Anda di halaman 1dari 5

Pengertian Hotel

Hotel Propietors Act menjelaskan hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh
pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan, minuman dan fasilitas kamar
tidur kepada orang orang-orang yang sedang melakukan perjalanan dan mampu
membayar dengan jumlah wajar yang sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa
adanya adanya adanya perjanjian khusus. Berdasarkan Peraturan Menteri
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif No.PM.53/MH.001/MPEK/2013, tentang standar
usaha hotel menyebutkan hotel adalah usaha penyediaan akomodasi berupa kamar-
kamar di dalam suatu bangunan, yang dapat dilengkapi dengan jasa pelayanan
makan dan minum, kegiatan hiburan dan/atau fasilitas lainnya secara harian dengan
tujuan untuk memperoleh keuntungan. Berdasarkan surat keputusan Menparpostel
No.KM 37/PW.340/MPPT-86, tentang Peraturan Usaha dan Penggolongan Hotel
menyebutkan hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian
atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman
serta jasa penunjang lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hote adalah suatu badan usaha
yang bergerak di dalam bidang jasa dan di dalamnya terdapat beberapa unsur pokok
yaitu : (1) Suatu jenis akomodasi (2) menggunakan sebagian atau seluruh bangunan
(3) menyediakan fasilitas penginapan (4) menyediakan makanan dan minuman
serta jasa penunjang lainnya (5) fasilitas dan pelayanan disediakan bagi tamu
maupun masyarakat umum yang menginap (6) tempat sementara (7) dikelola secara
komersial.
Mengingat mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim maka pemerintah,
Majelis Ulama Indonesia (MUI), swasta dan seluruh elemen masyarakat, bekerja
sama dalam rangka untuk mengembangkan usaha pariwisata syariah. Salah satu
usaha untuk merealisasikan hal tersebut adalah dibuatnya nota kesepahaman antara
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dnegan Dewan Syariah Nasional dan
MUI (DSN-MUI) No.NK.11/KS.001/W.PEK/2012, dan No. B-459/DSN-
MUI/XII/2012 tentang Pengemabngan dan Sosialisasi Pariwisata Syariah, perlu
dilakukan pengaturan mengenai penyelenggaraan Usaha Hotel Syariah.
Usaha hotel syariah adalah usaha hotel yang penyelenggaraannya harus memenuhi
kriteria dan prinsip-prinsip hukum islam sebagaimana yang diatur fatwa dan/atau
telah disetujui oleh MUI.
Menurut Gray (2006) terdapat beberapa karakteristik dari usaha hotel yaitu:
- Merupakan bentuk usaha musiman (seasonality of business)
- Mempunyai mata rantai distribusi dalam rentang waktu yang pendek
- Merupakan industri yang menggunakan tenaga kerja secara intensif
- Investasi pada industri hotel sebagian besar dalam aktiva tetap (berkisar
55%-85%)

Sejarah Perkembangan Hotel di Eropa dan Amerika


Kata hotel awalnya berasal dari kata hospitium yang berarti ruang tamu. Namun
seiring berjalannya waktu kata hospitium mengalami perubahan pengertian dan
untuk membedakan antara guest room dan mansion house yang berkembang saat
itu, maka rumah-rumah besar disebut hostel. Lambat laun huruf “s” dari kata
“hostel” menghilang atau dihilnakgan orang, sehingga menjadi hotel.
Penginapan pertama yang berbentuk “inn”, yaitu rumah pribadi yang memiliki
beberapa kamar yang disediakan bagi pejalan kaki untuk istirahat atau tidur telah
ada sejak 3000 Sebelum Masehi. Kemudian, munculah hotel pertama yang bernama
Le Grand Saint Bernard Hospice yang diperuntukkan bagi orang yang berziarah
dari atau ke Roma oleh Augustina Monks.
City hotel pertama kali dibangun di Amerika. Tahun 1800-an, Amerika menajdi
negara pengembang hotel utama, namun harga hotel masih mahal sehingga hanya
rakyat yang kaya yang mampu menginap di hotel mewah bergaya eropa. Tahun
1829, hotel tremont berinovasi pertama kali untuk menyediakan lobby dan kamar
privat dengan pintu kamar yang terkunci dengan pengaman. Lalu awal tahun 1990-
an, Ellswort M. Statler mengembangkan pelayanan profesiona dalam hotel dan
melengkapi hotel dengan kamar mandi privat dan kacara rias lebar. Pada pertengan
tahun 1990-an, mulai berkembang hotel yang dikelola oleh suatu mata rantai
perusahaan (individu atau satu perusahaan memiliki beberapa hotel).
Sejarah Perkembangan Hotel di Indonesia
Usaha akomodasi yang dikelola secara komersial sudah ada sejak penjajahan
Belanda namun belum dikelola secara modern, contohnya:
- Hotel Savoy Homan di Bandung (1888), direnovasi tahun 1937 dan selesai
tahun 1939
- Hotel Preanger (1897), lalu tahun 1928 menjadi hotel yang lebih terkonsep
- Hotel Mij De Boer (1898), hotel paling megah di Medan, dibangun oleh
Aeint Herman De Boer, diperuntukan bagi penguasa perkebunan dan
pejabat pemerintahan Belanda. Namun pada akhirnya diambil alih oleh
Indonesia dan berubah nama menjadi hotel Dharma Bakti, kemudian diubah
kembali menjadi Hotel Dharma Deli.
- Grand Hotel de Djokya (1908), hotel lama di Malioboro, setelah renovasi
berubah nama menjadi Hotel Garuda.

Jenis penggolongan atau Klasifikasi Hotel


Klasifikasi atau penggolongan hotel adalah suatu sistem untuk membagi hotel
menjadi beberapa kelas atau tingkatan berdasarkan standar ukuran pengukuran
tertentu. Hotel dapat diklasifikasi dengan berbagia kriteria menurut kebutuhannya,
namun ada kriteria yang dianggap paling lazim untuk digunakan.
Indonesia pada tahun 1977, dengan keputusan menparpostel dan peraturan menteri
pariwisata dan ekonomi kreatif, tentang standar usaha hotel.
Hotel bintang dikelompokkna kedalam lima kelas hotel bintang yaitu: bintang satu,
bintang dua, bintang tiga, bintang empat, bintang lima dan hotel non bintang atau
hotel melati.
Penilaian standar usaha hotel digunakan untuk melakukan penggolongan kelas
hotel bintang dan nonbintang berdasarkan persyaratan dasar, kriteria mutlak dan
kriteria tidak mutlak yang ditentukan oleh Lembaga Sertifikasi Usaha bidang
pariwisata.
Tujuan klasifikasi hotel secara umum adalah:
1. Menajamin kualitas produk, pelayanan dan pengelolaan dalam rangka
memenuhi kepuasan dan kebutuhan tamu
2. Memberikan perlindungan kepada tamu, pengusaha hotel, tenaga kerja, dab
masyarakat, baik untuk keselamatan, kesehatan, kenyamanan, keamanan
dan kemudahan dan pelestarian lingkungan hidup
3. Sebagai pedoman teknis bagi calon investor untuk memilih investasinya di
bidang usaha perhotelan apakah pada hotel bintang atau non bintang
4. Agar tercipta suatu persaingan sehat antar pengusaha hotel
5. Supaya tercipta keseimbangan demand dan supply usaha perhotelan
United State Lodgin Industry membagi hotel berdasarkan lama tamu menginap,
yaitu:
1. Transient Hotel : biasanya berlokasi di tengah kota. Biasanya tamu
menginap untuk kepentingan bisnis atau turis
2. Residential hotel: pada dasarnya merupakan rumah berbentuk apartemen
yang disewakan bulanan maupun tahunan. Hotel ini menyediakan fasilitas
seperti restoran, layanan pesan antar ke kamar dan pelayanan kebersihan
kamar.
Dilihat dari lokasi hotel, diklasifikasi menjadi:
1. Resort Hotel : umumnya berlokasi di tempat wisata, biasanya menyediakan
tempat rekreasi
2. City hotel : berlokasi di tengah kota
Berdasarkan jaringan pemasarannya, hotel diklasifikasikan menjadi:
1. Jaringan hotel internasional : pengelolaannya di bawah jaringan
internasional sehingga pemasaran dan fasilitas antara jaringan hotel dalam
satu group sama
2. Jaringan hotel nasiona: pengelolaannya dibawah jaringan nasional sehingga
pemasaran dan fasilitas antara jaringan di satu group akan sama
3. Hotel yang dikelola secara independen: dimiliki secara personal, sehingga
pemasaran bergantung dari pemilik hotel.
Dilihat dari tipe harga kamar (plan), diklasifikasikan menjadi:
1. European Plan: sistem penentuan harga sewa kamar belum termasuk harga
makanan
2. American Plan: sistem penentuan harga sewa kamar sudah termasuk harga
makanan sebanyak dua atau tiga kali yang disajikan kepada tamu, tanpa
memperhatikan tamu tersebut makan atau tidak. Sistem ini dibagi menjadi
dua yaitu: (1) Full American Plan (harga kamar ditambah biaya 3 kali
makan); (2)Modified American Plan (Harga kamar ditambah harga 2 kali
makan).
3. Continental Plan: Harga sewa hotel sudah termasuk harga kamar dan
breakfast. Breakfast yang disediakan adalah makanan contingental
4. Bermuda Plan: Harga sewa hotel sudah termasuk harga kamar dan
breakfast. Breakfast yang disediakan adalah American/ English breakfast.
Dilihat dari kepemilikan manajemennya, hotel dibagi menjadi:
1. Propretary Ownership: hotel yang tidak memiliki hubungan kepemilikan
atau pengelolaannya, dan tidak berinduk pada perusahaan lain
2. FranchiseL hotel yang pengelolaannya memakai cara atau pola yang
diciptakan serta dikembangkan oleh perusahaan/hotel lain
3. Management contract: hotel yang pemiliknya membeli jasa pengelolaan
dari perusahaan laun dengan membayar sejumlah uang sesuai kontrak awal.
Jenis kamar pada hotel berdasarkan jumlah tempat tidurnya:
1. Single room: kamar untuk satu orang dengan satu single bed
2. Twin room: kamar untuk dua orang dengan dua single bed
3. Double room: kamar untuk satu orang dengan satu buah double bed
4. Double-Double room: kamar untuk empat orang, dengan dua kamar dan dua
buah double bed
5. Triple room: kamar yang memiliki satu double bed, dengan satu extra bed

Anda mungkin juga menyukai