Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAULUAN
A. Latar Belakang
Kota sebagai salah satu pusat ekonomi dan bisnis pada suatu wilayah tentunya
mempunyai daya tarik terhadap berbagai kepentingan di dalamnya. Hal itu memberikan
daya tarik terhadap para pendatang untuk melakukan kegiatan ekonomi dan bisnis di
wilayah tersebut.
Perkembangan wilayah kota yang dinamis membawa berbagai macam dampak
bagi pola kehidupan masyarakat kota itu sendiri. Perkembangan pusat kota yang
merupakan sentra dari kegiatan ekonomi menjadi daya tarik bagi masyarakat yang
dapat membawa pengaruh bagi tingginya arus tenaga kerja baik dari dalam kota itu
sendiri maupun dari luar wilayah Kota, sehingga menyebabkan pula tingginya arus
urbanisasi. Dampak lain dari tingginya arus urbanisasi kota adalah dalam hal
permukiman kota. Tingginya jumlah penduduk di pusat kota mengharuskan
terpenuhinya kebutuhan akan permukiman yang layak huni, khususnya untuk
menampung kaum urbanis yang pekerjaannya terkonsentrasi pada sektor perdagangan
dan jasa di kawasan komersial yang ada di pusat kota. Ketersediaan sarana dan
prasarana yang lengkap di pusat kota ini menimbulkan daya tarik bagi masyarakat
untuk bermukim di kawasan tersebut. Masyarakat membutuhkan tempat hunian lebih
banyak berada di sekitar kawasan komersial kota, hal ini dimungkinkan juga karena
mereka mendekati pusat perdagangan untuk membuka usaha dengan memanfaatkan
keramaian. Selain itu alasan lain bagi masyarakat tertarik untuk bertempat tinggal di
sekitar kawasan pusat kota karena lebih memudahkan jangkauan tempat kerja bagi
mereka yang bekerja di pusat kota, serta memenuhi kebutuhan tempat tinggal
masyarakat yang banyak bekerja di kawasan CBD kota. Banyaknya pendatang di
wilayah tersebut memerlukan lahan untuk dijadikan permukiman.Ketersediaan lahan
yang ada tidak sesuai dengan jumlah orang yang datang menimbulkan banyaknya
permukiman kumuh.
Kurang siapnya kota dengan sistem perencanaan dan pengelolaan kota yang
tepat, dalam mengantisipasi pertambahan penduduk dengan berbagai motif dan
keragaman nampaknya menjadi penyebab utama yang memicu timbulnya permasalahan
permukiman. Pemenuhan akan kebutuhan prasarana dan sarana permukiman baik dari
segi perumahan maupun lingkungan permukiman yang terjangkau dan layak huni
belum sepenuhnya dapat disediakan oleh masyarakat sendiri maupun pemerintah.
Akibatnya, daya dukung prasarana dan sarana lingkungan permukiman yang ada mulai
menurun dan pada akhirnya akan memberikan kontribusi terjadinya permukiman
kumuh.
Keberadaan Wilayah permukiman kumuh ini antara lain di wilayah pesisir
Kecamatan Wara Timur Kota Palopo. Kota Palopo merupakan salah satu daerah yang
berkembang di Provinsi Sulawesi Selatan. Kecamatan Wara Timur ini terdapat di
bagian pesisir wilayah Kota Palopo. Kawasan Kecamatan Wara Timur merupakan salah
satu kawasan yang memiliki kawasan strategis di Kota Palopo. Keberadaan kawasan ini
sebagai gerbang utama untuk akses laut karena memliki Pelabuan Tanjung Ringgit,
yang berfungsi sebagai tempat berlabuhnya kapal penumpang baik kapal barang dari
berbagai daerah.
Kecamatan Wara Timur dikategorikan sebagai wilayah permukiman kumuh,
karena kondisi rumah-rumah di kelurahan ini belum sepenuhnya terlayani dengan
fasilitas pelayanan dasar seperti sanitasi yang kurang baik, memiliki sumber air bersih
yang masih minim, sistem pengelolaan sampah yang kurang baik, sehingga banyak
sampah yang berserakan di pinggir saluran drainase. Selain itu, Kecamatan Wara Timur
memiliki jaringan listrik yang kurang teratur dan masih banyak permasalahan.
Banyaknya permasalahan yang ada di Kecamatan Wara Timur ini menimbulkan
kondisi Kecematan tersebut memprihatinkan seperti pada kondisi ekonomi yang kurang
baik, kondisi kesehatan masih kurang baik, kondisi pendidikan masih sangat minim dan
juga kondisi sosial yang masih kurang baik. Jika ditinjau dari kondisi ekonomi
masyarakat di Wilayah Kecamatan Wara Timur, pendapatan masyarakatnya mayoritas
berpenghasilan dari nelayan.
Kondisi kesehatan masyarakat di Kecamatan Wara Timur ini masih kurang
baik, rumah – rumah yang ada di Kecamatan Wara Timur tidak teratur, jalan yang tidak
memadai pada jalan-jalan kecil, adapun saluran drainase yang tidak begitu banyak
namun saluran tersebut tidak terawat dengan baik, banyak penumpukan sampah di
setiap saluran drainase. Saluran darinase ini di jadikan masyarakat sebagai tempat
pembuangan sampah sehingga kondisi lingkungan di Wilayah Kecamatan Wara Timur
menimbulkan bau yang tidak sedap. Kondisi lingkungan yang seperti ini akan
berpotensi menimbulkan beragam macam penyakit sehingga dapat mempengaruhi
kesehatan masyarakat yang ada di wilayah Kecamatan Wara Timur. Kondisi
pendidikan di wilayah Kecamatan Wara Timur dapat dikatakan masih di bawah rata-
rata karena jika di dilihat dari segi ekonomi mereka masih terbilang kurang mampu
dalam biaya pendidikan anak mereka. Selain itu, kesadaran masyarakat Kecamatan
Wara Timur terhadap pendidikan yang masih kurang. Sedangkan pada kondisi sosial
kelurahan Pontap dapat dikatakan kondisi sosialnya masih kurang baik karena banyak
masyarakat luar dari Kecamatan Wara Timur mengatakan daerah tersebut cukup rawan
keamananya, tidak hanya itu premanisme di wilayah tersebut cukup banyak.
Menurut Undang-Undang No.1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman , permukiman kumuh adalah permukiman yang tidak layak huni karena
ketidak teraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas
bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat. Dengan demikian
kawasan kumuh mengindikasikan kawasan yang padat, tidak terawat, kotor, tidak
teratur, dan berkekurangan(Prayitno,2014). Sedangkan Lembaga Cities Alliance Action
Plan mendefinisikan bahwa kawasan kumuh merupakan bagian kota yang terabaikan
sehingga mengakibatkan perumahan dan kondisi kehidupan masyarakatnya berada
dalam status miskin. Kawasan permukiman kumuh dapat terletak di tengah kota dengan
kepadatan yang tinggi atau terbangun secara spontan di daerah pinggiran kota.
Penelitian ini dilakukan karena Kota Palopo memiliki beberapa masalah, salah
satu masalah yang menonjol yaitu adanya permukiman kumuh di Kota Palopo. Dengan
adanya permukiman kumuh ini dapat menganggu perkembangan di kota itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana profil kependudukan Kelurahan Pontap?
2. Bagaimana tentang jenis zat pencemar daerah wilayah Kelurahan Pontap?
3. Bagaimana sumber air bersih di daeha Kelurahan Pontap?
4. Bagaimana tentang kepemilikan jamban?
5. Bagaimana sistem pengolahan sampah?
6. Apakah terdapat taman mini setiap rumah tangga?
7. Bagaimana masalah kesehatan yang terdapat di kelurahan Pontap?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui profil kependudukan Kelurahan Pontap!
2. Untuk mengetahui jenis zat pencemar daerah wilayah elurahan Pontap!
3. Untuk mengetahui sumber air bersih di Kelurahan Pontap!
4. Untuk mengetahui kepemilkan jamban warga Kelurahan Pontap!
5. Untuk mengetahui sistem pengolahan sampah di Kelurahan Pontap!
6. Untuk mengetahui keberadaan taman mini di setiap rumah tangga pada Kelurahan
Pontap!
7. Untuk mengetahui masalah kesehatan yang terdapat di Kelurahan Pontap!
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Profil Kependudukan Kelurahan Pontap

Pontap adalah salah satu kelurahan di Kecamatan Wara Timur, Kota Palopo,
Provinsi Sulawesi Selatan. Luas wilayah Kelurahan Pontap yakni 12,5 hektar per segi,
dengan jarak dari ibu kota kecamatan 1,50 kilo meter. Kondisi topografi Kelurahan
Pontap berada di pesisir dengan status kelurahan swasembada. Di kelurahan ini, sarana
pendidikan tidak semuanya ada. Hanya ada beberapa saja. Seperti :

1. Taman Kanak-kanak (TK) ada 2,


2. Sekolah Dasar (SD) ada 2,
3. Sekolah Menengah Pertama (SMP) ada 1,
4. Sekolah Menengah Atas (SMA) tidak ada,
5. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tidak ada,
6. Perguruan Tinggi (PT) tidak ada.

Untuk fasilitas kesehatan, di Kelurahan Pontap terdapat satu puskesmas


pembantu, dan empat posyandu. Meski pun demikian, jarak kelurahan ini dengan
fasilitas kesehatan besar seperti rumah sakit, klinik, dan puskesmas sangat dekat.

Sarana ibadah sendiri kelurahan ini mempunyai dua buah mesjid, satu
mushollah, gereja. Sementara itu untuk fasilitas olahrag di Kelurahan pontap terdapat
satu buah lapangan sepak bola, satu lapangan futsal dan satu lapangan takrow.

Karena kelurahan Pontap terletak di kawasan pesisir maka terdapat dua industri
rumput laut. Salah satu yang terkenal di Kelurahan Pontap adalah keberadaan
pelabuhan Tanjung Ringgit, Kota Palopo. Selain berfungsi sebagai pelabuhan juga
warga kerap berkunjung kesini dikala senja dan pagi hari untuk menikmati
pemandangan laut.

B. Jenis Zat Pencemar


Kemampuan lingkungan untuk mendukung kehidupan yang ada di dalamnya
sering diistilahkan dengan daya dukung lingkungan, daya toleransi dan daya tegang
yang dalam istilah asing carryng capacity. Lingkungan tidak dapat mendukung jumlah
kehidupan yang tanpa batas. Apabila daya dukung lingkungan itu terlampaui, makan
manusia akan mengalami berbagai kesulitan.
Pencemaran lingkungan (environmental polution) merupaka satu dari berbagai
faktor yang dapat mempengaryhi kualitas lingkungan Undang-Undang RI No.23 Tahun
1997 tentang Pengolahan Lingkungan Hidup pasal 1 ayat (12) menyebutkan :
“Pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk
hidup zat energi dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan
manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat teetentu yang menyebabkan
lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan bentuknya”
Makhluk hidup zat atau energi yang dimasukkan kedalam lingkungan tersebut
biasanya merupakan sisa suatu usaha dan/atau kegiatan manusia. Sisa suatu usaha
dan/atau kegiatan manusia tersebut juga limbah. Karena itu dapat dikatakan bahwa
salah satu penyebab pencemaran lingkungan adalah sebagai akibat adanya limbah ayng
dibuang ke dalam lingkungan hingga daya dukungnya terlampaui. Pencemaran
lingkungan tersebut merupakan sumber penyebab terjadinya gangguan kesehatan pada
manusia.
1. Pencemaran Udara
Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun
kesiatan manusia. Pencemaran udara dibedakan menjadi dua bagian :
a. Pencemaran Primer : Substansi pencemar yang diimbulkan langsuung dari
sumber pencemaran udara. Karbon monoksida adalah sebuah contoh dari
pencemaran udara primer karena ia merupakan hasil dari pembakaran.
b. Pencemaran Sekunder : substansi pencemaran yang terbentuk dari reaksi
pencemar-pencemar primer di atmosfer. Pembentukan ozon dalam smog
fotokimia adalah sebuah contoh dari pencemaran udara sekunder.

Pencemaran udara terjadi apabila mengandung satu macam atau lebih bahan
pencemar diperoleh dari hasil proses kimiawi seperti gas-gas CO, CO₂, SO₂,
SO₃. Gas dengan konsentrasi tinggi atau kondisi fisik seperti suhu yang sangat
tinggi bagi ukuran manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan. Adanya gas-gas dan
pertikulat-pertikulat tersebut, baik yang diperoleh secara alami dari gunung
berapi, pelapukan tumbuh-tumbuhan, ledakan gunugn berapi dan kebakaran
hutan maupun yang diperoleh dari kegiatn-kegiatan manusia ini akan
mengganggu siklus yang ada di udara dan dengan sendirinya akan mengganggu
sistem keseimbangan dinamik di udara, sehingga dapat menyebabkan terjadinya
pencemaran udara. WHO menetapkan empat tingkatan pencemaran sebagai
berikut :
a. Pencemaran tingkat pertama : pencemaran yang tidak menimbulkan
kerugian bagi manusia.
b. Pencemaran tingkat kedua : Pencemaran yang mulai menimbulkan kerugian
bagi manusia seperti terjadinya iritasi pada indra kita.
c. Pencemaran tingkat ketiga : Pencemaran yang sudah dapat berekasi pada
faal tubuh dan dapat menyebabkan terjadinya penyakit yang kronis.
d. Pencemaran tingkat keempat : pencemaran yang telah menimbulkan sakit
akut dan kematian bagi manusia mupun hewan dan tumbuh-tumbuhan.

Belakangan ini pertumbuhan menimbulkan keprihatinan akan efek dari


emisi polusi udara dalam konteks global dan hubungannya dengan pemanasan
global yang dipengaruhi :

a. Kegiatan Manusia
1. Transportasi
2. Industri
3. Pembangkit listrik
4. Pembakaran
5. Gas buang pabrik (CFC0
b. Sumber alami
1. Gunugn berapi
2. Rawa-rawa
3. Kebakaran hutan
c. Sumber-sumber lain
1. Transportasi amonia
2. Kebocoran tangki klor
3. Gas metana dari TPA sampah
4. Uap pelarut organik
2. Pencemran Air
Defenisi pencemaran air mengacu pada definis lingkungan hidup yang
ditetapkan dalam UU tentang Lingkungan Hidup yaitu UU No. 23/1997. Dalam PP
No 20/1990 tentang pengendalian pencemaran air. Pencemaran air didefinisikan
sebagai sebagai :

“Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi
dan/atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air
turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai
dengan peruntukannya” (pasal 1, angka 2).

Pencemaran air ditandai dengan adanya perubahan atau tanda yang dapat
diamati dan digolongkan menjadi :

a. Pengamatan secara fisik, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan tingkat


kejernihan air (kekeruhan), perubahan suhu, warna dan adanya perubahan warna,
bau dan rasa.
b. Pengamatan secara kimiawi, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan zat
kimia yang terlanjur, perubahan Ph.
c. Pengamatan secara biologis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan
mikroorganisme yang ada dalam air, terutama ada tidaknya bakteri patogen.
1) Sumber Pencemran Air

Banyak penyebab sumber pencemaran air, tetapi secara umum dapat di


kategorikan menjadi dua yaitu sumber kontaminan langsung dan tidak langsung.
Sumber langsung meliputi efluen yang keluar dari industri, TPA sampah, rumah
tangga, dan sebagainya. Sumber tak langsung ialah kontaminan yang memasuki
badan air dari tanah, air tanah atau atmosfer berupa hujan. Adapun beberapa
komponen pencemaran air :

a. Bahan buangan padat


b. Bahan buangan organik dan anorganik
c. Bahan buangan cairan berminyak
d. Bahan buangan zat kimia
e. Bahan pemberantas hama (Insektisida)
2) Dampak Pencemaran Air
a. Dampak Terhadap Biota Air
Banyaknya zat pencemar pada air limbah akan menyebabkan menurunnya
kadar oksigen terlarut dalam air tersebut. Sehingga akan mengakibatkan
kehidupan dalam air yang membutuhkan oksigen terganggu serta mengurangi
perkembangannya. Selain itu, kematian dapat pula disebabkan adanya zat
beracun yang juga menyebabkan kerusakan pada tanaman dan tumbuhan air.
Akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses penjernihan air secara alamiahh
yang seharusnya terjadi pada air limbah juga terhambat. Dengan air limbah
menjadi sulit terurai. Panas dari industri juga akan membawa dampak bagi
kematian organisme, apabila air limbah tidak didinginkan terlebih dahulu.
b. Dampak Terhadap Kualitas Tanah
Pencemaran air tanah oleh tinja yang biasa diukur dengan faecal coliform,
telah terjadi dalam skala yang luas, hal ini telah dibuktikan oleh suatu survei
sumur dangkal yang mengindikasikan terjadinya pencemaran air.
c. Dampak terhadap kesehatan.
Peran air sebagai pembawa penyakit menular bermacam-macam antara lain :
- Air sebagai media untuk hidup mikroba patogen
- Air sebagai sarang insekta penyebar penyakit
- Jumlah air yang tersedia tak cukup, sehingga manusia bersangkutan tak
dapat membersihkan diri
- Air sebagai media untuk hidup vektor penyakkit
Ada beberapa penyakit yang masuk dalam kategori water borne disease,
atau penyakit-penyakit yang di bawa oleh air yang masih banyak terdapat
di daerah-daerah. Penyakit penyakit ini dapat menyebar bila mikroba
penyebabnya masuk ke dalam sumber air yang dipakai masyarakat
sebagai sumber kebutuhan sehari-hari. Adapun beberapa penyakit tersebut
seperti diare, Colera, Polio, Hepatitis A, Disentri, dll.
d. Dampak terhadap Estetika Lingkunga
Pencemaran air biasanya di tandai dengan bau yang menyengat di samping
tumpukan yang dapat mengurangi nilai estetika lingkungan, seperti limbah
minyak dan deterjen.
3. Pencemaran Tanah
Kelangsungan hidup manusia diantaranya tergantung dari tanah dan
sebaliknya tanah pun memerlikuan perlindungan dari manusia untuk eksistensinya
sebagai tanah yang memiliki fungsinya.
Selain fungsi tanah sebagai penyedia berbagai sumber daya dan habitat bagi
makhluk hidup, tanah juga merupakan resptor dari sejumlah besar bahan pencemar.
Tanah merupakan tempat penampungan berbagai bahan kimia yang berasal dari
rembesan penumpukan sampah, instalasi pengolahan air limbah dan sumber-sumber
lainnya. Dalam kasus lainnya, lahan pertanian yang terkontaminasi pestisida
menyebabkan terjadinya penumpukan bahan berbahaya dan beracun di dalam tanah.
C. SumberAir Bersih
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan yang paling mendasar dang sangat
universal, kerena air merupakan faktor penentu kehidupan di bumi.
a. Sumber-sumber air
a.1 Air angkasa : hujan, salju, dan es
a.2 Air tanah : Mata air, sumur dangkal, sumur dalam, dan artesis
a.3 Air permukaan : Sungai, danau alam, danau buatan.
b. Penyakit yang berhubungan dengan air
b.1 Penyakit Water Borne
Merupakan penyakit yang ditularkan atau disebabkan akibat kontaminasi air
oleh kotoran manusia atau urine. Penularannya dapat terjadi apabila oerganisme
atau patogen masuk ke dalam air kemudia di konsumsi oleh orang yang
kekebalan tubuhnya rendah. seperti penyakit kolera, parathypoid,
gastrienteritis, basillarys disentry dan amoebis disentry
b.2 Penyakit Water Washed
Merupakan penyakit yang dapat terjadi apabila air yang masuk ke dalam tubuh
tercemar oleh kotoran dan dapat pula ditularkan dengan kontak yang lebih
langsung yaitu antara faces dan mulut. seperti penyakit Ascariasis, scabies,
skin sepsis, trachoma.
c. Syarat Air Minum
c.1 Syarat Fisik
(a) Kekeruhan

Kekeruhan yang tinggi dapat melindungi mikroorganisme dari


pengaruh desinfeksi, sehingga dapat mendorong pertumbuhan bakteri dan
menaikkan kebutuhan klor.

(b) Warna

Warna dalam air minum mungkin disebabkan karena adanya organik


berwarna seperti bahan organik yang membususk, logam Fe dan Mn, atau air
buangan industri yang berwarna kuat

(c) Rasa dan Bau

Bau kebanyakan disebabkan oleh bahan organik dalam air dan bisa
meningkatkan bakteriologi, pengotoran oleh industri

c.2 Syarat Kimia

(a) Kimia Anorganik

Seperti Aluminuium, Ph, Arsen, Tembaga, Sulfat, Flourida, Kadmium


dll.

(b) Kimia Organik

Seperti bau, warna, jumlah zat padat (TDS), kekeruhan, rasa dan suhu

c.3 Syarat Bakteriologi

Idealnya air bersiih tidak mengandung patohen dan harus bebas dari
bakteri yang menunjukkan indikasi pangotoran air.
c.4 Syarat Radioaktif

Air bersih yang di minum tidak boleh mengandung bahan-bahan ataupun


unsur yang bersifat radioaktif sesuai yang disyaratkan oleh keputusan mentri
kesehatan

D. Jamban

Prilaku membuang tinja pada sungai, saluran drainase dan pantai, minuman
yang belum dimasak, kebiasaan makan yang tidak memenuhi higienis dan gizi akan
mempermudah terjadinya penularan penyakit. Salah satu pendorong timbulnya penyakit
seperti menyebarnya penyakit diare, disentri, cacingan dan lain-lain pada suatu
kawasan lingkungan perumahan adalah karena kebiasaan masyarakat yang tidak
membuang kotoran di jamban. Jamban adalah suatu banguan yang digunakan untuk
membuang tinja/kotoran manusia/najis. Jamban sering juga disebut kakus atau WC.
Penggunaan jamban keluarga sebaiknya memenuhi syarat-syarat tidak
mencemari sumber air minum, tidak berbau dan tinja tidak dapat dijangkau serangga
ataupun tikus, air seni dan air pengelontor tidak mencemari tanah sekitarnya, mudah
dibersihkan dan dilengkapi dinding dan atap pelindung.
E. Pengolahan Sampah
Pengolahan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, daur ulang,
atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah
yang dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya
terhadap kesehatan, lingkungan, atau estetika. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk
memulihkan sumber daya alam (resources recovery). Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat
padat, cair, gas, atau radioaktif dengan metode dan keterampilan khusus untuk masing-masing
jenis zat.
Praktik pengelolaan sampah berbeda beda antara negara maju dan negara
berkembang, berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan dan antara
daerah perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan sampah yang tidak berbahaya
dari pemukiman dan institusi di area metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab
pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area komersial dan industri biasanya
ditangani oleh perusahaan pengolah sampah.
Metode pengelolaan sampah berbeda-beda tergantung banyak hal, di antaranya
tipe zat sampah, lahan yang digunakan untuk mengolah, dan ketersediaan lahan.
1. Tujuan
a. Mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis
(pemanfaatan sampah), atau
b. Mengolah sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi
lingkungan hidup.
2. Metode Pembuangan
a. Penimbunan darat

Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya


untuk membuang sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia.
Penimbunan ini biasanya dilakukan di tanah yang tidak terpakai, lubang bekas
pertambangan, atau lubang-lubang dalam. Sebuah lahan penimbunan darat yang
dirancang dan dikelola dengan baik akan menjadi tempat penimbunan sampah
yang higienis dan murah. Sedangkan penimbunan darat yang tidak dirancang dan
tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan, di
antaranya angin yang berbau sampah, menarik berkumpulnya hama, dan adanya
genangan air sampah. Efek samping lain dari sampah adalah gas metana dan
karbon dioksida yang juga sangat berbahaya.

Karakteristik desain dari penimbunan darat yang modern di antaranya


adalah metode pengumpulan air sampah menggunakan bahan tanah liat atau
plastik pelapis. Sampah biasanya dipadatkan untuk mengurangi volume dan
menambah kestabilannya, dan ditutup untuk tidak menarik hama (biasanya
tikus). Banyak penimbunan sampah mempunyai sistem pengekstrasi gas yang
dipasang untuk mengambil gas yang terjadi. Gas yang terkumpul akan dialirkan
keluar dari tempat penimbunan dan dibakar di menara pembakar atau dibakar di
mesin berbahan bakar gas untuk membangkitkan listrik.

b. Daur ulang

Proses pemilahan sampah yang masih memiliki nilai secara materiil


untuk digunakan kembali disebut sebagai daur ulang (reuse). Ada beberapa cara
daur ulang, pertama adalah mengambil bahan sampahnya untuk diproses lagi
atau mengambil energi dari bahan yang bisa dibakar untuk membangkitkan
listrik. Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum aluminium,
kaleng baja makanan/minuman, Botol HDPE dan PET, botol kaca, kertas karton,
koran, majalah, dan kardus. Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS)
juga bisa didaur ulang. Daur ulang dari produk yang kompleks seperti komputer
atau mobil lebih susah, karena bagian-bagiannya harus diurai dan
dikelompokkan menurut jenis bahannya.

c. Pengolahan biologis

Pengkomposan.

Material sampah organik, seperti residu tanaman, sampah makanan, atau


kertas, bisa diolah dengan menggunakan proses biologis menjadi kompos, atau
dikenal dengan istilah pengkomposan. Hasilnya adalah kompos yang bisa
digunakan sebagai pupuk dan gas metana yang bisa digunakan untuk
membangkitkan listrik.

Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik pengkomposan


adalah Green Bin Program di Toronto, Kanada,[1] di mana sampah organik
rumah tangga, seperti sampah dapur dan potongan tanaman dikumpulkan di
kantong khusus untuk dikomposkan.

d. Pemulihan energi

Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung


dengan cara menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara
mengolahnya menjadi bahan bakar tipe lain. Daur ulang melalui cara perlakuan
panas bervariasi mulai dari menggunakannya sebagai bahan bakar memasak atau
pemanas, sampai penggunaannya untuk memanaskan boiler untuk menghasilkan
uap dan listrik dari turbin-generator. Pirolisis dan gasifikasi adalah dua bentuk
perlakuan panas yang saling terkait, ketika sampah dipanaskan pada suhu tinggi
dengan keadaan anaerobik. Proses ini biasanya dilakukan di wadah tertutup pada
tekanan tinggi. Pirolisa dari sampah padat mengubah sampah menjadi produk
berzat padat, gas, dan cair. Produk cair dan gas bisa dibakar untuk menghasilkan
energi atau dimurnikan menjadi produk lain. Padatan sisa selanjutnya bisa
dimurnikan menjadi produk seperti karbon aktif. Gasifikasi dan gasifikasi busur
plasma yang canggih digunakan untuk mengkonversi material organik langsung
menjadi gas sintetis (campuran antara karbon monoksida dan hidrogen). Gas ini
kemudian dibakar untuk menghasilkan listrik dan uap.

F. Taman

Taman adalah sebuah areal yang berisikan komponen material keras dan lunak
yang saling mendukung satu sama lainnya yang sengaja direncanakan dan dibuat oleh
manusia dalam kegunaanya sebagai tempat penyegar dalam dan luar ruangan. Taman
dapat dibagi dalam taman alami dan taman buatan. Taman yang sering dijumpai adalah
taman rumah tinggal, taman lingkungan, taman bermain, taman rekreasi, taman botani.

Dengan pengertian lain taman adalah sebuah areal/tempat menyusun, menata


berbagai macam tanaman dengan menggunakan berbagai macam media serta elemen-
elemen tambahan dan juga wadah yang digunakan agar terlihat keindahannya,
kenyamanannya dan kesejukannya di dalam dan di luar ruangan. Taman dijumpai
sebagai Taman rumah tinggal, Taman lingkungan, Taman bermain, Taman perkantoran,
Taman kota, Taman sekolah, Taman wisata dll.

1. Fungsi Taman
a. Fungsi Hidroorologi dan Ekologi
b. Fungsi Kesehatan
c. Tempat berolah raga dan nilai – nilai edukatif
d. Fungsi Estetika/Keindahan
e. Fungsi Rekreasi
G. Masalah Kesehatan
Di daerah-daerah kumuh perkotaan, sanitasi yang tidak memadai, praktek
kebersihan yang buruk, kepadatan penduduk yang berlebihan, serta air yang
terkontaminasi secara sekaligus dapat menciptakan kondisi yang tidak sehat. Penyakit-
penyakit terkait dengan ini meliputi disentri, kolera dan penyakit diare lainnya, tipus,
hepatitis, leptospirosis, malaria, demam berdarah, kudis, penyakit pernapasan kronis
dan infeksi parasit usus. Selain itu, keluarga miskin yang kurang berpendidikan
cenderung melakukan praktek-praktek kebersihan yang buruk, yang berkontribusi
terhadap penyebaran penyakit dan peningkatan resiko kematian anak.
1. Penyakit Akibat Sanitasi Buruk
Berdasarkan Agen Penyakit
a. Bakteri
a) Kolera adalah penyakit diare akut yang disebabkan oleh infeksi usus karena
bakteri vibrio cholera.
b) Demam Tifoid (Typhoid Fever) adalah penyakit yang disebabkan oleh
bakteri Salmonella Typhi, ditandai dengan demam insidius yang
berlangsung lama dan kambuhan.
c) Diare adalah suatu kondisi kesehatan yang disebabkan oleh infeksi
mikroorganisme termasuk bakteri, virus dan parasit lainnya seperti jamur,
cacing dan protozoa. Bakteri penyebab diare yang sering menyerang adalah
bakteri Entero Pathogenic Escherichia Coli (EPEC).
d) Disenteri adalah diare berdarah yang disebabkan oleh shigella.

b. Virus
a) Hepatitis A adalah penyakit yang ditandai dengan demam, malaise,
anoreksia, nausea, dan gangguan abdominal serta diikuti munculnya ikterik
beberapa hari. Penyakit ini disebabkan oleh virus Hepatitis A kelompok
Hepatovirus famili picornaviridae.
b) Hepatitis E adalah penyakit yang secara gejala klinis mirip Hepatitis A,
yang disebabkan oleh virus Hepatitis E famili Caliciviridae.
c) Gastroenteritis adalah penyakit yang ditandai dengan demam,muntah dan
berak cair, disebabkan oleh Rotavirus dan sering menyerang anak – anak.

c. Parasit

c.1 Cacing

a) Ascariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh Ascaris lumbricoides


dengan sedikit gejala bahkan tanpa gejala sama sekali. Cacing yang
keluar bersama kotoran adalah sebagai tanda awal adanya infeksi.
b) Hookworms atau penyakit cacing tambang adalah infeksi parasit kronis
yang muncul dengan berbagai gejala, gejala terbanyak adalah anemia.
Penyakit ini disebabkan oleh Necator americanus atau Ancylostoma
duodenale.
c) Schistosomiasis adalah infeksi oleh cacing trematoda yang hidup pada
pembuluh darah vena. Penyebab penyakit adalah Schistisoma mansoni.

2) Protozoa

Giardiasis adalah infeksi protozoa pada usus halus bagian atas, yang
disebabkan oleh Giardia intestinalis.

3) Jenis lain

a) Scabies adalah parasit pada kulit yang disebabkan oleh Sarcoptes


scabiei sejenis kutu.
b) Trachoma adalah Conjuncivitis yang disebabkan oleh infeksi
Chlamydia trachomatis, yang disebarkan oleh Musca sorbens sejenis
lalat

H. Gambarang Umum Pemukiman


1. Rumah
Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan
sarana pembinaan keluarga. Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi
sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan
sarana dan prasarana lingkungan.
Adapun beberapa syarat rumah sehat menurut Winslow dan APHA antara lain
:
a. Memenuhi kebutuhan fisiologi seperti pencahayaan, penghawaan (ventilasi),
bebas kebisingan dan cukup tempat bermain anak.
b. Memenuhi kebutuhan psikologis
c. Mencegah penularan penyakit seperti penyediaan air, bebas dari kehidupan
serangga dan tikus, pembuangan sampah, pembuangan air limbah, pembuangan
tinja.
d. Mencegah terjadinya kecelakaan seperti mencegah atau mengurangikecelakaan
termasuk jatuh, keruntuhan atau roboh, kena benda tajam, keracunan dan
kebakaran.
2. Pemukiman Sehat
Pemukiman merupakan suatu keadaan atau tempat dimana manusia dapat
menetap/tinggal pada kedudukan yang tetap sehingga keluarga dapat berkembang
secara harmonis dalam kondisi yang menguntungkan. Adapun persyaratan
kesehatan prumahan dan pemukiman menurut Keputusan Menteri Kesehatan No :
829/Menkes/SK/VII/1999 meliputi sbb :
1. Lokasi
a. Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran sungai,
aliran lahar, tanah longsor, tsunami, daerah gempa dan sebagainya.
b. Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir (TPA) sampah
atau bekas tambang.
c. Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran seperti
jalur pendaftaran penerbangan.
2. Kualitas Udara
Kualitas udara ambient dilingkungan perumahan barus bebas dari gangguan gas
beracun dan memenuhi syarat baku mutu.
3. Kebisingan dan Geraran
a. Kebisingan dianjurkan 45dB A, maksimum 55 Db A
b. Tingkat getaran maksimum 10 mm/detik
4. Kualitas Tanah
a. Timah hitam (PB) maksimum 300 mg/kg
b. Cadmium (Cd) maksimum 20 mg/kg
c. Benzoat maksimuum 1 mg/kg
5. Sarana dan Prasaran lingkungan
a. Taman
b. Drainasse
c. Jalan
d. Air besih
e. Listrik
6. Vektor Penyakti
a. Indeks lalat harus memenuhi syarar
b. Indeks jentik nyamuk dibawah 5 %
7. Penghijauan
Pepohonan untuk penghijauan lingkungan pemukiman merupakan pelindung
dan juga berfungsi untuk kesejukan keindahan dan kelestarian alam.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


1. Waktu
Hari dan tanggal : Sabtu, 21 Oktober 2017
Pukul : 08.00 sampai selesai
2. Tempat Pelaksanaan
Lokasi pelaksanaan kegiatan survei di Kelurahan pontap RW 2
B. Zat Pencemar
Pada hasil survei yang dilakukan di Kelurahan Pontap khususnya pada RW 2,
terdapat beberapa macam sumber pencemar baik secara alami maupun melalui kegiatan
manusia. Untuk sumber pencemar alami terdapat rawa-rawa di RT 2 RW 2 dan untuk
pencemaran udara melalui kegiatan manusia seperti polusi yang dihasilkan dari
kendaraan bermotor serta mobil-mobil besar yang lalu lalang membawa muatan dari
pelabuhan. Jenis pencemaran air yang terjadi pada RW 2 seperti buangan sampah pada
draenase yang dapat memberikan pengaruh peningkatan kejadian penyakit tertentu.
C. Sumber Air
Pada daerah RW 2 sebagian besar sumber air yang digunakan adalah air PDAM.
Keadaan rumah warga yang padat maka proses penggunaan airnya ada sebagian besar
warga yang langsung sambung-menyambung pipa air dibanding warga yang memiliki
tempat penampungan air pribadi.
D. Jamban
Sebagian besar masyarakat yang ada di kelurahan Pontap RW 2 sudah memiliki
jamban keluarga namun belum memiliki septic tank sehingga hasil buangan dari
limbah langsung mengalir ke drainase.
E. Sampah
Berdasarkan hasil survei pada daerah sekitar lingkungan RW 2, masing-masing
rumah warga memilki tempat sampah pribadi tapi sebagian besar tempat sampah
tersebut merupakan jenis tempat sampah yang terbuka (tidak ada tutupnya). Kemudian
dari pernyataan dari sebagian warga bahwa tidak semacam pengolahan sampah karena
sampah itu di kumpul kemudian di bawa ke TPS, setelah itu akan datang mobil
pengangkut sampah dan di bawah ke TPA untuk dilakukan pengolahan.
F. Taman
Berdasarkan hasil survei, sebagian besar warga pada RW 2 terdapat dua macam
taman-taman yang ada di setiap rumah warga takni taman yang permanen dan taman
dari pot. Namun sebagian besar warga pada daerah tersebut lebih banyak menggunakan
taman berupa pot baru dibandingkan taman permanen. Kemudian untuk taman yang
menggunakan pot, sebagian warga menggunakan bahan pot yang sudah jadi atau yang
ada di pasaran, bukan dari bahan bekas.
G. Masalah Kesehatan
H. Gambaran Umum
1. Akses Jalan
Pada RW 2 terdapat dua akses jalan yakni jalan raya besar dan jalan yang
ukuran kecil hanya untuk motor. Jenis jalan yang kecil hanya di gunakan lalu lalang
untuk pengendara motor serta pejalan kaki sedangkan untuk askses jalan yang
terbilang besar digunakan untuk akses lalu lalang mobil-mobil besar dan sejenisnya.
2. Kepadatan Rumah
Jika dilihat dari kawasan pemukiman yang sesuai standar, maka kawasan
pemukiman atau kondisi rumah untuk RW 2 termasuk dalam kondisi yang padat
karena jarak spasi antara rumah satu dengan rumah yang lain sangat berdempetan.
3. Potensi Penularan Penyakit
Jika dilihan berdasakan segitiga epidemiologi yakni keseimbangan antara host,
agen dan environment maka kelurahan Pontap RW 2 tergolong daerahyang rawan
terhadapat pertumbuhan vektor serta termasuk dalam kategori tinggi potensinya
dalam hal penularan penyakit di karenakan kondisi lingkungan yang masih
tergolong kumuh dan berada di daerah pesisir pasang surut.
BAB IV

PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Sumantri, Arif. 2015. Kesehatan Lingkungan. Kencana Prenada Media Group : Jakarta

Parma, Aris. 2017. Buku Bahan Ajar Penyediaan Air Bersih

Carlo, Nazrisal dkk. 2014. Perilaku Pengguna Jamban di Lingkungan Perumahan


Penduduk. Link : jurnal.unissula.ac.id/index.php/jlsa/article/download/230/206

Subaris, Heru. 2011. Penyehatan Pemukiman. Gosyen Publishing : Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai