Anda di halaman 1dari 10

1.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Pengertian hotel menurut Properietors Act (1956) adalah suatu perusahaan
yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan makanan, minuman, dan
fasilitas kamar untuk tidur kepada orang – orang yang sedang melakukan
perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan
pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian khusus (Sulastiyono 5).
Dalam bukunya, Bagyono mengatakan bahwa hotel adalah “jenis
akomodasi yang dikelola secara komersial dan professional, disediakan bagi
setiap orang untuk mendapatkan pelayanan penginapan, makan dan minum serta
pelayanan lainnya” (63). Sejarah perhotelan dimulai pada abad sebelum masehi,
ketika manusia memanfaatkan goa, pohon besar sebagai tempat menginap ketika
melakukan perjalanan jauh. Kemudian seiring dengan kemajuan perabadan,
manusia menjadikan sebagian tempat tinggalnya sebagai kamar untuk disewakan.
Industri perhotelan yang sebenarnya dimulai pada tahun 1658 di Inggris.
Pada saat itu masyarakat menyebutnya dengan nama “Inn” atau “Tavern”, yaitu
suatu tempat yang menyediakan pelayanan penginapan untuk para penumpang
coach yang singgah dan bermalam di tempat itu. Inn tertua yang terdapat di
Amerika adalah “Rumah Batu” di Guilford yang dibangun oleh Henry Whitefield
pada tahun 1640. Bangunan ini difungsikan sebagai tempat tinggal, tempat
pertemuan, gedung kota, dan inn. Perkembangan hotel modern selanjutnya lebih
mengutamakan fasilitas dan pelayanan. Dan hingga saat ini industri perhotelan
terus mengalami perkembangan dan memainkan pengaruhnya dalam
perkembangan dunia perdagangan dan meluas ke seluruh dunia, termasuk
Indonesia.
Awal mula perkembangan usaha perhotelan di Indonesia dimulai pada saat
jaman pemerintahan Hindia Belanda. Pada saat itu banyak orang – orang Belanda
dan Eropa yang datang ke Hindia Belanda, sehingga kebutuhan akan sarana
akomodasi dirasakan meningkat. Sehubungan dengan kondisi tersebut, maka
mulailah didirikan usaha – usaha akomodasi yang dikelola secara komersial di

1
Universitas Kristen Petra
2

kota – kota pelabuhan seperti Batavia, Semarang, dan Surabaya. Saat itu
akomodasi tersebut hanya ditujukan untuk orang – orang kulit putih saja. Namun
seiring dengan perkembangan jaman, semakin banyak orang Indonesia yang
melakukan perjalanan. Sehingga banyak berdirilah hotel kecil dengan kelas sosial
yang lebih rendah, dan muncullah istilah penginapan besar (hotel) dan penginapan
kecil (losmen).
Perkembangan hotel di Indonesia mulai memasuki taraf internasional pada
tanggal 5 Agustus 1962, saat diresmikan pembukaan Hotel Indonesia milik PT.
Hotel Indonesia di Jakarta, yang merupakan hotel bertaraf Internasional pertama
di Indonesia. Setelah itu mulai berdiri hotel – hotel modern lainnya, seperti
Samudera Beach Hotel di pelabuhan Ratu Jawa Barat dan Bali Beach di pantai
Sanur Bali. Kemudian muncul hotel bertaraf internasional lain yaitu Hotel
Borobudur Intercontinental dan Hotel Sahid Jaya. Sampai sekarang berdiri banyak
hotel bertaraf internasional di Indonesia antara lain : Sheraton, Hilton, Novotel,
Radison, Marriot, Grand Hyatt, dan lain – lain. (Bagyono 69 – 72)
Begitu banyaknya hotel yang berdiri membuat tingkat persaingan semakin
tinggi. Masing – masing hotel berusaha menjadi yang terbaik dengan menawarkan
berbagai macam pelayanan untuk menarik konsumen sebanyak – banyaknya.
Persaingan yang ketat itu juga dirasakan di Surabaya. Sebagai kota metropolitan
dan perdagangan yang besar, Surabaya banyak dikunjungi pedagang dan
wisatawan dari luar Surabaya dimana mereka tentunya membutuhkan tempat
untuk bermalam. Hal tersebut mendukung terciptanya sektor perhotelan yang saat
ini sudah berkembang dengan pesat. Banyak bermunculan hotel – hotel mulai dari
kelas melati sampai yang berbintang lima. Hotel – hotel tersebut tidak hanya
menawarkan jasa sebagai tempat menginap saja, melainkan juga tempat untuk
acara – acara tertentu seperti meeting, seminar, ataupun wedding. Namun karena
banyaknya jumlah hotel yang ada, mengakibatkan semakin tingginya tingkat
persaingan satu dengan yang lain. Tiap – tiap hotel harus dapat menunjukkan
suatu khas, kelebihan, dan keunikan yang membedakannya dengan hotel yang lain
untuk menarik minat konsumen. Namun pada akhirnya tidak semua hotel dapat
bertahan di tengah persaingan itu. Ada yang terpaksa menutup atau menjual
hotelnya pada pihak lain karena tidak mampu bersaing dengan yang lainnya.

Universitas Kristen Petra


3

Hotel Majapahit Surabaya adalah satu – satunya hotel peninggalan jaman


kolonial Belanda yang juga memiliki nilai sejarah bagi perjuangan rakyat
Surabaya. Hotel ini sudah berdiri sejak tahun 1910 pada jaman penjajahan
Belanda. Hotel ini didirikan oleh Eugene Lukas Martin Sarkies dengan nama
Orange Hotel, yang merupakan cabang dari rangkaian hotel International di
beberapa negara milik L.M.S.

Gambar 1.1. Orange Hotel di jaman Hindia Belanda


Sumber : Surabaya Memory. Orange Hotel Surabaya, (Petra Christian
University, 2 Maret 2007.
http://dewey.petra.ac.id/spektra/module/surabaya/docs/directory/

Tujuan pembangunan hotel ini adalah untuk memenuhi kebutuhan


masyarakat pada waktu itu akan sarana akomodasi dan tempat pertemuan.
Terutama bagi para pedagang asing dan para pejabat pemerintahan yang
berkunjung ke Surabaya, mengingat saat itu Surabaya adalah kota pelabuhan,
tempat transit kapal pengangkut rempah – rempah, juga sebagai kota perniagaan
dan pemerintahan ke dua setelah Jakarta.
Pada jaman pendudukan Jepang, hotel ini berganti nama menjadi Hotel
Yamato dan dikelola oleh pemerintahan Jepang. Karena saat itu dunia perniagaan
mengalami kemunduran, tamu – tamu hotel hanya dari kalangan militer Jepang,
dimana mereka tinggal sebagai permanen guest. Sehingga hotel lebih berfungsi
sebagai asrama. Kemudian pada awal masa kemerdekaan, LMS kembali
mengambil alih pengelolaan hotel dan kembali menggunakan nama Orange Hotel.
Mulai tahun 1978, PT. Surabaya Majapahit Hotel mengambil alih pengelolaan
hotel. Tahun 1979 hotel Majapahit ditetapkan sebagai monumen Sejarah Nasional
oleh Sekretariat Negara, dengan persyaratan tidak boleh merubah bentuk fisik

Universitas Kristen Petra


4

bangunan terutama pada tempat terjadinya peristiwa perobekan bendera. Setelah


itu hotel Majapahit dinyatakan sebagai hotel bintang 3 dan terus mengalami
peningkatan sampai menjadi hotel bintang 5. Sampai sekarang, bangunan hotel
tetap dipertahankan dengan arsitektur asalnya.
Setelah itu Hotel Majapahit dikelola oleh Mandarin Oriental Hotel Group.
Salah satu grup hotel berkelas bintang lima dengan skala internasional. Sejak saat
itu, hotel ini berganti nama menjadi Hotel Majapahit Mandarin Oriental Surabaya
dan terus mengalami peningkatan. Didukung dengan standar pelayanan yang
berkualitas internasional, Hotel Majapahit Mandarin Oriental menjadi dikenal
sebagai salah satu hotel berkelas bintang lima di Surabaya dan dapat terus eksis di
dunia perhotelan Surabaya. Kemudian sejak September 2006 yang lalu, Hotel
Majapahit Surabaya sudah tidak lagi tergabung dalam Mandarin Oriental Hotel
Group. Hotel Majapahit Surabaya membangun new branding sendiri, yaitu Hotel
Majapahit Surabaya.

Gambar 1.2. Hotel Majapahit Mandarin Oriental


Sumber : http://www2.ttcn.ne.jp/~kelinci/surabayahotel.html

Setelah melalui perjalanan sejarah yang panjang, tak terasa Hotel


Majapahit sudah hampir mencapai usia satu abad, yaitu tahun 2010 nanti. Begitu
banyak peristiwa yang telah dilalui dari saat awal berdiri hingga saat ini, yang
memberikan warna dan nilai tersendiri bagi Hotel Majapahit. Bukanlah suatu
perkara yang mudah untuk mempertahankan sesuatu hal / bisnis hingga dapat
mencapai usia satu abad dalam keadaan terus ’hidup’ dan sukses sepanjang
usianya. Tetapi Hotel Majapahit dapat mencapainya, dan hal tersebut merupakan
suatu hal yang langka dan merupakan prestasi yang luar biasa. Apalagi Hotel

Universitas Kristen Petra


5

Majapahit bukan sekedar hotel biasa, melainkan hotel peninggalan jaman kolonial
Belanda yang juga memiliki nilai sejarah bagi perjuangan rakyat Surabaya yaitu
perobekan bendera Belanda pada tanggal 19 September 1945.
Karena itu event satu abad Hotel Majapahit ini merupakan suatu hal yang
spesial dan dapat dijadikan salah satu sarana promosi hotel, termasuk dalam
memperkenalkan new branding Hotel Majapahit Surabaya. New branding di sini
maksudnya adalah perubahan pengelolaan manajemen hotel beserta atribut –
atribut identitas hotel, dari yang lama menjadi baru. Salah satu caranya adalah
drngan mengadakan special event. Sudah sejak dahulu, manusia merayakan
peristiwa – peristiwa khusus dalam hidupnya; seperti kelahiran, pergantian tahun,
pergantian musim, panen, ulang tahun, dan sebagainya; dengan mengadakan suatu
event khusus. Baik event dengan skala besar, ataupun yang kecil dan sederhana
saja, seperti makan malam dengan keluarga. Karena selain untuk merayakan
event khusus tersebut, dengan mengadakan dan mengikuti suatu special event,
seseorang dapat memiliki kesempatan untuk bersantai, bersosialisasi, bersenang –
senang, dan melakukan kegiatan tertentu di luar kegiatan rutinitasnya sehari –
hari. Demikian halnya dengan peristiwa satu abad Hotel Majapahit ini. Sudah
selayaknya diadakan suatu special event untuk merayakan peristiwa besar ini.
Apalagi sejalan dengan masa transisi perubahan pengelolaan manajemen hotel
dari yang lama menjadi baru, maka dapat diadakan suatu event satu abad Hotel
Majapahit Surabaya yang berupa acara tiga tahunan mulai tahun 2008 – 2010
nanti.

Gambar 1.3. Hotel Majapahit Surabaya sekarang

Universitas Kristen Petra


6

1.2. Rumusan Masalah


Dari permasalahan – permasalahan yang muncul di atas, maka dapat
ditarik rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana strategi kreatif dalam menyusun perancangan komunikasi visual
yang tepat sebagai sarana promosi event satu abad Hotel Majapahit Surabaya?
2. Media penunjang apakah yang mampu membantu mempromosikan event satu
abad tersebut sekaligus menjadi sarana promosi Hotel Majapahit Surabaya
dengan new brandingnya.

1.3. Batasan Masalah


Dalam menjawab permasalahan – permasalahan di atas, agar perancangan
dapat dilakukan dengan lebih maksimal, maka ruang lingkup masalah difokuskan
pada perancangan promosi event satu abad Hotel Majapahit Surabaya beserta
atribut dan aplikasi – aplikasinya.

1.4. Tujuan Perancangan


Tujuan dari perancangan ini adalah :
1. Dapat menjadi sarana promosi event satu abad Hotel Majapahit Surabaya
2. Menentukan media yang mampu mempromosikan event satu abad ini
sekaligus menjadi sarana promosi Hotel Majapahit Surabaya.

1.5. Manfaat Perancangan


1.5.1. Manfaat Perancangan Teoritis
a. Dapat mengetahui, menambah, membuka, dan memperluas wawasan dengan
pengetahuan yang baru serta ketrampilan sebagai seorang desainer grafis.
b. Dapat mengkomunikasikan ide – ide dan pemikiran serta kreatifitas melalui
karya – karya yang dihasilkan.
c. Dapat menganalisa dan mengolah data yang dijadikan dasar dalam menyusun
konsep perancangan.
d. Mampu mengevaluasi permasalahan secara obyektif.
e. Menyediakan informasi dan kajian tertulis mengenai perancangan komunikasi
visual sebagai konstribusi bagi perkembangan seni dan desain.

Universitas Kristen Petra


7

1.5.2. Manfaat Perancangan Praktis


a. Mempromosikan event satu abad Hotel Majapahit Surabaya melalui suatu
peranan komunikasi visual dengan menggunakan media grafis yang tepat dan
efisien serta dapat menjadi sarana promosi hotel.
b. Memperoleh kemudahan dalam mencari informasi mengenai Hotel Majapahit
Surabaya.

1.6. Metode Perancangan


1.6.1. Metode Pengumpulan Data
1.6.1.1. Data Primer
• Wawancara
Wawancara memiliki pengertian sebagai suatu proses tanya-jawab lisan, yang
mana dua orang atau lebih berhadap – hadapan secara fisik, yang satu dapat
melihat muka yang lain dan mendengarkan dengan telinga sendiri suaranya,
merupakan alat pengumpulan data informasi yang langsung tentang beberapa
jenis data sosial, baik yang terpendam (talent) maupun yang memanifes.
• Survey Lapangan
Dari survei ini akan didapatkan data antara lain mengenai keadaan lapangan
yang sebenarnya (fisik bangunan), fasilitas – fasilitas yang dimiliki, jenis
pelayanan, keunikan yang ditawarkan, segala hal yang berhubungan dengan
Hotel Majapahit Surabaya.
1.6.1.2. Data Sekunder
• Media Cetak
• Internet
• Dokumentasi
1.6.2. Metode Analisa Data
• Metode Kualitatif
• Analisa USP
Yaitu Unique Selling Preposition. Merupakan salah satu bagian dalam strategi
posisioning. Dengan menggunakan metode ini dapat diketahui keunikan yang
dimiliki, yang tidak dimiliki oleh kompetitor.

Universitas Kristen Petra


8

1.7. Definisi Operasional


Definisi operasional dari hotel menurut Properietors Act (1956), adalah
“suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan makanan,
minuman, dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang – orang yang sedang
melakukan perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah yang wajar sesuai
dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian khusus” (Sulastiyono 5).
Pemasaran menurut The Chartered Institute of Marketing (CIM,2001)
adalah suatu proses manajemen yang bertanggung jawab untuk mengidentifikasi,
mengantisipasi, dan memenuhi kebutuhan pelanggan dari segi laba (Bowdin,
McDonnell, Allen, & O’Toole 114).
Promosi menurut Philip Kotler dan Gary Amstrong adalah
“mengembangkan dan menyebarluaskan komunikasi persuasif berkenaan dengan
suatu penawaran”.
New branding disadur dari American Marketing Association (AMA)
adalah pemberian brand baru atau penggantian logo atau desain lama ke baru
dengan suatu tujuan tertentu.
Special event adalah “suatu ritual yang spesifik, presentasi, pertunjukan,
atau perayaan yang benar – benar direncanakan dan diciptakan untuk merayakan
peristiwa – peristiwa khusus dan atau untuk tujuan sosial, kebudayaan, dan tujuan
yang lainnya” (Bowdin, McDonnell, Allen, & O’Toole 15). Contoh special event
adalah festival, pertunjukan seni, pertandingan olahraga, hari raya nasional, dan
sebagainya. Tradisi, budaya, legenda setempat memberikan pengaruh yang cukup
besar dalam penyelenggaraan suatu event.

1.8. Konsep Perancangan


Event satu abad Hotel Majapahit ini terdiri dari beberapa agenda acara
yang akan diadakan mulai awal tahun 2008 sampai tahun 2010, dengan khalayak
sasaran yang berbeda – beda pada tiap programnya. Kegiatan promosinya akan
dilakukan melalui media ATL dan BTL yang sesuai dengan khalayak sasaran
masing – masing program.
Konsep kreatifnya, pada dasarnya bertujuan untuk menarik perhatian
target audiencenya , dan menyampaikan pesan yang informatif, sehingga target

Universitas Kristen Petra


9

audience yang dituju dapat mengerti, mengingat serta menjadi tertarik untuk
mengikuti event ini, serta dapat menjadi sarana promosi Hotel Majapahit.

1.9. Sistematika Perancangan


1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Batasan Masalah
1.4 Tujuan Perangcangan
1.5 Manfaat Perancangan
1.5.1. Manfaat Perancangan Teoritis
1.5.2. Manfaat Perancangan Praktis
1.6 Metode Perancangan
1.6.1. Metode Pengumpulan Data
1.6.1.1. Data Primer
• Wawancara
• Survey Lapangan
1.6.1.2. Data Sekunder
• Media Cetak
• Internet
• Dokumentasi
1.6.2. Metode Analisa Data
• Metode kualitatif
• Analisa USP
1.7 Definisi Operasional
1.8 Konsep Perancangan
1.9 Sistematika Perancangan
1.10 Skematika Perancangan

Universitas Kristen Petra


10

1.10. Skematika Perancangan

Latar Belakang Masalah

Rumusan Masalah

Batasan Masalah

Tujuan dan Manfaat Perancangan

Identifikasi

Identifikasi Data Analisa Masalah

Usulan Pemecahan Masalah

Konsep Perancangan

Perancangan Komunikasi Visual

Media Kreatif

Layout Pengembangan Ide

Program Perancangan

Alternatif Desain

Evaluasi / Seleksi

Final Art Work

Universitas Kristen Petra

Anda mungkin juga menyukai