OLEH :
KELAS : J2 KEPERAWATAN
KELOMPOK : 1 (SATU)
1. RINI WIDIYA SARI (P201701070)
2. METHA INDRASWARY (P201802051)
3. SITTI HALMINA (P201701059)
4. FEBRIANTY KADRIAN (P201701073)
5. RINI WIDIYA SARI (P201701070)
6. DWI SUGI PRATIWI (P201701060)
7. KARTIKA WEDIANTY PALITAK (P201701082)
8. WA ODE ANGGI ANALESTARI (P201701057)
9. MILA CITRA DEWI (P201701087)
10. FITNI TRI ARTIKA (P201701063)
11. ENNI ANGGARAINI ADITYA (P201701084)
12. WENIATI (P201701053)
Pertama-tama penulis ingin mengucapkan rasa syukur pada Allah SWT, atas
erlinawati selaku dosen pembimbing mata kuliah Etika Keperawatan, serta kepada
dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
selanjutnya. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB 11 PEMBAHASAN
A. konsep K3
A. Kesimpulan
B. Saran
PENUTUP
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
lain sebagainya.
keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh
E. Konsep K3
C. TUJUAN
a. Mengetahui konsep k3
D. MANFAAT
medikal bedah.
PEMBAHASAN
A. KONSEP K3
limbah medis, penggunaan alat pelindung diri dan lain sebagainya. Selain terhadap
Kerja di rumah sakit juga “concern” keselamatan dan hak-hak pasien, yang masuk
kesehatan kerja di tempat kerja, pedoman ini juga mengambil dari beberapa
Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH), the Centers for Disease
Control (CDC), the Occupational Safety and Health Administration (OSHA), the
pekerja di USA adalah petugas medis. Dari laporan yang dibuat oleh The National
diakibatkan oleh penyakit akibat kerja dan injury, dan angka ini jauh lebih besar
adalah needle sticks injury (63%) diikuti oleh kejadian lain seperti luka dan
tergores (21%). Selain itu pekerja di rumah sakit sering mengalami stres, yang
dan keseleo merupakan representasi dari low back injury yang banyak didapatkan
cenderung mengalami gangguan fisiologi dgn atau tanpa gangguan struktur akibat
trauma.
spiritual yang komprihensif ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat baik
sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Pelayanan
patofisiologis, (CHS,1992).
Keperawatan medical bedah di lakukan dengan :
a. Pelayanan Profesional
keperawatan.
Pelayanan ini diberikan oleh seorang perawat yang berkompetensi dan telah
Dalam hal ini perawat harus bersikap Acceptance, Sensitif, Empati, dan trust
kepada klien. Selain itu perawat harus memahami dan mengaplikasikan Prinsip–
Prinsip Moral dalam Praktek Keperawatan antara lain :
1. Autonomy
2. Beneficience
3. Justice
4. Fidelity ( setia)
5. Veracity (kejujuran)
6. Avoiding killing
Formal yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah. Ilmu pengetahuan terus berubah
3. Patofisologi penyakit
7. Komunikasi terapeutik
etika keperawatan yang ada, meliputi asas Autonomy (menghargai hak pasien/
1. Memberi dasar dlm mengatur hubungan perawat , klien, tenaga kes. Lain,
3. Tanggung jawab Perawat thd Sesama perawat dan anggota profesi lain
Kamar operasi adalah suatu unit khusus di rumah sakit ,tempat untuk
Menurut ahli laporan dari National Safety Council (NSC) tahun 1988
menunjukkan bahwa terjadinya kecelakaan di rumah sakit 41% lebih besar dari
pekerja pada industri lain . Kasus yang sering terjadi adalah tertusuk
yang palling sering adalah luka jarum suntik yang umum terjadi dikalangan
petugas instrumen di ruang bedah adalah benda-benda tajam seperrti skapel dan
bedah
juga harus mengenakan alat pelindung diri sesuai dengan prosedur yang mereka
lakukan dan tingkat kontak dengan pasien yang diperlukan untuk menghindari
kontak dengan darah dan cairan tubuh. APD untuk keperlluan kewaspadaan
standar terdiri atas sarung tangan, gaun pelindung mata, dan masker bedah .
Begitu pula,sepatu bot juga dapat digunakan untuk keperluan praktis,misalnya bila
diperlukan sepatu yang tertutup rapat dan kuat untuk menghindari kecelakaan
akibat benda tajam. Bila digunakan dengan benar, APD akan melindungi petugas
kantur pemberi jasa atau bagiannya dan mempunyai satu atau lebih
Dalam upaya pengawasan P3K maka perlu tersedia fasilitas dan personil
P3K. Fasilitas dapat berupa kotak P3K,isi kotak P3K buku pedoman,ruang
ditempat kerja .
Rekomendasi minimum fasilitas yang tersedia dalam kotak P3K tipe 1
(100 ml lar saline), podivon iodin (60 ml),alkohol 70% , buku panduan
P3K umum , buku catatan, daftar isi kotak . Sedangkan pada kotak P3K
tipe II terdiri dari kasa steril terbugkus,perban (lebar 5 cm) , perban (lebar
disekitarnya.
1. Pemeriksaan awal
a. Anamnese umum
b. Anamnese pekerjaan
d. Alergi
f. Pemeriksaan badan
g. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan tertentu :
a. Tuberkulin test
b. Psiko test
2. Pemeriksaan berkala
dihadapidalam pekerjaan .
3. Pemeriksaan khusus
Perencanaan meliputi :
potensi bahaya .
2. Jenis kecelakaan dan PAK yang mungkin dapat
d. Indikator kerja
e. Program K3
RS harus menetapkan dan melaksanakan program K3RS ,
diruang bedah
anastesi.
otot pada alat gerak sebelah kiri. Alat gerak sebelah kanan
NGT. Bone : kulit pucat dan kering, tidak ada tanda dekubitus.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN