Cardiac arrest
Pada dewasa lebih banyak disebabkan
karena penyakit jantung
Pada anak biasanya sekunder akibat
hipoksia dan gagal sirkulasi [circulatory
failure]
Respiratory insufficiencies
Circulatory insufficiencies • Distress nafas karena:
• Shock hipovolemik Pneumonia
• Shock septik Asma
• Shock anafilaktik Benda asing jalan nafas
• Shock kardiogenik • Depressi nafas karena:
Cardiopulmonary arrest
Impending Respiratory Failure
1. Kerja nafas meningkat [work of breathing]
ditandai:
Tachypnea [respiratory rate meningkat]
Nasal flaring, grunting dan retraksi [sternal,
subcostal, intercostal]
2. Gangguan aliran udara nafas ditandai adanya:
Suara nafas tambahan : stridor, wheezing
Pengembangan dada yang tidak adekuat
3. Denyut jantung [heart rate]
Takikardia [terjadi pada distress nafas dan hipoksia]
Bradikardia [terjadi pada hipoksia yang
berkepanjangan]
4. Warna kulit dan perfusi perifer
Hipoksia pada anak menyebabkan vasokonstriksi
perifer dan kulit menjadi pucat dan dingin.
5. Status mental
Pada distress nafas berat menyebabkan perfusi otak
terganggu dan dapat terjadi penurunan kesadaran
dan kejang.
Impending Circulatory Failure
1. Denyut jantung [Heart rate]
• Respon awal dari shock pada anak : HR dalam usaha
meningkatkan cardiac output
• Sinus tachycardia [> 180/menit pada anak < 5 tahun
dan > 160/menit pada anak > 5 tahun] dapat
disebabkan: nyeri, febris, hipoksia, hypercapnia,
hypovolemia atau cardiac dysfunction.
2. Denyut nadi perifer.
• Nadi melemah sampai tidak teraba.
3. Perfusi kulit.
• Penurunan perfusi kulit merupakan tanda awal shock.
4. Tekanan darah.
2–5 20 – 30
5 – 12 15 – 20
> 12 12 - 15
Hubungan denyut jantung dan umur
[APLS]
2–5 95 – 140
5 – 12 80 – 120
> 12 60 - 100