Anda di halaman 1dari 19

Dosen : Dr. Nilawaty Uly, S.Si.,Apt.M.

Kes
Tugas : Perilaku Konsumen Pelayanan Kesehatan

“PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN


KONSUMEN”

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK IV
1. ISWAR M.15.02.012
2. KASRUDDIN M.15.02.013
3. MARTINA M.15.02.014
4. MEGAWATI M.15.02.015

PRODI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MEGA BUANA PALOPO
TAHUN 2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah


memberikan Rahmat serta KaruniaNya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Perilaku Konsumen Pelayanan
Kesehatan ini yang berjudul “Proses Pengambilan Keputusan Konsumen”
Kami menyadari bahwa, makalah ini masih jauh dari sempurna,
namun demikian kami telah berupaya dengan tetap mempertimbangkan
mutu sesuai dengan tingkat pengetahuan kami. Harapan kami, makalah ini
dapat memenuhi tujuannya dan bermanfaat bagi yang memerlukan. Saran
dan kritik yang membangun sangat kami butuhkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusun makalah ini dari awal sampai akhir.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi usaha kita. Aamiin

Palopo, 10 September 2018

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................... i


Daftar Isi ............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .........................................................................................
C. Tujuan ...........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Perilaku Konsumen .......................................................................................
B. Pengambilan Keputusan ................................................................................
C. Faktor yang Mempengaruhi Konsumen Mengambil Keputusan ..................
D. Langkah-langkah keputusan konsumen ........................................................
E. Tahap-tahap pembuatan keputusan ...............................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................................
B. Saran ..............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia dilahirkan ke dunia dengan misi menjalankan kehidupannya
sesuai dengan kodrat ilahi yakni tumbuh dan berkembang.. Untuk tumbuh
dan berkembang berarti setiap insan harus dapat survive (mempertahankan
kehidupannya) dari berbagai ancaman yang datang dari rirnya maupun dari
luar. Misalnya sejak bayi sampai tua renta, seseorang diwajibkan
menanggulangi berbagai tantangan kehidupan agar dapat mempertahankan
hidupnya. Pada masa bayi dan anak-anak proses pertahanan kehidupan
masih dibantu orang tua masing-masing. Tetapi ketika masuk dunia dewasa
banyak tantangan kehidupan harus diputuskan sendiri. Hal tersebut berkaitan
langsung dengan tujuan menjaga kelangsungan hidupnya. Berarti bila
seseorang gagal dalam memilih keputusan maka dapat mengganggu
kelancaran hidupnya ( Suyadi, 2002).
Demikian pula dalam kehidupan seseorang sebagai konsumen dalam
mengambil keputusan pembelian yang merupakan salah satu bentuk perilaku
konsumen dalam menggunakan atau mengonsumsi suatu produk. Konsumen
dalam mengambil keputusan untuk membeli atau memakai suatu produk
akan melalui sebuah proses yang merupakan gambaran konsmen
menganalisis berbagai macam masukan untuk mengambil keputusan dalam
melakukan pembelian. Adapun langkah-langkah proses keputusan
pembelian yang merupakan bagian dari perilaku konsumen meliputi
pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, menentukan
alternatif pilihan, menentukan pilihan produk dan perilaku setelah
pembelian (Sumarwan, Ujang. 2004). Selanjutnya akan dijelaskan mengenai
proses pengambilan keputusan membeli yang meliputi pengertian proses
pengambilan keputusan membeli, faktor apa saja yang mempengaruhi proses
pengambilan keputusan membeli, langkah-langkah pengambilan keputusan
serta tahap-tahap dalam proses pengambilan keputusan membeli.

1
Konsumen merupakan orang yang sangat penting bagi seorang
pengusaha karena merekalah yang mampu mengembangkan sebuah bisnis.
Seperti apapun perilaku yang dimiliki oleh seorang konsumen, seorang
pengusaha biasanya akan mengalah dan melayani konsumen tersebut agar
terjadi sebuah proses pembelian yang memuaskan. Perilaku setiap konsumen
bisa berbeda-beda karena adanya berbagai hal yang mempengaruhi. Baik
pengaruh dari dalam konsumen itu sendiri maupun pengaruh dari luar,
sehingga hal-hal tersebut dapat mempengaruhi konsumen dalam mengambil
keputusan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan perilaku konsumen?
2. Apa yang dimaksud dengan pengambilan keputusan?
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen dalam mengambil
keputusan?
4. Bagaiman langkah-langkah keputusan konsumen?
5. Apa saja tahap-tahap pengambilan keputusan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui maksud dari perilaku konsumen!
2. Untuk mengetahui maksud dari pengambilan keputusan!
3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi konsumen dalam
mengambil keputusan!
4. Untuk mengetahui langkah-langkah keputusan konsumen!
5. Untuk mengetahui tahap-tahap pengambilan keputusan!

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perilaku Konsumen
Para ahli berpendapat mengenai defenisi perilaku konsumen, sebagai berikut
:
1. James F. Engel (1968) berpendapat bahwa perilaku konsumen
didefinisikan sebagai tindakan-tindakan individu yang secara langsung
terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa
ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan
menentukan tindakan-tindakan tersebut.
2. Gerald Zaldman dan Melanie Walldendorf (1979 : 6) menjelaskan
bahwa :
“Consumer behavior are acts, procecc and sosial relationship exhibited
by individuals, groups and organisatoins in the oblainment, use of, and
consequent eperience with products, services and other resources”.
Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan, proses,, dan hubungan
sosial yang dilakukan individu, kelompok, dan organisasi dalam
mendapatkan, menggunakan suatu produk atau lainnya sebagai suatu
akibat dari pengalamanya dengan produk,pelayanan, dan sumber-sumber
lainnya.
3. David L. Loudon dan Albert J.Della Bitta (1984 : 6) mengemukakan
bahwa :
“Consumer behavior may be defined as decision process and physical
activity individuals engage in when evaluating,acquaring, using or
disposing og good and services”.
Perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai proses pengambilan
keputusan dan aktivitasindividu secara fisik yang dilibatkan dalam
proses mengevaluasi, memperoleh,menggunakan atau dapat
mempergunakan barang-barang dan jasa.

3
Adapun beberapa model perilaku konsumen dalam bukunya Anwar
Mangkunegara (2002) menggambarkan beberapa model perilaku konsumen
dari berbagai ahli, yang dapat diartikan sebagai kerangka kerja atau alur
yang mewakili apa yang diinginkan konsumen dalam mengambil keputusan
membeli. Atau model perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai skema
yang disederhanakan untuk menggambarkan aktivitas-aktivitas konsumen.

Fungsi dari model perilaku konsumen adalah :

1. Deskriptif, yaitu fungsi yang berhubungan dengan pendalaman


mengenai langkah-langkah yang diambil konsumen dalam memutuskan
suatu penelitian membeli.
2. Prediksi, yaitu meramalkan kejadian-kejadian dari aktivitas konsumen
pada waktu yang akan dating.
3. Explanation,yaitu mempelajari sebab-sebab dari beberapa aktivitas
pembeli.
4. Pengendalian, yaitu mempengaruhi dan mengendalikan aktivitas-
aktivitas konsumen pada masa yang akan datang.

B. Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan serangkaian aktivitas yang
dilakukan oleh seseorang dalam usaha memecahkan permasalahan yang
sedang dihadapi kemudian menetapkan berbagai alternatif yang dianggap
paling rasional dan sesuai dengan lingkungan. Jadi, pengambilan keputusan
berarti memilih dan meteapkan satu alternatif yang anggap paling
menguntungkan dari beberapaalternatif yang dihadapi. Alternatif yang
ditetapkan merupakan keputusan (Siswanto, 2013)
Schiffman dan Kanuk (1994) mendefinisikan suatu keputusan sebagai
pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Seorang
konsumen yang hendak melakukan pilihan maka ia harus memiliki pilihan
alternatif. Jika konsumen tidak memiliki pilihan alternatif, seperti contohnya
pada pembelian obat menurut resep dokter, ini bukanlah suatu situasi

4
konsumen melakukan keputuhan. Suatu keputusan tanpa pilihan disebut
sebagai sebuah “Hobcon’s choice”. Ada empat macam perspektif dari
model manusia. Model manusia yang dimaksud di sini adalah suatu model
tingkah laku keputusan dari seorang individu berdasarkan empat perspektif,
yaitu :
1. Manusia Ekonomi
Konsep manusia ekonomi berasal dari disiplin ekonomi.Manusia
dipandng sebagai seorang individu yang melakukan keputusan secara
rasional. Agar seorang individu dapat berpikir rasional, maka ia harus
menyadari berbagai alternatif yang tersedia. Dia juga harus mampu
merangking berbagai alternatif tersebut berdasarkan kebaikan dan
keburukan alternatif tersebut dan mampu memilih yang terbaik dari
alternatif yang tersedia. Manusia ekonomi berusaha mengambil
keputusan yang memberikan kepuasan maksimum. Manusia memiliki
kemampuan dan keahlian yang terbatas, sehingga dia tidak selalu
memiliki informasi yang sempurna mengenai produk dan jasa.
Keterbatasan seringkali manjadikan manusia tidak mau melakukan
pengambilan keputusan yang intensif dengan mempertimbangkan banyak
faktor.
2. Manusia Pasif
Model ini menggambarkan manusia sebagai individu yang
mementingkan sendiri dan menerima berbagai macampromosi yang
ditawarkan pemasar. Konsumen digambarkan sebagai pembeli yang
irasional dan impulsif, yang siap menyerah kepada usaha dan tujuan
pemasar. Konsumen seringkali dianggap sebagai objek yang bisa
dimanipulasi. Model ini bertolak belakang dengan manusia ekonomi
3. Manusia Kognitif
Model manusia kognitif menggambarkan konsumen sebagai individu
yang berpikir untuk memecahkan masalah. Konsumen sering kali bisa
pasif dalam menerima produk dan jasa apa adanya, tetapi seringkali juga
sangat aktif dalam mencari alternatif produk yang dapat memenuhi

5
kebutuhan dan kepuasannya. Model ini berfokus pada proses konsumen
dalam mencari dan mengevaluasi informasi dalam memilih merek.
Model manusia kognitif menggambarkan konsumen sebagai sebagai
sebuah sistem pemrosesan informasi. Pemrosesan informasi akan
membawa kepada pembentukan kesukaan dan selanjutnya kepada
keinginan membeli. Model ini sangat aktif mencari informasi dan
berusaha untuk melakukan keputusan yang memuaskan.
4. Manusia Emosional
Model ini menggambarkan konsmen sebagai individu yang memiliki
perasaan mendalam dan emosi yang mempengaruhi pembelian atau
pemilikan barang-barang tertentu. Perasaan seperti rasa senang, takut,
cinta, khawatir, fantasi, kenangan sangat mempengaruhi konsumen.
Konsumen yang melakukan pembelian emosional, sedikit sekali usaha
yang dilakukannya untuk mencari informasi sebelum membeli. Ia lebih
banyak mempertimbangkan mood dan perasaan. Membeli produk yang
memenuhi kebutuhan emosional adalah keputusan konsumen yang
rasional. Jika seseorang harus memilih dua produk yang berbeda,
misalnya produk A dan B. Ia memilih produk A mungkin bukan karena
terlihat lebih baik, tetapi ia memliki produk tersebut karena memberikan
perasaan yang lebih baik. Mood sama pentingnya dengan emosi dalam
pengambilan keputusan konsumen. Mood adalah perasaan atau pikiran.
Emosi adalah suatu respon terhadap suatu ligkungan tertentu, sedangkan
mood lebih kepada suatu kondisi yang tidak terfokus, yang telah muncul
sebelumnya ketika konsumen melihat iklan, lingkungan eceran, merek
atau produk. Para pemilik toko berusaha mempengaruhi mood konsumen
dengan menyediakan citra toko dan suasana toko yang menyenangkan
konsumen.Konsumen yang memiliki mood yang baik akan tinggal lebih
lama di dalam toko, dan selanjutnya konsumen akan lebih tertarik untuk
berbelanja di toko tersebut.

6
C. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen dalam Mengambil
Keputusan.
1. Faktor Internal
a. Motivasi
Motivasi adalah kegiatan dalam diri seseorang yang mendorong
keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu yang
berguna untuk mencapai suatu tujuan. Motivasi sangat berpengaruh
di dalam pertimbangan seseorang dalam berperilaku karena
memberikan suatu dorongan untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan. Konsumen dengan kebutuhan mendesak biasanya akan
lebih cepat menentukan pembelian suatu produk atau jasa
dibandingkan dengan keinginan saja.
b. Ekonomi
Keadaan ekonomi seseorang juga berpengaruh terhadap perilaku
pengambilan keputusan dalam pembelian sebuah produk. Jika orang
tersebut sedang memiliki uang yang lebih, secara otomatis ia akan
memilih produk berkualitas yang harganya lebih mahal. Jika sedang
tidak memiliki uang lebih, konsumen akan memilih produk yang
harganya cenderung lebih murah, atau bahkan akan mencari produk
yang berdiskon.
c. Sikap
Sikap adalah predisposisi (keadaan mudah terpengaruh) untuk
memberikan tanggapan terhadap rangsangan lingkungan yang dapat
memulai atau membimbing tingkah laku orang tersebut. Sikap
seseorang terhadap produk atau merek memengaruhi tindakan
membeli atau menggunakan produk atau merek tersebut.
2. Faktor Eksternal
a. Kebudayaan
Kebudayaan adalah simbol dan fakta yang kompleks yang diciptakan
oleh manusia, diturunkan dari generasi ke generasi sebagai penentu
dan pengatur perilaku manusia dalam masyarakat yang ada. Faktor

7
budaya terdiri dari kultur, sub-kultur dan kelas sosial. Faktor-faktor
budaya mempunyai pengaruh yang paling luas dan mendalam
terhadap perilaku konsumen karena seseorang cenderung akan
mengikuti budaya di daerah tempat tinggalnya.
b. Kelompok Sosial dan Kelompok Referensi
Kelompok sosial adalah kesatuan sosial yang menjadi tempat
individu berinteraksi satu sama lain karena adanya hubungan di
antara mereka. Sedangkan kelompok referensi adalah kelompok
sosial yang menjadi ukuran seseorang untuk membentuk kepribadian
dan perilaku. Kedua jenis kelompok tersebut berpengaruh dalam
penentuan pembelian barang karena seseorang akan mencari
referensi dari produk yang dimiliki anggota kelompok lainnya.
c. Keluarga
Keluarga inti menunjukkan lingkungan keluarga yang meliputi ayah,
ibu, dan anak-anak yang hidup bersama. Keluarga adalah kelompok
paling kecil di dalam kehidupan masyarakat, tetapi mempunyai
peranan terbesar dalam pembentukan sikap dan perilaku seseorang
terutama pada pembelian sebuah produk. Seseorang yang sudah
memiliki anak pasti memiliki pemikiran yang berbeda dalam
menentukan sebuah produk yang akan dibeli karena pada umumnya
akan menuruti keinginan anak tersebut.

D. Langkah-Langkah Keputusan Konsumen


1. Pengenalan Kebutuhan
Pengenalan kebutuhan muncul ketika konsumen menghadapi suatu
masalah, yaitu suatu keadaan dimana terdapat perbedaan antara keadaan
yang diinginkan dan keadaan yang sebenarnya terjadi. Seorang ibu yang
bekerja menghadapi masalah tekanan waktu. Dia harus mencuci baju
keluarganya, tetapi ia tidak memiliki banyak waktu untuk
melakukannya. Kondisi ini membangkitkan pengenalan kebutuhan akan
pembantu rumah tangga atau kebutuhan memiliki mesin cuci.

8
Kebutuhan harus diaktifkan terlebih dahulu sebelum ia bisa dikenali.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengaktifan kebutuhan (Need
activation, Engel, Blackwell dan Miniard,, 1995)
a. Waktu
Konsumen yang terbiasa makan pagi setiappukul 06.00, makam
secara otomatis ia akan merasa lapar lagi pada siang hari. Berlalunya
waktu akan menyebabkan teraktifkannya kebutuhan psikologis
seseorang. Waktu juga akan mendorong pengenalan kebutuhan lain
yang diinginkan oleh seseorang konsumen. Usia konsumen yang
semakin tua akan menyebabkan ia memiliki aspirasi dan nilai yang
berbeda. Konsumen yang lebih tua mungkin akan lebih
memperhatikan kesehatannya, sehingga ia banyak membutuhkan
makanan yang sangat selektif agar terhindar dari berbagai penyakit.
b. Perubahan Situasi
Perubahan situasi akan akan mengaktifkan kebutuhan. Konsumen
yang masih bujangan mungkin akan lebih banyak menghabiskan
pengeluarnya untuk hiburan. Jika konsumen tersebut menikah maka
ia akan mengenali banyak kebutuhan lain, mislanya ia harus lebih
banyak menabung untuk persiapan kelahiran anaknya. Maka ia
mugkin mengurangi pengeluarannya untuk hiburan tersebut.
c. Pemilihan Produk
Memiliki sebuah produk seringkali mengaktifkan kebuthan yang
lain. Seorang konsumen yang membeli sebuah mobil baru, makan ia
akan menyadari perlunya produk lain. Ia membutuhkan sampo
mobil, lapkanebo, peralatan membersihkan mobil, waktu untuk
membersihkan mobil, bahka orang lain yang bisa membantunya
mencuci dan membersihkan mobil.
d. Konsumsi Produk
Jika buah-bauhan yang tersedia di kulkas sudah habis, maka ia akan
memicu konsumen untuk membeli lagi buah-buahan untuk
kebutuhan konsumennya. Habisnya persediaan makanan yanag ada

9
di rumah seringkali mendorong konsumen untuk konsumsi
berikutnya.
e. Perbedaan Individu
Konsumen membeli mobil baru karena mobil lamanya sering mogok.
Kebutuhan mobil baru timbul karena konsumen merasakan keadaan
yang sesungguhnya bahwa mobil lamanya tidak berfungsi dengan
baik. Namun ada juga konsumen yang berbeda, kebutuhan mobil
baru muncul bukan karena mobil lamanya tidak berfungsi dengan
baik. Konsumen membeli mobil baru karena ia ingin selalu trendi,
ingin memiliki mobil model terbaru, walaupun mobil lamanya baru
berusia satu tahun dan masih berfungsi sangat baik.
f. Pengaruh Pemasaran
Produk baru muncul hampir setiap hari, dan diiklankan dan
dikomunikasikan melalui berbagai media oleh perusahaan
pembuatnya. Program pemasaran tersebut akan mempengaruhi
konsumen untuk menyadari akan kebutuhannya. Produk yang
dikomunikasikan dengan menarik akan memicu seorang konsumen
untuk menyadari akan akan kebutuhannya dan merasakan bahwa
produk tersebutlah yang bisa memenuhi kebutuhannya. Misalnya,
seorang peneliti telah lama memiliki masalah bagaimana mengolah
data dengan cepat, ia menyadari membutuhkan komputer yang
canggih untuk membantunya mengolah data. Namun, ia tidak tahu
komputer mana yang ia harus beli. Suatu saat ia akan melihat suatu
promosiyang menjelaskan sebuah komputer baru dengan spesifikasi
yang lebih baik dari generasi sebelumnya, dan diperagakan pula
bagaimana kecepatan komputer tersebut dalam mengolah data. Si
konsumen yang melihat promosi tersebut akan menyadari
kebutuhannya dan mengatakan komputer itulah yang bisa memenuhi
kebutuhannya.
2. Pencarian Informasi

10
Pencarian informasi mulai dilakukan ketika konsumen memamdang
bahwa kebutuhan tersebut bisa dipenuhi dengan membeli dan
mengkonsumsi suatu produk. Konsumen akan mencari informasi yang
tersimpan di dalam ingatannya (pencarian internal) dan mencari
informasi dari luar (pencarian eksternal). Konsumen akan mencari
informasi berbagai jenis produk, berapa harganya, di mana bisa
didapatkan, dan cara pembayaran yang sesuai.
3. Evaluasi Alternatif
Tahap ketiga dari prosus keputusan konsumen adalah evaluasi alternatif.
Evaluasi alternatif adalah proses proses mengevaluasi pilihan produk
dan merek, dan memilihnya sesuai dengan yang diinginkan konsumen.
Pada proses evaluasi alternatif, konsumen membandingkan berbagai
pilihan yang dapat memecahkan masalah yang dihadapinya.
Menurut Mowen da Minor (1998), pada tahap ini konsumen membentuk
kepercayaan, sikap dan intensinya mengenai alternatif produkyang
dipertimbangkan tersebut. Proses evaluasi alternatif dan proses
pembentukan kepercayaan dan sikap adalah proses yang sangat terkait
erat. Evaluasi alternatif muncul karena banyaknya laternatif pilihan dan
konsumen akan memilih merek yang memberikan manfaat yang
diharapkannya.
Seberapa rumit proses evaluasi alternatif yang dilakukan konsumen
sangat tergantung kepada model pengambilan keputusan yang dijalani
konsumen. Jika penganbilan keputusan adalah kebiasaan, maka
konsumen hanya membentuk keinginan untuk membeli ulan produk
yang sama seperti yang telah dibeli sebelumnya. Apabila konsumen
tidak memiliki pengetahuan mengenai produk yang akan dibelinya,
mungkin konsumen lebih mengandalkan rekomendasi dari teman atau
kerabatnya mengenai produk yang akan dibelinya. Konsumen tidak
berminat repot-repot melakukan evaluasi alternatif. Dlama kasus obat-
obatan konsumen percaya saja kepada dokter mengenai jenis dan merek
obay yang harus dibelinya. Apabila produk yang akan dibeli berharga

11
mahal dan berisiko tinggi, maka konsumen akan mempertimbangkan
banyak faktor dan terlibat dalam proses evaluasi alternatif ekstensif.
4. Menentukan Alternatif Pilihan
Setelah konsumen menentukan kriteria atau atribut dari produk atau
merek yang dievaluasi, maka langkah berikutnya konsumen menentukan
alternatif pilihan. Pada proses evaluasi kriteria, konsumen akan
mendapatkan sejumlah merek yang dipertimbangkan lebih lanjut.
Konsumen akan membagi merek tersebut ke dalam beberapa kelompok.
Pertama, adalah kelompok merek yang tidak berbeda yaitu kumpulan
merek yang dianggap tidak memiliki kelebihan, sehingga konsumen
tidak mengevaluasinya secara positif dan negatif. Konsumen tidak
termotivasi untuk mempertimbangkannya lebih lanjut. Kedua, adalah
kelompok produk yang dinilai negatif, konsumen mungkin memperoleh
informasi dari orang-orang sekelilingnya mengenai buruknya merek
tersebut atau konsumen sendiri yang telah mengalami kekecewaan dari
dari produk tersebut. Kelompok ketiga, adalah consideration set atau
evoked set, yaitu sejumlah merek yang akan dievaluasi selanjutnya, dan
konsumen akan memilih satu dari merek-merek tersebut.
5. Perilaku Setelah Pembelian
Para pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan
pasca pembelian dan pemakaian produk pasca pembelian, yang tujuan
utamanya adalah agar konsumen melakukan pembelian ulang.

E. Tahap-Tahap Pembuatan Keputusan


Untuk menganalisis bagaimana proses seseorang di dalam membuat
keputusan sehubungan dengan pencarian atau pemecahan masalah
kesehatannya, Suchman membaginya ke dalam 5 tahap kejadian.
1. Tahap Pengalaman atau Pengenalan Gejala (The Symptom experience).
Pada tahap ini, individu membuat keputusan bahwa di dalam dirinya ada
suatu gejala penyakit, yang didasarkan pada adanya rasa ketidakenakan

12
pada badannya. Gejala tersebut di rasakan sebagai ancaman bagi
hidupnya.
2. Tahap Asumsi Peranan Sakit (The Assumption of The Sick Role).
Dalam hal ini, individu membuat keputusan bahwa ia sakit dan
memerlukan pengobatan. Kemudian ia mulai berusaha untuk mengobati
sendiri dengan caranya sendiri. Disamping itu ia mulai mencari
informasi dari anggota keluarga yang lain, tetangga atau teman sekerja.
Ia juga mencari pengakuan dari orang lain bahwa ia sakit dan kalau perlu
minta dibebaskan sementara dari sebagian tugasnya atau bahkan
tugasnya sehari-hari.
3. Tahap Kontak dengan Pelayanan Kesehatan (The Medical Care
Contact).
Pada tahap ini, individu mulai berhubungan dengan fasilitas pelayanan
kesehatan, sesuai dengan pengetahuan, pengalaman serta informasi yang
ada pada dirinya tentang jenis-jenis pelayanan kesehatan. Oleh karena
itu, fasilitas kesehatan yang dipilih dapat berupa dukun, sinshe, mantri,
dokter,atau dokter spesilis.
4. Tahap Ketergantungan Pasien (The Dependent patient stage).
Pada tahap ini, individu memutuskan bahwa dirinya, karena
perbuatannya sebagai pasien, maka untuk kembali sehat harus
tergantung dan pasrah kepada fasilitas pengobatan. Ia harus memenuhi
apa yang diperintahkan kepadanya supaya sehat kembali.
5. Tahap Pemulihan atau Rehabilitasi (The Recovery of Rehabilitastion).
Pada tahap ini, individu memutuskan untuk melepaskan diri dari peran
pasien. Dengan hal ini dapat terjadi dua kemungkinan. Pertama, ia pulih
kembali sebelum sakit. Kemungkinan kedua, ia menjadi cacat yang
berarti ia tidak dapat sempurna melakukan fungsinya seperti ketika
belum sakit.

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Beberapa defenisi dari perilaku konsumen menurut para ahli :
a. James F. Engel (1968) berpendapat bahwa perilaku konsumen
didefinisikan sebagai tindakan-tindakan individu yang secara
langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan
barang-barang jasa ekonomis termasuk proses pengambilan
keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan
tersebut.
b. David L. Loudon dan Albert J.Della Bitta (1984 : 6) mengemukakan
bahwa : Perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai proses
pengambilan keputusan dan aktivitasindividu secara fisik yang
dilibatkan dalam proses mengevaluasi, memperoleh,menggunakan
atau dapat mempergunakan barang-barang dan jasa.
2. Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan
oleh seseorang dalam usaha memecahkan permasalahan yang sedang
dihadapi kemudian menetapkan berbagai alternatif yang dianggap paling
rasional dan sesuai dengan lingkungan. Ada empat macam perspektif
dari model manusia dalam mengambil keputusan :
a. Manusia ekonomi
b. Manusia pasif
c. Manusia kognitif
d. Manusia emosional
3. Faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan:
a. Faktor internal
b. Faktor eksternal
4. Langkah-langkah pengambilan keputusan
a. Pengenalan Kebutuhan
b. Pencarian Informasi

14
c. Evaluasi Alternatif
d. Menentukan Alternatif Pilihan
e. Perilaku Setelah Pembelian
5. Tahap-tahap pembuatan keputusan :
a. Tahap Pengalaman atau Pengenalan Gejala (The Symptom
experience).
b. Tahap Asumsi Peranan Sakit (The Assumption of The Sick Role).
c. Tahap Kontak dengan Pelayanan Kesehatan (The Medical Care
Contact).
d. Tahap Ketergantungan Pasien (The Dependent patient stage).
e. Tahap Pemulihan atau Rehabilitasi (The Recovery of
Rehabilitastion).

B. Saran
Dalam melakukan proses pengambilan keputusan mengenai pembelian suatu
barang, kita harus memperhatikan mana kebutuhan yang penting dan harus
sesuai dengan keadaan uang yang kita miliki. Juga menetapkan dan
menggunakan berbagai kriteria evaluasi termasuk harga, merek dan lain –
lain pada saat membuat keputusan pembelian. Selain hal diatas menilai
kinerja setiap alternatif sebagai dasar evaluasi serta mengetahui dan
memahami bagaimana situasi konsumen dalam menentukan pilihan dengan
melihat berbagai aspek yang ada.

15
DAFTAR PUSTAKA

Prawirosentono, Suyadi. 2002. Bahasan Komprehensif Strategi Pengambilan


Keputusan Bisnis. Jakarta : PT Bumi Aksara

Rahmani, Ani. 2018. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen dalam


Mengambil Keputusan. Journal (Diakses pada tanggal 14 September 2018)
Link : https://www.jurnal.id/id/blog/2018/perilaku-konsumen-pengertian-dan-
faktor-yang-mempengaruhinya

Siswanto. 2013. Perilaku Manajemen. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Soekidjo, Natoatmodjo. 2014. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka


Cipta.

Sumarwan, Ujang. 2004. Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya dalam


Pemasaran. Bogor Selatan : Ghalia Indonesia.

16

Anda mungkin juga menyukai