap- hadapan.
 Pada dasarnya bisnis kamar pada hotel dapat dibedakan menjadi beberapa tipe,
yaitu:
 Single room
Yaitu dalam satu kamar, terdapat satu tempat tidur untuk satu orang tamu,
dengan ukuran tempat tidur 100x200 cm.
 Twin room
Yaitu dalam satu kamar, terdapat dua tempat tidur terpisah, untuk dua
orang tamu.
 Double room
Yaitu dalam satu kamar terdapat satu tempat tidur besar untuk dua orang
tamu dengan ukuran tempat tidur 160x200 cm.

 Triple room
Yaitu dalam satu kamar terdapat double bed dan twin bed untuk dua orang
dan ditambah extra bed untuk satu orang atau sebuah kamar yang dilengkapi
dua tempat tidur masing-masing untuk satu orang ditambah sebuah tempat
tidur tambahan untuk satu orang yang keseluruhannya untuk tiga orang tamu
 Junior suite room
Yaitu kamar besar terdiri dari ruang tidur dan ruang tamu
 Suite room
Yaitu kamar yang terdiri dari dua kamar tidur atau lebih, untuk dua orang
atau lebih dan ditambah ruang tamu, ruang makan dan ruangan dapur kecil.
Kamar juga dilengkapi dengan ruangan duduk atau disebut living room atau
sitting room atau parlour. Disamping itu ada suite room juga sering
dilengkapi dengan bar dan dapur
 President suite room
Kamar ini terdiri dari tiga ruang yang besar, ruang tidur, ruang tamu,
ruang makan (ruang rapat) dan dapur kecil.
e. Elemen Pendukung Interior Kamar Hotel
 Guest Room
1. Floor. secara umum menggunakan karpet maupun keramik yang cocok
untuk daerah tropis. Untuk suite ada pula yang menggunakan parket dan
permadani.
2. Wall: biasanya material pelapis dinding pada kamar tidur hotel adalah
wallpaper atau dicat.
3. Ceiling: menggunakan gypsum akustik yang dicat.
4. Doors: menggunakan material kayu yang sudah di finishing atau dicat,
dan seluruhnya solid.
 Bathroom
1. Floor. menggunakan keramik atau marmer.
2. Wall: menggunakan material keramik atau marmer di daerah bak mandi,
penutup dinding dengan wallpaper atau dicat.
3. Ceiling: cat.
 Electrical Mechanical
1. Outlets: minimal terdapat 5 saklar double di dekat tempat tidur, dan satu
masing-masing di meja kamar, lemari pakaian, dan area lounge.
2. Cable: kabel TV, telepon, alarm kebakaran, room status, sistem
komunikasi lain.
3. Mechanical: HVAC diintegrasi dengan layout, kamar mandi dengan
exhaust. 
E. Persyaratan Perancangan Interior Hotel
1. Aspek Perancangan Hotel Bisnis
1. Manusia
Sebuah hotel tidak lepas dari pengunjung atau tamu hotel yang datang
dan menginap. Tamu hotel yang datang pun berbeda-beda, mulai dari tamu
yang datang untuk urusan bisnis, rekreasi atau hanya sekedar untuk makan
di restoran yang terdapat di dalam hotel. Selain itu tamu/pengunjung hotel,
juga terdapat karyawan dan para pekerja hotel yang setiap harinya datang
untuk menjalankan tugas sesuai posisinya.
Oleh karena itu dalam perancangan sebuah hotel aspek manusia (pelaku
ruang) harus diperhatikan keberadaannya dan diikutsertakan dalam
perancangan interior. Sirkulasi antara manusia yang satu dengan manusia
yang lainnya juga harus disesuaikan dengan kebutuhan dan ruang yang ada.
2. Lingkungan
Lingkungan yang strategis dan mudah dijangkau dibutuhkan dalam
perancangan hotel bisnis karena untuk memudahkan akses pelaku tamu
hotel bisnis bila menginap di hotel yang bersangkutan. Pemilihan lokasi ini
menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi hotel tersebut. Oleh karena
itu sebaiknya hotel bisnis terletak di daerah perkantoran yang mudah
dijangkau dan dekat dengan pusat perbelanjaan untuk menunjang tamu
hotel.
3. Bangunan
Sebaiknya bangunan dan ruangan cukup memadai untuk kapasitas
yang mencakup lingkungan. Fokus dasar dari perencanaan tata letak ruang
adalah adanya program hubungan antara area publik, servis dan area privat.
Dalam hal ini sirkulasi memegang peranan penting untuk menciptakan
kenyamanan bagi pengunjung/ tamu hotel dan juga untuk menjamin
kelancaran aktivitas dalam tiap ruangan yang ada.
Oleh karena itu dalam mendesain ruangan dalam hotel harus lebih
diperhatikan si pelaku ruang, kegiatan di dalamnya, sirkulasi yang
diperlukan, dan lainnya.
4. Elemen Interior
a. Lantai
Menurut Pamudji Suptandar dalam bukunya Interior Design,
lantai merupakan bagian yang terpenting dari suatu ruangan. Dalam
lantai kira dapat menunjang fungsi atau kegiatan yang akan terjadi
pada ruang tersebut, selain itu pula lantai dapat memberikan suatu
karakter pada ruangan dimana lantai itu terdapat. Dengan lantai juga
dapat memperjelas sifat ruangan itu, misalnya dengan memberikan
suatu permainan dari permukaan lantai itu sendiri.
Syarat-syarat bahan penutup lantai adalah:
1. Kuat, lantai harus dapat menahan beban
2. Mudah dibersihkan, pada lantai yang baik, lantai harus mudah
dibersihkan
3. Isolasi suara, biasanya digunakan pada lantai dasar bangunan yang
mempunyai fungsi berbeda. Transmisi suara disebabkan oleh air
born pengaruh langsung. Akibat pengaruh langsung dapat diatasi
dengan penyelesaian lantai yang lunak dan lentur atau lantai yang
mengembang dimana dibawahnya diberi bahan yang lunak dan
dapat menyerap suaru getaran-getaran bunyi pijakan atau kontak.
4. Isolasi panas, penutup lantai penting untuk kenikmatan dan
kesehatan, juga memberikan rasa hangat pada kaki, yang mana
dapat diukur dengan menggunakan angka absorbsi panas. Lantai
yang mempunyai isolasi yang baik menyerap panas.
5. Tahan terhadap kelembaban, dalam beberapa keadaan, lantai harus
dapat menahan rembesan air ke permukaan lantai ini terutama
terdapat kamar mandi atau dapur. Hal ini dapat dicegah dengan
menggunakan lantai yang kedap air.
6. Tidak menggelincir (licin), lantai yang licin tergantung pada
koefisien gesekan antara sol sepatu dengan permukaan lantai dan
mempunyai koefisien gesekan 0,4.

Beberapa jenis penutup lantai yang biasa digunakan:

1. Terrazzo , penggunaan pada pertokoan, sekolah, showroom, foyer


dan sebagainya.
2. Penutup lantai yang lentur
 Vinyl ( Vinyl Sheet, Vinyl Tiles, Vinyl Asbestos, Vinyl Solid
Tiles ).
Vinyl sheet penggunaannya tidak cocok pada tempat yang
ramai karena mudah tergores.
Vinyl Tiles penggunaan pada sekolah, kantor, plaza
pertokoan, bangunan komersial ringan.
Vinyl asbestos penggunaan pada rumah tinggal, bangunan
industry, bangunan komersil yang ramai.
Vinyl solid tiles penggunaan pada tempat-tempat khusus.
 Rubber Tiles
 Linoleum, penggunaan pada sekolah, bangunan umum dan
sebagainya.
 Asphalt Tiles, penggunaan pada pabrik, rumah tinggal dan
sebagainya.
 Cork Tiles (lantai gabus), penggunaan pada perpustakaan,
sekolah, kantor, rumah tinggal. Tidak cocok dipakai di
tempat-tempat yang digunakan untuk meletakkan beban yang
berat karena dapat berlekuk-lekuk.
3. Kayu: parket kayu, strip atau jalur. Penggunaan pada perumahan,
lantai olahraga, bangunan industri dan lain-lain.
4. Ceramic: ceramic mosaic Tiles, Quarry Tiles, Glazed Tiles,
Unglazed Tiles, penggunaan rumah tinggal, bangunan komersil
dan sebagainya.
5. Granolithic, penggunaan pada pabrik, gudang dan garasi.
6. Lantai komposisi, tidak digunakan untuk daerah basah seperti
kamar mandi dan dapur.
7. Karpet dan permadani, penggunaan pada area yang tidak ramai.

b. Dinding
Dinding merupakan unsur terpenting dalam pembentukkan
ruang, khususnya ruang dalam baik sebagai unsur penyekat/ pembagi
ruang maupun sebagai unsur dekoratif. Untuk itu dalam perencanaan
suatu ruang dalam, dinding mempunyai peranan cukup dominan dan
memerlukan suatu perhatian khusus, disamping unsur-unsur lainnya.
Fungsi dinding terbagi menjadi 2 bagian:
1. struktural , misalnya :
 Bearing Walls: dinding yang dibangun untuk menahan tepi dari
tumpukkan/urugan tanah.
 Load Bearing Walls: dinding untuk menyokong atau menopang
balok, lantai dan atap.
 Foundation Walls: dinding yang dipakai dibawah lantai tingkat
dan untuk menopang balok-balok lantai pertama.
2. Non Struktural, misalnya :
 Party walls: dinding pemisah antara 2 bangunan dan bersandar
pada masing-masing bangunan.
 Fire walls: dinding yang dipergunakan untuk membatasi ruang
pencar api yang disebabkan oleh kebakaran.
 Curtain or panel walls: dipergunakan sebagai pengisi pada suatu
konstruksi yang kaku misalnya konstruksi rangka baja, beton.
 Parapet walls: dinding yang diteruskan dan melewati atap
bangunan.
 Garden walls: biasanya digunakan untuk membatasi suatu taman.
 Partition walls: dinding yang dipergunakan untuk membentuk
ruangan pada suatu ruang.
 Bahan-bahan yang biasa digunakan sebagai penutup  dinding :

 batu : bermacam-macam batu alam, asbes, coraltex, marmer dan


lainnya.
 Cat : bermacam-macam cat tembok, chemistone (cat semprot)
dan lainnya.
 Fiberglass : flexiglass, paraglass, dan lainnya.
 Gelas : cermin, kaca dan lainnya.
 Kain : batik, sutra, bludru, satin, dan lainnya.
 Kayu : triplek biasa dan triplek bervinyl, multipleks, papan,
formica, bamboo/bilik, rotan dan lainnya.
 Keramik : batu biasa, mosaic, porselen, dan lainnya.
 Metal : stainless steel, krom, aluminium, dan lainnya.
 Vinyl : bermacam-macam vinyl bermotif / tidak, wallpaper, 
lukisan dan lainnya.
c. Plafon
Plafon atau ceiling merupakan salah satu unsur penting dalam
interior karena pembentuk suatu ruang. Seperti kita ketahui bahwa
lantai dan dinding merupakan pembatas ruang demikian halnya juga
dengan plafon, ketiga unsur itu sangat erat hubungannya satu dengan
yang lain dalam memberi suatu bentuk atau karakter untuk dalam
suatu bangunan. (interior design, Pamudji Suptandar)
Dengan kemajuan teknologi dan penemuan-penemuan baru
dibidang industri, berbagai material kini memungkinkan untuk
digunakan sebagai plafon. Menurut Pamudji Suptandar dalam
bukunya Interior Design, penggunaan berbagai macam material
tersebut disesuaikan dengan fungsi dan kesan yang akan dicapai
untuk ruang yang bersangkutan, misalnya seperti :
 Untuk mencapai kesan alamiah: kayu, anyaman bambu, rotan dan
lain-lain.
 Untuk gaya klasik: plat-plat gypsum bermotif.
 Untuk mencapai kesan glamor: kaca / antique glass ceiling, kain
bludru.
 Pada rumah-rumah sederhana: eternity polos / bermotif, tripleks /
multipleks, berbagai jenis softboard / akustik tiles.
 Pada bangunan-bangunan utilitas: beton exposed.
 Pada bangunan-bangunan umum: alumunium, fiber glass
(sebagai skylight), kaca timah (pada gereja-gereja) dan lain-lain.

d. Pintu dan Jendela


Pintu dan jendela merupakan elemen yang memotong bidang
dinding yang membentuk bangunan dan ruangan interior yang
dibatasinya. Pintu dan jendela juga merupakan elemen transisi dari
desain arsitektur dan interior yang saling menghubungkan satu sama
lain, baik secara visual dan fisik, satu ruang ke ruang lain, maupun
bagian dalam dengan bagian luar ruangan. (Ilustrasi desain interior,
Francis D.K. Ching)

5. Fisika Bangunan
Untuk bangunan sebuah hotel di iklim tropis, memiliki perbedaan
musim panas dan musim hujan yang kecil dengan karakteristik iklim
sebagai berikut:
a. Suhu udara:
 Siang hari rata-rata 30 derajat celcius,
 Malam hari rata-rata 24 derajat celcius
 Kelembaban : RH antara 55%-100%
 Tekanan udara 2500 N/ m2-3000 N/ m2
 Keadaan langit dan radiasi matahari :
1. Umumnya berawan
2. Radiasi matahari mencapai 400 watt/m2
3. Tingkat penerangan mencapai 6000 lux
4. Curah hujan mencapai 1500-2000 mm/tahun.
b. Tata udara
Pada umumnya tata udara di sebuah hotel dibagi atas dua yaitu
secara alami dan buatan. Secara alami, udara dapat diperoleh melalui
bukaan seperti pintu dan jendela, sedangkan secara buatan udara dapat
diperoleh melalui AC. Syarat pengudaraan yang efektif harus
memperhatikan beberapa hal berikut :
 Pemanas dan pendingin
 Gerakan dan distribusi udara
 Pelebab dan penghilang kelembaban
 Ventilasi dan kualitas udara di dalam ruang
Hal diatas perlu diperhatikan karena :
 Hal tersebut dapat mempengaruhi penampilan atau pembawaan
dalam karyawan hotel maupun tamu hotel.
 Manajemen hotel bertanggung jawab terhadap karyawan hotel dan
tamu hotel untuk menyediakan lingkungan yang sehat bagi para
karyawan dan tamu hotel.
 Keadaan udara diluar yang dipakai dalam ruangan merupakan
kurang lebih dari 10% dari energi yang dikonsumsikan. (Ilustrasi
desain interior, Francis D.K. Ching)

c. Tata Cahaya
Penerangan sangat memegang peranan penting dalam interior
sebuah hotel, karena dapat memberi suasana yang diinginkan atau
dapat menciptakan suasana kenyamanan pada setiap ruang dalam
hotel. ( Aspek Pencahayaan Dalam Interior Design, Pamudji
Suptandar ). Tata cahaya di dalam hotel dibagi atas dua yaitu:
 Secara alami, yaitu dari cahaya matahari melalui buka-bukaan
seperti pintu dan jendela. Pencahayaan ini hanya dapat diperoleh
pada siang hari.
 Secara buatan, yaitu bentuk penerangan yang menggunakan
bantuan lampu.

Sistem penerangan lighting system secara umum terbagi atas :

1. Penerangan langsung ( direct lighting )

Sistem pencahayaan :
 Dipancarkan langsung 90% dari seluruh kekuatan cahaya.
 Dapat menimbulkan kontras yang ekstrim antara area yang
berfungsi dengan daerah yang ada.
 Diarahkan kepada sasaran dengan bentuk kerucut cahaya desain
bayangan kasar.
 Penggunaan pada show window, peragaan, pintu masuk dan
pertunjukkan.
2. Penerangan tidak langsung ( indirect Lighting )

Sistem pencahayaan :

 Sistem pencahayaan pantulan


 Keistimewaan seluruh ruangan terhindar dari kesilauan
 Penggunaan pada: toko, ruang kerja, ruang pamer, lobby
lounge
 Pencahayaan ini biasanya diarahkan ke plafon dan dinding.
3. Penerangan terpancar ( semi direct dan semi diffused )
Sistem pencahayaan
 Sisa sinar 60% diarahkan ke plafon dan dinding di
sekelilingnya.
 Memperhitungkan system bayangan yang selektif, besar
cahaya 40% disinarkan ke semua bagian.
 Sistem ini menghasilkan bayangan yang agak pada dengan
daerah tepi yang menjadi agak kabur.
 Penggunaan pada: pabrik, ruang umum di rumah, kantor,
lobby lounge
 Biasanya penempatan lampu semi direct dan semi diffused
menempel pada dinding.
4. General Lighting
Sistem pencahayaan :
 Sumbernya sangat bergemerlapan, bila ditatap sangat
menyilaukan mata.
 Sifat cahaya yang memancar ke segala arah sedangkan
bayangan terjadi umumnya samar-samar.
 Penggunaan pada: dapur, gudang, koridor, ruang tunggu dan
toilet.

Tipe pencahayaan :

 Spot light
Fungsi : untuk menyinari suatu objek khusus, dipakai untuk
menampilkan suasana atau citra yang diinginkan.

 Downlight
Fungsi : menerangi ruangan secara umum, jangkauan
penerangan bermacam-macam.
 Wall Washer
Fungsi : untuk menyinari dinding secara khusus menjadi kesan
luas, terdiri dari berbagai macam yaitu wall washer tanam dan
wall washer gantung.
 Strip light
Fungsi : untuk menyinari objek secara tepat

Persyaratan penerangan ruang pada hotel :

1.     Lobby                                                              : 200 Lux

2.     Reception area                                                : 400 Lux

3.     Front office                                                     : 400 Lux

4.     Lounge                                                            : 200 Lux

5.     Guest room                                                     : 200 Lux

6.     Kitchen

-        General                                             : 200 Lux

-        Food preparation & cooking              : 600 Lux

-        Stores                                               : 200 Lux


7.     Laundry                                                          : 400 Lux

8.     Office                                                              : 400 Lux

9.     Mechanical room                                            : 350 Lux

10.  Public toilets                                                   : 200 Lux

11.  Corridor                                                          : 200 Lux

12.  Workshop                                                       : 400 Lux

(Sumber: Fred Lawson, Hotels, Motels and Condominiums).

d. Tata Suara
Semua sumber bunyi yang mengalihkan perhatian,
mengganggu atau berbahaya bagi kegiatan sehari-hari dianggap
sebagai bising. Sumber bising utama dalam pengendalian bising
lingkungan dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok yaitu :
 Bising interior
Merupakan sumber bising yang paling sering dibuat oleh
manusia, seperti alat-alat rumah tangga, radio, televisi,
pembicaraan yang keras, naik turun tangga, orang berpindah
tempat dan sebagainya.
 Bising luar (outdoor)
Merupakan bising yang paling mengganggu, dalam hal ini
berasal dari lalu lintas kendaraan bermotor, transportasi, industri,
pembangunan, gedung dan sebagainya. (Akustik Lingkungan,
Leslie L. Doelle) 
6. Teknik Bangunan
Penyaluran aliran listrik pada saat darurat dirasakan penting
pengadaannya terutama pada saat ada kerusakan di sistem penyaluran
utamanya. Mesin pembangkit listrik yang disediakan hendaknya dapat
menyalurkan kebutuhan untuk pencahayaan pintu darurat, kebakaran dan
tanda-tanda darurat lainnya, menerangi kira-kira 20% daerah-daerah
umum, ruang pendingin, mesin hitung, sistem tanda bahaya kebakaran,
hubungan telepon, pompa air genangan dan air kotor.
a. Sistem tanda bahaya kebakaran
Hal-hal yang dianggap penting dengan cara biasa ditandai dengan
pecah gelas kontak begitu berhubungan dengan panas atau pendeteksi
asap dan panas otomatis yang tanda bahanya dapat didengar keseluruh
bangunan, penyemburan air otomatis yang terdapat pada semua bagian
bangunan, selang penyemprot air di bagian luar, alat-alat pemadam
yang dapat dibawa dan ditempatkan pada tempat-tempat yang strategis,
penutup asbes di dapur dan penyekat api.

b. Peralatan pengatur suhu ruang (AC)


Umumnya dipakai sistem terpusat yang disalurkan ke masing-
masing ruang. Sedapat mungkin diatur sendiri pemanfaatannya oleh
tamu di kamar tidur masing-masing. Untuk tempat umum harus diatur
menurut daerah pengawasannya, terutama untuk mengatasi waktu-
waktu padat sehingga beban pemakaian tinggi dan penghematan
pemakaian bila ditempatkan yang bersangkutan sedang tidak
dipergunakan. Perlu kemudahan perawatan untuk semua unit
pemakaian.
c. Mesin pemanas terpusat
Apabila saluran pengatur suhu udara tidak diberikan, sebaiknya
pemanas kamar tidur dilakukan oleh radiator dengan pengaturan
sendiri-sendiri di setiap kamar yang dirancang agar dapat dengan cepat
bekerja. Tempat-tempat umum, terutama restoran harus dilengkapi alat
pengatur aliran udara mekanis yang dapat mengimbangi buangan asap
dari dapur. Untuk bar cukup dipasang kipas penghemat udara.
d. Pengaturan aliran udara kamar mandi
Umumnya dengan menggunakan saluran buangan ke kipas
penyedot di atas atas, seluruh penyaringan di masing-masing kamar
mandi sekaligus untuk mengurangi penyebaran bising yang berasal
dari kipas penyedot.
e. Sistem pencahayaan
Sistem pencahayaan kamar tidur dirancang dengan meletakkan
cukup satu sakelar utama saja dekat pintu masuk dan di atas ujung
kepala tempat tidur. Dapat ditambahkan beberapa saklar disesuaikan
dengan kebutuhan menurut jenis hotel. Lampu neon yang dipasang di
kamar mandi harus jenis mudah menyala. Tiap kamar tidur atau bagian
tempat tidur harus dilengkapi dengan saklar yang terlindung rapi.
Pencahayaan pada lorong atau selasar dilengkapi dengan saklar
pengatur waktu. Sehingga tiap-tiap bagian dapat diatur pemakaiannya
secara ekonomis. Pada ruang-ruang umum, saklar diletakkan pada
tempat-tempat tertentu dan dirancang  sekaligus untuk dapat
memberikan kesan dekoratif. Sakelar utama diletakkan pada tempat-
tempat dimana tidak dapat dijangkau oleh tamu atau orang-orang yang
tidak berkepentingan.

f. Saklar untuk alat cukur elektronik


Sebaiknya dengan tegangan ganda disediakan untuk sakelar alat
cukur elektronis ini di kamar mandi karena kebutuhan umum untuk
pria.

7. Furniture
Pengaturan furniture harus disesuaikan dengan kebutuhan untuk
memenuhi kenyamanan pemakai. Dalam pengaturan furniture, fungsi
tidak dapat dipisahkan dengan keindahan. Dalam perencanaan kita harus
mengetahui lebih dahulu aktivitas, sehingga tahu furniture apa yang akan
dibutuhkan, berapa luas ruang, bagaimana sistem pencahayaan, pilihan
warna serta kondisi-kondisi khusus.
Desain furniture dapat dibagi atas dua kategori umum:
a. Furniture yang berbentuk case (kotak) termasuk chests, meja
tulis,meja, lemari buku dan kursi yang tidak mempunyai pelapis,
semua tipe furniture semacam ini di Indonesia masih dibuat dari
kayu walaupun bahan-bahan lain semakin popular
b. Furniture yang dilapisi: sofa, kursi-kursi yang secara keseluruhan
atau sebagian besar diberi lapisan termasuk perlengkapan tidur.
(Perancangan Tata Ruang Dalam, Pamudji Suptandar)
8. Estetika
Menurut Pamudji Suptandar (Interior Design, Perancangan Tata
Ruang Dalam), ruang/bangunan meskipun dalam perancangan yang baik
tetapi tanpa didukung oleh elemen estetika, pasti tidak akan berhasil.
Dalam pembuatan pola utama dari desain harus ditentukan terlebih dahulu
warna dasar, tekstur, baru pola-pola pendukung yang ada disekelilingnya.
a. Pilihlah pola yang baik yaitu yang mempunyai peranan yang
menarik, baik pada siang maupun malam hari.
b. Desain yang mudah yaitu dengan menggunakan pola tunggal
tetapi yang cukup kuat.
c. Warna yang berani untuk aksen-aksen dengan warna-warna
lembut sebagai pendukung.
9. Ambience
Ambience massage yang terdapat dalam hotel bisnis:
a. Entertaining: hotel dapat menjadi salah satu tempat yang
menghibur, misalnya dengan adanya shopping arcade.
b. Convivial: hotel juga memberikan pelayanan yang ramah pada
setiap pengunjungnya.
c. Luxurious: desain dalam hotel berbintang biasanya menyajikan
kemewahan dalam suasananya.
d. Profitable: selain memberikan pelayanan yang memuaskan
kepada pengunjung, hotel juga mencari keuntungan dalam
usahanya.
e. Welcoming: hotel juga selalu berusaha untuk menyambut
dengan hangat setiap pengunjungnya.
f. Impressive: hotel harus memberikan kesan yang baik dan tak
terlupakan bagi setiap pengunjungnya untuk bisa kembali lagi ke
hotel tersebut.

Anda mungkin juga menyukai