Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator yang peka
dalam menggambarkan kesejahteraan masyarakat di suatu negara. WHO
mendefinisikan kematian ibu sebagai kematian selama kehamilan atau dalam
periode 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab yang terkait
dengan atau diperberat oleh kehamilan atau penanganannya, tetapi bukann
disebabkan oleh kecelakaan/ cedera.1
Penurunan AKI di Indonesia terjadi sejak tahun 1991 sampai dengan 2007,
yaitu dari 390 menjadi 228. Namun demikian, SDKI tahun 2012 menunjukkan
peningkatan AKI yang signifikan yaitu menjadi 359 kematian ibu per 100.000
kelahiran hidup. AKI kembali menunjukkan penurunan menjadi 305 kematian ibu
per 100.000 kelahiran hidup berdasarkan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS)
2015.1,2
Kematian ibu terbanyak terjadi pada masa nifas (60,90%), diikuti masa
kehamilan (26,33%), dan saat persalinan (12,76%). Berdasarkan kelompok umur,
kematian ibu terbanyak pada kelompok usia 20-34 tahun (68,50%). Penyebab
kematian ibu terbanyak di Jawa Tengah adalah hipertensi (26,34%), disusul dengan
perdarahan (21,14%) dan gangguan sistem peredaran darah (9,27%).3
Preeklampsia berat (PEB) merupakan salah satu penyakit kehamilan yang
termasuk dalam kelompok hipertensi. Preeklampsia diketahui merupakan faktor
penyakit kardiovaskular serta metabolik pada perempuan. Diperkirakan 50.000-
60.000 ibu hamil di dunia mengalami kematian akibat penyakit ini.4 Sementara itu,
penyebab lainnya dari kematian ibu selama tahun 2010–2013 yaitu sebesar 34,95%
yang termasuk di dalamnya adalah penyakit jantung. Menurut Pusat Pengendalian
dan Pencegahan Penyakit, penyakit jantung adalah penyebab utama kematian pada
wanita yang berusia 25 hingga 44 tahun. Gangguan jantung bervariasi tingkat
keparahannya dan mempersulit sekitar 1 persen dari kehamilan serta memberikan
kontribusi yang signifikan terhadap morbiditas dan mortalitas ibu.
Kehamilan dengan penyakit jantung membutuhkan upaya tim untuk
menanganinya. Diagnosis dan penanganan pada kejadian ini membutuhkan
pemahaman mengenai fisiologi kardiovaskuler selama kehamilan, kelahiran, dan
masa nifas. Keterlambatan diagnosis, penanganan yang salah, dan buruknya
persiapan kelahiran merupakan kendala utama wanita hamil dengan penyakit
jantung kongenital.
Edema paru merupakan suatu kegawatdaruratan pada ibu hamil, yang
membutuhkan penanganan cepat dan tepat karena mengancam jiwa ibu maupun
janinnya. Edema paru pada ibu hamil seringkali dikaitkan dengan PEB maupun
gagal jantung akibat kardiomiopati peripartum.
Hipertiroid adalah suatu gangguan yang terjadi karena kelenjar tiroid
memproduksi hormon tiroid lebih banyak dari yang tubuh butuhkan. 3 Hipertiroid
dalam kehamilan disebabkan karena stimulasi hebat kelenjar tiroid oleh hCG dan
biasanya terbatas pada 12-16 minggu pertama kehamilan. Gestational
hyperthyroidism terjadi pada 1-3% kehamilan, terutama wanita dengan
hyperemesis gravidarum dan kehamilan multipel.5

Anda mungkin juga menyukai