Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

Ovarium merupakan sepasang organ pada sistem reproduktif wanita. Berlokasi di


pelvis, di samping uterus, yang mana adalah cekungan, berbentuk seperti buah peer pada bayi
yang sedang tumbuh. Masing-masing ovarium ukuran dan bentuknya seperti buah kenari.
Ovarium menghasilkan sel telur dan hormon wanita. Hormon merupakan bahan kimia yang
mengontrol jalannya fungsi dari sel dan organ tertentu.

Setiap bulan, selama siklus menstruasi, sebuah sel telur dikeluarkan dari satu ovarium
dalam proses yang disebut ovulasi. Perjalanan sel telur dari ovarium melalui tuba falopii
menuju ke uterus. Ovarium juga merupakan sumber utama dari hormon wanita yaitu estrogen
dan progesteron. Hormon-hormon ini mempengaruhi perkembangan dari payudara wanita,
bentuk tubuh, dan rambut tubuh. Hormon-hormon ini juga mengatur siklus menstruasi dan
kehamilan.

Gambaran Ovarium Normal

Kista adalah rongga patologis yang biasanya berdinding jaringan ikat dan berisi cairan
kental atau semi liquid. Kista dapat berada dalam jaringan lunak atau pun keras seperti
tulang. Rongga kista di dalam rongga mulut selalu dibatasi epitel.

Kista merupakan kantung yang berisi cairan dan dapat berlokasi di bagian mana saja
dari tubuh. Pada ovarium, tipe kista yang berbeda dapat terbentuk. Tipe kista ovarium yang
paling umum dinamakan kista fungsional, yang biasanya terbentuk selama siklus menstruasi
normal. Setiap bulan, ovarium seorang wanita tumbuh kista kecil yang menahan sel telur.
Ketika sebuah sel telur matur, kantung membuka untuk mengeluarkan sel telur, sehingga
dapat berjalan melewati tuba falopii untuk melakukan fertilisasi. Kemudian kantung pecah.
Salah satu tipe dari kista fungsional, ada yang dinamakan kista folikular, kantung ini tidak
terbuka untuk mengeluarkan sel telur tapi terus tumbuh. Kista tipe ini biasanya akan
menghilang setelah satu sampai tiga bulan. Kista korpus luteum, bentuk lain dari kista
fungsional, terbentuk apabila kantung kista ini tidak menghilang. Malahan kantung kista
menutup lagi setelah sel telur dikeluarkan.

Walaupun demikian tidak menutup kemungkinan untuk menjadi tumor ganas atau
kanker. Tingginya angka kematian karena penyakit ini sering tanpa gejala dan tanpa
menimbulkan keluhan, sehingga tidak diketahui dimana sekitar 60% - 70% penderita datang
pada stadium lanjut. Perjalanan penyakit ini sering disebut sillent killer atau secara diam
diam menyebabkan banyak wanita yang tidak menyadari bahwa dirinya sudah terserang kista
ovarim dan hanya mengetahui pada saat kista sudah dapat teraba dari luar atau
membesar. Di Amerika Serikat pada tahun 2001 diperkirakan jumlah penderita kanker
ovarium sebanyak 23.400 dengan angka kematian sebesar 13.900 orang.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Anatomi Ovarium

Terletak di belakang ligamentum latum, di belakang dan bawah tuba fallopi. Ovarium
adalah badan oval yang mempunyai panjang 3 cm. Pada saat lahir ovarium mengandung
ratusan sel-sel yang sangat kecil atau ova. Ovarium dan tuba fallopi disebut adneksa.

Pada saat pubertas (usia antara 12-14) ova mulai matang. Selama periode yang
dikenal dengan fase folikular. Sebuah ovum membesar seperti sejenis kista yang dikenal
sebagai folikel graafian sampai ia mencapai permukaan ovarium, kemudian ruptur, ovum
dikeluarkan kedalam rongga peritoneal. Periode pelepasan ovum matang ini disebut ovulasi.

Pinggir atasnya atau hilusnya berhubungan dengan mesovarium tempat ditemukannya


pembuluh-pembuluh darah dan serabut-serabut saraf untuk ovarium. Pinggir bawahnya
bebas.
Permukaan belakangnya pinggir keatas dan belakang, sedangkan permukaan
depannya ke bawah dan depan.Ujung yang dekat dengan tuba terletak lebih tinggi daripada
ujung yang dekat pada uterus, dan tidak jarang diselubungi oleh beberapa fimbria dari
infundibulum.
Ujung ovarium yang lebih rendah berhubungan dengan uterus dengan ligamentum
ovarii proprium tempat ditemukannya jaringan otot yang menjadi satu dengan yang ada
diligamentum rotundum. Embriologik kedua ligamentum berasal dari gubernakulum.
Gambaran Ovarium dengan berbagai perkembangan folikelnya.

Struktur ovarium terdiri atas:

1. Korteks disebelah luar yang diliputi oleh epitelium germinativum yang berbentuk
kubik dan di dalam terdiri dari stroma serta folikel-folikel primordial ;
2. Medulla di sebelah dalam korteks tempat terdapatnya stroma dengan pembuluh-
pembuluh darah, , serabut-serabut saraf dan sedikit otot polos.
Diperkirakan pada wanita terdapat kira-kira 100.000 folikel primer. Tiap bulan satu
folikel akan keluar, kadang-kadang dua folikel, yang dalam perkembangannya akan
menjadi folikel de Graff.
Folikel-folikel ini merupakan badian terpenting dari ovarium dan dapat dilihat di
korteks ovarii dalam letak yang beraneka ragam dan pula dalam tingkat-tingkat
perkembangan dari satu sel telur dikelilingi oleh satu lapisan sel-sel saja sampai menjadi
folikel de Graff yang matang terisi dengan likuor folikulli, mengandung estrogen dan siap
untuk berovulasi.
Folikel de Graff yang matang terdiri atas :
 Ovum, yakni suatu sel besar dengan diameter 0,1 mm, yang mempunyai nukleus
dengan anyaman kromatin yang jelas sekali dan satu nukleolus pula.
 Stratum granulosum yang terdiri atas sel-sel granulosa, yakni sel-sel bulat kecil
dengan inti yang jelas pada pewarnaan dan mengelilingi ovum ; pada perkembangan
lebih lanjut terdapat ditengahnya suatu rongga terisi likuor follikuli;
 Teka interna, suatu lapisan yang melingkari stratum granulosum dengan sel-sel yang
lebih kecildaripada sel granulosa;
 Teka eksterna, terbentuk oleh stroma ovarium yang terdesak.
Pada ovulasi, folikel yang yang matang dan yang mendekati permukaan ovarium
pecah dan melepaskan ovum ke rongga perut. Sel-sel granulosa yang melekat pada ovum dan
yang membentuk korona radiata bersama-sama ovum ikut dilepas. Sebelum dilepas, ovum
mulai mengalami pematangan dalam dua tahap sebagai persiapan untuk dapat dibuahi.
Setelah ovulasi, sel-sel stratum granulosum di ovarium mulai berproliferasi dan masuk ke
ruangan bekas tempat ovum dan likuor follikuli. Demikian pula jaringan ikat dan pembuluh-
pembuluh darah kecil yang ada di situ.
Ovarium memiliki tiga fungsi :

1) Memproduksi ovum

Hormon gonodotrofik dari kelenjar hipofisis bagian anterior mengendalikan (melalui


aliran darah) produksi hormon ovarium. Hormon perangsangfolikel (FSH) penting untuk
awal pertumbuhan folikel de graaf, hipofisis mengendalikan pertumbuhan ini melalui
Lutenizing Hormon (LH) dan sekresi luteotrofin dari korpus lutenum.

2) Memproduksi hormon estrogen,

Dikeluarkan oleh ovarium dari mulai anak-anak sampai sesudah menopause (hormon
folikuler) karena terus dihasilkan oleh sejumlah besar folikel ovarium dan seperti hormon
beredar dalam aliran darah. Estrogen penting untuk pengembangan organ kelamin wanita dan
menyebabkan perubahan anak gadis pada masa pubertas dan penting untuk tetap adanya sifat
fisik dan mental yang menandakan wanita normal. (Evelin, 2000: 262)

3) Memproduksi hormon progesterone,

Disekresi oleh luteum dan melanjutkan pekerjaan yang dimulai oleh estrogen terhadap
endometrium yaitu menyebabkan endometrium menjadi tebal, lembut dan siap untuk
penerimaan ovum yang telah dibuahi. (Bobak, 1995: 28)
Definisi Kista Ovarium

Kista ovarium adalah suatu tumor, baik yang kecil maupun yang besar, kistik atau
padat, jinak atau ganas. Dalam kehamilan, tumor ovarium yang dijumpai yang paling sering
ialah kista dermoid, kista coklat atau kista lutein. Tumor ovarium yang cukup besar dapat
menyebabkan kelainan letak janin dalam rahim atau dapat menghalang-halangi masuknya
kepala ke dalam panggul (Winkjosastro, et. all, 1999).

Kista ovarium secara fungsional adalah kista yang dapat bertahan dari pengaruh
hormonal dengan siklus menstruasi ( Lowdermilk, dkk. 2005 : 273 ).

Kista ovarium merupakan perbesaran sederhana ovarium normal, folikel de graf atau
korpus luteum atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan dari epithelium ovarium (
Smelzer and Bare. 2002 : 1556 ).

Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan / abnormal pada ovarium yang
membentuk seperti kantong (Agusfarly, 2008).

Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada indung telur
atau ovarium. Cairan yang terkumpul ini dibungkus oleh semacam selaput yang terbentuk
dari lapisan terluar dari ovarium.

Kista ovarium sering terjadi pada wanita di masa reproduksinya. Sebagian besar kista
terbentuk karena perubahan kadar hormon yang terjadi selama siklus haid, produksi dan
pelepasan sel telur dari ovarium.

Epidemiologi

Perjalanan penyakit ini sering disebut sillent killer atau secara diam diam
menyebabkan banyak wanita yang tidak menyadari bahwa dirinya sudah terserang kista
ovarim dan hanya mengetahui pada saat kista sudah dapat teraba dari luar atau
membesar. Di Amerika Serikat pada tahun 2001 diperkirakan jumlah penderita kanker
ovarium sebanyak 23.400 dengan angka kematian sebesar 13.900 orang.

Angka kejadian kanker ovarium di Indonesia belum diketahui secara pasti karena
pencatatan dan pelaporan di negeri kita kurang baik. Sebagai gambaran di RSU, kanker
Dharmais ditemukan penderita kanker ovarium sebanyak 30 kasus setiap tahun. Study
epidemologie menyatakan beberapa faktor resiko nullipata, melahirkan pertama kali pada
usia di atas 35 tahun dan wanita yang mempunyai keluarga dengan riwayat kehamilan
pertama terjadi pada usia di bawah 25 tahun. Penggunaan pil kontrasepsi dan menyusui akan
menurunkan kanker ovarium sebanyak 30–60%.(Dharmais, 2007).

Etiologi

Penyebab terjadinya kista ovarium yaitu terjadinya gangguan pembentukan hormon


pada hipotalamus, hipofise, atau indung telur itu sendiri. Kista indung telur timbul dari folikel
yang tidak berfungsi selama siklus menstruasi.
Kista folikuler secara tipikal kecil dan timbul dari folikel yang tidak sampai saat
menopause, sekresinya akan terlalu banyak mengandung estrogen sebagai respon terhadap
hipersekresi folikel stimulation hormon (FSH) dan luteinizing hormon (LH) normalnya
ditemui saat menopause berdiameter 1 -10 cm (folikel normal berukuran maximum 2,5 cm);
berasal dari folikel ovarium yang gagal mengalami involusi atau gagal meresorpsi cairan.
Dapat multipel dan bilateral. Biasanya asimtomatik.
Kista granulosa lutein yang terjadi di dalam korpus luteum indung telur yang
fungsional dan membesar bukan karena tumor, disebabkan oleh penimbunan darah yang
berlebihan saat fase pendarahan dari siklus menstruasi.
Kista theka-lutein biasanya bersifat bilateral dan berisi cairan bening, berwarna
seperti jerami biasanya berhubungan dengan tipe lain dari tumor indung telur, serta terapi
hormon.
Faktor resiko terjadinya kista ovarium :
 Riwayat kista ovarium sebelumnya
 Siklus menstruasi yang tidak teratur
 Meningkatnya distribusi lemak tubuh bagian atas
 Menstruasi dini (usia 11 tahun atau lebih muda)
 Tingkat kesuburan
 Hipotiroid atau hormon yang tidak seimbang
 Terapi tamosifen pada kanker mamma
Patofisiologi

Anda mungkin juga menyukai