Anda di halaman 1dari 12

AKUNTANSI HOTEL

“BISNIS PARIWISATA DAN RUANG LINGKUP USAHA PERHOTELAN”

OLEH :
KELOMPOK 2

1. NI PUTU AYU MARINA ( 19 )


2. NI PUTU ARIANI ( 20 )
3. NI KOMANG PIKA DINANTI ( 25 )
4. I KOMANG DIPTA CAHYADI ( 27 )

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2023

i
PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Hotel


Hotel Proprietors Act (1956) menjelaskan bahwa hotel adalah suatu perusahaan yang
dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan, minuman dan fasilitas
kamar untuk tidur kepada orang-orang yang sedang melakukan perjalanan dan mampu
membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya
perjanjian khusus. Grolier Electronic Publishing Inc. (1995) mengemukakan bahwa hotel
adalah usaha komersial yang menyediakan tempat menginap, makanan, dan minuman, dan
pelayanan lainnya untuk disewakan kepada tamu atau orang-orang yang tinggal untuk
sementara waktu.
Kemudian berdasarkan Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
No.PM.53/MH.001/MPEK/2013, tentang Standart Usaha Hotel meyebutkan hotel adalah
usaha penyediaan akomodasi berupa kamar-kamar di dalam satu bangunan yang dapat
dilengkapi dengan jasa pelayanan makan dan minum, kegiatan hiburan dan/atau fasilitas
lainnya secara harian dengan tujuan memperoleh keuantungan. Keputusan Menparpostel
No.KM37/PW.340/MPPT-86, tentang peraturan usaha dan penggolongan hotel menyebutkan
hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan
untuk menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman serta jasa penunjang lainnya
bagi umum yang dikelola secara komersial.Dengan demikian, perbedaan hotel dengan
penginapan adalah penginapan tidak menyediakan pelayanan makanan dan minuman serta
jasa penunjang lainnya. Dari seluruh rumusan dan pengertian diatas, maka yang dimaksud
dengan hotel adalah suatu badan usaha yang bergerak di bidang jasa dan di dalamnya terdapat
beberapa unsur pokok yang terkandung dalam pengertian hotel, yaitu:
a. Suatu jenis akomodasi
b. Menggunakan sebagian atau seluruh bangunan yang ada
c. Menyediakan fasilitas pelayanan jasa penginapan
d. Menyediakan makan dan minuman serta jasa lainnya
e. Fasilitas dan pelayanan tersebut disediakan untuk para tamu, dan masyarakat umum yang
menginap
f. Berfungsi sebagai tempat sementara
g. Dikelola secara komersial

1.2 Jenis dan Penggolongan Usaha Hotel


Klasifikasi atau penggolongan hotel adalah suatu sistem pengelompokkan hotel ke dalam
berbagai kelas atau tingkatan, dan berdasarkan ukuran penilaian tertentu. Tujuan klasifikasi
atau penggolongan hotel adalah sebagai berikut:
1. Menjamin kualitas produk, pelayanan dan pengeloalaan dalam rangka memenuhi
kebutuhan dan kepuasan tamu.
2. Memberikan perlindungan kepada tamu, pengusaha hotel, tenaga kerja dan masyarakat,
baik untuk keselamatan, kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan kemudahan pelestarian
lingkungan hidup.
1
3. Sebagai pedoman teknis bagi calon investor untuk memilih investasinya di bidang usaha
perhotelan.
4. Agar terciptanya suatu persaingan yang sehat antara pengusaha hotel.
5. Agar tercipta keseimbangan antara permintaan dan penawaran dalam usaha perhotelan.

Hotel dapat dikelompokkan ke dalam berbagai kriteria menurut kebutuhannya, namun


terdapat beberapa kriteria yang dianggap paling lazim digunakan. Pengelompokkan atau
pengklasifikasian hotel di dunia berlainan sebagai contoh sebagai berikut:
1. Negara China menggunakan klasifikasi: Tourist class, standart, & super class.
2. Negara Bulgaria, Kolombo, Equador, Syria, dan Kuwait menggunakan klasifikasi holtel
kelas A, B, C, D, dan E.
3. Indonesia pada tahun 1977, dengan keputusan Menparpostel mengklasifikasikan hotel ke
dalam beberapa kelas yaitu: bintang 1, bintang 2, bintang 3, bintang 4, bintang 5, dan non
bintang.

Penilaian standart usaha hotel digunakan untuk melakukan penggolongan kelas bintang
dan non bintang berdasarkan persyaratan dasar, kriteria mutlak dan kriteria tidak
mutlak.Kriteria mutlak dan tidak mutlak ditetapkan oleh menteri dan penilaian dapat
dilakukan secara mandiri dan Lembaga Sertifikasi Usaha Bidang Pariwisata.LSU bidan
pariwisata adalah lembaga mandiri yang berwenang melakukan sertifikasi usaha di bidang
pariwisata sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Kriteria mutlak yang ditetapkan menteri untuk hotel bintang, meliputi:


1. Aspek produk, yang terdiri dari 12 unsur dan 5 sub unsur
2. Aspek pelayanan, meliputi 5 unsur dan 5 sub unsur
3. Aspek pengelolaan, meliputi 3 unsur dan 5 sub unsur

Sedangkan kriteria tidak mutlak hotel bintang meliputi:


1. Aspek produk yang terdiri dari 32 unsur dan 147 sub unsur
2. Aspek pelayanan, yang meliputi 14 unsur dan 40 sub unsur
3. Aspek pengelolaan, yang meliputi 6 unsur dan 21 sub unsur

Penilaian hotel bintang menggunakan rentang nilai, yaitu sebagai berikut:


1. ≥ 936 untuk hotel kelas bintang lima
2. 728-916 untuk hotel kelas bintang empat
3. 520-708 untuk hotel kelas bintang tiga
4. 312-500 untuk hotel kelas bintang dua
5. 208-292 untuk hotel kelas bintang satu

Berdasarkan lamanya tamu menginap, maka hotel dibedakan menjadi:


1. Transient Hotel
Hotel ini biasanya berada di tengah kota. Kepentingan tamu menginap sebagian
besar adalah untuk urusan bisnis dan turis.
2. Residential Hotel
Hotel ini pada dasarnya merupakan rumah-rumah berbentuk apartemen dengan
kamar-kamarnya, dan disewakan secara bulanan atau tahunan.Hotel ini menyediakan
kemudahan seperti restoran, layanan makanan diantar ke kamar, dan pelayanan
kebersihan kamar.

Dilihat dari lokasi hotel, maka hotel dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1. Resort Hotel, yaitu hotel yang berlokasi di tempat-tempat wisata.
2. City Hotel, yaitu hotel yang berlokasi di tengah kota.

Dilihat dari jaringan pemasarannya, hotel dapat dikelompokkan menjadi beberapa


kelompok, yaitu:
1. Jaringan Hotel International
Hotel yang pengelolaannya di bawah hotel jaringan internasional sehingga
pemasaran dan fasilitas antara jaringan hotel dalam satu grup yang sama.
2. Jaringan hotel nasional
Hotel ini pengelolaannya di bawah hotel jaringan nasional sehingga pemasaran
dan fasilitas antara jaringan di satu grup akan sama.
3. Hotel yang dikelola Independen
Hotel yang dimiliki secara personal sehingga dari segi pemasaran dan fasilitas
tergantung dari pemilikknya.

Dilihat dari tipe harga kamar, maka hotel dikelompokkan menjadi:


1. European Plan
Dalam hotel ini, sistem penentuan harga sewa kamar belum termasuk harga
makanan.Jika ada tamu ingin makan dan minum, maka tamu dapat menggunakan
fasilitas restaurant di hotel. Harga makanan dan minuman dibebankan tersendiri di
luar harga sewa kamar
2. American Plan
Dalam hotel ini, penentuan harga sewa kamar sudah termasuk harga makanan
sebanyak dua atau tiga kali yang disajikan kepada tamu, tanpa memperhatikan apakah
tamu tersebut makan atau tidak. American Plan ini dibagi juga menjadi dua bagian
yaitu:
a) Full American Plan, yaitu hotel yang menyediakan makan tiga kali kepada tamu
yaitu breakfast, lunch, dan dinner.
b) Modified American Plan, yaitu hotel yang menyediakan makan dua kali kepada
tamu, yaitu breakfast dan lunch atau breakfast dan dinner.
3. Continental Plan
Harga sewa hotel sudah termasuk sewa kamar dan makan satu kali, yaitu
breakfast. Jenis makanan yang disajikan adalah makanan continental.
4. Bermuda Plan
Harga sewa hotel sudah termasuk sewa kamar dan makan satu kali, yaitu
breakfast. Jenis makanan yang disajikan adalah makanan American atau English.

Berdasarkan kepemilikan dan manajemennya, hotel dapat dibagi menjadi tiga, yaitu
1. Propetary ownership adalah hotel yang tidak memiliki hubungan kepemilikan dan
tidak berinduk pada perusahaan lain.
2. Franchise adalah hotel yang pengelolaannya memakai cara atau pola yang diciptakan
serta dikembangkan oleh perusahaan atau hotel-hotel lainnya.
3. Management Contract adalah hotel yang pemilikknya membeli jasa pengelolaan dari
perusahaan lain dengan membayar sejumlah uang sesuai dengan perjanjian awal.

Berdasarkan jumlah tempat tidur di kamar, hotel dibedakan menjadi


1. Single room adalah kamar untuk satu orang yang dilengkapi dengan satu buah tempat
tidur berukuran single untuk satu orang.
2. Twin room adalah kamar untuk dua orang yang dilengkapi dengan dua buah tempat
tidur untuk dua orang tamu berukuran single.
3. Double room adalah kamar untuk satu orang yang dilengkapi dengan satu buah tempat
tidur berukuran besar untuk dua orang.
4. Double-double room adalah kamar untuk empat orang yang dilengkapi dua kamar
dengan dua buah tempat tidur berukuran besar untuk dua orang.
5. Triple room adalah kamar yang memiliki double bed untuk dua orang ditambah
dengan extra bed.

Berdasarkan harga dan fasilitas yang ada di kamar, hotel dibedakan menjadi:
1. Standart Room
2. Superior Room
3. Moderate Room
4. Suite Room
5. Penthouse
6. Junior Suite Room
7. Excecutive/President Suite Room

Berdasarkan segi status, hotel dapat dibagi menjadi:


a. Hotel owner adalah pihak yang berstatus sebagai pemilik hotel
b. Hotel operator adalah pihak yang berstatus sebagai pengelola operasional hotel
c. Hotel franchisor adalah pihak yang berstatus sebagai pemilik waralaba pengelolaan
operasional kegiatan hotel.
1.3 Sejarah dan Perkembangan Hotel
Sejarah dan Perkembangan Hotel di Eropa dan USA
Kata hotel dulunya berasal dari kata Hospitium (bahasa latin) artinya ruang tamu.
Dalam jangka waktu lama, kata hospitium mengalami perubahan pengertian dan untuk
membedakan antara Guest Room dan Mansion House yang berkembang pada saat itu, maka
rumah-rumah besar disebut hostel.Kata hostel lambat laun berubah dan kemudian huruf “s”
pada kata hostel menghilang atau di hilangkan orang, sehingga kata hostel menjadi kata hotel
seperti yang dikenal sekarang.
Pada abad ke-18, di kota-kota besar Eropa dan Amerika, mulai bermunculan hotel-hotel
yang menjadi awal lahirnya hotel-hotel modern. Hotel Covent Garden yang dirikan tahun
1774, selain memiliki fasilitas lengkap untuk zamannya dan jumlah kamar yang banyak, letak
hotel ini berdampingan langsung dengan bioskop dekat Westminsfer di London.
Pada tahun 3000 Sebelum Masehi telah ada penginapan pertama yang berbentuk “inn”,
yaitu rumah-rumah pribadi yang berisikan beberapa kamar yang disediakan bagi pejalan kaki
untuk istirahat atau tidur. Kemudian tahun 961 Masehi, di Swiss – Alpine, Augustinian
Monks membangun hotel Le Grand Saint Bernard Hospice yang diperuntukkan bagi orang
yang berziarah dari dan ke Roma.
City Hotel dibangun pertama kali di New York pada tahun 1794.Tahun 1800-an,
Amerika menjadi Negara pengembang usaha hotel yang utama, tetapi dikarenakan harga yang
mahal menyebabkan hanya kaum hartawan saja yang dapat menikmati dan menginap di hotel
mewah bergaya Eropa.Pada tahun 1829, Hotel Tremont House di Boston Amerika didirikan
dan menjadi yang pertama kali melengkapi hotelnya dengan lobby dan menyediakan kamar
privat dengan pintu kamar dipasang kunci pengaman.
Awal tahun 1990-an, Industri perhotelan berkembang pesat. Hotel-hotel modern mulai
didirikan di banyak kota besar, seperti London, Paris, New York, Boston, San Fransisco, dan
lainnya. Para pengelola hotel-hotel ini tidak hanya menawarkan paket pelayanan tempat
tinggal sementara, tetapi juga mulai menyediakan tempat pertemuan dan konferensi beserta
perangkat teknologi terbaru, seperti telepon dan televisi. Bahkan, pada akhir abad ke-19,
muncul hotel-hotel dengan label khusus, misalkan hotel untuk business travellers, contohnya
Ellsworth Milton Statler seorang operator hotel Amerika yang meningkatkan pelayanan hotel
secara professional, yang melengkapi kamar dengan kamar mandi privat dan kaca rias yang
lebar dan mendirikan sebuah Hotel di New York yang didirikan tahun 1880. Hotel ini pun
merupakan chain hotel alias jaringan hotel pertama di dunia atau suatu mata rantai pengelola
usaha hotel (individu atau suatu perusahaan yang memiliki beberapa hotel). Kemudian, hotel
mewah mulai bermunculan, Hotel WaldorfAstoria (didirikan tahun 1896) di New York dan
The Brown Palace di Denver, Colorado. Keduanya termasuk hotel dengan tingkat kunjungan
tertinggi di Amerika pada masa itu.
Pada abad ke-20, khususnya setelah berakhirnya Perang Dunia I, jumlah hotel semakin
meningkat seiring perkembangan alat-alat transportasi massal dan berkembangnya bisnis
travel. Hotel-hotel baru ini banyak didirikan di sekitar pusat-pusat bisnis. Hal lain yang turut
mempengaruhi perkembangan industri hotel adalah berkembangnya dunia pariwisata yang
kemudian melahirkan hotel-hotel resort yang menawarkan paket penginapan sekaligus
akomodasi. Pada masa ini, sejak tahun 1920-an, sekolah-sekolah perhotelan pun mulai
bermunculan di banyak tempat. Pada masa berlangsungnya Perang Dunia II, dan masa-masa
sesudahnya, bisnis perhotelan berkembang pesat. Akan tetapi, pada masa itu hampir tidak ada
hotel baru yang dibangun.
Para pengelola lebih memilih untuk mengembangkan hotel yang ada, baik dari segi
fasilitas, kualitas pelayanan, dan manajemen, termasuk berpindahnya kepemilikan hotel dari
pribadi ke dalam sebuah korporasi. Dalam perkembangan selanjutnya, industri hotel-hotel
besar di Amerika mulai melebarkan sayapnya ke luar negeri dengan menggunakan sistem
franchise. Lahirlah jaringan hotel-hotel besar di bawah sebuah korporasi besar, seperti Hilton,
Hyatt, JW Marriots, dan sebagainya.

Sejarah dan Perkembangan Hotel di Indonesia


Di Indonesia sendiri di zaman penjajahan Belanda dan pada masa sebelum kemerdekaan
di tahun 1945 telah banyak didirikan hotel besar berskala internasional, terutama di kota-kota
besar seperti Jakarta, Bali, Bandung, Surabaya, Medan, Semarang, Yogyakarta, dan di kota
lainnya. Hotel-hotel tersebut masih dikelola secara komersial, tetapi belum dikelola secara
modern, seperti diantaranya:
a. Hotel Savoy Homan di Bandung dibangun tahun 1888, kemudian direnovasi pada tahun
1937 dan selesai pada tahun 1939.
b. Hotel Preanger dibangun pada tahun 1897, kemudian baru pada tahun 1928 direnovasi
menjadi hotel yang lebih berkonsep.
c. Hotel Mij De Boer, hotel yang paling megah di Medan, didirikan pada tahun 1898 oleh
Aeint Herman De Boer (Belanda), yang diperuntukkan bagi penguasa perkebunan dan
pejabat pemerintah Belanda. Dalam rangka nasionalisasi, pada tanggal 14 Desember 1957
hotel tersebut diambil alih oleh pemerintah Indonesia dan berganti nama menjadi Hotel
Dharma Bakti, dan kemudian berganti nama kembali menjadi Hotel Dharma Deli.
d. Grand Hotel de Djokya, hotel lama di Malioboro−Yogyakarta, didirikan pada tahun 1908
dan mulai beroperasi di tahun 1911. Kemudian, setelah mengalami renovasi hotel ini
berganti nama menjadi Hotel Garuda.
Perkembangan hotel-hotel di Indonesia mulai meningkat dan hotel-hotel bersejarah
yang didirikan di Indonesia dapat di catat setelah Indonesia resmi merdeka pada tahun 1945.
Presiden pertama Indonesia Ir. Soekarno yang lebih akrab dipanggil bung Karno mulai
membangun beberapa Hotel atas kepemilikan Pemerintah yang belakangan menjadi Hotel
dibawah Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Hotel tersebut antara lain: Hotel Indonesia di
Jakarta, Bali Beach di Bali, dan Samudra Beach Hotel di Yogyakarta.
Dewasa ini, perkembangan industri hotel di Indonesia semakin pesat. Hal ini terbukti
dengan adanya hotel yang didirikan hampir di seluruh kota-kota besar yang ada di Indonesia
dan telah banyaknya bermunculan berbagai tipe hotel dari hotel yang berbintang lima,
diamond, apertemen sampai hotel melati atau losmen, yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.
1.4 Struktur Organisasi Pada Hotel dan SOP-Nya
Struktur Organisasi pada Hotel
Struktur organisasi menunjukkan suatu tingkatan hirarkis, di mana dari struktur
organisasi tersebut dapat diketahui bagian-bagian yang ada di hotel, hubungan antara bagian
di hotel serta hubungan antara atasan dan bawahan. Dasar penyusunan organisasi antara hotel
yang satu dengan hotel lainnya mempunyai kesamaan, karena setiap hotel mempunyai produk
layanan yang sama, yaitu : sewa kamar, makanan dan minuman, sport, kasino dan produk
lainnya. Akan tetapi bentuk dan luas organisasi hotel antara hotel yang satu dengan hotel
yang lain akan berbeda. Perbedaan tersebut disebabkan karena adanya perbedaan:
a. Type dan jenis hotel
b. Size hotel
c. Fisik banguna hotel
d. Kemampuan tenaga kerja yang ada di dalamnya
e. Sistem manajemen dan pengelolaan yang diberlakukan
Wygant et. al (2008), membagi struktur organisasi dalam hotel menjadi tiga kategori,
yaitu:
a. Hotel kecil
b. Hotel sedang
c. Hotel besar Secara garis besar pengelompokkan hotel dalam ketiga kategori tersebut
bergantung pada jumlah kamar yang dimiliki oleh hotel.
Struktur organisasi dirancang sesuai dengan kebutuhan hotel, semakin besar dan
lengkap fasilitasnya maka struktur organisasinya juga semakin komplek.Berdasarkan struktur
organisasi dapat ditentukan perkiraan jumlah karyawan yang dibutuhkan secara keseluruhan.
Struktur organisasi pada hotel biasanya disusun berdasarkan fungsionalnya, seperti:
marketing, accounting, personel, dan produksi. Struktur organisasi merupakan bagan
organisasi dan rantai perintah. Dari struktur organisasi karyawan dan organisasi di dalamnya
mendapatkan informasi:
1. Kedudukan dirinya dalam organisasi, dalam batas dan jalur wewenang serta tanggung
jawabnya sehingga mengurangi kebingungan karyawan untuk mendiskusikan komplin
sesuai alur komando
2. Mengetahui jenjang karier yang jelas melalui hirarki yang ada dalam jabatan-jabatan di
struktur organisasi
3. Memberi informasi tanggung jawab untuk jalur instruksi
4. Menunjukan jalur koordinasi dan kerjasama antar bagian melalui departemen dan seksi-
seksi yang ada dalam organisasi, juga fungsi serta tugas masing-masing departemen dan
seksi-seksi yang ada sehingga meningkatkan efisiensi

Dari struktur organisasi dapat dipersiapkan analisis jabatan (job analysis) yang terdiri dari:
1. Uraian tugas (job description)
Uraian tugas atau job description tujuannya untuk menggambarkan kewajiban dari
masing–masing posisi.
2. Standar manual pekerjaan (standard operational procedure/SOP)
SOP pada Hotel adalah patokan atau acuan yang menjadi standar dalam menjalankan
tugas sebagai seorang pegawai di sebuah departemen perhotelan itu sendiri, dan
kebanyakan dari pihak perhotelan memberikan standar yang tidak begitu jauh antara hotel
yang satu dengan hotel yang dan masih sangat bergantung terhadap tingkat atau level dari
hotel yang menjadi acuan. Standar ini mencakup seluruh departemen perhotelan tanpa
terkecuali yang menuntun para staf departemen untuk bekerja keras dan disiplin dalam
mencapai tujuan yang telah tertera dalam standar operasional tersebut, adapun standar
operasional tersebut mencakup berbagai macam departemen
3. Spesifikasi jabatan (job specification)
Spesifikasi jabatan yang ada di hotel, seperti :
a. Manajer : General Manajer, Resident Manajer
b. Head / Manajer Departement : Room, Food & Beverage, Accounting, Maintenance &
Engineering
c. Chef : Kitchen, Pastry
d. Assistant Manajer
e. Supervisor
f. Staf

Departemen Hotel
1. Room Departement
a. Front Office, berfungsi dalam memberikan pelayanan pada bagian depan hotel
b. Room Division, berfungsi dalam administrasi yang berkaitan dengan kamar
c. Housekeeping, berfungsi dalam masalah penyiapan dan pembersihan kamar
d. Reservation, berfungsi dalam menerima reservasi dari tamu atau agen
e. Roommaid/Roomboy, berfungsi dalam menyiapkan dan membersihkan kamar
f. Bellboy, berfungsi dalam memberikan pelayanan mengantar dan membantu tamu
membawa barang
g. Operator, berfungsi dalam memberikan pelayanan melalui telepon.

2. Food & Beverage Departement


a. Cook, berfungsi dalam menyiapkan menu sesuai order dan bertugas pada F&B
produksi
b. Steward, berfungsi dalam membantu cook dan membersihkan peralatan di dapur
c. Waiter/Waitress, berfungsi dalam memberikan pelayanan pada tamu dan bertugas
pada F&B service

3. Accounting Departement
a. General Cashier, berfungsi mengadministrasikan penerimaan dan pengeluaran kas dan
bertugas pada back office
b. Income Auditor, berfungsi dalam melaporkan pendapatan hotel dan bertanggung
jawab atas pengendaliannya
c. Credit, berfungsi dalam melakukan analisa kredit dan kebutuhan modal kerja hotel
d. Staff (Account Recievable, Account Payable), berfungsi dalam membantu
pengadministrasian piutang dan hutang
e. Bookkeeper, berfungsi dalam membuat penyesuaian dan memposting data akuntansi
serta menyusun laporan keuangan
f. Marketing/Sales, berfungsi dalam administrasi pemasaran hotel
g. Personnel, berfungsi dalam administrasi karyawan hotel

4. Minor Departement
a. Operator, berfungsi dalam memberikan pelayanan telepon
b. Laundry, berfungsi memberikan pelayanan laundry
c. Sport, berfungsi memberi pelayanan fasilitas olah raga
d. Sauna dan lain-lain

5. Fungsi Lain
a. Purchasing, berfungsi melakukan pembelian barang keperluan hotel
b. Security, berfungsi menjaga keamanan hotel
c. Houseman, berfungsi melakukan pembersihan area di luar kamar
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Hotel adalah suatu badan usaha yang bergerak di bidang jasa dan di dalamnya terdapat
beberapa unsur pokok yang terkandung dalam pengertian hotel, yaitu: Suatu jenis akomodasi,
menggunakan sebagian atau seluruh bangunan yang ada, Menyediakan fasilitas pelayanan
jasa penginapan, Menyediakan makan dan minuman serta jasa lainnya, Fasilitas dan
pelayanan tersebut disediakan untuk para tamu, dan masyarakat umum yang menginap,
Berfungsi sebagai tempat sementara, dan Dikelola secara komersial. Klasifikasi atau
penggolongan hotel adalah suatu sistem pengelompokkan hotel ke dalam berbagai kelas atau
tingkatan, dan berdasarkan ukuran penilaian tertentu. Perkembangan hotel di Indonesia
dimulai sejak zaman penjajahan Belanda dan pada masa sebelum kemerdekaan di tahun 1945.
Dimana telah banyak didirikan hotel besar berskala internasional, terutama di kota-kota besar
seperti Jakarta, Bali, Bandung, Surabaya, Medan, Semarang, Yogyakarta, dan di kota lainnya.
Dalam operasional dan kegiatannya, hotel memiliki struktur organisasi yang bermanfaat
dalam segi informasi bagi pihak internal maupun eksternal, serta membantu dalam efisiensi
kerja serta alur koordinasi antara karyawan hotel.Pola struktur organisasi pada hotel
bergantung pada besar-kecilnya hotel.
DAFTAR PUSTAKA

http://dunia-perhotelan.blogspot.co.id/2011/10/sejarah-hotel.html?m=1
diakses pada tanggal 15 Sepetember 2023
https://hotel-management.binus.ac.id/2016/08/01/hotel-dan-sejarahnya/
diakses pada tanggal 15 Sepetember 2023

Anda mungkin juga menyukai