Anda di halaman 1dari 80

RESPIRASI

KONSEP DASAR SISTEM


PERNAPASAN
1
Tujuan dan Fungsi
Fungsi Utama Respirasi :
menyediakan O2 untuk jaringan tubuh dan
membuang CO2. Untuk mencapai tujuan ini terdapat
4 fungsi utama respirasi:
1. Ventilasi
2. Difusi O2 dan CO2 antara alveoli dan darah.
3. Transport O2 dan CO2 dalam darah-cairan tubuh
dan sel
4. Pengaturan pernafasan dan hal-hal lain dari
pernafasan
2
ANATOMI

3
4
PEMBAGIAN SALURAN NAFAS
• Berdasar anatomi:
Saluran nafas bagian atas tdd : rongga hidung,
nasopharynx dan larynx
Saluran nafas bagian bawah; trachea, bronchi,
bronchioli dan percabangannya sampai alveoli
• Berdasar fungsionalnya:
– Area konduksi: sepanjang saluran nafas berakhir
sampai bronchioli terminalis
– Area fungsional atau respirasi: mulai bronchioli
respiratory sampai alveoli

5
6
STRUKTUR SALURAN NAFAS

7
Hidung
 Udara masuk disaring,
dihangatkan dan dilembabkan
oleh mukosa respirasi.
 Partikel kasar disaring oleh
rambut hidung , halus: terjerat
dalam lapisan mukus.
 Udara masuk faring: bebas
debu, suhu sebanding suhu
tubuh, kelembaban hampir
100 %
8
RONGGA TORAX
• Paru adalah organ elastis terletak pada rongga dada/torax.
• Paru dilapisi oleh lapisan tipis kontinu yg mengandung
kolagen & jar elastis yg disebut PLEURA
• Pleura Parietalis melapisi rongga dada , sedang Pleura
viseralis melapisi paru .
• Rongga pleura: ruangan yg memisahkan pleura parietalis &
viseralis
• Cairan pleura: lapisan tipis antara pleura parietalis dg
viseralis berfungsi memudahkan kedua permukaan
tersebut bergerak selama pernapasan & untuk mencegah
pemisahan torax & paru.
• Tekanan rongga pleura < tekanan atmosfer: untuk
mencegah kolaps paru.

9
RONGGA THORAKS

10
RONGGA TORAX
• 3 faktor yg mempertahankan tekanan negatif
intrapleura normal:
1. Jaringan elastis paru memberikan kekuatan kontinu yg
cenderung menarik paru menjauh dr rangka torax.
2. Kekuatan osmotik yg terdapat di seluruh membran
pleura.
3. Kekuatan pompa limfatik.
• Diafragma: otot berbentuk kubah yg membentuk
dasar rongga torax & memisahkan rongga tersebut
dari rongga abdomen.

11
12
13
14
ALVEOLI
• Terdapat 2 tipe sel alveolar:
– Pneumosit tipe I: lap tipis menyebar & menutupi >
90% daerah permukaan.
– Pneumosit tipe II: tanggung jawab pada sekresi
surfaktan.
• Alveolus: suatu gelembung gas yang dikelilingi oleh
jaringan kapiler batas antara cairan & gas
membentuk tegangan muka yang cenderung
mencegah pengembangan saat inspirasi & cenderung
kolaps saat ekspirasi.
• Alveolus dilapisi zat lipoprotein (surfaktan) dapat
mengurangi tengangan permukaan & resistensi saat
inspirasi & mencegah kolaps alveolus (expirasi).

15
Alveoli
• Pembentukan & pengeluaran surfaktan oleh pneumosit
tipe II disintesis secara cepat dari asam lemak yang
diekstraksi dari darah, dg kecepatan pergantian yg
cepat. Bila aliran darah ke paru terganggu (emboli)
akibatnya jumlah surfaktan pada daerah tersebut
berkurang.
• Produksi surfaktan dirangsang oleh ventilasi aktif,
volume tidal yg memadai, hiperventilasi periodik (cepat
& dalam) yg dicegah oleh kons O2 yang tinggi
(inspirasi).
• Pemberian O2 kons tinggi jangka lama (pasien dg
ventilasi mekanik) menurunkan produksi surfaktan &
menyebabkan kolaps alveolar.

16
PERNAFASAN TERDIRI DARI 4 PROSES
:
1. Ventilasi : Keluar masuknya udara karena adanya
selisih tekanan yang terdapat antara atmosfer dan
alveolus
2. Distribusi : Pembagian udara ke cabang -cabang
bronkhus
3. Transportasi dan Difusi
- Transport O2 dan CO2 dalam darah dan cairan
tubuh ke dan dari sel
- Difusi O2 dan CO2 antara darah dan alveoli
Pertukaran gas-gas antara alveoli dan kapiler
dipengaruhi oleh tekanan parsial O2 & CO2 dalam
atmosfer
4. Perfusi : Aliran darah yang membawa O2 ke jaringan

17
VENTILASI
• Ventilasi pulmonal : Masuk keluarnya udara antara atmosfir dengan
alveoli paru.

• Prinsip fisika; udara mengalir dari tempat tekanan tinggi ke tempat


bertekanan rendah.( paru adalah struktur elastis - dapat
mengembang dan mengempis seperti balon, sesuai perubahan
volume rongga dada.

• Hukum Boyle (“tekanan pada ruangan tertutup berbanding terbalik


dengan volumenya”).

• Paru dikelilingi lapisan tipis cairan pleura yang berfungsi sebagai


pelumas bagi pergerakan paru dalam rongga thorax. Dibentuk dalam
jumlah yang sama dengan yang dikeluarkan ke saluran limfatik.

18
19
Gbr. .Pertukaran O2 dan CO2 antara alveolus
dan 20
Pembuluh darah yang menyelubungi
• Bila rongga dada mengembang vol. Paru akan meningkat dan
tekanan udara paru akan turun maka udara luar akan masuk paru (
Inspirasi )

• Bila volum thorax menurun, volume paru juga menurun, dan


tekanannya meningkat sehingga udara keluar dari paru-
paru.(ekspirasi)

• Pd pernafasan normal (quiet breathing = eupnea), inspirasi


berlangsung aktif oleh kontraksi otot.Pd ekspirasi berlangsung pasif
oleh daya elastisitas (elastic recoil) jaringan. Saat latihan atau secara
sadar melakukan ekspirasi lebih kuat, terdapat tambahan aktifitas
kontraksi otot.

21
Otot yang berkerja saat inspirasi normal untuk mengembangkan
cavum thorax:
• M.Diafragma, berkontraksi menjadi datar.
• M Intercostalis externa meregangkan costa dan sternum ke depan

Saat inspirasi dalam selain kontraksi ke dua otot di atas, ditambah;


• M Sternocleido Mastoideus
• M. Scalenus

22
Pada saat ekspirasi normal (quiet ekspirasi) berlangsung
pasif, terjadi relaksasi musculus:
• Diafragma sehingga melengkung ke atas (superior)
• Intercostalis eksterna sehingga sternum kembali ke
posisi istirahat.
Sedang pada ekspirasi kuat (dalam) terjadi konstraksi :
• M. Intercostalis interna
• M Rectus abdominalis
• M Tranversus abdominis
• M Obligus eksterna
• M Obligus interna

23
Selama berlangsungnya ventilasi paru (pernafasan) yang
berupa inspirasi dan ekspirasi terjadi perubahan:
• Volume paru
• Tekanan alveolus ( turun saat inspirasi (0-(-1) cm H2O,
naik saat ekspirasi (0-(+1) cm H2O))
• Tekanan pleura (intra pleura)
Tekanan Transpulmoner
Beda tekanan alveolus dan pleura. merupakan beda
tekanan alveoli dan tekanan permukaan luar
paru.Merupakan nilai elastisitas dlm paru yg cenderung
mengempiskan paru pd tiap titik pengembangan disebut
tekanan daya lenting paru.

24
Tekanan intra pleura

25
Compliance Paru

Nilai dimana pengembangan paru untuk setiap unit dpt


meningkatkan tekanan transpulmoner.

Nilai compliance total normal dari kedua paru dewasa ± 200


ml/cm tekanan air, bisa bervariasi ± sebanding dg berat badan
orang tanpa lemak. Artinya setiap kali tekanan transpulmoner
meningkat sebanyak 1 centimeter air maka terjadi
pengembangan paru sebanyak 200 mililiter.

26
Diagram compliance

27
• Diagram compliance menghubungkan perubahan volume
paru dg perubahan tekanan transpulmoner.

• Hubungan ini berbeda pada waktu inspirasi maupun ekspirasi.


Kedua kurva disebut kurva compliance inspiratorik dan kurva
compliance ekspiratorik .

• Ciri khas diagram compliance ditentukan daya elastisitas paru,


dibagi menjadi 2 bagian:
(1) daya elastisitas jaringan paru,
(2) daya elastis yang disebabkan oleh tegangan permukaan
cairan yang membatasi dinding bagian dalam alveoli.
28
Surfaktan
 Merupakan bahan aktif permukaan, bila meliputi seluruh
permukaan cairan, akan sangat menurunkan tegangan
permukaan.

 Disekresi oleh sel-sel Pneumocyte atau sel epitel alveolus tipe


II, merupakan 10% dari seluruh permukaan alveoli.

 Di mana mempunyai permukaan hidrofilik yang menghadap


permukaan alveoli dan permukaan hidrofobik yang
menghadap ke permukaan udara alveoli dan memberi efek
menurunkan tegangan permukaan udara alveoli dan memberi
efek menurunkan tegangan permukaan 1/12 – ½ tegangan
permukaan air murni, tergantung konsentrasi dan orientasi
molekul surfaktan

29
Pengaruh Ukuran Alveoli pada Tekanan Pengempisan yang
Disebabkan oleh Tegangan Permukaan.

 Bila alveoli memiliki radius ½ normal maka tekanan


pengempisan menjadi 2x.

 Arti pentingnya bagi bayi prematur yg kecil, mereka memiliki


alveoli dg radius kurang dari 1/4 normal.

 Surfaktan normalnya mulai disekresi antara bulan ke-6 dan


ke-7 kehamilan sehingga banyak bayi prematur hanya sedikit
atau tidak memiliki sama sekali surfaktan dlm alveolinya.
Karena itu paru pd bayi punya kecenderungan kolaps yg
ekstrem.
 Hal ini berakibat sindrom gawat pernafasan ( Respiratory
Distress Syndrome) pd bayi prematur yg bersifat fatal bila
tidak diberikan pernafasan tekanan positif scr kontinyu.
30
Peran Surfaktan, saling Ketergantungan dengan Jaringan
Fibrosa Paru dalam Menstabilkan Ukuran Alveoli

 Kecenderungan kolaps alveoli yg lebih kecil >>. Disebut


Fenomena ketidakstabilan alveoli. Tidak terjadi pada paru
normal, kecuali pd keadaan khusus; surfaktan << bersamaan dg
volume paru menurun.

 Ketidakstabilan tidak terjadi pada paru normal krn;


(1) fenomena saling ketergantungan alveoli, ductus alveolus& ruang
udara lain yg berdekatan,
(2)Jaringan fibrosa disekeliling unit fungsional paru berperan sbg
penyangga. Sedang surfaktan berperan :(I)menurunkan tegangan
permukaan,(II) Ketika alveolus mengecil maka molekul surfaktan
terkompres sehingga konsentrasi meningkat, hal ini menurunkan
tegangan permukaan.

31
Kerja Pernafasan Untuk 3 Hal :
normal otot pernafasan hanya bekerja untuk menimbulkan
inspirasi :
1. Pengembangan paru melawan compliance dan elastisitas jar
dada(naik pd peny. Paru fibrosis)
2. Melawan viskositas jar. paru& jar. dada ( resistensi
jaringan~naik pd peny. Paru infeksi/ radang)
3. Melawan resistensi jalan nafas (naik pd peny. Obstruksi ).
Pd kondisi tertentu (Asma/kel. Obstruksi ) kerja ekspirasi jauh
lebih berat ( resistensi jal.nafas >> pd ekspirasi dibanding
inspirasi.)

32
Volume dan Kapasitas Paru
 Alat untuk mengukur volum paru ; spirometer. Tdd; drum yg
dibalikkan di atas bak air, diimbangi beban

 Dalam drum terisi gas untuk bernafas, biasanya udara atau


oksigen dan sebuah pipa yang menghubungkan mulut dengan
ruang gas. Apabila seseorang bernafas dg menggunakan
spirometer maka drum akan naik turun dan terjadi perekaman
yang dapat dilihat pada gulungan kertas yang berputar
(spirogram).

33
Gambar Spirometri

34
Volume Paru

Arti dari masing-masing volume :


• Vol. alun nafas atau tidal volume (TV) ;vol yg diinspirasi atau
diekpirasi tiap kali bernafas normal, kira kira 500 mililiter pada
rata-rata orang dewasa muda
• Vol. cadangan inspirasi (IRV) ialah volume udara ekstra yang
diinspirasi mel. inspirasi kuat setelah volume alun nafas normal,
mencapai 3000 mililiter
• volume cadangan ekspirasi (ERV) yaitu jumlah udara ekstra yang
dpt diekspirasi oleh ekspirasi kuat setelah ekpirasi alun, sekitar
1100 mililiter.
• volume residu (RV) yaitu volume udara yang tersisa dalam paru
setelah ekspirasi maksimal.

35
Kapasitas Paru

• inspiration capacity (IC); TV +IRV, ± 3500 ml .


Merupakan vol. udara yg dpt diinspirasi secara
maximal setelah ekspirasi biasa

• functional residual capacity (FRC); ERV+RV. Adl


jumlah udara maksimum tersisa pada akhir ekspirasi
normal (kira-kira 2300 mililiter).

36
• Vital capacity (VC);IRV+TV+ERV. Adl;vol udara max yg
dpt dikeluarkan , setelah terlebih dahulu inspirasi
maksimum&kemudian ekspirasi sekuat-
kuatnya/maximal (±4600ml).

• Total lung capacity(TLC); vol udara max


pengembangan paru dengan inspirasi maksimal (kira-
kira 5800 mililiter):
= RV + ERV + TV + IRV
= FRC + IC

37
Singkatan dan lambang yang dipakai pada penelitian
fungsi paru :
VC = IRV +VT+ ERV
VC = IC + ERV
TLC = VC + RV
TLC = IC + FRC
FRC = ERV + RV

Volume pernafasan semenit adalah jumlah total udara


baru yg masuk ke dlm saluran pernafasan tiap menit,
volume tidal dikali dg frekuensi nafas. Bila volume tidal
kira kira 500 ml & frekuensi nafas semenit 12 x maka
sekitar 6 liter/menit

38
Ruang Rugi dan Efeknya pada Ventilasi Alveolus

 Sebagaian udara tidak pernah sampai pd daerah pertukaran


gas,tapi tetap berada dlm saluran nafas dimana tidak terjadi
pertukaran gas ( hidung, faring dan trakea).
 Disebut udara ruang rugi. Pd ekspirasi yg pertama dikeluarkan
adl udara ruang rugi. Volume ruang rugi normal dewasa
muda ±150 ml. Meningkat dengan bertambahnya usia.

 ruang rugi anatomik: vol.ruang yg tidak ada proses


pertukaran gas.
 ruang rugi fisiologik : area di alveoli yg mana tdk tjd
pertukaran gas krn buruknya aliran darah.

39
Kecepatan Ventilasi Alveolus
VA= Frek.A (VT-VD)
• VA : volume ventilasi alveolus per menit, frekuensi
pernafasan per menit.
• VT : volume alun nafas
• VD : volume ruang rugi

Tidal volume normal sebesar 500 ml, ruang rugi normal 150
ml dan frekuensi pernafasan ventilasi alveolus 12x/menit ;
4200 ml/menit. Ventilasi alveolus salah satu faktor penting
menentukan konsentrasi oksigen dan karbon dioksida dalam
alveoli.

40
Fungsi Saluran Pernafasan
Trakea, Bronkus, dan Bronkiolus

cincin kartilago
multipel mempertahankan trakea agar tidak kolaps. bronkus
terdapat lebih sedikit kartilago, semakin kebawah jumlahnya
semakin sedikit&menghilang pd bronkiolus ( pengembangannya
tergantung tekanan transpulmoner.).

Otot polos.
Pd bagian dmn tdk terdapat kartilago diisi otot polos yg mudah
berkonstriksi terutama pada penyakit obstruksi ; Asma bronchiale)
terutama pd bronchiolus terminal ( krn ukurannya kecil dan
prosentse otot polosnya yang besar shg mudah obstruksi )

41
Pengaturan Otot Bronchus oleh SSO

Perangsangan simpatis berefek dilatasi, mel. receptor β2 dg


neurotransmiter epinefrin dan norepinefrin.

Perangsangan parasimpatis (PS), dg neurotrasmiter; asetil


kolin berefek konstriksi ringan-sedang.Pd asma pemberian
antikolinergik ( atropin ) kadang dapat
meringankan.Rangsangan PS dpt pula oleh iritasi epitel jln
nafas oleh gas racun, debu, rokok atau infeksi atau
mikroemboli yg menyumbat arteri paru yg kecil.

42
Faktor konstriksi lokal; histamin& substansi
anafilaktik lambat yg dirilis mast cell akibat
respon alergi ( misal krn udara dingin,debu,
serbuksari di udara )

43
Mukus yang Melapisi Saluran Pernafasan dan
Kerja Silia untuk Membersihkan Saluran Nafas

• Fungsi mukus : pelembab dan menangkap partikel


kecil udara
• Diproduksi olehsel goblet dan kelenjar submukosa

44
Seluruh permukaan saluran nafas sampai
brokhiolus terminal, dilapisi epitel bersilia yg
memukul ke atas, sedangkan dalam hidung
memukul ke bawah yg menyebabkan mukus
mengalir lambat ke faring. Kemudian mukus dan
partikel-partikel yang dijeratnya tertelan atau
dibatukkan keluar

45
Refleks Batuk

Bronkus &trakea sensitif thd iritasi yg berakibat refleks


batuk. Laring &karina tempat tersensitif, sedang
bronkiolus terminalis &alveoli sensitif rangsangan
korosif (gas sulfur dioksida &klorin). Impuls aferen yg
berasal dari saluran nafas berjalan mel.n. vagus ke
medula.

46
Peristiwa otomatis ini digerakkan oleh lintasan
neuronal medula, menyebabkan efek sbb:
Inspirasi kuat, epiglotis &pita suara menutup
(menjerat udara dlm paru).

Otot otot ekspirasi & perut konstraksi kuat


mendorong diafragma

Tekanan paru meningkat >100mmHg, mendadak pita


suara&epiglotis terbuka sehingga udara
bertekanan tinggi meledak keluar membawa pula
benda asing pd bronkus dan trakea.

47
R. Bersin
• Refleks bersin sangat mirip dengan refleks batuk
kecuali refleks ini berlangsung pada saluran hidung.
• Rangsangan yang menimbulkan refleks bersin adalah
iritasi dalam saluran hidung, impuls aferen berjalan
dalam nervus kelima menuju medula.

48
 Terjadinya serangkaian reaksi yang mirip
dengan refleks batuk tetapi uvula ditekan
sehingga jumlah besar udara dengan cepat
melalui hidung dengan demikian membantu
membersihkan saluran hidung dari benda
asing

49
• Fungsi Pernafasan Hidung

1.udara dihangatkan pd permukaan konka&septum


2. Sbg pelembab udara
3 udara disaring. Adanya halangan konka membentuk
turbulensi udara, sementara partikel dg massa
&momentum >udara, shg mudah dijerat mukus& silia

50
Suhu udara inspirasi meningkat sampai 10F diatas
suhu tubuh dg kelembapan 2- 3% di bawah
kejenuhan (100%) saat mencapai trakhea. Bila
orang bernafas langsung ke trakea (spt pd
trakeostomi) , efek pendinginan & terutama efek
pengeringan bag. bawah paru dpt menimbulkan
kerusakan dan infeksi paru yg serius

51
Signs and Symptoms of Pulmonary
Disease
• Dyspnea – subjective sensation of
uncomfortable breathing, feeling “short of
breath”
• Ranges from mild discomfort after exertion to
extreme difficulty breathing at rest.
• Usually caused by diffuse and extensive
rather than focal pulmonary disease.

52
Derajat Dyspnea
Tingkat Derajat Kriteria

0 Normal Tidak ada kesulitan bernapss kecuali dengan aktivitas


berat.

1 Ringan Terdapat kesulitan bernapas, napas pendek-pendek


ketika terburu-buru atau ketika berjalan menuju
puncak landai.

2 Sedang Berjalan lebih lambat daripada kebanyakan orang


berusia sama karena sulit bernapas atau harus
berhenti berjalan untuk bernapas.

3 Berat Berhenti berjalan setelah 90 meter untuk bernapas


atau setelah berjalan beberapa menit.
4 Sangat berat Terlalu sulit bernapas bila meninggalkan rumah atau
sulit bernapas ketika memakai baju atau membuka
baju.
53
Dyspnea cont.
• Due to:
– Airway obstruction
• Greater force needed to provide adequate
ventilation
• Wheezing sound due to air being forced
through airways narrowed due to constriction
or fluid accumulation
– Decreased compliance of lung tissue

54
Signs of dyspnea:
• Flaring nostrils
• Use of accessory muscles in breathing
• Retraction (pulling back) of intercostal spaces

55
Post test
1. Sebutkan 4 fungsi utama respirasi!
2. Sebutkan pembagian lobus pada paru!
3. Sebutkan bagian dari saluran pernafasan
bagian atas dan bawah!
4. Sebutkan otot bantu pernafasan!
5. Apa definisi dari pneumothoraks!
6. Sebutkan jenis pneumothoraks?
7. Apa fungsi dari wsd!
56
MATUR NUWUN

57
DIFUSI OKSIGEN DAN
KARBONDIOKSIDA MELALUI
MEMBRAN PERNAFASAN

difusi oksigen dari alveoli ke pembuluh


darah paru dan difusi karbondioksida
dalam arah sebaliknya mel. membran
pernafasan

58
Prinsip-Prinsip Fisis Pertukaran Gas; Difusi Oksigen
dan Karbon dioksida Melalui Membran Pernafasan

Difusi Gas Berdasarkan Molekul


Makin tinggi tekanan gas makin rapat molekul gas,
makin besar energi untuk saling berbenturan.
Difusi Netto Gas dalam Satu Arah - Efek Gradien
Konsentarsi
Difusi mengalir dari tempat dg konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah

59
Tekanan Parsial dari Masing-Masing Gas dalam
Campuran Gas

Disebabkan pukulan konstan gerakan kinetis


molekul-molekul melawan permukaan. Oleh
karenanya tekanan gas seimbang dg jumlah kekuatan
pukulan dari molekul permukaan, atau kekuatan hasil
benturan antar permukaan molekul2. Berarti
tekanan total berbanding langsung dengan
konsentrasi molekul-molekul gas.

60
 Kecepatan difusi tiap gas berbanding lurus dengan tekanan
gas yang disebabkan oleh gas itu sendiri disebut tekanan
parsial gas.
 Udara dg nitrogen 79%, oksigen 21%. Tekanan total dari
campuran ini pada ketinggian di atas permukaan laut kira-kira
760 mm Hg, jelas bahwa tekanan dasar molekul yang
menyokong tiap gas terhadap tekanan total sebanding
konsentrasinya. 79% dari 760 mm Hg oleh nitrogen (600
mmHg), &21% oleh oksigen (160 mmHg).
 Tekanan parsial masing-masing gas dalam campuran
dinyatakan dengan PO2, PCO2, PN2, PH2O, PHe, dan
sebagainya.

61
Tekanan Gas Terlarut dalam Air dan Jaringan

 Gas yang terlarut dalam air atau jaringan tubuh juga


memerlukan tekanan, sebab molekul yang larut
bergerak dengan bebas dan mempunyai energi
kinetik.

62
 Selanjutnya, bila molekul gas yang terlarut
dalam cairan mengenai permukaan seperti
membran sel, memerlukan tekanan sendiri
menggunakan tekanan parsial dirinya sendiri.
 Tekanan dari gas yang larut sebagian
dinyatakan sama seperti tekanan parsial gas
dalam keadaan gas, misalnya PO2, PCO2, PN2,
PH2O, PHe.

63
• Faktor-Faktor yang Menentukan Konsentrasi Gas
Terlarut dalam Cairan.
Konsentrasinya
koefisien larutan dari gas. Semakin tinggi maka
tekanan yg ditimbulkannya semakin rendah ( scr
kimia dan fisik mudah ditarik oleh molekul air)
Hukum Henry
Tekanan = Konsentras i gas terlarut
Koefisien kelarutan
Oksigen 0,024
Karbon dioksida 0,57 Karbondioksida 20 X
Karbon monoksida 0,018 kelarutannya
Nitrogen 0,012 dibanding oksigen
Helium 0,008 64
Difusi Gas antara Fase Gas dalam Alveoli dan Fase Terlarut
dalam Darah Paru

• Tekanan parsial masing-masing gas dalam campuran gas


pernafasan alveolus cenderung memaksa molekul gas ke
dalam larutan. Mula-mula dalam membran alveolus kemudian
dalam darah kapiler alveolus.
• Sebaliknya molekul-molekul gas yang sama yang telah terlarut
dalam darah memantul secara acak dalam cairan darah,
sebagian masuk kembali ke dalam alveoli.

65
 Kecepatan masuknya molekul ini sebanding dengan
dengan tekanan parsialnya dalam darah.
 Difusi netto ditentukan oleh perbedaan antara kedua
tekanan parsial. Tekanan parsial lebih lebih besar
pada fase gas alveoli, normalnya pada oksigen maka
akan lebih banyak molekul O2 masuk ke dalam darah
daripada sebalinya.
 Secara bergantian, jika tekanan gas lebih besar dalam
darah secara normal pada karbon dioksida, maka
difusi netto terjadi ke arah fase gas dalam alveoli

66
Difusi Gas Melalu Jaringan
• daya larutnya yang tinggi dalam lipid
• pembatas utama kecepatan difusi gas adalah melalui
air jaringan (tissue water), misalnya melalui
membran sel. Difusi gas melalui jaringan membran
pernafasan, hampir sama dengan difusi gas melalui
air.
• Udara alveolus mempunyai komposisi konsentrasi
gas yang tidak sama dengan udara atmosfer

67
Manfaat Penggantian Udara Alveolus
Secara Lambat
• Penggantian udara alveolus secara lambat terutama
penting untuk mencegah perubahan konsentrasi gas
yang mendadak dalam darah.
• Keadaan ini menyebabkan mekanisme yang
mengatur pernafasan lebih stabil dan membantu
mencegah peningkatan dan penurunan oksigen yang
berlebihan dalam jaringan, konsentrasi karbon
dioksida jaringan dan pH jaringan sewaktu
pernafasan berhenti sementara waktu.

68
Konsentrasi dan Tekanan Parsial
Oksigen dalam Alveoli
Dipengaruhi :
• kecepatan absorbsi oksigen ke dalam darah
• kecepatan masuknya oksigen baru ke dlm paru
• Saat aktivitas PO2 alveolus dipertahankan pd nilai
normal (104mmHg)
• Nilai PO2 alveolus maksimal tercapai pd ventilasi dii
ketinggian permukaan laut ( 149 mmHg )

69
Konsentrasi dan Tekanan Parsial CO2
dalam Alveoli

70
Konsentrasi dan Tekanan Parsial CO2
dalam Alveoli
• peningkatan PCO2 alveolus berbanding
langsung dengan kecepatan ekskresi karbon
dioksida.
• penurunan PCO2 alveolus berbanding terbalik
dengan ventilasi alveolus

71
Udara Ekspirasi
• Udara ekspirasi normal berisi udara ruang rugi
dan udara alveolus
• Udara ruang rugi merupakan ciri kelembapan
udara yang kemudain bercampur dengan
udara alveolus sampai semua udara ruang rugi
dikeluarkan, kecuali udara alveoli yang
dikeluarkan pada akhir ekspirasi.

72
Difusi Gas Melalui Membran
Pernafasan
• Alveolus sangat tipis di dalamnya terdapat jaringan
kapiler yang hampir padat dan saling berhubungan
sebagai suatu lembaran aliran darah. Gas alveolus
berada amat sangat dekat dengan darah kapiler.
• Akibat pertukaran gas antara udara alveous dan
darah paru terjadi melalui membran di seluruh
bagian terminal paru, tidak hanya dalam alveoli itu
sendiri. Membran ini dikenal membran pernafasan
atau membran paru.

73
Membran Pernafasan

• lapisan cairan melapisi


alveolus berisi surfaktan
• epitel alveolus tdd sel epitel
yang tipis
• membran basalis epitel
• ruang interstisial tipis
• membran basalis kapiler
yang pada beberapa tempat
bersatu dengan membran
basalis epitel
• membran endotel kapiler
74
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecepatan
Difusi Gas Melalui Membran Pernafasan

• Ketebalan membran (edem,fibrosis: ketebalan>> )


• luas permukaan membran(lobektomi, emfisema )
• koefisien difusi gas dalam subtansi membran (
berbanding lurus dg kelarutan gas dan berbanding
terbalik terbail dg akar pangkat 2 molekulnya )
• perbedaan tekanan antara ke2 sisi membran
( perbedaan tekanan parsial gas dalam alveoli dg tekanan
dlm darah )

75
• Kapasitas Difusi Membran Pernafasan

Kemampuan membran pernafasan dalam pertukaran


gas antara alveoli dan darah paru dapat dinyatakan
secara kuantitatif dengan kapasitas difusi membran
yang didefinisikan sebagai volume gas yang
berdifusi melalui membran tiap menit pada setiap
pebedaan tekanan 1 mm Hg.

76
• Kapasitas Difusi Oksigen

 Rata-rata laki-laki dewasa muda kapasitas difusi oksigen pada


keadaan istirahat rata-rata 21 ml/menit/mm Hg.

 Perbedaan tekanan oksigen rata-rata diantara membran


pernafasan selama pernafasan tenang dan normal adalah
kira-kira 11 mm Hg.

 Perkalian tekanan ini dengan kapasitas difusi (11x21) memberi


hasil total kira-kira 230 milimeter difusi oksigen melalui
membran pernafasan tiap menit, ini sebanding dengan
kecepatan pemakaian oksigen tubuh.

77
Perubahan Kapasitas Difusi Oksigen Selama Kerja

• Selama kerja berat aliran darah paru dan ventilasi alveolus,


kapasitas difusi oksigen meningkat pada pria dewasa muda
sampai maksimum kira-kira 65 ml/menit mm Hg, 3x kapasitas
difusi pada keadaan istirahat.
• Peningkatan disebabkan (1) pembukaan sejumlah kapiler paru
(2) pertukaran yang lebih baik antara ventilasi alveoli dan perfusi
kapiler alveolus dengan darah disebut ratio ventilasi perfusi.

78
Oksigen darah ditingkatkan tidak hanya oleh
peningkatan ventilasi alveolus tapi juga dg
memperbesar kapasitas membran untuk
memindahkan oksigen ke dlm darah

79
Kapasitas Difusi Karbon dioksida
• Kapasitas difusi karbon dioksida belum pernah diukur
karena adanya kesukaran teknik berikut ini: karbon
dioksida berdifusi melalui mebran pernafasan
sedemikian cepatnya hingga PCO2 dalam darah paru
tidak berbeda banyak dengan PCO2 dalam alveoli,
perbedaannya rata-rata kurang dari 1 mm Hg dan
dengan menggunakan teknik yang ada perbedaan ini
sangat kecil untuk diukur.

80

Anda mungkin juga menyukai