Anda di halaman 1dari 58

LAPORAN MAGANG

KINERJA KEUANGAN
DI SDIT AL HUDA WONOGIRI

Oleh :
MEILIA RATNA SARI
NIM. 1552100048

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA
SUKOHARJO
2018
PENGESAHAN

Laporan dengan judul :

di SDIT AL HUDA WONOGIRI

Nama : Meilia Ratna Sari

NIM : 1552100048

Program Studi : Manajemen

Keahlian : Manajemen Keuangan

i
Menyatakan dan mengesahkan bahwa laporan ini telah disetujui
dan sesuai prosedur, ketentuan dan kelaziman yang berlaku.

Diperiksa dan disetujui oleh :

Sukoharjo, Desember 2018

Supervisor, Dosen Pembimbing

Fahrudin Kurniawan, S.Pd.I. YOPPI SYAHRIAL, SE.MM

NIP. 19840628 2015041 119

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan berbagai macam
kenikmatan, petunjuk, kemampuan dan motivasi kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas akhir dalam bentuk Laporan Pelaksanaan Program
Magang di SDIT AL HUDA Wonogiri.

Program magang dilaksanakan sebagai alternatif pilihan tugas akhir


Skripsi dari Fakultas Ekonomi Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo.
Laporan Magang ini disusun sebagai pertanggungjawaban dan informasi terhadap
pelaksanaan program magang yang telah berlangsung selama 3 (tiga) bulan atau
minimal 90 hari.

Penulis menyadari bahwa terlaksananya program magang ini tidak lepas


dari dukungan berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan
terima kasih kepada :

1. Allah SWT atas rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan kegiatan magang ini.
2. Ibu Sri Wahyuningsih S.E., M.M., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo.
3. Bapak Purwanto S.E., M.M, selaku Wakil Ketua Fakultas Ekonomi
Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo.
4. Bapak Yoppi Syahrial S.E., M.M., selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan, memberi semangat

iii
dan dorongan kepada penulis dalam penyusunan laporan magang hingga
selesai.
5. Seluruh Dosen Pengajar Ekonomi Manajemen yang telah memberikan
ilmu yang bermanfaat bagi penulis.
6. Bapak Fahrudin Kurniawan, S.Pd.I. selaku Kepala SDIT AL HUDA
Wonogiri atas pemberian izin dan dukungan penuh selama melakukan
kegiatan magang.
7. Bapak Wahyudi, S.Pd. selaku Wakil Kepala bidang Tata Usaha yang telah
membersamai penulis selama melakukan kegiatan magang.
8. Guru dan karyawan SDIT AL HUDA Wonogiri yang telah memberikan
bantuan selama penulis melakukan kegiatan magang.
9. Keluarga tercinta yag telah memberikan semangat, dorongan dan do’a
bagi penulis.
10. Semua pihak yang telah membantu terselesainya laporan magang ini yang
tidak dapat penulis sebut satu persatu.

Penulis menyadari bahwa selama pelaksanaan kegiatan maupun


penyusunan laporan magang ini masih banyak kekurangan dan kelemahan. Oleh
karena itu, saran dan kritik membangun senantiasa penulis nantikan.

Akhir kata, semoga laporan kegiatan magang ini dapat memberikan


manfaat. Semoga Allah SWT selalu melindungi dan memberikan petunjuk bagi
kita. Aamiin.

Sukoharjo, Februari 2018

iv
Penulis

Meilia Ratna Sari

v
DAFTAR ISI

Halaman

PENGESAHAN................................................................................................ i

KATA PENGANTAR...................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR........................................................................................ v

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1

A. Latar Belakang Magang Keahlian........................................................ 1


B. Tujuan Magang Keahlian..................................................................... 2
C. Manfaat Magang Keahlian................................................................... 2

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN............................................ 3

A. Visi dan Misi SDIT AL HUDA Wonogiri........................................... 3


B. Profil SDIT AL HUDA Wonogiri........................................................ 3
C. Lokasi SDIT AL HUDA Wonogiri...................................................... 6
D. Bidang Usaha SDIT AL HUDA Wonogiri........................................... 6
E. Rincian Jumlah Guru dan Karyawan SDIT AL HUDA Wonogiri....... 6

vi
F. Struktur Organisasi SDIT AL HUDA Wonogiri.................................. 7

BAB III HASIL MAGANG............................................................................. 8

A. Produk yang Dihasilkan........................................................................ 8


B. Devisi – devisi Produksi....................................................................... 10
C. Proses Produksi..................................................................................... 11
D. Permasalahan........................................................................................ 17
E. Kajian Teori.......................................................................................... 21
F. Solusi dan Pengembangan.................................................................... 24

BAB IV PENUTUP.......................................................................................... 30

A. Kesimpulan........................................................................................... 30
B. Saran..................................................................................................... 33

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 34

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 : gedung PT. Gemopia Indonesia nampak dari luar......................... 5

vii
Gambar 2 : logo perusahaan............................................................................. 5

Gambar 3 : struktur organisasi PT. Gemopia Indonesia................................... 7

Gambar 4 : perhiasan cincin............................................................................. 8

Gambar 5 : perhiasan couple (untuk wanita dan pria).................................... 8

Gambar 6 : perhiasan gelang............................................................................ 9

Gambar 7 : perhiasan kalung............................................................................ 9

Gambar 8 : perhiasan lengkap (anting, gelang, kalung, cincin) dengan tema model
yang sama......................................................................................................... 9

Gambar 9 : proses produksi departemen casting.............................................. 14

Gambar 10 : proses pencucian dan plating....................................................... 15

Gambar 11 : proses produksi departemen wax inject dan wax setting............. 15

Gambar 12 : dari cetakan wax (lilin) menjadi perhiasan emas......................... 16

Gambar 13 : karyawan makan di area produksi............................................... 20

Gambar 14 : penampakan ruang produksi........................................................ 28

Gambar 15 : karyawan sedang bekerja menggunakan alat pemanas(solder)... 28

Gambar 16 : karyawan sedang bekerja menggunakan tang potong.................. 29

Gambar 17 : proses polishing........................................................................... 29

viii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Magang Keahlian

Praktek magang keahlian adalah suatu bentuk pendidikan dengan cara


memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk beradaptasi dengan
tugas langsung di lembaga BUMN, BUMD, perusahaan swasta dan instansi
pemerintah di tempat dan sekaligus mengabdikan ilmu-ilmu yang telah diperoleh.
Praktek magang keahlian merupakan wujud relevansi antara teori yang didapat
selama perkuliahan dengan praktek yang ditemui baik dalam dunia usaha swata
maupun pemerintahan.

Melihat pertumbuhan dan perkembangan ekonomi yang cepat berubah,


sehingga dipandang perlu kiranya mahasiswa menambah kemampuan mengamati,
mengkaji serta menilai antara teori yang diperoleh dengan kenyataan yang terjadi
dilapangan yang pada akhirnya meningkatkan kualitas manajerial mahasiswa
dalam memahami persoalan baik dalam bentuk aplikasi teori dan kenyataan yang
sebenarnya.

Oleh karena itu sumber daya manusia saat ini merupakan hal yang tidak biasa
menjadi kewajiban bagi pengelola organisasi baik publik maupun privat. Baik
pimpinan maupun anggota organisasi dituntut untuk mengetahui bagaimana
manusia sebagai sumber yang mempunyai daya atau energi dan mempunyai
kemampuan untuk dipergunakan dalam membangun organisasi. Ini akan
memberikan pengertian dan pemahaman menngenai pokok-pokok manajemen
sumber daya manusia terdiri dari kerangka dasar sumber daya manusia, tantangan-

1
tantangan lingkungan yang harus dihadapi dalam manajemen sumber daya
manusia, perencanaan SDM, staffing, pengajuan, pelatihan dan pengembangan,
penilaian kerja dan pemutusan hubungan kerja.

B. Tujuan Magang Keahlian

Adapun tujuan penulisan laporan ini untuk mengetahui kegiatan penerapan


keselamatan dan kesehatan kerja dan peranannya sebagai upaya pencegahan
kecelakaan kerja di P.T. Gemopia Indonesia.

C. Manfaat Magang Keahlian

Diharapkan dengan penelitian ini dapat diambil manfaat untuk kemajuan


bersama, antara lain :

2
1. Penulis

Dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Penulis mengenai penerapan


keselamatan dan kesehatan di tempat kerja sebagai usaha mengidentifikasi faktor
bahaya yang ada ditempatkerja untuk pencegahan kecelakaan kerja dan juga
penyakit akibat kerja. Setelah mengadakan observasi dan mengikuti aktivitas kerja
yang berhubungan dengan keselamatan dan kesehatan kerja, penulis dapat
mengetahui sejauh mana pelaksanaan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja
di P.T. Gemopia Indonesia

2. Perusahaan P.T. Gemopia Indonesia

a. Perusahaan dapat memanfaatkan hasil riset mahasiswa sebagai referensi


dalam pelaksanaan program K3LH.
b. Sebagai pembanding dan masukan terhadap upaya penanganan
Keselamatan dan KesehatanKerja, penerapan higiene perusahaan,
sehingga efisiensi, efektivitas, dan produktivitas perusahaan dapat
dipertahankan dan ditingkatkan dalam mencegah kecelakaan kerja.

3. Pembaca

Dapat meningkatkan ilmu pengetahuan dan wawasan pembaca mengenai


bagaimana menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja diperusahaan.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

3
A. Visi dan Misi PT. GEMOPIA INDONESIA

>> In foundation 30 years we have built new Gemopiaunder the vision


“Best jewelry business to createsuperior resource, value, customer and
employeehappiness”(Selama 30 tahun Gemopia sudah berdiri dengan
VISI"bisnis perhiasan terbaik untuk menciptakan sumber daya,
nilai, pelanggan dan kebahagiaan karyawan yang unggul")

>> Under the slogan of: Great Again 2015 “ Gemopiamakes an effort to
realize the vision and thestrategic”(Dengan MISI "Gemopia berusaha
mewujudkan visi dan strategi")

B. Profil PT. GEMOPIA INDONESIA

GEMOPIA didirikan pada tahun 1978, saat ini merupakan produsen


perhiasan terkemuka di Korea. Perusahaan Gemopia Indonesia memfokuskan
dalam merancang, pengolahan, manufaktur, distribusi, dan ekspor. Filosofi kami

4
adalah untuk menawarkan keindahan, nilai, dan kualitas terbesar kepada
pelanggan.Gemopia Coorporation memiliki reputasi tinggi baikdi dalam maupun
luar negeri.

Setelah lebih dari 30 tahun fokus padapengembangan usaha, skala


perusahaan tumbuh dansecara resmi didirikanlah PT. Gemopia Indonesiapada
tahun 2012. Dalam menghadapi pasar yangsemakin kompetetif kami mematuhi
pelanggandengandesain dan kualitas terbaik, dan berkomitmendalam keunggulan
untuk menciptakan tujuan masadepan.

• 1978 Didirikannya perusahaan FLOWER CHAIN

• 1990 Diluncurkan nama baru GEMOPIA ( GEM + UTOPIA )

• 2001 Perusahaan cabang di luar negeri pertama didirikan ( Qingdao


GemopiaJewellry Co., Ltd )

• 2003 Gerakan 6 Sigma dimulai ( Manajemen Renovasi dan Peningkatan


Kualitas )

• 2004 Perusahaan cabang di luar negeri kedua didirikan ( O.N.Y Jewellry )

• 2008 Didirikan perusahaan ketiga di China ( The First Gem )

• 2008 Didirikan perusahaan cabang di Jepang ( Gemopia Japan )

5
• 1998 Diberikan penghargaan oleh Presiden Korea sebagai peringkat
pertamadalam ekspor perhiasan

• 2001 Diberikan penghargaan oleh perdana menteri korea untuk


membukalowongan pekerjaan bagi penyandang cacat

• 2004 Diberikan untuk desain terbaik oleh lembaga promosi desain Korea

• 2007 Diberikan penghargaan sebagai perusahaan usaha kecil dan


menengahterbaik

• 2009 QINGDAO Gemopia bersertifikat dengan ISO 9001. ISO 14001

• 2010 Didirikan cabang perusahaan di Vietnam ( Gemopia Vina Co., Ltd )

• 2012 Didirikan cabang perusahaan di Indonesia ( PT. Gemopia Indonesia )

Pada 3 Juli 2017 lalu, upacara penghargaan “China-Korea Business Award


2017” yang disponsori oleh persatuan perusahaan Korea dan Asosiasi Marketing
Korea berhasil diselenggarakan Korea Constitutional Memorial Hall. Dalam
pemilihan bisnis China-Korea kali ini, GEMOPIA berhasil memenangkan
penghargaan kategori Bisnis UMKM. Direktur Utama GEMOPIA secara pribadi
menghadiri upacara dan naik podium untuk menerima penghargaan. Sebagai
produsen perhiasan terbesar di Korea, GEMOPIA selalu menghadirkan design
yang inovatif, dengan teknologi dan kualitas yang luar biasa, memiliki reputasi
yang tinggi baik di dalam maupun di luar negeri. Setelah memasuki pasar China
pada tahun 2001, dan mendirikan 2 kantor cabang dan pabrik, penjualan produk
memasuki Beijing, Shanghai, Chenyang, dan banyak daerah lainnya.

6
Perizinan :

No. IUI : 237/I/IUI/PMA/2014, 24/02/2014

No. Akta Pendirian : 14, 08/12/2012

No. Izin Lokasi : 654/5130/2013, 14/12/2012

No. Domisili : 145/12807/2012, 24/12/2012

No. NPWP : 31.658.272.5-532.000, 04/01/2013

No. NIK : 05.043322, 01/08/2013

No. TDP : 113513200780, 29/06/2013

7
Gambar 1 : Gedung PT. Gemopia Indonesia nampak dari luar

Gambar 2 : Logo perusahaan

C. Lokasi PT. GEMOPIA INDONESIA

Lokasi perusahaan berada di kawasan industri di Sukoharjo. Dengan alamat


perusahaan di Cluringan RT 001 RW 010,Kel. Telukan, Kec. Grogol, Kab.
Sukoharjo, Jawa Tengah– Indonesia 57552

D. Bidang Usaha PT. GEMOPIA INDONESIA

8
GEMOPIA adalah PerusahaanPenanaman Modal Asing ( PMA ) Korea yang
bergerak dalam bidang Industri Perhiasan dari logam mulia.

E. Rincian Jumlah Karyawan PT. GEMOPIA INDONESIA

PT. Gemopia indonesia merupakan perusahaan yang karyawannya terdiri dari


orang asing dan orang indonesia. Pada saat itu jumlah karyawan total yang ada
sebanyak 700 karyawan.

Rincian karyawan :

• Office :

1. HRD : 4 orang

** Driver : 2 orang

** OB : 4 orang

** Security : 9 orang

2. IT : 2 orang
3. Purchasing : 2 orang
4. Exim : 3 orang
5. Perencanaan : ** Accounting : 4 orang

9
** Kasir : 2 orang

6. Marketing : 16 orang
7. Sample : 2 orang
8. Drawing : 5 orang

• Karyawan Produksi

Total karyawan produksi : 654 orang

F. Struktur Organisasi Perusahaan PT. GEMOPIA INDONESIA

10
Gambar 3 : Struktur Organisasi PT. Gemopia Indonesia

BAB III HASIL MAGANG

A. Produk Yang Dihasikan

Perhiasan adalah sebuah benda yang digunakan untuk merias atau


mempercantik diri, khususnya bagi para wanita di seluruh dunia. Perhiasan sendiri
pada umumnya terbuat dari emas ataupun perak dan terdiri dari berbagai macam
bentuk mulai dari cincin, kalung, gelang, liontin dan lain-lain.

PT. Gemopia Indonesia menghasilkan produk berbentuk perhiasan berbahan


baku emas, perak, maupun tembaga. Macam – macam perhiasannya pun beraneka
ragam, ada perhiasan untuk wanita, pria, maupun perhiasan untuk anak-anak.

11
Gambar 4 : perhiasan cincin

Gambar 5 : perhiasan couple (untuk wanita dan pria)

12
Gambar 6 : perhiasan gelang

Gambar 7 : perhiasan kalung

13
Gambar 8 : perhiasan lengkap (anting, gelang, kalung, cincin)dengan model yang
sama.

B. Devisi-devisi produksi

Pada bagian produksi dalam setiap proses produksinya pasti terdapat nama-
nama bagian atau kegiatan produksinya. Adapun devisi atau bagian di
departemen produksi PT. Gemopia Indonesia :

1. CAD

2. Mould

3. Wax

4. Casting

5. Polishing

6. Kikir

7. Stone cutting

14
8. Stamping

9. Setting

10. Chain

11. Plating

12. Qc

13. Packing

14. Adm.produksi

C. Proses Produksi

Kegiatan proses produksi di PT. Gempia Indonesia adalah sebagai berikut ini ::

A. Model dibuat dalam bentuk lilin (wax).


1. Bentuk model dengan wax dari berbagai bentuk, fungsi dan tingkat
kekerasan. rata-rata wax ini mulai mencair pada suhu 75̊C. wax bisa dibeli
dalam bentuk cincin/ silinder berongga (siap dipotong sesuai lebar cincin),

15
batangan (bars & slices), kotak (tablets yang bisa diukir), kawat (wax wire
assortments: round/ half round, bezel, square, bezel, triangle; wax wire spools),
krim (disclosing wax), sticky wax untuk tambalan, wax yang larut dalam air
(Sol-U-Carv wax) dan batang kecil (sprue), batang besar(tree, tempat beberapa
bentuk wax ditempelkan)

2. wax dibentuk sesuai perhiasan yang kita inginkan dengan berbagai alat:
pisau, gergaji, pahat, spatula, bor hingga solder pen (mis: MasterTouch)

3. jika bentuk yang hendak dicetak lebih dari satu, wax ditempelkan pada sprue
dan sprue ditempelkan pada tree sebagai saluran logam mengalir nantinya

4. Jika kita ingin meniru perhiasan yang sudah jadi, cetakan perhiasan bisa
dibuat dari beberapa lembar karet silikon yang dipanaskan dengan vulcanizer
hingga meniru bentuk perhiasan di dalamnya, lengkap dengan salurannya,
kemudian di potong. Kemudian cetakan ini bisa diisi dengan wax cair melalui
wax injector-vacuum, yang berfungsi untuk menyedot udara dalam cetakan dan
memompa wax ke dalam. Hasil cetakan bisa mengering dalam waktu 10 detik.
wax hasil cetakan ini kemudian bisa ditempelkan langsung pada wax tree.

5. bentuk perhiasan bisa didisain dengan software 3D (matrix, 3D Max) dan


dicetak dengan printer 3D, seperti: Solidscape, CNC milling

6. tree ditempelkan pada landasan berupa lempengan besi bulat (sprue base)
dan dilingkupi dengan flask (tong besi)

B. Bentuk ditiru dengan bantuan adonan bubuk gips (investment powder).


Prosesnya sebagai berikut :
1. bubuk ditimbang dan air diukur sesuai takaran

2. bubuk yang ditambahkan ke dalam air

16
3. aduk dengan mixer (mixer dapur juga boleh digunakan) dan vacuum selama
20 detik (salah satu produsennya adalah Grobet USA). Vacuum yang juga bisa
bergetar berguna untuk menyedot gelembung udara ke permukaan sehingga
tidak menyebabkan porositas dalam casting/ gips

4. masukan ke dalam flask (tong besi tempat wax disusun), kemudian flask di-
vacuum lagi.

5. flask didiamkan selama 2 jam dan dipanaskan di dalam oven / furnace / kiln
pada suhu 149̊C. Tujuannya untuk memperkeras gips

C.Gips dipanaskan seperti memanaskan batu bata dan keramik, dimana wax
meleleh melalui lubang
1. copot dasar flask dan masukkan kembali kedalam furnace sesuai petunjuk
teknis investment hingga suhu max 73̊C, agar gips benar-benar keras dan wax
benar-benar mencair dan terbakar sempurna

2. gips dipanaskan sempurna untuk menghindari: keretakan, logam tidak


masuk hingga ke rongga terdalam, wax belum benar-benar terbakar, cetakan
berpori, partikel asing masuk dalam cetakan, gips berpindah.

4. Furnace yang digunakan sebaiknya bisa diprogram karena ada beberapa


tingkatan suhu dalam membakar cetakan ini. Juga, sebaiknya dilengkapi
dengan alat pengukur suhu built-in karena suhu yang berbeda menghasilkan
kualitas yang berbeda juga.

17
D. Logam (emas, perak) dilebur dan dituangkan ke dalam cetakan gips yang telah
mengeras

1. sebaiknya logam dilebur hingga 150 C diatas titik leburnya. Misalnya, emas
18 k memiliki titik lebur hingga 943 C, maka emas ini sebaiknya dilebur
hingga suhu 1093 C. Secara visual, logam akan membulat dan membentuk
pinggiran yang melengkung, serta ada semacam bidang yang bergerak pada
permukaan.

2. logam segera dituang setelah dilebur dan pada saat casting baru
dikeluarkan dari oven dalam suhu maksimalnya. perbedaan suhu yang tipis
antara logam dan casting bisa menghindarkan keretakan pada casting.

3. logam bisa dilebur dengan pompa (torch) berbahan bakar atau dilebur
dengan alat listrik: electro-melt furnaces

4. jika proses ini dilakukan dengan alat MixCast buatan CIMO itali (dimulai
dengan kapasitas logam 1 kg), maka tingkat keberhasilannya bisa mencapai
80% (20% perhiasan pada tree akan rusak). Jika proses ini dibantu dengan
induksi, maka tingkat keberhasilannya bisa mencapai 99%, seperti dengan
alat: Indutherm buatan Jerman (dimulai dengan kapasitas logam 100 gr).
Alasannya, proses induksi akan tetap memanaskan logam di dalam casting
hingga secara sempurna mencapai rongga terjauh

18
D. Gips dihancurkan dengan air dan didapat perhiasan logam yang mirip
dengan bentuk wax. Perhiasan kemudian di-polish

1. gips ini pada dasarnya hancur di dalam air. Jika belum sempurna,
perhiasan bisa dibersihkan dari gips dengan bantuan uap bertekanan
(alatnya: steamer)

2. kemudian perhiasan di-polish dengan berbagai alat, seperti: spindle


polisher, bench polisher, multi-grinder, tumblers, magnetic machines,
flexible shaft, kikir (files) dan kain

19
Gambar 9 : proses produksi departemen casting

Gambar 10 : proses pencucian dan plating

20
Gambar 11 : proses produksi departemen wax inject dan wax setting

21
Gambar 12 : Dari cetakan wax (lilin) menjadi perhiasan emas

22
D. Permasalahan

Lemahnya sistem perundang – undangan yang menyangkut peraturan


ketenagakerjaan, dan kurangnya perhatian dari pemerintah menjadi peluang bagi
penggusaha untuk tidak menerapkan peraturan ketenagakerjaan, khususnya
mengenai keselamatan dan kesehatan pekerja, untuk meningkatkan produktivitas
kerja karyawan perlu adanya suatu peraturan yang membuat para pekerja merasa
nyaman, aman, dan merasa di perhatikan oleh pihak perusahaan dengan
memberikan sistem keselamatan dan kesehatan.

Hal ini menunjukan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja sebagai salah
satu unsur perlindungan tenaga kerja merupakan salah satu faktor penting dalam
pengembangan sumber daya manusia untuk mendukung peningkatan produksi dan
produktivitas, efisiensi dan kualitas yang sangat diperlukan bagi suatu perusahaan.
Pada dasarnya program keselamatan dibuat untuk menciptakan perilaku kerja dan
lingkungan kerja fisik yang aman, dan nyaman yang dapat mencegah terjadinya
kecelakaan. Kecelakaan dapat di cegah apabila karyawan secara sadar berfikir
tentang keselamatan kerja dan mematuhi aturan dari perusahaan. Untuk mencegah
terjadinya kecelakaan kerja maka pihak perusahaan diharapkan memenuhi standar
keselamatan dan kesehatan kerja yang telah ditetapkan dalam peraturan dan
undang – undang ketenagakerjaan. PT. Gemopia Indonesia yang bergerak dalam
bidang pembuatan perhiasan dan aksesoris, hendaknya kedepannya lebih
memperhatikan keselamatan dan kesehatan pekerja sehingga produktivitas kerja
karyawan dapat di tingkatkan sehingga perusahaan dapat berkembang dan maju
lebih pesat.

23
D.1. Faktor-Faktor Bahaya

1. Faktor Fisik

Dalam melakukan kegiatan praktek kerja lapangan, penulis mendapatkan


data tentang faktor fisik melalui pengamatan langsung di lapangan baik secara
audio, visual, maupun wawancara terhadap tenaga kerja yang terpapar langsung
dengan pekerjaannya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kondisi
lingkungan kerja dan sebagai bahan

pertimbangan untuk melakukan tindakan koreksi terhadap kondisilingkungan


kerja.

a. Kebisingan

Dari pengamatan penulis ada beberapa kegiatan yang dapat menimbulkan


bising antara lain saat proses kerja mesin compressor dalam proses produksi
tersebut sehingga menimbulkan suara yang bising dan mengganggu. Selain itu,
ada aktivitas pengelasan, dimana kegiatan ini juga dapat menimbulkan suatu
kebisingan. Jenis bising tersebut termasuk bising impulsive. Dan untuk
pengukuran kebisingan sendiri perusahaan belum mengadakan pengukuran
mengenai kebisingansehingga belum ada hasil data pengukuran kebisingan.
Secara umum, kebisingan di PT. Gemopia Indonesia masih dapat dikategorikan
kurang baik mengingat kebisingan tersebut terjadi terus-menerus dan tidak adanya
alat pelindung telinga (ear plug) juga dapat mengurangi intensitas kebisingan

24
yang diterima tenaga kerja, terlihat dari tenagakerja yang tidak terlalu terganggu
dalam komunikasi pada saat melakukan pekerjaan.Tetapi secara pengukuran
belum di lakukan auditori test di perusahaan ini.

b. pencahayaan

Penulis hanya melakukan pengamatan secara visual, PT. Gemopia


Indonesia belum mempunyai alat sendiri untuk melakukan pengukuran. Menurut
pengamatan penulis bahwa pencahayaan di perusahaan ini sudah baik dengan
memaksimalkan sinar matahari pada siang hari dan penggunaan cahaya lampu
yang sudah sesuai dengan luas tempat pada ruangan dan pada pekerjaan malam
hari. Penerangan dapat dikategorikan baik karena pekerja tidak perlu melakukan
usaha tambahan pada saat melihat obyek kerja (mengerutkan mata untuk
melakukan akomodasi).

c. Temperatur Udara

Untuk mengendalikan hal ini PT. Gemopia Indonesia melakukan


pencegahan dengan penyediaan air minum baik pekerja di bagian produksi
maupun di kantor dan pemasangan ventilasi udara.Tetapi di perusahaan ini belum
mengadakan pengukuran temperatur maupun kelembaban sehingga belum
terdapat data pasti.

25
2. Faktor Kimia

Selama melakukan praktek kerja lapangan penulis menemukan beberapa


faktor kimia yang ada di perusahaan ini salah satunya adalah debu dan sisa serbuk
emas maupun perak yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan pada
pekerja.Pencampuran bahan-bahan kimia pada saat produksi dikategorikan kurang
baik karena tidak menggunakan alat pelindung dari bahaya bahan kimia tersebut.
Pendataan faktor bahaya tersebut dilakukan secara visual, tidak dengan
pengukuran sehingga penulis tidak mengetahui pasti kadar yang berada di
lingkungan kerja. Dari PT. Gemopia Indonesia pun tak memberi peraturan wajib
memakai masker atau tidak adanya pengadaan Alat Pelindung Diri (APD).

3. Faktor Biologi

Dari hasil observasi yang dilakukan didapatkan hasil bahwa faktor biologi
yang terdapat di lingkungan kerja PT. Gemopia Indonesia adalah :

a. Nyamuk, yang menyebabkan penyakit malaria dan demam berdarah. Nyamuk


biasanya bersarang di selokan, saluran pembuangan air, bak penampungan air.

b. Lalat, dapat menyebabkan penyakit perut, biasa terdapat di saluran pembuangan


air, tempat pencucian tangan, tong sampah, dan bahkan di ruang produksi karena
tidak adanya ruang makan untuk para pekerja maka pada saat makan siang para
pekerja makan di ruang produksi di departemen masing-masing.

26
27
Gambar 13 : karyawan makan di area produksi karena tidak adanya ruang makan

E. KAJIAN TEORI

E.1. Keselamatan Kerja

E.1.1. Pengertian Keselamatan Kerja

Perlindungan tenaga kerja memiliki beberapa aspek dan salah satunya


yaitu perlindungan keselamtan, perlindungan tersebut bermaksud agar tenaga
kerja secara aman melakukan kerjanya secara aman melakukan kerjanya sehari-
hari untuk meningkatkan produktivitas.Menurut Bangun Wilson (2012:377).

Keselamatan Kerja adalah perlindungan atas keamanan kerja yang dialami pekerja
baik fisik maupunmental dalam lingkungan pekerjaan.Menurut Mondy dan Noe,

28
dalam(Pangabean Mutiara, 2012:112), Manajemen Keselamatan kerja meliputi
perlindungan karyawan dari kecelakaan di tempat kerja sedangkan, kesehatan
merujuk kepada kebebasan karyawan dari penyakit secara fisik maupun mental.

Keselamatan kerja menunjukkan pada kondisi yang aman atau selamat dari
penderitaan, kerusakan atau kerugian di tempat kerja (Mangkunegara, 2000:161
Dalam Wahyu Ratna S. 2006:16).

E.1.2. Alasan Pentingnya Keselamatan Kerja Menurut

Bangun Wilson (2012:379) terdapat tiga alasan keselamatan kerja merupakan


keharusan bagi setiap perusahaan untuk melaksanakannya, antara lain alasan
moral, hukum, dan ekonomi.

E.2. Kesehatan Kerja

E.2.1. Pengertian Kesehatan Kerja

Kesehatan kerja merupakan suatu hal yang penting dan perlu diperhatikan
oleh pihak pengusaha. Karena dengan adanya kesehatan yang baik akan
menguntungkan para karyawan secara material, karena karyawan akan lebih
jarang absen, bekerja dengan lingkungan yang lebih menyenangkan, sehingga
secara keseluruhan karyawan akan mampu bekerja lebih lama. Menurut
Mangkunegara (2004:161), kesehatan kerja menunjukkan pada kondisi yang
bebas dari gangguan fisik, mental, emosi atau rasa sakit yang disebabkan oleh
lingkungan kerja. Resiko kesehatan merupakan faktor-faktor dalam lingkungan

29
kerja yang bekerja melebihi periode waktu yang ditentukan, Lingkungan yang
dapat membuat stress emosi atau gangguan fisik.

E.3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja

E.3.1. PengertianKeselamatan dan Kesehatan Kerja

Menurut (Depnakes: 2005), Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah


segala daya upaya pemikiran yang dilakukan dalam rangka mencegah,
menanggulangi dan mengurangi terjadinya kecelakan dan dampak melalui
langkah-langkah identifikasi, analisis dan pengendalian bahaya dengan
menerapkan pengendalian bahaya secara tepat dan melaksanakan perundang-
undangan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Keselamatan dan Kesehatan
Kerja menurut Prawirosentono Suyadi (2002:91) adalah” menciptakan suasana
dan lingkungan kerja yang menjamin kesehatan dan keselamatan karyawan agar
tugas pekerjaan di wilayah kerja perusahaan dapat berjalan lancar”.

E.3.2. Tujuan Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada dasarnya mencari dan


menggungkapkan kelemahan yang mingkin akan terjadinya kecelakaan. Fungsi ini
dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu mengungkapkan sebab akibat suatu
kecelakaan dan meneliti apakah pengendalian cermat dilakukan atau tidak.

Menurut Mangkunegara (2004:162) bahwa tujuan dari Keselamatan dan


Kesehatan Kerja adalah sebagai berikut:

30
1. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik
secara fisik, social, dan psikologis.

2. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya selekif


mungkin.

3. Agar semua hasil produksi di pelihara keamanannya.

4. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi


pegawai.

5. Agar meningkatnya kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.

6. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atas
kondisi kerja.

7. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.

E.4. Undang-Undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Usaha pemerintah dalam hal ini sudah cukup besar terbukti dengan
dikeluarkannya Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
yang menyebutkan bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan
atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan
meningkatkan produktivitas nasional (Depnaker,1970).

31
Undang-undang nomor 23 tahun 1992, pasal 23 Tentang Kesehatan Kerja
juga menekankan pentingnya kesehatan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja
secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya
hingga diperoleh produktifitas kerja yang optimal. Karena itu, kesehatan kerja
meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat kerja dan syarat
kesehatan kerja (Depnaker,1992).

Selain itu dikeluarkannya Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang


Ketenagakerjaan yang menyebutkan bahwa pelindungan tenaga kerja merupakan
hak-hak dasar pekerja/buruh dan menjamin kesamaan kesempatan serta perlakuan
tanpa diskriminasi atas dasar apapun untuk mewujudkan kesejahteraan
pekerja/buruh dan keluarganya dengan tetap memperhatikan perkembangan
kemajuaan dunia usaha (Depnakertrans RI, 2003). Hal ini menjadi bukti
kepedulian pemerintah kepada keselamatan tenaga kerja, sehingga perusahaan
tidak dapat bertindak sewenang-wenang.

32
F. SOLUSI DAN PENGEMBANGAN

A.1. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

1. Kebijakan K3

Dalam dunia industri masalah keselamatan dan kesehatan kerja sangatlah


diutamakan dalam melakukan proses produksi, sehingga diperlukan adanya
komitmen dari pihak manajemen yang berupa kebijakan tertulis maupun yang
tidak tertulis. Di PT. Gemopia Indonesia hal ini harus dilakukan dengan baik
dengan mengacu kepada peraturan-peraturan yang telah ada. Perusahaan
diharapkan berkomitmen untuk mengelola program yang bertujuan untuk
mengurangi cidera pada karyawan, kerugian peralatan dan kerusakan lingkungan
yang disebabkan oleh proses kerja.

2. Inspeksi

Inspeksi yang dilakukan PT. Gemopia Indonesia bertujuan untuk


memeriksa dan memperbaiki keadaan bahaya di tempat kerja melalui pre start
checklist (inspeksi kondisi unit kerja sebelum digunakan untuk melakukan suatu
kegiatan oleh operator) dan general area inspection (inspeksi area kerja yang
dilakukan oleh pengawas dari departemen).

3. Investigasi Kecelakaan

Bagi PT. Gemopia Indonesia Investigasi kecelakaan bertujuan untuk


menghindari terjadinya kecelakaan terulang kembali. Hal ini dilakukan dengan
cara mencari penyebab langsung dan penyebab dasar pada setiap kecelakaan dan

33
dilakukan suatu usaha perbaikan yang sesuai sehingga diharapkan tidak terulang
kembali kecelakaan yang serupa dikemudian hari.

4. Sosialisasi Keselamatan kerja

Sosialisasi keselamatan kerja bertujuan untuk memastikan bahwa


karyawanmenerima informasi yang praktis dan tepat mengenai hal-hal yang
berhubungan dengankesehatan dan keselamatan kerja. Di PT Gemopia Indonesia.

Hal ini dilakukan dengan beberapa cara, antara lain :

1. Safety Induction, adalah suatu persyaratan yang harus didapatkan tenaga


kerjasebelum melakukan suatu kegiatan di area perusahaan, hal ini bertujuan
untukmemberitahukan semua peraturan dan aspek K3 yang ada di perusahaan
yangharus dipatuhi oleh semua tenaga kerja selama berada di area perusahaan.

2.Safety Meeting, adalah diskusi mengenai keselamatan kerja yang dilakukan


selama beberapa menit sebelum memulai pekerjaan (di awal kerja)
yangdilakukan oleh seluruh tenaga kerja.

3. Promosi keselamatan kerja melalui Safety Sign(tanda keselamatan), spanduk


K3 dan notice board (papan peringatan).

34
A.2. Pelayanan Kesehatan Kerja

Pada dasarnya PT. Gemopia Indonesia hanya memiliki ruang medis yang
digunakan sebagai tempat pelayanan kesehatan, ruangan ini berfungsi sebagai
tempat pertolongan pertama bagi pekerjayang mengalami sakit/kecelakaan. Tetapi
pada pelaksanaannya perusahaan inimelakukan kerjasama dengan RS. Nirmala
Suri yang berada tidak jauh dari lokasi perusahaan, sehingga pelayanankesehatan
yang bersifat perawatan, pengobatan dan pemeriksaan dilakukan di
instansikesehatan tersebut. Adapun program pelayanan kesehatan di PT. Gemopia
Indonesia antara lain.

1. Perawatan dan Pengobatan

Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan karyawan, maka PT. Gemopia


Indonesia memberikan fasilitas perawatan dan pengobatan kepadakaryawan
berupa BPJS Kesehatan.

Macam-macam dari pemberian fasilitas perawatan dan pengobatan adalah

sebagai berikut :

a. Pengobatan dan perawatan di rumah sakit yang ditunjuk

b. Perawatan dan pengobatan pada dokter

35
2. Pemeriksaan Kesehatan Berkala

Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi karyawan setelah bekerja


dalam jangka waktu tertentu. Untuk pekerjaan yang berhubungan dengan sumber
bahaya, gangguan penyakit akibat kerja, dilakukan pemeriksaan berkala setiap
satu tahun sekali.

3. Ruang Makan

Makan di area produksi sangat tidak baik bagi para pekerja maka untuk itu
perlu adanya ruang makan untuk para pekerja. Ruang makan merupakan tempat
berkumpul dan makan para pekerja dan staff PT. Gemopia Indonesia.
Penyediaanmakanan untuk lembur harus baik dan sehat bagi pekerja merupakan
tanggung jawab yang menangani masalah penyediaan makanan lembur.

A.3. Sistem Keselamatan Kerja

Sebagai perusahaan yang bergerak dibidang industri PT. Gemopia


Indonesia menyadari bahwa dalam proses kerjanya banyak faktor bahaya yang
timbul. Untuk menyikapi permasahan tersebut PT. Gemopia Indonesia
menerapkan sistem keselamatan dan

kesehatan kerja melalui usaha-usaha preventif dan usaha tindak lanjut kejadian
kecelakaan..

1. Housekeeping (pembenahan)

36
Pengerjaan house keeping sepenuhnya menjadi tanggung jawabkaryawan
PT. Gemopia Indonesia. Adapun pelaksanaanhousekeeping yang wajib dilakukan
adalah:

a. Lingkungan tempat kerja dijaga kebersihan dan kerapiannya.


b. Bahan-bahan yang mudah terbakar, harus dijaga sesuai yang telah
ditentukan.
c. Semua pembuangan limbah yang harus sesuai dengan peraturan
lingkungan yang berlaku.
d. Seluruh permukaan lantai untuk berjalan dan bekerja harus bebas dari
benda-benda yang berbahaya dan dapat mengganggu proses kerja, serta
bebas dari cairan yang bisa menimbulkan bahaya terpeleset.
e. Sampah harus dibersihkan dari tempat kerja setiap hari.
f. Sampah harus dimasukkan ke tempat yang semestinya, tidak di buang
dilantai, keluar jendela atau ke tanah.
g. Semua tempat pembuangan sampah harus memenuhi standar lingkungan
yangditentukan oleh Enviroment PT. Leighton Contractors Indonesia.

2. Alat Pelindung Diri

Sebagai upaya alternatif pencegahan kecelakaan yang terakhir, PT. Gemopia


Indonesia menyediakan berbagai alat pelindung diribagi karyawan. Penggunaan
alat pelindung diri

disesuaikan dengan jenis pekerjaan dan sifat bahan dengan faktor bahaya
danpotensi bahaya yang ditimbulkan bagi manusia dan lingkungan. Alatpelindung
diri yang di sediakan di PT. Gemopia Indonesia didatangkan dari supplier yang
sudah memenuhi standart.

37
Jenis alat pelindung diri yang digunakan:

1) Masker,
digunakan setiap saat untuk menghindari dari bahaya paparan debu, serbuk
emas dan perak, dan lain-lain.
2) Pelindung Kaki,
Sepatu pengaman pelindung di ujung jari kakidan tumit. Berfungsi untuk
melindungi kaki dari bahaya kejatuhan benda keras dantajam atau
peralatan kerja.
3) Pelindung Tangan,
Sarung tangan las, dikenakan pada saat mengelas, Sarung tangan bahan
kimia terbuat dari karet murni yang melindungi tangan dari bahan kimia,
dan Sarung tangan tahan panas (hot glove).
4) Pelindung Pendengaran,
Ear muffmelindungi pendengaran dari bunyi bising frekuensi tinggi.

38
Gambar 14 : area produksi secara keseluruhan

39
Gambar 15 : karyawan sedang bekerja dengan menggunakan alat pemanas besi
(solder)

Gambar 16 : karyawan sedang bekerja dengan menggunakan tang potong

40
Gambar 17 : proses polishing

BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN

41
Dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT. Gemopia Indonesia
tentang Higene Perusahaan Keselamatan danKesehatan Kerja dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :

1. Faktor Bahaya

a. Faktor Fisik

1) Di PT. Gemopia Indonesia belum mengadakan pengukuran kebisingan secara


spesifik ataumenggunakan alat ukur menggunakan Auditori Test.

2) Pencahayaan sudah cukup memadai, untuk bekerja disiang hari sumbercahaya


berasal dari lampu dan matahari danmalam hari sumber cahaya berasaldari
lampu. Tetapi di PT. Gemopia Indonesiabelum mengadakan pengukuran secara
spesifik.

3) Temperatur di dalam ruanganterdapat pendingin ruangan seperti kipas angin


yang membuat suhu menjadi nyaman. Di PT. Gemopia Indonesia belum
diadakan pengukurantemperatur dan kelembaban area kerja.

b. Faktor Kimia

Faktor kimia yang dominan di PT. Gemopia Indonesia adalah debu dari
bedak tabur dan serbuk emas maupun perak yang menyebabkan penyakit
pernapasan bagipekerja yang terpapar langsung. Bahan kimia yang terkena kontak
langsung dengan tubuh bisa menyebabkan kecelakaan kerja.

42
c. Faktor Biologi

Dari faktor biologi yang terdapat di PT. Gemopia Indonesia yang


berbahaya adalah nyamuk dan lalat, karena adanya genangan air.

2. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan PT. Gemopia


Indonesia telahmelaksanakan dan berkomitmen mengenai sistem Keselamatan
dan Kesehatan Kerjaserta Lingkungan (K3L) dalam bentuk kebijakan yang
dikeluarkan.

b. Inspeksi

Kegiatan inspeksi PT. Gemopia Indonesia meliputi inspeksi sebelumkerja


(setiap hari), pre start checklist untukalat/unit dan general area inspection.

c. Investigasi

43
Kegiatan investigasi dilakukan untuk mencari penyebab langsung danpenyebab
dasar dari suatu insiden atau kecelakaan, kemudian dievaluasi agar
kejadianserupa tidak terjadi lagi.

d. Sosialisasi Keselamatan Kerja

Proses sosialisasi ini dilakukan agar semua karyawan menarima


informasipraktis dan tepat berhubungan dengan K3, melalui safety induction,
tool box meetingdan pengadaan poster K3.

3. Pelayanan Kesehatan Kerja

Penyelenggaraan pemeriksaan kesehatan telah sesuai dengan


Permenaker02/MEN/1980 dengan melaksanakan pemeriksaan berkala
danpemeriksaan khusus. Perawatan dan pengobatan karyawan PT. Gemopia
Indonesia di rumah sakit yang telah ditunjuk untukmelakukan pengobatan dan
perawatan.

4. Sistem Keselamatan Kerja

a. Permasalahan housekeeping di masing-masing tempat kerja menjadi


tanggungjawab setiap karyawan.

b. Perusahaan telah menyediakan alat pelindung diri yang pokok yaitu


kacamata,helm, sepatu dan pakaian kerja. Untuk pekerjaan tertentu perusahaan
memberikan

44
alat pelindung diri tambahan disesuaikan dengan jenis pekerjaannya.

5. Ergonomi

a. Jam kerja yang berlaku di PT. Gemopia Indonesia adalah lebih 12 jam sehari
dikarena target belum tercapai mengakibatkan lembur sampai malam dengan
istirahat 1 jam dan 30 menit hal ini dapat mengakibatkankelelahan pekerja
karena waktu kerja yang terlalu panjang.

b. Dalam prakteknya mengenai sikap kerja, karyawan tidak melakukan


gerakangerakanyang memaksa untuk menjangkau alat kerjanya. Dengan
memberikan mejadan kursi kerja yang ergonomis menjadikan pekerja lebih
nyaman.

45
B. SARAN

46
Dari hasil pengamatan dan praktek kerja lapangan yang diikuti oleh penulis diPT.
Gemopia Indonesia penulis dapat melihatbahwa Program Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di perusahaanini telah dijalankan dengan baik. Namun karena
jumlah karyawan yang banyak dan area kerja yang luas menyebabkan
pelaksanaan ProgramKesehatan dan Keselamatan Kerja masih perlu terus
dibenahi dan ditingkatkan. Olehsebab itu, penulis dapat memberikan saran sebagai
berikut :

1. Kondisi lingkungan yang cukup berat dan jam kerja yang panjang
dapatmempercepat kelelahan karyawan, karena itu perlu penyesuaian sikap
kerja dan alatkerja untuk meringankan beban kerja karyawan. Dengan
demikian penerapanergonomi di setiap bidang kerja perlu lebih diperhatikan,
sehingga karyawan dapatlebih nyaman dalam melakukan pekerjaan.

2. Untuk mencegah adanya kecelakaan dan penyakit akibat kerja sebaiknya


peludilakukan berbagai pengukuran antara lain, pengukuran kebisingan,
intensitas cahaya dan pengukuran debu di lingkungan kerja.

3. Di beberapa area kerja masalah housekeeping kurang diperhatikan, maka


perluperhatian dan kesadaran dari berbagai pihak untuk memperbaiki
masalahhousekeeping.

47
DAFTAR PUSTAKA

Depnaker RI, 1996 Permenaker No. 05/MEN/1996. Sistem Manajemen


Keselamatan Dan Kesehatan Kerja. Jakarta : Departemen Tenaga Kerja.

48
Depnaker RI, 1970 Undang-Undang No. 01/MEN/1970. Keselamatan Kerja.
Jakarta : Departemen Tenaga Kerja RI.

Depnaker RI, 2003Undang-undang nomor 23 tahun 1992, pasal 23 Tentang


Kesehatan Kerja. Jakarta : Departemen Tenaga Kerja RI.

http://fandiprasetiyo.blogspot.co.id/2014/02/teori-teori-keselamatan-dan-
kesehatan_17.html

Direktorat Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja (DPNK3),


2007. Himpunan Peraturan Perundang-undangan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja. Jakarta : Departemen Tenaga Kerja RI.

49

Anda mungkin juga menyukai