Anda di halaman 1dari 27

PEMBAHASAN

1. Pengertian Hotel dan Karakteristiknya


Hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan penyediaan
pelayanan makanan, minuman, dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang-orang yang
sedang melakukan perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah yang wajar sesuai
dengan pelayanan yang diterima (Hotel Proprietors, 1956). Bagi wisatawan, hotel
diharapkan sama seperti rumah ideal yang dapat digunakan untuk istirahat, merebahkan
diri. Grolier Electronic Publishing Inc. (1995) menyatakan bahwa hotel merupakan suatu
usaha komersial yang menyediakan tempat menginap, makanan, dan pelayanan-pelayanan
lain untuk umum. Sedangan menurut AHMA (American Hotel & Motel Association) hotel
dapat diartikan sebagai tempat yang menyediakan tempat menginap, makanan dan
minuman, dan pelayanan lainnya untuk disewakan kepada tamu atau orang-orang yang
tinggal untuk sementara waktu.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
No.PM.53/MH.001/MPEK/2013, tentang Standart Usaha Hotel menyebutkan hotel adalah
suatu usaha penyediaan akomodasi berupa kamar-kamar di dalam suatu bagunan yang
dapat dilengkapi dengan jasa pelayanan makanan dan minum, kegiatan hiburan dan/atau
fasilitas lainnya secara harian dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan. Keputusan
Menparpostel No.KM37/PW.340/MPPT-86, tentang peraturan usaha dan penggolongan
hotel menyebutkan bahwa hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan
sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makanan dan
minuman serta jasa penunjang lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial.
Sedangkan penginapan atau losmen adalah suatu usaha komersial yang menggunakan
sebagian atau seluruh dari bangunan yang khusus disediakan bagi setiap orang untuk
memperoleh pelayanan sewa kamar untuk menginap. Berbeda dengan hotel, penginapan
tidak menyediakan pelayanan makanan dan minuman serta jasa penunjang lainnya.
Berdasarkan pengertian-pengertian yang telah disebutkan diatas, maka dapat
disimpulkan hotel adalah suatu badan usaha yang bergerak dibidang jasa dan didalamnya
terdapat beberapa unsur pokok yang terkandung, yaitu:
1) Suatu jenis akomodasi
2) Menggunakan sebagian atau seluruh bangunan yang ada
3) Menyediakan fasilitas pelayanan jasa penginapan
4) Menyediakan makanan dan minuman serta jasa lainnya

1
5) Fasilitas dan pelayanan disediakan untuk para tamu dan masyarakat umum
yang menginap
6) Berfungsi sebagai tempat sementara
7) Dikelola secara komersial
Terdapat beberapa usaha penyedia akomodasi menurut peraturan menteri kebudayaan
dan pariwisata No.PM.86/HK.501/MKP/2010 tentang tatacara pendaftaran usaha
penyediaan akomodasi. Beberapa usaha tersebut antara lain:
1) Hotel adalah penyediaan akomodasi harian berupa kamar-kamar di dalam 1
bangunan, yang dapat dilengkapi dengan jasa pelayanan makanan dan
minuman, kegiatan hiburan dan fasilitas lainnya.
2) Villa adalah penyediaan akomodasi berupa keseluruhan bagunan tunggal yang
dapat dilengkapi dengan fasilitas, kegiatan hiburan serta fasilitas lainnya.
3) Pondok wisata adalah penyediaan akomodasi berupa bangunan rumah tinggal
yang dihuni oleh pemiliknya dan dimanfaatkan sebagian untuk disewakan
dengan memberikan kesempatan kepada wisatawan untuk berinteraksi dalam
kehidupan sehari-hari pemiliknya.
4) Bumi perkemahan adalah penyediaan akomodasi di alam terbuka dengan
menggunakan tenda.
5) Persinggahan karavan adalah penyediaan tempat untuk kendaraan yang
dilengkapi dengan fasilitas menginap di alam terbuka dilengkapi dengan
kendaraannya.
Dalam rangka meningkatkan daya saing pariwisata di Indonesia, para pemangku
kepentingan menerapkan usaha pariwisata syariah yang menerapkan nilai-nilali syariah ke
dalam kegiatan usaha. Hal ini direalisasikan dengan dikeluarkannya nota kesepahaman
antara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dengan Dewan Syariah Nasional dan
Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) Nomor NK.11/KS.001/W.PEK/2012, dan Nomor
B-459/DSN-MUI/XII/2012 tentang Pengembangan dan Sosialisasi Pariwisata Syariah,
perlu dilakukan pengaturan mengenai penyelenggaraan Usaha Hotel Syariah.
Usaha hotel syariah yang dimaksud adalah usaha hotel yang dalam
penyelenggaraannya memenuhi kriteria dan prinsip hukum islam sesuai yang diatur fatwa
dan/atau telah disetujui oleh Majelis Ulama Indonesia yang meliputi aspek produk,
pelayanan, dan pengelolaan. Usaha hotel syariah terdiri atas Hotel Syariah Hilal-1 dan
Hotel Syariah Hilal-2. Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)
akan memberikan sertifikat usaha hotel syariah setelah dilakukan audit yang bertujuan
2
untuk menilai kesesuaian produk, pelayanan, dan pengelolaan usaha hotel dengan kriteria
usaha hotel syariah.
Usaha hotel sendiri memiliki beberapa karakteristik. Menurut Gray (1996), terdapat
beberapa karakteristik dari usaha hotel, yaitu:
1) Usaha musiman (seasonality of business)
2) Memiliki rentang waktu pendek dalam mata rantai distribusi
3) Menggunakan tenaga kerja secara insentif sehingga beeban gai merupakan
elemen utama dalam cost penjualan
4) Investasi sebagian besar dilakukan untuk aktiva tetap seperti konstruksi,
furniture, elektronik, dan lainnya. Investasi ini biasanya berkisar 55%-85%
dari total aktiva.

2. Sejarah Perkembangan Hotel di Eropa dan Amerika


Kata "hotel" memiliki asal usul dari bahasa Latin, yaitu "hospitium," yang berarti
"ruang tamu." Seiring berjalannya waktu, makna kata "hospitium" mengalami perubahan,
dan untuk membedakan antara kamar tamu biasa dan rumah-rumah besar yang digunakan
sebagai penginapan, rumah-rumah besar ini mulai disebut "hostel." Secara bertahap, huruf
"s" dalam kata "hostel" hilang, dan kata ini berubah menjadi "hotel" seperti yang kita
kenal sekarang.
Sebelum tahun 3000 SM, ada penginapan pertama yang disebut "inn," yaitu rumah-
rumah pribadi dengan beberapa kamar yang disediakan bagi pejalan kaki untuk
beristirahat atau tidur. Pada tahun 961 M, di Swiss-Alpen, Orang-orang Augustinian
Monks membangun "Le Grand Saint Bernard Hospice," sebuah penginapan untuk orang
yang melakukan ziarah dari dan ke Roma.
Pada tahun 1794, di New York, dibangun "City Hotel," yang merupakan hotel
pertama di Amerika. Pada abad ke-19, Amerika menjadi salah satu negara utama dalam
pengembangan bisnis hotel, tetapi hotel-hotel mewah bergaya Eropa pada saat itu hanya
dapat dinikmati oleh orang kaya karena harganya yang tinggi. Pada tahun 1829, "Hotel
Tremont House" di Boston menjadi hotel pertama di Amerika yang dilengkapi dengan
lobby dan kamar privat yang dilengkapi dengan pintu kamar yang dapat dikunci.
Pada awal tahun 1990-an, layanan hotel mulai dikembangkan secara profesional oleh
Ellsworth M. Statler, seorang operator hotel Amerika. Ia menyediakan kamar dengan
kamar mandi privat dan cermin rias yang besar. Pada pertengahan abad ke-20, mulai

3
berkembangnya hotel-hotel yang dikelola oleh rantai pengelola usaha hotel, baik itu
individu atau perusahaan yang memiliki beberapa hotel.

3. Sejarah Perkembangan Hotel di Indonesia


Pada jaman penjajahan Belanda sudah ada usaha akomodasi yang dikelola secara
komersial, tapi belum dikelola secara modern, seperti:
1. Hotel Savoy Homan di Bandung dibangun tahun 1888, kemudian direnovasi tahun
1937 dan selesai tahun 1939.
2. Hotel Preanger dibangun tahun 1897, kemudian baru pada tahun 1928 menjadi hotel
yang lebih terkonsep.
3. Hotel Mij De Boer, hotel yang paling megah di Medan, didirikan tahun 1898 oleh
Aeint Herman De Boer (Belanda), yang diperuntukkan bagi penguasa perkebunan dan
pejabat pemerintah Belanda. Dalam rangka nasionalisasi pada tanggal 14 Desember
1957 diambil alih Indonesia dan berganti nama menjadi Hotel Dharma Bhakti,
kemudian diubah lagi menjadi Hotel Dharma Deli.
4. Grand Hotel de Djokya, hotel lama di Malioboro – Yogyakarta didirikan tahun 1908
dan beroperasi tahun 1911, kemudian setelah renovasi diganti menjadi Hotel Garuda.

4. Jenis Penggolongan atau Klasifikasi Hotel


Klasifikasi atau penggolongan hotel merupakan suatu system pengelompokkan hotel
ke dalam berbagai kelas atau tingkatan, dan berdasarkan ukuran penilaian tertentu.
Pengelompokan atau pengklasifikasi hotel di dunia berbeda antara negara satu dengan
negara lain. Sebagai contoh:
1) Negara Tiongkok menggunakan klasifikasi, Tourist class, standard & super class
2) Negara Bulgaria, Kolombo, Equador, Syria, Kuwait menggunakan klasifikasi hotel
kelas A, B, C, D, dan E
3) Indonesia pada tahun 1977, melalui keputusan Menparpostel No. PM.10/PW/301/Pdb-
77 tentang usaha dan klasifikasi hotel yang direvisi terakhir dengan Peraturan Menteri
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif No.PM.53 /HM.001/MPEK/2013, tentang Standar
Usaha Hotel.
Hotel bintang dikelompokkan ke dalam lima kelas hotel bintang, yaitu:
1) Bintang satu
2) Bintang dua

4
3) Bintang tiga
4) Bintang empat, dan
5) Bintang lima
6) Hotel non bintang (hotel melati)
Standar usaha hotel merupakan rumusan kualifikasi atau penggolongan usaha hotel
yang mencakupi:
1) Aspek produk
2) Aspek pelayanan, dan
3) Aspek pengelolaan hotel
Penilaian standar usah hotel digunakan untuk melakukan penggolongan kelas hotel
bintang dan non bintag berdasarkan persyaratan dasar, kriteria mutlak, dan kriteria tidak
mutlak. Penetapan kriteria mutlak dan tidak mutlak dilakukan oleh Menteri dan penelian
dapat dilakukan secara mandiri dan Lembaga Sertifikasi Usaha (LSU) Bidang Pariwisata.
Contoh LSU Pariwisata yang ada dan terdaftar di PHRI Bali adalah LSU Pariwisata Bali
Mandiri.
Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif No.PM.53/HM.001/MPEK/2013,
menetapkan kriteria mutlak hotel bintang meliputi:
1) Aspek produk yang terdiri dari 12 unsur dan 15 sub unsur.
2) Aspek pelayanan meliputi 5 unusur dan 5 sub unsur
3) Aspek pengelolaan, meliputi 3 unsur dan 5 sub unsur
Sedangkan kriteria tidak mutlak hotel bintang meliputi:
1) Aspek produk, yang terdiri dari 32 unsur dan 147 sub unsur
2) Aspek pelayanan, meliputi 14 unsur dan 40 sub unsur
3) Aspek pengelolaan, meliputi 6 unsur dan 21 sub unsur
Penilaian hotel bintang menggunakan rentang nilai, sebagai berikut:
1) ≥ 936 Untuk kelas hotel bintang lima
2) 728 – 916 Untuk kelas hotel bintang empat
3) 520 – 708 Untuk kelas hotel bintang tiga
4) 312 – 500 Untuk kelas hotel bintang dua
5) 298 – 292 Untuk kelas hotel bintang satu
Tujuan klasifikasi atau penggolongan hotel secara umum adalah:
1) Menjamin kualitas produk, pelayanan, dan pengelolaan dalam rangka memenuhi
kebutuhan dan kepuasan tamu.

5
2) Memberikan perlindungan kepada tamu, pengusaha hotel, tenaga kerja, dan
masyarakat, baik untuk keselamatan, Kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan
kemudahaan dan pelestarian lingkungan hidup.
3) Sebagai pedoman teknis bagi calon investor untuk memilih investasinya di bidang
usaha perhotelan
4) Agar terciptanya suatu persaingan yang sehat antara pengusaha hotel
5) Supaya tercipta keseimbangan antara supply dan demand dalam usaha perhotelan.
Fasilitas usaha hotel yang dikomersialkan meliputi:
1) Kamar tidur
2) Makanan dan minuman
3) Pelayanan penunjang lain, seperti tempat rekreasi, fasilitas olahraga, fasilitas laundry,
dan sebagainya.
Fasilitas yang dimiliki oleh hotel dapat digunakan oleh tamu yang menginap selama 24
jam atau tergantung jenis hotelnya.
United state lodging industry membagi hotel menjadi beberapa jenis berdasarkan la,amya
tamu menginap, yaitu:
1) Transient Hotel
Biasanya hotel ini terletak di tengah kota. Kepentingan tamu menginap Sebagian besar
adalah untuk urusan bisnis dan turis.
2) Residental Hotel
Hotel ini pada dasarnya merupakan rumah-rumah berbentuk apartemen dengan kamar-
kamarnya, dan disewakan secara bulanan atau tahunan. Hotel ini menyediakan
kemudahan – kemudahan seperti restoran, layanan makanan diantar ke kamar, dan
pelayanan kebersihan kamar.
Dilihat dari lokasi hotel, maka hotel dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu:
1) Resort hotel
Hotel ini pada umumnya berlokasi di tempat-tempat wisata, dan menyediakan tempat-
tempat rekreasi dan juga ruang serta fasilitas konferensi untuk tamu-tamunya.
2) City Hotel
Hotel ini pada umumnya berlokasi ditengah kota, dan ruang serta fasilitas konferensi
untuk tamu-tamunya.
Dilihat dari jaringan pemasaranya, hotel dapat di kelompokan menjadi beberapa
kelompok hotel:
1) Jaringan hotel internasional (international hotel chains)
6
Hotel ini pengelolaanya dibawah hotel jaringan internasional sehingga pemasaran dan
fasilitas antara jaringan hotel dalam satu group sama.
2) Jaringan hotel nasional (national hotel chains)
Hotel ini pengelolaanya dibawah hotel jaringan nasional sehingga pemasaran dan
fasilitas antara jaringan di satu group akan sama.
3) Hotel yang dikelola secara independent
Hotel yang dimiliki secara personal sehingga dari segi pemasaran dan pengelolaannya
tergantung dari pemiliknya.
Perbedaan utama ke tiga (3) kelompok tersebut ada pada produk yang dihasilkan,
yang memberikan kekuatan bagi konsumen dan pengelola secara sendiri-sendiri untuk
mempengaruhi permintaan dan penawaran.
Dilihat dari tipe harga kamar (plan) yaitu penetapan harga kamar yang dikaitkan dengan
penyediaan makanan dan minuman bagi tamu, maka hotel dikelompokan menjadi:
1) European Plan (EP)
European Plan adalah sistem penetuan harga sewa kamar belum termasuk harga
makanan. Jika ada tamu ingin makan,dan minum maka tamu dapat menggunakan
fasilitas restaurant di hotel. Harga makanan dan minuman dibebankan tersendiri diluar
harga sewa kamar.
2) American Plan (AP)
American Plan adalah penetuan harga sewa kamar sudah termasuk harga makanan
sebanyak dua atau tiga kali yang disajikan kepada tamu, tanpa memperhatikan apakah
tamu tersebut makan atau tidak. Sistem American Plan dapat dibedakan menjadi dua:
a. Full American Plan adalah harga sewa kamar hotel sudah termasuk harga sewa
kamar ditambah harga tiga kali makan, yaitu: breakfast, lunch dan dinner.
b. Modified American Plan adalah harga sewa kamar hotel sudah termasuk harga
sewa kamar ditambah harga makan dua kali, yaitu: breakfast dengan lunch atau
breakfast dengan dinner.
3) Continental Plan (CP)
Continental Plan adalah harga sewa hotel sudah termasuk sewa kamar ditambah
harga makan satu kali, yaitu breakfast. Jenis makanan breakfast yang disediakan
adalah makanan continental.
4) Bermuda Plan (BP)

7
Bermuda Plan adalah harga sewa kamr hotel sudah termasuk harga kamar ditambah
harga makan satu kali, yaitu breakfast. Jenis makanan breakfast yang disediakan
adalah makanan ala American atau English.
Kebanyakan hotel kecil, dikelola secara langsung oleh pemiliknya, tetapi pada hotel
besar terdapat pemisahan antara pengelola dan pemiliknya. Dilihat dari kepemilikan dan
manajemenya, hotel dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
1) Propretary ownership adalah hotel yang tidak mempunyai hubungan kepemilikan
atau pengelolaanya, dan tidak berinduk pada perusahaan yang lain.
2) Franchise adalah hotel yang pengelolaanya memakai cara atau pola yang diciptakan
serta dikembangkan oleh perusahaan atau hotel-hotel lainnya.
3) Management Contract adalah hotel yang pemiliknya membeli jasa pengelolaan dari
perusahaan lain dengan membayar sejumlah uang sesuai dengan perjanjian awal.
Kegiatan utama dari suatu hotel adalah menyewakan kamar kepada tamu. Untuk bisa
memberikan kepuasan kepada tamu keadaan kamar yang disewakan harus ada dalam
keadaan bersih, nyaman, menarik, dan aman. Jenis-jenis kamar pada hotel dilihat dari
jumlah/fasilitas tempat tidur di kamar pada dasarnya dapat dibedakan menjadi:
1) Single room adalah kamar untuk satu orang yang dilengkapi dengan satu buah tempat
tidur berukuran single untuk satu orang
2) Twin room adalah kamar untuk dua orang yang dilengkapi dengan dua buah tempat
tidur untuk dua orang tamu berukuran single.
3) Double room adalah kamar untuk satu orang yang dilengkapi dengan satu buah
tempat tidur berukuran besar (double) untuk dua orang.
4) Double- Double room adalah kamar untuk empat orang yang dilengkapi dua kamar
dengan dua buah tempat tidur berukuran double untuk dua orang.
5) Triple Room adalah kamar yang memiliki double bed untuk dua orang ditambah
dengan extra bed.
Adapun jenis kamar menurut harga atau tarif dan fasilitas yang ada dikamar dapat
dibedakan menjadi:
1) Standard Room
2) Superior Room
3) Moderate Room
4) Suite Room adalah kamar yang terdiri dari dua bagian, yaitu kamar tidur untuk dua
orang ditambah ruang tamu, ruang makan, dan sebuah dapur kecil.
5) Penthouse
8
6) Junior suite room, adalah sebuah kamar besar yang terdiri dari ruang tidur dan ruang
tamu.
7) Excecutive/President suite room adalah kamar yang terdiri dari tiga kamar besar, yaitu
kamar tidur, kamar tamu, ruang makan, dan sebuah dapur kecil.
Dari segi status, pihak pengelola hotel dapat dibagi menjadi:
1) Hotel owner adalah pihak yang berstatus sebagai pemilik hotel.
2) Hotel operator adalah pihak yang berstatus sebagai pengelola operasional kegiatan
hotel.
3) Hotel franchisor adalah pihak yang berstatus sebagai pemilik waralaba pengelolaan
operasional kegiatan hotel dan berhak menjualnya kepada pihak lain, dalam hal ini
hotel owner.
Berdasarkan klasifikasi hotel berbagai tipe/kategori seperti yang telah dijelaskan
maka secara mudah dapat dilihat pada tabel berikut ini.
No. Dasar Pengelompokan Tipe atau Kategori
1 Kelas atau tingkatan Hotel Melati
Hotel Bintang Satu (*)
Hotel Bintang Dua (**)
Hotel Bintang Tiga (***)
Hotel Bintang Empat (****)
Hotel Bintang Lima (*****)
2 Lamanya tamu menginap Transient Hotel
Resident Hotel
3 Lokasi Hotel Resort Hotel
City Hotel
4 Jaringan pemasarannya Internasitonal hotel chains
National hotel chains
Independen hotel
5 Tipe harga kamar (plan) European Plan (EP)
American Plan (AP)
Continetal Plan (CP)
Bermuda Plan (BP)
6 Kepemilikan dan manajemennya Propretary ownership
Franchise

9
Management Contract
7 Jumlah tempat tidur di kamar Single room
Twin room
Double room
Double-double room
Triple room
8 Menurut harga dan fasilitas Standard Room
Superior Room
Moderate Room
Suite Room
Penthouse
Junior suite room
President suite room
9 Segi status (pihak pengelola) Hotel owner
Hotel operator
Hotel franchisor

5. Struktur Organisasi Hotel dan Departemen Hotel


Struktur organisasi merupakan susunan dari komponen-komponen dalam suatu
organisasi. Struktur organisasi menjelaskan tentang adanya pembagian kerja dan
menjelaskan tentang bagaimana fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut
dikordinasikan. Selain itu struktur organisasi juga menunjukan spesialisasi-spesialisasi
pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan. Struktur organisasi dirancang
dengan disesuaikan terhadap kebutuhan hotel, makin besar dan lengkap fasilitasnya, maka
struktur organisasinya juga semakin kompleks. Berdasarkan pada struktur organisasi,
dapat ditentukan atau diperkirakan jumlah karyawan yang dibutuhkan secara keseluruhan
sebagai gambaran tentang bentuk struktur organisasi dapat dilihat pada contoh berikut.

10
Karena pentingnya struktur organisasi maka bagi hotel baru, struktur organisasi sudah
harus dipersiapkan sebelum hotel tersebut beroperasi. Karena melalui struktur organisasi
di samping dapat diperkirakan jumlah karyawan di setiap jabatan yang diperlukan, juga
melalui adanya struktur organisasi dapat dipersiapkan analisa jabatan yang terdiri dari :
a. Uraian tugas (job description)
b. Standar manual pekerjaan (standart operating procedure)
c. Spesifikasi jabatan (job specification)
Dengan menggunakan analisis jabatan (uraian tugas, standar manual pekerjaan, dan
spesifikasi jabatan) secara konsisten, maka diharapkan setiap jenis proses pekerjaan dari
waktu ke waktu dapat menghasilkan produk (barang atau jasa) yang standar.
Prinsip-prinsip pengelolaan manajemen hotel pada hakekatnya adalah sama dengan
prinsip- prinsip manajemen organisasi perusahaan pada umumnnya. Prinsip-prinsip
pengelolaan manajemen hotel didasarkan pada falsafah dan gaya manajemen yang dimiliki
oleh pemilik dan manajemen hotel. Falsafah dan gaya manajemen yang bersifat
konservatif atau agresif akan dijadikan sebagai suatu dasar untuk menetapkan visi dan
misi perusahaan. Visi merupakan suatu gambaran ideal yang ingin dicapai oleh
perusahaan di masa mendatang. Sedangkan misi adalah suatu pernyataan tentang usaha
hotel. Berdasarkan visi dan misi tersebut, maka hotel akan menyusun sasaran-sasaran yang
hendak dicapai dalam bentuk kebijakan-kebijakan perusahaan, seperti:
a) Pangsa pasar yang dituju
b) Jenis produk yang dihasilkan

11
c) Standar produk yang dihasilkan
d) Keuntungan yang ingin dicapai
e) Pola hubungan antara perusahaan dengan karyawan, pemasok, komunitas, dan
masyarakat disekitarnya
Struktur organisasi menunjukan suatu tingkatan hirarkis, di mana dari struktur
organisasi tersebut dapat diketahui bagian-bagian yang ada di hotel, hubungan antara
bagian yang dihotel serta hubungan antara atasan dan bawahan. Dasar penyusunan
organisasi antara hotel yang satu dengan hotel yang lain mempunyai kesamaan, karena
setiap hotel mempunyai produk layanan yang sama, yaitu: sewa kamar, makanan dan
minuman, sport, kasino, dan produk lainnya. Akan tetapi bentuk dan luas organisasi hotel
akan berbeda antara hotel yang satu dengan hotel yang lainnya. Perbedaan tersebut
disebabkan karena adanya perbedaan-perbedaan:
a. Type dan jenis hotel
b. Size hotel (besar dan kecil)
c. Fisik bangunan hotel
d. Kemampuan tenaga kerja yang ada di dalamnya.
e. Sistem manajemen dan pengelolaan yang diberlakukan.
Ukuran dan besarnya struktur manajemen hotel bervariasi secara signifikan
tergantung pada ukuran dan fungsi hotel. Klasifikasi hotel berdasarkan ukurannya dapat di
tentukan berdasarkan jumlah kamar yang ada .
Ukuran hotel di klasifikasikan menjadi 3 bagian yaitu :
a. Small hotel adalah hotel kecil dengan jumlah kamar di bawah 150 kamar.
b. Medium hotel adalah hotel dengan ukuran sedang, dimana dalam medium ini
dapat di kategorikan menjadi 2 bagian yaitu : (1) average hotel adalah jumlah
kamar antara 150 sd 229 kamar, (2) above average hotel adalah jumlah hotel
kamar antara 300 sd 600 kamar.
c. Large hotel adalah hotel dengan klasifikasi sebagai hotel besar dengan jumlah
kamar di atas 600 kamar.
Standar Operasional Prosedur Hotel adalah patokan atau acuan yang menjadi standar
dalam menjalankan tugas sebagai seorang pegawai di sebuah departemen perhotelan itu
sendiri, dan kebanyakan dari pihak perhotelan memberikan standar yang tidak begitu jauh
antara hotel yang satu dengan hotel yang dan masih sangat bergantung terhadap tingkat
atau level dari hotel yang menjadi acuan.

12
Standar Operasional Prosedur Hotel dibuat dalam rangka memberikan batas-batas dari
sebuah departemen dalam melakukan tugasnya sesuai dengan standar, sehingga para
karyawan hotel memiliki acuan yang menjadi titik berat dari sebuah pekerjaan, dan bila
suatu ketika sebuah pekerjaan melenceng jauh dari standar yang ada, maka kinerja
karyawan tersebut bisa dinilai dan ditelaah untuk dikoreksi dan ditanggulangi sehingga
tidak berujung menjadi pemutusan hubungan kerja yang disebabkan oleh kinerja yang
tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Departement dalam hotel terdiri dari beberapa bagian diantaranya sebagai berikut:
A. Room Departement:
 Front Office, berfungsi dalam memberikan pelayanan pada bagian depan
hotel.
 Room Division, berfungsi dalam administrasi yang berkaitan dengan kamar.
 Housekeeping, berfungsi dalam masalah penyiapan dan pembersihan kamar.
 Reservation, berfungsi menerima reservasi dari tamu atau agen.
 Roommaid/Roomboy, berfungsi menyiapkan dan membersihkan kamar.
 Bellboy, berfungsi memberikan pelayanan mengantar dan membantu tamu
membawa barang.
 Operator, berfungsi memberikan pelayanan melalui telepon.
B. Food & Beverage Departement:
 Cook, berfungsi menyiapkan menu sesuai order dan bertugas pada F & B
produksi.
 Steward, berfungsi membantu cook dan membersihkan peralatan dapur.
 Waiter/Waitress, berfungsi memberikan pelayanan pada tamu dan bertugas
pada F & B service.
C. Accounting Departement:
 General Cashier, berfungsi mengadministrasikan penerimaan dan pengeluaran
kas dan bertugas pada back office.
 Income Auditor, berfungsi melaporkan pendapatan hotel dan bertanggung
jawab atas pengendaliannya.
 Credit, berfungsi melakukan analisa kredit dan kebutuhan modal kerja hotel
 Staff (Account Receivable, Account Payable), berfungsi membantu
administrasi piutang dan utang.
 Bookkeeper, berfungsi membuat penyesuaian dan memposting data akuntansi
serta menyusun laporan keuangan.
13
 Marketing/Sales, berfungsi dalam administrasi pemasaran hotel.
 Personnel, berfungsi dalam administrasi karyawan hotel.
D. Minor Departement:
 Operator, berfungsi memberikan pelayanan telepon.
 Laundry, berfungsi memberikan pelayanan laundry.
 Sport, berfungsi memberi pelayanan fasilitas olah raga
 Sauna dan lain-lain
E. Fungsi lain:
 Purchasing, berfungsi melakukan pembelian barang keperluan hotel.
 Security, berfungsi menjaga keamanan hotel.
 Houseman, berfungsi melakukan pembersihan area di luar kamar.

14
PEMBAHASAN SOAL

SOAL 2
Jelaskan perkembangan usaha perhotelan, dan negara mana yang merintis
perkembangan pada usaha perhotelan.
Pada masa Romawi telah muncul rumah-rumah penginapan yang disebut “mansiones”
di sepanjang jalan-jalan utama kota yang disewakan untuk para pelancong. Mansiones sendiri
berarti flat. Antara satu mansiones dengan mansiones lainnya biasanya berjarak hingga
puluhan kilometer. Pada masa-masa selanjutnya, ketika bepergian jauh semakin banyak
dilakukan orang, khususnya untuk kegiatan dagang, ziarah, maupun aktivitas militer, rumah-
rumah penginapan pun semakin banyak didirikan.
Kata hotel dulunya berasal dari kata Hospitium (bahasa Latin) artinya ruang tamu.
Dalam jangka waktu lama kata hospitium mengalami proses perubahan pengertian dan untuk
membedakan antara Guest Room dan Masion House yang berkembang pada saat itu, maka
rumah-rumah besar disebut hostel. Lambat laun huruf “s” padakata hostel tersebut
menghilang atau dihilangkan orang, sehingga kata hostel berubah menjadi hotel seperti yang
dikenal sekarang.
Awal abad ke 15. Pada perkembangan selanjutnya, yaitu setelah Abad Pertengahan,
rumah-rumah penginapan tidak hanya menyediakan fasilitas penginapan, tetapi juga mulai
melengkapinya dengan fasilitas pendukung lainnya, semacam bar, salon, dan kedai makanan.
Jumlah kamar pun mulai diperbanyak hingga mencapai puluhan. Inilah yang kemudian
menjadi cikal bakal lahirnya hotel dalam makna sebenarnya, yaitu gedung tempat singgah
yang menyediakan fasilitas lengkap
Tahun 1700 an, Embrio dari industri hotel ini pertama kali berkembang di Eropa. Di
Paris pada masa Louis VIX (1701-1714), Place Vendome (Monumen yang dibangun untuk
mengenang kebesaran tentara bersenjata Raja Louis XIV.) menjadi salah satu contoh pertama
sebagai sebuah Komplek Bangunan Mix use. Place Vendome tersebut merupakan Plaza besar
yang dikelilingi oleh Bangunan-bangunan dengan fasad yang berbentuk klasik dengan lorong
atau koridor untuk berjalan dan menyediakan berbagai fungsi seperti toko butik, perkantoran,
apartemen dan juga hotel. Pada revolusi Industri yang dimulai pada sekitar tahun 1760 an,
menjadikan industri hotel mulai berkembang pesat. Konstruksi hotel berjalan dimana-mana

15
khususnya di daratan eropa, dan amerika. Di New York dan Copenhagen bahkan hotel sudah
bertumbuh di pusat di daerah perkotaannya
Pada tahun 3000 Sebelum Masehi telah ada penginapan pertama yang berbentuk
“inn”, yaitu rumah-rumah pribadi dengan beberapa kamar yang disediakan bagi pejalan kaki
untuk istirahat atau tidur. Kemudian tahun 961 Sesudah Masehi, di Swiss-Alpine,
Augustinian Monks membangun hotel Le Grand Saint Bernard Hospice yang diperuntukkan
bagi orang yang berziarah dari dan ke Roma. City Hotel dibangun pertama kali di New York
pada tahun 1794. Tahun 1800-an, Amerika menjadi negara pengembang usaha hotel yang
utama, tapi karena harganya mahal hanya kaum hartawan yang dapat menikmati menginap di
hotel mewah bergaya Eropa.
Kemudian pada tahun 1829, Hotel Tremont House di Boston Amerika yang pertama
kali melengkapi hotelnya dengan lobby dan menyediakan kamar privat dengan pintu kamar
dipasang kunci pengaman. Awal tahun 1990-an, pelayanan hotel secara professional mulai
dikembangkan oleh Ellsworth M. Statler, seorang operator hotel Amerika, yang melengkapi
kamar dengan kamar mandi privat dan kaca rias yang lebar. Abad ke 19 Industri perhotelan
berkembang pesat pada abad ke-19. Hotel-hotel modern mulai didirikan di banyak kota besar,
seperti London, Paris, New York, Boston, San Francisco, dan lainnya. Para pengelola hotel-
hotel ini tidak hanya menawarkan paket pelayanan tempat tinggal sementara, tetapi juga
mulai menyediakan tempat pertemuan dan konferensi beserta perangkat teknologi terbaru,
seperti telepon dan televisi. Bahkan, pada akhir abad ke-19, muncul hotel-hotel dengan label
khusus, misalkan hotel untuk business travellers, contohnya Ellsworth Milton Statler Hotel di
New York yang didirikan tahun 1880. Hotel ini pun merupakan chain hotel alias jaringan
hotel pertama di dunia. Hotel mewah mulai bermunculan, Hotel Waldorf-Astoria (didirikan
tahun 1896) di New York dan The Brown Palace di Denver, Colorado. Keduanya termasuk
hotel dengan tingkat kunjungan tertinggi di Amerika pada masa itu. Pada pertengahan tahun
1900-an, mulai berkembangnya hotel-hotel yang dikelola oleh suatu mata rantai pengelola
usaha hotel (individu atau suatu perusahaan yang memiliki beberapa hotel).
Perkembangan industri perhotelan dimulai di berbagai negara di seluruh dunia seiring
dengan waktu, dan tidak ada satu negara tunggal yang dapat diidentifikasi sebagai pelopor
tunggal dalam perkembangan industri perhotelan. Sebaliknya, perkembangan industri
perhotelan adalah hasil dari berbagai faktor, sejarah, dan inovasi yang berkontribusi dari
berbagai negara. Berikut beberapa negara yang berperan dalam perkembangan awal industri
perhotelan, termasuk peran Indonesia:

16
 Inggris: Sejarah hotel dimulai di Inggris pada abad ke-18 dan ke-19, di mana hotel
mewah pertama seperti Hotel Savoy di London muncul. Negara ini memainkan
peran penting dalam pengenalan konsep hotel modern.
 Prancis: Istilah "hotel" berasal dari bahasa Prancis dan Prancis memiliki warisan
panjang dalam industri perhotelan dengan hotel-hotel mewahnya yang terkenal di
seluruh dunia.
 Amerika Serikat: Hotel pertama di Amerika Serikat, City Hotel di New York,
didirikan pada tahun 1794. Amerika Serikat juga memiliki kontribusi signifikan
dalam perkembangan industri perhotelan melalui merek-merek besar seperti
Hilton, Marriott, dan lainnya.
 Swiss: Swiss dikenal sebagai negara yang merintis perkembangan industri
perhotelan di pegunungan Alpen, dengan pengembangan resor musim dingin dan
hotel-hotel bintang lima yang mewah.
 Jepang: Jepang memiliki tradisi lama dalam perhotelan ryokan yang unik, yang
menjadi daya tarik bagi wisatawan internasional.
 Mesir: Mesir memiliki sejarah panjang dalam perhotelan dengan hotel-hotel ikonik
seperti Mena House Hotel dekat Piramida Giza yang telah ada sejak abad ke-19.
 Indonesia: Indonesia juga berperan dalam perkembangan industri perhotelan.
Meskipun pariwisata di Indonesia sudah ada sejak sebelum Perang Dunia I,
perkembangan industri perhotelan di Indonesia terutama dimulai pada masa
kolonial Belanda. Beberapa kota utama di Indonesia memiliki berbagai hotel yang
muncul pada masa itu. Setelah masa pemerintahan Orde Baru, pembangunan hotel
di Indonesia berkembang pesat, terutama dengan masuknya manajemen hotel
internasional ke kota-kota besar di Indonesia. Sejarah perhotelan Indonesia
mencerminkan peran yang penting dalam mendukung pertumbuhan pariwisata di
negara ini.
Selama beberapa dekade terakhir, industri perhotelan telah menjadi industri global
yang melibatkan negara-negara di seluruh dunia. Banyak negara telah berperan dalam
pengembangan dan inovasi dalam industri ini, dengan berbagai konsep dan tingkatan
akomodasi yang ditawarkan kepada wisatawan di seluruh dunia. Oleh karena itu, sulit untuk
menunjuk satu negara yang secara eksklusif merintis perkembangan industri perhotelan.

17
SOAL 3
Sebutkan faktor-faktor yang menentukan penggolongan usaha perhotelan.
Standart usaha hotel merupakan rumusan kualifikasi atau penggolongan usaha hotel yang
mencakup:
1. Aspek produk,
2. Aspek pelayanan, dan
3. Aspek pengelolaan hotel.
Kriteria klasifikasi hotel di Indonesia secara resmi terdapat pada Peraturan Pemerintah, yaitu
SK : Kep – 22/U/VI/78 oleh Dirjen Pariwisata. Klasifikasi hotel ditinjau berdasarkan
beberapa faktor, yaitu :
a) Hotel berdasarkan harga jual (sewa)
Klasifikasi hotel berdasarkan sistem penjualan harga kamar, di mana harga kamar
yang dijual hanya harga kamar saja atau merupakan sistem paket, yaitu :
1. European plan hotel
2. American plan hotel terbagi dua yaitu Full American Plan (FAP) dan Modified
American Plan (MAP).
3. Continental Plan Hotel
4. Bermuda Plan Hotel
b) Hotel berdasarkan ukuran, meliputi :
1. Small hotel
2. Medium hotel : hotel sedang, yang terdiri dari 2 jenis yaitu Average Hotel dan
Above Hotel.
3. Large Hotel
c) Hotel berdasarkan tipe tamu hotel :
Klasifikasi hotel berdasarkan asal usul dan latar belajang tamu yang menginap :
1. Family Hotel
2. Business Hotel
3. Tourist Hotel
4. Transit Hotel
5. Cure Hotel
d) Hotel berdasarkan lama tamu menginap :
18
Klasifikasi hotel berdasarkan lamanya tamu menginap, yaitu :
1. Transit Hotel
2. Semi-residential Hotel
3. Residential Hotel
e) Hotel berdasarkan lokasi :
1. City Hotel : hotel yang terletak di dalam kota, dimana sebagian besar yang
menginap melakukan kegiatan bisnis.
2. Urban Hotel
3. Suburb Hotel
4. Resort Hotel terdiri dari Mountain Hotel, Beach Hotel, Lake Hotel, Forest Hotel,
dan Airport Hotel.
f) Hotel berdasarkan jumlah kamar dan persyaratannya :
Berdasarkan jumlah bintang yang dimiliki, jumlah persyaratan dan kamar dan lainnya,
yaitu :
1. Hotel bintang satu (*)
2. Hotel bintang dua (**)
3. Hotel bintang tiga (*)
4. Hotel bintang empat (**)
Jumlah kamar standar minimal 50 kamar, kamar suite minimum 3 kamar, kamar
mandi di dalam, luas kamar standar minimum 24 m2, luas kamar suite 48 m2.
5. Hotel bintang lima (***)

SOAL 4
Apa yang mendasari penyusunan struktur organisasi usaha perhotelan.
Struktur organisasi menunjukan suatu tingkatan hirarkis, dimana dari struktur
organisasi tersebut dapat diketahui bagian-bagian yang ada dihotel, hubungan antara bagian
dihotel serta hubungan antara atasan dan bawahan. Dasar penyusunan organisasi antara satu
hotel dengan hotel lain mempunyai kesamaan, karena setiap hotel mempunyai produk
layanan yang sama, yaitu: sewa kamar, makanan, minuman, sport, kasino, golf, karaoke dan
produk lainnya. Akan tetapi bentuk dan luas organisasi hotel akan berbeda antara satu hotel
dengan hotel yang lainnya. Struktur organisasi dirancang sesuai dengan kebutuhan hotel,
semakin besar dan lengkap fasilitasnya maka struktur organisasinya juga semakin komplek.
Berdasarkan struktur organisasi dapat ditentukan perkiraan jumlah karyawan yang
dibutuhkan secara keseluruhan.
19
Tujuan dari pembuatan struktur tersebut adalah untuk membuat kegiatan operasional
hotel menjadi lebih mudah. Tidak hanya itu, struktur hotel tersebut juga bertujuan sebagai
alat untuk membagi tugas dari setiap karyawan. Struktur organisasi memudahkan karyawan
untuk lebih efisien dengan spesialisasi pekerjaan. Inti dari adanya struktur organisasi di
dalam perusahaan adalah membagi pekerjaa karyawan untuk mempermudah dalam
menyelesaikan pekerjaan. Beberapa karyawan lebih merasa mudah dalam pekerjaan mereka,
jika mendapat spesialisasi.
Struktur organisasi pada hotel biasanya disusun berdasarkan fungsionalnya, seperti:
marketing, accounting, personel, dan produksi. Struktur organisasi merupakan bagan
organisasi dan rantai perintah. Dari struktur organisasi karyawan dan organisasi didalamnya
mendapatkan informasi:
1. Kedudukan dirinya dalam organisasi, dalam batas dan jalur wewenang serta tanggung
jawabnya sehingga mengurangi kebingungan karyawan untuk mendiskusikan
komplain sesuai rantai komando atau perintah.
2. Mengetahui jenjang karier yang jelas melalui hirarki yang ada dalam jabatan-jabatan
di struktur organisasi.
3. Memberi informasi tanggung jawab untuk jalur intruksi
4. Menunjukan jalur koordinasi dan kerjasama antar bagian melalui departemen dan
seksi-seksi yang ada dalam organisasi, juga fungsi serta tugas masing-masing
departemen dan seksi-seksi yang ada sehingga meningkatkan efisiensi.

20
KASUS DAN LATIHAN
Amatilah keindahan alam, potensi sumber daya alam, adat, budaya, dan cara hidup
masyarakat disekitar anda. Jika anda sebagai pengusaha dibidang pariwisata, apa yang dapat
dikembangkan didaerah tersebut? Apakah memungkinkan untuk dibagun hotel, Restaurant,
atau pengelolaan obyek wisata? Pertimbangkan jawaban anda dari aspek pemasaran, aspek
teknis dan teknologi, aspek lingkungan, dan aspek ekonomi dan sosial, dengan asumsi
tinjauan dari aspek keuangan dan manajemen telah terpenuhi
Jawaban:
(Dengan Kondisi Bali terutama di Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar)
Bila kami menjadi seorang pengusaha dibidang pariwisata yang dapat kami
kembangkan didaerah Ubud adalah destinasi budaya pembuatan patung ukir dan gerabah.
Ubud dikenal memiliki banyak pengerajin patung dari berbagai bahan seperti kayu, batu,
tanah liat, dan kaca. Dalam upaya untuk mengembangkan bisnis Anda, Anda dapat
merancang pusat seni yang mencakup berbagai elemen, mulai dari menjadi Pusat Seni dan
Kursus, Galeri Seni dan Toko Souvenir, hingga menyelenggarakan Tur Budaya. Kolaborasi
dengan seniman-seniman lokal akan memungkinkan Anda untuk menghadirkan pengalaman
otentik kepada wisatawan, sedangkan acara dan pertunjukan seni tradisional akan
memperkaya pengalaman budaya mereka. Dalam semua langkah ini, penting untuk tetap
mempertahankan standar kualitas tinggi dan berkontribusi pada pelestarian warisan budaya
Ubud, sehingga bisnis Anda dapat menjadi sebuah wadah yang unik dan berharga bagi para
wisatawan serta berdampak positif pada ekonomi dan budaya lokal.
Selain itu, daerah pegunungan di Ubud yang dikelilingi oleh keindahan alam,
pepohonan yang rindang, dan suhu yang sejuk memberikan peluang besar untuk
mengembangkan bisnis pariwisata yang beragam. Dengan lanskap alam yang memukau,
Anda dapat mempertimbangkan untuk membangun resort dan hotel yang menawarkan
pengalaman menginap yang tenang di tengah alam pegunungan. Selain itu, restoran yang
menyajikan hidangan lokal dan internasional dengan latar belakang pemandangan alam yang
menakjubkan juga dapat menjadi daya tarik tersendiri.
Selain akomodasi dan kuliner, lingkungan alam yang subur ini memungkinkan untuk
menyediakan berbagai aktivitas wisata alam seperti perjalanan ATV melintasi hutan yang

21
memikat atau arung jeram di sungai-sungai lokal. Proyek wisata lain seperti flying fox, panjat
tebing, atau bersepeda gunung juga dapat menarik pengunjung yang mencari petualangan.
Selama mengembangkan bisnis pariwisata ini, penting untuk menjaga keberlanjutan dan
meminimalkan dampak lingkungan. Berkolaborasi dengan komunitas setempat juga
merupakan langkah positif untuk mendukung ekonomi lokal dan memanfaatkan produk-
produk lokal dalam operasi bisnis Anda.
Tinjauan Bisnis Pariwisata di Ubud:
 Aspek Pemasaran:
Pusat Seni dan Kursus, Galeri Seni, dan Toko Souvenir: Pemasaran dapat difokuskan
pada pengalaman unik belajar seni dan budaya Bali. Kampanye pemasaran dapat
memanfaatkan media sosial, video, dan foto untuk menunjukkan karya seni, kursus,
dan produk yang ditawarkan.
Tur Budaya: Penawaran tur budaya dapat dipromosikan sebagai cara untuk
mendalami budaya Bali. Pemasaran bisa dilakukan melalui situs web, mitra
perjalanan, dan panduan tur lokal.
 Aspek Teknis dan Teknologi:
Pusat Seni dan Kursus: Anda dapat mengadopsi teknologi untuk mengelola
pendaftaran kursus dan pembayaran online, serta memberikan platform untuk siswa
dan instruktur berkomunikasi.
Galeri Seni dan Toko Souvenir: Menerapkan sistem manajemen inventaris dengan
pemantauan stok produk dan penggunaan perangkat lunak kasir dapat meningkatkan
efisiensi.
Pemasaran Digital: Gunakan pemasaran digital untuk menjangkau target audiens lebih
luas dan memantau hasil kampanye melalui data analitik.
 Aspek Lingkungan:
Pertimbangan Material: Saat mengadakan kursus atau menjalankan bisnis, pastikan
menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan dan mendukung seniman yang
menggunakan metode berkelanjutan dalam pembuatan karya seni.
Konservasi Alam: Untuk bisnis wisata alam, pertahankan lingkungan alam dan
terlibat dalam program konservasi. Minimalkan dampak lingkungan dengan
mengelola sampah dan penggunaan sumber daya secara bijaksana.
 Aspek Ekonomi dan Sosial:

22
Kolaborasi dengan Komunitas Lokal: Kolaborasi dengan seniman dan komunitas
setempat dapat membantu meningkatkan ekonomi lokal. Juga, pertimbangkan untuk
memberikan pelatihan dan pekerjaan kepada penduduk setempat.
Pengembangan Wisata: Bisnis pariwisata dapat membantu dalam pengembangan
ekonomi lokal dan mempromosikan warisan budaya. Namun, pastikan bahwa manfaat
ini benar-benar dirasakan oleh masyarakat lokal.
 Aspek Keuangan dan Manajemen:
Manajemen Keuangan: Pastikan keuangan bisnis dikelola dengan baik, dengan
pemantauan pendapatan dan pengeluaran yang cermat.
Pengendalian Biaya: Manajemen biaya operasional harus efisien untuk mencapai
profitabilitas yang berkelanjutan.
Dengan mempertimbangkan aspek pemasaran, teknis, lingkungan, dan ekonomi serta
aspek keuangan dan manajemen yang telah diuraikan, bisnis pariwisata di Ubud dapat
berpotensi sukses. Penting untuk selalu menjaga kualitas produk dan layanan serta berfokus
pada keberlanjutan, untuk memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi wisatawan dan
memberikan manfaat positif bagi komunitas local.

23
STUDY CASE

Harris Hotel Tuban


Hotel Harris pertama kali didirikan di Tuban, Bali dengan nama Harris Hotel Tuban
Bali, namun yang pertama kali diresmikan dan dioperasikan adalah Harris Resort Waterfront
Batam yang terletak di Kota Batam pada tanggal 1 Agustus 2002. Kedua hotel tersebut
merupakan hotel yang dimiliki oleh pengusaha lokal bernama Boyke Gazali, beliau
bekerjasama dan mempercayakan seluruh konsep hotel yang akan dibangun tersebut kepada
Marc Steinmeyer, yang dimana pada saat itu Marc Steinmeyer baru saja mendirikan Tauzia.
Harris merupakan nama hotel pertama yang tercetus oleh Marc Steinmeyer
dikarenakan nama Harris adalah nama yang ada di seluruh dunia dan memiliki arti yang
netral di setiap negara, sehingga nama Harris diharapkan dapat menjadi nama yang umum
dan dapat mudah diingat oleh semua orang. Hotel Harris terkenal dengan warnanya yang
orange. Sampai saat ini logo dari Hotel Harris mengalami perubahan sebanyak 3 kali, dimana
logo yang sekarang digunakan tidak lagi menggunakan warna hijau di dalamnya dengan
maksud membuat penampilan logo lebih sederhana seperti konsep hotel yang dicanangkan
sejak awal oleh Marc Steinmeyer.
Seiring dengan perubahan logo, Marc Steinmeyer juga melakukan perubahan terhadap
tagline dari Hotel Harris, dimana tagline awal yang digunakan adalah konsep hotel pertama
kali yang ia dapat yaitu simple, unique, friendly, namun dikarenakan beliau melihat bahwa
tagline tersebut dapat digunakan diseluruh hotel dan sesuai dengan konsep dari Tauzia
sendiri, maka beliau mengambil tagline tersebut sebagai tagline untuk seluruh hotel di bawah
naungan Tauzia Hotel Management. Tagline Harris Hotel pun berubah menjadi the brighter
sight of life. Setelah cukup lama memakai tagline the brighter sight of life, hingga pada akhir
tahun 2018 Marc Steinmeyer mengubah kembali tagline Harris Hotel menjadi stay bright.
Perubahan tersebut dilakukan Marc Steinmeyer agar tagline yang ada dibuat lebih sederhana
(simple) sama seperti perubahan logo yang dibuat dengan hanya mengandung 2 warna,
orange dan putih.
Beserta dengan perubahan-perubahan tersebut, Marc Steinmeyer membentuk sebuah
citra dari Hotel Harris yang kedepannya akan terkesan lebih dewasa dan mengikuti jaman.
Konsep baru ini dinamakan sebagai new generation yang berarti generasi baru dari Hotel

24
Harris itu sendiri, dimana Hotel Harris sebelumnya didominasi oleh warna orange baik pada
desain bangunan, interior hotel sampai dengan seragam staff-nya, akan diubah dengan
dominan warna putih dan abu-abu, namun tetap memiliki corak orange di dalamnya karna
tidak ingin meninggalkan ciri khas dan citra yang telah dibangun selama ini mengenai Hotel
Harris. Pada saat ini Hotel Harris telah tersebar di beberapa kota di Indonesia, diantaranya
adalah Batam, Bali, Bandung, Bekasi, Bogor, Jakarta, Malang, Pontianak, Samarinda,
Semarang, Solo, dan Surabaya. Dan untuk Hotel Harris yang sudah sepenuhnya menerapkan
new generation saat ini hanya Harris Resort Waterfront Batam, Harris Resort Barelang yang
terletak di Kota Batam dan Harris Hotel Sentul City yang terletak di Kota Bogor.
Harris Hotel Tuban berlokasi di Jalan Dewi Sartika, Tuban, Bali. Lokasi ini dapat
dikatakan strategis di Kuta karena terletak di sebelah Bandara Internasional Ngurah Rai, dan
hanya menempuh waktu 5 menit. Selain itu, lokasi hotel ini dekat pantai Jerman, Mall Lippo
dan tempat wisata lainnya. Dekat dengan kawasan perbelanjaan utama dan tempat hiburan
malam, Harris Hotel Kuta Tuban terletak hanya beberapa menit dari hiruk pikuk pantai Kuta
dan tempat hiburan, restoran, tempat wisata dan wisata. Hotel ini memiliki lokasi yang sangat
tenang dan menawarkan layanan antar-jemput pulang pergi gratis ke bandara. Jika
dikategorikan berdasarkan kelas atau tigkatan, hotel ini termasuk ke dalam hotel bintang 4,
dengan penilaian 4,5/5 untuk lokasi, 4/5 untuk kebersihan, 4,5/5 untuk pelayanan, dan 4,5/5
untuk value hotel.
Pilihan kamar yang terdapat pada Harris Hotel Tuban terdapat 3 jenis, yaitu Kamar
Harris, Kamar Unique Harris, dan Suite Harris. Untuk jenis kamar Harris merupakan Kamar
ber-AC dilengkapi brankas, TV satelit, minibar, serta kamar mandi pribadi dengan shower,
pengering rambut, dan amenitas kamar mandi gratis. Sedangkan jenis kamar Unique Harris
merupakan Kamar twin/double ber-AC ini terdiri dari TV layar datar dengan saluran satelit
dan kamar mandi pribadi. Dan jenis kamar Suite Harris merupakan kamar yang memiliki 1
ruang tamu, 1 kamar tidur terpisah, dan 1 kamar mandi dengan shower dan perlengkapan
mandi gratis. Suite ber-AC ini dilengkapi TV satelit layar datar, minibar, pembuat teh dan
kopi, serta lemari. Unit ini memiliki 1 tempat tidur.
Selain menyediakan memberikan fasilitas tempat tidur, Harris Hotel Tuban juga
memberikan pelayanan jasa lainnya sebagai berikut.
a. Internet (Wi-Fi tersedia di seluruh hotel dan tidak dikenai biaya.)
b. Tempat Parkir (Parkir pribadi gratis tersedia di lokasi properti)
c. Kamar Mandi (Tisu toilet, Handuk, Sandal, Kamar mandi pribadi, Toilet, Peralatan
mandi, Pengering rambut, Shower)
25
d. Outdoor (Taman)
e. Amenitas Kamar (Papan Jemur Baju)
f. Ruang Tamu (Meja kerja)
g. Media/Teknologi (TV layar datar, TV satelit, Telepon, TV)
h. Makanan & Minuman (Bar, Minibar, Restoran, Pembuat teh/kopi)
i. Layanan resepsionis (Layanan concierge, Penitipan bagasi, Resepsionis 24 Jam)
j. Layanan kebersihan (Layanan kebersihan harian, Dry cleaning Biaya tambahan,
Laundry Biaya tambahan)
k. Fasilitas bisnis (Faks/fotokopi Biaya tambahan, Pusat Bisnis Biaya tambahan, Fasilitas
rapat/perjamuan Biaya tambahan)
l. Keamanan (Brankas)
m. Umum (Ruangan khusus merokok, AC, Bebas rokok di semua ruangan, Layanan
bangun tidur, Penyewaan mobil, Lift, Antar-jemput bandara, Kamar bebas rokok,
Layanan kamar)
n. Kolam renang outdoor (Buka sepanjang tahun, Untuk semua usia)
o. Kebugaran (Paket spa/wellness, Fasilitas Spa, Pijat Biaya tambahan, Spa & pusat
kesehatan Biaya tambahan, Pusat kebugaran)
Harris Hotel Tuban merupakan salah satu hotel yang termasuk dalam manajemen
Tauzia. Struktur organisasi dari harris Hotel dapat dilihat sebagai berikut.

General
Manager

Excecutive Secretary

HRD F&B Room Division Director of Sales Financial


Manager Director Manager Marketing Controller

Outlet Excecutive FO Chief Excecutive Asst IT


Manager Chef Manager Engineering Housekeeper Manager

26
DAFTAR PUSTAKA

Harris Hotel Tuban Bali. (2023). Diambil kembali dari harrishoteltuban.com-bali.com:


https://harrishoteltuban.com-bali.com/id/

Jannah, A. (2016). Pengaruh Customer Relationship Management Terhadap Kepuasan Dan


Loyalitas Pelanggan (Survei Pada Tamu Domestik Harris Hotel & Conventions
Malang). Diambil kembali dari http://repository.ub.ac.id/:
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/9200/8/BAB%20IV.pdf

Setjograha, V. P. (2019). Peranan Departement Front Office (FO) di Harris Hotel Batam
Center. Diambil kembali dari http://repository.uib.ac.id/:
http://repository.uib.ac.id/3207/6/k-1641325-chapter3.pdf

27

Anda mungkin juga menyukai