Latar belakang:
Akne vulgaris adalah penyakit peradangan menahun folikel pilosebasea
yang umumnya terjadi pada masa remaja dan dapat sembuh sendiri. Gambaran
klinis akne vulgaris sering polimorfi, terdiri atas berbagai kelainan kulit berupa
komedo, papul, pustul, nodus, dan jaringan parut yang terjadi akibat kelainan aktif
tersebut, baik jaringan paarut yang hipotrofik maupun hipertrofik.1
Salah satu faktor resiko penyebab ankne vulgaris adalah peningkatan
hormon androgen yang dapat meningkatkan sekresi sebum. Aktifitas kelenjar
sbasea diatur oleh androgen yang terdapat dalam sirkulasi maupun jaringan.
Androgen yang dikeluarkan oleh kelenjar adrenal terutama dehidroepiandrosteron
sulphate (DHEA-S) merangsang aktivitas kelenjar sbasea, menstimulasi
pembetukan komedo.2
Hiperandroganisme berhubungan dengan obesitas yang mana berhubungan
dengan peningkatan produksi sebum. Pada perempuan yang mengalami obesitas
terjadi peningkatan yang bermakna dari aktivits 11b-hidroksisteroid
dehidrogenase. 11b-hidroksitiroid dehidrogenase merupakan enzim yang
memetabolisme kortisol menjadi kortison. Hal ini mngakibatkan peningkatan kadar
clearence kortisol, menurunkan feedback negatif dari sekresi adrenocorticotropic
hormone (ACTH) dan secara sekunder meningktkan sekresi androgen adrenal.3
Rumusan masalah
Adakah hubungan antara obesitas dengan akne vulgaris?
Metode penelitian:
a. Jenis dan rancangan penelitian
Rencana penelitian ini menggunakan metode penelitian cross sectional
dengan pendekatan kuantiatif. Pada penelitian ini kedua variabel diukur dan
dikumpulkan pada waktu yang bersamaan.