Anda di halaman 1dari 11

AKUNTANSI HOTEL

“ Ruang Lingkup dan Struktur Organisasi Usaha Perhotelan ”

Oleh :
KELOMPOK 5

I Gusti Ayu Vera Widyasti (1707531044)


Sherly Lhoren (1707531053)
Putu Chandrika Adriana Ekasari (1707531069)
Ni Luh Putu Karlina Dewi (1707531079)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
2019/2020
A. PENGERTIAN HOTEL
Bagi wisatawan, hotel sebagai tempat penginapan diharapkan terwujud seperti rumah
ideal atau a home away from home. Di hotel, para wisatawan dapat menyendiri, istirahat,
merebahkan diri, dan dengan mata mengawang sambil mendengarkan alunan musik yang
lembut sambil menguas segala hal yang menyenangkan selama berpariwisata seharian.
Berikut ini pengertian hotel menurut beberapa definisi yaitu :
1. Hotel Proprietors Act (1996) mengatakan hotel adalah suatu perusahaan yang
dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan, minuman, dan
fasilitas kamar hotel tidur kepada orang orang yang sedang melakukan perjalanan dan
mampu membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima
tanpa adanya perjanjian khusus.
2. Grelier Electronic Publishing Inc. (1995) mengemukakan bahwa hotel adalah usaha
komersial yang menyediakan tempat menginap, makanan, dan pelayanan-pelayanan
lain untuk umum.
3. AHMA (American Hotel & Motel Association) hotel adalah suatu tempat yang
menyediakan tempat menginap, makanan dan minuman, dan pelayanan lainnya untuk
disewakan kepada tamu atau orang-orang yang tinggal untuk sementara waktu.
4. Surat Keputusan Menparpostel No.KM 37/ PW. 340/ MPPT-86, tentang Peraturan
Usaha dan Penggolongan Hotel menyatakan bahwa hotel adalah suatu jenis
akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk
menyediakan jasa pemginapan, makanan dan minuman serta jasa penunjang lainnya
bagi umum yang dikelola secara komersial.
Dari penjelasan diatas, terdapat beberapa unsur pokok yang terkandung dalam pengertian
hotel, sebagai berikut :
a) Suatu jenis akomodasi
b) Menggunakan sebagian atau seluruh bangunan yang ada
c) Menyediakan fasilitas pelayanan jasa penginapan
d) Menyediakan makan dan minuman serta jasa lainnya
e) Fasilitas dan pelayanan tersebut disediakan untuk para tamu yang menginap
f) Berfungsi sebagai tempat sementara
g) Dikelola secara komersial

1
Ada beberapa karakteristik dari industry hotel menurut Gray (1996), yaitu :
 Usaha musiman, yang ditunjukkan dengan fluktuasi dalam volume penjualan pada
saat peak season dan off season
 Mempunyai rantai distribusi dan rentang waktu yang pendek, seperti dalam operasi
jasa makanan, dimana bahan mentah diolah menjadi produk jadi dan kemudian dijual
menjadi kas dalam waktu yang relatif singkat, sehingga investasi pada persediaan
nilainya minimal
 Merupakan industri yang menggunakan tenaga kerja secara intensif, diamana
memberikan pelayanan yang cepat dengan waktu 24 jam, mengutamakan kepuasan
tamu, sehingga beban gaji merupakan elemen utama dalam kos penjualan
 Investasi pada industri hotel sebagian besar dalam aktiva tetap, seperti kos konstruksi,
furniture, elektronik dan lainnya.

B. JENIS DAN PENGGOLONGAN USAHA HOTEL


Klasifikasi hotel adalah suatu sistem pengelompokan sebuah hotel kedalam tingkatan
atau kelas, berdasarkan atas suatu penilaian tertentu. Dalam pengklasifikasian hotel suatu
negara akan berbeda dengan negara lainnya. Di Negara Indonesia pada tahun 1997, dengan
keputusan Menparpostel No.PM.10/PW.301/Pdb-77 tentang usaha dan klasifikasi hotel,
ditetapkan bahwa penilaian klasifikasi hotel secara minimum didasarkan pada jumlah
kamar, fasilitas, peralatan yang tersedia, dan mutu pelayanan. Berdasarkan atas penilaian
tersebut, di Negara Indonesia hotel diklasifikasikan menjadi lima kelas, dari hotel bintang
satu hingga hotel berbintang lima. Tujuan dari penggolongan ini yaitu :
1. Sebagai pedoman teknis calon investor untuk memilih investasinya dibidang usaha
perhotelan apakah pada hotel berbintang atau melati.
2. Memberikan informasi kepada tamu yang akan menginap di hotel mengenai standar
fasilitas yang dimiliki oleh masing masing jenis dan tipe hotel.
3. Agar terciptanya suatu persaingan yang sehat antara penmgusaha hotel.
4. Agar tercipta keseimbangan antara permintaan (suppy) dna penawaran (demand) dalam
usaha perhotelan.
Berdasarkan SK Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi No.
KM37/PW.340/MPPT-86 , penggolongan hotel ditetapkan sebagai berikut:
a. Penggolongan hotel ditandai dengan “bintang” dari bintang satu hingga lima.
b. Syarat penggolongan hotel berdasarkan kondisi fisik :
 Besar/kecilnya hotel atau banyaknya kamar:

2
o Hotel kecil : 25 kamar atau kurang.
o Hotel sedang : lebih dari 25 kamar sampai 100 kamar.
o Hotel menengah : lebih dari 100 kamar sampai 300 kamar.
o Hotel besar : lebih dari 300 kamar.
 Kualitas, lokasi, dan lingkungan bangunan.
 Fasilitas yang dimiliki hotel untuk tamu.
 Kelengkapan peralatan yang tersedia.
 Kualitas bangunan.
 Tata letak ruang dan ukuran ruang.
c. Operasional manajemen, meliputi:
 Struktur organisasi, uraian tugas, dan manual kerja secara tertulis.
 Tenaga kerja, spesialisasi, dan tingkat pendidikan karyawan.
d. Pelayanan, meliputi:
 Keramahan, sopan, dan menggunakan seragam.
 Pelayanan mengacu pada kebutuhan dan keinginan tamu.
 Pelayanan dibuka 24 jam (hotel bintang 4 dan 5).
Dalam SK Dirjen Pariwisata disebut juga mengatur jenis penginapan dengan fasilitas
dibawah hotel berbintang (hotel melati), seperti wisma, home stay, dan losmen.
United State Lodging Industry membagi hotel menjadi beberapa jenis, yaitu :
a. Transient hotel, hotel yang lokasinya di tengah kota dengan jenis tamu yang menginap
sebagian besar adalah untuk urusan bisnis dan turis.
b. Residential hotel, hotel pada dasarnya merupakan rumah berbentuk apartemen dengan
kamar yang disewakan bulanan atau tahunan yang menyediakan kemudahan, seperti
restoran, layanan makanan yang diantar ke kamar, dan pelayanan kebersihan kamar.
c. Resort hotel, hotel yang berlokasi di tempat wisata dan menyediakan tempat rekreasi dan
juga ruang serta fasilitas konferensi untuk tamu nya.

Jika dilihat dari jaringan pemasarannya, terdapat tiga kelompok jaringan pengusahaan
hotel, yang diantaranya yaitu :
a. Jaringan hotel internasional, merupakan hotel yang pengelolaannya dibawah hotel
jaringan internasional sehingga pemasaran dan fasilitas antara jaringan tersebut akan
disamakan.
b. Jaringan hotel nasional, merupakan hotel yang pengelolaannya dibawah jaringan
nasional sehingga pemasaran dan fasilitas antara jaringan tersebut akan sama.

3
c. Hotel yang dikelola secara independen, merupakan hotel yang dimiliki secara personal
sehingga dari segi pemasaran dan pengelolaannya tergantung dari pemiliknya.
Perbedaan dari ketiga jenis tersebut terletak padai segi produk yang dihasilkan, yang
selanjutnya akan memberikan kekuatan bagi pelanggan beserta pengelola secara pribadi untuk
mempengaruhi permintaan dan penawaran.
Dan jika dilihat dari tipe harga kamar, maka hotel akan dikelompokkan menjadi :
a. European Plan (EP), merupakan sistem satuan harga hanya untuk kamar saja, sedangkan
harga makanan tidak termasuk dalam satuan harga kamar.
b. American Plan (AP), merupakan sistem satuan harga sewa kamar sudah termasuk harga
makanan yang disajikan kepada tamu, tanpa memperhatikan apakah tamu tersebut makan
atau tidak. Sistem American Plan dapat dibedakan menjadi dua :
1) Full American Plan, merupakan hotel yang telah memasukkan harga ke kamar
ditambah tiga kali makan (breakfast, lunch, dinner).
2) Modified American Plan, merupakan hotel yang sudah memasukkan harga kamar
dengan dua kali makan (breakfast and lunch atau breakfast and dinner.
c. Continental plan (CP), merupakan hotel yang sudah memasukkan harga kamar dengan
satu kali makan (breakfast) dengan menu makanan continental.
d. Bermuda Plan (BP), merupakan hotel yang telah memasukkan harga kamar dengan satu
kali makan (breakfast) dengan menu makanan ala American atau English.
Apabila dilihat dari kepemilikan dan manajemennya, hotel dapat dibagi menjadi tiga
kelompok, yaitu :
a) Property ownership.
b) Franchise.
c) Management contract.
Jenis- jenis kamar pada hotel dilihat dari fasilitas tempat tidur yang ada dikamar pada
dasarnya dibedakan menjadi :
a. Single room adalah kamar yang dilengkapi satu buah tempat tidur berukuran single untuk
satu orang
b. Twin room adalah kamar untuk dua orang yang dilengkapi dengan duah buah tempat
tidur berukuran dingle
c. Double room adalah kamar untuk satu orang yang dilengkapi dengan satu buah tempat
tidur berukuran double untuk dua orang
d. Double-Double room adalah kamar untuk empat orang yang dilengkapi dua kamar
dengan dua buah tempat tidur berukuran double untuk dua orang

4
Adapun jenis kamar menurut harga atau tariff dan fasilitas yang ada dikamar dapat
dibedakan menjadi :
a. Standart room
b. Superior room
c. Moderate room
d. Suite room
e. Executive suite room
f. Penhouse

C. SEJARAH PERKEMBANGAN HOTEL DI EROPA DAN AMERIKA


Kata hotel berasal dari kata Hospitium (bahasa latin) yang arti ruang tamu. Setelah
beberapa waktu kata hospitium mengalami perubahan pengertian dan untuk membedakan
antara Guest room dan masion house yang berkembang pada saat itu, maka rumah-rumah
besat disebut Hostel.
Pada tahun 3000 sebelum masehi sudah mulai ada penginapan pertama yang
berbentuk inn. Kemudian pada tahun 961 setelah masehi, di Swiss Apline, Augustinian
Monks membangun hotel Le Grand Saint Bernard Hospite, hotel ini yang diperuntukkan
bagi orang yang berziarah dari dan ke Roma.
Pada tahun 1794 City hotel dibangun pertama kali di New York. Pada tahun 1800-
an, Amerika menjadi negara pengembang usaha hotel utama. Kemudian pada tahun 1829,
Hotel Tremont House di Buston Amerika untuk pertama kalinya melengkapi hotel
miliknya dengan lobby dan menyediakan ruangan private.
Pada awal tahun 1990-an, pelayanan hotel secara profesional mulai dikembangkan
oleh Ellsworth M. Statler, yang merupakan seorang operator hotel Amerika yang
melengkapi kamarnya dengan kamar mandi private dan kaca rias yang lebar. Pada
pertengahan tahun 1900-an, mulai berkembangn hotel-hotel yang dikelola oleh suatu mata
rantai pengelola usaha hotel.

D. SEJARAH PERKEMBANGAN HOTEL DI INDONESIA


Usaha akomodasi telah ada sejak jaman penjajahan Belanda yang dikelola secara
komersial, namun belum dikelola secara modern. Usaha akomodasi tersebut antara lain :
1. Hotel Savoy Homan di Bandung dibangun tahun 1888, kemudian direnovasi tahun
1937 dan selesai tahun 1939.

5
2. Hotel Preanger dibangun tahun 1897, kemudian baru pada tahun 1928 menjadi hotel
yang lebih terkonsep.
3. Hotel Mij De Boer yang didirikan tahun 1898 oleh Aeint Herman De Boer (Belanda),
yang diperuntukkan bagi pengusaha perkebunan dan pejabat pemerintah Belanda. Dalam
rangka nasionalisasi pada tanggal 14 Desember 1957 diambil alih Indonesia dan berganti
nama menjadi Hotel Dharma Bhakti, kemudian diubah lagi menjadi Hotel Dharma Deli.
4. Grand Hotel de Djokya yang terletak di Yogyakarta dan didirikan tahun 1908 dan
kemudian direnovasi menjadi Hotel Garuda.

E. STRUKTUR ORGANISASI PADA HOTEL DAN STANDARD OPERATIONAL


PROCEDURE
Prinsip pengelolaan manajemen hotel pada hakekatnya sama seperti organisasi
perusahaan pada umumnya. Berdasarkan visi misi dari hotel, hotel dapat menyusun
sasaran yang hendak dicapai dalam bentuk kebijakan perusahaan seperti :
a. Pangsa pasar yang dituju
b. Jenis produk yang dihasilkan
c. Standar produk yang dihasilkan
d. Keuntungan yang ingin dicapai
e. Pola hubungan perusahaan dengan berbagai pihak
Dari struktur organisasi dapat dipersiapkan analisis jabatan (Job Analyis) yang
terdiri dari:
a. Uraian tugas (job description)
b. Standar manual pekerjaan (standard operational procedure/SOP)
c. Spesifikasi jabatan (job specification)
Kewajiban dari masing-masing posisi ini digambarkan dalam bentuk Job
Description. Prosedur manual SOP dapat memberikan gambaran bagaimana suatu
pekerjaan atau kewajiban dilaksanakan. Berikut ini merupakan struktur jabatan yang ada
di hotel, seperti:
a. Manajer : General Ganajer, Resident Manajer
b. Head/Manajer Departement: Room, Food & Beverage, Accounting, Maintenance &
Engineering
c. Chef: Kitchen, Pastry
d. Assistant manajer
e. Supervisior

6
f. Staf

Departemen Dalam Hotel


1. Room Departement
a) Front Office, berfungsi memberikan pelayanan pada bagian depan hotel.
b)Room Division, berfungsi sebagai administrasi yang berkaitan dengan kamar.
c) Housekeeping, berfungsi dalam masalah penyiapan dan pembersihan kamar.
d)Reservation, berfungsi dalam menerima reservasi dari tamu dan agen.
e) Roommaid/Roomboy, berfungsi menyiapkan dan membersihkan kamar.
f) Bellboy, memberikan pelayanan mengantar & membawa barang tamu.
g) Operator, berfungsi memberikan pelayanan melalui telepon.
2. Food & Beverage Departement
a) Cook, berfungsi menyiapkan menu sesuai order dan bertugas pd F & B produksi.
b)Steward, berfungsi membantu cook membersihkan peralatan dapur.
c) Waiter/Waitress, berfungsi memberikan pelayanan pd tamu dan bertugas pada F & B
service.
3. Accounting Departement
a) General Cashier, berfungsi mengadministrasikan penerimaan dan pengeluaran kas dan
bertugas pada back office.
b)Income auditor, berfungsi melaporkan pendapatan hotel dan bertanggung jawab atas
pengendaliannya.
c) Credit, berfungsi melakukan analisa kredit kredit dan kebutuhan modal kerja hotel.
d)Staff (accounting Receivable, Acconting Payable), berfungsi membantu
pengadministrasian piutang dan hutang.
e) Marketing/Sales, berfungsi dalam administrasi pemasaran hotel.
f) Personnel, berfungsi dalam administrasi karyawan hotel.
4. Monor Departement
a) Operator, berfungsi memberikan pelayan telepon.
b)Laundry, berfungsi memberikan pelayan laundry.
c) Sport, berfungsi memberikan pelayanan fasilitas olahraga.
d)Sauna dan lain-lain.
5. Fungsi Lain:
a) Purchasing, berfungsi melakukan pembelian barang keperluan hotel.
b)Security, berfungsi menjaga keamanan hotel.

7
c) Houseman, berfungsi melakukan pembersihan area luar kamar.

SOAL & JAWABAN

1. Sebutkan fungsi – fungsi yang ada pada usaha perhotelan!


Jawaban :
 Sebagai tempat atau sarana akomodasi untuk memenuhi kebutuhan tamu sebagai
tempat istirahat atau tempat tinggal sementara dalam perjalanan pariwisata.
 Sebagai tempat pertemuan (MICE > Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition)
 Sebagai tempat untuk mempromosikan berbagai produk perusahaan atau bisnis lainnya.
 Sebagai tempat bersantai, rekreasi, atau menikmati kesenangan lainnya.
 Sebagai tempat bertemu, bergaul atau bersahabat bagi semua bangsa yang datang.
 Sebagai tempat menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman khusus bagi pelajar atau
mahasiswa.
 Sebagai tempat untuk mencari nafkah, khususnya bagi karyawan.
 Membantu masyarakat mendapatkan sumber penghasilan yang cukup potensial.
Sehingga kegiatan rakyat sehari-hari akan makin tumbuh dan berkembang terutama
dalam bidang pertanian, perternakan, kesenian dll.
 Sebagai tempat untuk menambah pendapatan Negara melalui pajak yang dibayarkan
hotel.

2. Apa yang mendasari penyusunan struktur organisasi usaha perhotelan ?


Jawaban :
Semakin besar suatu organisasi, semakin banyak pula jumlah personil atau tenaga kerja
manusia yang dibutuhkan, serta semakin banyak pula jenis pekerjaan yang harus
dilaksanakan. Demikian pula sebaliknya, semakin kecil organisasi, semakin kecil tenaga
manusia yang dibutuhkan dan semakin sedikit jenis pekerjaan yang harus dilaksanakan.
Kelangsungan hidup sebuah organisasi sebenarnya berkaitan erat dengan proses perilaku
manusianya yang dapat memperkuat roh atau jiwa bagi kedinamisan sebuah struktur
organisasi. Hal yang mendasari adanya struktur dalam sebuah organisasi perhotelan adalah
memberikan informasi kepada seluruh manusia yang menjadi anggotanya untuk
mengetahui kegiatan atau pekerjaan yang harus ia kerjakan, berkonsultasi atau bertanggung
jawab kepada siapa, sehingga proses kerjasama menuju pencapaian tujuan organisasi dapat

8
terwujud sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Kejelasan
gambaran struktur organisasi akan memberikan kemudahan bagi pimpinan untuk
mendistribusikan jabatan kepada seseorang yang tepat, sehingga daya guna dan hasil guna
dapat terwujud. Kegunaan dari struktur dalam sebuah organisasi khususnya usaha hotel
dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Kejelasan Tanggung Jawab. Setiap anggota organisasi harus bertanggung jawab dan
apa yang harus dipertanggung jawabkan. Setiap anggota organisasi harus bertanggung
jawab kepada pimpinan atau atasan yang memberikan kewenangan, karena pelaksanaan
kewenangan itu yang harus dipertanggungjawabkan.
b. Kejelasan Kedudukan. Kejelasan kedudukan seseorang dalam struktur organsisasi
sebenarnya mempermudah dalam melakukan koordinasi maupun hubungan karena
adanya keterkaitan penyelesaian suatu fungsi yang dipercayakan kepada seseorang.
c. Kejelasan Uraian Tugas. Kejelasan uraian tugas dalam struktur organisasi sangat
membantu pihak pimpinan untuk melakukan pengawasan dan pengendalian, dan bagi
bawahan akan dapat berkonsentrasi dalam melaksanakan suatu pekerjaan karena
uraiannya yang jelas.
d. Kejelasan Jalur Hubungan. Dalam rangka pelaksaan tugas dan tanggung jawab setiap
karyawan atau pegawai dalam organisasi usaha hotel, maka dibutuhkan kejelasan
hubungan yang tergambar dalam struktur, sehingga jalur penyelesaian pekerjaan akan
semakin efektif dan dapat saling menguntungkan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Widanaputra, A.A.G.P., Suprasto, H Bambang., Ariyanto, Dodik., Sari, Maria M Ratna. 2009.
Akuntansi Hotel (Pendekatan Sistem Informasi). Yogyakarta: Graha Ilmu.

http://arahman-mp-fip-unj14.blogspot.com/2014/12/monitoring.html?m=1
( Diakses pada 16 Februari 2020 )

10

Anda mungkin juga menyukai