Anda di halaman 1dari 11

Nama Kelompok :

Asni Astuti S.
Ayu Fatmawati
Erna Dwi Fantry A
Tugas : Jobsheet Body Mechanic
Kelas : Keperawatan 5A

BODY MECHANICS / MEKANIKA TUBUH

1. Pengertian

Mekanika Tubuh adalah suatu usaha mengkoordinasikan sistem muskuloskeletal dan sistem
syaraf dalam mempertahankan keseimbangan, postur dan kesejajaran tubuh selama ( potter &
perry, 2005).
2. Body Mekanik meliputi 3 elemen dasar yaitu :

a. Body Alignment (Postur Tubuh)


Susunan geometrik bagian-bagian tubuh dalam hubungannya dengan bagian tubuh yang lain.
b. Balance / Keseimbangan
Keseimbangan tergantung pada interaksi antara pusat gravity, line gravity dan base of
support.
c. Koordinated body movement (Gerakan tubuh yang terkoordinir)
Dimana body mekanik berinteraksi dalam fungsi muskuloskeletal dan sistem syaraf.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi body mekanik :

a. Status kesehatan
b. Kondisi kesehatan seseorang akan berpengaruh terhadap keseimbangan tubuh sehingga
aktivitasnya menjadi terganggu.
c. Nutrisi
d. Pemenuhan kebutuhan tubuh akan nutrisi sangat penting karena mempengaruhi produksi
energi yang digunakan untuk mobilisasi.
e. Emosi
f. Situasi dan kebiasaan
g. Gaya hidup
h. Pengetahuan
4. Tujuan Body Mekanik
a. Meningkatkan kesejajaran tubuh yang benar
b. Menghemat energi , pemberi asuhan untuk digunakan dalam mnyelesakan tugas lain
c. Mencegah cedera fisik terhadap pemberi asuhan dan klien
d. Memudahkan koordinasi dan penggunaan otot yang efisien ketika meminahkan

5. Indikasi
a. Pasien pasca oprasi
b. Pasien stroke
c. Pasien koma
d. Pasien yang mengalami kesulitan dalam bergerak dan membutuhkan bantuan orang lain untuk
beraktifitas

6. Kontraindikasi

Pasien yang mengali fraktur tulang belakang yang tidak dapat bergerak

7. Prinsip body mekanik

 Mulai setiap pergerakan tubuh


dengan alignment dan
keseimbangan yang baik.

 Ambil jarak dengan tepat


sebelum memindahkan atau
membalik pasien.

 Dorong dan tarik objek ketika


memindahkan benda untuk
menghemat energi.

 Gunakan kelompok otot besar


untuk mengangkat dan
memindahkan benda atau pasien,
jangan otot punggung.

 Distribusikan beban dengan


merata sebelum memindahkan
atau membalik pasien.
 Tentukan tinggi yang sama
ketika memindahkan pasien.

 Minta bantuan bila mengangkat


pasien yang berat.

8. Macam-macam bodi mekanik

a. Body alignment
1. Membantu pasien berdiri
2. Membantu pasien duduk
3. Mengatur berbagai posisi klien yang terdiri dari :

a. Posisi Fowler

Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian kepala tempat tidur
lebih tinggi atau dinaikkan setinggi 15°- 90°. Tujuannya untuk mempertahankan
kenyamanan dan memfasilitasi fungsi kenyamanan pasien, Melakukan aktivitas ttu,
Mengatasi kesulitan pernafasan & KV pernafasan pasien. Fowler : 45 – 90o dan Semi
fowler : 15 – 45o

b. Posisi Semi fowler

Cara berbaring pasien dengan posisi setengah duduk.


Tujuan :
 Mengurangi sesak napas
 Memberikan rasa nyaman
 Membantu memperlancar keluarnya cairan, misalnya pada WSD
 Membantu mempermudah tindakan pemeriksaan

Dilakukan pada :

 Pasien sesak napas


 Pasien pasca bedah, bila keadaan umum pasien baik atau bila pasien sudah
sadar.

c. Posisi Dorsal recumben

Adalah dimana posisi kepala dan bahu pasien sedikit mengalami elevasi diatas bantal,
kedua lengan berada di samping sisi tubuh, posisi kaki fleksi dengan telapak kaki datar
diatas tempat tidur. Tujuannya untuk memeriksa daerah genetalia, pasang cateter, serta
pada proses persalinan.

d. Posisi Trendelenburg

Adalah posisi pasien berbaring di TT dg bagian kepala lebih rendah dari pada bagian kaki.
Tujuan : Melancarkan peredaran darah ke otak

e. Posisi Anti Trendelenberg

Adalah posisi pasien berbaring di TT dengan kaki lebih tinggi dari kepala.
Tujuan : tindakan menurunkan tekanan intrakranial pada pasien trauma kapitis.

f. Posisi Pronasi/ tengkurap

Adalah dimana posisi pasien berbaring diatas abdomen dengan kepala menoleh kesalah
satu sisi. Kedua lengan fleksi disamping kepala. Posisi ini memiliki beberapa tujuan
diantaranya :

 Memberikan ekstensi penuh pada persendian pinggul dan lutut.


 Mencegah terjadinya fleksi kontraktur dari pinggul dan sendi.
 Membantu drainase dari mulut.

g. Posisi Lateral (side lying)

Yaitu seorang tidur diatas salah satu sisi tubuh, dengan membentuk fleksi pada pinggul
dan lutut bagian atas dan meletakkannya lebih depan dari bagian tubuh yang lain dengan
kepala menoleh kesamping.
Tujuan posisi ini : Mengurangi lordosis & meningkatkan kelurusan punggung , Baik untuk
posisi tidur & istirahat, Membantu menghilangkan tekanan pada sakrum.

h. Posisi Supine/ terlentang.

Ini biasanya disebut berbaring telentang, datar dengan kepala dan bahu sedikit elevasi
dengan menggunakan bantal. Posisi pasien harus di tengah-tengah tempat tidur, sekitar
tiga inci di bawah kepala tempat tidur.
Tujuan : Klien pasca operasi dengan anestesi spinal, Mengatasi masalah yg timbul akibat
pemberian posisi pronasi yg tidak tepat.
i. Posisi Sim’s

Adalah posisi dimana tubuh miring kekiri atau kekanan.


Tujuan posisi ini :

 Untuk memberikan kenyamanan dan memberikan obat per anus (supositoria).


 Memfasilitasi drainase dari mulut pada klien tidak sadar
 Mengurangi penekanan pada sakrum & trokanter mayor pada klien paralisis
 Memudahkan pemeriksaan perineal
 Untuk tindakan pemberian enema

j. Posisi Genu pectoral/knee chest position

Posisi pasien berbaring dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada bagian alas
TT. Tujuan : Memeriksa daerah rectum & sigmoid

k. Posisi Litotomi

Posisi pasien berbaring terlentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya keatas
bagian perut
Tujuan : Merawat atau memeriksa genetalia pada proses persalinan, memasang alat
kontrasepsi

l. Posisi Orthopneik

Posisi adaptasi dari fowler tinggi. Klien duduk di TT atau tepi TT dg meja yang menyilang
diatas TT (90o)
Tujuan : membantu mengatasi masalah kesulitan bernafas dg ekspansi dada maksimum,
membantu klien yg mengalami inhalas.
JOBSHEET BODY MECHANIC ( MEKANIKA TUBUH)

NO. PROSEDUR GAMBAR


1. Posisi fowler
Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk,
dimana bagian kepala tempat tidur lebih tinggi atau
dinaikkan setinggi 15°- 90°.
Tujuan :
 Untuk mempertahankan kenyamanan dan
memfasilitasi fungsi kenyamanan pasien,
 Melakukan aktivitas tertentu
 Mengatasi kesulitan pernafasan. Fowler : 45 –
90o .
Persiapan :
 Perawat mengkaji kesejajaran tubuh dan
tingkat kenyamanan pasien.
 Perawat juga harus memberikan privasi kepada
pasien.
Persiapan Alat :
 Bantal
 Papan kaki
 Bantal pasir
 Registin
 Pagar tempat tidur
Pelaksanaan :
 Cuci tangan dan pakai APD
 Tinggikan kepala pasien diatas tempat tidur
atau bantal kecil
 Gunakan bantal untuk menyokong lengan dan
tangan bila pasien tidak dapat mengontrolnya
secara sadar atau tidak dapat menggunakan
tangan dan lengan.
 Tempatkan bantal tipis dipunggung bawah.
 Tempatkan bantal kecil/gulungan dibawah
pergelangan kaki.
 Tempatkan papan kaki dasar telapak kaki
pasien.
 Turunkan temapt tidur

2. Posisi Semi Fowler


Cara berbaring pasien dengan posisi setengah duduk 15-45o.
Tujuan :
 Mengurangi sesak napas
 Memberikan rasa nyaman
 Membantu memperlancar keluarnya cairan,
misalnya pada WSD
 Membantu mempermudah tindakan pemeriksaan
Dilakukan pada :
 Pasien sesak napas
 Pasien pasca bedah, bila keadaan umum pasien
baik atau bila pasien sudah sadar.
Persiapan alat :
 Sandaran punggung
 Bantal atau balok penahan kaki tempat tidur (bila
perlu)
 Tempat tidur khusus
Persiapan pasien :
 Beri penjelasan tentang hal-hal yang akan
dilakukan
Pelaksanaan :
 Pasien didudukkan, sandaran punggung diatur
sampai setengah duduk dan dirapihkan.
 Pada tempat tidur khusus, tempat tidurnya langsung
diatur setengah duduk.
 Pasien dirapihkan.
3. Posisi Sim’s
Posisi miring ke kanan atau ke kiri, posisi ini dilakukan
untuk memberi kenyamanan dan pemberian obat melalui
anus (supositoria)
Persiapan alat:
 Sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan,
misalnya pemberian huknah
 Tempat tdiur
 Bantal
 Selimut
Persiapan pasien:
 Jelaskan tentang hal-halyang akan dilakukan
Pelaksanaan:
 Pasien berbaring, kemudian dimiringkan ke kiri
dengan posisi badan setengah telungkup
 Kaki kiri lurus, lutut dan paha kanan ditekuk serta
ditarik kearah dada
 Tangan kiri diatas kepala atau dibelakang
punggung dan tangan kanan diatas tempat tidur
4. Posisi Genu Pectoral (Knee Chest)
Pada posisi ini pasien menungging dengan kedua kaki
ditekuk dan dada menempel pada bagian alas tempat tidur.
Posisi ini dilakukan untuk memeriksa daerah rectum dan
sigmoid.
Persiapan:
 Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan
dilakukan
Pelaksanaan:
 Bantal disingkirkan dari tempat tidur
 Pasien diminta menungging
 Pakaian bagian bawah dibuka (bila perlu)
5. Posisi Dorsal Recumbent
Pada posisi ini pasien berbaring terlentang dengan kedua
lutut fleksi (direganggkan) di atas tempat tidur. Posisi ini
dilakukan untuk merawat dan memeriksa genitalia serta
pada proses persalinan.
Persiapan alat:
 Tempat tidur atau meja operasi atau meja
pemeriksaan Selimut

Persiapan pasien:
 Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan
dilakukan
Pelaksanaan:
 Pasien berbaring telentang dan pakaian bagian
bawah dibuka
 Lutut ditekuk, paha direnggangkan dan telapak
kaki menapak pada tempat tidur
6. Posisi Lithotomy
Posisi berbaring terlentang dengan mengangkat kedua kaki
dan menariknya ke ats bagian perut. Posisi ini dilakukan
untuk :
 Ibu hamil
 Persalinan
 Wanita yang akan memasang alat kontrasepsi
Persiapan alat:
 Tempat tidur khusus (gynaecology bed)
 Selimut atau kain penutup
Persiapan pasien:
 Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan
dilakukan
Pelaksanaan:
 Pasien berbaring terlentang dan pakaian bagian
bawah dibuka
 Kedua kaki ditekuk dan lutut disandarkan pada
penahan lutut
7. Posisi Anti Trendelenburg
Pada posisi ini pasien berbaring ditempat tidur dengan
bagian kepala lebih tinggi dari pada kaki.
Indikasi :
 Pasien dengan luka bocor di daerah kepala
 Pasien shock
 Pasien hipertensi
Tujuan :
 Posisi ini dilakukan untuk melancarkan sirkulasi
darah ke kaki serta memperlancar vaskulasi darah.
 Mencegah terjadinya perdarahan berlebih didaerah
kepala.

8. Posisi Trendelenburg
Pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian kepala lebih
rendah daripada kaki. Posisi ini untuk melancarkan
peredaran darah ke otak.
Persiapan alat:
 Balok penopang kaki tempat tidur
 Bantal
 Tempat tidur khusus
Persiapan pasien:
 Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan
dilakukan
Pelaksanaan:
 Tempat tidur dibagian kaki ditinggikan dengan
balok
 Pasien dibaringkan telentang tanpa bantal dan
dibawah lipatan lutut diberi bantal
 Diantara kepala pasien dan ujung tempat tidur
diberi bantal sebagai penahan
 Pada tempat tidur khusus, bagian kakinya
ditinggikan sesuai kebutuhan.
9 Posisi Lateral
Yaitu seorang tidur diatas salah satu sisi tubuh, dengan
membentuk fleksi pada pinggul dan lutut bagian atas dan
meletakkannya lebih depan dari bagian tubuh yang lain
dengan kepala menoleh kesamping.
Tujuan :
 Mengurangi lordosis
 Meningkatkan kelurusan punggung
Persiapan Alat :
 Bantal kecil 2
 Bantal besar 1
Persiapan pasien :
 Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan
dilakukan
Pelaksanaan :
 Cuci tangan
 Mempersiapkan alat
 Buatlah posisi jam tidur yang mudah untuk bekerja
(sesuai dengan tinggi perawat)
 Atur tinggi tempat tidur saat posisi dasar yaitu
posisi datar. Ambil semua bantal dan perlengkapan
yang lain pada posisi sebelumnya.
 Bantu pasien dalam posisi telungkup
 Hadapkan kepala klien disatu sisi , letakkan bantal
kecil dibawah kepala tetapi tidak sampai bahu.
 Letakkan bantal dibawah perut mulai dari
diagfragma sampai krista ilika.
 Letakkan bantal dibawah kaki mulai dari lutut
hingga tumit perawat.
 Mencuci tangan.
 Evaluasi respons pasien.
 Tindakan dan hasil.
10. Posisi Pronasi (Tengkurap)
Pasien tidur dalam posisi telungkup, berbaring dengan
wajah menghadap ke bantal.
Tujuan :
 Memberikan ekstensi maksimal pada sendi, lutut
dan pinggang.
 Mencegah fleksi dan kontraktur pada pinggang dan
lutut.
Indikasi :
 Pasien yang menjalani bedah mulut dan
kerongkongan.
 Pasien dengan pemeriksaaan pada daerah bokong
atau punggung.
Persiapan alat :
 Tempat tidur
 Bantal
Pelaksanaan :
 Cuci tangan
 Letakkan bantal sejajar kepala dan dada pasien
 Minta pasien tidur telungkup dengan posisi kepala
miring ke bagian luar tempat tidur.
 Letakkan bantal dibagian betis.
 Rapikan peralatan
 Observasi respon pasien setelah tindakan yang
dilakukan.
11. Posisi Supine (Terlentang)
Posisi terlentang dengan pasien menyandarkan punggung
agar dasar tubuh sama dengan kesejajaran berdiri yang baik.
Tujuan :
 Meningkatkan kenyamanan pasien
 Memfasilitasi penyembuhan terutama pada pasien
pembedahan atau dalam proses anastesi tertentu.
Indikasi :
 Pasien dengan tindakan post operasi anestesi atau
pembedahan tertentu.
 Pasien dengan kondisi sangat lemah atau koma.
Persiapan alat :
 Tempat tidur
 Selimut
 Bantal
Pelaksanaan :
 Cuci tangan
 Minta apsein tidur terlentang
 Letakkan bantal di bahu dan kepala pasien.
 Minta pasien sedikit mengangkat bagian betis.
 Letakkan gulungan selimut di bawah lutut hingga
betis.
 Rapikan peralatan
 Observasi respon pasien setelah tindakan dilakukan
 Cuci tangan
 Dokumentasikan hasil dan tindakan yang
dilakukan.
12. Posisi Orthopenik
Posisi pasien duduk dengan kepala pada penampang yang
sejajar dada seperti meja.
Tujuan :
 Memudahkan ekspansi paru pasien dengan
kesulitan bernafas yang ekstrim dan tidak bisa tidur
terlentang
 Atau posisi hanya bisa elevasi sedang.
Indikasi :
 Pasien dengan sesak nafas berat dan tidak bisa tidur
terlentang.
Persiapan alat :
 Tempat tidur
 Selimut
 Bantak
 Meja kecil
Pelaksanaan :
 Cuci tangan
 Anjurkan pasien dalam posisi duduk yang nyaman
 Letakkan beberapa bantal di paha pasien sejajar
dengan dada.
 Anjurkan pasien untuk memposisikan badan ke
bantal.
 Minta pasien untuk rileks lalu selimuti pasien.
 Rapikan perlatan
 Observasi hasil dan tindakan yang dilakukan
 Cuci tangan
 Dokumentasikan hasil dan tindakan yang
dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai