DISUSUN OLEH :
NIM. P14084
DISUSUN OLEH :
i
ii
MOTTO
Lakukan apapun yang kamu sukai, jadilah konsisten, dan sukses akan datang
dengan sendirinya.
Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal
yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain, karena hidup hanyalah sekali.
Ingat hanya pada Allah apapun dan di manapun kita berada kepada Dia-lah tempat
iii
iv
v
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Ny. S dan Ny. N yang
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
1. Wahyu Rima Agustin, S.Kep., Ns., M.Kep, Selaku Ketua STIKes Kusuma
vii
5. Ika Subekti Wulandari, S.Kep., Ns., M.Kep selaku dosen penguji yang telah
7. Rumah sakit umum daerah Salatiga yang telah mengijinkan penulis untuk
8. Ny. S dan Ny. N yang telah membantu dan memberikan informasi kepada
9. Kedua orangtuaku, bapak Hardimin dan Ibu Lasini yang selalu menjadi
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
ix
2.1 Konsep dasar Congestive heart failure ........................................ 7
2.1.1 Pengertian................................................................................. 7
2.1.2 Etiologi .................................................................................... 7
2.1.3 Manisfestasi klinis .................................................................... 8
2.1.4 Patofisiologi ............................................................................. 11
2.1.5 Klasifikasi ............................................................................... 12
2.1.6 Komplikasi ............................................................................... 13
2.1.7 Pemeriksaan diagnostik ............................................................ 14
2.1.8 penatalaksanaan ........................................................................ 15
2.2 Konsep Asuhan keperawatan ........................................................ 19
2.2.1 Pengkajian ................................................................................ 19
2.2.2 Diagnosis .................................................................................. 27
2.2.3 Intervensi .................................................................................. 28
x
BAB V PEMBAHASAN..................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
xii
Daftar Gambar
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
bahwa gagal jantung bukanlah suatu penyakit yang terbatas pada satu sistem
organ, melainkan suatu sindrom klinis akibat kelainan jantung yang ditandai
(Muttaqin, 2009).
Menurut data dari WHO dilaporkan bahwa ada sekitar 3000 warga
Associantion (AHA) tahun 2012 dilaporkan bahwa ada 5,7 juta penduduk
1
2
yang menjalani rawat inap di rumah sakit. Penderita CHF pada tahun 2012
di Jawa Tengah terdapat 520 (Depkes, 2012). Selain itu, penyakit yang
44% klien medicare yang dirawat dengan diagnosa CHF akan dirawat
berusia lebih 50 tahun, CHF merupakan alasan yang paling umum bagi
diakibatkan oleh CHF adalah sekitar 5 – 10 % per tahun pada kasus gagal
CHF tidak dapat hidup lebih dari 5 tahun (Kowalak, 2011). Berdasarkan
nocturnal dyspnea (PND) atau sesak napas pada malam hari, sering muncul
posisi tidur merupakan hal yang penting sebagai salah satu tindakan
Pengaruh Sudut Posisi Tidur terhadap Kualitas Tidur dan Tanda Vital Pada
Klien Gagal Jantung dengan hasil adanya pengaruh antara sudut posisi tidur
45 0 terhadap kualitas tidur klien gagal jantung. Tetapi, tidak ada pengaruh
signifikan antara sudut posisi tidur terhadap 3 parameter tanda vital yaitu
tidur yang baik, sehingga bisa dipertimbangkan sebagai salah satu intervensi
Hal ini diperkuat dari hasil penelitian Supadi (2008), tentang analisis
hubungan antara posisi tidur dengan kualitas tidur diperoleh hasil bahwa
56,5% posisi tidur 30 o kualitas tidurnya bagus sedangkan 89,5% posisi tidur
tidur pada klien jantung karena sesak napas saat berbaring adalah dengan
mempertahankan tirah baring dengan memberi posisi tidur 20-30 o atau semi
fowler.
4
Masalah pada studi kasus ini dibatasi pada Asuhan Keperawatan Klien
1.4 Tujuan
RSUD Salatiga.
5
RSUD Salatiga.
Salatiga.
1.5 Manfaat
Salatiga.
2. Peneliti
3. Rumah sakit
Failure.
4. Institusi pendidikan
5. Klien
TINJAUAN TEORI
2.1.1 Pengertian
tanda dan gejala), ditandai oleh sesak napas dan fatik (saat istirahat
7
8
2.1.2 Etiologi
yaitu :
2) Aterosklerosis Koroner
kontraktilitas menurun.
kontraktilitas menurun.
mendadak afterload.
6) Faktor sistemik
2012).
atau aktivitas, letargi dan gangguan tidur. Dr. Susan dari Case
5) Berdebar-debar
6) Lekas lelah
7) Batuk-batuk
2.1.4 Patofisiologi
2.1.5 Klasifikasi
pengisian ventrikel.
2.1.6 Komplikasi
1) Syok kardiogenik
statis darah.
1) Shock Kardiogenik
2) Edema Paru-paru
Edema paru terjadi dengan cara yang sama seperti edema yang
lainya.
15
meningkat.
5) Sonogram untuk menunjukkan dimensi pembesaran bilik,
kontraktilitas ventricular.
pergerakan dinding.
kontraktilitas.
2.1.8 Penatalaksanaan
1) Non farmakologis
a) CHF kronik
pembatasan aktivitas.
menurunkan edema.
16
b) CHF akut
2) Farmakologis
(Kasron, 2012) :
kerja jantung.
18
Obatnya adalah :
sistolik.
disfungsi sistolik.
ventrikel kiri.
3) Pendidikan kesehatan
dan lain-lain.
2.2.1 Pengkajian
sebagai berikut :
Kaji :
laring
Kaji :
(3) C = Circulation
20
Kaji :
(4) D = Disability
Kaji :
(b)Gerakan ekstremitas
(5) E = Eksposure
keluhan.
(a) History
Metode pengkajian :
penyebab kejadian.
asing.
cairan otak.
c. Periksa leher
2. Pengkajian dada
a. Inspeksi :
pembengkakan/penonjolan/edema.
23
b. Palpasi:
c. Perkusi:
redup).
d. Auskultasi:
a. Inspeksi :
b. Auskultasi :
operasi).
c. Palpasi :
1) Malnutrisi
d. Perkusi
26
redup)
dan kiri.
4. Pengkajian Ekstremitas
b. Nyeri
c. Pergerakan
e. Warna kulit
untuk mengkaji:
a. Deformitas
27
c. Jejas
d. Laserasi
e. Luka
6. Pengkajian Psikosossial
Meliputi :
2.2.2 Diagnosis
(00029)
kebutuhan O 2 (00092)
28
2.2.3 Intervensi
adekuat
b) Kriteria hasil
c) Intervensi
c) Intervensi
napas tambahan.
b) Kriteria hasil :
c) Intervensi
perfusi ginjal
2) Pantau TTV
gaster
meningkatkan dioresis
pembatasan natrium
b) Kriteria hasil :
c) Intervensi
hipoksia jaringan.
kulit/mempercepat kerusakan.
kebutuhan O 2
aktivitas
b) Kriteria hasil :
20x/menit, suhu : 37 o c
c) Intervensi
membaik kembali.
b) Kriteria hasil :
c) Intervensi
proses penyakit
mungkin terjadi
menghentikan tidur.
Meninggal
BAB III
METODE PENELITIAN
observasi, dan dokumentasi ( Surjarweni, 2014). Studi kasus ini adalah studi
Paroxymal noctural dipsnea (PND) yaitu sesak napas tiba-tiba pada malam
hari disertai batuk. Munculnya berbagai gejala klinis pada klien gagal
kebutuhan istirahat seperti adanya nyeri dada pada aktivitas, dispnea pada
36
37
istirahat atau aktivitas, letargi dan gangguan tidur. Dr. Susan dari Case
dianggap sebagai salah satu faktor risiko hipertensi, baik pada klien
3.3 Partisipan
Partisipan dalam studi kasus ini adalah Ny. S dan Ny. N yang
Lokasi dan waktu merupakan tempat atau lokasi kasus yang akan
dilakukan studi kasus. Lokasi studi kasus ini dilaksanakan di ICU RSUD
Salatiga. Waktu penelitian adalah waktu studi kasus diambil sesuai yang
Kaji :
Kaji :
dinding dada
mulut
(8) C = Circulation
Kaji :
internal
(9) D = Disability
Kaji :
nyeri, U = unresponsive.
cahaya.
40
(10) E = Eksposure
b) Wawancara
Pengkajian Sekunder :
bantu pernafasan
(4) H : History
terkait.
Uji keabsahan data dimaksud dengan mengambil data baru (here and
1. Pengumpulan data
2. Mereduksi data
3. Penyajian data
4. Kesimpulan
4.1 Hasil
4.1.2 PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
IDENTITAS Klien 1 Klien 2
KLIEN
Nama
Umur
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
Tanggal masuk RS
Tanggal Pengkajian
Diagnosa Medis
No. Registrasi
Ny. S
Dokter
57 tahun
Islam
Tabel 4.1 Indentitas Klien
SD
44
45
3. Riwayat penyakit
RIWAYAT PENYAKIT Klien Ny. S Klien Ny. N
1. Keluhan utama
2. Riwayat penyakit
sekarang
a. Lama Keluhan
b. Timbul Keluhan
c. Faktor Pencetus
d. Upaya yang
memperberat
• Kanak-kanak
• Kecelakaan
• Pernah dirawat
• Operasi
Keluarga klien
b. Alergi
mengatakan klien
mengeluh sesak napas
46
c. Imunisasi
d. Kebiasaan
4. Riwayat Kesehatan
Keluarga
5. Riwayat kesehatan
lingkungan Imunisasi lengkap
4. Pengkajian Fokus
Pengkajian Fokus Klien Ny. S Klien Ny. N
Breathing
Blood
Brain
Bladder
Bowel
Respirasi klien spontan dengan
Bone
menggunakan NRM 10 liter
5. Pemeriksaan Fisik
Observasi Ny. S Ny. N
Keadaan / penampilan umum
a. Kesadaran Composmentis Composmentis
GCS : E4M4V5 : 14 GCS : E4M6V5 : 15
b. TTV
-TD 104/62mmHg 110/70mmHg
-Nadi
Frekuensi 70 x/menit 122x / menit
Irama Teratur Tidak Teratur
Pernafasan 28 x/menit 26 x/menit
Suhu 36.1ºC 36.ºC
c. Antropometri TB 160 cm BB 55 kg TB155 cm BB 85kg
Pemeriksaan Head to Toe
a.Kepala
-bentuk Mesochepal Mesochepal
-rambut Hitam sedikit beruban, Hitam beruban, bersih
bersih
b.Mata
-palpebra Tidak edema Tidak edema
-konjungtiva Tidak anemis Tidak Anemis
-sclera Isokor Isokor
-pupil Tidak ikterik Ikterik
-diameter ka/ki 3m/3m 3m/3m
-reflek cahaya +/+ +/+
-alat bantu Tidak ada Tidak ada
c.hidung Simetris, tidak ada sekret
dan tidak ada polip,
terpasang NGT Simetris, tidak ada secret dan
tidak ada polip
d.mulut Simetris, bersih, mukosa Simetris, bersih, mukosa bibir
bibir kering kering
e.gigi Kotor, tidak berlubang Kotor, berlubang
f.telinga Tidak ada serumen, normal Tidak ada serumen, normal
g.leher Tidak ada pembesaran
kelenjar tyroid, adanya
peningkatan JVP Tidak ada pembesaran kelenjar
tyroid, adanya peningkatan JVP
h.Dada (Thorax)
- Paru-paru
Inspeksi Simetris ka/ki sama, tidak Simetris ka/ki sama, tidak ada
ada jejas jejas
Palpasi Vocal premitus sama Vocal premitus sama
Perkusi Suara paru sonor Suara paru sonor
Auskultasi Suara nafas vesikuler Suara nafas vesikuler
- Jantung
Inspeksi Ictus cordis tidak tampak Ictus cordis tidak tampak
Palpasi Ictus cordis teraba di ICS 5 Ictus cordis teraba di ICS 5
midclavikula midclavikula
Perkusi Pekak dan ada pembesaran Pekak dan ada pembesaran
jantung sebelah kanan jantung sebelah kanan
Auskultasi Bunyi jantung I-II murni Bunyi jantung I-II murni reguler
reguler
48
Klien 2 / Ny. N
Kekuatan otot 5/ 5 5/ 5
Akral Hangat Dingin
Pittig edema Tidak ada Tidak ada
Capilary refile < 2 dtk < 2 dtk
Terpasang infus Kanan Tidak ada
Aktivitas ADL dibantu orang lain
Tabel 4.5 Pemeriksaan Fisik
Klien 2/ Ny. N
Tanggal 27 mei 2017
Jenis pemeriksaan Hasil Nilai Satuan Keterangan
Rujukan
HEMATOLOGI
Lekosit 10,3 4,5-11 Ribu/µl Normal
Eritrosit 4,08 3,8-5,8 Juta/ µl Normal
Hemoglobin 12,9 11,5-16,5 g/dl Normal
Hemotokrit 38,5 37-47 Vol % Normal
MCV 94,4 85-100 Fl Normal
MCH 31,6 28-31 Pg Naik
MCHC 33,5 30-35 g/dl Normal
Trombisit 156 150-450 Ribu/µl Normal
Golongan Darah A
Hitung jenis
Eosinofil % 0,2 1-6 % Turun
Basofil % 0,1 0,0-1,0 % Normal
Limfosit % 3,5 2,0-4,5 % Normal
Monosit % 2,9 2-8 % Normal
Neutrofil % 65,5 40-75 % Normal
KIMIA
Glukosa darah 117 <140 mg/dl Normal
sewaktu
Ureum 45 10-50 mg/dl Normal
Creatinin 1,2 1,0-1,3 mg/dl Normal
Cholesterol total 142 <200 mg/dl Normal
Trigliserida 51 <150 mg/dl Normal
HDL cholesterol 45 >45 mg/dl Normal
LDL cholesterol 103 <100 mg/dl Naik
Asam urat 7,7 2,4-5,7 mg/dl Naik
SGOT 78 <31 µl Naik
SGPT 66 <32 µl Naik
Elektrolit
Natrium 138 135-155 mml/e Normal
Kalium 3,4 3, 6-5,5 mml/e Normal
Chlorida 102 95-108 mmol/l Normal
Kalsium 9,4 8,4-10,5 mg/% Normal
Magnesium 1,9 4.6
Tabel 1,7-2,5
Pemeriksaan mg/dl
Laboratorium Normal
a. Pemeriksaan EKG
Klien 1/Ny. S Klien 2/Ny. N
Tanggal 20 Mei 2017 Tanggal 26 Mei 2017
Normal sinus rhytm, ada pembesaran Irama teratur, frekuensi HR
jantung
bervariasi, gelombang P tidak dapat
dihitung Tabel 4.7 Pemeriksaan EKG
50
Klien 2/ Ny. N
Ds : Klien mengatakan ampeg
dan sesak napas
Do :
- SGOT : 78
- SGPT : 66 Perubahan kontraktilitas Penurunan curah
jantung
51
- TD : 110/70mmHg
- N : 122x/menit
- RR : 26x/menit
S : 36 o c -
- Spo2 : 94%
- Hasil ekg : Irama
teratur, frekuensi HR
bervariasi, gelombang
P tidak dapat dihitung
- Inspeksi : Ictus cordis
tidak terlihat
- Palpasi : Ictus cordis
teraba di ICS 5
midclavikula
- Perkusi : Pekak dan
ada pembesaran
jantung sebelah kanan
- Auskultasi : Bunyi
jantung I-II murni
reguler
Ds : Klien mengatakan kelelahan
saat beraktivitas
Do :
- TD : 110/70mmHg
- N : 122x/menit
- RR : 26x/menit
- Klien ADL dibantu
- Klien terlihat sesak napas saat
beraktivitas
- Klien terlihat lemas Penurunan perfusi perifer Intoleransi aktivitas
disritmia
5. Kolaborasi
dengan
pemberian obat
antiaritmia,
inotropik,
nitrogliserin
dan vasodilator. dan perfusi jaringan
yang membahayakan
Intoleransi aktivitas b.d
Penurunan perfusi perifer
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 3x 24 jam,
diharapkan klien menunjukan
kriteria hasil :
NOC
1. Berpartisipasi dalam
aktivitas fisik tanpa
disertai peningkatan
tekanan darah, nadi dan
RR
2. Mampu melakukan
aktivitas sehari-hari secara
mandiri
3. Keseimbangan antara
aktivitas dan istirahat Terapi Aktivitas (4310)
1. Monitor TTV
2. Kaji adanya
faktor yang
menyebabkan
kelelahan
3. Ajarkan posisi
semi fowler
4. Bantu pasien
untuk
mengidentifikasi
aktivitas yang
mampu dilakukan
5. Anjurkan kepada
pasien untuk
segera meminta
bantuan perawat
atau dokter bila
merasa sakit 1. Untuk mengetahui
faktor yang
menyebabkan nyeri
semakin bertambah
2. Untuk mengurangi
sesak napas yang
dialami klien
3. Untuk mengetahui
kegiatan apa saja yang
masih bisa dilakukan
selama sakit
4. Keluarga mampu
membantu aktivitas
klien
Ansietas b.d Adanya ancaman
kematian Setelah dilakukan
53
kesadaran
4. Curah jantung kembali
normal advice dokter
4. Ajarkan semi
fowler
5. Rekam EKG
secara periodik
selama
serangan dan
catat adanya
disritmia
6. Kolaborasi
dengan
pemberian obat
antiaritmia,
inotropik,
nitrogliserin
dan vasodilator. berguna untuk
menentukan diagnosis
perluasan iskemia
5. Menurunkan curah
jantung secara ekstrim
dan perfusi jaringan
yang membahayakan
Intoleransi aktivitas b.d Penurunan
perfusi perifer Setelah dilakukan
tindakan keperawatan 3x 24 jam,
diharapkan klien menunjukan
kriteria hasil :
NOC
1. Berpartisipasi dalam
aktivitas fisik tanpa disertai
peningkatan tekanan darah,
nadi dan RR
2. Mampu melakukan aktivitas
sehari-hari secara mandiri
3. Keseimbangan antara
Tabel 4.9 Intervensi Keperawatan
aktivitas dan istirahat Terapi Aktivitas
(4310)
1. Monitor TTV
54
08.45
09.15
07.40
16.00
22.00
Mengobservas
i tanda dan
gejala
penurunan
curah jantung
(pusing, sakit
kepala, pucat,
akral dingin)
Beri O 2 sesuai
advice dokter
Mengkolabora
sikan dalam
pemberian
terapi obat
sesuai indikasi
55
Intoleransi
aktivitas b.d
Penurunan
perfusi perifer 07.47
09.35
10.49
Mengkaji
11.15
adanya faktor
yang
menyebabkan
kelelahan
Mengajarkan
posisi semi
fowler
Membantu
pasien untuk
mengidentifik
asi aktivitas
yang mampu
dilakukan
menganjurkan
kepada pasien
untuk segera
meminta
bantuan
perawat atau
dokter bila
merasa sakit 07.17
10.25
Mengkaji
11.00
adanya
faktor yang
menyebabka
n kelelahan
Mengajarkan
posisi semi
fowler
56
09.48
07.30
16.09
22.05 gejala
penurunan
curah jantung
(pusing, sakit
kepala, pucat,
akral dingin)
Beri O 2 sesuai
advice dokter
Mengkolabora
sikan dalam
pemberian
terapi obat
sesuai indikasi
dokter :
ISDN 3x5mg,
Alpara 2 1x0,5
mg, Simac
1x2mg,
Digoxin 2x
250 mg, Pct
3x500mg,
Cefotaxime
2x1gr,
metronidazole
3x500mg,
omeprazole
1x40mg
07.50
16.05
22.10 gejala
penurunan
curah
jantung
(pusing,
sakit kepala,
pucat, akral Tabel 4.10 Implementasi keperawatan
dingin)
Mengkolabo
57
A:
Masalah Penurunan
curah jantung
b.d Perubahan
kontraktilitas
belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
1. Monitor TTV
2. Observasi
tanda dan gejala
penurunan curah
jantung (pusing, sakit
kepala, pucat, akral
dingin)
3. Lakukan
perekaman EKG
4. Kolaborasi
dengan pemberian
obat antiaritmia,
inotropik,
58
Diagnosa 2
Intoleransi
aktivitas b.d
penurunan
perfusi perifer S: S S : Klien
mengatakan
Klien mengatakan
mudah lelah saat
beraktivitas
O:
- TD: 104/62mmHg
- N : 70x/menit
- RR: 28x/menit
- ADL klien dibantu
- Klien terlihat sesak
napas saat
beraktivitas
- Klien terlihat lemas
A:
Masalah
intoleransi
aktivitas belum
teratasi
P : Lanjutkan
intervensi
1. Kaji adanya
faktor yang
menyebabkan
kelelahan
2. Ajarkan posisi
semi fowler
3. antu pasien
untuk
mengidentifik
asi aktivitas
yang mampu
dilakukan
4. Anjurkan
kepada pasien
untuk segera
meminta
bantuan
perawat atau
dokter bila
merasa sakit
mudah lelah saat
beraktivitas
O:
- TD : 110/70mmHg
- N : 82x/menit
- RR : 26x/menit
- ADL Klien dibantu
- Klien terlihat sesak
napas saat
beraktivitas
- Klien terlihat lemas
59
- Klien terlihat
menanyakan
kondisinya
A:
Masalah ansietas
belum
teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
1. Kaji level
kecemasan
2. Bantu klien
mengidentifikasika
n situasi yang
memicu kecemasan
3. Intruksikan klien
untuk
menggunakan
teknik relaksasi
4. Dorong keluarga
untuk
mendampingi klien
dengan cara yang
tepat kondisinya
A : Masalah ansietas
belum teratasi
P : Lanjutkan
intervensi
1. Kaji level
kecemasan
2. Bantu klien
mengidentifik
asikan situasi
yang memicu
kecemasan
3. Intruksikan
klien untuk
menggunakan
teknik
relaksasi A : Masalah ansietas
sebagian teratasi
P :Lanjutkan intervensi
1. Kaji level
kecemasan
2. Intruksikan klien
untuk
menggunakan
teknik relaksasi
Klien 2/Ny. N 26 Mei 2017 27 Mei 2017 28 Mei 2017
Diagnosa 1
Penurunan
curah jantung
60
pembesaran
jantung sebelah
kanan
- Auskultasi :
Bunyi jantung I-
II murni reguler
A:
Masalah Penurunan
curah jantung b.d
Perubahan
kontraktilitas belum
teratasi
P : Lanjutkan
intervensi
1. Monitor TTV
2. bservasi tanda
dan gejala
penurunan
curah jantung
(pusing, sakit
kepala, pucat,
akral dingin)
3. Lakukan
perekaman
EKG
4. Kolaborasi
dengan
pemberian obat
antiaritmia,
inotropik,
nitrogliserin
dan vasodilator. Pekak dan ada
pembesaran
jantung
sebelah kanan
- Auskultasi :
Bunyi jantung
I-II murni
reguler
A : Masalah
Penurunan curah
jantung b.d
Perubahan
kontraktilitas
belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
1. Monitor TTV
2. Lakukan
perekaman
EKG
3. Kolaborasi
dengan
pemberian obat
antiaritmia,
inotropik,
61
PEMBAHASAN
5.1 Pembahasan
5.1.1 Pengkajian
subjektif Ny. S mengatakan mudah lelah saat beraktivitas, data objektif TD:
104/62 mmHg, nadi: 70x/menit, RR: 28x/menit, ADL klien dibantu total,
klien terlihat sesak napas saat beraktivitas, klien terlihat lemas. Hasil
110/70 mmHg, nadi: 122x/menit, RR: 26x/menit, ADL klien dibantu total,
klien terlihat sesak napas saat beraktivitas, klien terlihat lemas. Hasil
62
63
dan gejala), ditandai oleh sesak napas dan fatik (saat istirahat atau saat
sesak saat berbaring, dipsnea on effort (DOE) yaitu sesak bila melakukan
pada malam hari disertai batuk munculnya berbagai gejala klinis pada klien
kebutuhan istirahat seperti adanya nyeri dada pada aktivitas, dispnea pada
ditandai oleh batuk dan sesak napas, peningkatan desakan vena sistematik
seperti pada yang terlihat pada edema perifer umum dan penambahan berat
dan Ny. N sesuai dengan teori karaktristik klien yang mengalami Congestive
Heart Failure (CHF) dimana kebutuhan ADL klien tergantung orang lain.
64
yang tepat untuk mencapai hasil yang merupakan tanggung jawab perawat
didapatkan data yaitu Ny. S mengatakan mudah lelah saat beraktivitas. Ny.
dibantu, klien terlihat sesak napas saat beraktivitas, klien terlihat lemas.
Hasil pemeriksaan EKG normal sinus rhytm, ada pembesaran jantung. Data
subjektif didapatkan pada Ny. N TD: 110/70 mmHg, nadi: 122x/menit, RR:
26x/menit, ADL klien dibantu, klien terlihat sesak napas saat beraktivitas,
2015).
65
5.1.3 Intervensi
2007).
pada klien. Measurable adalah dapat diukur, dilihat, diraba, dirasakan dan
yang dilakukan pada Ny. S dan Ny. N adalah monitor tanda-tanda vital, kaji
anjurkan kepada klien untuk segera meminta bantuan perawat atau dokter
20˚ atau lebih di atas jantung untuk memperbaiki aliran balik. Tujuan dari
5.1.4 Implementasi
tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan
Mei 2017 adalah monitor tanda-tanda vital, kaji adanya faktor yang
untuk segera meminta bantuan perawat atau dokter bila merasa sakit.
curah jantung klien gagal jantung. Hal ini menyebutkan bahwa posisi kepala
Posisi tidur 45 derajat, sesak nafas berkurang dan kualitas tidur meningkat
(Doengoes, 2008)
5.1.5. Evaluasi
dan terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan,
N: 84x/menit, RR: 24x/menit, ADL klien dibantu, klien terlihat sesak napas
klien dibantu, klien terlihat sesak napas saat beraktivitas berkurang, klien
69
semi fowler.
sebagai salah satu indikasi terjadinya perbaikan pada klien. Oleh karena itu
pemberian posisi semi fowler merupakan salah satu cara yang efektif dalam
penulis belum didapatkan data yang sesuai dengan kriteria hasil pada tujuan
yaitu TTV normal, tidak sesak napas saat aktivitas, perekaman EKG normal
(Wilkinson, 2007).
kedua klien tetapi dalam ADL kedua klien masih dibantu orang lain. Maka
dari itu, penulis dapat menyimpulkan bahwa posisi semi fowler berpengaruh
Failure.
BAB VI
6.1 Kesimpulan
6.1.1 Pengkajian
110/70 mmHg, nadi: 122x/menit, RR: 26x/menit, ADL klien dibantu, klien
70
71
(Herdman, 2015).
yang pertama yaitu observasi keadaan klien dan memonitor TTV untuk
yang ketiga ajarkan posisi semi fowler untuk mengurangi sesak napas yang
aktivitas sehari-hari.
6.1.4 Implementasi
berkurang atau turun sebagai berikut: klien 1/Ny. S pada tanggal 22 Mei
2017 sebelum diberi posisi semi fowler RR: 29x/menit, setelah diberi
diberi posisi semi fowler RR : 27x/menit, setelah diberi posisi semi fowler
Klien 2/Ny. N pada tanggal 26 Mei 2017 sebelum diberi posisi semi fowler
6.1.5 Evaluasi
terhadap kualitas sesak napas pada klien congestive heart failure di ruang
kualitas sesak napas klien. Kualitas sesak napas yang baik mengakibatkan
6.2 SARAN
Aru, Sudoyo dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid 1,2,3, edisi
keempat. Jakarta : Internal Publishing.
Depkes RI. 2012. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan
pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.
Dipiro, Joseph T., Talbert, Robert L.,et al.2008. The seventh edition of the
benchmark evidence-based pharmacotherapy. McGraw-Hill Companies
Inc. USA.
Padila. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Nuha Medika
Rubenstein dkk, 2007. Lecture Notes : Kedokteran Klinis. Jakarta:
Penerbit Erlangga; 389-391.
Talwar, A., Liman, B., Greenberg, H., Feinsilver, S., H., and Vijayan, H.(2008).
Sleep in the Intensive Care Unit. India : University of Delhi.