A. VISI Visi merupakan inti kepemimpinan transformasional. Visi menyiratkan kemampuan, menggambarkan keadaan masa depan dan menjelaskan kepada orang lain sehingga mereka mengetahuinya. Menyamakan visi dengan anggota memberikan energi yang diperlukan untuk menggerakkan unit oraganisasi menuju masa depan. Terrell (1994, hal 93) mengidentifikasi bahwa “memiliki visi adalah atribut pemimpin transformasional, menyatakan bahwa perawat pada semua tingkatan diharapkan menerapkan kepemimpinan dalam lingkungan praktik keperawatan, dan kepemimpinan yang memiliki visi memungkinkan perawat menciptakan gambaran masa depan yang ideal. Dalam menjelaskan visinya, seorang pemimpin memberdayakan stafnya untuk menggali kesamaan dan rasa keterikatan. B. INSPIRASI C. PERSUASIF D. MOTIVASI 1.1. Motivasi intrinsik, berasal dari dalam diri pemimpin meliputi sistem penilaian, kepercayaan terhadap para bawahan, kecenderungan kepemimpinan dan perasaan aman dalam suatu situasi yang tidak menentu 1.2. Motivasi ekstrinsik,berasal dari lingkungan sekitar yang disalurkan oleh pimpinan dan mengembangkan kekuatan lain yang terdapat pada diri bawahan sehingga tujuan dapat tercapai E. TEAM WORK F. KOMUNIKASI 1.1 DEFINISI KOMUNIKASI Komunikasi merupakan suatu proses terjadinya pertukaran antara ide, pikiran atau informasi secara verbal maupun non verbal. Komunikasi terjadi jika terdapat minimal dua orang yang saling menyadari kehadiran masing-masing. 1.2 PROSES KOMUNIKASI Dalam suatu komunikasi terdapat satu orang pengirim pesan, satu orang penerima pesan dan pesan yang dikirimkan. Namun terkadang pesan yang disampaikan menimbulkan ketidaksepahaman antara pengirim dan penerima pesan sehingga tidak mencapai pesan yang dimaksud. Hal tersebut terjadi karena ada pengaruh suasana uinternal dan eksternal. Suasana internal yang dimaksud adalah perasaan, temperamen dan tingkat stres pemgirim dan penerima pesan. Sedangkan untuk suasana eksternal adalah kondisi cuaca, suhu, penempatan waktu dan suasana organisasi. Suatu komunikasi dapat terjalin dengan baik apabila pesan yang dikirim disampaikan dengan jelas dan sesuai dengan harapan pengirim dan penerima pesan. 1.3VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI Adapun variabel yang mempengaruhi keefektifan dalam komunikasi adalah : 1) Jarak, jarak yang terlalu jauh dapat menjadi hambatan dalam komunikasi yang efektif 2) Sub kelompok/ subordinat yang berbeda dalam organisasi akan mempunyai sistem nilai dan identitasnya sendiri, hal ini dapat menimbulkan penerjemahan pesan yang berbeda untuk masing-masing sub kelompok 3) Struktur koordinasi sistem hubungan yang berbeda dalam organisasi. Struktur ini dalam komunikasi berpengaruh tentang bagaimana dan kepada siapa pesan dikomunikasikan. 4) Organisasi berada dalam perubahan yang konstan. Hal ini mempersulit komunikasi pesan pada semua orang yang terpengaruh dengan perubahan yang konsyan tersebut 5) Jenis kelamin. Laki-laki dan perempuan mempunyai cara yang berbeda dalam berkomunikasi. Perempuan biasanya lebih fokus pada masalah emosional dan psikososial, dan nada komunikasi yang lebih efektif. 1.3 STRATEGI KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI (1) Manajer harus memahami struktur organisasi dan mengenali siapa yang akan terpengaruh oleh keputusan yang dibuat. (2) Komunikasi bukanlah saluran satu arah. (3) Pesan yang disampaikan harus jelas, sederhana dan pasti. (4) Manajer sebaiknya mencari umpan balik tentang penerimaan pesan yang telah disampaikan. (5) Metode komunikasi multiple dapat digunakan sebagai modifikasi penyampaian pesan. (6) Manajer sebaiknya tidak memberikan informasi yang tidak perlu pada pegawainya 1.4 SALURAN KOMUNIKASI 1). Komunikasi ke atas Pesan disampaikan ke tingkat hierarki lebih tinggi, dimana manajer berada pada level bawah untuk manajemen yang lebih tinggi. 2). Komunikasi ke bawah Cara ini merupakan cara yang biasa dilakukan untuk menyebarkan pesan pada level bawah. 3). Komunikasi horizontal Merupakan bentuk komunikasi sesama manajer dengan departemen yang berbeda. 4). Komunikasi diagonal Bentuk komunikasi ini kurang formal, dilakukan antara manajer dengan personal dan manajer departemen lain atau kelompok 5). Komunikasi selentingan Merupakan bentuk komunikasi yang paling informal dan sering menimbulkan penyimpangan pesan karena begitu banyaknya orang yang terlibat dalam penyampaian pesan serta isi pesan yang tidak lagi sesuai dengan pesan semula 1.5 METODA KOMUNIKASI 1. Tertulis Metode ini membutuhkan lebih banyak waktu untuk pemahaman isi pesan karena dapat menimbulkan beragam interpretasi terhadap isi pesan. Cara komunikasi tertulis ini juga perlu didukung dengan teknik penulisan yang jelas dan komunikatif. Yang termasuk komunikasi tertulis adalah : a. Surat Formal Surat dapat mencerminkan bagaimana suatu organisasi sehingga perlu digunakan bahasa yang jelas, sederhana, langsung dan logis. Isi pesan yang tertuang dalam surat formal harus menggambarkan ungkapan pemikiran yang dapat diterima oleh pembaca surat. Aturan penulisan seperti batas tepi surat, ukuran dan jenis huruf yang jelas serta penghormatan dapat menambah profesionalisme pesan. b. Memo Memo dapat digunakan komunikasi antar departemen atau intradepartemen dalam satu organisasi. Memo berisi pesan yang sederhana dan spesifik. 2. Tatap muka Metode ini dapat digunakan sebagai cara komunikasi verbal ke atas dan ke bawah baik secara formal maupun informal. Cara komunikasi ini menyebabkan penyampaian pesan tidak sampai pada keseluruhan penerima pesan. Ada empat kemungkinan komunikasi verbal yaitu pasif, agresif, pasif-agresif dan asertif. Perilaku asertif merupakan keterampilan komunikasi yang harus dimiliki oleh seorang manager. Strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan komunikasi verbal adalah gunakan sebutan penghargaan yang tepat, hindari makna ambigu dan hindari ucapan yang meremehkan. 3. Nonverbal Metode ini mencakup semua bahasa tubuh. Cara ini mampu menunjukkan komponen emosional isi pesan. Namun persepsi dari komunikasi nonverbal ini dapat menimbulkan kekeliruan jika tidak disesuaikan dengan konteks verbalnya. Beberapa elemen komunikasi nonverbal adalah ruang/jarak, lingkungan, penampilan, kontak mata, postur tubuh, gerak tubuh, ekspresi wajah, penempatan waktu dan intonasi suara. 4. Lewat telepon Metode ini semakin sering digunakan karena perkembangan teknologi, namun keterbatasan telepon sebagai alat menjadikan komunikasi tidak efektif. Pengirim dan penerima pesan hanya mendengar pesan secara lisan tanpa dapat melihat ekspresi dan bahasa tubuh, hal ini juga dapat diperparah dengan kekeliruan dalam menangkap cara penyampaian yang dapat mempengaruhi isi pesan. Hal ini dapat ditunjang dengan keterampilan mendengar. Seorang manager harus dapat menjadi pendengar yang baik dan aktif. 1.6 KOMUNIKASI DALAM KELOMPOK Kelompok memiliki cara komunikasi yang berbeda dengan individu karena kelompok memiliki dinamika yang akan terus mengalami perubahan dan perkembangan. 1.7 MENGINTEGRASIKAN PERAN KEPEMIMPINAN DAN FUNGSI MANAJEMEN DALAM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN INTERPERSONAL Dalam melaksanakan komunikasi yang efektif pemimpin dan manager harus dapat menintegrasikan peran kepemimpinan dan fungsi manajemennya yaitu : 1. Memilih saluran komunikasi yang tepat untuk setiap komunikasi dalam organisasi. 2. Memilih cara komunikasi yang tepat agar pesan dapat diterima dengan jelas 3. Memiliki keterampilan komunikasi interpersonal : kepekaan komunikasi verbal dan nonverbal, penggunaan tekhnik asertif dan memahami kewenangan dan kekuasaan dalam organisasi 4. Mampu menggunakan kelompok sebagai fasilitas komunikasi dan meningkatkan produktivitas organisasi melalui peran dan dinamika kelompok yang produktif 5. Mampu mengintegrasikan fungsi manajemen dan ketermapilan kepemimpinan dalam tekhnik berkomunikasi.