Anda di halaman 1dari 25

Persalinan Letak Sungsang

Definisi Persalinan Sungsang


Persalinan sungsang dengan presentasi bokong adalah dimana letak bayi
sesuai dengan sumbu badan ibu, kepala berada pada fundus uteri sedangkan
bokong merupakan bagian terbawah atau di daerah pintu atas panggul atau
simfisis.
Persalinan sungsang dengan presentasi bokong adalah dimana letak janin
memanjang dengan kelainan dalam polaritas. Panggul janin merupakan kutub
bawah, penunjuknya adalah sacrum. (Harry & William, 2012)
Menurut Caron J Gray 2018, klasifikasi letak sungsang dibagi menjadi :
1. Letak bokong murni /“ Frank breech ": ekstremitas bawah janin fleksi
pada panggul dan lutut ekstensi, sehingga kaki berada dekat dengan
kepala.

Gambar : Frank breech


2. Letak bokong kaki/ Complete breech: pada persentasi bokong komplit
terjadi fleksi pada salah satu atau kedua lutut

Gambar : Complete breech


3. Incomplete breech presentation : salah satu atau kedua panggul tidak
fleksi, dan salah satu atau kedua kaki atau lutut terletak dibawah
bokong sehingga kaki atau lutut merupakan bagian terendah dalam
jalan lahir

Gambar: Incomplete breech

4. Persentasi kaki/footling breech: adalah persentasi bokong inkomplit


dengan salah satu atau kedua kaki janin berada dibawah bokong

2. Etiologi

Menurut Caron J Gray tahun 2018, penyebab dari letak


sungsang sering kali tidak ada penyebab yang bisa
diidentifikasikan, tetapi berbagai kondisi berikut ini meningkatkan
resiko terjadinya presentasi bokong:
a. Persalinan prematur. Presentasi bokong relatif sering terjadi
sebelum usia gestasi 34 minggu sehinggga presentasi bokong
lebih sering terjadi pada persalinan prematur.
b. Tungkai ekstensi. Versi sefalik spontan dapat terhambat jika
tungkai janin mengalami ekstensi dan membelit panggul.
c. Kehamilan kembar. Kehamilan kembar membatasi ruang yang
tersedia untuk perputaran janin, yang dapat mennyebabkan
salah satu janin atau lebih memiliki presentasi bokong
d. Polihidroamnion. Distensi rongga uterus oleh cairan amnion
yang berlebihan dapat meyebabkan presentasi bokong.
e. Hidrosefalus. Peningkatan ukuran kepala janin lebih cenderung
terakomodasi didalam fundus.
f. Abnormalitas uterus. Distorsi ronggauterus oleh septum atau
jaringan fibroid dapat menyebabkan presentasi bokong.
g. Plasenta previa. Plasenta yang menutupi jalan lahir dapat
mengurangi luas ruangan dalam rahim.
h. Panggul sempit. Sempitnya ruang panggul mendorong janin
mengubah posisinya menjadi sungsang (Sarwono, 2007; h.
611).
i. Rahim yang sangat elastis. Hal ini biasanya terjadi karena ibu
telah melahirkan beberapa anak sebelumnya, sehingga rahim
sangat elastis dan membuat janin berpeluang besar untuk
berputar hingga minggu ke-37 dan seterusnya.

3. Patofisiologi

Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi


janin terhadap ruangan di dalam uterus. Padakehamilan sampai
kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban relatif lebih banyak,
sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Dengan
demikian janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala,
letak sungsang atau letak lintang. Pada kehamilan triwulan terakhir
janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban relatif
berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai yang terlipat
lebih besar dari pada kepala, maka bokong dipaksa untuk
menempati ruang yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan kepala
berada dalam ruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus.
4. Prognosis

Bagi ibu : Perdarahan, robekan jalan lahir dan infeksi (Manuaba,


2010;

h. 493). Jika ketuban pecah dini (KPD) dapat terjadi


partus lama, dan infeksi (Ai yeyeh & lia, 2010; h. 243).
Bagi bayi : Dapat menimbulkan asfiksia karena adanya gangguan
peredaran darah plasenta setelah bokong dan perut
lahir dimana tali pusat terjepit antara kepala dan
panggul (Sumarah, Yani, Nining, 2009:126) trauma
persalinan dan infeksi. (Manuaba, 2010; h. 493)

5. Diagnosa

a. Anamnsis

Pada anamnesis didapatkan pergerakan anak teraba


oleh si ibu di bagian perut bawah, di bawah pusat, dan ibu
sering merasa benda keras (kepala) mendesak tulang iga.
Ibu juga mengeluh rasa nyeri oleh karena janin menyepak-
nyepak rectum. Apabila ibu pernah hamil sebelumnya
maka kehamilannya dengan letak sungsang akan terasa lain
dari pada kehamilan yang terdahulu, karena terasa penuh di
bagian atas dan gerakan terasa lebih banyak di bagian
bawah.
b. Pemeriksaan Fisik

1) Pemeriksaan palpasi Leopold :


Leopold I : untuk mengetahui bagian yang berada pada
bagian atas fundus. Pada presentasi bokong
akan teraba kepala janin yang keras, bulat
Leopold II : Untuk mengetahui letak janin pada bagian
kanan atau kiri fundus. Bagian kanan dan
kiri teraba punggung dan bagian-bagian kecil
janin.
Leopold III : untuk mengetahui bagian bawah janin. Pada
presentasi bokong akan teraba bokong, agak
bulat, tidak melenting.
Leopold IV : setelah terjadi engagement, menunjukkan
posisi bokong yang mapan di bawah
simfisis.
2) Pemeriksaan auskultasi

Pada pemeriksaan ini punktum maksimum/letak DJJ


biasanya terdengar paling keras pada daerah sedikit di atas
umbilikus, sedangkan bila telah terjadi engagement kepala
janin, suara jantung terdengar paling keras di bawah
umbilikus.
3) Pemeriksaan USG

Untuk memastikan perkiraan klinis presentasi bokong dan


bila mungkin untuk mengidentifikasi adanya anomali janin.
4) Pemeriksaan dalam

Pada presentasi bokong murni, teraba sacrum, anus, kedua


tuberositas iskiadika, dan setelah terjadi penurunan lebih
lanjut, genitalia eksterna dapat dikenali. Perlu diperhatikan
perbedaan dengan presentasi muka. Cara membedakannya
dengan melakukan pemeriksaan dalam dan hasilnya
sebagai berikut :
a) Apabila menemukan lubang kecil tanpa tulang, tidak
ada hisapan, terdapat mekonium, kesimpulannya adalah
anus.
b) Apabila menemukan lubang, menghisap, lidah prosesus
zigomatikus, maka kesimpulan tersebut adalah mulut.
c) Apabila menemukan tumit, sudut 90° dengan jari-jari
rata, maka kesimpulan hal tersebut adalah kaki.
d) Apabila menemukan jari-jari panjang tidak rata dan
tidak terdapat sudut maka disimpulkan hal tersebut
adalah tangan.
e) Apabila teraba patella dan poplitea maka
kesimpulannya adalah lutut.

6. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan USG : Pemeriksaan ini dapat dilakukan


untuk

memastikan perkiraan klinis presentasi


bokong dan bila mungkin untuk
mengidentifikasi adanya anomali janin.
Penatalaksanaan Medis

a. Mekanisme

Mekanisme persalinan letak sungsang berlangsung


dengan persalinan bokong, persalinan bahu, dan persalinan
kepala. Bokong masuk pintu atas panggul dapat melintang atau
miring mengikuti jalan lahir dan melakukan putar paksi dalam
sehingga trochanter depan berada di bawah simpisis. Dengan
trochanter depan sebagai
hipomoklion, akan lahir trochanter belakang, dan selanjutnya seluruh bokong
lahir. Sementara itu bahu memasuki jalan lahir dan mengikuti jalan lahir untuk
melakukan putar paksi dalam sehingga bahu depan berada di bawah simpisis.
Dengan bahu depan sebagai hipomoklion akan lahir bahu belakang bersama
dengan tangan belakang diikuti kelahiran bahu depan dan tangan depan.
Bersamaan dengan kelahiran bahu, kepala bayi memasukki jalan lahir dapat
melintang atau miring, serta melakukan putar paksi dalam sehingga suboksiput
berada dibawah simpisis. Suboksiput menjadi hipomoklion, berturut- turut akan
lahir dagu, mulut, hidung, muka, dan kepala seluruhnya.

Prosedur pertolongan persalinan spontan pada presentasi bokong dibagi menjadi


beberapa tahapan yaitu:
1) Tahap pertama : Fase lambat, yaitu mulai lahirnya bokong
sampai pusar (skapula depan). Disebut fase lambat karena
fase ini hanya untuk melahirkan bokong, yaitu bagian janin
yang tidak berbahaya.
2) Tahap kedua : Fase cepat, yaitu mulai dari lahirnya pusar
sampai lahirnya mulut. Disebut fase cepat karena pada fase
ini kepala janin mulai masuk pintu atas panggul, sehingga
kemungkinan tali pusat terjepit. Oleh karena itu fase ini
harus segera diselesaikan dan tali pusat segera
dilonggarkan. Bila mulut sudah lahir, janin dapat bernafas
lewat mulut.
3) Tahap ketiga : Fase lambat, yaitu mulai lahirnya mulut
sampai
seluruh kepala lahir. Disebut fase lambat karena kepala
akan keluar dari ruangan yang bertekanan tinggi (uterus),
ke dunia luar yang tekanannya lebih rendah, sehingga
kepala harus dilahirkan secara perlahan-lahan untuk
menghindari terjadinya perdarahan intrakranial.
b. Jenis persalinan

Menurut Oxorn dan William (2010; h. 211) penanganan


presentasi bokong yaitu dengan persalinan pervaginam dan
persalinan per abdominal (sectio caesarea).
1) Persalinan pervaginam

a) Spontan yaitu persalinan yang terjadi sepenuhnya


merupakan hal yang terjadi secara spontan dengan
tenaga ibu dan kontraksi uterus tanpa dilakukan tarikan
atau manipulasi sedikitpun selain memegang janin yang
dilahirkan. Jenis persalinan ini disebut persalinan
dengan cara bracht.
b) Ekstraksi parsial yatu persalinan yang terjadi secara
spontan sampai umbilikus, tetapi selanjutnya dilakukan
ekstraksi. Jadi janin lahir dengan kekuatan ibu, his, dan
tenaga penolong, misalnya dengan cara klasik, muller,
mouritceau.
c) Ekstraksi total yaitu persalinan yang terjadi dengan cara
seluruh tubuh janin di ekstraksi oleh tenaga penolong
persalinan atau dokter kebidanan.
2) Persalinan per abdominal : sectio caesarea.

Insidensinya sekitar 10 persen. Beberapa kriteria yang


dapat dipakai pegangan bahwa letak sungsang harus
dilahirkan per abdominam, misalnya :

a) Primigravida tua.

b) Nilai sosial janin tinggi (high social value baby).

c) Riwayat persalinan yang buruk (bad obstetric history).

d) Janin besar, lebih dari 3,5 kg – 4 kg.

e) Dicurigai adanya kesempitan panggul.

f) Prematuritas.

c. Tindakan pertolongan persalinan partus sungsang :

1) Lakukan periksa dalam untuk menilai besarnya


pembukaan, selaput ketuban, dan penurunan bokong serta
kemungkinan adanya penyulit
2) Instruksikan pasien agar mengedan dengan benar selama
ada his. Mengedan dengan benar mulai dengan menarik
nafas dalam, katupkan mulut, upayakan tenaga mendorong
ke abdomen dan anus. Kedua tangan menarik lipat lutut,
angkat kepala dan lihat ke pusar.
3) Pimpin berulang hingga bokong turun kedasar panggul.
Lakukan episiotomi saat bokong membuka vulva dan
perinium sudah tipis.
4) Melahirkan bayi dengan cara brach :

a) Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam secara


brach yaitu kedua ibu jari penolong sejajar dengan
panjang paha, jari-jari yang lain memegang daerah
panggul.
b) Jangan melakukan intervensi, ikuti saja proses
keluarnya janin.
c) Longgarkan tali pusat setelah lahirnya perut dan
sebagian
dada.

d) Lakukan hiperlordosis janin pada saat angulus skapula


inferior tampak di bawah sisfisis (dengan mengikuti
gerak rotasi anterior yaitu punggung janin didekatkan
ke arah perut ibu tanpa tarikan) disesuaikan dengan
lahirnya badan bayi.

Gambar : 2.5
Bracht Sumber :
Wiknjosastro, 2005; h.
107
e) Gerakan ke atas hingga lahir dagu, mulut, hidung, dahi
dan kepala.
5) Apabila terjadi hambatan pengeluaran saat tubuh janin
mencapai daerah skapula inferior, segera lakukan
pertolongan dengan cara klasik atau muller dan lovset
(manual aid).

6) Jika dengan cara brach bahu dan tangan tidak bisa lahir
maka bahu dan tangan dilahirkan secara klasik yaitu :
a) Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam dan
dilahirkan sehingga bokong dan kaki lahir.
b) Kemudian mengendorkan tali pusat

c) Pegang kaki pada pergelangan kaki dengan satu tangan


dan tarik ke atas. Dengan tangan kiri dan menariknya
ke arah
kanan atas ibu, untuk melahirkan bahu kiri bayi yang
berada di belakang. Dengan tangan kanan dan
menariknya ke arah kiri atas ibu, untuk melahirkan
bahu kanan bayi yang berada di belakang.
d) Masukkan dua jari tangan kanan atau kiri (sesuai letak
bahu belakang) sejajar dengan lengan bayi, untuk
melahirkan lengan belakang bayi.

Gambar : 2.6 Klasik

e) Setelah bahu dan lengan belakang lahir kedua kaki


ditarik ke arah bawah kontra lateral dari langkah
sebelumnya untuk melahirkan bahu dan lengan bayi
depan dengan cara yang sama.

Gambar : 2.7
Klasik
7) Apabila sulit untuk melahirkan bahu belakang maka
lakukan cara muller yaitu :
a) Melahirkan bahu depan terlebih dahulu dengan menarik
kedua kaki dengan cara yang sama seperti klasik, ke
arah belakang kontra lateral dari bahu depan.

Gambar : 2.8
Muller

b) Setelah bahu dan lengan depan lahir dilanjutkan


langkah yang sama untuk melahirkan bahu dan lengan
belakang.

Gambar : 2.9
Muller Sumber
8) Cara lovset (dilakukan bila ada lengan bayi yang terjungkit
di belakang kepala/nuchal arm) :
a) Setelah bokong dan kaki bayi lahir, pegang dengan
Kedua tangan. Tarik ke bawah sampai skapula berada
di bawah simpisis.
b) Kemudian bayi diputar 180 derajat sampai bahu
belakang berubah menjadi bahu depan dan lahir.

Gambar : 2.10
Lovset
c) Dengan arah yang berlainan dengan putaran pertama,
bayi diulangi diputar 180 derajat sampai kedua bahu

lahir.
Gambar : 2.11
Lovset
9) Melahirkan kepala bayi dengan cara Mauriceau, dilakukan
bila bayi dilahirkan secara manual aid atau bila dengan
bracht kepala
belum lahir yaitu dengan cara :

a) Letakkan bayi di atas tangan kiri sehingga badan bayi


seolah- olah menunggang kuda (untuk penolong kidal
meletakka badan bayi di atas tangan kanan).
b) Satu jari di masukkan di mulut dan dua jari di maksila
( fossa canina)

c) Tangan kanan memegang atau mencengkam bahu


tengkuk bayi.
d) Meminta seorang asisten menekan fundus uteri.

e) Bersamaan dengan adanya his, asisten menekan fundus


uteri, penolong persalinan melakukan tarikan ke bawah
sesuai arah sumbu jalan lahir dibimbing jari yang
dimasukkan untuk menekan dagu atau mulut.

Gambar : 2.12
Mauriceau
10) Ekstraksi kaki dilakukan bila kala II tak maju atau tampak
gejala kegawatan ibu dan bayi.
a) Tangan kanan masuk secara obstetrik menelusuri
bokong,
pangkal paha sampai lutut, kemudian melakukan
abduksi dan fleksi pada paha janin sehingga kaki bawah
menjadi fleksi, tangan yang lain mendorong fundus ke
bawah. Setetlah kaki fleksi pergelangan kaki dipegang
dengan dua jari dan dituntun ke luar dari vagina sampai
batas lutut.
b) Kedua tangan penolong memegangbetis janin, yaitu
kedua ibu jari diletakkan di belakang betis sejajar
sumbu panjang paha dan jari-jari lain di depan betis,
kaki ditarik curam ke bawah sampai pangkal paha lahir.
c) Pegangan dipindah ke pangkal paha setinggi mungkin
dengan kedua ibu jari di belakang paha, sejajar sumbu
panjang paha dan jari lain di depan paha.
d) Pangkal paha ditarik curam ke bawah sampai
trokhanter depan lahir. Kemudian pangkal paha dengan
pegangan yang sama dielevasi ke atas hingga trokhanter
belakang lahir. Bila kedua trokhanter telah lahir berarti
bokong lahir.
e) Sebaliknya bila kaki belakang yang dilahirkan lebih
dahulu, maka yang akan lahir lebih dahulu adalah
trokhanter belakang dan untuk melahirkan trokhanter
depan maka pangkal paha ditarik terus curam ke
bawah.
f) Setelah bokong lahir maka dilanjutkan dengan manual
aid.

11) Teknik ekstraksi bokong dikerjakan jika presentasi bokong


murni dan bokong sudah turun di dasar panggul, bila kala
II tidak maju atau tampak keadaan janin/ibu yang
mengharuskan bayi segera dilahirkan. Caranya yaitu :
a) Jari telunjuk penolong yang searah dengan bagian kecil
janin,
dimasukkan ke dalam jalan lahir dan diletakkan
dilipatan paha bagian depan. Dengan jari ini lipat/krista
iliaka dikaitkan dan ditarik curam ke bawah. Untuk
memperkuat tenaga tarikan ini, maka tangan penolong
yang lain mencekam pergelangan tadi dan turut
menarik curam ke bawah.
b) Bila dengan tarikan ini trokhanter depan mulai tampak
di bawah simpisis, maka jari telunjuk penolong yang
lain mengkait lipatan paha ditarik curam ke bawah
sampai bokong lahir.
c) Setelah bokong lahir, bayi dilahirkan dengan manual aid.

12) Cunam piper digunakan kalau pengeluaran kepala bayi


dengan bracht atau mauriceau gagal. Caranya : tangan dan
badan bayi dibungkus kain steril, diangkat ke atas, cunam
piper dipasang melintang terhadap panggul dan kepala
kemudian ditarik.

Anda mungkin juga menyukai