Anda di halaman 1dari 4

MENGENAL MASALAH ANAK SESUAI PERKEMBANGAN

A. USIA TODLER
1. Persaingan Sibling
Ketika seorang ibu melahirkan bayi, tanpa disadari oleh orang tua bahwa
kehadiran bayi baru di tengah-tengah keluarga akan membuat toddler cemburu. Todler
merasa perhatian dan kasih saying dari kedua orang tuanya akan beralih kepada adik
barunya. Hal ini yang membuat todler kadang menunjukkan sikap tidak sukanya kepada
adik baru dengan memukul, mrncubit bahkan berusaha menyingkirkan bayi dari
gendongan ibunya. Keaadaan inilah
2. Temper Tantrum
Seringkali ketika keinginan toddler tidak dipenuhi oleh orang tuanya, toddler
menunjukkan kemarahan yang meledak-ledak dengan bersikap menangis menjerit-jerit,
berguling-guling dilantai, memaki, merusak barang dan kadang kalamenyerang orang lain
dengan memukul dan menyepak. Sikap orang tua harus tegas dalam menghadapi sikap
anak seperti ini, selama sikap anak tidak membahayakan dirinya sendiri. Karena ketika
kemarahan toddler sudah mereda, orang tua bisa memberikan sesuatu yang merupakan
kesukaan dari toddler yang bisa menggantikan permintaan toddler yang tidak dapat
terpenuhi.
3. Negativisme
Anak usia toddler sering menunjukkan sikap yang negatif ketika orang tua
mengajukan suatu permintaan. Todler cenderung untuk mengucapkan kata-kata “tidak”
atau “tidak mau”. Sebagai contoh ketika orang tua meminta todler untuk segera mandi
ketika anak sedang asyik menonton televise, anak cenderung untuk mengatakan tidak
mau. Dalam hal ini orang tua bisa membuat pilihan untuk anak sehingga anak bisa
memilih diantara pilihan yang diberikan padanya tanpa harus mengatakan “tidak”.
4. Regresi
Sikap regresi hamper selalu terjadi pada usia toddler ketika ada yang mengancam
otonomi anak, seperti ketika anak sakit dan harus dirawat dirumah sakit, anak cenderung
bersikap kembali ke prilaku kekenak-kanakan. Selain sakit, ketika seorang anak harus
menerima kedatangan anggota keluarga baru, dimana anak merasa adik baru akan
merebut semua perhatian dan kasih sayang dari dirinya sehingga anak akan menunjukkan
sikap regresi untuk mencari perhatian orang tuanya.
B. USIA PRA SEKOLAH
1. Tidak Patuh
Seringkali anak usia pra sekolah menunjukkan sikap tidak patuh pada orang tua
ketika orang tua memberikan sesuatu intruksi kepada anak. Sikap tidak patuh ini bisa
terjadi karena pola asuh yang salah dari orang tua. Misalkan orang tua terlalu
memanjakan anak dan selalu memenuhi semua permintaan dari anak atau sebaliknya
orang tua terlalu disiplin dalam mengasuh anak, sehingga anak cenderung untuk
melawan. Bisa juga orang tua tidak konsisten dengan apa yang sudah dijadikan peraturan
yang dibuat oreng tua sendiri, sehingga anak bisa melawan apa yang sudah diajarkan
orang tuanya. Bentuk ketidakpatuhan anak ada beberapa, diantaranya : anak melakukan
instruksi tapi dengan terpaksa, anak tidak mau melakukan instruksi dan anak sengaja
melakukan hal yang bertolak belakang dengan instruksi.
2. Agresif
Prilaku agresif kadangkala ditunjukkan anak prasekolah ketika anak mengalami
frustasi dalam kehidupan sehari-hari. Ketika anak frustasi anak dapat menimbulkan luka
pada dirinya sendiri atau orang lain. Sikap agresif ini bisa berupa fisik misal, memukul,
menyepak, mendorong,dan lain-lain. Bisa juga berupa verbal missal mengejek,
bertengkar atau mengancam orang lain.
3. Egois
Anak usia sekolah pada umumnya masih bersifat egosentris dan cenderung hanya
peduli dengan dirinya sendiri tanpa memperdulikan orang lain. Anak lebih berfokus pada
kesenangannya sendiri. Prilaku egosentris ini bisa ditunjukkan dengan sekap bermusuhan
dengan teman sebaya ketika bermain bersama/saling berebut mainan. Orang tua yang
terlalu memanjakan anak dapat membuat menjadi egois karena anak terbiasa menjadi
pusat perhatian dalam keluarga.
4. Terlalu Tergantung
Prilaku ketergantungan dapat ditunjukkan anak dengan sering merengek, menangis dan
menuntut orang tuanya untuk membantu melakukan apa yang sebenarnya bisa dilakukan
oleh anak. Anak masih sering menangis jika ditinggalkan oleh ibunya, karena anak
cenderung senang diawasi oleh orang tuanya, selalu dekat dengan orang tuanya untuk
melihat apa yang sudah dibuat oleh anak.

C. USIA SEKOLAH
1. Latchkey Children
Latckey Children adalah istilah yang menjelaskan suatu kondisi dimana seorang
anak usia sekolah dasar harus merawat dirinya sendiri ketika mau berangkat sekolah
maupun setelah pulang sekolah. Kondisi ini terjadi ketika kedua orang tuanya harus
bekerja. Dan hal ini justru akan beresiko anak akan berprilaku yang tidak diinginkan dan
anak cenderung berbuat nakal dan menyimpang, karena minimnya perhatian dari orang
tua. Anak akan merasa kesepian serta terisolasi karena tidak adanya tempat untuk berbagi
cerita tentang pengalaman di sekolah.
2. Prilaku Tidak Jujur
 Berbohong
Anak bisa melakukan suatu kebohongan karena berbagi hal. Diantaranya ketika anak
melakukan kesalahan dan untuk menghindari hukuman dari orang tuanya anak bisa
berbohong untuk menutupi kesalahannya. Selain untuk menutupi kesalahan, anak bisa
melakukan kebohongan membuat suatu cerita agar teman dan orang tuanya terkesan
pada suatu hal yang sudah dilakukan oleh anak.
 Prilaku curang
Anak-anak seringkali tidak mau dianggap kalah dalam suatu kompetisi atau
permainan dan dianggap tidak mampu jika dibandingkan dengan temanya. Oleh
karena itu anak memilih untuk berlaku curang agar mereka dianggap lebih unggul dan
mampu dibandingkan dengan anak yang lain. Hal ini biasanya terjadi secara otomatis
tanpa menyadari bahwa hal ini adalah salah.
 Mencuri
Prilaku mencuri adalah sesuatu yang sangat tidak diinginkan orang tua dilakukan oleh
anak-anaknya. Tetapi terkadang ada kondisi yang menyebabkan anak harus mencuri.
Misalkan ketika anak menginginkan sesuatu tetapi orang tua tidak memberikan
permintaan anak, anak akan nekat untuk mencuri uang orang tuanya untuk membeli
sesuatu yang diinginkan oleh anak. Selain itu kettika orang tua tidak memberikan
uang saku yang cukup, anak akan cenderung menambah uang saku dengan cara
mencuri.

3. Stres dan rasa takut


Sekolah bisa menjadi sumber stress bagi anak. Biasanya anak usia sekolah
bersainga dengan teman sekelas untuk merebutkan peringkat dalam kelas. Selain itu jika
anak mengalami kesulitan dalam belajar seringkali teman-teman mengejek dan
memberikan label atau julukan “bodoh”. Hal inilah yang akan membuat anak stress dan
berakibat anak tidak mau untuk sekolah lagi.

D. USIA REMAJA
Usia remaja adalah usia diamana anak mengalami puncak emosionalnya. Pada saat
perkembangan emosi awal, remaja menunjukkan sikap yang lebih sensitive, emosinya bisa
negative dan temperamental (mudah tersinggung, marah, sedih dan murung). Sedangkan
ketika remaja berada pada perkembangan emosi akhir biasanya remaja lebih bisa
mengendalikan emosinya. Lingkungan yang kurang kondusif juga bisa mempengaruhi sikap
dari anak, akibatnya anak jatuh pada sikap yang negative seperti : agresif (sering melawan,
keras kepala, suka berkelahi dan suka mengganggu orang lain. Selain itu anak bisa juga lari
dari kenyataan yang sedang dihadapi, hal ini ditunjukkan dengan suka melamun, pendiam,
senang menyendiri bahkan anak bisa jatuh pada hal-hal yang salah seperti mengkosumsi
obat-obatan terlarang.

DAFTAR PUSTAKA

Meier, P.D., Minirth, F.B., et al. (2004). Pengantar Psikologis dan Konseling Kristen (Vol.2).
Yogyakarta : PBMR ANDI

Wong, D.L., Hockenberry, M, et al. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik (Vol.1). Jakarta :
EGC

Anda mungkin juga menyukai