RSV adalah single stranded RNA virus yang berukuran sedang (80-
350nm), termasuk paramyxovirus. Terdapat dua glikoprotein permukaan yang
merupakan bagian penting dari RSV untuk mengineksi sel, yaitu protein G
(attachment yang mengikat sel dan protein F (fusion protein) yang
menghubungkan partikel virus dengan sel target dan tetangganya. Kedua protein
ini merangsang antibody neutralisasi protektif pada host. Terdapat dua macam
strain antigen RSV yaitu A dan B. RSV strain A menyebabkan gejala pernapasan
yang lebih berat dan menimbulkan sekuele.
Anak besar dan orang dewasa jarang mengalami bronkiolitis bila terserang
infeksi virus. Perbedaan anatomi antara paru-paru bayi muda dan anak yang lebih
besar mungkin merupakan kontribusi terhadap hal ini. Respon proteksi imunologi
terhadap RSV bersifat transien dan tidak lengkap. Infeksi yang berulang pada
saluran napas bawah akan meningkatkan resistensi terhadap penyakit. Akibat
infeksi yan berulang-ulang, terjadi cumulative immunity sehingga pada anak yang
lebih besar dan orang dewasa cenderung lebih tahan terhadap infeksi bronkiolitits
dan pneumonia karena RSV.
Infeksi RSV dapat menstimulasi respon imun humoral dan selular. Respon
antibody sistemik terjadi bersamaan dengan respon imun local. Bayi usia muda
mempunyai respon imun yang lebih buruk. Glezen dkk mendapatkan bahwa
terjadi hubungan terbalik antara titer antibodi neutralizing dengan resiko reinfeksi.
Tujuh puluh sampai delapan puluh persen anak dengan infeksi RSV
memproduksi IgE dalam 6 hari perjalanan penyakit dan dapat bertahan sampai 34
hari. IgE-RSV ditemuka dalam secret nasofaring 45% anak yang terifeksi RSV
dengan mengi, tapi tidak pada anak tanpa mengi. Bronkiolitits yang disebabkan
RSV pada usia dini akan berkembang menjadi asma bila ditemukan IgE spesifik
RSV.
Daftar Pustaka