Anda di halaman 1dari 8

MALIN KUNDANG

Pada zaman dahulu kala, hiduplah sebuah keluarga di pesisir pantai wilayah Sumatera Barat.
Keluarga itu mempunyai seorang anak yang bernama Malin Kundang. Keluarga mereka sangat miskin
dan terpururuk , mereka hanya dihidupi dengan penghasilan ayahnya yang menangkap ikan setiap
harinya.
Pada suatu hari, ayah Malin Kundang pergi menangkap ikan sebelum ufuk matahari terbit dari
timur hingga terbenam ke barat tetapi tidak mendapatkan ikan sedikit pun.
( Adegan 1 )
Ayah Malin Kundang : (sambil menatap matahari yang sedang terbenam dan meempar jala
ikannya) “ Ya Allah, mengapa aku tidak mendapatkan ikan sedikit pun, padahal aku sudah bekerja sangat
kersa dari pagi sampai pagi. Apa yang harus kuperbuat? Aku harus menghidupi anak dan istriku dirumah,
mereka mau makan apa ? aku tidak bisa memberikan apa-apa kepada mereka. Aku bukanlah pemimpin
keluarga yang baik.
Lalu akhirnya Ayah Malin Kundang pulang kembali kerumahnya dengan tangan
hampa……………
( Adegan 2 )
Ibu Malin Kundang : “Bapak sudah pulang. Bagaimana hasil tangkapannya ?”
Ayah Malin kundang : (sambil menurunkan alat-alat nelayannya dengan wajah
lesuh)”Maafkan aku, bu. Bapak tidak mendapatkan apapun hari ini.
Ibu Malin Kundang : Ya, ngak papa ko pak (sambil mengelus pundak sang suami) Kan
masih ada hari esok, kita itu harus bersabar karna Allah pasti memberikan rezeki .
Ayah Malin Kundang : Iya bu, bapak nanti lebih giat lagi nyari ikannya.
Lalu Malin Kundang pulang dari bermain bersama dengan teman-temannya dalam keadaan
sangat lapar…..
Malin Kundang : Ibu, Bapak…. Aku pulang
Ibu Malin Kundang : Ohh… anak ibu udah pulang…
Malin Kundang : Bu…… Aku lapar bu…
Ibu Malin Kundang : Nak….. hari ini kita makan nasi saja ya… bapak tadi ngak dapat ikan
jadi ngak ada lauk, ngak papa kan nak ?( sambil mengusap kepala Malin )
Ayah Malin Kundang : “Maafin bapak ya Malin, bapak tadi ngak dapat ikan di laut”.
Malin Kundang : “ngak papa kok pak”(sambil tersenyum riang kepada ayahnya)
(Ketua nelayan datang bersama pengawanya sambil memukul gubuk Malin)
Ketua Nelayan : “ Hei kamu, mana hasil tangkapan ikannya” ( dengan suara
membentak)
Ayah Malin Kundang : “ Maaf pak, hasil tangkapan saya hari ini tidak ada”.
Ketua Nelayan : “ ahhhh, kamu itu masa tiap hari ngak ada ikan, makanya kalo kerja
itu yang becus dong “
Ayah Malin Kundang : “Tolong pak, kali ini saja , beri saya kesempatan sekali lagi”.
Ketua Nelayan : “Apaa!!! Eh, asal kamu tahu, saya sudah kasih kamu kesempatan 3
bulan tapi apa hasilnya ? ada yang kamu dapatkan? Cuman udara laut saja?(sambil tertawa).Pokoknya
saya tidak mau tahu , 3 bulan kedepan kamu harus dapat hasil yang banyak, ngerti kamu ?”
(ketua nelayan pulang bersama anak buahnya sambil memukul gubuk Malin)
Akhirnya malam hari pun tiba. Jam dinding menunjukkan bahwa sekarang pukul 02.00
pagi.Ayah Malin terbangun dari tidurnya……
(Adegan 3)
Ayah Malin Kundang : (terbangun tergesa-gesa dan berbicara di dalam hatinya)”Mungkin
lebih baik aku pergi saja merantau ke negeri seberang, supaya aku bisa mendapatkan harta dan uang
yang banyak bagi anakku dan istriku, sehingga kami tidak mengalami kondisi seperti ini lagi”
Ibu Malin Kundang : (terbangun karena melihat suaminya bangun)”pak, ada apa pak ?
kenapa tiba-tiba bangun jam segini ?
Ayah Malin Kundang : Bu, aku berencana untuk pergi merantau ke negeri seberang, bapak
sudah memikirkannya matang-matang.
Ibu Malin Kundang : Jangan pak, jangan tinggalkan istrerimu ini dan anakmu
sendirian(sambil menangis)
Ayah Malin Kundang : Ini satu-satunya cara bu, supaya keluarga kita terselamatkan dari
kondisi ini
Ibu Malin Kundang : (dengan berat hati dan sambil menitihkan air mata) Baiklah pak, jika
itu keputusan bapak, sebagai istri yang baik aku mengizinkan bapak untuk pergi merantau. Moga-moga
Allah selalu ada sama bapak.
Ayah Malin Kundang : Iya bu,amin……..
Akhirnya fajar pun mulai menyingsing dari peristirahtannya, suara ayam jantan yang berkokok
menunjukkan bahwa sekarang sudah pagi hari. Ibu Malin Kundang pun menyiapkan segala keperluan
suaminya dan bekal selama perjalanan ke negeri seberang.
(adegan 4 )
Ibu Malin Kundang : (sambil berlinang air mata).Bapak, ini perlengkapan udah ibu
siapakan buat bapak. Bapak jangan lama-lama ya.Ibu dan malin pasti kangen sama bapak.
Ayah Malin Kundang : “ Iya Bu, Bapak janji , bapak pasti akan pulang dengan banyak uang
dan harta untuk ibu dan Malin “.
(malin datang dan berlari ke ayahnya)
Malin kundang : “ Bapak, bapak mau kemana ? Bapak mau pergi jauh ya?(sambil
menangis) jangan tinggalin Malin pak “
Ayah Malin Kundang : “ Bapak pergi ke negeri seberang nak, buat cari uang untuk Malin dan
Ibu , jadi nanti kita bisa punya banyak uang dan harta”
Malin Kundang : “ tapi pak, jangan lama-lama ya pergi nya, Malin nanti rindu sama
bapak”
Ayah Malin Kundang : “ia Malinn..”
( Awak kapal datang menjemput Ayah malin kundang)
Awak Kapal : “pak, kita sudah mau berangkat ke negeri seberang, ayo pak”
Ayah Malin Kundang : “ ia pak , tunggu sebentar (sambil mengambil peralatannya dan
memeluk istrinya)Bu, aku pergi dulu ya bu, doakan bapak ya bu semoga bapak pulang bawa banyak
uang”
Ibu Malin Kundang : “ (sambil berlinang air mata)ia pak, ibu akan doakan keselamatan
bapak selalu, bapak cepat pulang ya….
Ayah Malin Kundang : (mengkecup kening istrinya serta memeluk anaknya Malin )bapak
pergi dulu ya…..
Ibu Malin dan Malin : dadaaaa bapak…..( sambil menitihkan air mata )
Akhirnya ayah Malin pun pergi untuk merantau. Ternyata, takdir berkata lain, disaat perjalanan
ke negeri seberang badai menghantam kapal yang ditumpangi ayah Malin dan dia meninggal.
Keluarganya tidak mengetahui peristiwa itu. Setelah beberapa bulan lamanya Ibu Malin Kundang dan
Malin Kundang berharap bahwa Ayah Mali Kundang akan tiba membawa uang Yang banyak bagi
mereka.
(adegan 5 )
Malin Kundang : “bu kenapa Bapak lama sekali yah perginya”
Ibu Malin Kundang : “ Mungkin Bapak lagi sibuk kumpul uang yang banyak nak”
Malin Kundang : “ Tapi Bu, Aku rindu sama Bapak”
Ibu Malin Kundang : “ ia, ibu juga nak”
(malin kundang keluar bermain bersama temannya)
Ibu Malin Kundang : (sambil menatap ke laut lewat jendela) Ya Allah, kenapa suamiku tak
kunjung datang, ini sudah hampir tiga bulan lamanya. Kenapa dia tak kunjung datang. Bapak, Bapak
sekarang ada dimana ( sambil menitihkan air mata ).
(awak kapal datang menghampiri ibu malin kundang)
Awak kapal : “ Ibu, Bu (sambil memanggil ibu Malin) ada kabar yang saya ingin
sampaikan kepada ibu(dengan raut wajah tegang)”
Ibu Malin Kundang : “ ( dengan suasana hati senang bercampur takut ) ia , kenapa mas,
kenapa dengan suami saya?
Awak kapal : “ kapal yang ditumpangi oleh Ayahnya Malin tenggelam bu karena
badai besar “.
Ibu Malin Kundang : “ Apa !!!! ( sambil memegang dadanya ).Dimana suamiku sekarang,
dia sekarang ada dimana?” ( sambil memegang baju awak kapal ).
Awak kapal : “ ehmmmmm……. ( sambil menurunkan topi nelayan nya ) Ayah
Malin Kundang sudah tidak ada bu, Ayah Malin sudah meninggal dunia”.
Ibu Malin kundang : “ Haaaaa……!!!!!!!! ( sambil terjatuh ) Bapakk……!!!!! Kenapa bapak
meninggalkan kami, Ya Allah, kenapa begitu cepat kau renggut suamiku dariku ( sambil menangis
dengan keras). Tolong bantu hamba ini Ya Allah”.(menangis kencang)
(malin datang dengan tergesa-gesa )
Malin Kundang : “ Ibu, ada apa bu? Ibu kenapa, mengapa ibu menangis? Tolong
jawab malin bu!
Ibu Malin Kundang : “ Malin, anakku sayang…….. Bapakmu sudah tiada( sambil menangis
)Bapak sudah tidak ada lagi didunia ini.
Malin Kundang : “ Apa!!!!, Bapak meninggal? Bapak Malin rindu sama bapak , jangan
tinggalkan Malin ini bapak.( sambil menangis )
Awak kapal : “ Malin kamu yang tabah yaaa Malin..... Bapak kamu sudah pergi ke
tempat yang lebih baik, dan sekarang kamu harus menggantikan bapak kamu untuk menjaga ibumu nak,
kamu satu-satunya anak laki-laki ibumu”.(sambil memegang bahu Malin)
Ibu Malin Kundang : “ Bapakk…………….”.(sambil menengadah ke langit dan menangis)
Akhirnya pupuslah segala harapan Malin dan ibunya. Mereka tidak tahu lagi apa yang harus
dilakukan. Bapaknya yang diharapkan akan memperbaiki kondisi keluarga mereka sekarang sudah tiada.
Lalu genaplah 3 bulan perjanjian antara bapak Malin dengan ketua nelayan.
(adegan 6)
( ketua nelayan beserta anak buahnya masuk ke dalam gubuk Malin )
Ketua Nelayan : “ Dengar-dengar Bapaknya Malin meninggal ya?”
Ibu Malin Kundang : “ Iya Pak, maaf pak saya tidak bisa membayar bapak, suami saya
tidak meninggalkan apa-apa untuk kami. Kami sudah tidak punya apa-apa lagi pak, cuman gubuk ini
satu-satunya harta kami.
Ketua Nelayan : “ok, ok….. kalian tidak perlu membayarnya sekarang, tapi mungkin
Malin bisa bekerja bersamaku, dia akan menjadi pengangkut ikan-ikanku dipasar, sesudah kamu bisa
membayarnya Malin bisa kembali tidak bekerja.”
Ibu Malin Kundang : “ Tapi, Malin masih kecil, dia masih remaja, tolong pak kasih saya
kesempatan sekali lagi “.
Ketua Nelayan : “ Apa, Kamu minta kesempatan sekali lagi? Bagus-bagus saya
sudah nawarin malin kerja di tempat saya supaya sedikit demi sedikit dia bisa membayar hutang itu, jadi
bagaimana dengan tawaran saya, mau tidak ?
( Malin Kundang datang secara tiba-tiba )
Malin Kundang : “ Iya, saya terima kok, pak. Kalau itu jalan satu-satunya, saya akan
berkerja untuk membantu ibu bayar utang “
Ibu Malin Kundang : “ Tapi nak, kamu kan masih kecil! “
Malin Kundang : “ Bu, ibu pasti tidak bisa mencari uang sebanyak itu sendirian, aku
akan membantu ibu, kita harus memperbaiki kondisi keluarga kita,bu “
Ketua Nelayan : “ Jadi, Kamu jadikan kerja sama saya? “
Malin Kundang : “ ia, pak , saya bersedia”
Akhirnya Malin pun bekerja dengan giat kepada ketua nelayan itu, dan ibunya juga banting
tulang bekerja untuk menebus semua utang mereka.Malin pun beranjak dewasa, dia tumbuh menjadi pria
yang rajin dan tampan. Suatu hari, malin sedang mengangkut ikan-ikan di suatu pasar…..
(adegan 7)
(suasana pasar yang ribut )
Malin kundang : “ Pak……ini ikan-ikannya, saya taruh di tempat yang seperti biasa ya
pak
Pedagang : “ Ia, taruh saja disana, nanti saya kasih uangnya.”
Pembeli : “ Ehh, pak, baru-barusan ada nakhoda kapal yang datang ya di
pelabuhan, yang terkenal itu “
Pedagang : “ ooo ia, tadi pagi kapalnya bersandar. Dia itu Nakhoda yang kaya
raya, sudah banyak kapal yang dia pegang. Padahal di itu sebenarnya orang yang kurang miskin, tapi
setelah merantau ke negeri seberang, dia jadi kaya raya. “
(malin mendengar pembicaraan mereka)
Malin Kundang : “ Mungkin kalau aku ikut berlayar bersama nakhoda itu, aku bisa
kaya raya, dan membantu ibu ku melunasi semua utang-utang kami”. ( sambil berbicara di dalam hatinya
)
Pembeli ; “ ooooo, ia ya, rata-rata orang yang pergi ke negeri seberang jadi
kaya raya “
Malin Kundang : “ Dimana kita bisa menemukan Nakhoda itu? “
Pedagang : “ Memangnya ada apa ? “
Malin Kundang : “ Tidak, saya cuman bertanya saja “
Pembeli : “ Dia sekarang lagi ada di pelabuhan, sedang beristirahat”
Akhirnya Malin pun pergi ke pelabuhan untuk mencari sang Nakhoda,dan Malin pun bertemu
dengan nakhoda tersebut
( adegan 8 )
Malin Kundang : “ Pak(sambil memegang pundak Nakhoda dari belakang), Bapak
nakhoda yang kaya raya itu kan?
Nakhoda : “ Ia, ada apa ( membalikkan badannya ), Kamu mencari saya ?
Malin Kundang : “ Pak bisakah saya ikut bersama bapa berlayar? Keluarga saya
sedang susah pak, saya harus pergi ke negeri seberang untuk merantau pak, tolong saya pak”.(sambil
berlutut)
Nakhoda : “ Tidak perlu berlutut nak, bangunlah. Tentu saja boleh, kau boleh
ikut bersamaku, kau bisa belajar banyak hal di atas kapal nanti sebelum kau ke negeri seberang “
Malin Kundang : “ T’rima kasih banyak pak nakhoda, bapak sangat baik mau
menerima saya untuk berlayar , T’rima kasih pak, saya sungguh bert’rimakasih. Ya Allah engkau
sungguh baik “
Nakhoda : “ Ayo kita ke atas kapal, kamu harus mempelajari beberapa hal
tentang kapal , sebelum kamu berlayar.”
Malin Kundang : “ Kapan kita akan berangkat pak? “
Nakhoda : “ Kira-kira besok kita akan berangkat “
Malin pun sangat antusias untuk ikut berlayar ke negeri seberang. Dia pun pulang ke rumahnya
untuk menyampaikan berita ini
( adegan 9 )
(malin pulang menghampiri ibunya yang sedang memasak )
Malin kundang : “ Ibu, aku pulang bu!” ( dengan wajah tersenyum )
Ibu Malin Kundang : “ Ehhh, Malin, ayo duduk nak, ibu udah nyiapin makanan kesukaan
kamu”.
Malin Kundang : “ Wahhhh, alhamdulillah…….”. ( mengambil makanan itu dan
memakannya
Ibu Malin Kundang : “ Ngomong-ngomong kamu hari ini kelihatan senang banget “
Malin Kundang : “ Ooooo ia bu, aku lupa ceritain sama ibu. Tadi aku bertemu
Nakhoda kapal bu!”
Ibu Malin Kundang : “Oooo , Nakhoda yang kaya raya itukan ?”
Malin Kundang : “ Ia bu, Dia itu orangnya baik banget bu! Aku tadi di ajari beberapa
hal tentang kapal”.
Ibu Malin Kundang : “ Itu bagus, moga-moga kalu hutang kita sudah terlunasi kamu bisa
kerja di perkapalan “.
Malin Kundang : “ Nah, itu dia yang Malin mau kasih tahu ke ibu!”
Ibu malin kundang : “Apa itu nak?” (sambil tersenyum)
Malin Kundang : “ Bu, besok aku ingin pergi berlayar ke negeri seberang bersama
nakhoda itu, aku ingin pergi merantau untuk membantu ibu melunasi hutang-hutang kita bu!”
Ibu Malin Kundang : “ Apa, nak? Kamu mau pergi merantau?.Jangan nak, ibu memohon
kepadamu jangan pergi tinggalkan Ibumu yang sudah tua ini sendiri!(sambil memegang tangan Malin dan
menangis )
Malin Kundang : “ Tapi bu, kita tidak akan pernah bisa melunasi hutang-hutang itu,
butuh waktu yang sangat lama untuk melunasi semuanya.”(menatap ke ibunya)
Ibu Malin kundang : “ Jangan, nak.Jangan pergi, ibu mohon kepadamu. Ibu tidak ingin
mengulangi kesalahan untuk yang kedua kalinya, seperti Bapakmu nak, Jikalau kau pergi, Ibu tidak bisa
hidup sendirian nak!”
Malin Kundang : “ Tapi,bu aku harus pergi, ini semua toh, untuk kebaikan kita, Malin
Berjanji kalau Malin sudah sampai di negeri seberang, Malin akan mengirim surat kepada ibu. Tolonglah
ibu, relakanlah anakmu ini pergi merantau”
Ibu Malin Kundang : “ Tetapi berjanjilah nak, kau harus datang kembali ke ibu, ibu akan
selalu menunggumu, janganlah kau lupakan ibumu ini yang sudah tua”
Malin Kundang : “ Aku tidak akan melupakan ibu, pada saat aku tiba kembali ke sini ,
Ibu adalah orang pertama yang kupeluk.
Ibu Malin Kundang : ( sambil berbicara di dalam hatinya )”Ya Allah, semoga kesalahan
keluargaku tidak terjadi lagi untuk kedua kalinya, lindunglah Malin ,anakku, b’rikan lah dia kes’lamatan
pada saat perjalanan.”
Akhirnya, esok hari pun tiba. Ibu Malin menyiapkan segala sesuatu untuk anaknya dan
menyiapkan bekal untuk Malin di perjalanannya.
( adegan 10 )
Ibu Malin Kundang : “ Nak, ini persiapan mu semua untuk perjalananmu, cepat kembali ke
ibumi ini, ibu akan selalu mendoakan mu nak, ibu akan merindukanmu “( sambil menitihkan air mata, dan
mengusap kepala Malin )
Malin kundang : “ Iya ibu, Ibu jangan nangis, ini adalah langkah awal kita untuk hidup
bahagia. Malin akan kembali ke ibu, bersama-sama dengan ibu lagi. Malin akan pulang bu, Malin juga
akan merindukan ibu.
Ibu Malin Kundang : “ Iya nak, ibu akan selalu ada di hati kamu, semoga Allah meridhoi
perjalananmu ini nak.”
Malin Kundang : “ Iya,bu. Malin pergi dulu ya, ibu baik-baik disini “
Nakhoda kapal : “ Malin, ayo cepat kita akan berangkat!”
Malin Kundang : “ Daaa ibu”(sambil memeluk erat ibunya)
Akhirnya Malin pun berlayar di negeri seberang, sebelum ke negeri seberang, Malin banyak
mengunjungi pulau, dia belajar banyak hal tentang perkapalan bersama Nakhoda Itu, Dia belajar sangat
giat dan rajin sehingga dia pun menjadi ahli perkapalan, Suatu hari di tengah laut…….
(adegan 10 )
(Nakhoda berdiri di pinggir kapal sambil memandang laut )
Malin Kundang : “ Pak, saya sudah mengerjakan semuanya, semua sudah siap “
Nakhoda Kapal : “ Ooooo ia Malin. Kamu itu sangat rajin dan giat, mungkin suatu hari
kamu bisa menjadi seorang saudagar yang kaya raya. Saya berdoa , semoga Allah slalu memberikan
yang terbaik bagi kamu.
Malin Kundang : “ Amin, pak. Semoga saya bisa menjadi seorang saudagar untuk
membantu ibu saya di kampung “
(Tiba-tiba para Bajak laut datang )
Bajak Laut : “ Serahkan semua harta kalian , Hahahahaha, kalian semua akan
mati.Hahahahaha, ayo kita serang “
Nakhoda kapal : “ Serangggg “( sambil mengangkat pedangnya )
Akhirnya perkelahian antara anak buah Nakhoda dengan bajak laut terjadi. Pertarungan sengit
terjadi antara Nakhoda dan kapten dari bajak laut itu. Alhasil, sang Nakhdoda pun terbunuh.Malin pun
ingin membantu, tetapi karena ingat bahwa dia masih bertanggung jawab kepada ibunya, ia harus tetap
hidup.Akhirnya dia pun bersembunyi di sebuah ruang kecil yang tertutup oleh kayu. Setelah membunuh
dan merampas harta di kapal itu semua bajak laut itu pergi.
Lalu……..
( adegan 11 )
Malin Kundang : (melihat sekelilingnya dan pergi ke jasad sang nakhoda) “ ohhh,
tidak, jangan, Ya Allah kenapa dia harus mati Ya Allah, pak,pak bangun pak, buka mata anda” (sambil
menangis)
Akhirnya Malin Kundang membuang semua mayat-mayat itu ke laut, termasuk mayat nakhoda
yang dia hargai itu. Malin terkatung-katung di tengah laut, dia tidak tahu arah dan tujuan kapalnya
mengarah…
( adegan 12 )
Malin Kundang : “ Ya Allah, tuntunlah aku, aku tidak tahu arah kemana aku pergi, aku
tidak tahu tempat yang aku tuju, tolonglah kami Ya Allah.”
(malin lalu melihat sebuah pantai )
Malin Kundang : “ Haaa, ada pantai…. ada pantai, tolong-tolong ( sambil berteriak
kepada orang yang berada di ujung pantai “
Orang 1 : “ Hei, lihat ada orang yang minta tolong diatas kapal itu “
Orang 2 : “ Oooo, ia aku melihatnya, ayo cepat kita membantunya!”
(Orang-orang tersebut membantunya )
Orang 1 : “ Hei orang asing, siapa kau, ada apa yang terjadi dengan kapalmu
?“
Malin Kundang : “ Sebenarnya aku ingin berlayar ke negeri seberang bersama awak –
awak kapal yang lainnya, tetapi bajak laut datang dan merampok kapal kami, Nakhoda kami pun juga
telah dibunuh. Cuman aku yang selamat dari peristiwa itu “.
Orang 2 : “ Astaga, malangnya nasibmu dan awak –awak kapalmu. Kau bisa
tinggal disini. Kau bisa memulai kehidupanmu disini “
Orang 1 : “ Ia, kami mempunyai desa yang dekat dari pantai ini, disana
sangat subur dan kaya akan kekayaan alam.”
Orang 2 : “ Kau tak perlu takut kepada kami, ayolah mari kita pergi kedesa
kami .”
Malin Kundang : “ Baiklah “( sambil tersenyum )
Orang 1 : “ Tapi sebenarnya siapa namamu ?”
Malin Kundang : “ Nama ku Malin Kundang “
Akhirnya orang –orang itu membawa malin kedesa mereka, dan Malin sangat disambut baik
oleh masyarakat setempat. Malin menceritakan semua hal yang terjadi padanya. Karena kekayaan alam
yang dimilki desa tersebut, Malin pun dengan giat bekerja melakukan usaha dengan kekayaan alam itu.
Semua orang di desa itu terkagum- kagum dengan kerja keras yang Malin lakukan. Dan akhirnya Malin
pun menjadi seorang saudagar yang kaya raya………
( adegan 13 )
Orang 1 : “ Wahh Malin sekarang kau sudah menjadi saudagar yang kaya
raya ya….. “
Orang 2 : “ iya , kau sekarang sudah Kaya , Rahmat Allah memang sungguh
besar ya , kau sekarang sudah mempunyai banyak kapal dagang dan anak buah yang sangat banyak,
kalau dihitung-hitung lebih dari 100 orang“
Malin Kundang : “ Iya, dan aku tidak akan pernah melupakan pertolongan kalian
bedua kepada ku pada saat aku terdampar di pantai “.
Orang 1 : “ Iya, iya kami melakukan nya dengan tulus iklas dan tak disangka
hasilnya akan seperti ini.”
Orang 2 : “ Ia ya, tapi Malin kau sekarang sudah sangat kaya raya, tampan
pula. Kenapa kau tidak ingin mencari istri ?”
Orang 1 : “ ia Malin, pasti banyak perempuan yang ingin menjadi istri mu .”
Orang 2 : “ Jika aku jadi kau, aku pasti sudah mempunyai banyak istri,
hahahahaha “
Malin Kundang : “ Hahahahaha, akan aku pikirkan”
Setelah beberapa lama disana, Malin pun tertarik kepada seorang gadis disana. Gadis itu
keturunan ningrat, dia adalah wanita tercantik di desa itu. Malin akhirnya pun berkenalan dengannya, dan
menjadi sangat dekat , hingga pada saatnya……..
( Adegan 12 )
Malin Kundang : “ Ranti, aku ingin mengatakan sesuatu yang sangat penting “
Ranti : “ Apa itu mas ?”
Malin Kundang : “ Kita sudah lama saling mengenal satu sama lain, aku mau
hubungan kita menjadi lebih serius lagi, aku sudah lama ingin mengatakan ini “
Ranti : “ Ada apa mas ?”
Malin Kundang : “ Aku ingin mempersuntingmu, maukah kau hidup denganku sehidup
semati ?( sambil berlutut dan memegang tangan Ranti)
Ranti : “ia mas, aku terima, aku akan hidup dengan mu sampai maut
memisahkan “.
Akhirnya mereka pun menikah. Mereka mempunyai 3 orang anak , mereka hidup bahagia
disana. Karena begitu bahagianya, Malin pun melupakan janjinya kepada ibunya bahwa ia akan kembali.
Ibu semakin tua karena bekerja tak henti henti untuk melunasi hutang mereka.
( adegan 13 )
Ibu Malin Kundang : “ Oooo, anakku sayang, dimanakah engkau sekarang, kau tidak
pernah datang kembali kepada ibumu ini, Ibu mu ini sangat rindu kepadamu nak. Kapan kau akan pulang
dan kembali kedalam pelukan ibumu ini. Ibu sendirian disini, tidak ada yang menemani Ibumu ini. Ibu
tidak tahu apakah kau masih hidup atau tidak, engkau pergi seperti di telan bumi, tak pernah mengabari
ibumu ini, pulanglah nak, pulanglah”. ( sambil menatap ke hamparan laut )
Suatu hari, Malin beserta istri dan anak-anaknya pergi melakukan pelayaran dengan kapalnya
yang besar dan indah disertai anak buah kapal serta pengawalnya yang banyak. Tak disangka – sangka
ternyata Malin bersandar di kampung halamannya. Ibu Malin sangat menderita karena anaknya tak
kunjung pulang, tetapi pada saat mendengar bahwa Malin pulang……..
( adegan 14 )
Awak kapal : “ Bu, bu Malin sudah pulang bu, dia jadi saudagar yang kaya
raya,bu ayo cepat kita pergi ke pelabuhan”
Ibu Malin Kundang : “ Apaa?? Malin anakku sudah pulang, ayo cepat kita pergi
melihatnya.”( dengan wajah yang sangat bahagia sambil meninggalkan pekerjaannya )
(di daerah pelabuhan)
Anak buah Malin : “ Pak kita sudah sampai pak, bapak bisa turun “.
Malin Kundang : “ Oooo, ia baiklah, ayo kita turun sayang dan berjumpa dengan
warga sekitar
Ranti : “ Baiklah, ayo kita turun”
Akhirnya Malin pun turun dari kapalnya beserta dengan istrinya, semua warga menyambut
kepulangannya, orang semua berbahagia, tiba tiba ada suara yang memanggil…..
( adegan 15 )
Ibu Malin Kundang : “ Malin, Malin anakku, kau sudah pulang nak, kau sudah pulang, ibu
sangat rindu padamu nak” ( sambil berlari ke Malin dan memeluknya )
Malin Kundang : ( berbicara dalam hatinya) “Bagaimana ini, bagaimana kalau istri ku
mengetahui aku mempunyai seorang ibu yang miskin dan sudah tua”
Ibu Malin Kundang : “ Nak, sekarang kau sudah menjadi orang yang kaya raya, ibu bangga
padamu nak.”
Malin kundang : ( melepaskan pelukan ibunya dan mendorongnya )” Wanita tak tahu
diri, berani – beraninya kau menyentuhku, Siapa? Aku ? kau bilang anakmu? ( sambil tertawa )
Ranti : “ Mas, apa wanita ini ibumu ? ( dengan wajah yang bingung )
Malin Kundang : “ Tidaklah sayang, mana mungkin wanita ini ibuku, ibu ku itu tidak
miskin , mungkin dia hanya pengemis yang berpura-pura mengaku sebagai ibuku agar mendapatkan
hartaku.”
Ibu Malin Kundang : “ Apa,nak? Ini aku ibumu,nak yang membesarkanmu, yang
menunggumu selama bertahun-tahun lamanya! Kenapa kau mengatakan itu nak, Aku ini ibumu!” ( sambil
menangis dan memegang tangan malin )
Malin Kundang : “ Haaa,sudah lepaskan tanganku, aku tak sudi dipegang olehmu,
sudah sana minggir.”( sambil melepaskan tangan ibunya ).” Ayo Ranti kita lanjutkan saja perjalanan kita
lagi, ayo kita kembali ke atas kapal “
Semua warga yang ada menjadi terkejut atas perbuatan Malin kepada ibunya. Dan akhirnya
karena dilakukan seperti itu, Ibu Malin Menjadi sangat marah……
( adegan 16 )
Ibu Malin Kundang : “ Ya Allah, kenapa anakku seperti itu, mengapa anak yang
kubesarkan selama ini tidak ingin mengakui ku sebagai ibunya karena aku ini miskin, mengapa dia
menajadi anak durhaka Ya Allah. Aku bersumpah, jikalau ia benar anakku, aku sumpahi dia menjadi
sebuah batu” ( sambil menengadah ke langit dan bunyi suara guntur )
Bunyi suara guntur pun terdengar dengan sangat dasyat. Cuaca berubah menjadi seperti badai
akan tiba. Pada saat Malin beserta keluarganya ingin kembali berlayar……….
( adegan 17 )
Anak Buah malin : “ pak, kita sudah dalam awal perjalanan, tetapi sepertinya badai akan
segera datang pak, apakah bapak ingin bersandar lagi ?”
Malin Kundang : “ Tidah usah, aku tidak ingin kembali ke tempat itu lagi, lanjutkan
saja perjalannanya, ini bukan pertama kalinya kita menghadapi badai.”
Anak Buah : “ Baik pak….”
(setelah beberapa saat kemudian )
Anak Buah Malin : “ Pak, badai datang pak, badai nya sangat keras pak, Kapal kita tidak
bisa bertahan lagi”
Malin Kundang : “ Apa??? Kita pasti bisa bertahan”
Anak buah Malin : “ Pakkkk, Ombak yang sangat besar datang pakk!!, semuanya terjun
dari kapal!!!”
Malin Kundang : “ Aaaaaaaaaaa………..”
Akhirnya Malin, beserta istri, anak, awak kapal, kapalnya tenggelam diterjang oleh ombak
besar,lalu akhirnya Malin pun terdampar di pantai kampung halamannya….
(adegan 18)
(ibu malin menghampiri Malin dan Malin terbangun )
Malin Kundang : “ Ibu, Ibu, maafkan aku bu, maafkan aku bu, aku memang anak
durhaka, aku memang anak yang kurang ajar bu, maafkan aku, aku tidak menghormatimu bu, aku tidak
menepati janjimu bu, maafkan aku. Begitu teganya aku memperlakukan ibu seperti itu, aku minta maaf,
bu, aku minta maaf yang sebesar-besarnya kepada ibu.”( dalam posisi duduk berlutut ).”
Ibu Malin Kundang : “ Ia nak, ibu maafin kamu nak, ibu maafin kamu “.( sambil menangis
mengelus pundak anaknya.”
Lalu Gunturpun berbunyi sangat keras, Tubuh Malin perlahan bersujud menghadap laut dan
menjadi kaku dan berubah menjadi sebuah batu karang.......
(adegan 19 )
Ibu Malin Kundang : “ Oooo,tidak, jangan, jangan , jangan ya Tuhan…… Malin anakku,
maafkan ibu mu ini. Ibumu ini telah mengutukmu nak , maafkan ibumu ini……. “( sambil menangis tak
henti – henti )
Akhirnya Ibu Malin pun meninggal di samping batu karang yang menyerupai manusia itu, yaitu
Malin karena sangat sedih.Dan sekarang warga di wilayah Sumatra Barat mempercayai bahwa itu adalah
batu Malin Kundang…….

…………TAMAT………….

Anda mungkin juga menyukai