Anda di halaman 1dari 2

Pengertian Kualitas Hidup

Kualitas hidup menurut World Health Organization quality of Life (WHOQOL), Group (dalam
Rapley, 2003), didefinisikan sebagai persepsi individu mengenai posisi individu dalam hidup
dalam konteks budaya dan system nilai dimana individu hidup dan hubungannya dengan tujuan,
harapan, standar yang ditetapkan dan perhatian seseorang (Nimas, 2012).
Kualitas hidup didefinisikan sebagai persepsi individu dari posisi merekan dalam kehidupan dalam
konteks budaya dan system nilai dimana mereka tinggal dan dalam hubungannya dengan tujuan
mereka, harapan, standard an kekhawatiran (WHO, 1996)
Kualitas hidup merupakan persepsi subjektif dari individu terhadap kondisi fisik, prikologis,
social, dan lingkungan dalam kehidupan sehari-hari yang dialaminya (Urifah, 2012).
Menurut Kanganora (2012) mendefinisikan kualitas hidup sebagai persepsi seseorang dalam
konteks budaya dan norma yang sesuai dengan tempat hidup seseorang terebut serta berkaitan
dengan tujuan, harapan, standart dan kepedulian selama hidup.

Aspek-aspek kualitas hidup


Menurut WHOQOL-BREF (dalam Rapley, 2003) terdapat empat aspek mengenai kualitas hidup,
diantaranya sebagai berikut:
a. Kesehatan fisik, mencakup aktivitas sehari-hari, ketergantungan pada obat-obatan, energy
dan kelelahan, mobilitas, rasa sakit dan ketidaknyamanan, tidur, istirahat, kapasitas kerja
b. Kesejahteraan psikologi, mencakup image tubuh dan penampilan, perasaan negative,
perasaan positif, harga diri, spiritualitas/agama/keyakinan pribadi, berpikir, belajar,
memori dan konsentrasi
c. Hubungan social, mencakup relasi personal, dukungan social, aktivitas seksual.
d. Hubungan dengan lingkungan, mencakup sumber finansial, kebebasan, keamanan dan
keselamatan fisik, perawatan kesehatan dan social termasuk aksebilitas dan kualitas,
lingkungan rumah, kesempatan untuk mendapatkan berbagai informasi baru maupun
keterampilan, partisipasi dan mendapat kesempatan untuk melakukan rekreasi dan kegiatan
yang menyenangkan diwaktu luang, lingkungan fisik termasuk polusi/kebisingan/iklim
serta transportasi.

Kualitas hidup pasien gangguan jiwa


a. Kesehatan fisik pasien gangguan jiwa yang adekuat sehingga dapat beraktivitas sehari-hari
secara mandiri setelah keluar dari rumah sakit
b. Kesehatan psikologis pasien yang adekuat meliputi mental atau pikiran pasien dapat
menyesuaikan sesuai dengan perkembangan kemampuannya.
c. Hubungan social antara keluarga atau masyarakat yang harmonis sehingga pasien dapat
merealisasikan kehidupan sehingga dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien
d. Lingkungan social yang positif dan mendukung sehingga pasien dapat merasa aman
dilingkungannya dan mencegah kekambuhan yang mungkin terjadi.
Peran Keluarga dalam meningkatkan kualitas hidup pasien gangguan jiwa
Ada beberapa peran Keluarga dalam meningkatkan kualitas hidup pasien gangguan jiwa menurut
kemenkes RI (2018):
a. Mengkondisikan masyarakat agar tidak lagi mengucilkan dan mendiskreditkan
permasalahan kesehatan jiwa anggota keluarga
b. Menghapus diskriminasi dan stigma terhadap anggota keluarga atau siapapun yang
memiliki gangguan jiwa
c. Menghargai yang memiliki gangguan jiwa selayaknya manusia bermartabat yang perlu
dibantu untuk mendapatkan kembali kehidupan yang berkualitas.
d. Mencegah adanya stigma negative dimasyarakat untuk mencegah kekambuhan yang
memiliki gangguan jiwa.
e. Menjadi sistem pendukung yang kuat yang dapat membantu mengembalikan keluarga
mereka ke kehidupan yang berkualitas dan bermartabat.

Anda mungkin juga menyukai