Anda di halaman 1dari 56

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Tuntutan masyarakat terhadap peningkatan kualitas pelayanan semakin dirasakan
penting karena masyarakat semakin kritis terhadap produk jasa yang diperolehnya.
Masyarakat dewasa ini semakin selektif untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang
berkualitas, mereka sebagai pengguna jasa, tidak hanya membayar namun
menuntut pelayanan yang baik dan berkualitas mulai di awal hinggga akhir. Masyarakat
akan merasakan kepuasan apabila menerima pelayanan yang baik dan profesional dari
penyedia pelayanan. Jika mereka memperoleh kepuasan atas layanan yang diberikan,
maka akan timbul kepercayaan dari masyarakat sebagai pengguna jasa untuk
menggunakan kembali layanan tersebut.
Puskesmas sebagai penanggung jawab penyelenggara upaya kesehatan
terdepan, kehadirannya ditengah masyarakat tidak hanya berfungsi sebagai pusat
pelayanan kesehatan bagi masyarakat dari segi kuratif saja, tetapi juga dari segi
preventif. Disamping itu, keberadaan Puskesmas disuatu wilayah dimanfaatkan sebagai
upaya-upaya pembaharuan (inovasi) baik di bidang kesehatan masyarakat maupun
upaya pembangunan lainnya bagi kehidupan masyarakat sekitarnya, sesuai dengan
kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Oleh karena itu keberadaan Puskesmas
dapat diumpamakan sebagai “agen perubahan” di masyarakat sehingga masyarakat lebih
berdaya dan timbul gerakan-gerakan upaya kesehatan yang bersumber pada
masyarakat.
Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat yang sesuai dengan azas penyelenggaraan Puskesmas dan
jaringannya perlu ditunjang oleh pembiayaan dan manajemen yang baik. Sumber
pembiayaan di Puskesmas pada tahun 2017 ini terdiri dari APBD murni, DAK dan Dana
Kapitasi JKN dimana penggunaannya sesuai aturan yang berlaku. Sehingga dipandang
perlu menerbitkan petunjuk operasional mengenai penganggaran dan penggunaan dana-
dana tersebut. Diharapkan dalam melaksanakan kegiatan dapat tertib, transparan, efektif,
efisien dan akuntabel.

B. MAKSUD DAN TUJUAN


1. Maksud
Menyeragamkan langkah dan tindakan yang diperlukan dalam pengelolaan keuangan
bersumber APBD, DAK dan Dana Kapitasi JKN

1
2. Tujuan
a. Terdapatnya acuan bagi pejabat/aparat pengelola keuangan dalam rangka
melaksanakan tertib administrasi pengelolaan keuangan.
b. Pelaksanaan Program dan Kegiatan Dinas Kesehatan dari sisi anggaran berjalan
lancar, efektif, efisien dan akuntabel
c. Laporan Keuangan Dinas Kesehatan tepat waktu dan wajar sehingga memberikan
kontribusi dalam meraih Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) bagi Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Tuban.

D. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2013 tentang Keuangan Negara;
2. Undang-Undang RI Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
3. Undang-Undang RI Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara;
4. Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang
diperbaharui dengan Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2014;
5. Undang-Undang RI Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pusat dan Daerah;
6. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang pajak penghasilan sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008;
7. Peraturan Pemerintah RI Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah;
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah yang diperbaharui dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 21 tahun 2011;
9. Peraturan Presiden RI Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah sebagaimana telah diubah keempat kali dengan Peraturan Presiden
Nomor 4 Tahun 2015
10. Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 141/PMK.03/2015 tentang Jenis-jenis lain
sebagaimana dimaksud dalam pasal 23 ayat (1) huruf c angka 2 Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1983 tentang pajak penghasilan sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008
11. Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 16/PMK.010/2016 tentang Perubahan kelima
PMK NO. 154/PMK.03/2010 tentang Pemungutan PPh pasal 22 sehubungan dengan
pembayaran atas penyerahan barang dan kegiatan di bidang impor atau kegiatan
usaha di bidang lain

2
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2016 tentang
Penggunaan Dana Kapitasi JKN Untuk Jasa Pelayanan Kesehatan dan Dukungan
Biaya Operasional Pada FKTP Milik Pemerintah Daerah;
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2016 tentang
Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Non Fisik Bidang Kesehatan
Tahun Anggaran 2017
14. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER.16/PJ/2016 tentang Pedoman Teknis
Tata Cara Pemotongan dan Pelaporan PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26
sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan orang pribadi
15. Peraturan Bupati Tuban Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar satuan Harga
Pemerintah Kabupaten Tuban Tahun Anggaran 2017
16. Peraturan Bupati Tuban Nomor 32 Tahun 2016 tentang Pedoman Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten Tuban Tahun Anggaran 2017
17. Peraturan Bupati Tuban Nomor 79 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan
Bupati Tuban Nomor 67 Tahun 2015 tentang Perjalanan Dinas Bagi Bupati / Wakil
Bupati, DPRD, Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Tidak Tetap di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Tuban
18. Peraturan Bupati Tuban Nomor 17 Tahun 2016 tentang Pengelolaan dan Penggunaan
Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama Milik Pemerintah Daerah di Kabupaten Tuban
19. Keputusan Bupati Tuban Nomor 188.45/84/KPTS/414.031/2017 tentang Alokasi Dana
Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Pada Puskesmas di Kabupaten Tuban Tahun
Anggaran 2017

3
BAB II
PENYUSUNAN APBD

A. Proses Penyusunan RKA


1. Kepala Dinas Kesehatan memerintahkan penyusunan Rencana Kerja Anggaran
kepada seluruh Kasi dan kepala UPTD (masih berupa RKA manual/konsep RKA)
1. Rencana Kerja dan Anggaran OPD yang selanjutnya disingkat RKA-OPD
adalah dokumen perencanaan dan pengangggaran yang berisi rencana
pendapatan dan rencana belanja program dan kegiatan OPD sebagai dasar
penyusunan APBD.
2. Dasar penyusunan RKA – OPD adalah Prioritas dan Plafon Anggaran
Sementara yang selanjutnya disingkat PPAS adalah rancangan program
prioritas dan patokan batas maksimal anggaran yang diberikan kepada OPD
untuk setiap program sebelum disepakati dengan DPRD
c. Program adalah penjabaran kebijakan OPD dalam bentuk upaya yang
berisi satu atau lebih kegiatan dengan menggunakan sumber daya yang
disediakan untuk mencapai hasil yang terukur sesuai dengan misi OPD
d. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau
lebih unit kerja pada OPD sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur
pada suatu program dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber
daya baik yang berupa personil (sumber daya manusia), barang modal
termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau
kesemua jenis sumber daya tersebut sebagai masukan (input) untuk
menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa
e. Sasaran (target) adalah hasil yang diharapkan dari suatu program atau
keluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan.
f. Keluaran (output) adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh
kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran dan tujuan
program dan kebijakan.
g. Hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan
berfungsinya keluaran dari kegiatan-kegiatan dalam satu program.
2. Konsep RKA/RKA manual yang telah disusun dikumpulkan rangkap 3 (tiga) pada
Subbag Program dan Pelaporan, kemudian diserahkan ke Sekretaris untuk diteliti.
Apabila telah memenuhi syarat diberi paraf.
3. Kepala Dinas Kesehatan menandatangani konsep RKA/RKA manual.
4. Setelah ditanda tangani Kepala Dinas Kesehatan, konsep RKA/RKA manual
rangkap tiga tersebut dibagi untuk Sekretaris Daerah melalui Bappeda, Subbag
Keuangan dan arsip Subbag Program dan Pelaporan.

4
Proses di Subbag Keuangan :
5. Konsep RKA/RKA manual kemudian dientri ke dalam aplikasi SIMDA oleh masing-
masing kasi dan kepala UPTD.
6. RKA kemudian dicetak oleh operator SIMDA
7. Hasil cetak RKA SIMDA kemudian dikumpulkan sesuai program nya dan diteliti
oleh Sekretaris. Apabila memenuhi syarat di paraf oleh Sekretaris
8. RKA SIMDA yang memenuhi syarat di tanda tangani Kepala Dinas Kesehatan
9. RKA SIMDA dibagikan ke masing-masing kasi/kepala UPTD kemudian di verifikasi
oleh tim verifikator BPPKAD dan Bappeda kemudian RKA ditandatangani Tim
Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD). Bukti verifikasi adalah ceklist yang telah
ditanda tangani tim veriifkator
10. Apabila APBD telah disahkan oleh DPRD dilakukan persiapan penyusunan
DPA/DPPA.

B. Proses Penyusunan DPA/DPPA


1. Sebelum RKA diposting menjadi DPA/DPPA maka Kasi dan Kepala UPTD harus
mengisi anggaran kas terlebih dahulu pada aplikasi SIMDA.
a. Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat DPA-
SKPD adalah dokumen yang memuat pendapatan dan belanja yang digunakan
sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh pengguna anggaran.
b. Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat
DPPA-SKPD adalah dokumen yang memuat perubahan pendapatan dan
belanja yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan perubahan anggaran oleh
pengguna anggaran.
c. Anggaran Kas adalah dokumen perkiraan arus kas masuk yang bersumber dari
penerimaan dan perkiraan arus kas keluar untuk mengatur ketersediaan dana
yang cukup guna mendanai pelaksanaan kegiatan dalam setiap periode.
d. Pemasangan anggaran kas adalah berdasarkan rencana pengajuan dana
bukan merupakan rencana pelaksanaan kegiatan.
2. Apabila anggaran kas telah terisi maka RKA diposting menjadi DPA/DPPA
3. RKA kemudian dicetak oleh operator SIMDA
4. Hasil cetak DPA/DPPA SIMDA kemudian dikumpulkan sesuai program nya dan
diteliti oleh Sekretaris. Apabila memenuhi syarat di paraf oleh Sekretaris
5. DPA/DPPA SIMDA yang memenuhi syarat di tanda tangani Kepala Dinas
Kesehatan
6. DPA SIMDA dibagikan ke masing-masing kasi/kepala UPTD kemudian di verifikasi
oleh tim verifikator BPPKAD dan Bappeda.

5
7. Khusus DPPA ditanda tangani Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD). Bukti
verifikasi adalah ceklist yang telah ditanda tangani tim veriifkator
8. Setelah tanda tangan verifikator dan TAPD lengkap maka DPA/DPPA difotokopi
oleh Subbag Keuangan dan diberikan ke masing-masing Kasi dan Kepala UPTD
sebagai penanggung jawab program/kegiatan.
9. DPA/DPPA inilah dasar dari pelaksanaan kegiatan Dinas Kesehatan kabupaten
Tuban

6
BAB III
KEGIATAN PENYEDIAAN BIAYA OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN UPTD

A. PEMANFAATAN
Kegiatan Penyediaan Biaya Operasional dan Pemeliharaan UPTD digunakan untuk :
1. Belanja rutin UPTD sesuai kesepakatan dan aturan yang berlaku.
Sesuai kesepakatan yang dimaksud sudah ada pembagian belanja dengan kegiatan
JKN dan BOK supaya tidak terjadi double anggaran
2. Penyediaan jasa pelayanan kesehatan diluar kapitasi JKN
Kode Rekening yang dapat dipakai :
1. BELANJA PEGAWAI
5 2 1 01 Honorarium PNS
5 2 1 01 07 Honorarium PPTK
PPTK untuk kegiatan yang waktu pelaksanaannya mulai bulan
Januari sd Desember :
NO NILAI PAGU SATUAN SATUAN
KEGIATAN HARGA
1. Sd Rp. 50 juta OB 200.000,00
2. Diatas 50 juta sd 100 OB 225.000,00
juta
3. Di atas 100 juta sd 250 OB 250.000,00
juta
4. Di atas 250 juta sd 500 OB 275.000,00
juta
5. Di atas 500 juta sd 1 OB 300.000,00
miliar
6. Di atas 1 miliar sd 2,5 OB 325.000,00
miliar
7. Di atas 2,5 miliar sd 5 OB 350.000,00
miliar
8. Di atas 5 miliar OB 375.000,00

5 2 1 01 08 Honorarium Pembantu PPTK


Maksimal 80% dari honorarium PPTK
5 2 1 02 Honorarium Non PNS
5 2 1 02 04 Honorarium Non PNS Kegiatan
Honorarium Non PNS Kegiatan sesuai standar harga
NO URAIAN SATUAN SATUAN HARGA
1. Penjaga Malam OB 1.000.000,00
2. Sopir OB 1.000.000,00
3. Tenaga Kebersihan OB 1.000.000,00
4. Administrasi Umum OB 1.000.000,00
5. Perawat OB 1.500.000,00
6. Tenaga gizi OB 1.500.000,00
7. Bidan OB 1.500.000,00
8. Kesehatan Masyarakat OB 1.500.000,00
9. Kesehatan Lingkungan OB 1.500.000,00
10. Analis OB 1.500.000,00
11. Elektromedik OB 1.500.000,00
12. Apoteker OB 4.000.000,00

7
13. Dokter Gigi OB 4.000.000,00
14. Dokter Umum OB 4.000.000,00

5 2 1 03 Uang Lembur
5 2 1 03 01 Uang Lembur PNS
Ketentuan :
1. Dilaksanakan di luar jam kerja minimal 3 jam berturut-turut
2. Dilaksanakan pada hari libur tarif uang lembur 2 kali kerja
3. Tarif :
NO URAIAN SATUAN SATUAN
HARGA
Uang Lembur
Golongan I OJ 7.500,00
Golongan II OJ 10.000,00
Golongan III OJ 12.000,00
Golongan IV OJ 14.000,00

Uang makan OH 20.000,00

2. BELANJA BARANG DAN JASA


5 2 2 01 Belanja Bahan Habis Pakai
5 2 2 01 01 Belanja Alat Tulis Kantor
a. Sesuai harga pasar dan tidak boleh melebihi Standar
Harga Kabupaten
b. Pembelian harus memperhatikan persediaan akhir tahun
sebelumnya.
c. Pemanfataan ATK tidak boleh double anggaran dengan
Kegiatan JKN serta kegiatan BOK
5 2 2 01 03 Belanja Alat Listrik Dan Elektronik (lampu Pijar, Battery Kering)
Sesuai harga pasar dan tidak boleh melebihi Standar Harga
Kabupaten.
5 2 2 01 04 Belanja Perangko, Meterai dan Benda Pos Lainnya
Rp. 3000 dan Rp. 6000 sesuai kebutuhan, dihimbau pembelian
dilakukan di kantor pos.
5 2 2 01 05 Belanja Peralatan Kebersihan dan Bahan Pembersih
Sesuai harga pasar dan tidak boleh melebihi Standar Harga
Kabupaten.
5 2 2 01 08 Belanja Pengisian Tabung Gas
Untuk Puskesmas Rawat Inap, Sesuai harga pasar dan tidak
boleh melebihi Standar Harga Kabupaten.

5 2 2 02 Belanja Bahan/Material
5 2 2 02 10 Belanja Bahan Makanan dan Minuman
a. Untuk makanan dan minuman pasien rawat inap. Sesuai
harga pasar
b. Untuk UPTD yang petugasnya beresiko terpapar radiasi

8
5 2 2 03 Belanja Jasa Kantor
5 2 2 03 01 Belanja Telepon
Dihitung tagihan yang paling banyak pada tahun sebelumnya x
13 bulan (untuk mengantisipasi adanya kenaikan tarif)
5 2 2 03 03 Belanja Listrik
Dihitung tagihan yang paling banyak pada tahun sebelumnya x
13 bulan (untuk mengantisipasi adanya kenaikan tarif)
5 2 2 03 12 Belanja jasa dokumentasi, publikasi dan dekorasi
Pembelian tidak boleh double anggaran dengan BOK dan JKN,
Sesuai harga pasar dan tidak boleh melebihi Standar Harga
Kabupaten antara lain pemesanan spanduk

5 2 2 05 Belanja Perawatan Kendaraan Bermotor


5 2 2 05 01 Belanja Jasa Service
Untuk kendaraan dinas roda dua plat merah yang dimiliki dan
tercatat di data aset UPTD kesehatan
5 2 2 05 02 Belanja Penggantian Suku Cadang
Untuk kendaraan dinas roda dua plat merah yang dimiliki dan
tercatat di data aset UPTD kesehatan
5 2 2 05 03 Belanja Bahan Bakar Minyak/Gas dan Pelumas
Untuk jatah bulanan kendaraan dinas roda dua plat merah
serta kegiatan lain yang tidak double anggaran dengan BOK
dan JKN
5 2 2 05 07 Belanja Surat Tanda Nomor Kendaraan
Untuk biaya STNK kendaraan dinas operasional roda dua dan
roda empat plat merah yang dimiliki dan tercatat di data aset
UPTD kesehatan

5 2 2 06 Belanja Cetak dan Penggandaan


5 2 2 06 02 Belanja Penggandaan
a. Untuk kebutuhan rutin operasional UPTD termasuk
kebutuhan penggandaan kegiatan klaim karcis gratis
b. Tidak double anggaran dengan BOK dan JKN
5 2 2 06 03 Belanja Penjilidan
Untuk kebutuhan rutin operasional UPTD termasuk kebutuhan
penggandaan kegiatan klaim karcis gratis yang tidak double
anggaran dengan BOK dan JKN
5 2 2 11 Belanja Makanan dan Minuman
5 2 2 11 02 Belanja Makanan dan Minuman Rapat
Untuk kegiatan rapat rutin UPTD dan tidak double anggaran
dengn BOK. Sesuai standar harga yang disepakati : Snack
biasa + air mineral botol 330 ml maksimal Rp . 15.000,
nasi kotak biasa maksimal Rp. 26.500. Dihitung jumlah peserta
dan petugas
5 2 2 11 05 Belanja Makanan dan Minuman Kegiatan
Untuk kegiatan rutin UPTD dan tidak double anggaran dengn

9
BOK. Sesuai standar harga yang disepakati : Snack biasa + air
mineral botol 330 ml maksimal Rp . 15.000, nasi kotak biasa
maksimal Rp. 26.500. Dihitung jumlah peserta dan petugas

5 2 2 15 Belanja Perjalanan Dinas


5 2 2 15 01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah
Berupa uang harian sesuai golongan untuk petugas PNS dan
setara golongan 2 untuk non PNS (Non PNS sesuai SK Bupati
dan atau SK Kadinkes) dan transport riil. Tetapi pelaksanaan
kegiatan tahun 2017 sesuai LK yang telah dibuat
Puskesmas.
a. Dari Puskesmas ke Kabupaten (sesuai standar Perbup)
NO GOLONGAN SATUAN HARGA
1. I 120.000,00
2. II 150.000,00
3. III 180.000,00
4. IV 230.000,00
b. Dari Puskesmas ke Puskesmas lain di luar Kecamatan
sesuai LK sesuai LK yang telah dibuat Puskesmas
(sama dengan dari Puskesmas ke Kabupaten)
c. Dari Puskesmas ke desa dan atau Puskesmas ke
Puskesmas lain dalam satu wilayah Kecamatan @ Rp.
75.000,00
d. Untuk Puskesmas yang mendapat tugas P3K di
Kecamatan/Kabupaten supaya menganggarkan uang
harian untuk petugas yang ditunjuk.

5 2 2 20 Belanja Pemeliharaan
5 2 2 20 07 Belanja Pemeliharaan Gedung Kantor
Kegiatan pemeliharaan/perbaikan gedung kantor UPTD
termasuk Pustu (bahan termasuk jasa/ongkos tukang), sesuai
daftar rencana kebutuhan pemeliharaan barang milik daerah
5 2 2 20 09 Belanja Pemeliharaan Peralatan dan Perlengkapan Gedung
Kantor
Kegiatan pemeliharaan/perbaikan peralatan dan perlengkapan
kantor UPTD termasuk Pustu (bahan, suku cadang termasuk
jasa), sesuai daftar rencana kebutuhan pemeliharaan barang
milik daerah
5 2 2 20 28 Belanja Pemeliharaan Mebelair
Kegiatan pemeliharaan/perbaikan mebelair UPTD termasuk
Pustu (bahan termasuk jasa), sesuai daftar rencana kebutuhan
pemeliharaan barang milik daerah
5 2 2 28 Belanja Jasa Pelaksanaan Kegiatan
5 2 2 28 17 Belanja Transportasi dan Akomodasi

10
a. Diberikan kepada kader yang namanya tercantum pada
Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Tuban
b. Maksimal 4 kali dalam 1 tahun @ Rp. 50.000/bulan
5 2 2 28 36 Belanja Jasa Pelayanan Medik
a. Penghitungan jasa pelayanan kesehatan mengacu
Peraturan Daerah Kabupaten Tuban tentang Retribusi
Pelayanan Kesehatan
b. Jasa pelayanan kesehatan bersumber dari klaim pelayanan
kesehatan :
- Pelayanan Kesehatan Dasar / karcis gratis
- Luar Kabupaten
- Jamkesda (khusus klaim tahun 2016)
- Non kapitasi JKN
5 2 2 28 40 Belanja Jasa Pembakaran Sampah Medis
Pembakaran sampah medis per kg nya adalah sebesar sesuai
tarif yang berlaku di RSUD dr. Koesma Tuban plus bahan bakar
pembakaran.

B. PELAKSANAAN
1. Kegiatan yang sudah dilaksanakan supaya dipertanggung jawabkan
2. Setiap pengeluaran belanja atas beban APBD harus didukung dengan bukti yang
lengkap dan sah
3. Bukti yang lengkap dan sah harus mendapat pengesahan oleh pejabat yang
berwenang dan bertanggung jawab atas kebenaran material yang timbul dari
penggunaan bukti dimaksud

C. SURAT PERTANGGUNGJAWABAN (SPJ) DAN DOKUMEN KELENGKAPANNYA


1. Honorarium PPTK/Pembantu PPTK
- Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan
- Daftar penerimaan honorarium
- Bukti pembayaran pajak sesuai golongan
2. Honorarium Non PNS
- Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan
- Daftar penerimaan honorarium
- Daftar hadir
3. Uang lembur PNS
- Surat perintah tugas lembur
- Daftar hadir lembur
- Daftar penerimaan lembur

11
- Hasil lembur
- Bukti pembayaran pajak sesuai golongan
4. Belanja pembelian seperti Alat Tulis Kantor
- Kuitansi pembayaran yang diketik komputer
- Rekapitulasi apabila ada pembelian lebih dari 1 (satu) tanggal dan atau 1 (satu)
toko/penyedia
- Nota pembelian dari toko
- Bukti pembayaran pajak sesuai aturan perpajakan
5. Alat Listrik dan Elektronik (lampu Pijar, Battery Kering)
- Kuitansi pembayaran yang diketik komputer
- Rekapitulasi apabila ada pembelian lebih dari 1 (satu) tanggal dan atau 1 (satu)
toko/penyedia
- Nota pembelian dari toko
- Bukti pembayaran pajak sesuai aturan perpajakan
6. Perangko, Meterai dan Benda Pos Lainnya
- Kuitansi pembayaran yang diketik komputer
- Nota pembelian dari toko
7. Peralatan Kebersihan dan Bahan Pembersih
- Kuitansi pembayaran yang diketik komputer
- Rekapitulasi apabila ada pembelian lebih dari 1 (satu) tanggal dan atau 1 (satu)
toko/penyedia
- Nota pembelian dari toko
- Bukti pembayaran pajak sesuai aturan perpajakan
8. Belanja Pengisian Tabung Gas
- Kuitansi pembayaran yang diketik komputer
- Rekapitulasi apabila ada pembelian lebih dari 1 (satu) tanggal dan atau 1 (satu)
toko/penyedia
- Nota pembelian dari toko
9. Bahan Makanan dan Minuman
- Kuitansi pembayaran yang diketik komputer
- Rekapitulasi apabila ada pembelian lebih dari 1 (satu) tanggal dan atau 1 (satu)
toko/penyedia
- Nota pembelian dari toko
- Untuk makmin pasien rawat inap : fotocopy register rawat inap
- Untuk bagian yang beresiko terpapar radiasi : daftar penerima bahan makanan
dan minuman
- Bukti pembayaran pajak sesuai aturan perpajakan
10. Belanja Telepon

12
- Kuitansi pembayaran yang diketik komputer
- Rekapitulasi apabila ada pembelian lebih dari 1 (satu) tanggal dan atau 1 (satu)
toko/penyedia
- Nota pembelian dari toko / Telkom
11. Belanja Listrik
- Kuitansi pembayaran yang diketik komputer
- Rekapitulasi apabila ada pembelian lebih dari 1 (satu) tanggal dan atau 1 (satu)
toko/penyedia
- Nota pembelian dari toko / PLN
12. Jasa dokumentasi, publikasi dan dekorasi
- Kuitansi pembayaran yang diketik komputer
- Rekapitulasi apabila ada pembelian lebih dari 1 (satu) tanggal dan atau 1 (satu)
toko/penyedia
- Nota pembelian dari toko
- Bukti pembayaran pajak sesuai aturan perpajakan
13. Belanja Jasa Service
- Kuitansi pembayaran yang diketik komputer
- Rekapitulasi apabila ada pembelian lebih dari 1 (satu) tanggal dan atau 1 (satu)
toko/penyedia
- Nota pembelian dari toko
- Bukti pembayaran pajak sesuai aturan perpajakan
14. Belanja Penggantian Suku Cadang
- Kuitansi pembayaran yang diketik komputer
- Rekapitulasi apabila ada pembelian lebih dari 1 (satu) tanggal dan atau 1 (satu)
toko/penyedia
- Nota pembelian dari toko
- Bukti pembayaran pajak sesuai aturan perpajakan
15. Belanja Bahan Bakar Minyak/Gas dan Pelumas
- Kuitansi pembayaran yang diketik komputer
- Rekapitulasi apabila ada pembelian lebih dari 1 (satu) tanggal dan atau 1 (satu)
toko/penyedia
- Print out dari pertamina (perkecualian untuk yang di desa)
16. Belanja Surat Tanda Nomor Kendaraan
- Kuitansi pembayaran yang diketik komputer
- Rekapitulasi apabila ada pembelian lebih dari 1 (satu) tanggal dan atau 1 (satu)
toko/penyedia
- Nota pembayaran STNK
17. Belanja Penggandaan

13
- Kuitansi pembayaran yang diketik komputer
- Rekapitulasi apabila ada pembelian lebih dari 1 (satu) tanggal dan atau 1 (satu)
toko/penyedia
- Nota pembelian dari penyedia/toko
- Bukti pembayaran pajak sesuai aturan perpajakan
18. Belanja Penjilidan
- Kuitansi pembayaran yang diketik komputer
- Rekapitulasi apabila ada pembelian lebih dari 1 (satu) tanggal dan atau 1 (satu)
toko/penyedia
- Nota pembelian dari penyedia/toko dirinci sesuai isi kotak
- Bukti pembayaran pajak sesuai aturan perpajakan
19. Belanja Makanan dan Minuman Rapat, Belanja Makanan dan Minuman
Kegiatan
- Kuitansi pembayaran yang diketik komputer
- Rekapitulasi apabila ada pembelian lebih dari 1 (satu) tanggal dan atau 1 (satu)
toko/penyedia
- Nota pembelian dari penyedia/toko dirinci sesuai isi kotak
- Bukti pembayaran pajak daerah
- Bukti pembayaran pajak sesuai aturan perpajakan
- Kerangka acuan
- Undangan
- SK Panitia jika ada kepanitiaan
- Jadwal
- Materi
- Foto
- Daftar hadir/absensi
- Notulen rapat (untuk makmin rapat) /Laporan hasil kegiatan (untuk makmin
kegiatan)
20. Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah
- Surat Perintah Tugas
- SPPD
- Kuitansi penerima
- Hasil Kegiatan
- daftar pengeluaran riil, bila ada transportasi yang tidak ada data dukungnya
21. Belanja Pemeliharaan Gedung Kantor
- Kuitansi pembayaran yang diketik komputer, bahan baku dan ongkos tukang
kuitansi terpisah.

14
- Rekapitulasi apabila ada pembelian lebih dari 1 (satu) tanggal dan atau 1 (satu)
toko/penyedia
- Daftar hadir tukang
- Nota pembelian dari penyedia/toko
- Bukti pembayaran pajak daerah sesuai aturan perpajakan
22. Belanja Pemeliharaan Peralatan dan Perlengkapan Gedung Kantor
- Kuitansi pembayaran yang diketik komputer, bahan baku dan jasa kuitansi
terpisah.
- Rekapitulasi apabila ada pembelian lebih dari 1 (satu) tanggal dan atau 1 (satu)
toko/penyedia
- Nota pembelian dari penyedia/toko
- Bukti pembayaran pajak daerah sesuai aturan perpajakan

23. Belanja Pemeliharaan Mebelair


- Kuitansi pembayaran yang diketik komputer, bahan baku dan jasa kuitansi
terpisah.
- Rekapitulasi apabila ada pembelian lebih dari 1 (satu) tanggal dan atau 1 (satu)
toko/penyedia
- Nota pembelian dari penyedia/toko
- Bukti pembayaran pajak daerah sesuai aturan perpajakan
24. Belanja Transportasi dan Akomodasi
- SK Kepala Dinas Kesehatan tentang penerima transport kader
- Daftar penerimaan transportasi kader
25. Belanja Jasa Pelayanan Medik
- STS
- Daftar penerima japel
- Bukti pembayaran pajak sesuai golongan
26. Belanja pembakaran sampah medis
- Kuitansi pembayaran yang diketik komputer
- Rekapitulasi apabila ada pembelian lebih dari 1 (satu) tanggal dan atau 1 (satu)
toko/penyedia
- Nota dari RSUD dr. R. Koesma

D. METERAI
Bukti pengeluaran belanja atas beban APBD yang :
a. Mempunyai nilai nominal sampai dengan Rp. 250.000,00 tidak dikenakan meterai

15
b. Mempunyai nilai nominal lebih dari Rp. 250.000,00 sd Rp. 1.000.000,00 dikenakan
bea meterai Rp. 3.000,00
c. Mempunyai nilai nominal lebih dari Rp. 1.000.000,00 dikenakan bea materai Rp.
6.000,00

E. PAJAK
1. PPh pasal 21
a. Penerima penghasilan yang yang dipotong PPh 21 adalah antara lain :
- Tenaga ahli, peserta kegiatan/pertemuan
b. Besarnya pemotongan untuk peserta kegiatan/pertemuan adalah 5% untuk yang
memiliki NPWP, dan 6% untuk yang tidak memilik NPWP
c. Kader yang menerima transport kader rutin setiap bulan / rutin beberapa dalam
setahun tidak dikenai pajak
d. PNS yang mempunyai NPWP dikenai pajak sesuai golongan :
Golongan I dan II :-
Golongan III : 5%
Golongan IV : 15%
e. PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak) untuk non PNS/pegawai tidak tetap Rp.
4.500.000,00 per bulan
2. PPh pasal 22
a. Untuk pembelian barang di atas Rp. 2.000.000 dikenai PPh pasal 22 sebesar
1,5% dari harga pembelian tidak termasuk PPN
b. Bagi toko/penyedia yang tidak mempunyai NPWP dikenakan PPh pasal 22 3%
(100% lebih tinggi daripada yang memilik NPWP).
c. Tidak dikenakan PPh pasal 22 :
- Pembelian yang jumlahnya paling banyak Rp. 2.000.000,00 dan tidak
merupakan pembayaran yang terpecah-pecah
- bahan bakar minyak, listrik, gas, air minum/PDAM dan benda-benda pos
- Pembayaran untuk pembelian gabah dan/atau beras oleh BULOG.
3. PPh pasal 23
a. Dikenakan sebesar 2% dari jumlah bruto tidak termasuk PPN kepada penyedia
jasa seperti jasa catering, jasa pemeliharaan/perawatan/perbaikan
b. Bagi rekanan yang tidak mempunyai NPWP dikenakan PPh pasal 23 sebesar 4%
(100% lebih tinggi daripada yang memilik NPWP)
4. PPN
a. Jenis barang yang tidak kena PPN :
- Barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung dari
sumbernya, seperti : minyak mentah, gas bumi (tidak temasuk dalam

16
pengertian gas bumi adalah gas bumi yang siap dikonsumsi oleh masyarakat
seperti elpiji), panas bumi, pasir dan kerikil, batu bara sebelum diproses
menjadi briket batu bara, bijih besi, bijih timah, bijih emas, bijih tembaga, bijih
nikel, bijih perak, dan bijih bauksit.
- Barang-barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak
yang meliputi beras, gabah, jagung, sagu, kedelai, dan garam baik yang
beryodium maupun yang tidak beryodium. Hal ini dikarenakan jikalau dikenakan
PPN dikhawatirkan menambah beban hidup hidup masyarakat.
- Makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan,
warung, baik yang dikonsumsi di tempat atau tidak, dan tidak termasuk
makanan dan minuman yang diserahkan oleh usaha jasa boga atau catering.
Jenis–jenis barang yang disebutkan diatas tidak dikenakan pajak pertambahan
nilai dikarenakan untuk menghindari pajak berganda, karena sudah dikenai
pajak daerah.
- Uang, emas batangan, dan surat berharga. Hal ini dikarenakan nilai nominal
dan nilai fisiknya berbeda. Apalagi dibandingkan dengan nilai instrinsiknya.
- Pembelian di bawah atau sama dengan Rp. 1.000.000,00
b. Untuk pembelian di atas Rp. 1.000.000,00
c. Tarif PPN 10%
5. Pembayaran PPh pasal 21, PPh pasal 22, PPh pasal 23 dan PPN dapat dibayarkan
di bank dan kantor pos dengan terlebih dahulu melalui proses e-billing
6. Pajak Daerah
Khusus pembelian makanan dan minuman dengan jumlah berapapun dikenakan pajak
daerah (PPn) sebesar 10% dengan mengisi Surat Pemberitahuan Pajak Daerah
(SPTPD) dengan petunjuk mpengisian terlampir.
7. Kode SSP Pajak
JENIS PPh KODE KODE JENIS KETERANGAN
AKUN SETORAN
Pasal 21 411121 100 untuk pembayaran pajak yang masih
harus disetor yang tercantum dalam SPT
Masa PPh Pasal 21 termasuk SPT
pembetulan sebelum dilakukan
pemeriksaan.

Pasal 21 411121 402 Untuk pembayaran PPh Final Pasal 21


atas honorarium atau imbalan lain yang
diterima Pejabat Negara, PNS, anggota
TNI/POLRI dan para pensiunnya.

Pasal 22 411122 900 Untuk pembayaran PPh Pasal 22 yang


dipungut oleh Pemungut..

Pasal 23 411124 100 untuk pembayaran PPh Pasal 23 yang

17
harus disetor (selain PPh Pasal 23 atas
dividen, bunga, royalti, dan jasa) yang
tercantum dalam SPT Masa PPh Pasal
23 termasuk SPT pembetulan sebelum
dilakukan pemeriksaan.

PPN 411211 900 untuk penyetoran PPN dalam negeri


yang dipungut oleh Pemungut.

8. Contoh cara menghitung pajak (Sumber materi dari BPPKAD)


Setiap nilai belanja sudah terhitung pajaknya.
Contoh nilai belanja Rp. 5.250.000,00.
1. Perhitungan PPN (10%) atau pajak daerah (10%)
= 10/110 x Rp. 5.250.000,- = Rp. 477.272,7272
2. Perhitungan PPh 23 – 2 %
= Rp. 5.250.000 - Rp. 477.272,7272 = Rp. 4.772.727,2727 (DPP=Dasar
Pengenaan Pajak)
= Rp. 4.772.727,2727 x 2 %
= Rp. 95.454,5454
Total Pajak yang harus dibayar = Rp. 477.272,7272 + Rp. 95.454,5454
= Rp. 572.727,2726

F. UANG PANJAR
1. PENGERTIAN
disebut juga uang muka, uang yang diberikan Bendahara Pengeluaran kepada PPTK
sesuai usulan untuk mengadakan suatu kegiatan dan harus segera
dipertanggungjawabkan kepada Bendahara Pengeluaran

2. PELAKSANAAN UANG PANJAR


a. Usulan uang panjar beserta jadwal supaya masuk ke Bendahara Pengeluaran
maksimal 2 hari sebelum hari – H sesuai format terlampir.
b. Uang diberikan maksimal H-1 jadwal pelaksanaan kegiatan dengan menunjukkan
rekap dan kuitansi yang akan diajukan kepada Bendahara Pengeluaran.
c. Maksimal H+3 setelah kegiatan kuitansi sudah harus di meja Bendahara
Pengeluaran.
d. Apabila PPTK tidak tepat waktu dalam mengumpulkan SPJnya maka PPTK
tersebut tidak akan diberi uang panjar lagi untuk semua kegiatan yang
dikelolanya.
e. Pengajuan usulan Uang Panjar juga memperhatikan Anggaran Kas.

3. CATATAN

18
a. Untuk kegiatan yang bersumber dana transfer seperti Dana Alokasi Khusus
(DAK), pajak rokok, DBHCHT dan Bantuan Keuangan Provinsi, harus diperhatikan
apakah dana tersebut sudah ditransfer ke Kas Daerah. Apabila belum ditransfer
ke Kas Daerah, Bendahara Pengeluaran tidak bisa memberikan uang panjar
b. Pemberian uang panjar juga memperhatikan posisi kas di Bendahara
Pengeluaran serta anggaran kas kegiatan yang mengajukan uang panjar. Apabila
posisi kas pada Bendahara Pengeluaran kurang dari uang yang dimintakan panjar
maka Bendahara tidak dapat memenuhi semua usulan uang panjar. Dan kegiatan
yang diajukan tidak sesuai angaran kasnya maka dikhawatirkan akan
menghambat pengajuan pada aplikasi SIMDA

G. PENATAUSAHAAN PENGELUARAN
1. TUGAS PEJABAT PENGELOLAAN DAN PENATAUSAHAAN KEUANGAN
1.1. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
a. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban
anggaran belanja
b. melaksanakan anggaran unit kerja yang dipimpinnya
c. melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran
d. mengadakan ikatan/perjanjian kerjasama dengan pihak lain dalam batas
anggaran yang telah ditetapkan
e. menandatangani SPM-LS dan SPM-GU
f. mengawasi pelaksanaan anggaran unit kerja yang dipimpinnya
g. Melaksanakan tugas-tugas kuasa pengguna anggaran lainnya berdasarkan
kuasa yang dilimpahkan oleh Pejabat Pengguna Anggaran
h. KPA kegiatan BOK Tahun 2017 adalah Kepala Bidang Kesehatan
Masyarakat sedangkan KPA kegiatan Penyediaan Biaya Operasional dan
Pemeliharaan UPTD adalah Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan
1.2. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)
a. Mengendalikan pelaksana kegiatan
b. Melaporkan perkembangan pelaksana kegiatan
c. Menyiapkan dokumen administrasi yang terkait dengan persyaratan
pembayaran yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan atas beban pengeluaran pelaksana kegiatan.
d. Harus dapat menjamin setiap pengajuan realisasi sesuai anggaran kas
1.3. Pembantu PPTK
a. Membantu PPTK untuk menyiapkan dokumen pertanggungjawaban
pelaksanaan kegiatan.
b. Merekapitulasi perencanaan bulanan dari pengelola program sehingga
menjadi POA bulanan

19
c. Mengajukan POA bulanan ke verifikator Dinas Kesehatan untuk diverifikasi
d. Mengkoordinir pengumpulan SPJ dari pengelola program
e. Mengajukan SPJ ke Dinas Kesehatan melalui verifikator/Bendahahara
Pengeluaran Pembantu
f. Menerima uang dari Bendahara Pengeluaran Dinas Kesehatan
g. Membuat pembukuan
h. Melaporkan pembukuan kepada Kepala Puskesmas selaku PPTK
1.4. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD
a. Meneliti kelengkapan SPP – GU sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang diajukan Bendahara Pengeluaran
b. Melakukan verifikasi SPP
c. Menyiapkan SPM
1.5. Bendahara Pengeluaran
a. Menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan dan
mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja daerah dalam
rangka pelaksanaan APBD pada OPD
b. Sebagai pemungut dan penyetor pajak PPh dan pajak lainnya.
1.6. Bendahara Pengeluaran Pembantu
Membantu bendahara pengeluaran menyelenggarakan penatausahaan
terhadap seluruh pengeluaran yang menjadi tanggung jawabnya
1.7. Verifikator SPJ
Membantu bendahara pengeluaran pembantu mengecek dokumen SPJ dan
kelengkapannya untuk kegiatan Penyediaan Biaya Operasional dan
Pemeliharaan UPTD

2. PRINSIP-PRINSIP PEMBUATAN DOKUMEN PERTANGGUNGJAWABAN


a. Ketelitian, teliti dan cermat dari bentuk, susunan, pengetikan, isi, struktur, kaidah
bahasa dan penerapan kaidah ejaan di dalam pengetikan
b. Kejelasan, kejelasan aspek fisik dan materi dengan menggunakan metode yang
cepat dan tepat (jumlah, jenis volume dll)
c. Singkat dan padat, menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar (tidak
bertele-tele)
d. Logis dan meyakinkan, disajikan secara runtut dan logis, dan meyakinkan serta
struktur kalimat harus lengkap dan efektif (kegiatan jelas, waktu, tempat dll)

3. KELENGKAPAN PENGAJUAN REALISASI / SPJ


1. Surat Permintaan Pembayaran (SPP) – Ganti Uang (GU)
a. Surat Pengantar SPP-GU

20
b. Ringkasan SPP-GU
c. Rincian Penggunaan SP2D-UP/GU yang lalu
d. Bukti transaksi yang sah dan lengkap
e. Salinan SPD
f. Surat Pernyataan untuk ditandatangani oleh Pengguna Anggaran/Kuasa
Pengguna Anggaran yang menyatakan bahwa uang yang diminta tidak
dipergunakan untuk keperluan selain ganti uang persediaan saat pengajuan
SP2D kepada Kuasa BUD
g. Lampiran lain yang diperlukan
2. Surat Permintaan Membayar
a. Pengantar SPM GU
b. SPM GU
c. Surat Pernyataan tanggungjawab Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna
Anggaran
d. Check list (Lembar penelitian kelengkapan dokumen SPP-GU)
e. Bukti-Bukti pengeluatan yang sah dan lengkap

4. LANGKAH-LANGKAH DALAM PENATAUSAHAAN PENGELUARAN


1. PPTK mengumpulkan SPJ dan kelengkapannya kepada verifikator SPJ yang
telah ditunjuk. Nama kegiatan, PPTK dan tanggal pengumpulan SPJ ditulis pada
lembar ceklis SPJ
2. PPTK menyatakan bahwa pengajuan realisasi telah sesuai anggaran kas dan
ditulis di ceklist SPJ pada kolom keterangan.
3. Apabila telah dilakukan penelitian dan verifikasi maka Verifikator SPJ memberi
paraf pada sebelah kiri nama Bendahara Pengeluaran di SPJ serta lembar ceklist
4. Kemudian SPJ diserahkan ke Bendahara Pengeluaran Pembantu dengan
menuliskan tanggal masuk SPJ pada ceklist SPJ. Apabila telah melakukan
verifikasi berjenjang terhadap SPJ Bendahara Pengeluaran pembantu
membubuhkan parafnya pada kendali kegiatan.
5. SPJ kemudian diserahkan ke Bendahara pengeluaran dan ditanda tangani
apabila sudah memenuhi syarat. Bendahara Pengeluaran mengisi tanggal masuk
SPJ pada ceklist dan memberi paraf apabila telah menyelesaikan proses
penandatanganan SPJ dan pengecekan berjenjang. SPJ diserahkan Pejabat
Penatausahaan Keuangan
6. Apabila SPJ sudah memenuhi syarat beserta SPPnya maka PPK memberi tanda
centang pada ceklist SPP dan jg mengisi ceklist SPJ
7. SPJ yang sudah lengkap SPP nya diteruskan ke Kuasa Pengguna Anggaran dan
di tanda tangani

21
8. SPJ Kegiatan yang sudah memenuhi syarat didaftarkan ke Bendahara
Pengeluaran
9. Bendahara Pengeluaran melakukan pembayaran pada UPTD yang sudah
memenuhi syarat.
10. Apabila jumlah UP/GU sudah memenuhi syarat minimal 50% dari uang
persediaan maka diterbitkan SPP dan SPM Simdanya yang ditanda tangani
PA/KPA.
11. Pertanggungjawaban dikirim ke BPPKAD dan diberi sampul warna merah
12. Apabila telah memenuhi syarat BPPKAD menerbitkan Surat Perintah Pencairan
Dana (SP2D) paling lambat 2 hari setelah SPJ dikirimkan.

H. PEMBUKUAN DAN PEMBUATAN LAPORAN PERSEDIAAN BARANG


1. PEMBUKUAN
a. Pembukuan yang wajib dilakukan adalah pembuatan buku kas umum dan buku kas
pembantu pajak.
b. Kolom yang digunakan : tanggal, uraian, debet/pemasukan, kredit/pengeluaran,
saldo.
c. Pembukuan ditutup setiap akhir bulan
d. Dapat dikerjakan menggunakan komputer

2. LAPORAN PERSEDIAAN BARANG


a. Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang
dimaksud untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-barang
yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan
kepada masyarakat
b. Persediaan dapat terdiri : alat tulis kantor, barang cetak dsb
c. Persediaan dihitung persediaannya pada akhir tahun anggaran.
d. Kolom yang dipakai sesuai format terlampir.

22
BAB IV
KEGIATAN BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN (BOK) PUSKESMAS

A. PEMANFAATAN
Kegiatan BOK UPTD digunakan untuk :
1. Upaya Kesehatan Masyarakat essensial dan pengembangan termasuk pemenuhan
kebutuhan pendukung kegiatan, pemberdayaan masyarakat dan kerjasama lintas
sektoral serta manajemen Puskesmas. Untuk mewujudkan keluarga sehat maka
berbagai kegiatan di Puskesmas dilaksanakan melalui strategi pendekatan keluarga
dengan kegiatan ke luar gedung (kunjungan rumah) pada keluarga dan UKBM di
wilayah kerjanya dan mengatasi berbagai masalah kesehatan yang dihadapi di
keluarganya
2. Kegiatan STBM. Kegiatan untuk mewujudkan desa STBM di desa oleh
sanitarian/tenaga kesehatan lingkungan puskesmas meliputi : pemicuan, identifikasi
masalah dan analisa situasi (IMAS) perilaku kesehatan, monitoring paska pemicuan,
pembuatan dan update peta sanitasi dan buku kader, kampanye cuci tangan pakai
sabun, kampanye hygiene sanitasi sekolah dan surveilans kualitas air (pra dan paska
konstruksi) serta verifikasi stop buang air besar sembarangan (SBS).
Kode Rekening yang dapat dipakai :
1. BELANJA PEGAWAI
5 2 1 01 Honorarium PNS
5 2 1 01 07 Honorarium PPTK
PPTK untuk kegiatan yang waktu pelaksanaannya mulai bulan
Januari sd Desember :
NO NILAI PAGU SATUAN SATUAN
KEGIATAN HARGA
1. Sd Rp. 50 juta OB 200.000,00
2. Diatas 50 juta sd 100 OB 225.000,00

23
juta
3. Di atas 100 juta sd 250 OB 250.000,00
juta
4. Di atas 250 juta sd 500 OB 275.000,00
juta
5. Di atas 500 juta sd 1 OB 300.000,00
miliar
6. Di atas 1 miliar sd 2,5 OB 325.000,00
miliar
7. Di atas 2,5 miliar sd 5 OB 350.000,00
miliar
8. Di atas 5 miliar OB 375.000,00

5 2 1 01 08 Honorarium Pembantu PPTK


Maksimal 80% dari honorarium PPTK

2. BELANJA BARANG DAN JASA


5 2 2 01 Belanja Bahan Habis Pakai
5 2 2 01 01 Belanja Alat Tulis Kantor
Sesuai harga pasar dan tidak boleh melebihi Standar Harga
Kabupaten, pembelian harus memperhatikan persediaan akhir
tahun sebelumnya. Jangan sampai double anggaran dengan
JKN dan kegiatan Penyediaan Biaya Operasional dan
Pemeliharaan UPTD
5 2 2 01 04 Belanja Perangko, Meterai dan Benda Pos Lainnya
Rp. 3000 dan Rp. 6000 sesuai kebutuhan, dihimbau pembelian
dilakukan di kantor pos.
5 2 2 02 Belanja Bahan/Material
5 2 2 02 10 Belanja Bahan Makanan dan Minuman
Untuk pembelian bahan Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
a. PMT penyuluhan : makanan lengkap/kudapan berbahan
makanan lokal
b. PMT pemulihan : : makanan kudapan berbahan lokal
5 2 2 03 Belanja Jasa Kantor
5 2 2 03 12 Belanja jasa dokumentasi, publikasi dan dekorasi
Pembelian tidak boleh double anggaran dengan kegiatan
Penyediaan Biaya Operasional dan Pemeliharaan UPTD dan
JKN, Sesuai harga pasar dan tidak boleh melebihi Standar
Harga Kabupaten antara lain pemesanan spanduk
5 2 2 06 Belanja Cetak dan Penggandaan
5 2 2 06 02 Belanja Penggandaan
Untuk kebutuhan administrasi dan operasional kegiatan BOK
5 2 2 06 03 Belanja Penjilidan
Untuk kebutuhan administrasi dan operasional kegiatan BOK
5 2 2 11 Belanja Makanan dan Minuman
5 2 2 11 02 Belanja Makanan dan Minuman Rapat
Untuk kegiatan rapat Minilokakarya Puskesmas yang
dilaksanakan setiap bulan. Sesuai standar harga yang
disepakati : Snack biasa + air mineral botol 330 ml maksimal

24
Rp . 15.000, nasi kotak biasa maksimal Rp. 26.500. Dihitung
jumlah peserta dan petugas

5 2 2 11 05 Belanja Makanan dan Minuman Kegiatan


Untuk kegiatan sesuai Juknis BOK.. Sesuai standar harga yang
disepakati : Snack biasa + air mineral botol 330 ml maksimal
Rp . 15.000, nasi kotak biasa maksimal Rp. 26.500. Dihitung
jumlah peserta dan petugas

5 2 2 15 Belanja Perjalanan Dinas


5 2 2 15 01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah
Berupa uang harian sesuai golongan untuk petugas PNS dan
setara golongan 2 untuk non PNS (Non PNS sesuai SK Bupati
dan atau SK Kadinkes) dan transport riil. Tetapi pelaksanaan
kegiatan tahun 2017 sesuai LK yang telah dibuat
Puskesmas.
a. Dari Puskesmas ke Kabupaten (sesuai standar Perbup)
NO GOLONGAN SATUAN HARGA
1. I 120.000,00
2. II 150.000,00
3. III 180.000,00
4. IV 230.000,00
b. Dari Puskesmas ke Puskesmas lain di luar Kecamatan
sesuai LK sesuai LK yang telah dibuat Puskesmas
(sama dengan dari Puskesmas ke Kabupaten)
c. Dari Puskesmas ke desa dan atau Puskesmas ke
Puskesmas lain dalam satu wilayah Kecamatan @ Rp.
75.000,00
5 2 2 28 Belanja Jasa Pelaksanaan Kegiatan
5 2 2 28 17 Belanja Transportasi dan Akomodasi
a. Biaya transportasi dan akomodasi untuk pertemuan di
dalam suatu desa diberikan sebesar Rp. 50.000,00 per
orang per hari
b. Biaya transportasi dan akomodasi untuk pertemuan di
Puskesmas dalam suatu wilayah kecamatan diberikan
sebesar Rp. 75.000,00 per orang per hari
c. Biaya transportasi dan akomodasi untuk kegiatan
lapangan/kunjungan rumah di desa dalam suatu wilayah
kecamatan diberikan sebesar Rp. 75.000,00 per orang per
hari

25
d. Biaya transportasi dan akomodasi untuk kader Posyandu
yang diberikan melalui kegiatan Penyediaan Biaya
Operasional dan Pemeliharaan diberikan sebesar Rp.
50.000 per orang per bulan dan penerimanya ditetapkan
dengan Surat Keputusan dari Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Tuban
e. Biaya transportasi dan akomodasi untuk pertemuan ke
Dinas Kesehatan diberikan maksimal Rp. 100.000,00
f. Biaya transportasi dan akomodasi ke luar daerah diberikan
maksimal Rp. 200.000 per orang per hari
5 2 2 28 36 Belanja Jasa Pelayanan Medik
Untuk biaya pemeriksaan sampel air di Labkes sesuai tarif
Peraturan Daerah tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan di
UPTD
.
B. PELAKSANAAN
1. Kegiatan yang sudah dilaksanakan supaya dipertanggung jawabkan
2. Setiap pengeluaran belanja atas beban APBD harus didukung dengan bukti yang
lengkap dan sah
3. Bukti yang lengkap dan sah harus mendapat pengesahan oleh pejabat yang
berwenang dan bertanggung jawab atas kebenaran material yang timbul dari
penggunaan bukti dimaksud

C. SURAT PERTANGGUNGJAWABAN (SPJ) DAN DOKUMEN KELENGKAPANNYA


1. Honorarium PPTK/Pembantu PPTK
- Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan
- Daftar penerimaan honorarium
- Bukti pembayaran pajak sesuai golongan
2. Belanja pembelian seperti Alat Tulis Kantor
- Kuitansi pembayaran yang diketik komputer
- Rekapitulasi apabila ada pembelian lebih dari 1 (satu) tanggal dan atau 1 (satu)
toko/penyedia
- Nota pembelian dari toko
- Bukti pembayaran pajak sesuai aturan perpajakan
3. Belanja Perangko, Meterai dan Benda Pos Lainnya
- Kuitansi pembayaran yang diketik komputer
- Nota pembelian
-
4. Belanja Bahan Makanan dan Minuman

26
- Kuitansi pembayaran yang diketik komputer
- Rekapitulasi apabila ada pembelian lebih dari 1 (satu) tanggal dan atau 1 (satu)
warung/toko
- Nota pembelian dari warung/toko
- Tanda serah terima PMT
- Bukti pembayaran pajak sesuai aturan perpajakan
5. Belanja jasa dokumentasi, publikasi dan dekorasi
- Kuitansi pembayaran yang diketik komputer
- Rekapitulasi apabila ada pembelian lebih dari 1 (satu) tanggal dan atau 1 (satu)
toko/penyedia
- Nota pembelian dari toko
- Bukti pembayaran pajak sesuai aturan perpajakan
6. Belanja Penggandaan, penjilidan
- Kuitansi pembayaran yang diketik komputer
- Rekapitulasi apabila ada pembelian lebih dari 1 (satu) tanggal dan atau 1 (satu)
toko/penyedia
- Nota pembelian dari toko
- Bukti pembayaran pajak sesuai aturan perpajakan
7. Belanja Makanan dan Minuman Rapat, Makanan dan Minuman Kegiatan
- Kuitansi pembayaran yang diketik komputer
- Rekapitulasi apabila ada pembelian lebih dari 1 (satu) tanggal dan atau 1 (satu)
toko/penyedia
- Nota pembelian dari penyedia/toko dirinci sesuai isi kotak
- Bukti pembayaran pajak daerah
- Bukti pembayaran pajak sesuai aturan perpajakan
- Kerangka acuan
- Undangan
- SK Panitia jika ada kepanitiaan
- Jadwal
- Materi
- Foto
- Daftar hadir/absensi
- Notulen rapat (untuk makmin rapat) / Laporan hasil kegiatan (untuk makmin
kegiatan)
- Foto Kegiatan

8. Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah

27
- Surat Perintah Tugas
- SPPD
- Kuitansi penerima
- Hasil Kegiatan
- daftar pengeluaran riil, bila ada transportasi yang tidak ada data dukungnya
9. Belanja Transportasi dan Akomodasi
a. Kader yang melakukan kunjungan rumah
-. Surat tugas
- Daftar penerima transportasi
- Hasil kunjungan rumah
b. Peserta pertemuan
- Surat tugas
- Daftar penerima transportasi
- Bukti pembayaran pajak sesuai aturan perpajakan

10. Belanja Jasa Pelayanan Medik


- Kuitansi pembayaran yang diketik komputer
- Bukti pembayaran dari Labkes

D. METERAI
Bukti pengeluaran belanja atas beban APBD yang :
1. Mempunyai nilai nominal sampai dengan Rp. 250.000,00 tidak dikenakan
meterai
2. Mempunyai nilai nominal lebih dari Rp. 250.000,00 sd Rp. 1.000.000,00 dikenakan
bea meterai Rp. 3.000,00
3. Mempunyai nilai nominal lebih dari Rp. 1.000.000,00 dikenakan bea materai Rp.
6.000,00

E. PAJAK
1. PPh pasal 21
a. Penerima penghasilan yang yang dipotong PPh 21 adalah antara lain :
- Tenaga ahli, peserta kegiatan/pertemuan
b. Besarnya pemotongan untuk peserta kegiatan/pertemuan adalah 5% untuk yang
memiliki NPWP, dan 6% untuk yang tidak memilik NPWP
c. Kader yang menerima transport kader rutin setiap bulan / rutin beberapa dalam
setahun tidak dikenai pajak (kegiatan penyediaan biaya operasional dan
pemeliharaan UPTD)
d. PNS yang mempunyai NPWP dikenai pajak sesuai golongan :

28
Golongan I dan II :-
Golongan III : 5%
Golongan IV : 15%
e. PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak) untuk non PNS/pegawai tidak tetap Rp.
4.500.000,00 per bulan
2. PPh pasal 22
a. Untuk pembelian barang di atas Rp. 2.000.000 dikenai PPh pasal 22
sebesar 1,5% dari harga pembelian tidak termasuk PPN
b. Bagi toko/penyedia yang tidak mempunyai NPWP dikenakan PPh
pasal 22 3% (100% lebih tinggi daripada yang memilik NPWP).
c. Tidak dikenakan PPh pasal 22 :
- Pembelian yang jumlahnya paling banyak Rp. 2.000.000,00 dan tidak
merupakan pembayaran yang terpecah-pecah
- bahan bakar minyak, listrik, gas, air minum/PDAM dan benda-benda pos
- Pembayaran untuk pembelian gabah dan/atau beras oleh BULOG.
3. PPh pasal 23
a. Dikenakan sebesar 2% dari jumlah bruto tidak termasuk PPN kepada
penyedia jasa seperti jasa catering, jasa pemeliharaan/perawatan/perbaikan
b. Bagi rekanan yang tidak mempunyai NPWP dikenakan PPh pasal 23
sebesar 4% (100% lebih tinggi daripada yang memilik NPWP)
4. PPN
a. Jenis barang yang tidak kena PPN :
- Barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung dari
sumbernya, seperti : minyak mentah, gas bumi (tidak temasuk dalam
pengertian gas bumi adalah gas bumi yang siap dikonsumsi oleh masyarakat
seperti elpiji), panas bumi, pasir dan kerikil, batu bara sebelum diproses
menjadi briket batu bara, bijih besi, bijih timah, bijih emas, bijih tembaga, bijih
nikel, bijih perak, dan bijih bauksit.
- Barang-barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak
yang meliputi beras, gabah, jagung, sagu, kedelai, dan garam baik yang
beryodium maupun yang tidak beryodium. Hal ini dikarenakan jikalau dikenakan
PPN dikhawatirkan menambah beban hidup hidup masyarakat.
- Makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan,
warung, baik yang dikonsumsi di tempat atau tidak, dan tidak termasuk
makanan dan minuman yang diserahkan oleh usaha jasa boga atau catering.
Jenis–jenis barang yang disebutkan diatas tidak dikenakan pajak pertambahan
nilai dikarenakan untuk menghindari pajak berganda, karena sudah dikenai
pajak daerah.

29
- Uang, emas batangan, dan surat berharga. Hal ini dikarenakan nilai nominal
dan nilai fisiknya berbeda. Apalagi dibandingkan dengan nilai instrinsiknya.
- Pembelian di bawah atau sama dengan Rp. 1.000.000,00
b. Untuk pembelian di atas Rp. 1.000.000,00
c. Tarif PPN 10%
5. Pembayaran PPh pasal 21, PPh pasal 22, PPh pasal 23 dan PPN dapat
dibayarkan di bank dan kantor pos dengan terlebih dahulu melalui proses e-billing
6. Pajak Daerah
Khusus pembelian makanan dan minuman dengan jumlah berapapun dikenakan pajak
daerah (PPn) sebesar 10% dengan mengisi Surat Pemberitahuan Pajak Daerah
(SPTPD) dengan petunjuk mpengisian terlampir.
7. Kode SSP Pajak
JENIS PPh KODE KODE JENIS KETERANGAN
AKUN SETORAN
Pasal 21 411121 100 untuk pembayaran pajak yang masih
harus disetor yang tercantum dalam SPT
Masa PPh Pasal 21 termasuk SPT
pembetulan sebelum dilakukan
pemeriksaan.

Pasal 21 411121 402 Untuk pembayaran PPh Final Pasal 21


atas honorarium atau imbalan lain yang
diterima Pejabat Negara, PNS, anggota
TNI/POLRI dan para pensiunnya.

Pasal 22 411122 900 Untuk pembayaran PPh Pasal 22 yang


dipungut oleh Pemungut..

Pasal 23 411124 100 untuk pembayaran PPh Pasal 23 yang


harus disetor (selain PPh Pasal 23 atas
dividen, bunga, royalti, dan jasa) yang
tercantum dalam SPT Masa PPh Pasal
23 termasuk SPT pembetulan sebelum
dilakukan pemeriksaan.

PPN 411211 900 untuk penyetoran PPN dalam negeri


yang dipungut oleh Pemungut.

8. Contoh cara menghitung pajak (Sumber materi dari BPPKAD)


Setiap nilai belanja sudah terhitung pajaknya.
Contoh nilai belanja Rp. 5.250.000,00.
3. Perhitungan PPN (10%) atau pajak daerah (10%)
= 10/110 x Rp. 5.250.000,- = Rp. 477.272,7272
4. Perhitungan PPh 23 – 2 %

30
= Rp. 5.250.000 - Rp. 477.272,7272 = Rp. 4.772.727,2727 (DPP=Dasar
Pengenaan Pajak)
= Rp. 4.772.727,2727 x 2 %
= Rp. 95.454,5454
Total Pajak yang harus dibayar = Rp. 477.272,7272 + Rp. 95.454,5454
= Rp. 572.727,2726

F. UANG PANJAR
1. PENGERTIAN
disebut juga uang muka, uang yang diberikan Bendahara Pengeluaran kepada
PPTK sesuai usulan untuk mengadakan suatu kegiatan dan harus segera
dipertanggungjawabkan kepada Bendahara Pengeluaran
2. PELAKSANAAN UANG PANJAR
a. Usulan uang panjar beserta jadwal supaya masuk ke Bendahara Pengeluaran
maksimal 2 hari sebelum hari – H sesuai format terlampir.
b. Uang diberikan maksimal H-1 jadwal pelaksanaan kegiatan dengan
menunjukkan rekap dan kuitansi yang akan diajukan kepada Bendahara
Pengeluaran.
c. Maksimal H+3 setelah kegiatan kuitansi sudah harus di meja Bendahara
Pengeluaran.
d. Apabila PPTK tidak tepat waktu dalam mengumpulkan SPJnya maka PPTK
tersebut tidak akan diberi uang panjar lagi untuk semua kegiatan yang
dikelolanya.
e. Pengajuan usulan Uang Panjar juga memperhatikan Anggaran Kas.
3. CATATAN
a. Untuk kegiatan yang bersumber dana transfer seperti Dana Alokasi Khusus
(DAK), pajak rokok, DBHCHT dan Bantuan Keuangan Provinsi, harus
diperhatikan apakah dana tersebut sudah ditransfer ke Kas Daerah. Apabila
belum ditransfer ke Kas Daerah, Bendahara Pengeluaran tidak bisa
memberikan uang panjar
b. Pemberian uang panjar juga memperhatikan posisi kas di Bendahara
Pengeluaran serta anggaran kas kegiatan yang mengajukan uang panjar.
Apabila posisi kas pada Bendahara Pengeluaran kurang dari uang yang
dimintakan panjar maka Bendahara tidak dapat memenuhi semua usulan uang
panjar. Dan kegiatan yang diajukan tidak sesuai angaran kasnya maka
dikhawatirkan akan menghambat pengajuan pada aplikasi SIMDA

G. PENATAUSAHAAN PENGELUARAN

31
1. TUGAS PEJABAT PENGELOLAAN DAN PENATAUSAHAAN KEUANGAN
1.1. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
a. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban
anggaran belanja
b. melaksanakan anggaran unit kerja yang dipimpinnya
c. melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran
d. mengadakan ikatan/perjanjian kerjasama dengan pihak lain dalam batas
anggaran yang telah ditetapkan
e. menandatangani SPM-LS dan SPM-GU
f. mengawasi pelaksanaan anggaran unit kerja yang dipimpinnya
g. Melaksanakan tugas-tugas kuasa pengguna anggaran lainnya berdasarkan
kuasa yang dilimpahkan oleh Pejabat Pengguna Anggaran
h. KPA kegiatan BOK Tahun 2017 adalah Kepala Bidang Kesehatan
Masyarakat sedangkan KPA kegiatan Penyediaan Biaya Operasional dan
Pemeliharaan UPTD adalah Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan
1.2. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)
a. Mengendalikan pelaksana kegiatan
b. Melaporkan perkembangan pelaksana kegiatan
c. Menyiapkan dokumen administrasi yang terkait dengan persyaratan
pembayaran yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan atas beban pengeluaran pelaksana kegiatan.
d. Harus dapat menjamin setiap pengajuan realisasi sesuai anggaran kas
e. Harus dapat menjamin setiap pengajuan realisasi sesuai anggaran kas
1.3. Pembantu PPTK
a. Membantu PPTK untuk menyiapkan dokumen pertanggungjawaban
pelaksanaan kegiatan.
b. Merekapitulasi perencanaan bulanan dari pengelola program sehingga
menjadi POA bulanan
c. Mengajukan POA bulanan ke verifikator Dinas Kesehatan untuk diverifikasi
d. Mengkoordinir pengumpulan SPJ dari pengelola program
e. Mengajukan SPJ ke Dinas Kesehatan melalui verifikator/Bendahahara
Pengeluaran Pembantu
f. Menerima uang dari Bendahara Pengeluaran Dinas Kesehatan
g. Membuat pembukuan
h. Melaporkan pembukuan kepada Kepala Puskesmas selaku PPTK
1.4. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD
a. Meneliti kelengkapan SPP – GU sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang diajukan Bendahara Pengeluaran

32
b. Melakukan verifikasi SPP
c. Menyiapkan SPM
1.5. Bendahara Pengeluaran
a. Menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan dan
mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja daerah dalam
rangka pelaksanaan APBD pada OPD
b. Sebagai pemungut dan penyetor pajak PPh dan pajak lainnya.
1.6. Bendahara Pengeluaran Pembantu
Membantu bendahara pengeluaran menyelenggarakan penatausahaan
terhadap seluruh pengeluaran yang menjadi tanggung jawabnya
1.7. Verifikator SPJ
Membantu bendahara pengeluaran pembantu mengecek dokumen SPJ dan
kelengkapannya untuk kegiatan Penyediaan Biaya Operasional dan
Pemeliharaan UPTD

2. PRINSIP-PRINSIP PEMBUATAN DOKUMEN PERTANGGUNGJAWABAN


a. Ketelitian, teliti dan cermat dari bentuk, susunan, pengetikan, isi, struktur, kaidah
bahasa dan penerapan kaidah ejaan di dalam pengetikan
b. Kejelasan, kejelasan aspek fisik dan materi dengan menggunakan metode yang
cepat dan tepat (jumlah, jenis volume dll)
c. Singkat dan padat, menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar (tidak
bertele-tele)
d. Logis dan meyakinkan, disajikan secara runtut dan logis, dan meyakinkan serta
struktur kalimat harus lengkap dan efektif (kegiatan jelas, waktu, tempat dll)

3. KELENGKAPAN PENGAJUAN REALISASI / SPJ


1. Surat Permintaan Pembayaran (SPP) – Ganti Uang (GU)
a. Surat Pengantar SPP-GU
b. Ringkasan SPP-GU
c. Rincian Penggunaan SP2D-UP/GU yang lalu
d. Bukti transaksi yang sah dan lengkap
e. Salinan SPD
f. Surat Pernyataan untuk ditandatangani oleh Pengguna Anggaran/Kuasa
Pengguna Anggaran yang menyatakan bahwa uang yang diminta tidak
dipergunakan untuk keperluan selain ganti uang persediaan saat pengajuan
SP2D kepada Kuasa BUD
g. Lampiran lain yang diperlukan
2. Surat Permintaan Membayar

33
a. Pengantar SPM GU
b. SPM GU
c. Surat Pernyataan tanggungjawab Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna
Anggaran
d. Check list (Lembar penelitian kelengkapan dokumen SPP-GU)
e. Bukti-Bukti pengeluatan yang sah dan lengkap

4. LANGKAH-LANGKAH DALAM PENATAUSAHAAN PENGELUARAN


1. PPTK mengumpulkan SPJ dan kelengkapannya kepada verifikator SPJ yang telah
ditunjuk. Nama kegiatan, PPTK dan tanggal pengumpulan SPJ ditulis pada lembar
ceklis SPJ
2. PPTK menyatakan bahwa pengajuan realisasi telah sesuai anggaran kas dan
ditulis di ceklist SPJ pada kolom keterangan.
3. Apabila telah dilakukan penelitian dan verifikasi maka Verifikator SPJ memberi
paraf pada sebelah kiri nama Bendahara Pengeluaran di SPJ serta lembar ceklist
4. Kemudian SPJ diserahkan ke Bendahara Pengeluaran Pembantu dengan
menuliskan tanggal masuk SPJ pada ceklist SPJ. Apabila telah melakukan
verifikasi berjenjang terhadap SPJ Bendahara Pengeluaran pembantu
membubuhkan parafnya pada kendali kegiatan.
5. SPJ kemudian diserahkan ke Bendahara pengeluaran dan ditanda tangani apabila
sudah memenuhi syarat. Bendahara Pengeluaran mengisi tanggal masuk SPJ
pada ceklist dan memberi paraf apabila telah menyelesaikan proses
penandatanganan SPJ dan pengecekan berjenjang. SPJ diserahkan Pejabat
Penatausahaan Keuangan
6. Apabila SPJ sudah memenuhi syarat beserta SPPnya maka PPK memberi tanda
centang pada ceklist SPP dan jg mengisi ceklist SPJ
7. SPJ yang sudah lengkap SPP nya diteruskan ke Kuasa Pengguna Anggaran dan
di tanda tangani
8. SPJ Kegiatan yang sudah memenuhi syarat didaftarkan ke Bendahara
Pengeluaran
9. Bendahara Pengeluaran melakukan pembayaran pada UPTD yang sudah
memenuhi syarat.
10. Apabila jumlah UP/GU sudah memenuhi syarat minimal 50% dari uang
persediaan maka diterbitkan SPP dan SPM Simdanya yang ditanda tangani
PA/KPA.
11. Pertanggungjawaban dikirim ke BPPKAD dan diberi sampul warna merah
12. Apabila telah memenuhi syarat BPPKAD menerbitkan Surat Perintah Pencairan
Dana (SP2D) paling lambat 2 hari setelah SPJ dikirimkan.

34
H. PEMBUKUAN DAN PEMBUATAN LAPORAN PERSEDIAAN BARANG
1. PEMBUKUAN
a. Pembukuan yang wajib dilakukan adalah pembuatan buku kas umum dan buku
kas pembantu pajak.
b. Kolom yang digunakan : tanggal, uraian, debet/pemasukan, kredit/pengeluaran,
saldo.
c. Pembukuan ditutup setiap akhir bulan
d. Dapat dikerjakan menggunakan komputer

2. LAPORAN PERSEDIAAN BARANG


a. Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang
dimaksud untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-barang
yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan
kepada masyarakat
b. Persediaan dapat terdiri : alat tulis kantor, barang cetak dsb
c. Persediaan dihitung persediaannya pada akhir tahun anggaran.
d. Kolom yang dipakai sesuai format terlampir.

PETUNJUK NGELOL

BAB V
PELAYANAN KESEHATAN DANA KAPITASI JKN FKTP

A. PEMANFAATAN
Kegiatan Dana Kapitasi JKN digunakan untuk :

35
1. Pembayaran jasa pelayanan kesehatan (60%)
Alokasi Dana Kapitasi untuk pembayaran jasa pelayanan kesehatan dimanfaatkan
untuk pembayaran jasa pelayanan kesehatan bagi tenaga kesehatan dan tenaga non
kesehatan yang melakukan pelayanan pada FKTP
2. Dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan (40%)
a. Pembelian obat, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai (20%)
- Belanja Obat
Ruang lingkup dari belanja ini meliputi belanja obat-obat untuk pelayanan
kesehatan kepada semua pasien yang mendapatkan pelayanan kesehatan
termasuk peserta JKN di FKTP milik Pemerintah Daerah
Contoh belanja:
Paracetamol (Tab, Syrup), Amoksisillin (Tab, Syrup), Antacida (Tab, Syrup),
CTM (Tab), Alopurinol (Tab), Asam Askorbat/Vit C (Tab), Captopril (Tab),
Deksamethason (Tab), Asam Mefenamat (Tab), Lidokain, dan lain-lain
- Belanja Alat Kesehatan
Ruang lingkup dari belanja ini meliputi belanja alat kesehatan untuk
pelayanan kesehatan, alat-alat laboratorium untuk pemeriksaan
laboratorium di FKTP milik Pemerintah Daerah.
Contoh belanja:
Dental unit, stebilisator, stetoskop, tensi meter, tabung gas oksigen, gunting,
bejana pemeriksaan, labu pemeriksaan lab, pinset, dan lain-lain.
- Belanja Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
Ruang lingkup dari belanja ini meliputi belanja bahan medis habis pakai
yang berkaitan langsung dengan pelayanan kesehatan (medis dan
laboratorium) di FKTP milik Pemerintah Daerah.
Contoh belanja:
Kasa pembalut/perban, reagen, dan lain-lain.
b. Kegiatan Operasional (20%)
.- Pelayanan Kesehatan Dalam Gedung
Lingkup pelayanan kesehatan secara komprehensif bagi semua pasien
termasuk peserta JKN yang mencakup upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif di FKTP milik Pemerintah Daerah.

Contoh belanja:
Konsumsi untuk penyuluhan/sosialisasi, transport (bagi peserta pertemuan,
narasumber), uang harian bagi narasumber, konsumsi rapat, biaya petugas
piket/jaga (honor lembur + uang makan), dan lain-lain.
- Pelayanan Kesehatan Luar Gedung
Lingkup Pelayanan di luar gedung mencakup pelayanan kesehatan yang
bersifat upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, serta kunjungan
rumah pada peserta JKN dalam penyelenggaraan program JKN,

36
Contoh belanja:
Uang transport, uang harian petugas dalam kunjungan rumah, konsumsi
penyuluhan/sosialisasi, transport dan honor narasumber pada
penyuluhan/sosialisasi dan lain-lain.
- Operasional dan Pemeliharaan Kendaraan Puskesmas Keliling
Ruang Lingkup belanja ini adalah untuk operasional dan pemeliharaan
puskesmas keliling (pusling) sehingga pusling selalu siap dan dalam kondisi
prima sehingga optimal dalam pelayanan kesehatan. Perkecualian untuk
BBM rujukan kegiatan pelayanan kesehatan dasar/karcis gratis dibebankan
pada kegiatan penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan
Contoh belanja:
Bahan Bakar Minyak (BBM), penggantian oli, penggantian suku cadang
pusling, service berkala dan pemeliharaan kendaraan puskesmas keliling,
dan lain-lain.
- Bahan Cetak atau Alat Tulis Kantor
Lingkup untuk kegiatan ini mencakup kebutuhan akan cetakan dan alat tulis
kantor yang diperlukan FKTP Milik Pemerintah Daerah dalam memberikan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat
Contoh belanja:
Cetak family folder, belanja alat tulis kantor, computer supplies, tinta printer,
cetak leaflet, brosur, poster, dan lain-lain.
- Administrasi, Koordinasi Program dan Sistem Informasi
Ruang Lingkup belanja ini adalah untuk kegiatan administrasi, koordinasi
program dan pelaksanaan sistem informasi dalam pelaksanaan pelayanan
kesehatan serta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Contoh belanja:
Transport, uang harian, honor penerima barang, konsumsi, meterai,
perangko, hardware dan software sistem informasi (komputer, laptop),
mouse, printer, langganan internet, LCD, dan lain-lain.

- Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Kesehatan


Ruang Lingkup belanja ini adalah dalam rangka meningkatkan
kemampuan/peningkatan kapasitas SDM petugas di FKTP milik pemerintah
daerah.
Contoh belanja:
Transport, uang harian, biaya penginapan, biaya paket pelatihan/kursus,
honor narasumber, konsumsi, dan lain-lain.

- Pemeliharaan Sarana dan Prasarana


Ruang Lingkup belanja ini adalah untuk pemeliharaan sarana dan prasarana
FKTP milik pemerintah daerah untuk memberikan pelayanan kesehatan

37
yang lebih baik pada masyarakat termasuk peserta JKN. Untuk tahun 2017
ini disebabkan beberapa kegiatan pemeliharaan telah dianggarkan pada
kegiatan Penyediaan Biaya Operasional dan Pemeliharaan maka untuk
menghindari double anggaran maka kegiatan pemeliharaan pada JKN
adalah pemeliharaan peralatan dan perlengkapan kantor, pemeliharaan alat
kedokteran dan laboratorium
Contoh belanja:
service dan kalibrasi alat kesehatan baik alat kedokteran maupun alat
laboratorium, pemeliharaan sarana prasarana sistem informasi kesehatan
(komputer, printer dan jaringannya)

- Belanja Modal
Pengadaan Sarana dan Prasarana yang Berkaitan Langsung Dengan
Pelayanan Kesehatan. Ruang Lingkup belanja ini adalah untuk penyediaan
sarana dan prasarana di FKTP milik pemerintah daerah yang berkaitan
langsung maupun tidak langsung dengan pelayanan kesehatan di FKTP
milik pemerintah daerah pemerintah daerah.
Contoh belanja:
Belanja kursi tunggu pasien, lemari obat, toilet, gorden, linen, lemari arsip,
meja kerja petugas, AC, genset, pembuatan papan nama, pembuatan
billboard,

Kode Rekening yang dapat dipakai.


1. BELANJA PEGAWAI
5 2 1 01 Honorarium PNS
5 2 1 01 14 Honorarium Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan
Pejabat penerima hasil pekerjaan untuk kegiatan pengadaan
obat, alkes dan pengadaan barang lainnya dengan rincian :
2 orang x 12 bulan x Rp. 200.000,00

5 2 1 03 Uang Lembur
5 2 1 03 01 Uang Lembur PNS
Ketentuan :
- Digunakan untuk petugas medis/paramedis yang masuk
pada cuti bersama hari besar.
- Dilaksanakan di luar jam kerja minimal 3 jam berturut-turut
- Dilaksanakan pada hari libur tarif uang lembur 2 kali kerja
- Tarif :
NO URAIAN SATUAN SATUAN
HARGA
Uang Lembur
Golongan I OJ 7.500,00

38
Golongan II OJ 10.000,00
Golongan III OJ 12.000,00
Golongan IV OJ 14.000,00

Uang makan OH 20.000,00

2. BELANJA BARANG DAN JASA


5 2 2 01 Belanja Bahan Habis Pakai
5 2 2 01 01 Belanja Alat Tulis Kantor
- ATK yang diperlukan FKTP Milik Pemerintah Daerah dalam
memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat
- Tidak boleh double anggaran dengan Kegiatan Penyediaan
Biaya Operasional dan Pemeliharaan serta kegiatan BOK.
- Sesuai harga pasar dan tidak boleh melebihi Standar
Harga Kabupaten
- Pembelian harus memperhatikan persediaan akhir tahun
sebelumnya.
5 2 2 01 04 Belanja Perangko, Meterai dan Benda Pos Lainnya
- Rp. 3000 dan Rp. 6000 sesuai kebutuhan, dihimbau
pembelian dilakukan di kantor pos
5 2 2 01 07 Belanja Pengisian Tabung Pemadam Kebakaran
Sesuai harga pasar dan tidak boleh melebihi Standar Harga
Kabupaten
5 2 2 01 09 Belanja Pengisian Tabung Oksigen
Sesuai harga pasar dan tidak boleh melebihi Standar Harga
Kabupaten
5 2 2 02 Belanja Bahan/Material
5 2 2 02 04 Belanja Bahan Obat-obatan
Ruang lingkup dari belanja ini meliputi belanja obat-obat,
bahan medis habis pakai dan reagensia untuk pelayanan
kesehatan kepada semua pasien yang mendapatkan
pelayanan kesehatan termasuk peserta JKN di FKTP milik
Pemerintah Daerah sesuai ketentuan yang berlaku

5 2 2 03 Belanja Jasa Kantor


5 2 2 03 06 Belanja Kawat/Faksimili/Internet/TV Kabel/TV Satelit
Untuk biaya bulanan pembayaran internet speedy, pulsa
internet atau jasa penyedia internet yang lain untuk kelancaran
penggunaan jaringan P-care BPJS dan sistem informasi dalam
pelaksanaan pelayanan kesehatan serta Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN).
5 2 2 03 07 Belanja Paket/Pengiriman
Untuk biaya transfer dana kapitasi dari BPJS setiap bulan
@5.000 x 12 bulan
5 2 2 03 12 Belanja jasa dokumentasi, publikasi dan dekorasi
- Tidak boleh double anggaran dengan Kegiatan Penyediaan

39
Biaya Operasional dan Pemeliharaan serta kegiatan BOK.
- Sesuai harga pasar dan tidak boleh melebihi Standar
Harga Kabupaten antara lain pemesanan spanduk,
kebutuhan publikasi, dokumentasi dan dekorasi dalam
rangka memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik
pada masyarakat termasuk peserta JKN.

5 2 2 05 Belanja Perawatan Kendaraan Bermotor


5 2 2 05 01 Belanja Jasa Service
Untuk kendaraan dinas roda empat yang digunakan dalam
rangka pelaksanaan pelayanan kesehatan serta Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN).
5 2 2 05 02 Belanja Penggantian Suku Cadang
Untuk kendaraan dinas roda empat yang digunakan dalam
rangka pelaksanaan pelayanan kesehatan serta Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN).

5 2 2 05 03 Belanja Bahan Bakar Minyak/Gas dan Pelumas


Untuk kendaraan dinas roda dua dan roda empat yang
digunakan dalam rangka pelaksanaan pelayanan kesehatan
serta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

5 2 2 06 Belanja Cetak dan Penggandaan


5 2 2 06 02 Belanja Penggandaan
Untuk kebutuhan operasional dalam rangka pelaksanaan
pelayanan kesehatan serta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
yang tidak double anggaran dengan BOK dan Kegiatan
Penyediaan Biaya Operasional dan Pemeliharaan
5 2 2 06 03 Belanja Penjilidan
Untuk kebutuhan operasional dalam rangka pelaksanaan
pelayanan kesehatan serta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
yang tidak double anggaran dengan BOK dan Kegiatan
Penyediaan Biaya Operasional dan Pemeliharaan

5 2 2 11 Belanja Makanan dan Minuman


5 2 2 11 05 Belanja Makanan dan Minuman Kegiatan
Untuk kegiatan dalam rangka pelaksanaan pelayanan
kesehatan serta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Sesuai
standar harga yang disepakati : Snack biasa + air mineral botol
330 ml maksimal Rp . 15.000, nasi kotak biasa maksimal Rp.
26.500

5 2 2 15 Belanja Perjalanan Dinas

40
5 2 2 15 01 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah
Berupa uang harian sesuai golongan untuk petugas PNS dan
setara golongan 2 untuk non PNS (Non PNS sesuai SK Bupati
dan atau SK Kadinkes) dan transport riil. Tetapi pelaksanaan
kegiatan tahun 2017 sesuai LK yang telah dibuat
Puskesmas.
a. Dari Puskesmas ke Kabupaten (sesuai standar Perbup)
NO GOLONGAN SATUAN HARGA
1. I 120.000,00
2. II 150.000,00
3. III 180.000,00
4. IV 230.000,00
b. Dari Puskesmas ke Puskesmas lain di luar Kecamatan LK
yang telah dibuat Puskesmas (sama dengan dari
Puskesmas ke Kabupaten)
c. Dari Puskesmas ke desa dan atau Puskesmas ke Puskesmas
lain dalam satu wilayah Kecamatan @ Rp. 75.000,00
5 2 2 15 02 Belanja Perjalanan Dinas Luar Daerah
a. Perjalanan dinas luar daerah dianggarakan untuk kalibrasi alat
kesehatan, pelatihan dan pertemuan di luar kota dalam rangka
peningkatan pelaksanaan pelayanan kesehatan serta Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN).
b. Berupa uang harian sesuai golongan untuk petugas PNS dan
setara golongan 2 untuk non PNS (Non PNS sesuai SK Bupati
dan atau SK Kadinkes) dan transport riil. Tetapi pelaksanaan
kegiatan tahun 2017 sesuai LK yang telah dibuat
Puskesmas.
NO GOLONGAN SATUAN HARGA
1. I 300.000,00
2. II 420.000,00
3. III 540.000,00
4. IV 660.000,00
c. Uang harian diberikan 30% apabila mengikuti pelatihan,
sosialisasi
d. Uang transport riil dan penginapan dapat diberikan selama tidak
menjadi tanggungan panitia penyelenggara kegiatan

5 2 2 20 Belanja Pemeliharaan
5 2 2 20 08 Belanja Pemeliharaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor
Untuk pemeliharaan terkait sistem informasi kesehatan seperti
komputer, laptop, printer dan jaringan internet, sesuai Rencana
Kebutuhan Pemeliharaan Barang Milik Daerah di UPTD kesehatan
5 2 2 20 11 Belanja Pemeliharaan Alat-alat Kedokteran
Untuk pemeliharaan dan kalibrasi alat-alat kedokteran sesuai
Rencana Kebutuhan Pemeliharaan Barang Milik Daerah di UPTD

41
kesehatan
5 2 2 20 12 Belanja Pemeliharaan Alat-alat Laboratorium
Untuk pemeliharaan dan kalibrasi alat-alat laboratorium sesuai
Rencana Kebutuhan Pemeliharaan Barang Milik Daerah di UPTD
kesehatan
5 2 2 27 Belanja Barang Yang Nilainya Dibawah Kapitalisasi Aset
Sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Untuk penganggaran alat
kesehatan yang unit costnya di bawah Rp. 500.000,00

5 2 2 27 61 Belanja pigura
5 2 2 27 66 Belanja Peralatan dan Perlengkapan Kesehatan
Sesuai dengan standar harga kabupaten dan ketentuan yang
berlaku

5 2 2 27 73 Belanja Kotak Kepuasan Pelanggan


- Untuk poli di Puskesmas, Pustu dan jaringannya
- Dianggarkan juga koin kepuasan

5 2 2 28 Belanja Jasa Pelaksanaan Kegiatan


5 2 2 28 05 Belanja Jasa Instalasi Internet/Intranet
5 2 2 28 17 Belanja Transportasi dan Akomodasi
- Diberikan kepada narasumber dan peserta pertemuan sesuai
aturan yang berlaku.
- Untuk transportasi narasumber dari instansi di Tuban dapat
dianggarkan kecuali untuk Puskesmas Tuban, Kebonsari,
Semanding dan Wire karena masih di dalam kota.
5 2 2 28 36 Belanja Jasa Pelayanan Medik
Untuk jasa pelayanan dana kapitasi JKN sebesar 60% dari dana
kapitasi BPJS
5 2 2 28 41 Belanja Jasa Narasumber/Tenaga Ahli/Instruktur
Narasumber dari luar Puskesmas misalnya untuk Pelatihan APAR
5 2 2 28 54 Belanja Jasa Biaya Kontribusi Peserta Kursus / Pelatihan /
Sosialisasi / Seminar
Dianggarkan sesuai jenis pelatihannya pada pusat
pendidikan/pelatihan misalnya Pelatihan Proses Asuhan Gizi
Terstandar (PAGT)
Besaran Honorarium Narasumber Kegiatan pada Dinas Kesehatan
Kabupaten Tuban adalah sebagai berikut :
NO URAIAN SATUAN BESARAN (Rp)
1. Pejabat Negara/Pejabat OJ 1.400.000
Eselon I
2. Pejabat Eselon II OJ 500.000
disetarakan
3. Pejabat Eselon III OJ 400.000
disetarakan
4. Pejabat Eselon IV OJ 300.000
disetarakan
5. Pakar/Praktisi/Pembicara OJ 500.000
Khusus

42
6. Moderator OJ 250.000
Besaran Honorarium Instruktur Kegiatan pada Dinas Kesehatan
Kabupaten Tuban adalah sebagai berikut :

NO URAIAN SATUAN BESARAN (Rp)


1. Berstatus PNS OJ 150.000
2. Berstatus non PNS / OJ sesuai harga
Tenaga dari Luar SKPD pasar
.
3.
5 2 3 27 Belanja Modal Peralatan dan Mesin – Pengadaan Alat
Kantor
5 2 3 27 05 Belanja Modal Peralatan dan Mesin - Pengadaan Alat Kantor
Lainnya
- Sesuai standar harga Kabupaten
- Sesuai Rencana Kebutuhan Belanja Milik Daerah di
Puskesmas
- Contoh : gorden, kipas angin, AC, lemari pendingin

5 2 3 28 Belanja Modal Peralatan dan Mesin – Pengadaan Alat


Rumah Tangga
5 2 3 28 01 Belanja Modal Peralatan dan Mesin – Pengadaan Mebelair
- Sesuai standar harga Kabupaten
- Sesuai Rencana Kebutuhan Belanja Milik Daerah di
Puskesmas
- Contoh : meja resepsionis, kursi kerja, kursi rapat, almari
arsip
5 2 3 28 07 Belanja Modal Peralatan dan Mesin – Pengadaan Alat
Pemadam Kebakaran
- Sesuai standar harga Kabupaten
- Sesuai Rencana Kebutuhan Belanja Milik Daerah di
Puskesmas
- Contoh : tabung APAR

5 2 3 29 Belanja Modal Peralatan dan Mesin – Pengadaan Komputer


5 2 3 29 02 Belanja Modal Peralatan dan Mesin – Pengadaan Personal
Komputer
- Sesuai standar harga Kabupaten
- Contoh : Komputer, laptop
5 2 3 29 05 Belanja Modal Peralatan dan Mesin – Pengadaan Peralatan
Personal Komputer
- Sesuai standar harga Kabupaten
- Sesuai Rencana Kebutuhan Belanja Milik Daerah di
Puskesmas
- Contoh : printer, UPS, LCD

43
5 2 3 34 Belanja Modal Peralatan dan Mesin
5 2 3 34 01 Belanja Modal Peralatan dan Mesin – Pengadaan Alat
Kedokteran Umum
- Sesuai standar harga Kabupaten
- Sesuai Rencana Kebutuhan Belanja Milik Daerah di
Puskesmas
- Jenis dan harga melihat di kataog dan e katalog LKPP
5 2 3 34 02 Belanja Modal Peralatan dan Mesin – Pengadaan Alat
Kedokteran Gigi
- Sesuai standar harga Kabupaten
- Sesuai Rencana Kebutuhan Belanja Milik Daerah di
Puskesmas
- Jenis dan harga melihat di kataog dan e katalog LKPP

B. PELAKSANAAN
1. Kegiatan yang sudah dilaksanakan supaya dipertanggung jawabkan
2. Setiap pengeluaran belanja atas beban APBD harus didukung dengan bukti yang
lengkap dan sah
3. Bukti yang lengkap dan sah harus mendapat pengesahan oleh pejabat yang
berwenang dan bertanggung jawab atas kebenaran material yang timbul dari
penggunaan bukti dimaksud

C. SURAT PERTANGGUNGJAWABAN (SPJ) DAN DOKUMEN KELENGKAPANNYA


1. Honorarium Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan
- Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan
- Daftar penerimaan honorarium
- Bukti pembayaran pajak sesuai golongan
2. Uang Lembur PNS
- Surat perintah tugas lembur
- Daftar hadir lembur
- Daftar penerimaan lembur
- Hasil lembur
- Bukti pembayaran pajak sesuai golongan
3. Belanja Alat Tulis Kantor
- Kuitansi pembayaran yang diketik komputer
- Rekapitulasi apabila ada pembelian lebih dari 1 (satu) tanggal dan atau 1 (satu)
toko/penyedia
- Nota pembelian dari toko
- Bukti pembayaran pajak sesuai aturan perpajakan

44
4. Belanja Perangko, Meterai dan Benda Pos Lainnya
- Kuitansi pembayaran yang diketik komputer
- Nota pembelian
5. Belanja Pengisian Tabung Pemadam Kebakaran
- Kuitansi pembayaran yang diketik komputer
- Rekapitulasi apabila ada pembelian lebih dari 1 (satu) tanggal dan atau 1 (satu)
toko/penyedia
- Nota pembelian dari toko
6. Belanja Pengisian Tabung Oksigen
- Kuitansi pembayaran yang diketik komputer
- Rekapitulasi apabila ada pembelian lebih dari 1 (satu) tanggal dan atau 1 (satu)
toko/penyedia
- Nota pembelian dari toko
7. Belanja Bahan Obat-obatan
- Surat perjanjian/pemesanan
- Spesifikasi
- Kuitansi asli bermeterai
- Berita Acara serah terima hasil pekerjaan
- Berita Acara Penerimaan Barang/penyerahan
8. Perincian perhitungan pajak, faktur pajak dan SSP sesuai ketentuan yang
berlakuBelanja Kawat/Faksimili/Internet/TV Kabel/TV Satelit
- Kuitansi pembayaran yang diketik komputer
- Rekapitulasi apabila ada pembelian lebih dari 1 (satu) tanggal dan atau 1 (satu)
toko/penyedia
- Nota pembelian dari telkom / toko tempat beli pulsa
9. Belanja Paket/Pengiriman
- Kuitansi pembayaran yang diketik komputer
- Fotocopy bukti transfer dari bank dari BPJS
10. Belanja jasa dokumentasi, publikasi dan dekorasi
- Kuitansi pembayaran yang diketik komputer
- Rekapitulasi apabila ada pembelian lebih dari 1 (satu) tanggal dan atau 1 (satu)
toko/penyedia
- Bukti pembayaran pajak sesuai aturan perpajakan
11. Belanja Jasa Service
- Kuitansi pembayaran yang diketik komputer
- Rekapitulasi apabila ada pembelian lebih dari 1 (satu) tanggal dan atau 1 (satu)
toko/penyedia
- Nota pembelian dari toko

45
12. Belanja Penggantian Suku Cadang
- Kuitansi pembayaran yang diketik komputer
- Rekapitulasi apabila ada pembelian lebih dari 1 (satu) tanggal dan atau 1 (satu)
toko/penyedia
- Nota pembelian dari toko
- Bukti pembayaran pajak sesuai aturan perpajakan

13. Belanja Bahan Bakar Minyak/Gas dan Pelumas


- Kuitansi pembayaran yang diketik komputer
- Rekapitulasi apabila ada pembelian lebih dari 1 (satu) tanggal dan atau 1 (satu)
toko/penyedia
- Print out dari pertamina (perkecualian untuk yang di desa)
14. Belanja Penggandaan
- Kuitansi pembayaran yang diketik komputer
- Rekapitulasi apabila ada pembelian lebih dari 1 (satu) tanggal dan atau 1 (satu)
toko/penyedia
- Nota pembelian dari penyedia/toko
- Bukti pembayaran pajak sesuai aturan perpajakan
15. Belanja Penjilidan
- Kuitansi pembayaran yang diketik komputer
- Rekapitulasi apabila ada pembelian lebih dari 1 (satu) tanggal dan atau 1 (satu)
toko/penyedia
- Nota pembelian dari penyedia/toko
- Bukti pembayaran pajak sesuai aturan perpajakan
16. Belanja Makanan dan Minuman Kegiatan
- Kuitansi pembayaran yang diketik komputer
- Rekapitulasi apabila ada pembelian lebih dari 1 (satu) tanggal dan atau 1 (satu)
toko/penyedia
- Nota pembelian dari penyedia/toko dirinci sesuai isi kotak
- Bukti pembayaran pajak daerah
- Bukti pembayaran pajak sesuai aturan perpajakan
- Kerangka acuan
- Undangan
- SK Panitia jika ada kepanitiaan
- Jadwal
- Materi
- Foto
- Daftar hadir/absensi

46
- Laporan hasil kegiatan (untuk makmin kegiatan)
17. Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah
- Surat Perintah Tugas
- SPPD
- Kuitansi penerima
- Hasil Kegiatan
- daftar pengeluaran riil, bila ada transportasi yang tidak ada data dukungnya
18. Belanja Perjalanan Dinas Luar Daerah
- Surat Perintah Tugas
- SPPD
- Kuitansi penerima
- Hasil Kegiatan
- daftar pengeluaran riil, bila ada transportasi yang tidak ada data dukungnya
19. Belanja Pemeliharaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor
- Kuitansi pembayaran yang diketik komputer
- Rekapitulasi apabila ada pembelian lebih dari 1 (satu) tanggal dan atau 1 (satu)
toko/penyedia
- Nota pembelian dari penyedia/toko
- Bukti pembayaran pajak daerah sesuai aturan perpajakan
20. Belanja Pemeliharaan Alat-alat Kedokteran
- Kuitansi pembayaran yang diketik komputer
- Rekapitulasi apabila ada pembelian lebih dari 1 (satu) tanggal dan atau 1 (satu)
toko/penyedia
- Nota pembelian dari penyedia/toko
- Bukti pembayaran pajak daerah sesuai aturan perpajakan
21. Belanja Pemeliharaan Alat-alat Laboratorium
- Kuitansi pembayaran yang diketik komputer
- Rekapitulasi apabila ada pembelian lebih dari 1 (satu) tanggal dan atau 1 (satu)
toko/penyedia
- Nota pembelian dari penyedia/toko
- Bukti pembayaran pajak daerah sesuai aturan perpajakan
22. Belanja Barang Yang Nilainya Dibawah Kapitalisasi Aset
- Surat perjanjian/pemesanan
- Spesifikasi
- Kuitansi asli bermeterai
- Berita Acara serah terima hasil pekerjaan
- Berita Acara Penerimaan Barang/penyerahan
- Perincian perhitungan pajak, faktur pajak dan SSP sesuai ketentuan yang berlaku

47
23. Belanja pigura
- Kuitansi pembayaran yang diketik komputer
- Rekapitulasi apabila ada pembelian lebih dari 1 (satu) tanggal dan atau 1 (satu)
toko/penyedia
- Nota pembelian dari penyedia/toko
- Bukti pembayaran pajak daerah sesuai aturan perpajakan
24. Belanja Kotak Kepuasan Pelanggan
- Kuitansi pembayaran yang diketik komputer
- Rekapitulasi apabila ada pembelian lebih dari 1 (satu) tanggal dan atau 1 (satu)
toko/penyedia
- Nota pembelian dari toko
- Bukti pembayaran pajak sesuai aturan perpajakan
25. Belanja Jasa Instalasi Internet/Intranet
- Kuitansi pembayaran yang diketik komputer
- Rekapitulasi apabila ada pembelian lebih dari 1 (satu) tanggal dan atau 1 (satu)
toko/penyedia
- Nota pembelian dari toko
- Bukti pembayaran pajak sesuai aturan perpajakan
26. Belanja Transportasi dan Akomodasi
- Undangan / surat perintah tugas
- Daftar penerima transportasi
27. Belanja Jasa Pelayanan Medik
- Rekapitulasi apabila ada lebih dari 1 jasa pelayanan
- Daftar penerima jasa pelayanan kesehatan
- Daftar hadir / finger print
- Perhitungan poin japel
- Daftar penetapan kapitasi
28. Belanja Jasa Narasumber/Tenaga Ahli/Instruktur
- Undangan / permintaan menjadi narasumber / surat perintah tugas dari instansi
- Daftar penerima jasa narasumber
- Absensi
- Materi
- Bukti pembayaran pajak sesuai aturan perpajakan
29. Belanja Jasa Biaya Kontribusi Peserta Kursus / Pelatihan / Sosialisasi / Seminar
- Kuitansi pembayaran yang diketik komputer
- Nota/bukti pembayaran pelatihan
30. Belanja Modal
- Surat perjanjian/pemesanan

48
- Spesifikasi
- Kuitansi asli bermeterai
- Berita Acara serah terima hasil pekerjaan
- Berita Acara Penerimaan Barang/penyerahan
- Perincian perhitungan pajak, faktur pajak dan SSP sesuai ketentuan yang berlaku

Untuk belanja obat, Belanja Barang Yang Nilainya Dibawah Kapitalisasi Aset (alat
kesehatan dan belanja modal pembuatan SPJnya disesuaikan dengan nilai
pengadaan/pembelian.

D. TANDA BUKTI PERJANJIAN


1. Bukti pembelian
Bukti pembelian digunakan untuk pengadaan barang/jasa yang nilainya sd Rp.
10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah)
2. Kuitansi
Kuitansi digunakan untuk pengadaan barang/jasa yang nilainya sd Rp. 50.000.000,00
(lima puluh juta rupiah)
3. Surat Perintah Kerja (SPK)
SPK digunakan untuk pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang
nilainya sd Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan untuk jasa konsultansi
dengan nilai sd Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
4. Surat Perjanjian
Surat perjanjian digunakan untuk pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya
yang nilainya di atas Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan untuk jasa
konsultansi dengan nilai di atas Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)

E. METERAI
Bukti pengeluaran belanja atas beban APBD yang :
a. Mempunyai nilai nominal sampai dengan Rp. 250.000,00 tidak dikenakan meterai
b. Mempunyai nilai nominal lebih dari Rp. 250.000,00 sd Rp. 1.000.000,00 dikenakan
bea meterai Rp. 3.000,00
c. Mempunyai nilai nominal lebih dari Rp. 1.000.000,00 dikenakan bea materai Rp.
6.000,00

F. PAJAK
1. PPh pasal 21
a. Penerima penghasilan yang yang dipotong PPh 21 adalah antara lain :

49
b. Tenaga ahli, peserta kegiatan/pertemuan
c. Besarnya pemotongan untuk peserta kegiatan/pertemuan adalah 5% untuk yang
memiliki NPWP, dan 6% untuk yang tidak memilik NPWP
d. Kader yang menerima transport kader rutin setiap bulan / rutin beberapa dalam
setahun tidak dikenai pajak (kegiatan penyediaan biaya operasional dan
pemeliharaan UPTD)
e. PNS yang mempunyai NPWP dikenai pajak sesuai golongan :
- Golongan I dan II :-
- Golongan III : 5%
- Golongan IV : 15%
f. PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak) untuk non PNS/pegawai tidak tetap Rp.
4.500.000,00 per bulan
2. PPh pasal 22
a. Untuk pembelian barang di atas Rp. 2.000.000 dikenai PPh pasal 22
sebesar 1,5% dari harga pembelian tidak termasuk PPN
b. Bagi toko/penyedia yang tidak mempunyai NPWP dikenakan PPh
pasal 22 3% (100% lebih tinggi daripada yang memilik NPWP).
c. Tidak dikenakan PPh pasal 22 :
- Pembelian yang jumlahnya paling banyak Rp. 2.000.000,00 dan tidak
merupakan pembayaran yang terpecah-pecah
- bahan bakar minyak, listrik, gas, air minum/PDAM dan benda-benda pos
- Pembayaran untuk pembelian gabah dan/atau beras oleh BULOG.
3. PPh pasal 23
a. Dikenakan sebesar 2% dari jumlah bruto tidak termasuk PPN kepada
penyedia jasa seperti jasa catering, jasa pemeliharaan/perawatan/perbaikan
b. Bagi rekanan yang tidak mempunyai NPWP dikenakan PPh pasal 23
sebesar 4% (100% lebih tinggi daripada yang memilik NPWP)
4. PPN
a. Jenis barang yang tidak kena PPN :
- Barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung dari
sumbernya, seperti : minyak mentah, gas bumi (tidak temasuk dalam
pengertian gas bumi adalah gas bumi yang siap dikonsumsi oleh masyarakat
seperti elpiji), panas bumi, pasir dan kerikil, batu bara sebelum diproses
menjadi briket batu bara, bijih besi, bijih timah, bijih emas, bijih tembaga, bijih
nikel, bijih perak, dan bijih bauksit.
- Barang-barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak
yang meliputi beras, gabah, jagung, sagu, kedelai, dan garam baik yang

50
beryodium maupun yang tidak beryodium. Hal ini dikarenakan jikalau dikenakan
PPN dikhawatirkan menambah beban hidup hidup masyarakat.
- Makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan,
warung, baik yang dikonsumsi di tempat atau tidak, dan tidak termasuk
makanan dan minuman yang diserahkan oleh usaha jasa boga atau catering.
Jenis–jenis barang yang disebutkan diatas tidak dikenakan pajak pertambahan
nilai dikarenakan untuk menghindari pajak berganda, karena sudah dikenai
pajak daerah.
- Uang, emas batangan, dan surat berharga. Hal ini dikarenakan nilai nominal
dan nilai fisiknya berbeda. Apalagi dibandingkan dengan nilai instrinsiknya.
- Pembelian di bawah atau sama dengan Rp. 1.000.000,00
b. Untuk pembelian di atas Rp. 1.000.000,00
c. Tarif PPN 10%
5. Pembayaran PPh pasal 21, PPh pasal 22, PPh pasal 23 dan PPN dapat
dibayarkan di bank dan kantor pos dengan terlebih dahulu melalui proses e-billing
6. Pajak Daerah
Khusus pembelian makanan dan minuman dengan jumlah berapapun dikenakan pajak
daerah (PPn) sebesar 10% dengan mengisi Surat Pemberitahuan Pajak Daerah
(SPTPD) dengan petunjuk mpengisian terlampir.
7. Kode SSP Pajak
JENIS PPh KODE KODE JENIS KETERANGAN
AKUN SETORAN
Pasal 21 411121 100 untuk pembayaran pajak yang masih
harus disetor yang tercantum dalam SPT
Masa PPh Pasal 21 termasuk SPT
pembetulan sebelum dilakukan
pemeriksaan.

Pasal 21 411121 402 Untuk pembayaran PPh Final Pasal 21


atas honorarium atau imbalan lain yang
diterima Pejabat Negara, PNS, anggota
TNI/POLRI dan para pensiunnya.

Pasal 22 411122 900 Untuk pembayaran PPh Pasal 22 yang


dipungut oleh Pemungut..

Pasal 23 411124 100 untuk pembayaran PPh Pasal 23 yang


harus disetor (selain PPh Pasal 23 atas
dividen, bunga, royalti, dan jasa) yang
tercantum dalam SPT Masa PPh Pasal
23 termasuk SPT pembetulan sebelum
dilakukan pemeriksaan.

PPN 411211 900 untuk penyetoran PPN dalam negeri


yang dipungut oleh Pemungut.

51
8. Contoh cara menghitung pajak (Sumber materi dari BPPKAD)
Setiap nilai belanja sudah terhitung pajaknya.
Contoh nilai belanja Rp. 5.250.000,00.
5. Perhitungan PPN (10%) atau pajak daerah (10%)
= 10/110 x Rp. 5.250.000,- = Rp. 477.272,7272
6. Perhitungan PPh 23 – 2 %
= Rp. 5.250.000 - Rp. 477.272,7272 = Rp. 4.772.727,2727 (DPP=Dasar
Pengenaan Pajak)
= Rp. 4.772.727,2727 x 2 %
= Rp. 95.454,5454
Total Pajak yang harus dibayar = Rp. 477.272,7272 + Rp. 95.454,5454
= Rp. 572.727,2726
9. Beberapa hal yang harus diperhatikan terkait dengan kewajiban
pemotongan/pemungutan, penyetoran dan pelaporan pajak-pajak yang telah dipotong
/dipungut antara lain :
a. apabila tanggal jatuh tempo pembayaran atau penyetoran pajak bertepatan
dengan hari libur termasuk hari Sabtu atau hari libur nasional, pembayaran atau
penyetoran pajak dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya;
b. pembayaran dan penyetoran pajak dilakukan di Kantor Pos atau bank yang
ditunjuk oleh Menteri Keuangan dengan menggunakan Surat Setoran Pajak atau
sarana administrasi lain yang disamakan dengan Surat Setoran Pajak;
c. dalam hal pencairan anggaran dengan mekanisme langsung maka
pemindahbukuan pajak yang dilakukan oleh KPPN merupakan pembayaran dan
penyetoran pajak yang terutang, namun Surat Setoran Pajak tetap dipersiapkan
oleh bendahara yang bersangkutan;
d. Surat Setoran Pajak atau sarana administrasi lain dianggap sah apabila telah
divalidasi dengan Nomor Transaksi Penerimaan Pajak (NTPN);
e. bendahara sebagai Pemotong atau Pemungut PPh memberikan tanda bukti
pemotongan atau tanda bukti pemungutan kepada orang pribadi atau badan yang
dipotong atau dipungut PPh setiap melakukan pemotongan atau pemungutan;
f. bendahara sebagai Pemotong PPh Pasal 21 atas penghasilan PNS di satuan
kerjanya, memberikan tanda bukti pemotongan paling lama 1 (satu) bulan setelah
tahun kalender berakhir;
g. bendahara sebagai Pemungut PPN melakukan validasi Faktur Pajak yang
diterbitkan oleh rekanan.
10. Berikut batas waktu pembayaran danPelaporan untuk kewajiban perpajakan bulanan:
Jenis SPT Batas Waktu Pembayaran Batas WaktuPelaporan

52
PPh Pasal 21/26 Tgl. 10 bulan berikut Tgl. 20 bulan berikut
PPh Pasal 23/26 Tgl. 10 bulan berikut Tgl. 20 bulan berikut
PPh Pasal 22 - Pada hari yang sama saat Tgl. 14 bulan berikut
Bendahara penyerahan barang
Pemerintah
PPh Pasal 22 - Tgl. 10 bulan berikut Tgl. 20 bulan berikut
Pemungut tertentu
PPN dan PPn BM Tgl. 7 bulan berikut Tgl. 14 bulan berikut
- Bendaharawan
PPN & PPn BM - Tgl. 15 bulan berikut Tgl. 20 bulan berikut
Pemungut Non
Bendahara

G. PENATAUSAHAAN DANA KAPITASI JKN


1. TUGAS PEJABAT PENGELOLAAN DAN PENATAUSAHAAN KEUANGAN DANA
KAPITASI JKN
1.1. Kepala FKTP
a. Menyusun POA bulanan penggunaan Dana Kapitasi JKN
b. Memantau pendapatan dan belanja dana kapitasi JKN
c. Kepala FKTP membuat usulan kebutuhan obat, bahan medis habis pakai
reagensia dan alat kesehatan
d. Merencanakan pengambilan uang dana kapitasi JKN di bank bersama
Bendahara
e. Memeriksa dan mengesahkan buku kas umum dan buku kas tunai beserta
bukti-bukti pendapatan dan belanja yang sah yang disampaikan Bendahara
Dana Kapitasi JKN paling lambat pada tanggal 5 bulan berikutnya
f. Memeriksa laporan realisasi pendapatan dan belanja FKTP yang dibuat
Bendahara Dana Kapitasi JKN
g. Membuat surat pertanggungjawaban Kepala FKTP
h. Kepala FKTP bertanggung jawab secara formal dan material atas
pendapatan dan belanja dana kapitasi JKN melalui Laporan Keuangan OPD

1.2. Bendahara Dana Kapitasi JKN


a. Membawa POA bulanan ke verifikator Dinas Kesehatan untuk diverifikasi
b. Menerima dana kapitasi JKN yang ditransfer oleh BPJS setiap bulan di
rekening Dana Kapitasi JKN
c. Mengambil uang di rekening Dana Kapitasi JKN sesuai POA bulanan,
termasuk mentransfer pembayaran ke rekanan pengadaan barang/jasa
d. Mencatat pendapatan dan belanja pada buku kas umum

53
e. Mencatat uang tunai pada buku kas tunai
f. Menyampaikan buku kas umum dan buku kas tunai kepada Kepala FKTP
dengan melampirkan bukti-bukti pendapatan dan belanja yang sah paling
lambat pada tanggal 5 bulan berikutnya untuk pengesahan oleh Kepala
FKTP
g. Meyusun laporan realisasi dan pendapatan dan belanja FKTP berdasarkan
buku kas
h. Menyampaikan laporan realisasi dan pendapatan dan belanja FKTP kepada
Kepala FKTP.
i. Menyampaikan pembukuan, laporan pendapatan dan belanja JKN beserta
surat pertanggungjawaban kepala FKTP pada Kepala Dinas Kesehatan
melalui kegiatan Desk penatausahaan JKN yang rutin dilaksanakan setiap
awal bulan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban

1.3. Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan


a. Melakukan pemeriksaan hasil pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa sesuai
dengan ketentuan yang tercantum dalam kontrak
b. Menerima hasil pengadaan barang/jasa setelah melalui
pemeriksaan/pengujian
c. Membuat dan menandatangani Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan
d. Menandatangani Pakta Integritas

2. PRINSIP-PRINSIP PEMBUATAN DOKUMEN PERTANGGUNGJAWABAN


a. Ketelitian, teliti dan cermat dari bentuk, susunan, pengetikan, isi, struktur, kaidah
bahasa dan penerapan kaidah ejaan di dalam pengetikan
b. Kejelasan, kejelasan aspek fisik dan materi dengan menggunakan metode yang
cepat dan tepat (jumlah, jenis volume dll)
c. Singkat dan padat, menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar (tidak
bertele-tele)
d. Logis dan meyakinkan, disajikan secara runtut dan logis, dan meyakinkan serta
struktur kalimat harus lengkap dan efektif (kegiatan jelas, waktu, tempat dll)

H. PROSES PENATAUSAHAAN KEUANGAN DANA KAPITASI JKN


1. Dana Kapitasi JKN ditransfer oleh BPJS, daftar penetapan kapitasi diserahkan
kepada Dinas Kesehatan
2. Dana kapitasi yang ditransfer yang masuk di rekening FKTP telah dikurangi biaya
pengiriman sebesar Rp. 5.000

54
3. Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban melalui Subbag Keuangan menggandakan Daftar
Penetapan Kapitasi JKN FKTP untuk dibagikan ke Puskesmas.
4. Kepala FKTP menyusun POA bulanan penggunaan Dana Kapitasi JKN
5. Bendahara membawa POA bulanan dana kapitasi JKN kepada verifikator Dinas
Kesehatan
6. Apabila POA bulanan disetujui verifikator Dinas Kesehatan maka Kepala FKTP
Bendahara melakukan perencanaan pengambilan uang di rekening Dana Kapitasi
JKN untuk belanja kegiatan.
7. Bendahara mencatat dana kapitasi yang ditransfer dan keluar masuknya uang pada
buku kas umum dan buku kas tunai.
8. Bendahara wajib membuat bukti serah terima uang apabila uang tersebut diserahkan
kepada pengelola kegiatan/program Puskesmas.
9. Surat Pertanggung Jawaban (SPJ) ditandatangani Bendahara Dana Kapitasi JKN
dan Kepala FKTP
10. Bendahara menyampaikan buku kas umum dan buku kas tunai kepada Kepala FKTP
dengan melampirkan bukti-bukti pendapatan dan belanja yang sah paling lambat
pada tanggal 5 bulan berikutnya untuk pengesahan oleh Kepala FKTP
11. Kepala FKTP memeriksa dan mengesahkan buku kas umum dan buku kas tunai
beserta bukti-bukti pendapatan dan belanja yang sah yang disampaikan Bendahara
Dana Kapitasi JKN paling lambat pada tanggal 5 bulan berikutnya
12. Bendahara Dana Kapitasi JKN kemudian melakukan desk penatausahaan keuangan
JKN rutin setiap bulan di Dinas Kesehatan melalui Subbag Keuangan.
13. Bahan desk penatausahaan keuangan :
- Kendali kegiatan
- Buku kas umum
- Buku kas tunai
- Laporan realisasi pendapatan dan belanja Dana Kapitasi JKN
- Fotocopy rekening koran
- DTH pajak
14. Apabila memenuhi syarat maka oleh verifikator keuangan dibuatkan Berita Acara
Desk Penatausahaan Keuangan JKN
15. Berita Acara diteliti Sekretaris dan diparaf, kemudian diteruskan ke Kepala Dinas
Kesehatan untuk di tanda tangani
16. Pendapatan dan Belanja FKTP direkapitulasi dan dibuatkan Surat Permintaan
Pengesahan Pendapatan dan Belanja (SP3B).
17. SP3B beserta data dukungnya dikirim ke BPPKAD
18. Oleh BPPKAD diterbitkan Surat Pengesahan Pendapatan dan Belanja (SP2B)

55
I. PEMBUKUAN DAN PEMBUATAN LAPORAN PERSEDIAAN BARANG
1. PEMBUKUAN
a. Pembukuan yang wajib dilakukan adalah pembuatan buku kas umum dan buku
kas tunai. Pajak di masukkan dalam buku kas umum
b. Kolom yang digunakan : tanggal, uraian, debet/pemasukan, kredit/pengeluaran,
saldo.
c. Dapat dikerjakan menggunakan komputer
d. Setiap akhir bulan membuat Berita Acara Pemeriksaan Kas dan Register
Penutupan Kas
e. Bendahara Dana Kapitasi JKN dapat menyimpan uang tunai paling banyak Rp.
10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah)

2. LAPORAN PERSEDIAAN BARANG


a. Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang
dimaksud untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-barang
yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan
kepada masyarakat
b. Persediaan dapat terdiri : alat tulis kantor, barang cetak dsb
c. Persediaan dihitung persediaannya pada akhir tahun anggaran.
d. Kolom yang dipakai sesuai format terlampir.

56

Anda mungkin juga menyukai