Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

INDUSTRI PERHOTELAN XI

OLEH :

MUHAMMAD AKLI
XI PH 1
2018160527

TAHUN AJARAN 2019/2020


I. SEJARAH HOTEL

Hotel mulai dikenal sejak permulaan abad masehi, dengan adanya usaha
penyewaan kamar untuk orang yang melakukan perjalanan. Hotel sebagaimana jenis
akomodasi lain berasal dari kata “Inn” yang dapat diartikan sebagai usaha menyewakan
sebagian dari rumahnya kepada orang lain yang memerlukan kamar untuk menginap.
Pada umumnya kamar yang disewakan dihuni oleh beberapa orang secara bersama-
sama.

Pada mulanya inn, sering juga disebut dengan lodge yang hanya menyediakan tempat
beristirahat bagi mereka yang melakukan perjalanan, karena sudah larut malam
terpaksa tidak dapat melanjutkan perjalanannya. Kemudian peradaban semakin maju
maka terdapat berbagai peningkatan dengan menambahkan fasilitas penyediaan bak
air untuk mandi yang kemudian disusul dengan penyediaan makanan dan minuman
walaupun masih dalam tahap yang sangat sederhana. Pada abad ke enam masehi,
mulai diperkenalkan uang sebagai alat penukar yang sah, maka jenis usaha
penginapan ini semakin berkembang dan mencapai puncaknya pada masa Revolusi
Industri di Inggris pada tahun 1750 hingga tahun 1790.
Revolusi ini mengakibatkan perubahan sistem perdagangan dan ekonomi dunia secara
drastis dan menyeluruh, dengan ditemukannya mesin-mesin yang mengubah sistem
produksi rumah tangga ke produksi pabrikan. Hal ini pula yang menyebabkan
terdorongnya dunia usaha untuk berlomba-lomba untuk menjual hasil produksinya.
Dampak dari situasi ini maka lebih banyak lagi orang melakukan perjalanan dari satu
tempat ketempat lainnya. Walaupun pada jaman itu ketertiban dan kemanan belum
sebaik dan setertib saat ini, hal tersebut ditandai dengan banyaknya perampokan dan
penjagalan terhadap para pejalan kaki sehingga mereka memilih untuk beristirahat di
penginapan yang dianggap dapat memberikan rasa aman kepada mereka yang
bermalam, untuk keesokan harinya melanjutkan perjalanannya. Pada tahun 1129 telah
tercatat adanya Inn di kota Canterburry, Inggris sedangkan di Amerika Serikat Inn tertua
dibangun pada tahun 1607. Pada tahun 1794 di kota New York dibangun sebuah hotel
yang diberi nama City Hotel yang mempunyai kamar sebanyak 73 kamar.
Walaupun pada awalnya dirasa janggal dengan dioperasikannya Hotel City tersebut
namun akhirnya dengan cepat menjadi buah bibir yang pada gilirannya menjadi pusat
kegiatan segala acara di kota tersebut. Selanjutnya disusul di kota Boston Amerika
Serikat. Sedangkan pada tahun 1829 dibangun Hotel dengan nama ”The Tremont
House” yang kemudian oleh sebagian para ahli dianggap sebagai cikal bakalnya
Perhotelan Modern. Hotel tersebutlah yang pertama kali memperkenalkan jenis-jenis
kamar Single dan Double, yang pada setiap kamar dilengkapi kunci masing-masing, air
minum di setiap kamar, pelayanan oleh Bellboy serta memperkenalkan masakan
Perancis ke dunia perhotelan. Hotel inipun menjadi sangat terkenal dan menjadi tempat
persinggahan yang sangat ramai. Yang terpenting mulai disadari bahwa Industri Hotel
adalah industri penjualan jasa.
The Tremont House adalah Hotel yang pertama yang memberikan pendidikan
dan menyeleksi karyawannya untuk lebih meningkatkan mutu dalam upaya
memberikan pelayanan yang memuaskan kepada tamunya. Pada saat itu hotel belum
menyediakan layanan kamar mandi dan pendingin atau penghangat untuk setiap
kamarnya. Saat sekarang ini hal tersebut sudah menjadi suatu keharusan. Setelah 20
tahun beroperasi hotel ini kemudian ditutup untuk diperbarui. Tidak disangsikan lagi
bahwa keberasilan the Tremont telah mendorong lahirnya hotel-hotel baru yang
kemudian saling bersaing dalam meningkatkan mutu baik pelayanannya maupun
fasilitas fasilitasnya.

Pada Permulaan abad 20 mulai terjadi perubahan yang cukup berarti pada Industri
perhotelan yaitu mulai diperkenalkannya hotel-hotel kelas menengah yang tidak begitu
mewah dan mahal bagi para pengusaha atau wisatawan yang betul-betul
membutuhkannya, dengan ciri-ciri yang lebih mengutamakan kepraktisan dan hotel
inipun berkembang dengan pesatnya.

Tercatat seorang yang bernama Ellswort M. Statler yang berjasa dalam menemukan
ide-ide baru seperti penyediaan koran pagi, cermin di kamar, dan lain-lain. Dalam kurun
waktu 40 tahun berikutnya, hotel-hotel milik Statler menjadi contoh dalam
pembangunan kontruksi hotel-hotel baik di Amerika Serikat maupun diseluruh dunia.

Industri perhotelan pernah mengalami kejayaannya, selama dan sesudah perang Dunia
ke dua (II), dimana banyak sekali orang orang yang melakukan perjalanan apakah itu
serdadu atau orang-orang yang sedang cuti untuk berlibur, pindah tempat tinggal,
kesibukan dalam membuka usaha baru atau yang mengungsi dan lain sebagainya.
Mereka semuanya memerlukan jasa perhotelan.

Pada masa bangkitnya industri perhotelan, secara alamiah hotel-hotel membagi dalam
jenis menurut pengguna jasanya dan lokasi dimana hotel itu berada. Terdapat dua
kelompok besar jenis hotel yakni City Hotel yang terletak di tengah kota besar yang
digunakan oleh kebanyakan usahawan dan resort hotel yang diperuntukkan bagi para
wisatawan dan yang berlokasi di daerah tujuan wisata seperti pantai, pegunungan dan
pulau, danau dan lain-lain. Baru diawal tahun 1950-an, khususnya di daratan Eropa dan
Amerika, dengan adanya persaingan yang semakin ketat yang dibarengi dengan
semakin mahalnya upah buruh dan ongkos-ongkos operasionalnya, para pengelola
hotel mulai menyadari bahwa mereka harus meningkatkan kemampuan manajemen
mereka dan melipatgandakan upaya penjualan agar mereka dapat bersaing dalam
industri hotel.

·
Menurut Drs. Oka A.A. Yoeti, sejarah perhotelan sebenarnya sudah dimulai
semenjak Mariam dan Yusuf membutuhkan tempat menginap sewaktu Mariam akan
melahirkan Nabi Isa, hal ini sejalan dengan peradaban manusia yang selalu
memerlukan tempat untuk berlindung sementara terhadap cuaca panas dan dingin
dalam melakukan kegiatan perjalanan.
· Pada masa kerajaan Romawi telah dibangun rumah penginanpan yang disebut
“MANSIONES” yang berlokasi sepanjang jalan raya utama dengan jarak masing-
masing sekitar 40 KM. Kemudian selama abad pertengahan, peraturan keagamaan di
Eropa memerintahkan agar dibangun tempat-tempat menginap di sepanjang jalan yang
dilalui orang ( road side inn ).
· Pada waktu Perang Salib berkecamuk, banyak pengusaha rumah penginapan
yang membangun tempat-tempat bagi para prajurit perang, juga bagi para peziarah
yang sedang melancong ke tanah suci seperti tertulis di kitab Injil.
· Selain itu, gereja-gereja yang ada juga memberikan pelayanan berupa penyediaan
fasilitas beristirahat kepada para pelancong yang memerlukannya. Kebanyakan gereja
pada waktu itu mempunyai dua buah dapur, yang satu untuk para Rahib yang tinggal
disana dan yang lainnya untuk para pelancong yang bermalam. Tidak diambil pungutan
biaya, tetapi diharapkan adanya sumbangan sukarela bagi mereka yang mampu.
· Menurut Jusupadi Salmun SH, dalam film - film Western ( cowboy ) sekitar
tahun 1800 s.d 1900, sudah terdapat hotel yang bersebelahan dengan saloon dan bar
restaurant, yang berarti sejak kehidupan tahun tersebut penyediaan hotel, motel,
penginapan atau losmen telah dikenal orang sebagai sarana atau penunjang bagi para
pelancong.
Hotel dengan stadard yang lebih baik pertama-tama dibuat di Inggris, kemudian
Perancis, Swiss dan beberapa negar terkenal lainnya. Sebuah penginapan di New York
City menurut Willam S. Gray dan Salvatore C. Linguori telah memegang peranan
penting dalam kancah Revolusi Hotel di Amerika.
Sebelumnya, sebuah Flat ( Mansion ) yang bernama De Lancey pada tahun 1762 telah
berubah menjadi sebuah hotel dengan nama baru yaitu Queens Head Tavern. Dalam
sejarahnya gedung ini tetap dipelihara dengan baik sebagai lambang yang
mencerminkan masa lalu Amerika Serikat dan kini telah menjadi sebuah restaurant
yang besar dengan nama Frannces Tavern. Kemudian menyusul hotel di Covent
Garden tahun 1774 yang berdampingan dengan bioskop dekat Westminsfer di kota
London.
Beberapa kalangan Amerika menganggap hotel yang benar-benar hotel dengan
170 kamar didirikan di New York tahun 1794 dengan nama City Hotel.
Kemudian menyusul Boston’s Tremont House dengan 270 kamar di tahun 1829
yang tidak hanya memberikan pelayanan untuk tinggal sementara, tetapi juga
menyediakan ruangan untuk converence bagi masyarakat setempat.
Sejak itu maka menyusul hotel-hotel seperti ini :
1. Thn 1830-1850 - berdirinya Hotel Aster, The Palmer House dan The Sherman House
di Chicago, Hotel planters di St. Louis.
2. Thn 1865 - berdiri The St. Pancras Station and Hotel di London
3. Thn 1875 – berdiri The Palace di San Fransisco dengan biaya $ 5 Juta, merupakan
hotel terbesar dan termegah pada saat itu dengan jumlah 800 kamar.
4. Thn 1880 – berdiri Ellsworth Milton Statler di New York, yaitu hotel pertama yang
dibangun untuk kepentingan “Business Travellers” dan merupakan “Chain Hotel”
pertama di dunia.
5. Thn 1894 – berdiri The Netherlands Hotel di New York sebagai hotel pertama yang
menggunakan sambungan telepohone yang connecting ke dalam setiap kamarnya.
6. Thn 1896 – berdiri hotel The Waldorf Astoria di New York.
Satu hal yang dapat dicatat mengenai lokasi hotel sebelum dan sesudah tahun
1900 di Amerika dan Eropa, umumnya berlokasi tidak jauh dari station kereta api. Akan
tetapi, ketika dunia telah mengenal mobil dan pesawat terbang, lokasi hotel tidak lagi
tergantung pada station kereta api, karena pemenuhan aspek aksibilitas melalui alat
transportasi sudah bersifat diversifikatif sekali.
Sejarah perkembangan perhotelan di Indonesia belum banyak terungkap, juga
belum banyak buku yang mengungkapkan masalah ini. Indonesia telah dikenal di dunia
pariwisata sejak sebelum Perang Dunia ke I, tetapi jumlah wisatawan yang berkunjung
masih terbilang ribuan. Seiring dengan perkembangan kedatangan wisatawan asing ke
indonesia yang lebih memerlukan sarana akomodasi pariwisata bersifat memadai,
maka semasa penjajahan kolonial Belanda, mulai berkembanglah hotel-hotel di
Indonesia.
II. PENGERTIAN HOTEL

Berikut ini dikutif beberapa pengertian hotel :

a. Menurut kamus Oxford, The advance learner’s Dictionary adalah: “Building where
meals and rooms are provided for travelers.” Yang dapat diartikan sebagai bangunan
(fisik) yang menyediakan layanan kamar, makanan dan minuman bagi tamu.

b. Menurut SK Menparpostel no.KM 37/PW.340/MPPT-86 tentang peraturan usaha


dan pengelolaan hotel menyebutkan bahwa hotel adalah suatu jenis akomodasi yang
mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa
penginapan, makanan dan minuman serta jasa penunjang lainnya bagi umum yang
dikelola secara komersial.
c. Menurut the American Hotel and Motel Association (AHMA) sebagaimana dikutif
oleh Steadmon dan Kasavana: A hotel may be defined as an establishment whose
primary business is providing lodging facilities for the general public and which furnishes
one or more of the following services: food and beverage service, room attendant
service, uniformed service, Laundering of linens and use of furniture and fixtures.
Yang dapat diartikan sebagai berikut:
Hotel dapat didefinisikan sebagai sebuah bangunan yang dikelola secara komersial
dengan memberikan fasilitas penginapan untuk umum dengan fasilitas pelayanan
sebagai berikut: pelayanan makan dan minum, pelayanan kamar, pelayanaan barang
bawaan, pencucian pakaian dan dapat menggunakan fasilitas/perabotan dan menikmati
hiasan-hiasan yang ada didalamnya.
Hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan
menyediakan pelayanan makanan, minuman dan fasilitas kamar untuk tidur kepada
orang-orang yang sedang melakukan perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah
yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian khusus.
Dengan mengacu pada pengertian-pengertian tersebut di atas, dan untuk
penggolongan hotel di Indonesia, pemerintah menurunkan peraturan yang dituangkan
dalam surat keputusan Menparpostel, bahwa hotel adalah suatu jenis akomodasi yang
mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan,
penginapan, makan dan minuman serta jasa penunjang lainnya bagi umum yang
dikelola secara komersial.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hotel adalah:
1. Suatu jenis akomodasi
2. Menggunakan bangunan fisik.
3. Menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman serta jasa lainnya
4. Diperuntukkan bagi umum
5. Dikelola secara komersial, yang dimaksud dengan dikelola secara komersial adalah :
dikelolah dengan memperhitungkan untung atau ruginya, serta yang utama adalah
bertujuan untuk mendapatkan keuntungan berupa uang sebagai tolak ukurnya.

III. Ruang Lingkup Usaha Perhotelan


Hotel merupakan wadah yang menyediakan sarana tempat tinggal sementara
(akomodasi) bagi umum, yaitu : orang-orang yang datang dengan berbagai ragam
tujuan, maksud serta keperluan ke daerah di mana hotel berdomisili.
Hotel memilih domisilinya di tempat-tempat atau di lingkungan daerah yang
memiliki potensi untuk dikunjungi, seperti panorama, adat istiadat masyarakat, social,
budaya, sebagai pusat pemerintahan, pusat perdagangan, keagamaan dan pusat
kegiatan spiritual dan lain-lain.
Hotel sebagai tempat tinggal sementara harus dapat mencerminkan pola
kebudayaan masyarakatnya dalam arti yang luas.
Hotel diharapkan dapat mencerminkan suasana hunian yang dinamis, kreatif,
serta dapat menciptakan suasana yang homogeny di tengah-tengah suasana yang
heterogen di daerah di mana hotel berlokasi.
IV. Fasilitas Usaha Hotel
Hotel merupakan bagian yang integral dari usaha pariwisata yang menurut
Keputusan Menparpostel disebutkan sebagai suatu usaha akomodasi yang
dikomersialkan dengan menyediakan fasilitas-fasilitas sebagai berikut :
1. Kamar tidur (kamar tamu)
2. Makanan dan minuman
3. Pelayanan-pelayanan penunjang lain seperti :
a. Tempat-tempat rekreasi
b. Fasilitas olah raga
c. Fasilitas laundry, dsb

Hotel merupakan usaha jasa pelayanan yang cukup rumit pengelolaannya,


dengan menyediakan berbagai fasilitas yang dapat dipergunakan oleh tamu-tamunya
selama 24 jam (untuk klasifikasi hotel berbintang 4 dan 5). Di samping itu, usaha
perhotelan juga dapat menunjang kegiatan para usahawan yang sedang melakukan
perjalanan usaha ataupun para wisatawan pada waktu melakukan perjalanan untuk
mengunjungi daerah-daerah tujuan wisata, dan membutuhkan tempat untuk menginap,
makan dan minum serta hiburan.
Di samping itu seringkali disediakan sarana penunjang seperti: fasilitas olahraga,
bisnis centre, kolam renang, musik hidup,dan jenis atraksi lainnya. Layanan yang
ramah mulai dari pimpinan puncak sampai dengan karyawan pelaksana diperlukan
untuk memberikan kepuasan kepada setiap tamu.

Adapun fasilitas yang di miliki hotel biasanya sebagai berikut :


- Jasa penginapan
- Pelayanan makan dan minum
- Jasa laundry
- Jasa bawa’an
- Jasa penggunaan perabot dan lainnya
- Jasa menyediakan kebutuhan bagi wisatawan yang bermalam di hotel

V. Departemen Dalam Hotel

1. Room Departement:
· Front Office, berfungsi dalam memberikan pelayanan pada bagian depan hotel
· Room Division, berfungsi dalam administrasi yang berkaitan dengan kamar
· Housekeeping, berfungsi dalam masalah penyiapan dan pembersihan kamar
· Reservation, berfungsi menerima reservasi dari tamu dan agen
· Roommaid/Roomboy, berfungsi menyiapkan dan membersihkan kamar
· Bellboy, memberikan pelayanan mengantar & membawa barang tamu
· Operator, berfungsi memberikan pelayanan melalui telepon
2. Food & Beverage Departement:
· Cook, berfungsi menyiapkan menu sesuai order dan bertugas pd F & B produksi
· Steward, berfungsi membantu cook membersihkan peralatan dapur
· Waiter/Waitress, berfungsi memberikan pelayanan pd tamu dan bertugas pada F &
B service

3. Accounting Departement:
· General Cashier, berfungsi mengadministrasikan penerimaan dan pengeluaran kas
dan bertugas pada back office
· Income auditor, berfungsi melaporkan pendapatan hotel dan bertanggung jawab
atas pengendaliannya
· Credit, berfungsi melakukan analisa kredit kredit dan kebutuhan modal kerja hotel
· Staff (accounting Receivable, Acconting Payable), berfungsi membantu
pengadministrasian piutang dan hutang
· Marketing/Sales, berfungsi dalam administrasi pemasaran hotel
· Personnel, berfungsi dalam administrasi karyawan hotel

4. Monor Departemen:
o Operator, berfungsi memberikan pelayan telepon
o Laundry, berfungsi memberikan pelayan laundry
o Sport, berfungsi memberikan pelayanan fasilitas olahraga
o Sauna dan lain-lain

5. Fungsi Lain:
o Purchasing, berfungsi melakukan pembelian barang keperluan hotel
o Security, berfungsi menjaga keamanan hotel
o Houseman, berfungsi melakukan pembersihan area luar kamar

VI. Gambaran Umum Aktivitas Industri Perhotelan


Secara umum, ruang lingkup kegiatan subsektor industri hotel meliputi penyediaan
jasa di bidang perhotelan dengan segala fasilitas dan sarana penunjangnya yang terdiri
dari :
1. Akomodasi (yaitu ruang inap beserta seluruh kelengkapannya)
2. Perkantoran (yaitu ruang kantor beserta fasilitas komunikasi)
3. Pusat perbelanjaan (yaitu ruang toko beserta fasilitas penunjangnya)
4. Apartemen (yaitu ruang huni permanen beserta kelengkapannya)
5. Sarana rekreasi dan hiburan (contoh restoran, kafe, kolam renang, pusat kebugaran,
sauna, dan lain-lain)
6. Sarana penunjang lainnya (contoh areal parkir, binatu, banquet, jasa boga, pusat
layanan kegiatan bisnis, tranportasi, pemesanan tiket, perwakilan agen wisata, dan lain-
lain)

Oleh karena seluruh kegiatan yang tersebut di atas umumnya terintegrasi dalam
satu lokasi, maka pihak manajemen hotel biasanya menerapkan konsep responsibility
center untuk mengukur dan mengakui pendapatan dan bebannya. Secara umum, pihak
manajemen hotel membagi pengelolaan manajemen menjadi dua bagian yaitu:
1. Penyedia jasa selaku profit center
2. Pemelihara sarana dan prasarana selaku cost center.

Dari segi status, pihak pengelola hotel dapat dibagi menjadi tiga yaitu:
1. Hotel Owner
2. Hotel Operator
3. Hotel Franchisor
Dalam pelaksanaannya, status pihak pengelola hotel dapat terpisah-pisah seperti
kategori di atas namun tidak tertutup kemungkinan satu pihak memiliki gabungan ketiga
status tersebut.

VII. Istilah
1. City Ledger ialah bagian dari buku besar tambahan yang memuat rincian piutang
usaha dari konsumen jasa hotel setelah yang bersangkutan meninggalkan hotel secara
permanen (sudah check-out). Biasanya hal ini terjadi apabila ada lembaga lain yang
bertanggung jawab atas pembayaran hotel, contoh: agen wisata, kantor, dan lain-lain.
2. Guest Ledger ialah bagian dari buku besar tambahan yang memuat rincian piutang
usaha dari konsumen jasa hotel pada saat yang bersangkutan masih menginap di hotel
(belum check-out).
3. Hotel Franchisor adalah pihak yang berstatus sebagai pemilik waralaba pengelolaan
operasional kegiatan hotel dan berhak menjualnya kepada pihak lain, dalam hal ini
hotel owner.
4. Hotel Operator adalah pihak yang berstatus sebagai pengelola operasional kegiatan
hotel.
5. Hotel Owner adalah pihak yang berstatus sebagai pemilik hotel.

Anda mungkin juga menyukai