Anda di halaman 1dari 19

RINGKASAN MATA KULIAH

AKUNTANSI HOTEL
RUANG LINGKUP USAHA PERHOTELAN DAN
STRUKTUR ORGANISASI HOTEL

DOSEN PENGAMPU :
Dr. I Nyoman Wijana Asmara Putra, S.E., M.Si., Ak.

OLEH :
KELOMPOK 5

I Wayan Renold Tino (2007531101)


Bintang Syakirah (2007531129)
I Putu Gede Bagus Putra Sujana (2007531168)
Anak Agung Ayu Agung Amandya Oka (2007531180)
Anak Agung Sagung Istri Salshayna Pramesti (2007531226)
Ida Ayu Amanda Triana Stari (2007531293)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2023
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hotel dan Karakteristiknya


Hotel merupakan salah satu jenis usaha penyediaan akomodasi, yang dimana usaha
penyediaan akomodasi adalah usaha yang menyediakan pelayanan penginapan yang dapat
dilengkapi dengan pelayanan pariwisata lainnya. Hotel Proprietors Act (1956) menjelaskan
bahwa hotel merupakan suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan
pelayanan makanan, minuman dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang-orang yang sedang
melakukan perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan
pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian khusus.
Grolier Electronic Publishing Inc. (1995) mengemukakan bahwa hotel adalah usaha
komersial yang menyediakan tempat menginap, makanan, dan pelayanan-pelayanan lain untuk
umum.
AHMA (American Hotel & Motel Association) menyatakan bahwa hotel adalah suatu
tempat yang menyediakan tempat menginap, makanan dan minuman, dan pelayanan lainnya
untuk disewakan kepada tamu atau orang-orang yang tinggal untuk sementara waktu.
Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif No.PM.53/MH.001/MPEK/2013,
tentang Standart Usaha Hotel menyebutkan hotel adalah usaha penyediaan akomodasi berupa
kamar-kamar di dalam suatu bangunan, yang dapat dilengkapi dengan jasa pelayanan makan dan
minum, kegiatan hiburan dan/atau fasilitas lainnya secara harian dengan tujuan memperoleh
keuntungan.
Keputusan Menparpostel No.KM 37/PW.340/MPPT-86, tentang peraturan usaha dan
penggolongan hotel menyebutkan hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan
sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman
serta jasa penunjang lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial.
Dari seluruh penjelasan mengenai definisi hotel di atas, maka hotel dapat diartikan
sebagai suatu badan usaha yang bergerak dibidang jasa dan didalamnya terdapat beberapa unsur
pokok yang terkandung, yaitu :
1. Suatu jenis akomodasi,
2. Menggunakan sebagian atau seluruh bangunan yang ada,
3. Menyediakan fasilitas pelayanan jasa penginapan,
4. Menyediakan makan dan minuman serta jasa lainnya,
5. Fasilitas dan pelayanan tersebut disediakan untuk para tamu dan manyarakat umum yang
menginap,
6. Berfungsi sebagai tempat sementara, dan
7. Dikelola secara komersial.
Berdasarkan peraturan menteri kebudayaan dan pariwisata
No.PM.86/HK.501/MKP/2010 tentang tatacara pendaftaran usaha penyediaan akomodasi,
menjelaskan bidang usaha penyediaan akomodasi meliputi jenis usaha: hotel, villa, pondok
wisata, bumi perkemahan, persinggahan karavan, dan motel. Dimana hotel adalah penyediaan
akomodasi secara harian berupa kamar-kamar di dalam 1 (satu) bangunan, yang dapat dilengkapi
dengan jasa pelayanan makan dan minum, kegiatan hiburan serta fasilitas lainnya.
Dalam rangka meningkatkan daya saing destinasi pariwisata di Indonesia yang memiliki
keindahan alam, keragaman budaya, dan populasi muslim terbesar di dunia, maka pemangku
kepentingan industri pariwisata yang terdiri dari Pemerintah, Majelis Ulama Indonesia, swasta
dan seluruh elemen masyarakat, bekerjasama untuk mengembangkan usaha pariwisata syariah.
Salah satu usaha untuk merealisasikan pariwisata syariah maka dibuatkanlah nota
kesepahaman antara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dengan Dewan Syariah
Nasional dan Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) Nomor NK.11/KS.001/W.PEK/2012, dan
Nomor B–459/DSNMUI/XII/2012 tentang Pengembangan dan Sosialisasi Pariwisata Syariah,
perlu dilakukan pengaturan mengenai penyelenggaraan Usaha Hotel Syariah. Usaha Hotel
Syariah sendiri adalah usaha hotel yang penyelenggaraannya harus memenuhi kriteria dan
prinsip-prinsip hukum Islam sebagaimana yang diatur fatwa dan/atau telah disetujui oleh Majelis
Ulama Indonesia. Kriteria usaha hotel syariah adalah rumusan kualifikasi dan/atau klasifikasi
yang mencakup aspek produk, pelayanan, dan pengelolaan.
Usaha hotel terdiri dari beberapa jenis operasi yang berbeda yang menyediakan produk
dan jasa pada klien atau tamu. Ada beberapa karakteristik dari usaha hotel (Gray, 1996), yaitu:
1. Usaha musiman (Seasonality Of Business)
Ditunjukkan dengan fluktuasi dalam volume penjualan pada saat peak season dan off season.
2. Mempunyai mata rantai distribusi dalam rentang waktu yang pendek.
Seperti dalam operasi jasa makanan, dimana bahan mentah diolah menjadi produk jadi
kemudian dijual dan menjadi kas dalam waktu yang relative singkat, sehingga investasi pada
persediaan nilainya sangat kecil (rata-rata berkisar antara 5% dari total aktiva).
3. Merupakan industri yang menggunakan tenaga kerja secara intensif.
Fasilitas pelayanan selama 24 jam, pemberian pelayanan yang cepat, dan mengutamakan
kepuasan tamu. Sehingga, beban gaji merupakan elemen utama dalam kos penjualan.
Investasi pada industri hotel sebagian besar dalam aktiva tetap, seperti kos konstruksi, furniture,
elektronik dan lain-lainnya (biasanya berkisar 55%-85% dari total aktiva).

B. Sejarah Perkembangan Hotel


1. Sejarah Perkembangan Hotel di Eropa dan Amerika
Selama berabad-abad, sejarah perkembangan hotel di Eropa dan Amerika telah
mengalami evolusi yang menarik. Pada awal Abad Pertengahan, ketika perjalanan terbatas,
penginapan utama adalah monasteri dan biara yang menerima para peziarah. Di sisi lain
Atlantik, Amerika pada periode serupa hanya memiliki rumah-rumah yang menyewakan
kamar kepada pelancong. Abad ke-16 hingga ke-18 membawa perubahan dengan
munculnya penginapan kota seiring dengan perkembangan perdagangan dan transportasi.
Namun, perubahan yang signifikan terjadi pada Abad ke-19, ketika Revolusi Industri
membawa perubahan besar dalam sejarah hotel. Hotel mewah seperti Tremont House di
Boston menggambarkan tren masa depan.
Abad ke-20 menjadi era penting dengan perkembangan rantai hotel besar seperti
Hilton dan Marriott, serta puncaknya dengan munculnya berbagai fasilitas seperti restoran,
kolam renang, dan layanan konferensi. Era kontemporer membawa perubahan lagi dengan
teknologi dan platform pemesanan online, mengubah cara kita memesan akomodasi. Ini
mencerminkan adaptasi industri perhotelan terhadap tren berkelanjutan dan kenyamanan,
menyediakan berbagai pilihan yang memenuhi kebutuhan beragam pelancong, mulai dari
penginapan mewah hingga akomodasi berbasis berbagi. Sejarah hotel di dua benua ini
mencerminkan evolusi dalam gaya hidup, transportasi, dan teknologi yang telah mengubah
cara kita menginap di luar rumah selama berabad-abad.
Hotel berasal dari kata Hospitium (bahasa Latin) yang artinya ruang tamu. Kata
hospitium dalam jangka waktu yang lama mengalamai proses perubahan arti yang
dimaksudkan untuk membedakan Guest Room dan Masion House yang berkembang pada
jaman itu, maka rumah-rumah besar disebut hostel. Kata hostel lambat laun pada huruf”s”
mengalami pemudaran dan mengilang atau dihilangkan sehingga kata hostel berubah
menjadi hotel seperti yang dikenal sekarang.
Pada tahun 3000 sebelum masehi telah ada penginapan pertama yang berbentuk
“inn” yakni rumah-rumah pribadi yang menyedikan beberapa kamar untuk pejalan kaki
istirahat atau tidur. Kemudian pada tahun 961 sesudah masehi, di Swiss-Alpine,
Augustinian Monks membangun hotel Le Grand Saint Bernard Hospice yang
diperuntukkan bagi orang-orang yang berziarah dari dan ke Roma.
City Hotel dibangun pertama kali di New York pada tahun 1794 dan pada tahun
1800- an Amerika menjadi negara pengembang usaha hotel yang utama. Namun, mahalnya
harga hotel menyebabkan hanya kaum hartawan yang dapat menikmati menginap di hotel
mewah bergaya Eropa. Pada tahun 1829, Hotel Tremont House di Boston Amerika yang
pertama kali melengkapi hotelnya dengan lobby dan menyediakan kamar privat dengan
pintu kamar dipasang kunci pengaman.
Awal tahun 1990-an, pelayanan hotel secara professional mulai dikembangkan oleh
seoarng operator hotel Amerika bernama Ellsworth M. Statler dengan cara melengkapi
kamar dengan kamar mandi privat dan kaca rias yang lebar. Pada pertengahan tahun 1900-
an, mulai berkembang hotel-hotel yang dikelola oleh suatu mata rantai pengelola usaha
hotel baik individu maupun suatu perusahaan yang memiliki beberapa hotel.
2. Sejarah Perkembangan Hotel di Indonesia
Sejarah hotel Indonesia sangat lekat dengan pembangunan pada masa kolonial
Belanda. Dari sana jugalah mulai berkembangnya industri pariwisata dan industri penginapan
(sebutan untuk hotel pada saat itu) di Indonesia. Berawal dari Pulau Jawa, hotel Indonesia
pertama kali dibangun sebagai penginapan wisatawan Eropa. Munculnya hotel di Indonesia
ini juga dilatarbelakangi oleh dibukanya Terusan Suez yang memudahkan kapal-kapal Eropa
masuk ke Indonesia.
Lalu Belanda memanfaatkan kondisi ini dengan membuat biro pariwisata pada tahun
1910 dan Bangsa Eropa mulai berdatangan ke Indonesia pada tahun 1920. Buku panduan
wisata dan promosi Pulau Jawa membuat mereka datang berbondong-bondong untuk
melakukan wisata karena keindahan Indonesia yang ditampilkan pada brosur buatan Belanda
tersebut. Industri pariwisata Indonesia yang berkembang saat itu juga mendorong
berkembangnya industri hotel Indonesia pada masa itu.
Usaha akomodasi yang dikelola secara komersial, tapi belum dikelola secara modern
pada jaman penjajahan Belanda, seperti:
1) Hotel Savoy Homan di Bandung dibangun tahun 1888, kemudian direnovasi tahun 1937
dan selesai tahun 1939.
2) Hotel Preanger dibangun tahun 1897, kemudian baru pada tahun 1928 menjadi hotel yang
lebih terkonsep.
3) Hotel Mij De Boer, hotel yang paling megah di Medan, didirikan tahun 1898 oleh Aeint
Herman De Boer (Belanda), yang diperuntukkan bagi penguasa perkebunan dan pejabat
pemerintah Belanda. Dalam rangka nasionalisasi pada tanggal 14 Desember 1957 diambil
alih Indonesia dan berganti nama menjadi Hotel Dharma Bhakti, kemudian diubah lagi
menjadi Hotel Dharma Deli.
4) Grand Hotel de Djokya, hotel lama di Malioboro - Yogyakarta didirikan tahun 1908 dan
beroperasi tahun 1911, kemudian setelah renovasi diganti menjadi Hotel Garuda.
Hotel Indonesia pertama yang dibangun setelah kemerdekaan adalah Inna Samudra
Beach Hotel yang terletak di Pelabuhanratu Sukabumi, Jawa Barat. Hotel yang dibangun oleh
Bung Karno ini dibangun di tepi pantai dengan tujuan agar pengunjungnya dapat menikmati
nuansa laut selatan. Lalu untuk hotel berstandar internasional bintang 5 Indonesia pertama
yang dibangun setelah kemerdekaan adalah Hotel Indonesia. Hotel yang sampai sekarang
masih eksis ini dibangun pada 5 Agustus 1962 dan telah diresmikan oleh Soekarno saat
menyambut Asian Games IV pada 1962.

C. Jenis Penggolongan atau Klasifikasi Hotel


Klasifikasi atau penggolongan hotel adalah suatu sistem pengelompokan hotel
kedalam berbagai kelas atau tingkatan, dan berdasarkan ukuran penilaian tertentu.
Hotel dapat dikelompokan kedalam berbagai kriteria menurut kebutuhanya, namun
ada beberapa kriteria yang dianggap paling lazim digunakan.
Hotel bintang dikelompokan kedalam 5 kelas hotel bintang, yaitu Bintang satu,
Bintang dua, Bintang tiga, Bintang empat, dan Bintang lima. Hotel nonbintang dapat disebut
hotel melati. Standart usaha hotel merupakan rumusan kualifikasi atau penggolongan usaha
hotel yang mencakup aspek produk, aspek pelayanan, dan aspek pengelolaan hotel.
Penilaian standar usaha hotel digunakan untuk melakukan penggolongan kelas hotel
bintang dan nonbintang berdasarkan persyaratan dasar, kriteria mutlak dan kriteria tidak
mutlak. Kriteria mutlak dan tidak mutlak ditetapkan oleh menteri dan penilaian dapat
dilakukan secara mandiri dan Lembaga Sertifikasi Usaha (LSU) Bidang Pariwisata. LSU
bidang pariwisata adalah lembaga mandiri yang berwenang melakukan sertifikasi usaha di
bidang pariwisata sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Contoh LSU
Pariwisata yang ada dan terdaftar di PHRI Bali adalah LSU- Pariwisata Bali Mandiri.
Tujuan klasifikasi atau penggolongan hotel secara umum adalah :

1. Menjamin kualitas produk, pelayanan dan pengelolaan dalam rangka memenuhi


kebutuhan dan kepuasan tamu.
2. Memberikan perlindungan kepada tamu, pengusaha hotel, tenaga kerja, dan
masyarakat, baik untuk keselamatan, kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan
kemudahan dan pelestarian lingkungan hidup.
3. Sebagai pedoman teknis bagi calon investor untuk memilih investasinya dibidang
usaha perhotelan apakah pada hotel berbintang atau melati.
4. Agar tercipta suatu persaingan yang sehat antara pengusaha hotel.
5. Supaya tercipta keseimbangan antara permintaan (supply) dan penawaran (demand)
dalam usaha perhotelan.

United State Lodging Industry membagi hotel menjadi beberapa jenis berdasarkan
lamanya tamu menginap, yaitu:

1. Transient hotel
Hotel ini biasanya berlokasi di tengah kota. Kepentingan tamu menginap sebagian
besar adalah untuk urusan bisnis dan turis.
2. Residential hotel
Hotel ini pada dasarnya merupakan rumah-rumah berbentuk apartemen dengan
kamar-kamarnya, dan disewakan secara bulanan atau tahunan. Hotel ini
menyediakan kemudahan- kemudahan seperti restoran, layanan makanan diantar ke
kamar, dan pelayanan kebersihan kamar.

Dilihat dari lokasi hotel, maka hotel dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu:

1. Resort hotel
Hotel ini pada umumnya berlokasi di tempat-tempat wisata, dan menyediakan
tempat-tempat rekreasi dan juga ruang serta fasilitas konferensi untuk tamu-
tamunya.
2. City Hotel
Hotel ini pada umumnya berlokasi ditengah kota, dan ruang serta fasilitas
konferensi untuk tamu-tamunya.

Dilihat dari jaringan pemasaranya, hotel dapat dikelompokan menjadi beberapa


kelompok hotel:

1. Jaringan hotel internasional (international hotel chains)


Hotel ini pengelolaanya dibawah hotel jaringan internasional sehingga pemasaran
dan fasilitas antara jaringan hotel dalam satu group sama.
2. Jaringan hotel nasional (national hotel chains)
Hotel ini pengelolaanya dibawah hotel jaringan nasional sehingga pemasaran dan
fasilitas antara jaringan di satu group akan sama.
3. Hotel yang dikelola secara independen
Hotel yang dimiliki secara personal sehingga dari segi pemasaran dan
pengelolaannya tergantung dari pemiliknya.

Dilihat dari tipe harga kamar (plan), hotel dapat dikelompokan menjadi beberapa
kelompok hotel:

1. European Plan (EP)


Penentuan harga sewa kamar dengan sistem harga makanan dan minuman dibebankan
diluar harga sewa kamar.
2. American Plan (AP)
Penentuan harga sewa kamar dengan sistem sudah termasuk makanan dan minuman
(2-3 kali) tanpa melihat makanan yang disajikan dimakan oleh tamu atau tidak.
Sistem ini dapat dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Full American Plan
Penentuan harga sewa kamar yang sudah termasuk makan tiga kali (breakfast,
lunch, dan dinner).
b. Modified American Plan
Penentuan harga sewa kamar yang sudah termasuk makan dua kali (breakfast dan
lunch).
3. Continental Plan (CP)
Penentuan harga sewa kamar dengan sistem sudah termasuk harga makanan dan
minuman satu kali (breakfast dengan jenis makanan continental).
4. Bermuda Plan (BP)
Penentuan harga sewa kamar dengan sistem sudah termasuk harga makanan dan
minuman satu kali (breakfast ala American/English)).

Dilihat dari kepemilikan dan manajemennya, hotel dapat dikelompokan menjadi beberapa
kelompok hotel:

1. Propretary Ownership
Hotel jenis ini tidak memiliki hubungan kepemilikan (tidak memiliki induk pada
perusahaan lain).
2. Franchise
Hotel jenis ini pengelolaannya memiliki pola yang serupa untuk diimplementasikan
dan dikembangkan oleh hotel-hotel lainnya.
3. Management Contract
Hotel jenis ini pengelolaannya dengam cara pemiliknya membeli jasa pengelolaan
dari perusahaan dari perusahaan lain dengan membayar sejumlah uang ssuai dengan
perjanjian awal.

Dilihat dari jumlah/fasilitas tempat tidur di kamar, hotel dapat dikelompokkan menjadi
beberapa kelompok hotel:
1. Single room
Kamar dengan kapasitas satu orang yang berisi satu buah tempat tidur berukuran
single.
2. Twin room
Kamar dengan kapasitas dua orang yang berisi dua buah tempat tidur berukuran
single.
3. Double room
Kamar dengan kapasitas dua orang yang berisi satu buah tempat tidur berukuran
double.
4. Double- Double room
Kamar dengan kapasitas empat orang yang berisi dua kamar dan dua buah tempat
tidur berukuran double.
5. Triple room
Kamar yang berisi satu buah tempat tidur berukuran double ditambah extra bed.

Dilihat dari harga atau tarif dan fasilitas yang ada di kamar, hotel dapat dikelompokkan
menjadi beberapa kelompok hotel:

1. Standard Room
2. Superior Room
3. Moderate Room
4. Suite Room
5. Penthouse
6. Junior Suite Room
7. Excecutive/President Suite Room

Dilihat dari segi status, pihak pengelola hotel dibagi menjadi:

1. Hotel owner
Pihak yang berstatus sebagai pemilik hotel.
2. Hotel operator
Pihak yang berstatus sebagai pengelola operasional kegiatan hotel.
3. Hotel franchisor
Pihak yang berstatus sebagai pemilik waralaba pengelolaan operasional kegiatan
hotel dan berhak menjualnya kepada pihak lain, dalam hal ini hotel owner.

D. Struktur Organisasi Hotel dan Departemen Hotel


Prinsip-prinsip pengelolaan manajemen hotel didasarkan dengan falsafah dan gaya
manajemen yang dimiliki oleh pemilik dan menejemen hotel. falsafah dan gaya manajemen yang
bersifat konservatif atau agresif akan dijadikan sebagai suatu dasar untuk menetapkan visi dan
misi perusahaan.
Visi merupakan suatu gambaran ideal yang ingin dicapai oleh perusahaan dimasa
mendatang. Sedangkan misi adalah suatu pernyataan tentang usaha hotel. Berdasarkan visi dan
misi tersebut, maka hotel akan menyusun sasaran-sasaran yang hendak dicapai dalam bentuk
kebijakan-kebijakan perusahaan, seperti:
1. Pangsa pasar yang dituju
2. Jenis produk yang dihasilkan
3. Standart produk yang dihasilkan
4. Keuntungan yang ingin dicapai
5. Pola hubungan antara perusahaan dengan karyawan, pemasok, komunitas, dan masyarakat
disekitarnya.
Dasar penyusunan organisasi antara satu hotel dengan hotel lain mempunyai kesamaan,
karena setiap hotel mempunyai produk layanan yang sama, yaitu: sewa kamar, makanan,
minuman, sport, kasino, golf, karaoke dan produk lainnya. Akan tetapi bentuk dan luas
organisasi hotel akan berbeda antara satu hotel dengan hotel yang lainnya. Perbedaan tersebut
disebabkan karena adanya perbedaan-perbedaan:
1. Type dan jenis hotel
2. Size hotel (besar atau kecil)
3. Fisik bangunan hotel
4. Kemampuan tenaga kerja yang ada didalamnya.
5. Sistem manajemen dan pengelolaan yang diberlakukan.
Struktur organisasi pada hotel biasanya disusun berdasarkan fungsionalnya, seperti:
marketing, accounting, personel, dan produksi. Struktur organisasi merupakan bagan organisasi
dan rantai perintah. Dari struktur organisasi karyawan dan organisasi didalamnya mendapatkan
informasi:
1. Kedudukan dirinya dalam organisasi, dalam batas dan jalur wewenang serta tanggung
jawabnya sehingga mengurangi kebingungan karyawan untuk mendiskusikan komplain
sesuai rantai komando atau perintah.
2. Mengetahui jenjang karier yang jelas melalui hirarki yang ada dalam jabatan-jabatan di
struktur organisasi.
3. Memberi informasi tanggung jawab untuk jalur intruksi
4. Menunjukan jalur koordinasi dan kerjasama antar bagian melalui departemen dan seksi-seksi
yang ada dalam organisasi, juga fungsi serta tugas masing-masing departemen dan seksiseksi
yang ada sehingga meningkatkan efisiensi
Dari struktur organisasi dapat dipersiapkan analisis jabatan (Job Analysis) yang terdiri
dari:
1. Uraian tugas (Job Description)
2. Standar manual pekerjaan (Standard operational procedure/SOP)
3. Spesifikasi jabatan (Job Specification)
Job description menggambarkan kewajiban dari masing-masing posisi. Prosedur manual SOP
(standard operational procedure) memberikan gambaran bagaimana pekerjaan atau kewajiban
akan dilaksanakan. Struktur jabatan yang ada dihotel, seperti:
1. Manajer: General Manajer, Resident Manajer
2. Head/Manajer Departement: Room, Food & Beverage, Accounting, Maintenance &
Engineering.
3. Chef: Kitchen, Pastry
4. Assistant manajer
5. Supervisor
6. Staff
Departemen-departemen yang ada pada usaha hotel merupakan gambaran dasar untuk
menyusun organisasi pada hotel. Adapun departemen-departemen yang ada pada usaha hotel
adalah:
1. Room Departement:
a. Front Office, berfungsi dalam memberikan pelayanan pada bagian depan hotel.
b. Room Division, berfungsi dalam administrasi yang berkaitan dengan kamar.
c. Housekeeping, berfungsi dalam masalah penyiapan dan pembersihan kamar.
d. Reservation, berfungsi menerima reservasi dari tamu atau agen.
e. Bellboy, berfungsi memberikan pelayanan mengantar dan membantu tamu membawa
barang.
f. Operator, berfungsi memberikan pelayanan melalui telepon.
2. Food & Beverage Departement:
a. Cook, berfungsi menyiapkan menu sesuai order dan bertugas pada F & B produksi.
b. Steward, berfungsi membantu cook dan membersihkan peralatan di dapur.
c. Waiter/Waitress, berfungsi memberikan pelayanan pada tamu dan bertugas pada F & B
service.
3. Accounting Departement:
a. General Cashier, berfungsi mengadministrasikan penerimaan dan pengeluaran kas dan
bertugas pada back office.
b. Income Auditor, berfungsi melaporkan pendapatan hotel dan bertanggung jawab atas
pengendaliannya.
c. Credit, berfungsi melakukan analisa kredit dan kebutuhan modal kerja hotel.
d. Staff (Account Receivable, Account Payable), berfungsi membantu administrasi piutang
dan hutang.
e. Bookkeeper, berfungsi membuat penyesuaian dan memposting data akuntansi serta
menyusun laporan keuangan. Marketing/Sales, berfungsi dalam administrasi pemasaran
hotel. Personnel, berfungsi dalam administrasi karyawan hotel.
4. Minor Departement:
a. Operator, berfungsi memberikan pelayanan telepon.
b. Laundry, berfungsi memberikan pelayanan laundry.
c. Sport, berfungsi memberi pelayanan fasilitas olah raga.
d. Sauna dan lain-lain.
5. Departemen lain yang menunjang usaha perhotelan antara lain:
a. Purchasing, berfungsi melakukan pembelian barang keperluan hotel.
b. Security, berfungsi menjaga keamanan hotel
c. Houseman, berfungsi melakukan pembersihan area di luar kamar.
Wygant et. al (2008), membagi struktur organisasi dalam hotel menjadi tiga kategori, yaitu:
1. Hotel kecil,
2. Hotel sedang,
3. Hotel besar.

SOAL :

2. Jelaskan perkembangan usaha perhotelan, dan negara mana yang merintis perkembangan
pada usaha perhotelan.
Jawab :
Usaha perhotelan telah mengalami perkembangan yang cukup besar selama beberapa abad
terakhir, dengan berbagai negara yang berperan dalam menggagas perkembangan ini. Konsep
hotel modern, yang mencakup kamar-kamar pribadi, layanan, dan beragam fasilitas seperti
restoran, lounge, dan lift, pertama kali muncul pada abad ke-19. Salah satu negara yang
memainkan peran penting dalam merintis konsep hotel mewah adalah Prancis, terutama kota
Paris.

Pada abad ke-20, perkembangan teknologi dan peningkatan mobilitas internasional


mendorong pertumbuhan industri perhotelan secara global. Amerika Serikat, dengan merek-
merek terkemuka seperti Hilton, Marriott, dan Holiday Inn, memberikan kontribusi
signifikan dalam mengembangkan jaringan hotel internasional.

Selanjutnya, pada tahun 1950-an, Disney World di Amerika Serikat memperkenalkan konsep
hotel bertema yang kemudian diadopsi oleh banyak destinasi pariwisata di seluruh dunia,
termasuk Jepang dan Uni Emirat Arab. Ini memberikan pengalaman unik kepada para tamu
dengan tema dan suasana yang berbeda.

Selama beberapa tahun terakhir, terjadi peningkatan kesadaran akan isu lingkungan, dan
sebagai responsnya, banyak hotel mulai mengadopsi praktik ramah lingkungan. Ini telah
mendorong perkembangan hotel-hotel berkelanjutan di berbagai negara menunjukkan
komitmen mereka terhadap pelestarian lingkungan.

3. Sebutkan faktor-faktor yang menentukan penggolongan usaha perhotelan.


Jawab :
Faktor penentu golongan usaha hotel ada 5 (sesuai SK: Kep-22/U/VI/78 oleh Dirjen
Pariwisata), yaitu:
a. Hotel berdasarkan harga jual (sewa)
b. Hotel berdasarkan ukuran
c. Hotel berdasarkan tipe tamu hotel
d. Hotel berdasarkan lama tamu menginap
e. Hotel berdasarkan lokasi jumlah kamar dan persyaratannya

4. Apa yang mendasari penyusunan struktur organisasi usaha perhotelan.


Jawab :
Penyusunan struktur organisasi dalam usaha perhotelan didasarkan pada sejumlah faktor
yang mencakup tujuan bisnis, ukuran hotel, jenis hotel (misalnya, hotel butik, hotel
berbintang, resor, dll.), lokasi, dan strategi bisnis yang diterapkan. Berikut adalah beberapa
faktor utama yang mendasari penyusunan struktur organisasi dalam usaha perhotelan:
a. Tujuan Bisnis: Tujuan bisnis hotel akan mempengaruhi bagaimana struktur organisasi
dibentuk. Apakah hotel berfokus pada pelayanan pelanggan tinggi, keuntungan
maksimal, atau kombinasi keduanya? Misalnya, hotel mewah mungkin lebih fokus pada
pelayanan pelanggan, sementara hotel bisnis mungkin lebih memprioritaskan efisiensi
operasional.
b. Ukuran dan Tipe Hotel: Jumlah kamar, fasilitas yang tersedia (restoran, kolam renang,
spa, dll.), dan tingkat layanan yang ditawarkan akan mempengaruhi seberapa besar dan
kompleks struktur organisasi tersebut. Hotel yang besar dengan banyak fasilitas mungkin
memiliki struktur organisasi yang lebih rumit daripada hotel kecil.
c. Hierarki Manajemen: Struktur organisasi akan mencerminkan hierarki manajemen hotel,
yang mencakup tingkat manajemen tinggi (manajer umum, direktur, dll.), manajemen
departemen (manajer pemasaran, manajer operasi, manajer keuangan, dll.), dan staf non-
manajerial (staf resepsionis, pelayan, koki, dll.).
d. Lokasi dan Pemasaran: Faktor-faktor seperti lokasi geografis, pasar target, dan strategi
pemasaran akan memengaruhi bagaimana hotel membangun tim dan departemen yang
sesuai. Misalnya, hotel di destinasi liburan mungkin lebih memerlukan departemen
pemasaran yang kuat untuk menarik wisatawan.
e. Keamanan dan Regulasi: Hotel juga harus mematuhi peraturan dan undang-undang yang
berlaku dalam industri perhotelan, seperti peraturan keselamatan dan keamanan,
perizinan, dan ketentuan lingkungan. Ini dapat mempengaruhi struktur organisasi melalui
kebutuhan untuk departemen keamanan atau kepatuhan.
f. Kemajuan Teknologi: Perkembangan teknologi juga dapat mempengaruhi struktur
organisasi. Hotel yang sangat terotomatisasi mungkin memerlukan lebih sedikit staf di
beberapa area, tetapi memerlukan staf yang lebih terampil dalam pemeliharaan teknologi.
g. Kebijakan Perusahaan: Kebijakan perusahaan, nilai-nilai, dan budaya organisasi akan
memainkan peran penting dalam membentuk struktur organisasi. Ini akan memengaruhi
bagaimana keputusan diambil dan bagaimana kerja tim dan komunikasi berlangsung.

KASUS
1. Amatilah keindahan alam, potensi sumber daya alam, adat, budaya, dan cara hidup
masyarakat disekitar anda. Jika anda sebagai pengusaha dibidang pariwisata, apa yang dapat
dikembangkan didaerah tersebut? Apakah memungkinkan untuk dibagun hotel, Restaurant,
atau pengelolaan obyek wisata? Pertimbangkan jawaban anda dari aspek pemasaran, aspek
teknis dan teknologi, aspek lingkungan, dan aspek ekonomi dan sosial, dengan asumsi
tinjauan dari aspek keuangan dan manajemen telah terpenuhi.
Jawab :
Untuk pengembangan pariwisata di daerah sekitar sangat memungkinkan untuk dibangun
hotel, restaurant, dan bahkan pengelolaan obyek wisata. Daerah yang dimaksud adalah di
daerah Ubud. Dengan tempat yang sangat strategis dimana banyaknya wisatawan lokal dan
mancanegara yang berwisata ke daerah tersebut sangat mendukung dan memungkinkan
untuk dibangunnya hotel dan restaurant. Untuk pengembangan dan pengelolaan obyek wisata
pun sangat memungkinkan, hal ini dikarena masih banyaknya sumber daya alam yang belum
rusak akibat campur tangan manusia sekitar. Contohnya saja seperti air terjun dan sawah
yang masih tetap terjaga di daerah sekitar. Sawah yang awalnya merupakan tempat kegiatan
sehari-hari warga sekitar kini dapat menjadi tempat wisata yang banyak dikunjungi oleh
wisatawan lokal dan wisatawan mancanegara. Hal ini akibat dari masyarakat sekitar yang
masih tetap menjaga kelestarian lingkungan sekitar serta masyarakat yang dapat dengan baik
memanfaatkan sumber daya alam yang terdapat di daerah tersebut.

STUDY CASE

Padma Hotel adalah sebuah jaringan hotel yang berasal dari Indonesia dan memiliki beberapa
properti di berbagai lokasi di Indonesia. Salah satu properti paling terkenal dari Padma Hotel
adalah Padma Resort Bali at Legian, yang terletak di pulau Bali. Berikut adalah sejarah umum
tentang Padma Hotel:

1. Awal Mula: Padma Hotel pertama kali didirikan pada tahun 1960-an dengan nama
Awana, yang kemudian berganti nama menjadi Legian Beach Hotel. Pada awalnya, hotel
ini adalah salah satu dari sedikit resor di pantai Legian di Bali.
2. Pengembangan: Seiring berjalannya waktu, Legian Beach Hotel mengalami berbagai
perubahan dan pengembangan. Pada tahun 1993, hotel ini berganti nama menjadi Padma
Resort Bali at Legian.
3. Prestasi dan Pengakuan: Padma Resort Bali at Legian telah menerima banyak
penghargaan dan pengakuan karena keindahan dan kualitas layanannya. Resort ini
menjadi salah satu tujuan liburan yang populer di Bali dan mendapat perhatian positif
dari tamu-tamu internasional.
4. Ekspansi: Selain Padma Resort Bali at Legian, Padma Hotel juga mengembangkan
properti-properti lain di berbagai lokasi di Indonesia. Mereka memiliki Padma Hotel
Bandung di Jawa Barat dan Padma Hotel Malang di Jawa Timur, serta proyek-proyek
lain yang mungkin telah berkembang sejak pengetikan ini.
5. Fokus pada Kebudayaan Lokal: Padma Hotel dikenal karena mempromosikan dan
melestarikan budaya lokal Indonesia. Mereka sering mengadakan acara dan aktivitas
yang mengintegrasikan budaya dan seni lokal ke dalam pengalaman menginap tamu.
6. Pengalaman Wisatawan: Padma Hotel berfokus pada memberikan pengalaman
wisatawan yang nyaman dan mewah, dengan fasilitas-fasilitas seperti kolam renang,
restoran, spa, dan akses langsung ke pantai.

Penggolongan atau klasifikasi hotel Padma Hotel, seperti kebanyakan jaringan hotel lainnya,
dapat didasarkan pada beberapa faktor yang mencakup tingkat kualitas, fasilitas, layanan, dan
karakteristik tertentu. Di bawah ini adalah beberapa jenis penggolongan atau klasifikasi yang
umum digunakan untuk hotel, termasuk Padma Hotel:

1. Bintang atau Klasifikasi Berdasarkan Tingkat Kualitas: Hotel-hotel biasanya diberi


bintang atau klasifikasi berdasarkan tingkat kualitas dan layanannya. Padma Hotel
mungkin memiliki properti-properti dengan berbagai tingkat bintang, seperti tiga, empat,
atau lima bintang, tergantung pada fasilitas dan pelayanannya.
2. Klasifikasi Menurut Jenis: Hotel dapat diklasifikasikan berdasarkan jenisnya, seperti
resort, hotel bisnis, hotel kota, hotel pegunungan, dan lain-lain. Padma Hotel mungkin
memiliki properti-properti dalam berbagai kategori ini untuk memenuhi berbagai
kebutuhan tamu.
3. Klasifikasi Berdasarkan Fasilitas: Ini mencakup hotel-hotel yang memiliki fasilitas
khusus, seperti spa, kolam renang infinity, lapangan golf, pusat kebugaran, atau restoran
mewah. Properti Padma Hotel mungkin memiliki berbagai fasilitas seperti itu.
4. Klasifikasi Berdasarkan Tema atau Konsep: Beberapa hotel memiliki tema atau
konsep tertentu, seperti hotel berbasis alam, hotel budaya, hotel bersejarah, dan
sebagainya. Padma Hotel mungkin memiliki properti-properti dengan tema atau konsep
yang berbeda di berbagai lokasi.
5. Klasifikasi Berdasarkan Harga: Hotel-hotel dapat diklasifikasikan berdasarkan harga,
seperti hotel mewah dengan harga tinggi, hotel kelas menengah, atau hotel anggaran
dengan harga yang lebih terjangkau.
6. Klasifikasi Berdasarkan Lokasi: Hotel-hotel bisa diklasifikasikan berdasarkan lokasi
geografis mereka, seperti hotel pantai, hotel perkotaan, hotel pedesaan, dan lain-lain.
Padma Hotel mungkin memiliki properti dengan berbagai lokasi.
7. Klasifikasi Berdasarkan Kepemilikan atau Manajemen: Hotel-hotel dalam jaringan
seperti Padma Hotel bisa diklasifikasikan berdasarkan kepemilikan atau manajemen,
seperti hotel yang dikelola langsung oleh perusahaan atau yang dikelola oleh pihak ketiga
di bawah merek Padma.
8. Klasifikasi Berdasarkan Target Pasar: Beberapa hotel mungkin berfokus pada segmen
pasar tertentu, seperti hotel keluarga, hotel romantis untuk pasangan, atau hotel untuk
acara bisnis dan konferensi.

Anda mungkin juga menyukai