DEPARTEMEN ARSITEKTUR
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG PEMILIHAN JUDUL
Fenomena perkembangan dan perubahan zaman yang cepat mengakibatkan aktivitas
manusia semakin kompleks, sehingga proses globalisasi dan akses informasi semakin
meningkat. Belum lagi makin gencarnya arus informasi yang dewasa ini menjadi nafas
interaksi sosial masyarakat di segala bidang, termasuk bidang komunikasi dan kegiatan
konvensi.
Menghadapi era globalisasi ini, kompetensi di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi semakin kuat. Oleh karena itu, pertukaran informasi ke data teknologi
khususnya melalui kegiatan pertemuan, konfrensi, seminar, dan pameran merupakan
kebutuhan yang perlu mendapat perhatian.
Kota Makassar yang merupakan salah satu kota metropolis di kawasan Indonesia
Timur merupakan salah satu wilayah dengan kegiatan konvensi yang cukup tinggi. Oleh
karena itu kota Makassar harus menyediakan sarana akomodasi yang mampu
menunjang kegiatan-kegiatan konvensi tersebut.
Sarana akomodasi seperti hotel yang menunjang kegiatan konvensi di Makassar pun
mulai bermunculan, namun kapasitasnya belum dapat menampung kegiatan yang
diharapkan. Selain itu, kebanyakan dari sarana ini terletak di tengah-tengah perkotaan
yang dikelilingi dengan berbagai aktifitas yang cukup padat, hal ini dapat menambah
kepenatan para peserta konvensi. Oleh karena itu lokasi lingkungan sekitar hotel harus
memberikan pengaruh positif terhadap bangunan. Misalnya salah satu contoh hotel
konvensi di Makassar yang berada di kawasan pariwisata pantai losari, tempat ini
memiliki daya tarik yang lebih sebab posisinya yang memiliki view yang indah, namun
tempat ini tidak memiliki kapasitas yang cukup besar untuk menampung kegiatan
konvensi yang diharapkan.
Dengan melihat potensi dan masalah yang kian meningkat di Makassar ini dan
kondisi fasilitas yang belum dapat mendukung kegiatan konvensi baik nasional dan
internasional, maka diperlukan wadah konvensi yang memadai yang ditunjang dengan
fasilitas hotel yang berada pada satu tapak, khususnya di kawasan yang memiliki daya
tarik lebih seperti kawasan pantai. Maka pemilihan judul Hotel Bisnis & convention
centre di Makassar ini diharapkan dapat memberikan suatu distribusi yang akan
mendukung sektor ekonomi dan pariwisata di kota Makassar.
B. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN
Bagaimana merancang sebuah hotel yang dengan fasilitas konvensi yang berada di
kawasan pariwisata yang sesuai dengan prinsip desain sebuah hotel. Sehingga
mendapatkan hasil perancangan yang sesuai dengan standar dan kenyamanan bagi
penghuninya.
C. METODE PENELITIAN
Metode penelitian dan pencarian data dilakukan dengan metode sebagai berikut :
Studi Literatur
Dengan cara mencari referensi ilmiah dalam bentuk buku, majalah pendukung dan
lain sebagainya yang berhubungan dengan permasalahan.
5. Klasifikasi hotel
Hotel diklasifikasikan sesuai kriteria-kriteria pengklasifikasian hotel
menurut keputusan Dirjen Pariwisata, berdasarkan SK : Kep 22/U/VI/78,
sebagai berikut:
a. Berdasarkan Faktor Jumlah Kamar dan Persyaratan lainnya
Klasifikasi hotel berdasarkan jumlah kamar dan persyaratan lainnya akan
diuraikan di bawah ini:
JENIS FASILITAS
Lounge
Kamar tidur
Ruang makan/ Function Rekreasi dan Ruang yang dan
termasuk Luas kamar
restoran, bar room olahraga disewakan taman
suite
Hotel Min 15 20 m2 Perlu min 1 Dianjurkan perlu min 1 Perlu
-
bintang 1 kamar buah wajib min sarana ruangan
Hotel Min 20 22 m2 Perlu min 1 Dianjurkan Perlu min 1
bintang 2 kamar, 1 buah ada kolam ruangan Perlu
-
kamar suite Wajib min 1 renang
buah
Hotel Min 50 18 24 m2 Perlu min 1 Wajib min 1 Perlu kolam Perlu min 1
bintang 3 kamar, 3 buah buah renang, ruangan
Perlu
kamar suite Wajib min 1 Dianjurkan dianjurkan
buah pre func tambah 2
room sarana lain
Hotel Min 50 18 28 m2 Wajib min 2 Wajib min 1 Wajib kolam Wajib min
bintang 4 kamar, 3 buah buah renang, 3 ruangan
Wajib
kamar suite Wajib min 1 Dianjurkan dianjurkan
buah pre func tambah 2
room sarana lain
Hotel Min 100 20 28 m2 Wajib min 2 Wajib min 1 Wajib kolam Wajib min
bintang 5 kamar, 1 buah buah renang 3 ruangan
Wajib
kamar suite Wajib min 1 Wajib pre ditambah 2
buah func room jenis sarana
lain
b. Jenis Konvensi
Dilihat dari cakupan bahasan an tujuan kegiatan konvensi terdiri dari:
- Reception / Ceremony
Merupakan pertemuan masyarakat umum dengan maksud untuk
menghadiri suatu pesta atau syukuran, misalnya : pesta pernikahan,
ulang tahun, serah terima jabatan, wisuda, dll.
- Trade Fair / Exhibition
Merupakan kegiatan yang berupa pameran dengan tujuan menyebarkan
informasi atau dalam rangka promosi produk.
- Company / Cooperative Event
Merupakan pertemuan berupa rapat-rapat anggota badan usaha tertentu
dalam cakupan bidang kerja sesuai tahun anggarannya.
- Intensive Travel Program
Merupakan wisata konvensi yang dilaksanakan oleh suatu badan usaha
atau peusahaan tertentu bagi para karyawannya maupun untuk mitra
kerjanya.
- Off Shore Meeting
Merupakan konvensi yang bersifat pertemuan asosiasi lokal maupun
nasional yang dilakukan di luar negeri, misalnya pertemuan IAI di
Singapura.
- Assosiation Convention
Merupakan kegiatan yang berupa pertemuan suatu asosiasi ertentu
dalam negeri ataupun sedunia, misalnya pertemuan IKAJI dan
sebagainya.
- International Congres
Merupakan kegiatan yang berupa pertemuan antar anggota organisasi
internasional, misalnya pertemuan KTT Non Blok, OPEC dan
sebagainya.
4. Manfaat Konvensi
- Biasanya peserta konvensi dari kalangan ekonomi menengah ke atas,
sehingga jika dilihat dari segi daya beli mempunyai potensi untuk devisa
lokal / daerah.
- Dilihat dari segi kebutuhan akomodasi peserta wisata konvensi biasanya
lebih besar dibanding dengan wisatawan biasa, sehingga otomatis
pendapatan daerah dari sektor akomodasi / perhotelan meningkat pula.
- Biasanya kegiatan konvensi dilakukan pada waktu-waktu tertentu (low
season), sehingga pada saat itu industri perhotelan mendapat keuntungan
dari naiknya permintaan jumlah kamar.
- Kegiatan konvensi yang dilakukan rutin pada suatu daerah, khususnya
yang menyangkut kegiatan pameran akan menciptakan daerah tersebut
menjadi suatu pusat usaha.
- Meningkatkan dan menambah pendapatan masyarakat setempat dengan
menyediakan berbagai produk dan jasa pelayanan lain kepada para
peserta konvensi.
5. Program dan Kegiatan di Pusat Konvensi
a. Program Konvesi
Skema Program dan Fasilitas Konvensi
Program
Pembicara ahli
Ilmiah
Diskusi panel
Kunjungan resmi
Rapat panitia
Fasilitas dalam
Rapat gedung
Intern Organisasi
Tale seminar
Program
Lokakarya
Program Symposium
Penunjang
Rapat bisnis
Pameran
Kunjungan resmi
Konvensi
6. Fasilitas Konvensi
Sarana untuk mewadahi program konvensi ini harus dilengkapi dengan
ruang-ruang dan fasilitas ultra-modern yang ditangani oleh karyawan dan staf
yang professional. Adapun ruang-ruang dan fasilitas standar yang harus
dimiliki (S Pendit, 1999) sebagai berikut:
a. Conference Space, terdiri dari:
- Ruang siding utama, untuk kegiatan persidangan eksekutif, asosiasi
ataupun korporasi dalam ukuran sedang dan besar dengan
perlengkapan:
Video Conferencing System, Panel Video dan Audio I/O untuk
siaran setemat, Video recorder player, Video Switcher
Pan & Tilt cameras untuk mendukung pembicaraan
Multi disk player
Computer
Slide scanner
Inscriber character generator
RF tuner
Microphone
System Interpretasi multi bahasa
Openpeel tape recorder
Asette recorder dubber
Printer
Alat monitor untuk ketua
Perlengkapan audio system
2. PODIUM
ADMINISTRASI
FASILITAS KARYAWAN
PURCHASING
3. BASEMENT
PARKIR
KETERANGAN :
AD = Architect Data
A = Asumsi
c. DINDING
Dinding adalah suatu struktur padat yang membatasi dan kadang
melindungi suatu area. Umumnya, dinding membatasi suatu bangunan dan
menyokong struktur lainnya, membatasi ruang dalam bangunan menjadi
ruangan-ruangan, atau melindungi atau membatasi suatu ruang di alam terbuka.
Tiga jenis utama dinding struktural adalah dinding bangunan, dinding pembatas
(boundary), serta dinding penahan (retaining).
Dinding bangunan memiliki dua fungsi utama, yaitu menyokong atap dan
langit-langit, membagi ruangan, serta melindungi terhadap intrusi dan cuaca.
Dinding pembatas mencakup dinding privasi, dinding penanda batas, serta
dinding kota. Dinding jenis ini kadang sulit dibedakan dengan pagar. Dinding
penahan berfungsi sebagai penghadang gerakan tanah, batuan, atau air dan
dapat berupa bagian eksternal ataupun internal suatu bangunan.
Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi
memisahkan/ membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi,
dinding ada yang berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan beban) dan
ada yang berupa dinding struktural (bearing wall). Dinding pengisi/ partisi yang
sifatnya non struktural harus diperkuat dengan rangka (untuk kayu) dan kolom
praktis-sloof-ringbalk (untuk bata). Dinding dapat dibuat dari bermacam-
macam material sesuai kebutuhannya, antara lain :
c) Dinding kayu
Kontruksi dinding seperti ini umumnya ditemui pada rumah-rumah
tradisional di eropa timur. Terdiri dari susunan batang kayu bulat atau balok.
Sistem konstruksi seperti ini tidak memerlukan rangka penguat/ pengikat lagi
karena sudah merupakan dinding struktural.
d) Dinding kayu biasa
Dinding papan biasanya digunakan pada bangunan konstruksi rangka kayu.
Papan digunakan untuk dinding eksterior maupun interior, dengan sistem
pemasangan horizontal dan vertikal. Konstruksi papan dipaku/ diskrup pada
rangka kayu horizontal dan vertikal dengan jarak sekitar 1 meter (panjang
papan di pasaran 2 m, tebal/ lebar beraneka ragam : 2/ 16, 2/20, 3/ 25, dll).
Pemasangan dinding papan harus memperhatikan sambungan/ hubungan antar
papan (tanpa celah) agar air hujan tidak masuk. Selain itu juga harus
memperhatikan sifat kayu yang bisa mengalami pemuaian dan susut.
e) Dinding Sirap
Dinding sirap untuk bangunan kayu merupakan material yang paling baik
dalam penyesuaian terhadap susut dan muai. Selain itu juga memberikan
perlindungan yang baik terhadap iklim, tahan lama dan tidak membutuhkan
perawatan. Konstruksi dinding sirap dapat dipaku (paku kepala datar ukuran
1) pada papan atau reng, dengan 2 4 lapis tergantung kualitas sirap. (panjang
sirap 55 60 cm).
f) Dinding batu alam
Dinding batu alam biasanya terbuat dari batu kali utuh atau pecahan batu
cadas. Prinsip pemasangannya hampir sama dengan batu bata, dimana siar
vertikal harus dipasang selang-seling. Untuk menyatukan batu diberi adukan
(campuran 1 kapur : 1 tras untuk bagian dinding dibawah permukaan tanah, dan
PC : 1 kapur : 6 pasir untuk bagian dinding di atas permukaan tanah).
Dinding dari batu alam umumnya memiliki ketebalan min. 30 cm, sehingga
sudah cukup kuat tanpa kolom praktis, hanya diperlukan.
g) Gypsum/GRC.
Yang sebenarnya adalah lembaran papan yang dirangkaikan pada rangka
yang sudah disusun sebelumnya. Untuk pemisah sementara sangat mudah dan
murah, tidak merepotkan dan jika dibutuhkan dapat dirubah dengan segera
tanpa merusak struktur. Kelemahannya adalah sangat rentan untuk dirusak.
Sehingga sangat disarankan jika diperlukan ruangan yang privasi tidak
menggunakan material ini. Namun, sekali lagi, untuk ruangan-ruangan yang
fungsi hampir sama sangat fleksibel menggunakan material ini.
h) AAC, atau bata ringan.
Material yang sedang booming saat ini karena kekuatannya seperti bata
namun sangat ringan, bisa digunakan untuk sisi luar maupun sisi dalam. Mudah
pengerjaannya seperti batako, bisa lebih rapi, ringan sehingga bisa memperkecil
dimensi struktur dan bahkan jika pengerjaannya sangat rapi, hanya diperlukan
lapisan plester dan aci yang sangat tipis, yang berarti menghemat biaya
konstruksi. Untuk wilayah kota besar, jenis material ini sudah sangat mudah
ditemukan. Kekurangannya? yang pernah ditemukan adalah sifatnya yang
menyerap air, sehingga harus hati-hati dalam pengerjaan akhirnya karena kalau
dipaksakan dalam keadaan basah, maka noda basah masih dapat terlihat.
d. PELAT LANTAI (FLOOR PLATE)
Pengertian Plat Lantai
Plat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah
langsung, merupakan lantai tingkat pembatas antara tingkat yang satu dengan
tingkat yang lain. Plat lantai didukung oleh balok-balok yang bertumpu pada
kolom-kolom bangunan. Ketebalan plat lantai ditentukan oleh :
Plat lantai harus direncanakan: kaku, rata, lurus dan waterpas (mempunyai
ketinggian yang sama dan tidak miring), agar terasa mantap dan enak untuk
berpijak kaki. Ketebalan plat lantai ditentukan oleh : beban yang harus didukung,
besar lendutan yang diijinkan, lebar bentangan atau jarak antara balok-balok
pendukung, bahan konstruksi dari plat lantai.
Pada plat lantai hanya diperhitungkan adanya beban tetap saja (penghuni,
perabotan, berat lapis tegel, berat sendiri plat) yang bekerja secara tetap dalam
waktu lama. Sedang beban tak terduga seperti gempa, angin, getaran, tidak
diperhitungkan.
Rangka Baja
Struktur rangka baja terdiri dari balok induk, balok anak dan kolom baja struktural
yang digunakan untuk membangun rangka bermacam-macam struktur mencakup
bangunan satu lantai sampai gedung pencakar langit. Karena baja struktural sulit
dikerjakan pada lokasi (on-site), maka biasanya dipotong, dibentuk, dan dilubangi dalam
pabrik sesuai spesifikasi desain, hasilnya berupa konstruksi rangka struktural yang relatif
cepat dan akurat.
Baja struktural dapat dibiarkan terekspos pada konstruksi tahan api yang tidak terlindungi,
tapi karena baja dapat kehilangan kekuatan secara drastis karena api, pelapis anti api
dibutuhkan untuk memenuhi kualifikasi sebagai tahan api. Pada kondisi terekspos,
ketahanan terhadap korosi juga dibutuhkan.
Rangka baja paling efisien ketika balok induk dan balok anak diletakkan pada grid yang
beraturan. Ketahanan terhadap angin lateral atau gaya gempa bumi membutuhkan
penggunaan dinding geser (shear wall), pengaku diagonal (bracing) atau rangka kaku
dengan koneksi penahan momen.
Rangka Kayu
Penggunaan sistem rangka kaya biasanya terbatas pada bangunan yang relatif tidak
terlalu besar. Pemilihan material kayu saat ini lebih pada pertimbangan aspek estetika
karena tampilannya yang natural, walaupun saat ini harga kayu melonjak cukup tinggi,
karena semakin langkanya kayu dan adanya isu lingkungan (terbabatnya hutan yang
memberikan kontribusi besar pada pemanasan global). Kayu juga banyak digunakan untuk
pembuatan rumah dengan sistem knock-down.
Sistem lantai balok dan papan kayu secara tipikal digunakan dengan grid penopang terdiri
dari kolom atau tiang untuk membentuk rangka struktur. Menggunakan bagian-bagian
struktural yang lebih besar tapi lebih sedikit sehingga dapat membentangi jarak yang lebih
panjang yang berarti lebih hemat dalam biaya material dan pekerja.
Rangka balok papan paling efektif untuk menahan beban sedang yang
terdistribusi merata sedangkan beban terpusat memerlukan rangka
tambahan.
Ketika sistem struktural dibiarkan terekspos, perhatian harus diberikan
pada jenis dan mutu kayu yang digunakan, detail sambungan khususnya
pada koneksi balok-ke balok dan balok ke kolom dan kualitas pekerjaan.
Rangka balok-papan dapat digolongkan sebagai konstruksi kayu berat jika
strukturnya ditopang oleh dinding eksterior tahan api, serta anggota
bagiannya dan deknya memenuhi syarat minimal yang dispesifikasikan
dalam peraturan kode bangunan.
Kelemahan sistem lantai balok-papan adalah rentan terhadap transmisi
suara dan kurang tersedianya ruang untuk insulasi termal, saluran
pemipaan, kabel dan saluran lainnya.
Rangka Bambu
Tersedianya bambu yang cukup melimpah di sebagian besar belahan bumi dan sifat
mekanisnya yang sangat baik (terutama kuat tariknya), membuat bambu cukup menarik
dijadikan sebagai bahan alternatif yang murah untuk material bangunan, baik untuk rangka
struktur utamanya, rangka atap, dinding bahkan saat ini penelitian terus dilakukan terhadap
penggunaan bambu sebagai tulangan beton.
Kelebihan bambu adalah dapat diperbaharui, mudah tumbuh, relatif lebih murah dari pada
baja, dan memiliki kuat tarik yang mendekati kuat tarik baja (200 400 Mpa). Salah satu
kelemahan bambu adalah tidak meratanya kekuatan bambu di ruas bawah dengan ruas atas
(tergantung juga pada umur bambu), diameter bambu yang bervariasi (tergantung jenis
bambu) dan sifat bambu yang mudah lapuk dan kembang-susutnya yang tinggi sehingga
daya lekatnya dengan beton dapat berkurang. Jadi teknik pengawetan bambu perlu
mendapat perhatian lebih jika ingin menggunakan bambu sebagai bahan bangunan.
Sistem ini terdiri dari unsur bidang vetikal yang di perkuat dengan berat dinding itu
sendiri, sehingga mampu menahan gaya aksial lateral secara efisien. Sistem struktur
dinding sejajar ini digunakan pada bangunan-bangunan apartemen yang tidak
membutuhkan ruang bebas yang luas dan sistem-sistem mekanisnya tidak memerlukan
struktur inti.
Sistem struktur inti dan dinding pendukung (core and bearing walls)
Sistem ini berupa bidang vertikal yang membentuk dinding luar dan
mengelilingi sebuah struktur inti. Hal ini memungkinkan ruang interior terbuka
yang bergantung pada kemampuan bentangan dari struktur lantai. Sistem ini
memuat sistem-sistem transportasi mekanis vertikal serta menambah kekakuan
bangunan.
Pemikulan plat lantai dari sebuah inti pusat akan memungkinkan ruang
bebas kolom yang batas kekuatan platnya adalah batas besar ukuran bangunan.
Sistem ini memerlukan banyak besi, terutama apabila proyeksi pelat sangat besar.
Kekakuan plat dapat di tingkatkan dengan menggunakan teknik-teknik pratekan.
Sistem struktur plat rata (flat slab)
Sistem ini terdiri dari bidang horizontal yang umumnya adalah plat lantai
beton tebal dan rata yang bertumpu pada kolom. Apabila tidak terdapat penebalan
plat pada bagian atas kolom, maka sistem ini di katakan sistem plat rata. Pada
kedua sistem ini tidak terdapat balok yang dalam (deep beam) sehingga tinggi
lantai bisa minimum.
Rangka tinggi yang selantai disusun sedemikian rupa sehinga pada setiap
lantai bangunan dapat menumpangkan beban di bagian atas suatu rangka begitupun
di bagian bawah rangka di atasnya. Selain memikul beban vertikal, susunan rangka
ini akan mengurangi tuntutan kebutuhan ikatan angin dengan cara mengarahkan
beban angin ke dasar bangunan melalui struktur balok-balok dan plat lantai.
Sistem struktur rangka kaku (rigid frame)
Sistem struktur ini terdiri dari kolom dan balok yang bekerja saling
mengikat satu dengan yang lainnya. Kolom sebagai unsur vertikal yang bertugas
menerima beban dan gaya, sedangkan balok sebagai unsur horizontal media
pembagi beban dan gaya. Sistem ini biasanya berbentuk pola grid persegi,
organisasi grid serupa juga di gunakan untuk bidang horizontal yang terdiri atas
balok dan gelagar. Dengan keterpaduan rangka spasial yang bergantung pada
kekuatan kolom dan balok, maka tinggi lantai ke lantai dan jarak antara kolom
menjadi penentu pertimbangan rancangan.
Sistem struktur rangka kaku dan inti (rigid frame and core)
Rangka kaku akan bereaksi terhadap beban lateral. Terutama melalui lentur
balok dan kolom. Perilaku demikian berakibat ayunan (drift) lateral yang besar
sehingga pada bangunan dengan ketinggian tertentu. Akan tetapi apabila di
lengkapi dengan struktur inti, maka ketahanan lateral bangunan akan sangat
meningkat karena interaksi inti dan rangka. Sistem inti ini memuat sistem-sistem
mekanis dan transportasi vertikal.
Sistem ini terdiri dari gabungan rangka kaku (atau bersendi) dengan rangka
geser vertikal yang mampu memberikan peningkatan kekuatan dan kekakuan
struktur. Rancangan sistem struktur dapat berdasarkan pada penggunaan rangka
untuk menahan beban gravitasi dan rangka vertikal untuk beban angin yang serupa
dengan rangka kaku dan inti.
Tujuannya yaitu untuk mendapatkan tapak yang tepat dan baik untuk
peruntukan dan pengembangan Hotel Konvensi dengan kriteria sebagai
berikut:
a. Existing Condition
b. Orientasi matahari dan Arah angin
c. Noise/Kebisingan
d. View dari dan luar tapak
e. Sirkulasi
f. Penzoningan
g. Utilitas
4. Konsep Bentuk
Dari beberapa aktivitas yang dilakukan oleh tamu dan pengelola hotel,
dibutuhkan ruang untuk mewadahi aktivitas-aktivitas tersebut, antara lain:
Lobby &
- Checkin, checkout,
sirkulasi
membayar,
- Tamu Kasir
menyimpan barang-
Reservasi &
barang berharga
registrasi
- Memperoleh
Roomboy
PENERIMAAN - Pengunjung informasi,
station
DAN REGISTRASI menunggu, menitip
Luggage
TAMU barang, bertemu
dengan relasi Safe Deposite
- Melayani dan Box
- Karyawan Telepon
memberikan
informasi Umum
Toilet
- Istirahat, tidur,
- Tamu mandi, bekerja Single room
AKOMODASI
- Karyawan Double room
- Melayani tamu, Twin room
membersihkan kamar Suite room
President suite
Roomboy station
R sidang utama
R sidang komisi
R VIP
R penerjemah
R untuk stasiun
- Mengikuti sidang, TV dan Radio
rapat, atau pertemuan R sound control
- Mengikuti pameran, & recording
- Peserta
resepsi, dll. R lighting
- Mempersiapkan control
acara atau kegiatan,
- Pengunjung
menyediakan fasilitas
R konfrensi pers
KONVENSI
di luar acara R proyektor
- Panitia
konvensi R latihan
- Karyawan
- Melayani dan R resepsi /
memberi informasi auditorium
kepada para
pengunjung, peserta,
Banquet hall
maupun panitia. R registrasi
R ganti
Dapur dan R
saji
Mushallah
R tunggu
R sekretaris
R general mgr.
R resident mgr.
Food &
beverage mgr.
- Mengelolapelayanan
R convention
sesuai dengan bidang
- Pengelola mgr
ADMINISTRASI masing-masing
- Karyawan Sales & PR mgr.
- Mengendalikan
R rapat
operasional hotel
R staff
R fotocopy
R arsip
Gudang
Toilet
Money changer
Biro travel
- Mendapatkan Bank & ATM
SHOPPING
- Tamu layanan jasa dan Drug & bakery
- Pengunjung komersial store
ARCADE
- Karyawan - Melayani tamu dan
Butik
pengunjung.
Book store
Barber shop
Fitness center
Sauna
- Berolahraga dan Tennis court
- Tamu
PENUNJANG rekreasi Gudang
- Pengunjung
REKREASI - Melayani dan Locker
- Karyawan
membantu tamu Swimpool
Side pool
Pool attendant
Restoran utama
Restoran special
- Bertemu relasi, Main kitchen
- Tamu/
FOOD & makan, minum, Food reparation
pengunjung
BEVERAGE
- Karyawan
santai Food bar
- Melayani tamu Coffe shop
Bar + lounge
R M&E manager
R staff teknik
R pompa
- Mengelola system R Chiller
ME bangunan R boiler
MEKANIKAL
- Karyawan - Mengoperasikan alat R genset
ELEKTRIKAL
dan memperbaiki PLN &Trafo
kerusakan R control panel
R mesin lift
R bahan bakar
R personil mgr.
R training
R arsip
- Mengelola personil R P3K
- Makan, minum, R keamanan
FASILITAS
- Pengelola istirahat, buang air, Mushallah
KARYAWAN
ganti dan menyimpan Staff diningroom
pakaian, shalat Employee
diningroom
Locker & toilet
Guest Room
Fasilitas Cooffe Shop,
Rekreasi Bar, Restaurant
Konvensi Administrasi
Banquet Hall
Conference
Auditorium
facilities
3) Pola organisasi ruang pelayanan
Gudang
Main Kitchen
Engineering Housekeeping
Locker Toilet
Manager
Hall / Lobby
Manager
House keeping
kitchen
Time
Parkir Uniform Locker
keeper
restaurant
Kegiatan
lainnya
5. Besaran Ruang
1. Lantai 01
Hall/Lobby : 563.158 m
Arcade Shop : 209.33 m
ATM Center : 36.383 m
Front Office/Reception : 112.556 m
General Cashier : 33.110 m
Room Division Manager : 70.263 m
File Room : 49.789 m
Housekeeping : 100.399 m
Credit Manager : 18.553 m
Coffe Shop : 390.020 m
Restaurant : 644.311 m
Kitchen : 303.626 m
Convention Room : 1174.955 m
Convention Lobby : 391.713 m
Banquet Kitchen : 69.893 m
Convention Male Lavatory : 24.199 m
Convention Female Lavatory : 23.712 m
Banquet Storage : 71.558 m
Glass Storage : 70.235 m
Food Storage : 70.235 m
Drink Storage : 70.880 m
Male Lavatory : 25.040 m
Female Lavatory : 25.289 m
Gudang : 35.974 m
Core :118.550 m
Sirkulasi 30% :1411.119 m
Total Luas Lantai 01 : 6114.85 m
2. Lantai 02
International Restaurant : 958.858 m
International Rest, Private Room : 293.495 m
Kitchen : 213.535 m
Mushallah : 220.461 m
Tempat Wudhu : 48.283 m
Male Lavatory : 25.040 m
Female Lavatory : 25.289 m
Gudang : 38.753 m
Laundry : 376.332 m
Laundry Reception : 19.224 m
Laundry Office : 25.875 m
Gudang Laundry : 70.235 m
Washing Room : 71.558 m
Copy and Print Area : 67.760 m
Meeting Room : 317.848 m
Core : 118.550 m
Sirkulasi 30% : 867.328 m
Total Luas Lantai 02 : 3758.425 m
3. Lantai 03
Bussiness Center : 499.723 m
Meeting Room : 417.176 m
Pre Function Area : 210.624 m
Office : 402.205 m
General Manager : 67.375 m
Pantry : 49.789 m
Male Lavatory : 25.040 m
Female Lavatory : 25.289 m
Gudang : 59.848 m
Fitness Center : 379.542 m
FC Reception : 18.758 m
FC Office : 25.355 m
FC Male Wash Room : 20.094 m
FC Female Wash Room : 18.607 m
FC Femaloe Locker : 18.496 m
FC Male Locker Room : 19.158 m
Massage Room : 201.024 m
Storage : 12.968 m
Female Locker : 68.724 m
Male Locker : 44.538 m
SPA Office : 70.764 m
SPA Reception : 29.713 m
SPA Lobby : 103.567 m
SPA Male Wash : 54.020 m
SPA Female Wash : 56.715 m
Sauna Room : 53.353 m
Yacuzzi : 72.765 m
Core : 118.550 m
Sirkulasi 30% : 1014.714 m
Total Luas Lantai 03 : 4397.04 m
4. Lantai Maintenance
Area Lantai Meintenance : 1508 m
Core : 118.550 m
Sirkulasi 30% : 452.4
Total Luas Lantai Maintenance: 2078.95 m
5. Lantai 4 6
Suite Room : 759.84 m
Deluxe Room : 473.562 m
Standar Room : 1456.26 m
Room Boy : 10.013 m
Core : 118.550 m
Sirkulasi 30% : 845.467 m
Total Luas Lantai 4-6 : 3663.693 m
6. Lantai 7 9
Suite Room : 759.84 m
Deluxe Room : 473.562 m
Presidental Room : 936.93 m
Room Boy : 10.013 m
Core : 118.550 m
Sirkulasi 30% : 689.668 m
Total Luas Lantai 4-6 : 2988.564 m
7. Lantai 10-12
Presidental Room : 1499.088 m
Room Boy : 10.013 m
Core : 118.550 m
Sirkulasi 30% : 488.295 m
Total Luas Lantai 4-6 : 2115.941 m
8. Top Floor
Ruang Mesin Lift : 27.188 m
Top Reservoir : 19.691 m
Total Luas Top Floor : 46.879 m
9. Basement
Area Parkir : 4772.268 m
Ruang Staf Teknik : 32.993 m
Ruang Trafo : 65.230 m
Ruang Mesin : 69.453 m
Ruang Bahan Bakar : 73.395 m
Total Luas Basement : 5013.339 m
Total Luas Lantai yang direncanakan dalam konsep perancangan adalah : 30535.514 m
Perbandingan deviasi besaran ruang perencanaan dengan konsep adalah sebagai berikut :
D = 30535.514 m - 30159.68 m = 375.834 m
D = 0.08 %
Analisis modul
Penerapan sistem modular dalam perancangan akan mempermudah dan mempercepat
proses perancangan dalam mengintegrasikan sistem ruang antar fungsi, serta sistem ruang
dan sistem struktur sehingga dapat dihasilkan rancangan yang cocok untuk setiap fungsi
(parkir, kantor dan hunian) dan dapat memenuhi tuntutan perubahan, pengembangan serta
penggabungan dari fungsi-fungsi tersebut. Penerapan sistem modular berdampak positif
terhadap proses pelaksanaan konstruksi, karena dapat mengefisienkan penggunaan material
serta memungkinkan penerapan sistem prefabrikasi yang lebih efektif. Penerapan sistem
modular dalam perancangan akan mempermudah dan mempercepat proses perancangan
dalam mengintegrasikan sistem ruang antar fungsi, serta sistem ruang dan sistem struktur
sehingga dapat dihasilkan rancangan yang cocok untuk setiap fungsi (parkir, kantor dan
hunian) dan dapat memenuhi tuntutan perubahan, pengembangan serta penggabungan dari
fungsi-fungsi tersebut. Penerapan sistem modular berdampak positif terhadap proses
pelaksanaan konstruksi, karena dapat mengefisienkan penggunaan material serta
memungkinkan penerapan sistem prefabrikasi yang lebih efektif.
Hotel bisnis adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh
bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makan dan minum, sarana, fasilitas pelengkap
lainnya serta jasa bagi umum yang dapat mendukung dan memperlancar kegiatan bisnis para
tamu (seperti meeting room, bussines centre, exhibition room dan sebagainya), yang dikelola
secara komersil serta memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.
Dengan kelengkapan yang disebutkan diatas maka Hotel Bisnis setidaknya atau
seminimalnya masuk dalam hotel dengan 3 bintang maupun lebih. Maka dari itu luasan unit
terkecil akan di ambil dari standar hotel bintang 3.
Hotel Bintang 3
akomodasi 14874 m2
Fasilitas Karyawan 5842.59 m2
Administrasi 277 m2
laundry & housekeeping 1079 m2
Luas total 22073 m2
Luas tipikal ( 25 lantai) 883 m2
PODIUM
konvensi 9264.58 m2
purchasing 248.95 m2
penunjang / rekreasi 300.43 m2
food & beverage outlet 2243.28 m2
Penerimaan dan registrasi 483 m2
mekanikal elektrikal 882.83 m2
Luas Total 13423 m2
Luas pertipikal (4 lantai) 3356 m2
BASEMENT
Beton Bertulang
Baja
30
Komposit
Tower 22073m2
Basement 10940.8 m2
Beban Hidup
Beban Hidup
Bagian Luas
(L x beban lantai)
Total 19.639.450 Kg
Pada bangunan tinggi, Elemen Struktur Horizontal tidak dipengaruhi oleh banyaknya lantai
dan ketinggian bangunan. Dimensi elemen struktur ini hanya dipengaruhi oleh panjang
bentang dan beban yang bekerja padanya.
Elemen Struktur horizontal lebih dominan memikul momen lentur dan gaya geser,
dibandingkan dengan gaya aksial, oleh sebab itu struktur yang menggunakan bahan beton
perlu diperkuat dengan tulangan baja. Terutama pada daerah serat tariknya.
Beban yang diterima oleh elemen struktur vertikal (kolom dan dinding geser) merupakan
akumulasi dari beban-beban lantai diatasnya. Jadi, makin kebawah gaya aksialnya makin
besar. Oleh sebab itu dimensinyapun makin kebawah makin besar
Agar dimensi kolom atau dinding geser relatif sama dengan dimensi yang ada diatasnya,
maka dapat dilakukan beberapa upaya diantaranya :
Pondasi
Sekarang dikenal banyak jenis pondasi tiang diantaranya : Frankie Pile, Baja propil H, pipa
baja. Namun yang paling sering digunakan adalah tiang pancang beton bertulang
berpenampang bujur sangkar atau pipa beton prategang atau pondasi bor (dengan atau tanpa
selubung casing).
relatif besar.
Bangunan tinggi yang menggunakan bahan struktur baja (baja komposit) dapat digunakan
sampai ketinggian 140 lantai seperti gambar diatas. Yang dapat disimpulkan bahwa bahan
struktur baja lebih mampu untuk mendukung bangunan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan sistem yang sama pada struktur bangunan beton. Dan perlu diperhatikan bahwa baja
perlu dilindungi terhadap bahaya kebakaran dengan bahan-bahan yang dapat meredam panas
seperti beton, beton ringan, gypsum atau lapisan verniculite.
UTILITAS BANGUNAN
A. Perhitungan Lift
Fungsi Bangunan
2) Lantai 5 - 29 = Hotel
Jumlah lantai
2) Hotel = 25 Lantai
= 29 Lantai
Luas tipikal
2) Hotel = 883 m2
Tinggi bangunan = 4 m x 29
= 116 m
CARA 1
Jumlah waktu yang dibutuhkan :
H = jarak lantai ke lantai (m) =4m
S = kecepatan rata - rata lift (m/detik) = 3,5
N = jumlah lantai yang dilayani lift = 29
M = daya angkut / kapasitas lift = 24
T = (2h + 4s)(n - 1) + s(3m + 4)
S
= (2 x 4 + 4 x 3,5)(29 - 1) + 3,5 ( 3 x 24 + 4)
3,5
= ( 8 + 14) (28) + 3,5 ( 76 )
3,5
= (21) (24) + 266
3,5
= 882
3,5
= 252 detik
Perhitungan Waktu Tunggu untuk hotel
WT = T/N
N = T / WT
N = jumlah lift
WT ideal = 70 detik
N = T / WT
= 252 / 70
= 3,6 ~ 4 lift
CARA 2
a Jarak satu siklus lift = 2 x jumlah tinggi bangunan
= 2 x (4 x 29)
= 132
307
= = = 4,7 ~ 5
65
Tipe kamar singe dan double = 182 unit (asumsi hunian untuk 2 orang)
Tipe kamar twin, suite, = 128 unit (asumsi hunian untuk 4 orang)
president
= 364 + 512
= 876 orang
= 90 x 876
= 78.840 liter
= 135 x 876
= 118.260 liter
= 45 x 300
= 105.000 liter
= 15 x 1000
= 15000 liter
= 45 x 200
= 9.000 liter
= 5 ( 900 + 2000)
= 5 ( 2900 )
= 14.500 liter
= 20 x 5 x 300
= 30.000 liter
( + ) 2
=
800
35499 2
= = 89
800
b. kebutuhan sprinkler
35499
= = = 1420
25 25
= 20 % (18) (30)
= 20 % (1420)(18) (30)
= 153360
BAB IV
GAMBARAN PROYEK
Terdiri dari :
Tower 25 lantai dengan total luasan 22.073 m2 jadi luas pertipikal 883 m2
Podium 4 lantai dengan total luasan 12.423 m2 jadi luas pertipikal 3.356 m2
Basement 3 lantai dengan total luasan 10.940 m2 jadi luas pertipikal 3.647 m2
DAFTAR PUSTAKA
Rutes, Walter A. & Richard H.Panner, Hotel and Planning Design, Architectural Press
Ltd, Hatrell, W.S.& Parners, Restaurants and Bars, Reinhold Publishing Co.,