Anda di halaman 1dari 66

TERM OF REFERRENCE (TOR)

HOTEL BISNIS & CONVENTION CENTRE

(D51116504) SYAHRUL HIDAYAT


(D51116508) MUHAMMAD ZULKIFLY S
(D51116510) AMILA MUFLIHA

DEPARTEMEN ARSITEKTUR
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG PEMILIHAN JUDUL
Fenomena perkembangan dan perubahan zaman yang cepat mengakibatkan aktivitas
manusia semakin kompleks, sehingga proses globalisasi dan akses informasi semakin
meningkat. Belum lagi makin gencarnya arus informasi yang dewasa ini menjadi nafas
interaksi sosial masyarakat di segala bidang, termasuk bidang komunikasi dan kegiatan
konvensi.
Menghadapi era globalisasi ini, kompetensi di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi semakin kuat. Oleh karena itu, pertukaran informasi ke data teknologi
khususnya melalui kegiatan pertemuan, konfrensi, seminar, dan pameran merupakan
kebutuhan yang perlu mendapat perhatian.
Kota Makassar yang merupakan salah satu kota metropolis di kawasan Indonesia
Timur merupakan salah satu wilayah dengan kegiatan konvensi yang cukup tinggi. Oleh
karena itu kota Makassar harus menyediakan sarana akomodasi yang mampu
menunjang kegiatan-kegiatan konvensi tersebut.
Sarana akomodasi seperti hotel yang menunjang kegiatan konvensi di Makassar pun
mulai bermunculan, namun kapasitasnya belum dapat menampung kegiatan yang
diharapkan. Selain itu, kebanyakan dari sarana ini terletak di tengah-tengah perkotaan
yang dikelilingi dengan berbagai aktifitas yang cukup padat, hal ini dapat menambah
kepenatan para peserta konvensi. Oleh karena itu lokasi lingkungan sekitar hotel harus
memberikan pengaruh positif terhadap bangunan. Misalnya salah satu contoh hotel
konvensi di Makassar yang berada di kawasan pariwisata pantai losari, tempat ini
memiliki daya tarik yang lebih sebab posisinya yang memiliki view yang indah, namun
tempat ini tidak memiliki kapasitas yang cukup besar untuk menampung kegiatan
konvensi yang diharapkan.
Dengan melihat potensi dan masalah yang kian meningkat di Makassar ini dan
kondisi fasilitas yang belum dapat mendukung kegiatan konvensi baik nasional dan
internasional, maka diperlukan wadah konvensi yang memadai yang ditunjang dengan
fasilitas hotel yang berada pada satu tapak, khususnya di kawasan yang memiliki daya
tarik lebih seperti kawasan pantai. Maka pemilihan judul Hotel Bisnis & convention
centre di Makassar ini diharapkan dapat memberikan suatu distribusi yang akan
mendukung sektor ekonomi dan pariwisata di kota Makassar.
B. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN
Bagaimana merancang sebuah hotel yang dengan fasilitas konvensi yang berada di
kawasan pariwisata yang sesuai dengan prinsip desain sebuah hotel. Sehingga
mendapatkan hasil perancangan yang sesuai dengan standar dan kenyamanan bagi
penghuninya.

C. METODE PENELITIAN
Metode penelitian dan pencarian data dilakukan dengan metode sebagai berikut :

Studi Literatur
Dengan cara mencari referensi ilmiah dalam bentuk buku, majalah pendukung dan
lain sebagainya yang berhubungan dengan permasalahan.

D. MAKSUD DAN TUJUAN


1. Maksud
Hotel bintang empat dengan fasilitas konvensi merupakan sarana akomodasi
penginapan yang memiliki fasilitas penunjang yang digunakan untuk kegiatan
konvensi seperti pertemuan-pertemuan, seminar, konfrensi, dan pameran-pameran,
yang dikelola secara komersial.
2. Tujuan
Tujuan penyelenggaraan Hotel dengan fasilitas konvensi adalah:
a. Memberikan suatu wadah konvensi yang mampu mewadahi segala aktivitas
masyarakat kota Makassar dalam berbagai bidang seperti sosial, budaya, politik,
dll.
b. Menyediakan sarana untuk kegiatan konvensi yang memiliki pemandangan
indah dan lingkungan nyaman yang alami.
c. Menunjang kota Makassar sebagai kota yang mempunyai tingkat kegiatan
konvensi yang cukup tinggi di kawasan timur Indonesia.
BAB II
TINJAUAN UMUM
A. TINJAUAN HOTEL BISNIS DAN KONVENSI
1. Pengertian Hotel
Kata hotel mulai dipergunakan semenjak abad ke-18 di London , Inggris,
sebagai hotel garni yaitu sebuah rumah besar yang dilengkapi dengan sarana
tempat menginap/tinggal untuk penyewaan secara harian, mingguan, atau
bulanan. Kata hotel sendiri merupakan pengembangan dari bahasa Perancis
yaitu hostel, diambil dari bahasa latin hospes, dan mulai diperkenalkan kepada
masyarakat umum pada tahun 1797. (Pengentar Industry Akomodasi &
Restoran, jilid 1, hal 8)
Menurut Hughes and Kapoor menyatakan : Bussiness is the organized
effort of individuals to produce and sell for a profit, the goods and services that
satisfysocietys needs. The general term business refers to all such efforts within
a society or within an industry. Maksudnya ialah suatu kegiatan usaha individu
yang terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna
mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Menurut
kamus umum : bisnis adalah secara dagang, secara perdagangan, usaha dagang,
bidang usaha. (Kamus Umum, Brata Atmajaya,h . 1994). Secara umum bisnis
berarti komersial, perdagangan atau kegiatan keuangan yang mempergunakan
waktu, perhatian tenaga kerja, dan penanaman modal demi
perbaikan/kemajuan. (Encyclopedia America, 1982) Berdasarkan beberapa
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa : Hotel bisnis adalah suatu jenis
akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk
menyediakan jasa penginapan, makan dan minum, sarana, fasilitas pelengkap
lainnya serta jasa bagi umum yang dapat mendukung dan memperlancar
kegiatan bisnis para tamu (seperti meeting room, bussines centre, exhibition
room dan sebagainya), yang dikelola secara komersil serta memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan.
Berikut adalah beberapa definisi hotel.
a. Hotel adalah bangunan atau gedung dimana ruangan-ruangan,
makanan-makanan dan fasilitas yang ada disediakan bagi masyarakat
umum yang memberikan timbal balik berupa pembayaran. (Oxford
Advanced Leaners Dictionary)
b. Hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan
menyediakan pelayanan makan, minuman, dan fasilitas kamar untuk
tidur kepada orang-orang yang sedang melakukan perjalanan dan
mampu membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan
yang diterima tanpa ada perjanjian khusus.(Hotel Propietors Act, 1956)
c. Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian
atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makan
dan minum, serta jasa lain bagi umum yang dikelola secara komersial.
(SK Menparpostel No.KM 37/ PW.340? MPPT-86 tentang Peraturan
Usaha dan Penggolongan Hotel, Bab I pasal 1 ayat b)
2. Fungsi dan Peran Hotel
Di bawah ini disebutkan beberapa fungsi dan peranan hotel.
a. Membantu menciptakan sekaligus menambah lapangan pekerjaan di
berbagai sektor, misalnya:
- Jasa transportasi
- Jasa akomodasi
- Hiburan
- Industry kecil / cinderamata
- Kantor perjalanan wisata
- dll.
b. Membantu pengembangan industri-industri lainnya di daerah tujuan
wisata, seperti kerajinan, pertokoan, restoran, warung-warung makan,
konstruksi, dan lain-lain.
c. Menyediakan jasa penginapan, makan dan minum serta jasa lainnya yang
dimaksudkan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup para wisatawan.
d. Hotel menggantikan fungsi rumah di luar rumah (away home from
home) bagi para wisatawan atau pelaku perjalanan dengan berusaha
memberikan rasa aman (secure), rasa nyaman (comfort), kesendirian
(privacy)
e. Hotel sebagaimana rumah adalah tempat awal atau basis seseorang dalam
merencanakan dan melaksanakan kegiatan kehidupan sehari-hari seperti
bekerja, bersantai, hidup bermasyarakat, berolahraga, dan lain-lain.
f. Memberikan pendapatan bagi pemerintah daerah / kota setempat yang
dapat digunakan untuk kelangsungan pembangunan pada umumnya.
3. Lingkup Pelayanan Hotel
Lingkup pelayanan yang dapat diberikan oleh suatu hotel adalah:
a. Lingkup Pelayanan Akomodasi, yaitu pelayanan utama yang diberikan
oleh suatu hotel bagi tamu-tamu yang hendak menginap baik untuk
beristirahat, tidur, mandi, dan lain-lain.
b. Lingkup Pelayanan Konvensi, yaitu pelayanan hotel bagi tamu yang
hendak mengadakan aktifitas pertemuan seperti seminar, lokakarya,
pameran, rapat dinas / instansi, pesta pernikahan, dan lain-lain.
c. Lingkup Pelayanan Rekreasi, pelayanan hotel bagi tamu yang melakukan
aktifitas rekreasi misalnya berbelanja, bersantai, mendengarkan musik,
olahraga, makan-minum, dan lain-lain.
4. Jenis Hotel
Di bawah ini ada beberapa jenis hotel yang dikelompokkan berdasarkan
kategori pengelompokan hotel, antara lain:
a. Menurut Ukuran Hotel
- Hotel Kecil, yaitu hotel yang mempunyai kamar paling sedikit 25 buah
kamar.
- Hotel Sedang, yaitu hotel yang mempunyai kamar 25 100 buah kamar.
- Hotel Di Atas Rata-rata, yaitu hotel yang mempunyai kamar 100 299
buah kamar.
- Hotel Besar, yaitu hotel yang mempunyai kamar lebih dari 300 buah
kamar
b. Menurut Standar Hotel
- Hotel Internasional
- Hotel semi Internasional
- Hotel Nasional
c. Menurut Lama Tinggal Tamu
- Transiet atau Komersial Hotel (commercial hotels)
Tamu hotel dapat menginap untuk semalam atau kurang, dan mereka tidak
harus menandatangani perjanjian sewa kamar untuk menginapnya.
- Resident Hotel (residential hotel)
Para tamu biasanya tinggal dalam jangka waktu minimal satu bulan, dan
tamu harus menandatangani surat perjanjian sewa mengenai syarat-syarat
pembayaran secara terperinci tentang kewajiban-kewajibannya, dan
tanggung jawab antara kedua belah pihak.
- Semi Residential hotels
Disamping menerima tamu yang menginap dalam jangka waktu yang lama
atas dasar perjanjian, hotel ini juga dapat menerima tamu yang akan
bermaksud untuk menginap hanya semalam.
d. Menurut Lokasi / Letak Hotel
- Resort Hotel, merupakan hotel yang terletak di daerah wisata, misalnya
hotel di tepi pantai, danau, pegunungan, dll.
- City Hotel, merupakan hotel yang terletak di dalam kota
- Highway Hotel, merupakan hotel yang terletak di pinggir jalan raya antar
kota, contohnya motel.
e. Menurut Lama Periode Operasi
- Seasonal hotel, yaitu hotel yang buka pada waktu musim-musim tertentu
misalnya musim panas, musim dingin, liburan-liburan, dan lain-lain.
- Year Round Operating Hotel, yaitu hotel yang beroperasi sepanjang tahun.
f. Menurut Aktivitas Tamu Hotel
- Sport Hotel, merupakan hotel yang berada dalam kawasan olahraga,
misalnya The Century Park Hotel Senayan
- Sky Hotel, merupakan hotel yang menampung orang-orang yang akan
berolahraga sky.
- Convention Hotel, merupakan bagian dari kompleks rapat-rapat,
pertemuan-pertemuan, asosiasi-asosiasi, profesi, dan lain-lain.

5. Klasifikasi hotel
Hotel diklasifikasikan sesuai kriteria-kriteria pengklasifikasian hotel
menurut keputusan Dirjen Pariwisata, berdasarkan SK : Kep 22/U/VI/78,
sebagai berikut:
a. Berdasarkan Faktor Jumlah Kamar dan Persyaratan lainnya
Klasifikasi hotel berdasarkan jumlah kamar dan persyaratan lainnya akan
diuraikan di bawah ini:

JENIS FASILITAS

Lounge
Kamar tidur
Ruang makan/ Function Rekreasi dan Ruang yang dan
termasuk Luas kamar
restoran, bar room olahraga disewakan taman
suite
Hotel Min 15 20 m2 Perlu min 1 Dianjurkan perlu min 1 Perlu
-
bintang 1 kamar buah wajib min sarana ruangan
Hotel Min 20 22 m2 Perlu min 1 Dianjurkan Perlu min 1
bintang 2 kamar, 1 buah ada kolam ruangan Perlu
-
kamar suite Wajib min 1 renang
buah
Hotel Min 50 18 24 m2 Perlu min 1 Wajib min 1 Perlu kolam Perlu min 1
bintang 3 kamar, 3 buah buah renang, ruangan
Perlu
kamar suite Wajib min 1 Dianjurkan dianjurkan
buah pre func tambah 2
room sarana lain
Hotel Min 50 18 28 m2 Wajib min 2 Wajib min 1 Wajib kolam Wajib min
bintang 4 kamar, 3 buah buah renang, 3 ruangan
Wajib
kamar suite Wajib min 1 Dianjurkan dianjurkan
buah pre func tambah 2
room sarana lain
Hotel Min 100 20 28 m2 Wajib min 2 Wajib min 1 Wajib kolam Wajib min
bintang 5 kamar, 1 buah buah renang 3 ruangan
Wajib
kamar suite Wajib min 1 Wajib pre ditambah 2
buah func room jenis sarana
lain

b. Berdasarkan Tingkatan Bintang


- Hotel berbintang satu (*) (one star hotels)
- Hotel berbintang dua (**) (two stars hotels)
- Hotel berbintang tiga (***) (three stars hotels)
- Hotel berbintang empat (****) (four stars hotel)
- Hotel berbintang lima (*****) (five stars hotels)
- Hotel berlian (diamond hotels)
c. Berdasarkan Tujuan Pemakaian Hotel Selama Menginap
-Business Hotel
-Recreation Hotel
d. Berdasarkan Faktor Daya Jual dan Pemasaran Penjualan
-European Plan
Tarif yang ditentukan hanya ongkos kamar saja, biaya tambahan akan
dikenakan untuk setiap hidangan makanan yang diambil.
- American Plan
Tarif yang ditentukan dalam American Plan termasuk sewa kamar dan tiga
kali makan sehari, seperti sarapan, makan siang, dan makan malam.
B. TINJAUAN KONVENSI
1. Pengertian Konvensi
Beberapa pengartian konvensi antara lain sebagai berikut:
a. Konvensi adalah pertemuan dari para pengusaha atau kelompok profesi
untuk maksud tukar menukar informasi, pemilihan pengurus-pengurusnya
dan usulan-usulan perubahan dalam organisasi
(Mangkuwerdoyo, Sudiarto, Pengantar Industri Akomodasi & Restoran,
hal 19)
b. Konvensi merupakan pertemuan yang membicarakan masalah umum para
pesertanya, guna bertukar pikiran atau pandangan pada suatu
kecenderungan yang terjadi, dan biasanya merupakan pertemuan bersifat
berkala, serta biasanya diselingi kegiatan pameran.
c. Kongres, konfrensi atau konvensi merupakan suatu pertemuan sekelompok
orang (negarawan, usahawan, cendekiawan, dsb) untuk membahas
masalah-malasah yang berkaitan dengan kepentingan bersama
(SK. Dirjen Pariwisata No. 06 Thn. 1992)
d. Konvensi merupakan konferensi tokoh-tokoh masyarakat atau partai
politik dengan tujuan khusus seperti untuk memilih calon-calon buat
pemilihan umum anggota DPR, Presiden, dsb.
(Poerwadaminata, W.J.S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, PN. Balai
Pustaka, Jakarta, 1982)
2. Fungsi dan Tujuan Konvensi
a. Menyebarluaskan informasi kepada para anggota / peserta konvensi
maupun masyarakat umum mengenai masalah-masalah aktual dalam
bidang ekonomi, sosial, budaya, politik, dsb.
b. Menggalang kerja sama dan memupuk semangat kemitraan antar anggota /
peserta demi kemajuan usahanya.
c. Membantu anggota / peserta konvensi untuk memperoleh fasilitas dan
kemudahan.
d. Mengembangkan keprofesionalisme anggota / peserta melalui konsultasi,
pelatihan, dan pendidikan.
e. Mendorong tersedianya data statistik hasil penelitian dan survey.
f. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia demi efisiensi dan
produktivitas.
g. Mendorong terciptanya standarisasi kualitas produk dalam industri.
h. Mendistribusikan publikasi yang bersifat khusus, semi ilmiah dan ilmiah.
i. Mendorong terciptanya perbaikan kesejahteraan masyarakat pada
umumnya dari segi ekonomi.
j. Mengadakan hubungan masyarakat secara luas.
3. Skala dan Jenis Konvensi
a. Skala Konvensi
Besar kecilnya suatu kegiatan konvensi dapat diskalakan jika dilihat dari
sifat kegiatan konvensi itu dan seberapa ukuran dari kegiatan konvensi.
1) Menurut Sifat Konvensi
a) Konvensi Lokal, yaitu konvensi yang dihadiri oleh kelompok-
kelompok kecil yang bersifat mandiri yang sudah memiliki
pedoman kerja guna memajukan masyarakat lokal dan kelompok
ini merupakan cabang-cabang dari suatu organisasi.
b) Konvensi Daerah, yaitu konvensi antara instansi pemerintah
daerah atau organisasi swasta darerah guna memajukan kegiatan
usahanya.
c) Konvensi Nasional, yaitu konvensi yang membahas mengenai
kepentingan masyarakat banyak sehingga dalam pelaksanaannya
membutuhkan karyawan, staf pelaksana yang lebih lengkap.
d) Konvensi Regional, yaitu konvensi yang diadakan oleh Negara-
negara tetangga berdasarkan letak geografisnya, misalnya
ASEAN, MEE, hal ini dilakukan untuk kepentingan kerja sama.
e) Konvensi Internasional, yaitu konvensi yang memiliki tujuan
kesejahteraan umat manusia di dunia, konvensi ini bersifat umum,
tidak membedakan semua Negara, dengan syarat mempunyai visi
dan misi yang sama.

2) Menurut Ukuran Konvensi


a) Konvensi ukuran kecil
Jumlah peserta terbatas 20 50 orang
Cukup menyediakan 1 ruang persidangan saja.
b) Konvensi ukuran sedang,
Jumlah peserta 60 200 orang
Ruang persidangan sudah dilengkapi secara teknis
Masalah akomodasi persidangan sudah diperhatikan
Tersedianya ruang sidang, ruang rapat pimpinan, rapat komisi,
dan untuk sidang umum.
c) Konvensi ukuran besar
Jumlah peserta berkisar 200 1500 orang
Memiliki pelayanan akomodasi yang sempurna
Menyediakan acara-acara program pendukung
Suasana konvensi dengan teknologi yang modern

b. Jenis Konvensi
Dilihat dari cakupan bahasan an tujuan kegiatan konvensi terdiri dari:
- Reception / Ceremony
Merupakan pertemuan masyarakat umum dengan maksud untuk
menghadiri suatu pesta atau syukuran, misalnya : pesta pernikahan,
ulang tahun, serah terima jabatan, wisuda, dll.
- Trade Fair / Exhibition
Merupakan kegiatan yang berupa pameran dengan tujuan menyebarkan
informasi atau dalam rangka promosi produk.
- Company / Cooperative Event
Merupakan pertemuan berupa rapat-rapat anggota badan usaha tertentu
dalam cakupan bidang kerja sesuai tahun anggarannya.
- Intensive Travel Program
Merupakan wisata konvensi yang dilaksanakan oleh suatu badan usaha
atau peusahaan tertentu bagi para karyawannya maupun untuk mitra
kerjanya.
- Off Shore Meeting
Merupakan konvensi yang bersifat pertemuan asosiasi lokal maupun
nasional yang dilakukan di luar negeri, misalnya pertemuan IAI di
Singapura.
- Assosiation Convention
Merupakan kegiatan yang berupa pertemuan suatu asosiasi ertentu
dalam negeri ataupun sedunia, misalnya pertemuan IKAJI dan
sebagainya.
- International Congres
Merupakan kegiatan yang berupa pertemuan antar anggota organisasi
internasional, misalnya pertemuan KTT Non Blok, OPEC dan
sebagainya.
4. Manfaat Konvensi
- Biasanya peserta konvensi dari kalangan ekonomi menengah ke atas,
sehingga jika dilihat dari segi daya beli mempunyai potensi untuk devisa
lokal / daerah.
- Dilihat dari segi kebutuhan akomodasi peserta wisata konvensi biasanya
lebih besar dibanding dengan wisatawan biasa, sehingga otomatis
pendapatan daerah dari sektor akomodasi / perhotelan meningkat pula.
- Biasanya kegiatan konvensi dilakukan pada waktu-waktu tertentu (low
season), sehingga pada saat itu industri perhotelan mendapat keuntungan
dari naiknya permintaan jumlah kamar.
- Kegiatan konvensi yang dilakukan rutin pada suatu daerah, khususnya
yang menyangkut kegiatan pameran akan menciptakan daerah tersebut
menjadi suatu pusat usaha.
- Meningkatkan dan menambah pendapatan masyarakat setempat dengan
menyediakan berbagai produk dan jasa pelayanan lain kepada para
peserta konvensi.
5. Program dan Kegiatan di Pusat Konvensi
a. Program Konvesi
Skema Program dan Fasilitas Konvensi
Program
Pembicara ahli
Ilmiah
Diskusi panel

Kunjungan resmi

Rapat panitia
Fasilitas dalam
Rapat gedung
Intern Organisasi

Tale seminar
Program
Lokakarya
Program Symposium
Penunjang
Rapat bisnis

Pameran

Kunjungan resmi

Program Acara budaya Fasilitas luar gedung


Sosial
Darmawisata

Tur pra / pasca

Konvensi

b. Kegiatan di Pusat Konvensi


1) Kegiatan peserta konvensi
- Sidang umum / paripurna, yaitu peserta sidang duduk bersama-
sama untuk menyimak masalah-masalah yang dikemukakan oleh
pembicara.
- Sidang komisi, merupakan pertemuan komisi-komisi kecil atau
sub-sub bagian sidang berdasarkan tugas-tugas atau masalah-
masalah masing-masing.
2) Kegiatan Penyelenggara Konvensi
- Memberikan informasi kepada para peserta konvensi serta
mengadakan korespondensi dengan instansi-instansi yang
mengikuti konvensi dalam persidangan.
- Mengurus fasilitas pelayanan jasa bagi para peserta konvensi di
luar persidangan.
3) Kegiatan Masyarakat Umum
- Khususnya pada kegiatan pameran masyarakat umum bisa terjun
langsung melihat produk-produk terbaru yang dipamerkan.
- Kegiatan pameran akan mengundang minat masyarakat untuk
menampilkan produk-produk kreasinya sebagai expose dari hasil
home industrinya.

6. Fasilitas Konvensi
Sarana untuk mewadahi program konvensi ini harus dilengkapi dengan
ruang-ruang dan fasilitas ultra-modern yang ditangani oleh karyawan dan staf
yang professional. Adapun ruang-ruang dan fasilitas standar yang harus
dimiliki (S Pendit, 1999) sebagai berikut:
a. Conference Space, terdiri dari:
- Ruang siding utama, untuk kegiatan persidangan eksekutif, asosiasi
ataupun korporasi dalam ukuran sedang dan besar dengan
perlengkapan:
Video Conferencing System, Panel Video dan Audio I/O untuk
siaran setemat, Video recorder player, Video Switcher
Pan & Tilt cameras untuk mendukung pembicaraan
Multi disk player
Computer
Slide scanner
Inscriber character generator
RF tuner

Adapun peralatan sistem interpretasi / terjemhan, sebagai berikut :

Microphone
System Interpretasi multi bahasa
Openpeel tape recorder
Asette recorder dubber
Printer
Alat monitor untuk ketua
Perlengkapan audio system

Channel mixer untuk microphone


Channel mixer untuk input stereo
Wireless mix
Wired radio
Gooseneck mic
Cassette player
Sound system
Distribusi audio untuk pers
a. G
- Ruang siding kecil, untuk siding komisi/pleno dilengkapi dengan:
Microphone input mixer
Microhone switch board
Fixed gooseneck microphone
Video projector
Slide projector
Layar portable
Projector untuk bahan opac
- Ruang-ruang raat kecil yang diatasi partisi yang fleksibel.
C. PENGERTIAN JUDUL
Hotel : Suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh
bangunan untuk menyediakan jasa dan pelayanan penginapan, makan-
minum serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara komersil
serta memenuhi ketentuan-ketentuan persyaratan yang telah ditetapkan
dalam keputusan pemerintah. (SK Menparpostel No. KM 34/HK
103/MPPT-87)
Konvensi : Pertemuan yang membicarakan masalah umum para pesertanya, guna
bertukar pikiran atau pandangan pada suatu kecenderungan yang terjadi,
dan biasanya merupakan pertemuan bersifat berkala, serta biasanya
diselingi kegiatan pameran.
Kegiatan persidangan dengan berbagai kepentingan badan-badan
atau instansi berupa seminar, pertemuan perusahaan, pameran-pameran
produk dan sebagainya.
Yaitu hotel dengan kamar sekurang-kurangnya 50 kamar tidur,
dengan perlengkapan kamar mandi lux, AC system, telepon, sound
system. Menyediakan fasilitas berupa restoran, bar, ruang club dan
meeting, banquet, laundry, olah raga dan rekreasi. Mempunyai
pelayanan dengan tenaga terdidik. Restoran dengan ruangan luas, menu
gourmet dan layanan antar ke kamar selama 24 jam dalam seminggu.
Semua pilihan menu makanan, termasuk saat sarapan menggunakan
bahan-bahan berkualitas tinggi dan segar.
Hotel konvensi bintang empat di Makassar adalah hotel yang dilengkapi
dengan fasilitas penginapan seperti hotel lainnya yang memiliki sarana fasilitas
untuk kegiatan konvensi dengan standar hotel bintang empat yang terletak di
Makassar.

D. STANDAR BESARAN RUANG


1. TOWER

Kebutuhan ruang Standar Sumber

Single room 30,24 (4,2x7,2) m2. HPD

Double room 30,24 (4,2x7,2) m2. HPD

Twin room 30,24 (4,2x7,2) m2. HPD

Suite room 60,48 (8,4x7,2) m2. HPD

President suite 519,75 (31,5 x 16,5) m2. HPD

2. PODIUM
ADMINISTRASI

Kebutuhan ruang Standar Sumber

R tunggu 0,05 m2 / kmr HPD

R sekretaris 2,3 m2 / org HPD

R general mgr. 15 m2 / org HPD

R resident mgr. 12,5 m2 / org HPD

Food & beverage mgr. 9,5 m2 / org HPD

Sales & PR mgr. 9,5 m2 / org HPD

R convention mgr. 9,5 m2 / org HPD

R rapat 1,5 m2 / org HPD

R staff 2,0 m2 / org HPD

R foto copy 0,0018 m2 / kmr HPD


R arsip 0,02 m2 / kmr HPD

Gudang 0,027 m2 / kmr HPD

Toilet 24,00 m2 / unit A

FASILITAS KARYAWAN

Kebutuhan ruang Standar Sumber


R personil mgr. 9.5 m2 / kmr HPD
R training 0.04 m2 / kmr HPD
R arsip 0.01 m2 / kmr HPD
R P3K 0.02 m2 / kmr HPD
R keamanan 0.02 m2 / kmr HPD
Mushallah 0.8 m2 / kmr HPD
1.8 org / kmr
Staff dining room HPD
1/3 org/shift
Employee dining room 9.5 m2 / kmr HMC
1.6 kmr/ org
Locker & toilet HMC
0.36 m2 / kmr

PENERIMAAN DAN REGISTRASI TAMU

Kebutuhan ruang Standar Sumber

Lobby & sirkulasi 0,90 m2 / kmr HMC


Teras / foyer 1/6 Lobby HMC
Kasir 0,05 m2 / kmr HMC
Reservasi & registrasi 0.036 m2 / kmr HPD
Roomboy station 0,03 m2 / kmr HPD
Luggage 0,027 m2 / kmr HPD
Safe Deposite Box 0,015 m2 / kmr HPD
Telepon Umum 0,75 m2 / unit HPD
Toilet 24,00 m2 / unit A
KONVENSI

Kebutuhan ruang Standar Sumber

R Sidang Utama 0,53 m2 / org A


R Sidang Komisi 0,815 m2 / org A
R Vip 28,88 m2
R Penerjemah 3,6 m2 / org A
R Untuk Stasiun TV Dan Radio 16 m2 / stasiun A
R Sound Control & Recording 16 m2 A
R lighting control 12 m2 A
R konfrensi pers 1,06 m2 / org A
R proyektor 40 m2 A
R latihan 160 m2 A
R ganti 16 m2 A
R resepsi / auditorium 0,6 m2 / org HPD

Banquet hall 0,6 m2 / org A


R registrasi 0,036 m2 / org A
Mushallah 0,8 m2 / org A

PURCHASING

Kebutuhan ruang Standar Sumber

R purchasing mgr. 9.5 m2 / kmr TSS


Receiving area 0.03 m2 / kmr HPD
R conpactor 0.04 m2 / kmr HPD
R canwas 0.02 m2 / kmr HMC
General storage 0.4 m2 / kmr HPD
Loading dock 0.07 m2 / kmr HMC
Sampah 0.04 m2 / kmr HPD
PENUNJANG / REKREASI

Kebutuhan ruang Standar Sumber


Fitness center 0.25 m2 / kmr A
Sauna 0.5 m2 / org AD
Gudang 6 m2 / unit A
Locker 2 x 0.36 m2 / kmr AD
Swimpool 0.27 m2 / kmr AD
Side pool 0.02 m2 / kmr AD
Pool attendant 0.05 m2 / kmr A

LAUNDRY DAN HOUSEKEEPING

Kebutuhan ruang Standar Sumber

R housekeeping mgr. 9.5 m2 / kmr TSS


2
R Chief housekeeping 9.5 m / kmr TSS
R Chief laundry 9.5 m2 / kmr TSS
2
R laundry 0.7 m / kmr TSS
Valet laundry 0.03 m2 / kmr HPD
2
Soiled linen 0.03 m / kmr AD
2
Linen storage 0.4 m / kmr AD
2
Uniform issue 0.09 m / kmr HPD
Lost & found 0.03 m2 / kmr HPD
15 kmr / org
Maid station AD
12 m2 / org
General storage 0.4 m2 / kmr HPD
2
Cold storage 0.14 m / kmr HPD

R control makanan 0.02 m2 / kmr HPD

R chief cook 9.5 m2 / kmr HPD

MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL

Kebutuhan ruang Standar Sumber


R M&E manager 9.5 m2 / org HPD
R staff teknik 7.5 m2 / org HPD
2
R pompa 0.2 m / kmr HPD
R Chiller 0.7 m2 / kmr TSS
R boiler 0.5 m2 / kmr TSS
R genset 0.09 m2 / kmr TSS
PLN &Trafo 0.18 m2 / kmr HPD
R control panel 0.09 m2 / kmr HPD
R mesin lift 0.072 m2 / kmr AD
R bahan bakar 0.2 m2 / kmr HPD

3. BASEMENT
PARKIR

Kebutuhan ruang Standar Sumber

Parkir tamu hotel 25% jml kmr


AD
13.2 m2 / mbl

Parkir tamu konvensi 1/6 kapasitas


AD
13.2 m2 / mbl

Parkir pengelola 6 org / mbl


A
13.2m2 / mbl

KETERANGAN :

AD = Architect Data

TSS = Time Saver Standart

HPD = (Hotel Planning Design)

HMC = Hotel Motel Condominium

A = Asumsi

E. STRUKTUR DAN KONSTRUKSI


1. KONTRUKSI BANGUNAN
Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun
prasarana. Dalam sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi
juga dikenal sebagai bangunan atau satuan infrastruktur pada sebuah area atau
pada beberapa area. Secara ringkas konstruksi didefinisikan sebagai objek
keseluruhan bangunan yang terdiri dari bagian-bagian struktur. Misal,
Konstruksi Struktur Bangunan adalah bentuk/bangun secara keseluruhan dari
struktur bangunan.
Konstruksi dapat juga didefinisikan sebagai susunan (model, tata letak)
suatu bangunan (jembatan, rumah, dan lain sebagainya). Walaupun kegiatan
konstruksi dikenal sebagai satu pekerjaan, tetapi dalam kenyataannya
konstruksi merupakan satuan kegiatan yang terdiri dari beberapa pekerjaan lain
yang berbeda.
Pada umumnya kegiatan konstruksi diawasi oleh manajer proyek, insinyur
disain, atau arsitek proyek. Orang-orang ini bekerja di dalam kantor, sedangkan
pengawasan lapangan biasanya diserahkan kepada mandor proyek yang
mengawasi buruh bangunan, tukang kayu, dan ahli bangunan lainnya untuk
menyelesaikan fisik sebuah konstruksi.
Untuk keberhasilan pelaksanaan proyek konstruksi, perencanaan yang
efektif sangatlah penting. Hal ini terkait dengan rancang-bangun (desain dan
pelaksanaan) infrastruktur yang mempertimbangkan mengenai dampak pada
lingkungan / AMDAL, metode penentukan besarnya biaya yang diperlukan /
anggaran, disertai dengan jadwal perencanaan yang baik,keselamatan
lingkungan kerja, ketersediaan material bangunan, logistik, ketidaknyamanan
publik terkait dengan yang disebabkan oleh keterlambatan persiapan tender dan
penawaran, dll.
KONTRUKSI BANGUNAN ANTARA LAIN
a. PONDASI BANGUNAN
Pondasi merupakan komponen/ struktur paling bawah dari sebuah
bangunan, meski tidak terlihat secara langsung saat bangunan sudah selesai,
namun secara fungsi struktur, keberadaan pondasi tidak boleh terabaikan.
Perlu perencanaan yang matang, karena salah satu faktor yang
mempengaruhi keawetan atau keamanan bangunan adalah pondasi.
Pondasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu pondasi dangkal dan
pondasi dalam. Seperti sebagai berikut:
1) Pondasi dangkal
Jenis pondasi dangkal kedalaman masuknya ke tanah relatif
dangkal, hanya beberapa meter masuknya ke dalam tanah. Salah satu tipe
yang sering digunakan ialah pondasi menerus yang biasa pada rumah-
rumah,dibuat dari beton atau pasangan batu, meneruskan beban dari
dinding dan kolom bangunan ke tanah keras. Berikut yang termasuk
pondasi dangkal diantaranya:

Pondasi Umpak. Biasanya jenis pondasi ini digunakan pada rumah


adat, rumah kayu, atau rumah tradisional jaman dulu.
Pondasi Batu Bata / rollag bata. Jenis pondasi yang dibuat dengan
bahan dasar batu bata. Dalam pemasangannya disusun sedemikian
rupa sehingga dapat menahan berat bangunan yang ada di atasnya
dan meneruskanya ke tanah. Pada awalnya pondasi rollag bata
merupakan pondasi yang diaplikasikan untuk menopang berat beban
pada bangunan. Namun, pada saat ini pondasi rollag bata telah lama
ditinggalkan.Selain mahal, pemasangannya pun membutuhkan
waktu yang lama serta tidak memiliki kekuatan yang bisa
diandalkan. Akan tetapi, pondasi ini tetap digunakan untuk menahan
beban ringan, misalnya pada teras.
Pondasi Batu Kali. Jenis pondasi yang bahan dasarnya batu kali.
Pondasi batu kali sering kita temuin pada bangunan bangunan
rumah tinggal.Pondasi ini masih digunakan, karena selain kuat,
pondasi ini pun masih termasuk murah.Bentuknya yang trapesium
dengan ukuran tinggi 60 80 Cm, lebar pondasi bawah 60 80 Cm
dan lebar pondasi atas 25 30 Cm. Bahan lain yang murah sebagai
alternatif pengganti pondasi batu kali adalah memanfaatkan
bongkaran bekas pondasi tiang pancang ( Bore Pile ) atau beton
bongkaran jalan. Bekas bongkaran tersebut cukup kuat digunakan
untuk pondasi, sebab mutu beton yang digunakan ialah K-250 s/d
K-300.Permukaannya yang tajam dan kasar mampu mengikat
adukukan semen dan pasir.Bila dibandingkan dengan pondasi rollag
bata, tentu bongkaran bekas beton jauh lebih kuat. Ukurannya rata
rata 30 x 30 cm.
Pondasi bor mini (Strauss Pile). Pondasi bor mini atau strauss pile
ini digunakan pada kondisi tanah yang jelek, seperti bekas empang
atau rawa yang lapisan tanah kerasnya berada jauh dari permukaan
tanah.Pondasi ini bisa digunakan untuk rumah tinggal sederhna atau
bangunan dua lantai. Kedalamannya 2 5 meter. Ukuran diameter
pondasi mulai dari 20, 30 dan 40 Cm. Pengerjaannya dengan mesin
bor atau secara manual.Di atas pondasi bor mini ada blok beton (
pile cap ).Pile cap ini merupakan media untuk mengikat kolom
dengan sloof.
Pondasi Telapak/ Footplat

2) PONDASI TIANG PANCANG


Jenis pondasi dalam digunakan untuk menyalurkan beban bangunan
melewati lapisan tanah yang lemah di bagian atas ke lapisan bawah yang
lebih keras. Contohnya antara lain tiang pancang, tiang bor, kaison, dan
semacamnya. Penyebutannya dapat berbeda-beda tergantung disiplin ilmu
atau pasarannya. Sebagai bagian dari pondasi dalam diantaranya:

Pondasi tiang pancang (driven pile). Tiang pancang pada dasarnya


sama dengan bore pile, hanya sja yang membedakan bahan
dasarnya.Tiang pancang menggunakan beton jadi yang langsung
ditancapkan langsung ketanah dengan menggunakan mesin
pemancang.Karena ujung tiang pancang lancip menyerupai paku, oleh
karena itu tiang pancang tidak memerlukan proses pengeboran.
Pondasi tiang bor (bored pile) adalah pondasi yang kedalamannya
lebih dari 2 meter.Digunakan untuk pondasi bangunan bangunan
tinggi.Sebelum memasang bore pile, permukaan tanah dibor terlebih
dahulu dengan menggunakan mesin bor. Hingga menemukan daya
dukung tanah yang sangat kuat untuk menopang pondasi.Setelah itu
tulang besi dimasukan kedalam permukaaan tanah yang telah dibor,
kemudian dicor dengan beton.Pondasi ini berdiameter 20 Cm
keatas.Dan biasanya pondasi ini terdiri dari 2 atau lebih yang diatasnya
terdapat pile cap.

b. KOLOM DAN BALOK


Balok adalah bagian dari structural sebuah bangunan yang kaku dan
dirancang untuk menanggung dan mentransfer beban menuju elemen-
elemen kolom penopang. Selain itu ring balok juga berfungsi sebag
pengikat kolom-kolom agar apabila terjadi pergerakan kolom-kolom
tersebut tetap bersatu padu mempertahankan bentuk dan posisinya semula.
Jenis-Jenis kolom Menurut Wang (1986) dan Ferguson (1986) jenis-
jenis kolom ada tiga:

1.Kolom ikat (tie column)


2.Kolom spiral (spiral column)
3.Kolom komposit (composite column)
Dalam buku struktur beton bertulang (Istimawan dipohusodo, 1994)
ada tiga jenis kolom beton bertulang yaitu :
1. Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral. Kolom ini merupakan
kolom beton yang ditulangi dengan batang tulangan pokok memanjang,
yang pada jarak spasi tertentu diikat dengan pengikat sengkang ke arah
lateral. Tulangan ini berfungsi untuk memegang tulangan pokok
memanjang agar tetap kokoh pada tempatnya.
2. Kolom menggunakan pengikat spiral. Bentuknya sama dengan yang
pertama hanya saja sebagai pengikat tulangan pokok memanjang adalah
tulangan spiral yang dililitkan keliling membentuk heliks menerus di
sepanjang kolom. Fungsi dari tulangan spiral adalah memberi
kemampuan kolom untuk menyerap deformasi cukup besar sebelum
runtuh, sehingga mampu mencegah terjadinya kehancuran seluruh
struktur sebelum proses redistribusi momen dan tegangan terwujud.
3. Struktur kolom komposit, merupakan komponen struktur tekan yang
diperkuat pada arah memanjang dengan gelagar baja profil atau pipa,
dengan atau tanpa diberi batang tulangan pokok memanjang.

c. DINDING
Dinding adalah suatu struktur padat yang membatasi dan kadang
melindungi suatu area. Umumnya, dinding membatasi suatu bangunan dan
menyokong struktur lainnya, membatasi ruang dalam bangunan menjadi
ruangan-ruangan, atau melindungi atau membatasi suatu ruang di alam terbuka.
Tiga jenis utama dinding struktural adalah dinding bangunan, dinding pembatas
(boundary), serta dinding penahan (retaining).
Dinding bangunan memiliki dua fungsi utama, yaitu menyokong atap dan
langit-langit, membagi ruangan, serta melindungi terhadap intrusi dan cuaca.
Dinding pembatas mencakup dinding privasi, dinding penanda batas, serta
dinding kota. Dinding jenis ini kadang sulit dibedakan dengan pagar. Dinding
penahan berfungsi sebagai penghadang gerakan tanah, batuan, atau air dan
dapat berupa bagian eksternal ataupun internal suatu bangunan.
Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi
memisahkan/ membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi,
dinding ada yang berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan beban) dan
ada yang berupa dinding struktural (bearing wall). Dinding pengisi/ partisi yang
sifatnya non struktural harus diperkuat dengan rangka (untuk kayu) dan kolom
praktis-sloof-ringbalk (untuk bata). Dinding dapat dibuat dari bermacam-
macam material sesuai kebutuhannya, antara lain :

a. Dinding batu buatan : bata dan batako


b. Dinding batu alam/ batu kali
c. Dinding kayu: kayu log/ batang, papan dan sirap
d. Dinding beton (struktural dinding geser, pengisi clayding wall/ beton pra
cetak)
Jenis jenis dinding dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu, sebagai
berikut:
a) Dinding Batu Bata
Dinding bata merah terbuat dari tanah liat/ lempung yang dibakar. Untuk
dapat digunakan sebagai bahan bangunan yang aman maka pengolahannya harus
memenuhi standar peraturan bahan bangunan Indonesia NI-3 dan NI-10
(peraturan bata merah). Dinding dari pasangan bata dapat dibuat dengan
ketebalan 1/2 batu (non struktural) dan min. 1 batu (struktural). Dinding pengisi
dari pasangan bata 1/ 2 batu harus diperkuat dengan kolom praktis, sloof/ rollag,
dan ringbalk yang berfungsi untuk mengikat pasangan bata dan menahan/
menyalurkan beban struktural pada bangunan agar tidak mengenai pasangan
dinding bata tsb. Pengerjaan dinding pasangan bata dan plesterannya harus
sesuai dengan syarat-syarat yang ada, baik dari campuran plesterannya maupun
teknik pengerjaannya.
b) Dinding Batako
Batako merupakan material untuk dinding yang terbuat dari batu buatan/
cetak yang tidak dibakar. Terdiri dari campuran tras, kapur (5 : 1), kadang
kadang ditambah PC. Karena dimensinya lebih besar dari bata merah,
penggunaan batako pada bangunan bisa menghemat plesteran 75%, berat
tembok 50% - beban pondasi berkurang. Selain itu apabila dicetak dan diolah
dengan kualitas yang baik, dinding batako tidak memerlukan plesteran+acian
lagi untuk finishing.
Prinsip pengerjaan dinding batako hampir sama dengan dinding dari
pasangan bata,antara lain:
a. Batako harus disimpan dalam keadaan kering dan terlindung dari hujan.
b. Pada saat pemasangan dinding, tidak perlu dibasahi terlebih dahulu dan tidak
boleh direndam dengan air.
c. Pemotongan batako menggunakan palu dan tatah, setelah itu dipatahkan pada
kayu/ batu yang lancip.
d. Pemasangan batako dimulai dari ujung-ujung, sudut pertemuan dan berakhir
di tengah tengah.
e. Dinding batako juga memerlukan penguat/ rangka pengkaku terdiri dari
kolom dan balok beton bertulang yang dicor dalam lubang-lubang batako.
Perkuatan dipasang pada sudut-sudut, pertemuan dan persilangan

c) Dinding kayu
Kontruksi dinding seperti ini umumnya ditemui pada rumah-rumah
tradisional di eropa timur. Terdiri dari susunan batang kayu bulat atau balok.
Sistem konstruksi seperti ini tidak memerlukan rangka penguat/ pengikat lagi
karena sudah merupakan dinding struktural.
d) Dinding kayu biasa
Dinding papan biasanya digunakan pada bangunan konstruksi rangka kayu.
Papan digunakan untuk dinding eksterior maupun interior, dengan sistem
pemasangan horizontal dan vertikal. Konstruksi papan dipaku/ diskrup pada
rangka kayu horizontal dan vertikal dengan jarak sekitar 1 meter (panjang
papan di pasaran 2 m, tebal/ lebar beraneka ragam : 2/ 16, 2/20, 3/ 25, dll).
Pemasangan dinding papan harus memperhatikan sambungan/ hubungan antar
papan (tanpa celah) agar air hujan tidak masuk. Selain itu juga harus
memperhatikan sifat kayu yang bisa mengalami pemuaian dan susut.
e) Dinding Sirap
Dinding sirap untuk bangunan kayu merupakan material yang paling baik
dalam penyesuaian terhadap susut dan muai. Selain itu juga memberikan
perlindungan yang baik terhadap iklim, tahan lama dan tidak membutuhkan
perawatan. Konstruksi dinding sirap dapat dipaku (paku kepala datar ukuran
1) pada papan atau reng, dengan 2 4 lapis tergantung kualitas sirap. (panjang
sirap 55 60 cm).
f) Dinding batu alam
Dinding batu alam biasanya terbuat dari batu kali utuh atau pecahan batu
cadas. Prinsip pemasangannya hampir sama dengan batu bata, dimana siar
vertikal harus dipasang selang-seling. Untuk menyatukan batu diberi adukan
(campuran 1 kapur : 1 tras untuk bagian dinding dibawah permukaan tanah, dan
PC : 1 kapur : 6 pasir untuk bagian dinding di atas permukaan tanah).
Dinding dari batu alam umumnya memiliki ketebalan min. 30 cm, sehingga
sudah cukup kuat tanpa kolom praktis, hanya diperlukan.
g) Gypsum/GRC.
Yang sebenarnya adalah lembaran papan yang dirangkaikan pada rangka
yang sudah disusun sebelumnya. Untuk pemisah sementara sangat mudah dan
murah, tidak merepotkan dan jika dibutuhkan dapat dirubah dengan segera
tanpa merusak struktur. Kelemahannya adalah sangat rentan untuk dirusak.
Sehingga sangat disarankan jika diperlukan ruangan yang privasi tidak
menggunakan material ini. Namun, sekali lagi, untuk ruangan-ruangan yang
fungsi hampir sama sangat fleksibel menggunakan material ini.
h) AAC, atau bata ringan.
Material yang sedang booming saat ini karena kekuatannya seperti bata
namun sangat ringan, bisa digunakan untuk sisi luar maupun sisi dalam. Mudah
pengerjaannya seperti batako, bisa lebih rapi, ringan sehingga bisa memperkecil
dimensi struktur dan bahkan jika pengerjaannya sangat rapi, hanya diperlukan
lapisan plester dan aci yang sangat tipis, yang berarti menghemat biaya
konstruksi. Untuk wilayah kota besar, jenis material ini sudah sangat mudah
ditemukan. Kekurangannya? yang pernah ditemukan adalah sifatnya yang
menyerap air, sehingga harus hati-hati dalam pengerjaan akhirnya karena kalau
dipaksakan dalam keadaan basah, maka noda basah masih dapat terlihat.
d. PELAT LANTAI (FLOOR PLATE)
Pengertian Plat Lantai
Plat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah
langsung, merupakan lantai tingkat pembatas antara tingkat yang satu dengan
tingkat yang lain. Plat lantai didukung oleh balok-balok yang bertumpu pada
kolom-kolom bangunan. Ketebalan plat lantai ditentukan oleh :

Besar lendutan yang diinginkan


Lebar bentangan atau jarak antara balok-balok pendukun
Bahan konstruksi dan plat lantai

Plat lantai harus direncanakan: kaku, rata, lurus dan waterpas (mempunyai
ketinggian yang sama dan tidak miring), agar terasa mantap dan enak untuk
berpijak kaki. Ketebalan plat lantai ditentukan oleh : beban yang harus didukung,
besar lendutan yang diijinkan, lebar bentangan atau jarak antara balok-balok
pendukung, bahan konstruksi dari plat lantai.
Pada plat lantai hanya diperhitungkan adanya beban tetap saja (penghuni,
perabotan, berat lapis tegel, berat sendiri plat) yang bekerja secara tetap dalam
waktu lama. Sedang beban tak terduga seperti gempa, angin, getaran, tidak
diperhitungkan.

Fungsi Plat Lantai


Fungsi plat lantai adalah sebagai berikut
1. Sebagai pemisah ruang bawah dan ruang atas
2. Sebagai tempat berpijak penghuni di lantai atas
3. Untuk menempatkan kabel listrik dan lampu pada ruang bawah
4. Meredam suara dari ruang atas maupun dari ruang bawah
5. Menambah kekakuan bangunan pada arah horizontal

Konstruksi Plat Lantai Berdasarkan Materialnya


Konstruksi untuk plat lantai dapat dibuat dari kayu, beton, baja dan yumen (kayu
semen).

1. Plat Lantai Kayu


Plat lantai kayu umumnya dibuat dari rangkaian papan kayu yang disatukan
menjadi kesatuan yang kuat, sehingga membentuk bidang injak yang luas.
Ukuran umum
a. Lebar papan : 20-30cm
b. Tebal papan : 2-3cm
c. Jarak balok-balok pendukung : 60-80cm
d. Ukuran balok : 8/12, 8/14, 10/14
e. Bentangan : 3-3,5 m
Balok-balok kayu ini dapat diletakkan diatas pasangan bata 1 batu atau ditopang

Keuntungan plat lantai kayu:


Harganya relatif murah, berarti biaya bangunan rendah
Mudah dikerjakan, berarti pekerjaan lebih cepat selesai
Beratnya ringan, berarti menghemat ukuran pondasi

Kerugian plat lantai kayu:


Hanya boleh untuk konstruksi bangunan sederhana dengan beban ringan
Bukan peredam suara yang baik, suara gaduh atau hentakan kaki dari penghuni
atas dapat mengganggu penghuni di lantai bawahnya
Sifat bahan rembes air, jadi tidak dapat dibuat km/wc di lantai atas
Mudah terbakar, jadi tidak boleh membuat dapur diatasnya
Dapat dimakan bubuk/serangga, berarti keawetan bahan terbatas
Mudah rusak oleh pengaruh cuaca yang berubah-rubah (panas dan hujan), jadi
hanya cocok untuk bangunan yang terlindung

Plat Lantai Beton


Plat lantai beton bertulang umumnya dicor ditempat, bersama-sama balok
penumpu dan kolom pendukungnya. Dengan demikian akan diperoleh hubungan yang
kuat yang menjadi satu kesatuan, hubungan ini disebut jepit-jepit. Pada plat lantai beton
dipasang tulangan baja pada kedua arah, tulangan silang, untuk menahan momen tarik
dan lenturan. Untuk mendapatkan hubungan jepit-jepit, tulangan plat lantai harus
dikaitkan kuat pada tulangan balok penumpu.
Perencanaan dan hitungan plat lantai dari beton bertulang harus mengikuti persyaratan
yang tercantum dalam buku SNI Beton 1991.
Beberapa persyaratan tersebut antara lain :
Plat lantai harus mempunyai tebal sekurang-kurangnya 12cm, sedang untuk
plat atap sekurang-kurangnya 7cm;
Harus diberi tulangan silang dengan diameter minimum 8mm dari baja lunak
atau baja sedang;
Pada plat lantai yang tebalnya lebih dari 25cm harus dipasang tulangan
rangkap atas bawah;
Jarak tulangan pokok yang sejajar tidak kurang dari 2,5cm dan tidak lebih
dari 20cm atau dua kali tebal plat, dipilih yang terkecil;
Tulangan plat harus terbungkus lapisan beton setebal minimum 1cm, untuk
melindungi baja dari karat, korosi, atau kebakaran;
Bahan beton untuk plat harus dibuat dari campuran 1pc:2psr:3kr + air, bila untuk
lapis kedap air dibuat dari campuran 1pc:1,5psr:2,5kr + air secukupnya.

Plat lantai dari beton mempunyai keuntungan antara lain :


Mampu mendukung beban besar
Merupakan isolasi suara yang baik
Tidak dapat terbakar dan dapat lapis kedap air, jadi diatasnya boleh dibuat
dapur dan km/wc
Dapat dipasang tegel untuk keindahan lantai
Merupakan bahan yang kuat dan awet, tidak perlu perawatan dan dapat
berumum panjang. Untuk menghindari lenturan yang besar, maka bentangan
plat lantai jangan dibuat terlalu lebar, untuk ini dapat diberi balok-balok
sebagai tumpuan yang juga berfungsi menambah kekakuan plat. Bentangan
plat yang besar juga akan menyebabkan plat menjadi terlalu tebal dan jumlah
tulangan yang dibutuhkan akan menjadi lebih banyak, berarti berat bangunan
akan menjadi besar dan harga persatuan luas akan menjadi mahal.

Elemen-elemen pembebanan untuk plat lantai :


Beban hidup (untuk rumah tinggal) = 0,200 t/m2
Beban hidup (untuk bangunan umum) = 0,250 t/m2
Pasir urug dibawah tegel tiap cm tebal = 0,018 t/m2
Berat tegel+perekat = 0,120 t/m2
Berat plafon+penggantung = 0,020 t/m2
Berat dinding pasangan bata tebal batu = 0,250 t/m2 pas
Berat jenis beton = 2,4 t/m3

Konstruksi plat lantai baja


Konstruksi ini biasanya digunakan pada bangunan yang sebagian besar
komponen-komponen strukturnya terdiri dari material baja. Tangga ini digunakan
pada bangunan semi permanen seperti bangunan peruntukan bengkel, bangunan
gudang, dan lain-lain.

Konstruksi plat lantai yumen (Kayu Semen)


Plat lantai kayu semen ini dibuat dari potongan kayu apa saja dan kecil-kecil
yang kemudian dicampur semen dengan ukuran 90 cm x 80 cm. Plat lantai yumen
ini masih jarang digunakan karena termasuk bahan bangunan baru. Dan yumen ini
buatan dari pabrik semen gresik.

1. STRUKTUR RANGKA BANGUNAN

Struktur rangka bangunan berfungsi untuk meneruskan beban vertikal maupun


beban horizontal, baik berupa beban tetap, beban hidup maupun beban sementara
(misalnya: gempa dan angin) ke tanah. Strukur rangka ini, untuk bangunan bertingkat
terdiri dari sistem lantai (plat dan balok) yang di topang oleh kolom, untuk selanjutnya
diteruskan ke pondasi. Material yang digunakan bisa terbuat dari baja, beton bertulang atau
kayu untuk bangunan sederhana. Karena peranannya yang sangat vital bagi berdirinya
suatu bangunan, struktur rangka harus direncanakan dengan cermat mengikuti kaidah-
kaidah mekanika teknik dengan memperhatikan faktor keamanan disamping faktor
ekonomis

Rangka Baja

Struktur rangka baja terdiri dari balok induk, balok anak dan kolom baja struktural
yang digunakan untuk membangun rangka bermacam-macam struktur mencakup
bangunan satu lantai sampai gedung pencakar langit. Karena baja struktural sulit
dikerjakan pada lokasi (on-site), maka biasanya dipotong, dibentuk, dan dilubangi dalam
pabrik sesuai spesifikasi desain, hasilnya berupa konstruksi rangka struktural yang relatif
cepat dan akurat.
Baja struktural dapat dibiarkan terekspos pada konstruksi tahan api yang tidak terlindungi,
tapi karena baja dapat kehilangan kekuatan secara drastis karena api, pelapis anti api
dibutuhkan untuk memenuhi kualifikasi sebagai tahan api. Pada kondisi terekspos,
ketahanan terhadap korosi juga dibutuhkan.
Rangka baja paling efisien ketika balok induk dan balok anak diletakkan pada grid yang
beraturan. Ketahanan terhadap angin lateral atau gaya gempa bumi membutuhkan
penggunaan dinding geser (shear wall), pengaku diagonal (bracing) atau rangka kaku
dengan koneksi penahan momen.

Rangka Beton Bertulang

Penggunaan beton bertulang dalam konstruksi gedung sudah umum dilakukan.


Beberapa keuntungan menggunakan beton bertulang antara lain: kekuatannya menahan
beban yang sangat tinggi, mudah dibentuk sesuai kebutuhan, keawetannya, dan ketahanan
terhadap api yang lebih baik dari struktur baja (karena adanya selimut beton yang
melindungi tulangan baja di dalamnya). Salah satu kekurangannya adalah bervariasinya
kuat tekan beton yang sangat dipengaruhi oleh jenis, kualitas, dan komposisi material
pembentuknya (aggregat, semen dan air), serta cara pengerjaannya. Oleh sebab itu, kontrol
kualitas beton biasanya cukup ketat baik dalam proses pengadukannya, pengecorannya
serta perawatan setelah dicor. Biasanya dalam spesifikasi teknis suatu bangunan yang akan
dilaksanakan, dipersyaratkan perlunya pengujian mutu beton agar kuat tekan beton sesuai
dengan yang direncanakan.
Lokasi pembuatan beton dapat dilakukan pada site proyek, atau dapat juga dengan
memesan beton yang sudah jadi (ready mix). Proses pembentukan struktur beton bertulang
dapat dilakukan di tempat, atau dapat juga menggunakan beton precast (memesan sudah
jadi sesuai dimensi yang ditentukan). Ditinjau dari sistem penulangannya, dikenal beton
bertulang biasa dan beton prategang (prestressed).

Rangka Kayu

Penggunaan sistem rangka kaya biasanya terbatas pada bangunan yang relatif tidak
terlalu besar. Pemilihan material kayu saat ini lebih pada pertimbangan aspek estetika
karena tampilannya yang natural, walaupun saat ini harga kayu melonjak cukup tinggi,
karena semakin langkanya kayu dan adanya isu lingkungan (terbabatnya hutan yang
memberikan kontribusi besar pada pemanasan global). Kayu juga banyak digunakan untuk
pembuatan rumah dengan sistem knock-down.
Sistem lantai balok dan papan kayu secara tipikal digunakan dengan grid penopang terdiri
dari kolom atau tiang untuk membentuk rangka struktur. Menggunakan bagian-bagian
struktural yang lebih besar tapi lebih sedikit sehingga dapat membentangi jarak yang lebih
panjang yang berarti lebih hemat dalam biaya material dan pekerja.

Hal-hal yang perlu mendapat perhatian pada struktur rangka kayu:

Rangka balok papan paling efektif untuk menahan beban sedang yang
terdistribusi merata sedangkan beban terpusat memerlukan rangka
tambahan.
Ketika sistem struktural dibiarkan terekspos, perhatian harus diberikan
pada jenis dan mutu kayu yang digunakan, detail sambungan khususnya
pada koneksi balok-ke balok dan balok ke kolom dan kualitas pekerjaan.
Rangka balok-papan dapat digolongkan sebagai konstruksi kayu berat jika
strukturnya ditopang oleh dinding eksterior tahan api, serta anggota
bagiannya dan deknya memenuhi syarat minimal yang dispesifikasikan
dalam peraturan kode bangunan.
Kelemahan sistem lantai balok-papan adalah rentan terhadap transmisi
suara dan kurang tersedianya ruang untuk insulasi termal, saluran
pemipaan, kabel dan saluran lainnya.

Rangka Bambu

Tersedianya bambu yang cukup melimpah di sebagian besar belahan bumi dan sifat
mekanisnya yang sangat baik (terutama kuat tariknya), membuat bambu cukup menarik
dijadikan sebagai bahan alternatif yang murah untuk material bangunan, baik untuk rangka
struktur utamanya, rangka atap, dinding bahkan saat ini penelitian terus dilakukan terhadap
penggunaan bambu sebagai tulangan beton.
Kelebihan bambu adalah dapat diperbaharui, mudah tumbuh, relatif lebih murah dari pada
baja, dan memiliki kuat tarik yang mendekati kuat tarik baja (200 400 Mpa). Salah satu
kelemahan bambu adalah tidak meratanya kekuatan bambu di ruas bawah dengan ruas atas
(tergantung juga pada umur bambu), diameter bambu yang bervariasi (tergantung jenis
bambu) dan sifat bambu yang mudah lapuk dan kembang-susutnya yang tinggi sehingga
daya lekatnya dengan beton dapat berkurang. Jadi teknik pengawetan bambu perlu
mendapat perhatian lebih jika ingin menggunakan bambu sebagai bahan bangunan.

2. SISTEM STRUKTUR INTI BANGUNAN TINGGI / (CORE STRUCTURE)

Sistem-sistem struktur pada bangunan merupakan inti kekokohannya bangunan di atas


permukaan tanah. Sistem struktur ini berfungsi menahan dan menyalurkan beban gaya
horizontal dan vertikal secara merata pada sistem-sistem struktur inti dan struktur
pendukung, sehingga bangunan dapat memikul beban horizontal dan vertikal maupun
gaya lateral.

Berikut ini adalah jenis-jenis sistem struktur inti bangunan.

Sistem struktur dinding pendukung sejajar (parallel bearing walls)

Sistem ini terdiri dari unsur bidang vetikal yang di perkuat dengan berat dinding itu
sendiri, sehingga mampu menahan gaya aksial lateral secara efisien. Sistem struktur
dinding sejajar ini digunakan pada bangunan-bangunan apartemen yang tidak
membutuhkan ruang bebas yang luas dan sistem-sistem mekanisnya tidak memerlukan
struktur inti.

Sistem struktur inti dan dinding pendukung (core and bearing walls)
Sistem ini berupa bidang vertikal yang membentuk dinding luar dan
mengelilingi sebuah struktur inti. Hal ini memungkinkan ruang interior terbuka
yang bergantung pada kemampuan bentangan dari struktur lantai. Sistem ini
memuat sistem-sistem transportasi mekanis vertikal serta menambah kekakuan
bangunan.

Sistem struktur boks berdiri sendiri (self supporting boxes)

Sistem ini merupakan unit tiga dimensi prefabrikasi yang menyerupai


bangunan dinding pendukung yang diletakan di suatu tempat dan di gabung dengan
unit lainnya. Sebagai contoh boks-boks ini di tumpuk seperti bata dengan pola
English Bond sehingga tersusun seperti balok dinding berselang-seling.

Sistem struktur plat terkantilever (cantilever slab)

Pemikulan plat lantai dari sebuah inti pusat akan memungkinkan ruang
bebas kolom yang batas kekuatan platnya adalah batas besar ukuran bangunan.
Sistem ini memerlukan banyak besi, terutama apabila proyeksi pelat sangat besar.
Kekakuan plat dapat di tingkatkan dengan menggunakan teknik-teknik pratekan.
Sistem struktur plat rata (flat slab)

Sistem ini terdiri dari bidang horizontal yang umumnya adalah plat lantai
beton tebal dan rata yang bertumpu pada kolom. Apabila tidak terdapat penebalan
plat pada bagian atas kolom, maka sistem ini di katakan sistem plat rata. Pada
kedua sistem ini tidak terdapat balok yang dalam (deep beam) sehingga tinggi
lantai bisa minimum.

Sistem struktur interspasial (interspasial)

Sistem struktur rangka tinggi selantai yang terkantilever diterapkan pada


setiap lantai antara untuk memungkinkan ruang fleksibel di dalam dan di atas
rangka. Ruangan yang berada di dalam lantai rangka di atasnya dapat di gunakan
sebagai wadah untuk kegiatan aktivitas lainya.
Sistem struktur gantung (suspension)

Sistem ini dapat memungkinkan penggunaan beban secara efisien dengan


menggunakan penggantungan sebagai pengganti kolom untuk memikul beban
lantai. Kekuatan unsur tekan pada sistem ini harus dikurangi sebab adanya bahaya
tekuk, berbeda dengan unsur tarik yang dapat mendaya gunakan kemampuan
secara maksimal. Kabel-kabel ini dapat meneruskan beban gravitasi ke rangka di
bagian atas yang terkantilever dari inti pusat.

Sistem struktur rangka selang-seling (staggered truss)

Rangka tinggi yang selantai disusun sedemikian rupa sehinga pada setiap
lantai bangunan dapat menumpangkan beban di bagian atas suatu rangka begitupun
di bagian bawah rangka di atasnya. Selain memikul beban vertikal, susunan rangka
ini akan mengurangi tuntutan kebutuhan ikatan angin dengan cara mengarahkan
beban angin ke dasar bangunan melalui struktur balok-balok dan plat lantai.
Sistem struktur rangka kaku (rigid frame)

Sistem struktur ini terdiri dari kolom dan balok yang bekerja saling
mengikat satu dengan yang lainnya. Kolom sebagai unsur vertikal yang bertugas
menerima beban dan gaya, sedangkan balok sebagai unsur horizontal media
pembagi beban dan gaya. Sistem ini biasanya berbentuk pola grid persegi,
organisasi grid serupa juga di gunakan untuk bidang horizontal yang terdiri atas
balok dan gelagar. Dengan keterpaduan rangka spasial yang bergantung pada
kekuatan kolom dan balok, maka tinggi lantai ke lantai dan jarak antara kolom
menjadi penentu pertimbangan rancangan.

Sistem struktur rangka kaku dan inti (rigid frame and core)

Rangka kaku akan bereaksi terhadap beban lateral. Terutama melalui lentur
balok dan kolom. Perilaku demikian berakibat ayunan (drift) lateral yang besar
sehingga pada bangunan dengan ketinggian tertentu. Akan tetapi apabila di
lengkapi dengan struktur inti, maka ketahanan lateral bangunan akan sangat
meningkat karena interaksi inti dan rangka. Sistem inti ini memuat sistem-sistem
mekanis dan transportasi vertikal.

Sistem struktur rangka trussed (trussed frame)

Sistem ini terdiri dari gabungan rangka kaku (atau bersendi) dengan rangka
geser vertikal yang mampu memberikan peningkatan kekuatan dan kekakuan
struktur. Rancangan sistem struktur dapat berdasarkan pada penggunaan rangka
untuk menahan beban gravitasi dan rangka vertikal untuk beban angin yang serupa
dengan rangka kaku dan inti.

Sistem struktur rangka belt-trussed dan inti (belt-trussed frame and


core)

Sistem struktur belt-trussed bekerja mengikat kolom fasade ke inti


bangunan sehingga meniadakan aksi terpisah rangka dan inti pengakuan ini
dinamai cap trussing apabila berada pada bagian atas bangunan, dan dinamai
belt-trussed apabila berada di bagian bawahnya.
Sistem struktur tabung dalam tabung (tube in tube)

Dalam struktur ini, kolom dan balok eksterior di tempatkan sedemikian


rapat sehingga fasade menyerupai dinding yang diberi pelubangan (untuk jendela).
Seluruh bangunan berlaku sebagai tabung kosong yang terkantilever dari tanah. Inti
interior (tabung) dapat meningkatkan kekakuan bangunan dengan cara ikut
memikul beban bersama kolom-kolom fasade tersebut.

Sistem struktur kumpulan tabung (bundled tube)

Sistem struktur ini dapat di gambarkan sebagai suatu kumpulan tabung-


tabung terpisah yang membantuk tabung multi-use. Pada sistem ini kekakuan akan
bertambah. Sistem ini dapat memungkinkan bangunan mencapai bentuk yang
paling tinggi dan daerah lantai yang sangat luas.
BAB III
KONSEP PERANCANGAN HOTEL KONVENSI
A. KONSEP PERANCANGAN MAKRO
1. Konsep Pemilihan Lokasi

Kriteria dalam pemilihan lokasi/site Hotel Konvensi di Makassar adalah:

b. Lokasi sesuai dengan RUTRK dan DTRK Kota Makassar.


c. Berada pada daerah perdagangan/bisnis.
d. Pencapaian mudah, berada pada jalur utama transportasi.
e. Mempunyai luas lahan yang cukup.
f. Tersedia jaringan utilitas seperti air bersih (PAM), listrik, telepon, dan
saluran drainase
g. Memiliki view yang menarik perhatian pengunjung dan wisatawan.

Lokasi sangat berperan penting dalam pengadaan Hotel Konvensi di


Makassar. Proiritas utama dalam perancangan hotel konvensi direncanakan
pada kawasan perdagangan dan permukiman, terutama pada kawasan
rekreasi.

Beberapa kawasan yang memiliki fungsi sebagai kawasan perdagangan


dan permukiman adalah kawasan pada BWK A, C, D, E, H, dan I. sedangkan
dari BWK tersebut yang memliki fungsi sebagai kawasan pariwisata /
rekreasi adalah BWK C. Kecamatan yang termasuk dalam BWK B adalah
kecamatan Tamalate.

Dalam Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) Kota Makassar,


kecamatan Tamalate berada pada BWK C. Dimana fungsi utama kawasan ini
adalah rekreasi dan fungsi penunjangnya adalah perdagangan, permukiman,
transportasi darat,pendidikan tinggi, dan hutan kota.

Lokasi hotel ini direncanakan pada kelurahan tamalate khususnya pada


kawasan tanjung bunga, dimana kawasan ini merupakan kawasan pariwisata
dengan fungsi penunjang sebagai kawasan perdagangan, permukiman,
transportasi darat (AKDP), Pendidikan tinggi. Kawasan ini juga termasuk
dalam kawasan pengembangan Tanjung Bunga yang menyediakan kawasan
untuk pengembangan bisnis dan perkantoran.

2. Konsep Pemilihan Site

Tujuannya yaitu untuk mendapatkan tapak yang tepat dan baik untuk
peruntukan dan pengembangan Hotel Konvensi dengan kriteria sebagai
berikut:

a. Sesuai dengan peruntukan jasa pelayanan / perdaganan dan permukiman


b. Luasan lahan yang memadai.
c. Memiliki potensi visual yang menunjang.
d. Berada pada lingkungan yan mendukung fungsi hotel konvensi.
e. Terletak pada jalan utama kota
f. Terdapat utilitas kota, seperti jaringan listrik, jaringan telepon, jaringan
air bersih, dan sebagainya.

3. Konsep Pengolahan Site

Penglahan tapak bertujuan untuk mendapatkan penataan tapak yang


sesuai bagi peruntukan bangunan Medical Center dengan cara
mengoptimalkan fungsi lahan dan potensi sekitarnya agar sesuai dengan
fungsi bangunan.

Analisis tapak dilakukan dengan dasar pertimbangan sebagai berikut:

a. Existing Condition
b. Orientasi matahari dan Arah angin
c. Noise/Kebisingan
d. View dari dan luar tapak
e. Sirkulasi
f. Penzoningan
g. Utilitas
4. Konsep Bentuk

memiliki fleksibilitas ruang yang tinggi, daya visual


yang kuat, bersifat formal, stabil, statis, dan efisien

fleksibilitas ruang rendah, bersifat dinamis, ekspresif,


dan tidak efisien, menegangkan, daya visual kurang,
tajam, sakral, dan privat.

Fleksibilitas ruang tinggi, bersifat lembut, intim,


menarik, aktif, dinamis, ekspresif, aktraktif, serta
memiliki daya visual yang baik

5. Konsep Ruang Luar

Dilakukan untuk mendapatkan penataan ruang luar yang sesuai dengan


kondisi tapak dan penampilan bangunan sehingga lebih menambah keindahan
bangunan serta mendukung aktifitas yang ada dengan menggunakan soft
material, hard material, dan street furniture.

B. KONSEP PERANCANGAN MIKRO


1. Aktivitas Pelaku Kegiatan

Aktivitas yang berlangsung pada hotel konvensi dapat dibedakan


berdasarkan subjek yang melakukan aktivitas pada hotel ini, antara lain:

a. Aktivitas Pengelola Hotel Konvensi


Memberikan berbagai pelayanan kepada tamu / pengunjung hotel.
b. Aktivitas Pengunjung
Aktivitas pengunjung hotel dapat dibedakan menjadi 3 kelompok
pengunjung, antara lain:
1. Pengunjung sebagai peserta konvensi
- Menginap di kamar hotel selama masa konvensi yang berlangsung
antara 1 sampai 5 hari.
- Mengikuti acara siding menurut jadwal yang ditentukan oleh
penyelenggara.
- Mengisi kegiatan di sela-sela konvensi
- Mengisi waktu senggang setelah siding.
2. Pengunjung menginap biasa
- Menginap di kamar hotel selama waktu yang di inginkan
- Menggunakan fasilitas yang disediakan hotel
- Keluar hotel untuk keperluan pribadi, seperti mengunjungi tempat
wisata, keperluan bisnis, dll.
3. Pengunjung umum
- Pengunjung hotel harian, mengunjungi hotel untuk menggunakan
fasilitas hotel seperti restoran, bar, sarana olahraga, dll.
- Pengunjung kegiatan konvensi seperti pameran yang banyak di buka
untuk umum.
2. Kebutuhan Ruang

Dari beberapa aktivitas yang dilakukan oleh tamu dan pengelola hotel,
dibutuhkan ruang untuk mewadahi aktivitas-aktivitas tersebut, antara lain:

a. Area public / umum


- Entrance - Car park
- Lobby - Dinning room
- Reception - Restaurant
- Lounge - Cloaksroom
- Coffe shop - Lavatories
- Bar - Garden
- Public toilets - Circulation area
b. Guest room
- Standard room
- Suite room
- Presidential room
c. Area konvensi
- Meeting room - Auditorium
- Banquet hall - Conference facilities
d. Area administrasi
- Ruang staff
- Ruang arsip
- Kantor General Manager
- Kantor-kantor Manager
- Kantor Resident Manager
e. Area pelayanan
- Staff - Kitchen
- Staff canteen - Loading dock
- Maintenance workshop - Lift
- Housekeeper - Enginer
- Storage generally - Koridor
- Ruang ganti staff - Laundry & linen
- Service room
Kebutuhan ruang hotel konvensi dapat kita uraikan pada tabel di bawah ini:
Aktivitas pelaku
Lingkup pelayanan Pelaku kegiatan Kebutuhan ruang
kegiatan

Lobby &
- Checkin, checkout,
sirkulasi
membayar,
- Tamu Kasir
menyimpan barang-
Reservasi &
barang berharga
registrasi
- Memperoleh
Roomboy
PENERIMAAN - Pengunjung informasi,
station
DAN REGISTRASI menunggu, menitip
Luggage
TAMU barang, bertemu
dengan relasi Safe Deposite
- Melayani dan Box
- Karyawan Telepon
memberikan
informasi Umum
Toilet

- Istirahat, tidur,
- Tamu mandi, bekerja Single room
AKOMODASI
- Karyawan Double room
- Melayani tamu, Twin room
membersihkan kamar Suite room
President suite
Roomboy station

R sidang utama
R sidang komisi
R VIP
R penerjemah
R untuk stasiun
- Mengikuti sidang, TV dan Radio
rapat, atau pertemuan R sound control
- Mengikuti pameran, & recording
- Peserta
resepsi, dll. R lighting
- Mempersiapkan control
acara atau kegiatan,
- Pengunjung
menyediakan fasilitas
R konfrensi pers
KONVENSI
di luar acara R proyektor
- Panitia
konvensi R latihan
- Karyawan
- Melayani dan R resepsi /
memberi informasi auditorium
kepada para
pengunjung, peserta,
Banquet hall
maupun panitia. R registrasi
R ganti
Dapur dan R
saji
Mushallah

R tunggu
R sekretaris
R general mgr.
R resident mgr.
Food &
beverage mgr.
- Mengelolapelayanan
R convention
sesuai dengan bidang
- Pengelola mgr
ADMINISTRASI masing-masing
- Karyawan Sales & PR mgr.
- Mengendalikan
R rapat
operasional hotel
R staff
R fotocopy
R arsip
Gudang
Toilet
Money changer
Biro travel
- Mendapatkan Bank & ATM

SHOPPING
- Tamu layanan jasa dan Drug & bakery
- Pengunjung komersial store
ARCADE
- Karyawan - Melayani tamu dan
Butik
pengunjung.
Book store
Barber shop

Fitness center
Sauna
- Berolahraga dan Tennis court
- Tamu
PENUNJANG rekreasi Gudang
- Pengunjung
REKREASI - Melayani dan Locker
- Karyawan
membantu tamu Swimpool
Side pool
Pool attendant

- Karyawan - Menerima dan R purchasing mgr.


memesan barang Receiving area
- Mengumpulkan dan R conpactor
PURCHASING memuang barang- R canwas
barang General storage
Loading dock
Sampah

Restoran utama
Restoran special
- Bertemu relasi, Main kitchen
- Tamu/
FOOD & makan, minum, Food reparation
pengunjung
BEVERAGE
- Karyawan
santai Food bar
- Melayani tamu Coffe shop
Bar + lounge

- Menerima cucian, R housekeeping


menyetrika pakaian, mgr.
linen dan R Chief
perlengkapan kain housekeeping
LAUNDRY &
- Karyawan hotel R Chief laundry
HOUSEKEEPING
- Menyiapkan dan R laundry
menyimpan Valet laundry
keperluan rumah Soiled linen
tangga hotel Linen storage
- Menyiapkan dan Uniform issue
menyimpan bahan Lost & found
makanan dan Maid station
minuman General storage
Cold storage
R kontrol maknan
R chief cook

R M&E manager
R staff teknik
R pompa
- Mengelola system R Chiller
ME bangunan R boiler
MEKANIKAL
- Karyawan - Mengoperasikan alat R genset
ELEKTRIKAL
dan memperbaiki PLN &Trafo
kerusakan R control panel
R mesin lift
R bahan bakar

R personil mgr.
R training
R arsip
- Mengelola personil R P3K
- Makan, minum, R keamanan
FASILITAS
- Pengelola istirahat, buang air, Mushallah
KARYAWAN
ganti dan menyimpan Staff diningroom
pakaian, shalat Employee
diningroom
Locker & toilet

- Tamu Parkir tamu


PARKIR
- Pengunjung - Sirkulasi Parker pengelola
- Pegelola - Memarkir kendaraan
- Karyawan
3. Pola Organisasi Ruang
Dasar pertimbangan dalam penentuan pola organisasi ruang pada hotel konvensi ini
adalah:
a. Kejelasan arah pencapaian ruang
b. Efisiensi
c. Kemudahan pengontrolan dan keamanan
d. Kelancaran operasional pelayanan
1) Pola organisasi ruang public + guest room

Guest Room
Fasilitas Cooffe Shop,
Rekreasi Bar, Restaurant

Shopping Arcade Toilet


Hall / Lobby

Konvensi Administrasi

2) Pola organisasi ruang konvensi

Banquet Hall

Meeting Room Hall / Lobby

Conference
Auditorium
facilities
3) Pola organisasi ruang pelayanan

Gudang

Trash Staff Canteen

Main Kitchen

Receiving Food & Beverage

Engineering Housekeeping

Employee Entrance Laundry

Locker Toilet

4) Pola organisasi ruang pengelola


General Manager

Exec. Secretary Resident Manager

Front Office Toilet staff staff Arsip

Manager
Hall / Lobby

Manager

Ruang Rapat Ruang Makan Manager


4. Sirkulasi Kegiatan
a. Alur sirkulasi tamu berdasarkan pencapaiannya:
- Main entrance
- Retail shop
- Function room
- Restoran
- Lounge
- Area rekreasi
- Administrasi
- Front desk
- Guest room
- Parkir
Restaurant
Main Entrance
Datang Bar
Lobby

Parkir Guest Room


Ruang
Konvensi Function Room

b. Alur sirkulasi karyawan dan staff. Berdasarkan pencapaiannya, ruang masuk


karyawan mencakup daerah : security, time keeper, locker, toilet, uniform room,
selasar dan tangga, serta area kerja.

House keeping

kitchen
Time
Parkir Uniform Locker
keeper
restaurant

Kegiatan
lainnya
5. Besaran Ruang

1. Lantai 01
Hall/Lobby : 563.158 m
Arcade Shop : 209.33 m
ATM Center : 36.383 m
Front Office/Reception : 112.556 m
General Cashier : 33.110 m
Room Division Manager : 70.263 m
File Room : 49.789 m
Housekeeping : 100.399 m
Credit Manager : 18.553 m
Coffe Shop : 390.020 m
Restaurant : 644.311 m
Kitchen : 303.626 m
Convention Room : 1174.955 m
Convention Lobby : 391.713 m
Banquet Kitchen : 69.893 m
Convention Male Lavatory : 24.199 m
Convention Female Lavatory : 23.712 m
Banquet Storage : 71.558 m
Glass Storage : 70.235 m
Food Storage : 70.235 m
Drink Storage : 70.880 m
Male Lavatory : 25.040 m
Female Lavatory : 25.289 m
Gudang : 35.974 m
Core :118.550 m
Sirkulasi 30% :1411.119 m
Total Luas Lantai 01 : 6114.85 m
2. Lantai 02
International Restaurant : 958.858 m
International Rest, Private Room : 293.495 m
Kitchen : 213.535 m
Mushallah : 220.461 m
Tempat Wudhu : 48.283 m
Male Lavatory : 25.040 m
Female Lavatory : 25.289 m
Gudang : 38.753 m
Laundry : 376.332 m
Laundry Reception : 19.224 m
Laundry Office : 25.875 m
Gudang Laundry : 70.235 m
Washing Room : 71.558 m
Copy and Print Area : 67.760 m
Meeting Room : 317.848 m
Core : 118.550 m
Sirkulasi 30% : 867.328 m
Total Luas Lantai 02 : 3758.425 m

3. Lantai 03
Bussiness Center : 499.723 m
Meeting Room : 417.176 m
Pre Function Area : 210.624 m
Office : 402.205 m
General Manager : 67.375 m
Pantry : 49.789 m
Male Lavatory : 25.040 m
Female Lavatory : 25.289 m
Gudang : 59.848 m
Fitness Center : 379.542 m
FC Reception : 18.758 m
FC Office : 25.355 m
FC Male Wash Room : 20.094 m
FC Female Wash Room : 18.607 m
FC Femaloe Locker : 18.496 m
FC Male Locker Room : 19.158 m
Massage Room : 201.024 m
Storage : 12.968 m
Female Locker : 68.724 m
Male Locker : 44.538 m
SPA Office : 70.764 m
SPA Reception : 29.713 m
SPA Lobby : 103.567 m
SPA Male Wash : 54.020 m
SPA Female Wash : 56.715 m
Sauna Room : 53.353 m
Yacuzzi : 72.765 m
Core : 118.550 m
Sirkulasi 30% : 1014.714 m
Total Luas Lantai 03 : 4397.04 m

4. Lantai Maintenance
Area Lantai Meintenance : 1508 m
Core : 118.550 m
Sirkulasi 30% : 452.4
Total Luas Lantai Maintenance: 2078.95 m

5. Lantai 4 6
Suite Room : 759.84 m
Deluxe Room : 473.562 m
Standar Room : 1456.26 m
Room Boy : 10.013 m
Core : 118.550 m
Sirkulasi 30% : 845.467 m
Total Luas Lantai 4-6 : 3663.693 m
6. Lantai 7 9
Suite Room : 759.84 m
Deluxe Room : 473.562 m
Presidental Room : 936.93 m
Room Boy : 10.013 m
Core : 118.550 m
Sirkulasi 30% : 689.668 m
Total Luas Lantai 4-6 : 2988.564 m

7. Lantai 10-12
Presidental Room : 1499.088 m
Room Boy : 10.013 m
Core : 118.550 m
Sirkulasi 30% : 488.295 m
Total Luas Lantai 4-6 : 2115.941 m

8. Top Floor
Ruang Mesin Lift : 27.188 m
Top Reservoir : 19.691 m
Total Luas Top Floor : 46.879 m

9. Basement
Area Parkir : 4772.268 m
Ruang Staf Teknik : 32.993 m
Ruang Trafo : 65.230 m
Ruang Mesin : 69.453 m
Ruang Bahan Bakar : 73.395 m
Total Luas Basement : 5013.339 m

REKAPITULASI BESARAN RUANG


Total Luas Lantai 01 : 6114.85 m
Total Luas Lantai 02 : 3758.425 m
Total Luas Lantai 03 : 4397.04 m
Total Luas Lantai Maintenance : 2078.95 m
Total Luas Lantai 4-6 : 3663.693 m
Total Luas Lantai 7-9 : 2988.564 m
Total Luas Lantai 10-12 : 2115.941 m
Total Luas Top Floor : 46.879 m
Total Luas Basement : 5013.339 m
Total Luas Lantai Bangunan : 30159.68 m

Total Luas Lantai yang direncanakan dalam konsep perancangan adalah : 30535.514 m
Perbandingan deviasi besaran ruang perencanaan dengan konsep adalah sebagai berikut :
D = 30535.514 m - 30159.68 m = 375.834 m
D = 0.08 %

Analisis modul
Penerapan sistem modular dalam perancangan akan mempermudah dan mempercepat
proses perancangan dalam mengintegrasikan sistem ruang antar fungsi, serta sistem ruang
dan sistem struktur sehingga dapat dihasilkan rancangan yang cocok untuk setiap fungsi
(parkir, kantor dan hunian) dan dapat memenuhi tuntutan perubahan, pengembangan serta
penggabungan dari fungsi-fungsi tersebut. Penerapan sistem modular berdampak positif
terhadap proses pelaksanaan konstruksi, karena dapat mengefisienkan penggunaan material
serta memungkinkan penerapan sistem prefabrikasi yang lebih efektif. Penerapan sistem
modular dalam perancangan akan mempermudah dan mempercepat proses perancangan
dalam mengintegrasikan sistem ruang antar fungsi, serta sistem ruang dan sistem struktur
sehingga dapat dihasilkan rancangan yang cocok untuk setiap fungsi (parkir, kantor dan
hunian) dan dapat memenuhi tuntutan perubahan, pengembangan serta penggabungan dari
fungsi-fungsi tersebut. Penerapan sistem modular berdampak positif terhadap proses
pelaksanaan konstruksi, karena dapat mengefisienkan penggunaan material serta
memungkinkan penerapan sistem prefabrikasi yang lebih efektif.

Mengambil unit bangunan terkecil sebagai pola awal


Merujuk pada judul, yaitu Hotel Bisnis & Konvensi dimana :

Hotel bisnis adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh
bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makan dan minum, sarana, fasilitas pelengkap
lainnya serta jasa bagi umum yang dapat mendukung dan memperlancar kegiatan bisnis para
tamu (seperti meeting room, bussines centre, exhibition room dan sebagainya), yang dikelola
secara komersil serta memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.

Dengan kelengkapan yang disebutkan diatas maka Hotel Bisnis setidaknya atau
seminimalnya masuk dalam hotel dengan 3 bintang maupun lebih. Maka dari itu luasan unit
terkecil akan di ambil dari standar hotel bintang 3.

Hotel Bintang 3

Luas kamar 4 x 7,5m2

Luas kamar 4 x 8m2


Luas kamar 4,5 x 8m2

ANALISIS SISTEM STRUKTUR


TOTAL LUAS
TOWER =

akomodasi 14874 m2
Fasilitas Karyawan 5842.59 m2
Administrasi 277 m2
laundry & housekeeping 1079 m2
Luas total 22073 m2
Luas tipikal ( 25 lantai) 883 m2

PODIUM

konvensi 9264.58 m2
purchasing 248.95 m2
penunjang / rekreasi 300.43 m2
food & beverage outlet 2243.28 m2
Penerimaan dan registrasi 483 m2
mekanikal elektrikal 882.83 m2
Luas Total 13423 m2
Luas pertipikal (4 lantai) 3356 m2

BASEMENT

Total Luas Parkir 10940 m2


Luas tipikal ( 3 lantai) 3647 m2
Beban Mati

Jenis Struktur Beban Mati (Kg/m2)

Beton Bertulang

- Portal 0,30 x 2400 = 720


- Portal & Inti/dinding Geser
- Tabung dalam tabung 0,35 x 2400 = 840
- Kotak/Panil 0,40 x 2400 = 960

0,20 x 2400 = 480

Baja

- Ketinggian <30 Lantai 100


- Balok Anak
20
- Balok Induk
- Deck plate 35
- Kolom
15

30

Komposit

- Ketinggian <30 Lantai 100 + 480 = 580

Elemen Arsitektural (finishing) 100

Beban Mati Bangunan Hotel dan Konvensi

Bagian Luas Bangunan


Beton Bertulang Baja Komposit
Bangunan

Tower 22073m2

Podium 13423 m2 2400 Kg/m2 100 Kg/m2 580 Kg/m2

Basement 10940.8 m2

Finishing 100 Kg/m2 100 Kg/m2 100 Kg/m2

Total 115.892.000 Kg 9.287.360 Kg 31.577.024 Kg

Beban Hidup

Lantai sekolah, kantor, toko, restoran, hotel, asrama &


1 250 kg/m2
rurnah sakit
2 Lantai dan balkon ruang pertemuan, bioskop, ibadah 400 kg/m2

3 Tangga, bordes tangga, dan gang bangunan umum 300 kg/m2

4 Tangga, bordes tangga, dan gang gedung pertemuan 500 kg/m2

5 Lantai ruang perlengkapan gedung pertemuan 250 kg/m2

6 Lantai gedung parkir bertingkat:

7 -untuk lantai bawah 800 kg/m2

8 -untuk lantai tingkat lainnya 400 kg/m2

Beban Hidup
Bagian Luas
(L x beban lantai)

Tower 22073m2 5.18.250 Kg

Podium 13423 m2 5.369.200 Kg

Basement 10940.8 m2 8.752.000 Kg

Total 19.639.450 Kg

Elemen ( Subsistem) Struktur Horizontal

Pada bangunan tinggi, Elemen Struktur Horizontal tidak dipengaruhi oleh banyaknya lantai
dan ketinggian bangunan. Dimensi elemen struktur ini hanya dipengaruhi oleh panjang
bentang dan beban yang bekerja padanya.

Elemen Struktur horizontal lebih dominan memikul momen lentur dan gaya geser,
dibandingkan dengan gaya aksial, oleh sebab itu struktur yang menggunakan bahan beton
perlu diperkuat dengan tulangan baja. Terutama pada daerah serat tariknya.

Elemen ( Subsistem) Struktur Vertikal

Beban yang diterima oleh elemen struktur vertikal (kolom dan dinding geser) merupakan
akumulasi dari beban-beban lantai diatasnya. Jadi, makin kebawah gaya aksialnya makin
besar. Oleh sebab itu dimensinyapun makin kebawah makin besar

Agar dimensi kolom atau dinding geser relatif sama dengan dimensi yang ada diatasnya,
maka dapat dilakukan beberapa upaya diantaranya :

1. Untuk struktur dengan bahan beton (beton bertulang):


a. Mutu beton yang digunakan kolom atau dinding geser pada bagian bawah bangunan lebih
tinggi dibandingkan dengan gaya yang digunakan pada kolom atau dinding geser
bangunan bagian atas.
b. Presentase tulangan pada kolom atau dinding geser pada bagian bawah bangunan lebih
besar dibandingkan dengan yang ada pada kolom atau dinding geser bangunan bagian
atas.
c. Mutu tulangan baja yang digunakan kolom dan atau dinding geser pada bagian bawah
bangunan lebih tinggi dibandingkan dengan yang digunakan pada kolom atau dinding
geser bagian atas
2. Untuk struktur untuk bahan baja :
a. Mutu propil baja yang digunakan kolom pada bagian bawah bangunan lebih tinggi
dibandingkan dengan yang digunakan pada kolom bangunan bagian atas.
b. Propil kolom baja (khususnya kolom dengan bentuk pipa atau tabung segiempat) pada
bagian bawah bangunan lebih tebal dibandingkan dengan yang digunakan kolom
bangunan bagian atas.

Pondasi

Pada bangunan tinggi, umumya digunakan pondasi dalam


(pondasi tak langsung), baik berupa tiang pancang maupun tiang bor.
Disamping itu, kerap kali digunakan pondasi rakit (basement) yang
kadang kala diperkuat dengan pondasi tiang.

Dalam perencanaan pondasi tiang, perlu dilakukan penyelidikan


tanah, khususnya percobaan sondir untuk memperoleh nilai konus (qc)
dan jumlah hambatan pelekat dan torsi diperlukan untuk menghitung
kapasitas daya pikul satu tiang.

Sekarang dikenal banyak jenis pondasi tiang diantaranya : Frankie Pile, Baja propil H, pipa
baja. Namun yang paling sering digunakan adalah tiang pancang beton bertulang
berpenampang bujur sangkar atau pipa beton prategang atau pondasi bor (dengan atau tanpa
selubung casing).

APLIKASI STRUKTUR BANGUNAN TINGGI


Pada gambar di atas memperlihatkan sistem struktur untuk bangunan tinggi yang
menggunakan bahan beton (beton bertulang). Di atas terlihat bahwa portal kaku hanya dapat
digunakan pada bangunan dengan ketinggian maksimal 20 lantai jika bangunan ini ingin
mencapai ketinggian sampai 50 lantai maka portal harus diperkaku dengan dinding geser
(rigid frame dan shearwall). Bangunan dengan struktur beton hanya dapat digunakan untuk
maksimal ketinggian 80 lantai. Hal itu disebabkan oleh berat sendiri (beban mati) beton yang

relatif besar.

Bangunan tinggi yang menggunakan bahan struktur baja (baja komposit) dapat digunakan
sampai ketinggian 140 lantai seperti gambar diatas. Yang dapat disimpulkan bahwa bahan
struktur baja lebih mampu untuk mendukung bangunan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan sistem yang sama pada struktur bangunan beton. Dan perlu diperhatikan bahwa baja
perlu dilindungi terhadap bahaya kebakaran dengan bahan-bahan yang dapat meredam panas
seperti beton, beton ringan, gypsum atau lapisan verniculite.
UTILITAS BANGUNAN
A. Perhitungan Lift

Fungsi Bangunan

1) Lantai 1 - 4 = Pusat konvensi

2) Lantai 5 - 29 = Hotel

Jumlah lantai

1) Pusat Konvensi = 4 Lantai

2) Hotel = 25 Lantai

= 29 Lantai

Tinggi Lantai ke lantai =4m

Luas tipikal

1) Pusat Konvensi = 3356 m2

2) Hotel = 883 m2

Tinggi bangunan = 4 m x 29

= 116 m

CARA 1
Jumlah waktu yang dibutuhkan :
H = jarak lantai ke lantai (m) =4m
S = kecepatan rata - rata lift (m/detik) = 3,5
N = jumlah lantai yang dilayani lift = 29
M = daya angkut / kapasitas lift = 24
T = (2h + 4s)(n - 1) + s(3m + 4)
S
= (2 x 4 + 4 x 3,5)(29 - 1) + 3,5 ( 3 x 24 + 4)
3,5
= ( 8 + 14) (28) + 3,5 ( 76 )
3,5
= (21) (24) + 266
3,5
= 882
3,5
= 252 detik
Perhitungan Waktu Tunggu untuk hotel
WT = T/N
N = T / WT
N = jumlah lift
WT ideal = 70 detik
N = T / WT
= 252 / 70
= 3,6 ~ 4 lift

CARA 2
a Jarak satu siklus lift = 2 x jumlah tinggi bangunan
= 2 x (4 x 29)
= 132

b. waktu perjalanan satu siklus


132
= =
1

c. jumlah pemakai bangunan


(4 3356) + (25 883) 35499
= = = 2366
15 15

d. jumlah orang yang diangkut = 13 % x 2366


= 307
e. kapasitas lift
300 300 29
= = = 65 0
132 132

f. jumlah lift yang dibutuhkan

307
= = = 4,7 ~ 5
65

Jadi Jumlah lift yang disarankan adalah 4 atau 5 lift


Kebutuhan Ruang lif
a. Ruang luncur lif
1. Luas Ruang luncur = 0,30 0,36 m2 / orang
2. Luar kereta lif = 0,18 0,22 m2/orang

Gambar : Dimensi ruang lif


Sumber : buku Sistem Bangunan Tinggi

b. ruang lobi lift

Gambar : Dimensi dan jarak bebas lobbi lif


Sumber : buku Sistem Bangunan Tinggi

c. dimensi ruang mesin lift


Gambar : Dimensi ruang mesin
Sumber : buku Sistem Bangunan Tinggi

B. Kebutuhan Air Bersih

Kebutuhan air bersih untuk hotel = 185 - 225 liter / orang


Jumlah kamar = 300 unit kamar

Tipe kamar singe dan double = 182 unit (asumsi hunian untuk 2 orang)

Tipe kamar twin, suite, = 128 unit (asumsi hunian untuk 4 orang)
president

Jumlah total penghuni = 182 x 2 + 128x 4

= 364 + 512

= 876 orang

Jumlah kebutuhan air bersih = 225 x 876 =


197.100 liter

Kebutuhan Air Panas Per Hari


Hotel = Dengan shower = 70 - 90 liter/orang
= Dengan bak mandi = 135 liter/orang
= karyawan = 25 - 45 liter/orang
= pengunjung = 15
liter/orang = kolam renang =
45 liter/orang
= restoran/dapur = 5 (3 x jumlah tempat tidur, 2 x jumlah kursi restoran)

= laundry = 20 (3 - 5 kg per kamar)

Kebutuhan air panas hotel

= Dengan = 70 - 90 liter/orang x 876 orang


shower

= 90 x 876

= 78.840 liter

= Dengan bak = 135 liter/orang x 876 orang


mandi

= 135 x 876

= 118.260 liter

= karyawan = 25 - 45 liter/orang x 300 orang


(asumsi)

= 45 x 300

= 105.000 liter

= pengunjung = 15 liter/orang x 1000 orang (asumsi)

= 15 x 1000
= 15000 liter

= kolam renang = 45 liter/orang x 200 orang

= 45 x 200

= 9.000 liter

= restoran/dapur = 5(3 x jumlah tempat tidur, 2 x jumlah kursi


restoran)

= 5(3 x 300 + 2 x 1000)

= 5 ( 900 + 2000)

= 5 ( 2900 )

= 14.500 liter

= laundry = 20 (3 - 5 kg per kamar)

= 20 x 5 x 300
= 30.000 liter

Sistem pemipaan bangunan

Gambar : Sistem bangunan tinggi


Sumber : buku Sistem Bangunan Tinggi

C. Kebutuhan Pemadam kebakarn


a. Kebutuhan hidran
2
=
800

( + ) 2
=
800

35499 2
= = 89
800

b. kebutuhan sprinkler

35499
= = = 1420
25 25

c. volume air untuk springkler

= 20 % (18) (30)

= 20 % (1420)(18) (30)

= 153360

BAB IV

GAMBARAN PROYEK

Hotel Bisnis dan Konvensi Bintang 3 di Makassar


Jumlah kamar = 300 Kamar

Terdiri dari :

Tower 25 lantai dengan total luasan 22.073 m2 jadi luas pertipikal 883 m2

Podium 4 lantai dengan total luasan 12.423 m2 jadi luas pertipikal 3.356 m2

Basement 3 lantai dengan total luasan 10.940 m2 jadi luas pertipikal 3.647 m2

Menggunakan pondasi tiang pancang


Kebutuhan Lift untuk tower = 4-5 lift

Kebutuhan Lift untuk podium = 3 lift

Kebutuhan Lift untuk basement = 3 lift

Total kebutuhan air bersih = 197.100 liter

Jumlah hidran yang dibutuhkan = 89 unit

Jumlah sprinkler yang dibutuhkan = 1420 unit

DAFTAR PUSTAKA

Neufert, Ernets,1996, Data Arsitek Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta

Neufert, Ernets,1996, Data Arsitek Jilid 2, Penerbit Erlangga, Jakarta

Rutes, Walter A. & Richard H.Panner, Hotel and Planning Design, Architectural Press
Ltd, Hatrell, W.S.& Parners, Restaurants and Bars, Reinhold Publishing Co.,

1962 UU NO 1/2009 (Dishubkominfo) Penetapan Kawasan Keselamatan Operasi


Penerbangan ( KKOP ) Wilayah kota Semarang

http://bit.ly/gadgets_cheap ( diakses tanggal Maret 2017 )

(Hotel Propietors Act, 1956)


(Kamus Umum, Brata Atmajaya,h . 1994)

(Encyclopedia America, 1982)

(Pengentar Industry Akomodasi & Restoran, jilid 1, hal 8)

Ir. Jimmy S. Juwana, M. (2005). Panduan Sistem Bangunan Tinggi. Jakarta:


Penerbit Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai