PT PJB UP GRESIK
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan industri di Indonesia pada saat ini cukup pesat. Sehubungan dengan
hal itu, Institut Teknologi Sepuluh Nopember sebagai pencetak sumber daya manusia yang
berkualitas, berkepribadian mandiri, dan memiliki kemampuan intelektual yang baik harus
semakin meningkatkan mutu pendidikannya.
Institut Teknologi Sepuluh Nopember sebagai salah satu sekolah di Indonesia
berupaya untuk mengembangkan sumber daya manusia dan IPTEK guna menunjang
pembangunan industri serta sebagai lembaga pendidikan untuk membantu pengembangan
kawasan Tengah Indonesia. Lulusan dari Teknik Instrumentasi ITS diharapkan siap untuk di
terjunkan di bidang yang sesuai dengan kompetensi keahliannya. Sejalan dengan hal tersebut,
kerjasama dengan berbagai perusahaan industri perlu ditingkatkan. Dalam hal ini bisa
dilakukan dengan cara Study Ekskursi, Kerja Praktek Lapangan, Praktek Kerja Industri dan
lain sebagainya.
Wawasan pelajar tentang dunia kerja yang berkaitan dengan industrialisasi sangat
diperlukan. Hal ini sehubungan dengan kondisi Indonesia yang merupakan negara
berkembang, dimana teknologi masuk dan diaplikasikan oleh industri terlebih dahulu sebelum
dikembangkan lebih lanjut. Selain itu energi yang dibutuhkan oleh industri - industri yang
semakin meningkat, maka diperlukan pengembangan lebih lanjut mengenai sumber energi
dan efisiensi sistem kelistrikan.
PT. PJB Unit Pembangkitan Gresik adalah salah satu pembangkit listrik yang
memproduksi energi listrik dengan jumlah yang relatif besar yang kemudian di distribusikan
ke sistem interkoneksi Jawa - Bali. Dalam pengoperasiannya, sistem ini banyak berkaitan
dengan Mechanical, Electrical, maupun Control, dimana sebagian dasar - dasar ilmu dan
operasi tersebut didapatkan di bangku sekolah. Selain itu, dengan adanya Praktek Kerja
industri ini diharapkan para pelajar dapat mengenal kondisi serta situasi secara nyata di
lapangan kerja secara langsung.
1.2 Dasar Hukum Prakerin
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Profil Perusahaan
PT. PJB Unit Pembangkitan Gresik adalah salah satu unit pembangkitan PT.
Pembangkitan Jawa Bali (PT. PJB) yang bergerak dalam bidang usaha pembangkitan
ketenagalistrikan, yang berkedudukan di kota Gresik, Jawa Timur, Indonesia. Bidang usaha
pembangkitan ketenagalistrikan adalah bisnis 6ystem, dimana 6ystem yang terkandung dalam
Bahan Bakar Gas (BBG) dan atau Bahan Bakar Minyak (BBM) melalui proses pada PLTG,
PLTU dan PLTGU yang dikonversikan menjadi tenaga listrik, dalam jumlah tertentu untuk
memenuhi kebutuhan konsumen (pelanggan).
PT. PJB merupakan anak perusahaan dari PT. PLN (Persero), yang sebelumnya
dikenal dengan Prushaan Umum Listrik Negara (PLN), yang bertindak selaku Holding
Company.
Keberadaan PT. PJB Unit Pembangkitan Gresik Diawali dengan dibangunnya 2 unit
Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG) dengan total kapasitansi 40 MW pada tahun 1978. Awal
tahun 1981, menyusun dibangun 2 unit Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan kapasitas
masing masing 100 MW. Pada tahun 1989 total kapsitas produksi 7ystem listrik PLN 7ystem
Gresik (SGRK) mencapai 702 MW dengan penambahan 2 unit Pusat Listrik Tenaga Uap
(PLTU) yang berkapasitas masing masing 200 MW.
Pada awal tahun 1992 di lokasi yang bersebelahan, di bangun Pusat Listrik Tenaga
Gas dan Uap (PLTGU) dengan kapasitas total 1578 MW yang terdiri dari 3 block, (dengan
kapasitas terpasang masing masing block adalah 526 MW). PLTGU merupakan hasil dari
perkembangan teknologi, yang mempunya tingkat efisiensi 7ystem77 lebih tinggi
dibandingkan dengan PLTG maupun PLTU konvensional. Dengan demikian total kapasitas
pembangkit terpasang sebesar 2280 MW. Karena kebutuhan nasional, maka beberapa PLTG
di relokasi daerah lain sehingga kapasitan UP Gresik per November 2017 sebesar 2218 MW.
Produksi 7ystem listrik yang dihasilkan UP Gresik disalurkan pada saluran tegangn
tinggi 150 Kv dan tegangan ekstra tinggi 500 Kv yang telah terinterkoneksi di seluruh Jawa
Bali Madura.
Disamping mesin mesin utama yang berupa unit pembangkit listrik tersebut, UPGRK juga
mempunyai Fasilitas fasilitas penunjang yang berfungsi mendukung realisasi produk maupun
operasional perusahaan, antara lain :
1. Fasilitas penanganan bahan bakar minyak seperti pelabuhan atau jetty, tangki BBM
dan fasilitas pengolahan bahan bakar atau Fuel Oil Treatment Plant (FOTP).
2. Stasiun penerima gas (Gas Stasion).
3. Unit pengolahan air (Desalination Plant, Water Treatment Plant).
4. Unit pengolahan air limbah (Waste Water Treatment Plant).
5. Instalasi penunjang lainnya (Chlorination Plant, Hidrogen Plant).
Sejarah panjang telah menjadikan PT. PJB Unit Pembangkitan Gresik mempunya
banyak pengalaman dalam pengelolaan dan pengoperasian unit pembangkit yang bermacam
macam. Demgan ditunjang program program pengembangan SDM ayang memadai,
menjadikan PT. PJB Unit Pembangkitan Gresik sebagai unit yang 7yst diandalkan oleh PT.
PJB dalam rangka mencapai VISI menjadi perusahaan pembangkit listrik Indonesia yang
terkemuka dengan standart kelas dunia.
Pada saat ini sudah ada 2 unit di UP Gresik yang telah masuk dalam best ten
8ystem88ure di dunia dengan reverensi dari NERC (North America Electricity Realibility
Corporation). UP Gresik bertekat di tahun 2016, semua unitnya setara dengan 10%
pembangkit terbaik dunia tersebut.
Dengan didukung oleh pengalaman operasional yang memadai, PT. PJB UP Gresik
selalu berusaha untuk terus menssejajarkan diri dengan perusahaan sejenis di seluruh dunia,
dengan berorientasi pada ketersediaan pasokan listrik, andal dan efisien untuk mencapai Profit
Perusahaan serta Kepuasan Pelanggan.
2.13 Sejarah Berdirinya Perusahaan
Indonesia Power. Beberapa unit pembangkitan PT. PJB terdapat di Paiton, Muara Karang,
Muara Tawar, Cirata dan Brantas serta Gresik.
Unit Pembangkitan (UP) Gresik terbentuk berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT.
PLN (persero) No. 030.K/023/DIR/1980 tanggal 15 Mei 1980,
merupakan unit kerja yang dikelola oleh PT. Perusahaan Listrik Nasional (persero)
atau sering disingkat dengan PT. PLN (persero) Pembangkitan dan Penyaluran Jawa Bagian
Timur dan Bali (PLN KITLUR JBT) yang dikenal dengan sector Gresik.
Pada tanggal 30 Mei 1997 Direktur Utama PT. PLN PJB II mengeluarkan surat
keputusan No. 021/023/DIR/1997 tentang perubahan sebutan 9ystem menjadi Unit
Pembangkitan. Pada tanggal 24 juni 1997 Direktur Utama PT. PLN PJB II unit II
mengeluarkan surat keputusan No. 24.K/023/DIR/1997 tentang pemisahan fungsi
pemeliharaan dan fungsi operasi pada PT. PLB PJB II unit II Unit Pembangkitat Gresik.
Pembangunan sarana dan prasarana PT. PJB UP Gresik berjalan secara bertahap. Pada
tahun 1978 dibangun PLTG unit 1, 2, 3, 4, dan 5. Kemudian dibangun PLTU unit 1 dan 2
pada tahun 1981. Selanjutnya menyusul dibangun PLTU unit 3 dan 4 tahun 1984. Tahun 1992
dibangun PLTGU unit 1, 2, dan 3.
2.3 Visi dan Misi Perusahaan
2.3.1 Visi Perusahaan
Menjadi perusahaan terpercaya dalam bisnis pembangkitan terintegrasi dengan standar kelas
dunia.
2.3.2 Misi Perusahaan
1. Memberi solusi dan nilai tambah dalam bisnis pembangkitan terintegrasi untuk
menjaga kedaulatan listrik nasional.
2. Menjalankan bisnis pembangkitan secara berkualitas, berdaya saing dan ramah
lingkungan.
SPV SENIOR TECHNOLOGI SPV SENIOR PRODUKSI PLTGU A SPV SENIOR ADMINISTRASI
SPV SENIOR HAR MESIN PLTGU SPV SENIOR KEUANGAN
OWNER GUDANG
SPV NIAGA
General Manager
Jabatan ini dipegang oleh general manager yang bertugas mengelola kinerja Operasi dan
Kompetensi SDM unit pembangkitan gresik sehingga mampu memproduksi tenaga listrik
dengan efisien, Mutu dan keandalan yang tinggi dengan tetap memperhatikan aspek
komersial, dengan harga jual tenaga listrik yang kompetitif sesuai dengan kontrak kerja yang
di tetapkan PT. PJB.
Manager Operasi
Lingkup kerja dari Manager Operasi ini hanya pada ruang lingkup Operasi yang memiliki
tugas meningkatkan tingkat kompetitif perusahaan melalui peningkatan produktifitas
berkesinambugan pada unit pembangkit, PJB telah menjadwalkan program – program
utama yang terintegritas sebagai Good Govermence Plan ada 9 program utama yang telah
disetujui untuk diterapkan, yaitu :
Rencana Pembangkitan.
Rencana Peningkatan Reabilitas.
Perencanaan dan Kontrol Kerja.
Manajemen Bahan Baku.
Balance Scorecard.
Manajemen outage.
Manajemen resiko.
Manajemen kualitas.
Kultur Kerja.
Manager Pemeliharaan
Bagian pemeliharaan bertanggung jawab atas segala hal yang menyangkut seluruh 12yste
perusahaan secara teknis. Analisis Spesialis bertanggung jawab untuk menganalisa segala
kemungkinan yang menyangkut pemeliharaan pada seluruh 12yste teknis dalam pembangkit
tenaga listrik. Rendal pemeliharaan bertanggung jawab atas pelaksanaan pemeliharaan
terhadap seluruh 12yste teknis dalam pembangkitan tenaga listrik yang dibagi atas 12yste
PLTU,PLTG, PLTGU. Pada masing-masing 13yste tersebut dibagi lagi menjadi beberapa
kapasitas pemeliharaan yaitu :
Pemeliharaan Preventif
Merupakan pemeliharaan yang bersifat pencegahan atas kemungkinan terjadi, hal
ini bersifat berskala dan terjadwal.
Pemeliharaan Prediktif
Merupakan pemeliharaan yang bersifat pencegahan kerusakan pada bagian yang
telah mengalami penurunan kemampuan.
Pemeliharaan korektif
Merupakan pemeliharaan yang bersifat perbaikan terhadap kerusakan pada bagian
yang telah mengalami penurunan kemampuan akibat tidak bekerjanya suatu
bagian secara normal.
Manager Logistik
Secara umum 13ystem1313 bertanggung jawab atas segala hal yang menyangkut
kegiatan rutinitas yang terjadi pada penyelenggaraan perusahaan.
Bagian umum dipimpin oleh deputi manager keuangan yang bertugas antara lain :
Menyelenggarakan kegiatan keseketariatan, dan rumah tangga perkantoran untuk
melancarkan kinerja unit pembangkitan.
Merencanakan, mengkoordinasi dan mengevaluasi anggaran biaya administrasi.
Melaksanakan fungsi kehumasan untuk membina hubungan, serta “community
development” dengan stakeholder sehingga menciptakan citra yang baik tentang
perusahaan serta menunjang kinerja unit dan perusahaan.
Mengadakan pengelolaan bisnis non inti sebagai penunjang bisnis inti unit
pembangkitan.
Menjamin terlaksananya kegiatan keamanan lingkungan dengan baik sehingga
terciptanya lingkungan kerja yang aman dan kondusif bagi karyawan.
Manajer CNG dan bahan bakar adalah orang yang memiliki pengalaman, pengetahuan
dan keterampilan yang baik yang diakui oleh perusahaan untuk memimpin, mengelola,
mengendalikan, mengatur serta mengembangkan gas alam terkompresi atau sienji
(Compressed natural gas, CNG) sebagai 14ystem1414ure bahan bakar selain HSD dan
residu oil.
2.5.1 Pengertian K2
Definisi / Pengertian :
2.5.4 Pengertian K3
Upaya atau pemikiran dan penerapannya yang ditujukan untuk menjamin keutuhan
dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan
manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya, untuk meningkatkan kesejahteraan
tenaga kerja .
Keselamatan kerja adalah suatu usaha pencegahan terhadap kecelakaan kerja yang
dapat menimbulkan berbagai kerugian, baik kerugian harta benda (rusaknya peralatan),
maupun kerugian jiwa manusia (luka ringan, luka berat / cacat bahkan tewas).
Pengertian Kecelakaan
Kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga / tiba – tiba yang dapat
menimbulkan korban manusia atau harta benda.
Undang – undang ini diberlakukan untuk setiap tempat kerja yang di dalamnya terdapat tiga
unsur, yaitu :
a. Adanya suatu usaha, baik usaha yang bersifat ekonomi maupun 17ystem.
b. Adanya tenaga kerja yang bekerja di dalamnya, baik secara terus – menerus atau
PT. Pembangkit Jawa – Bali (PJB) Unit Pembangkitan Gresik terletak di Desa
Sidorukun, Kec. Gresik, Kab. Gresik tepatnya berada di Jl. Jarun Thohir No. 1 Gresik, Jawa
Timur.
Beberapa 19ystem19 pemilihan lokasi PT. PJB UP Gresik dekat dengan laut adalah sebagai
berikut :
1. Mempermudah pengangkutan peralatan dan transportasi bahan bakar. Selain
menggunakan bahan bakar gas alam juga menggunakan bahan bakar HSD atau solar
dan MFO ( Marine Fuel Oil ) atau bahan bakar residu.
2. Laut sebagai sumber air yang melimpah dan 19ystem19 habisnya. Air laut di gunakan
sebagai bahan produksi air murni yang melalui proses Desalination Plant (Penyulingan
air laut menjadi air tawar) serta Water Treatment Plant (Pemurnian air suling menjadi
air tanpa mineral atau air demin/murni).
3. Lokasi di kota Gresik, dekat dengan kota Surabaya dan kawasan 19ystem1919 Gresik,
Sidoarjo, serta Mojokerto sehingga tidak membutuhkan biaya trasnportasi yang tinggi
untuk melakukan pengiriman produksi.
Pembangkit Listrik Tenaga Uap adalah suatu 19ystem pembangkit thermal dengan
menggunakan uap air sebagai fluida kerjanya, yaitu dengan memanfaatkan 19ystem
19ystem19 uap untuk menggerakkan poros sudu – sudu turbin.
Pada prinsipnya, pengertian memproduksi listrik dengan 19ystem tenaga uap adalah
dengan mengambil 19ystem panas yang terkandung didalam bahan bakar untuk memproduksi
uap yang kemudian di pindahkan kedalam turbin. Turbin tersebut mengubah 19ystem panas
yang diterima menjadi 19ystem mekanis dalam bentuk gerak putar.
Dari gerakan putar ini, kemudian dikopel dengan generator yang akhirnya bias
menghasilkan 20ystem listrik. Khususnya untuk tenaga listrik tenaga uap bahwa 20ystem
panas dalam bahan bakar tidak langsung diberikan ke turbin, akan tetapi diberikan / dialirkan
kedalam boiler terlebih dahulu.
Uap yang dihasilkan boiler, tekanan maupun temperaturnya cukup tinggi kemudian
baru dimasukan kedalam turbin. Dari sedikit uraian diatas jadi kita ketahui bahwa dalam
Pembangkit Listrik Tenaga Uap terdapat komponen utama yaitu :
1. Condensor adalah sebuah alat yang digunakan untuk proses kondensasi
(perubahan fase dari fase uap ke fase air) dengan mengalirkan air laut kedalam
tube-tube condenser.
2. Condensate pump adalah memompa air kondensasi yang terkumpul pada Hot
well 20ystem2020u ke deaerator untuk disirkulasikan kesistem.
3. Heater adalah suatu pemanas yang berfungsi memanaskan air agar tidak terjadi
perbedaan temperature yang signifikan antara temperature air dalam boiler
dengan temperature air masuk dalam boiler.
4. Bioler feed pump adalah pompa pengisi drum Boiler.
5. Boiler merupakan bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air
sampai terbentuk steam berupa energi kerja.
6. Turbin adalah suatu penggerak yang mengubah energi potensial menjadi
energi kinetik dan energi kinetik ini selanjutnya diubah menjadi energi
mekanik dalam bentuk putaran poros turbin.
7. Generator adalah suatu sistem yang mengubah tenaga mekanik menjadi tenaga
listrik.
1. Water Tratment Plant merupakan bagian dari power plant yang bertugas
untuk menyediakan air pengisi boiler dalam sebuah power plant.
2. Chlorination Plant merupakan suatu plant yang memproduksi sodium
hypochloride (NaOCl) dari air laut dengan cara elektrolisa. Penginjeksian
Chlorine bertujuan untuk melemahkan dan mencegah biota – biota laut agar
tidak berkembang biak didalam system air pendingin.
3. Waste Water Treatment Plant merupakan sebuah struktur yang dirancang
untuk membuang limbah biologis dan kimiawi dari air sehingga
memungkinkan air tersebut digunakan untuk aktivitas yang lain.
4. Hydrogen Plant merupakan suatu alat yang memproduksi gas Hydrogen yang
digunakan sebagai pendingin Generator.
5. Desalination Plant merupakan suatu alat yang memproduksi air tawar yang
digunakan sebagai air pengisi pada boiler. Pada instalasi pembangkit daya
yang memanfaatkan uap bertekanan tinggi untuk menggerakkan turbin uap,
digunakan suatu acuan siklus kerja yang mejadi dasar dari pengoperasian
instalsi pembangkit tersebut. Siklus kerja yang digunakan pada instalasi
pembangkit pada PLTU adalah siklus Rankin (Rankincycle), dimana air sebagi
fluida kerja dalam siklus akan digunakan sebagai mediator pembangkitan
tenaga dengan memanfaatkan perubahan fase antara cairan dan uap melalui
suatu proses perpindahan panas. Kemudian uap diekspansikan melalui proses 3 ~ 4
yaitu uap jenuh bertekanan
1~2 : Proses menaikkan tekanan air dengan bantuan Boiler Feed Pump
(BFP).
2~3 : Air bertekanan tinggi memasuki boiler, dipanaskan pada tekanan
3~4 :
4~1 expansi uap(perubahan
Proses kondensasi jenuh di fase
turbin
uap(menghasilkan
ke cair), pada putaran
tekanan turbin,
& 23ystem2323ure konstan di
kemudian ditransfer ke generator).
Condensor.
Tekanan konstan (23ystem2323), proses ini berakhir sampai titik 3 yaitu titik air telah
sepenuhnya berubah fasa menjadi uap jenuh. Mendorong sudu – sudu turbin sehingga
menggerakkan poros turbin atau 23ystem panas dari uap bertekanan tersebut dikonversikan
menjadi 23ystem mekanik berupa putaran poros turbin. Proses ekspansi ini berakhir pada titik
4 dimana sifat fluida tersebut mengalami penurunan temperatur tetapi masih berwujud uap
dengan tingkat kebasahan tertentu.
Setelah itu dilanjutkan proses 4 ~ 1 yaitu fluida kerja masuk condenser, pada proses ini
uap dikondensasi sehingga uap tersebut berubah menjadi fase air. Uap tersebut terkondensasi
saat kontak langsung dengan permukaan dinding tube kondensor yang telah didinginkan
dengan air laut (Sea Water). Proses kondensasi pada kondensor berakhir pada titik 1. Fluida
yang meninggalkan kondensor pada titik 1 tersebut kemudian dialirkan menuju boiler
Control
MSV Valve Main Trafo
150 kV
Turbin 13,2 kV
Generator
4,16 kV
Auxiliary
Extraction Steam
Trafo
Deaerator
Deaerator LPH 2
Steam Drum LPH 1
Storage Tank
Wind Box
HPH 5 GSSR Wash
Burner C Secondary Superheater Condenser ke air laut Pump
Min
Flow
De Superheater Spray Valve Travelling
Burner B CWP
Screen
Primary Superheater HPH 4 GSC Hotwell
Burner A Boiler LV-53 LV-50-2 Bar Screen
Economizer
FV-20
FV-26 Boiler Feed FV-23
Header Down Comer Pump
SJAE Make-Up Water
HP Auxiliary Steam Header
RO Air laut
Condensate Transfer Pump
Heater
Pump
Make-Up
RO Pump Udara Water
Tank
Air Heater Steam Coil
RO Forced Draft Fan
Air Heater
Service
Tank
RO Water Raw
RO Kapal Pengisi
Storage Treatment Water
Preheater BBM
RO Transfer Tank Plant Supply Water Tank
Pump Pump
Distilate Water
Pump Air laut
Desalination
Plant
Sea Water Feed
Pump
15. Sebelum mengalirkan residu dari Residu Oil storage tank ke burner digunakan Residu
Oil preheater untuk pemanasan awal kemudian dipompa dengan Residu Oil transfer
pump ke dalam Residu Oil service tank.
16. Setelah itu residu dipompa dengan Residu Oil pump dan dimasukkan ke Residu Oil
heater untuk menurunkan kekentalan residu agar dapat disemprotkan ke ignition
burner. Pengaturan aliran residu ke ignition burner dengan katup pengatur (FV-26)
dilakukan sebelum burner.
17. Sebagaimana pada HSD untuk kesempurnaan reaksi pembakaran, maka residu
diatomisasi dengan menggunakan uap dari HP auxiliary steam header boiler atau
extraction steam turbin secara mekanik pada burner. Jika beban sudah tinggi maka
atomisasi residu menggunakan extraction steam dari turbin.
18. Uap dari drum boiler dengan tekanan dan 27ystem2727ure tertentu dialirkan ke
superheater I (primary SH) 27ystem superheater II (secondary SH), dan juga
dialirkan ke outlet header yang selanjutnya digunakan sebagai auxiliary steam.
19. Apabila 27ystem2727ure uap melebihi batas kerjanya, maka de super heater spray
(attemperator) menyemprotkan air kondensat untuk menurunkan 27ystem2727ure uap
sesuai dengan 27ystem2727ure yang diijinkan (510◦ C).
20. Uap jenuh dari super heater dengan tekanan dan 27ystem2727ure tinggi mengalir
melalui nozzle. Uap dengan tekanan 88 kg/cm2 dan 27ystem2727ure 510◦ C ini yang
akan mendorong sudu – sudu turbin sehingga mengakibatkan poros turbin berputar.
21. Uap tersebut diatur oleh MSV (Main Stop Valve) yang berfungsi sebagai katup
penutup cepat jika turbin trip atau katup pengisolasi turbin terhadap uap masuk. MSV
bekerja dalam dua posisi, yaitu menutup penuh atau membuka penuh.
22. Turbin harus dapat beroperasi dengan putaran yang konstan pada beban yang berubah
– ubah. Untuk membuat agar putaran turbin selalu tetap digunakan control valve yang
bertugas untuk mengatur aliran uap masuk turbin sesuai dengan bebannya.
23. Uap jenuh yang masuk ke turbin akan menggerakkan sudu – sudu turbin sehingga
poros turbin ikut berputar. Generator yang dikopel langsung dengan turbin akan
menghasilkan tegangan listrik ketika turbin berputar.
24. Uap ekstraksi (extraction steam) turbin dibagi menjadi 5. Extraction steam 1 dialirkan
ke HP 5 heater, extraction steam 2 dialirkan ke HP 4 heater, extraction steam 3
dialirkan ke deaerator, extraction steam 4 dialirkan ke LP 2 heater, dan extraction
steam 5 dialirkan ke LP 1 heater. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan efisiensi
unit (heat balance).
25. Uap yang telah menggerakkan sudu – sudu turbin, tekanan dan temperaturnya turun
hingga kondisinya menjadi uap basah. Uap tersebut dialirkan ke dalam kondensor
yang dalam keadaan vakum. Posisi kondensor umumnya terletak di bawah turbin
sehingga memudahkan aliran uap masuk.
26. Proses kondensasi (perubahan fase dari fase uap ke fase air) di kondensor terjadi
dengan mengalirkan air pendingin dari cooling water pump ke dalam pipa – pipa
kondensor sehingga uap – uap dari turbin yang berada di luar pipa – pipa
terkondensasi menjadi air kondensat dan ditampung di hotwell.
27. Air di hotwell ini dipompa oleh condensate pump menuju deaerator melalui SJAE
(Steam Jet Air Ejector) dan GSC, LP 1 heater dan LP 2 heater. Starting Ejector
berfungsi untuk menarik vakum kondensor pada saat awal hingga vakum kondensor
mencapai 650 mmHg, kemudian vakum di condenser ini dipertahankan oleh SJAE.
28. Uap panas di SJAE yang berasal dari HP auxiliary steam header boiler ini bertemu
dengan air kondensat sehingga mengalami kondensasi kemudian air kondensasi ini
dialirkan kembali ke hotwell 28ystem2828u.
29. GSSR (Gland Steam Seal Regulator) bekerja sebagai pengatur tekanan uap yang
berasal dari HP auxiliary steam header boiler untuk perapat turbin dengan setting
yaitu 0.08 kg/cm2, tekanan selalu konstan pada sisi turbin tekanan tinggi (HP) untuk
mencegah uap turbin agar tidak bocor keluar dan dari sisi tekanan rendah (LP) untuk
mencegah udara luar masuk ke exhaust turbin karena vakum.
30. Uap perapat yang telah dipakai turbin tadi ditarik oleh GSEB (Gland Steam Exhaust
Blower) agar tidak terjadi kondensasi di labirin – labirin turbin 29ystem2929ur uap
perapat tsb. Menyentuh pipa – pipa yang dialiri air kondensat maka terjadilah
terkondensasi di GSC (Gland Steam Condenser) dan kondensasinya dialirkan ke
hotwell. Sedangkan uap yang tidak terkondensasi di GSC dihisap oleh GSEB di buang
ke atmosfer.
31. Untuk 29ystem air pendingin, air laut disaring melalui bar screen untuk memisahkan
air dari sampah/kotoran laut, kemudian air laut diinjeksi dengan chlorine untuk
melemahkan biota laut agar tidak berkembang biak di dalam kondensor sebelum air
laut disaring lagi melalui traveling screen untuk menyaring kotoran – kotoran yang
lolos dari bar screen sebelum dipompa oleh circulating water pump.
32. Saringan traveling screen dibersihkan secara otomatis dengan water spray yang
dihasilkan oleh screen wash pump yang dikontrol oleh timer tiap 4 jam selama 25 – 40
menit beroperasi atau perbedaan tinggi permukaan air sebelum dan sesudah saringan.
33. CWP (Circulating Water Pump) akan mengalirkan air melalui kanal atau pipa – pipa
besar yang dilapisi karet masuk ke kondensor untuk proses kondensasi, selain itu juga
dilairkan ke CWHE (Cooling Water Heat Exchanger) untuk mendinginkan air tawar
sebagai cooling water. Air tawar dari CWHE ini dipompa oleh cooling water pump
untuk digunakan sebagai pendingin auxiliary machines seperti condensate pump,
boiler feed pump, circulating water pump, air heater, forced draft fan, service air
compressor, instrument air compressor, lube oil cooler, dan H2 gas generator cooler.
34. Proses konversi 29ystem di dalam generator adalah dengan memutar medan magnet di
dalam kumparan. Rotor generator sebagai medan magnet menginduksi kumparan yang
dipasang pada stator sehingga timbul tegangan diantara kedua ujung kumparan
generator. Untuk membuat rotor agar menjadi medan magnet, maka dialirkan arus DC
KETERAMPILAN KALIBRASI PERALATAN INSTRUMENT 29
PRESSURE INDICATOR,TEMPERATUR INDICATOR, DAN DIFFERENTIAL PRESSURE
TRANSMITTER
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT PJB UP GRESIK
ke kumparan rotor. Sistem pemberian arus DC kepada rotor agar menjadi magnet ini
disebut eksitasi.
35. Untuk menjaga agar tegangan keluaran generator stabil, maka diperlukan AVR
(Automatic Voltage Range) untuk mengontrol tegangan keluar generator selalu tetap
walaupun beban berubah – ubah sekaligus menjaga mesin berada dalam sinkronisme.
36. Untuk menyalurkan 30ystem listrik yang dihasilkan dari generator, maka generator
harus dihubungkan ke 30ystem jaringan (transmisi) yang disebut sinkronisasi.
37. PLTU tidak dapat dijalankan (start awal) tanpa adanya suplai tegangan dari luar
(30ystem jaringan) melalui starting transformer. Dalam kondisi operasi normal
(pemakaian sendiri), suplai listrik untuk kebutuhan alat-alat bantu (auxiliary common)
diambil dari auxiliary transformer yang disuplai dari generator.
Pressure indicator adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan fluida (gas
atau liquid) dalam tabung tertutup. Satuan dari alat ukur tekanan ini berupa psi (pound per
square inch), psf (pound per square foot), mmHg (millimeter of mercury), inHg (inch of
mercury), bar, atm (atmosphere), N/m² (pascal).
Sebelum melangkah ke pembahasan tentang pressure gauge, ada baiknya kita bahas
tentang tekanan itu sendiri. Tekanan dibagi menjadi beberapa, antara lain :
1. Absolute Pressure yaitu tekanan yang dihitung berdasarkan tekanan referensi 1 atm.
Besaran tekanan absolute lebih dikenal dengan PSIA. (PSIA = PSIG + Patm).
2. Gauge pressure yaitu tekanan positif terhadap tekanan referensi 1 atm, yang berarti
tekanan ini lebih besar dari 1 atm. Besaran tekanan gauge lebih dikenal dengan PSIG.
Dalam kondisi ini maka PSIG > 1 atm.
3. Vaccum pressure yaitu tekanan negative terhadap tekanan atmosfir atau bias juga
dikatakan tekanan vaccum ini berada dibawah tekanan atmosfir sehingga bernilai
31ystem3131. PSIA < 1 atm.
4. Hydrostatic pressure yaitu tekanan yang terjadi di bawah air. Tekanan ini terjadi
karena adanya berat air yang membuat cairan tersebut mengeluarkan tekanan. Tekanan
sebuah cairan bergantung pada kedalaman cairan di dalam sebuah ruang dan gravitasi
juga menentukan tekanan air tersebut.Hubungan ini dirumuskan sebagai berikut: “P =
ρgh” dimana ρ adalah masajenis cairan, g = (10 m/s²) adalah gravitasi, dan h adalah
kedalaman cairan.
5. Differential pressure yaitu tekanan yang diukur terhadap tekanan lain (perbedaan
tekanan). Besarannya PSID.
Bourdon tube adalah tabung dengan ujung tertutup yang apabila diberikan pressure,
bentuknya akan meregang sesuai besarnya pressure yang diberikan, serta dapat kembali
kebentuk semula. Terdapat beberapa bentuk bourdon tube, yaitu:
Bourdon C : Bourdon tube dengan bentuk menyerupai huruf “C”.
Bourdon Spiral : Bourdon tube dengan bentuk spiral.
Bourdon Helix : Bourdon tube dengan bentuk helical.
(b)
(a)
(c)
Bellows
fosfor, berrillium – tembaga ,monel , stainless steel, 34ystem34 . Bellows akurat untuk
digunakan mengukur tekanan gage (Pgage) dengan range antara absolute zero sampai 350
kPa. Terdiri atas sebuah tubing metal yang bias mengembang searah mengikuti panjangnya.
Bellows dengan diameter yang lebar bias membaca low pressure lebih baik daripada bourdon
tube.
Keunggulan Elemen Bellows antara lain adalah :
a) Kontruksinya kuat dan sederhana, dan harganya agak murah.
b) Baik untuk tekanan rendah dan menengah.
c) Dapat digunakan untuk tekanan mutlak, relative dan 34ystem3434ure34.
(a)
Diaphragm Element adalah salah satu element yang digunakan untuk mengukur
tekanan . Diaphragm element ini memiliki bentuk fisik seperti lempengan besi cakram
bergelombang yang seperti obat nyamuk (corrugated circular ) yang sangat peka .
Diaphragm element ini biasanya digunakan pada range tekanan yang agak rendah
dengan kisaran range dari tekanan vaccum hingga 200 psig. Sedangkan Capsule
Element adalah kumpulan dari 2
atau lebih diaphragm yang disusun menjadi satu. Jadi secara bentuk fisik 35ystem
tidak jauh berbeda dengan diaphragm.
kapsul sebenernya tidak jauh berbeda perlu diketahui sensivitas atau kepekaan dari element
ini akan semakin bertambah dengan cara menaikan besar dari diameter dari element tersebut.
Adapun beberapa kelebihan dari elemen diaphragm adalah ;
a) Karakteristik overange tinggi.
b) Mempunyai linieritas yang baik.
c) Baik untuk pengukuran mutlak maupun differential.
d) Tersedia dalam berbagai bahan antara lain sangat tahan terhadap korosi.
e) Dimensi dapat kecil sekali & harganya tidak terlalu mahal.
Adapun kelemahannya antara lain :
a) Sangat peka terhadap getaran dan kejutan.
b) Jika rusak sangat sukar untuk diperbaiki.
Temperature gauge adalah jenis sensor suhu analog yang berfungsi untuk mengetahui
nilai suhu mesin atau alat. Temperature gauge juga biasa disebut dengan temperature indicator
karena juga dapat menunjukkan nilai yang dapat dilihat langsung di 36yste.
dipanaskan maka akan terjadi pemuaian, besarnya pemuaian tergantung dari jenis
logam dan tingginya temperature kerja logam tersebut. Bila dua lempeng logam saling
direkatkan dan dipanaskan, maka logam yang memiliki koefisien muai lebih tinggi
akan memuai lebih panjang sedangkan yang memiliki koefisien muai lebih rendah
memuai lebih pendek. Oleh karena itu perbedaan reaksi muai tersebut mengakibatkan
bimetal akan melengkung kearah logam yang muainya lebih rendah.
Kelebihan Termometer Bimetal :
1. Memiliki umur dan daya tahan cukup panjang.
2. Cukup tahan terhadap goncangan.
3. Mempunyai harga yang cukup murah dan terjangkau.
Kekurangan Termometer Bimetal :
1. Pembacaan suhu hasil pengukuran dilakukan secara manual.
2. Keakuratan suhu pengukuran rata-rata kurang valid karena skala hitungnya
dalam order yang besar.
3. Memerlukan kalibrasi sering untuk menjaga akurasi respon terhadap perubahan
suhu lambat.
Temperature Indicator ini banyak digunakan sebagai alat pengukur suhu pada turbin,
LPH (Low Pressure Heater), CWHE (Cooling Water Heat Exchanger), BFP (Boiler Feed
Pump), Dll.
Ada berbagai 39ystem yang menyebabkan Temperature Indicator rusak / tidak bekerja
dengan normal antara lain, 39ystem usia dari alat itu,39ystem sekitar alat itu (vibrasi), serta
over range.
Differential Prsessure adalah pada dasarnya adalah salah satu metode pengukuran
tekanan yang tidak mengacu pada referensi tekanan khusus. Transmitter adalah pemancara
yang berfungsi mengirimkan signal dari pengukur / sensor ke suatu 39ystem 39ystem39
monitoring.
Jadi Differential Pressure Transmitter adalah suatu alat yang berfungsi mengirimkan
signal pengukuran dari suatu alat ukur tekanan diferensial. Peralatan ini akan memantau
perbedaan tekanan antara dua port dan menghasilkan sinyal output dengan mengacu pada
berbagai tekanan yang dikalibrasi.
c. Metering aliran minyak dan Gas di darat , laut maupun bawah laut,
d. Pemantauan instalasi pengolahan limbah,
e. Pemantauan 40ystem sprinkler,
f. Pemantauan jarak jauh 40ystem pemanas untuk uap dan air. Dll
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
Tool set.
Dead weight Tester (DWT).
Pressure Indicator standard.
Needle Puller.
Kunci inggris besar dan kecil.
Kunci pipa.
Seal tape.
Kain pembersih (majun).
Penetrant (WD-40).
Pastikan tidak ada udara yang terjebak di sepanjang line dead weight, dan pastikan
juga tidak ada kebocoran minyak.
Pasang kembali dan posisikan jarum peunjuk pada pinion dengan penunjukan tepat
pada angka 0.
Beri kembali tekanan 0%, 25%, 50%, 75%, 100% dan sebaliknya, lalu catat pada form
kalibrasi kolom after up dan after down dan bandingkan penunjukan pada pressure
indicator dengan pressure indicator standardnya.
jika terjadi penyimpangan pada nilai span maka dilakukan dengan cara menggeser
span adjust. Kemudian beri tekanan kembali dan catat hasilnya pada form kalibrasi.
Lakukan perbaikan atau penggatian jika penunjukan PI menyimpang jauh.
Lepas Pressure Indicator dari DWT.
Kunci pas
Jovra
Handjack
Plastic pinter driver
Alat pelindung yang diginakan meliputi :
Sarung tangan
Helm
Sepatu safety
Ear plug
Masker
Prosedur persiapan yaitu :
Melihat lokasi kerja untuk mengetahui kondisi lokal.
Menyiapkan alat kerja yang akan digunakan.
Melihat dan mempelajari manufacturing drawing dan maual instruction
berkaitan dengan alat yang dipelihara.
Pelaksanaan kalibrasi temperature indicator:
Lepas temperature indicator dari area kerja.
30 28.5 30
50 48.5 50
70 68.5 70
90 88.5 90
Pasang dan posisikan jarum pada pinion dengan penunjukkan sesuai dengan
temperatur pada jovra.
Tutup kaca penutup penunjukan temperature indicator.
Lakukan penggantian jika temperature indicator mengalami penyimpangan
besar atau tidak mampu bekerja sesuai range kerja.
Pasang temperature indicator pada area kerja.
Cara memperbaiki DPT yang bekerja tidak normal adalah dengan cara mengkalibrasi
alat tersebut , berikut adalah cara pengkalibrasian temperatureindicator dan alat alat yang
digunakan dalam proses kalibrasi sesuai IK (Instruksi Kerja) yang berlaku.
Peralatan yang digunakan meliputi :
Obeng +/-
Multimeter Digital
Hand Pump/ Dead Weight
Nipple
Pressure Gauge Standar
Power Supply
Isolaso Kertas
Kunci Pas
Kunci Inggris
7. Hubungkan kabel output dari transmitter dan mA meter (multimeter digital) sumber
24V DC secara seri, ditunjukkan seperti pada gambar 1 pada lampiran.
8. Berikan input tekanan minimum (0%) sesuai dengan range kerja transmitter.
9. Ukur dan catat arus output dari transmitter.
10. Ulangi langkah 8 & 9 untuk nilai input 25%, 50%, 75% dan 100%.
11. Catat hasilnya di lembar kalibrasi pada kolom BEFORE (UP).
12. Ulangi langkah 10 untuk input 75%, 50%, 25% dan 0%.
13. Catat hasilnya di lembar kalibrasi pada kolom BEFORE (down)
14. Bandingkan nilai tersebut dengan nilai standar pada FYI dan hitung errornya
15. Bila diperlukan lakukan kalibrasi.
16. Untuk kalibrasi berikan input tekanan minimum (0%) sesuai dengan range kerja
transmitter.
17. Ukur arus keluaran dari transmitter.
18. Atur zero setting pada transmitter agar arus output menunjukkan 4 mA.
19. Kemudian berikan input tekanan maksimum (100%) sesuai dengan range kerja
transmitter
20. Ukur arus keluaran transmitter.
21. Atur span setting pada transmitter agar arus output menunjukkan 20 mA. (Posisi
trimmer Zero – Span ditunjukkan pada Gambar 2)
22. Periksa step by step 0%,25%,50%,75%,100% dan periksa kelinereannya
23. Catat hasilnya di lembar kalibrasi pada kolom AFTER (UP)
24. Ulangi langkah 22 untuk input 75%, 50%, 25% dan 0%.
25. Catat hasilnya di lembar kalibrasi pada kolom AFTER (down)
26. Bila ada kelainan, berikan catatan pada lembar kalibrasi.
27. Untuk penormalan lepaskan koneksi dari hand pump ke transmitter
28. Lepaskan kabel mA meter dari terminal output transmitter.
29. Lakukan pemasangan transmitter kembali.
KETERAMPILAN KALIBRASI PERALATAN INSTRUMENT 48
PRESSURE INDICATOR,TEMPERATUR INDICATOR, DAN DIFFERENTIAL PRESSURE
TRANSMITTER
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT PJB UP GRESIK
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
30 28.5 30
50 48.5 50
70 68.5 70
90 88.5 90
4.2 Pembahasan
4.2.1 Kalibrasi Pressure Indicator
Pada kasus kali ini adalah tentang kalibrasi pada Pressure Indicator. Pressure
Indicator yang diambil untuk di kalibrasi adalah Pressure Indicator pada xxxx .
pada saat pengambilan pressure indicator itu harus dilepas terlebih dahulu
menggunakan kunci . setelah itu disiapkan DWT (Dead Weight Tester). Lalu
setelah itu dipasangkan PI standar dan PI yang ingin di kalibrasi
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Pembangkit Listrik Tenaga Uap adalah suatu sistem pembangkit thermal
dengan menggunakan uap air sebagai fluida kerjanya.
2. Dalam siklus kerjanya, PLTU menggunakan Siklus Rankin.
3. Pembangkit ListrikTenaga Uap memiliki 3 peralatan yang paling utama, yaitu
boiler, turbin dan generator.
4. Alat atau unit bantu dari PLTU terdiri atas Desalination Plant, Water
Treatment Plant, Chlorination Plant, Waste Water Treatment Plant dan
Hidrogen Plant.
5. Alur atau siklus PLTU sangatlah kompleks dan tersusun secara detail dengan
memperhatikan segala faktor.
6. Pressure indicator adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan fluida
(gas atau liquid) dalam tabung tertutup.
7. Jenis tekanan dibedakan atas absolute pressure, gauge pressure, vacuum
Pressure, hydrostatic pressure dan differential pressure.
8. Prinsip kerja pressure Indicator mempergunakan elemen sensing sebagai media
pengukuran.
9. Untuk mengukur pressure / tekanan terdapat beberapa elemen pengukur, yaitu
elemen pengukur bourdon tube, elemen pengukur bellows, elemen pengukur
capsule dan diaphragm yang masing - masing memilki prinsip kerja serta
kelebihan dan kekurangan.
10. Kalibrasi pressure indicator harus sesuai dengan IK yang digunakan sebagai
pedoman langkah kerja agar tidak terjadi kesalahan pada saat proses
pengerjaan.
11. Temperatur Indicator adalah jenis sensor suhu yang masih bersifat analog.
Temperature gauge digunakan untuk mengetahui suhu mesin atau alat sesuai
dengan kebutuhan penggunanya (lokal).
4.2 Saran
4.2.1 Bagi Departemen :
1. Untuk tahun yang akan mendatang sebelum pemberangkatan Kerja Praktek,
diharapkan pihak departemen lebih mebenahi lagi dalam mempersiapkan siswanya
seperti bimbingan yang diadakan lebih lama dan lebih mendalam mengenai
pembangkitan listrik sesuai bidang kejuruannya.
2.2.2 Bagi Perusahaan :
1. Pembelajaran yang bersifat teori harus diimbangi dengan praktek demikian pula
sebaliknya guna pelajar yang melaksanakan praktek kerja industri lebih mudah
memahami materi tersebut.
KETERAMPILAN KALIBRASI PERALATAN INSTRUMENT 54
PRESSURE INDICATOR,TEMPERATUR INDICATOR, DAN DIFFERENTIAL PRESSURE
TRANSMITTER
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT PJB UP GRESIK
2. Pihak pegawai kantor hendaknya lebih komunikatif terhadap siswa magang ataupun
prakerin.
3. Harus lebih memperhatikan penggunaan peralatan safety atau Alat Pelindung Diri
(APD) pada saat melakukan pengerjaan work order maupun preventive maintenance.
DAFTAR PUSTAKA
http://blog.ub.ac.id/syafrilabdillah/2013/03/05/sistem-pengukuran-tekanan/.
https://maniacinstrument.wordpress.com/2012/06/05/diaphragm-dan-capsule-element/.
Operasi Pembangkit dan Turbin. (2012). Gresik: PT. PJB UP Gresik.
Hariyadi, I. A. (2012). Make Nuous. Gresik: PT. PJB UP Gresik.
Dasar dasar kontrol dan instrumen. Gresik: PT. PJB UP Gresik.
Prinsip dasar pengoperasian pembangkit. Gresik: PT. PJB UP Gresik.