Anda di halaman 1dari 2

BAB V

KESIMPULAN

Preeklampsia berat adalah timbulnya hipertensi (tekanan darah sistolik >


160 mmHg atau tekanan diastolik > 110 mmHg) yang disertai proteinuria (lebih
dari 5g/dl pada sampel urin tampung 24 jam atau > +3 dengan dipstick) yang terjadi
setelah umur kehamilan 20 minggu hingga 6 minggu setelah persalinan.
Tatalaksana PEB meliputi perawatan konservatif berupa pemberian MgSO4 dan
antihipertensi dan berupa perawatan aktif berupa terminasi kehamilan. Pada PEB
dengan penyulit berupa edema paru dan gagal jantung kongestif, pilihan utama
metode terminasi kehamilan adalah tindakan SC.
Edema paru dapat disebabkan oleh gagal jantung kongestif yang sudah
diderita oleh pasien sejak sebelum hamil maupun akibat adanya PEB dan atau
kardiomiopati peripartum yang muncul pada saat kehamilan. Penegakan diagnosis
edema paru, gagal jantung kongestif, dan kardiomiopati peripartum sesuai baku
emas adalah secara radiologis dengan foto thorax dan ekokardiografi. Terapi utama
pada edema paru adalah oksigenasi dan pemberian diuretik serta vasodilator.
Kehamilan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap regulasi
fungsitiroid pada wanita sehat dan pada pasien dengan kelainan tiroid. Pengaruh ini
perlu dikenali dengan seksama, didiagnosis dengan jelas, dan diterapi dengan tepat.
Kelainan fungsi tiroid terjadi dalam 1-2% kehamilan, namun kelainan fungsi tiroid
subklinik baik itu hipertiroid mungkin lebih banyak yang tidak terdiagnosis jika
tidakdiskrining lebih awal.Kehamilan meningkatkan kecepatan metabolisme, aliran
darah, denyut jantung, curah jantung, dan beberapa gejala subjektif seperti
kelelahan, dan intoleran terhadap panas yang dapat menunjukkan kemungkinan
adanya tirotoksikosis. Perubahan metabolik lain yang juga berefek pada aksis
hipotalamus-hipofisis-tiroidadalah rangsangan langsung hCG terhadap tiroid ibu
yang kemudian berakibat peningkatan metabolisme tiroksin. Penyebab utama
tirotoksikosis dalam kehamilan diantaranya penyakit Graves dan hipertiroid
gestasional non-autoimun. Perjalanan penyakit Graves selama kehamilan berubah-
ubah, dengan kecenderungan membaik pada trimester kedua danketiga, dan
mengalami eksaserbasi selama masa postpartum. Perubahan ini merupakan akibat
dari supresi sistem imun selama kehamilan. Dampak buruk akibat hipertiroid dalam
kehamilan seperti resiko preeklamsia yang tinggi dan gagal jantung kongestif
adalah beberapa komplikasi yang mungkin terjadi pada pasien dengan pengendalian
kondisi yang rendah. Wanita hamil dengan hasil TSI positif atau yang sedang
menggunakan obat anti tiroid sebaiknya diperiksa juga kemungkinan terjadinya
kelainan fungsi tiroid pada fetus. Perlu diingat dalam mengobati pasien hipertiroid
bahwa semua obat-obat anti tiroid dapat melewati plasenta dan dapat berefek
terhadap fungsi tiroid fetus.

Anda mungkin juga menyukai