Timbang Terima Pasien 2
Timbang Terima Pasien 2
Disusun oleh :
KELOMPOK IV
1. Elfani Febria R NIM. 131311123004
2. Elisa Sulistia Fitri NIM. 131311123008
3. Bambang Setiyawan NIM. 131311123012
4. Yunita Herliani NIM. 131311123022
5. Agida De Argarinta NIM. 131311123037
6. Samiatin NIM. 131311123046
7. Ikhwan Nursani NIM. 131311123063
8. Rafika Rosyida NIM. 131311123073
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................................................................3
1.1. Latar Belakang.....................................................................................................................................3
1.2. Tujuan Umum........................................................................................................................................5
1.3. Tujuan Khusus.....................................................................................................................................5
BAB 2 TIMBANG TERIMA..................................................................................................................................6
2.1 Definisi........................................................................................................................................................6
2.2 Tujuan timbang terima.................................................................................................................6
2.3 Prosedur dalam Timbang Terima......................................................................................8
2.4 Metode dalam Timbang Terima.........................................................................................10
2.5 Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan.....................................................................................12
2.6 Faktor-faktor dalam Timbang Terima..........................................................................13
2.7 Efek Timbang Terima dalam Shift Jaga....................................................................13
2.8 Dokumentasi dalam Timbang Terima.........................................................................14
2.9 Alur Timbang Terima..................................................................................................................15
2.10 Evaluasi dalam Timbang Terima......................................................................................16
BAB 3 PEMBAHASAN.......................................................................................................................................17
BAB 4 PENUTUP.....................................................................................................................................................19
3.1. Simpulan.......................................................................................................................................................19
3.2. Saran................................................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................................. 20
LAMPIRAN
2
BAB 1
PENDAHULUAN
dan menerima sesuatu laporan yang berkaitan dengan kondisi pasien. Timbang
jelas, dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang
sudah dilakukan /belum dan perkembangan pasien saat itu. Informasi yang
laporan yang dilakukan di rumah sakit di Utah dan Colorado ditemukan Kejadian
Tidak Diduga (KTD) sebesar 2,9% dan 6,6% diantaranya meninggal, sedangkan di
rumah sakit yang ada di New York ditemukan 3,7% kejadian KTD dan 13,6%
diantaranya meninggal. Angka kematian akibat KTD pada pasien rawat inap di
3
seluruh Amerika Serikat yang berjumlah 33,6 juta per tahun berkisar
44.000 sampai 98.000 dilaporkan meninggal setiap tahunnya dan
kesalahan medis menempati urutan kedelapan penyebab kematian di
Amerika Serikat. Publikasi oleh WHO pada tahun 2004, juga menemukan
KTD dengan rentang 3,2-16,6% pada rumah sakit diberbagai negara yaitu
Amerika, Inggris, Denmark, dan Australia (Depkes RI, 2006).
tak terbaca dan rancu yang rentan untuk salah terjemahan, prosedur yang
penundaan ruang darurat, para perawat yang tak berdaya untuk turun tangan saat
melibatkan berbagai praktisi klinis serta berbagai disiplin ilmu kedokteran dan ilmu
4
berbagai kesalahan tindakan medis (medical error) maupun kejadian yang
tidak diharapkan (Koentjoro, 2007).
1.2.Tujuan Umum
Mengkomunikasikan keadaan pasien dan menyampaikan informasi penting
1.3.Tujuan Khusus
1. Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data focus).
5
BAB 2
TIMBANG TERIMA
2.1 Definisi
6
1. Menyampaikan masalah, kondisi, dan keadaan klien (data fokus).
7
2.3 Prosedur dalam Timbang Terima
Berikut adalah prosedur timbang terima menurut Nurslam (2014):
8
tingkat kesadaran,
braden score,status
restrain,risiko jatuh,
pivas score, status
nutrisi, kemampuan
eliminasi dan lain-lain.
Jelaskan informasi
klinik lain yang
mendukung.
R : Merekomendasikan
intervensi keperawatan
yang telah dan perlu
dilanjutkan (refer to
nursing care plan)
termasuk discharge
planning dan edukasi
pasien dan keluarga.
Di Bed Pasien
9
penting lain selama masa
perawatan
8. Hal khusus dan memerlukan
perincian matang sebaiknya
dicatat untuk diserah
terimakan ke sif selanjutnya
Pasca 1. Diskusi Nurse Karu, PP,
2. Pelaporan langsung dituliskan
timbang
Station PA
pada form timbang terima
terima dengan ditandatangani PP
jaga dn PP jaga berikutnya,
diketahui oleh Karu
3. Ditutup oleh Karu
pelayanan, kodisi dan kondisi saat ini serta yang harus diantipasi.
10
Berikut beberapa contoh model Timbang terima:
1. Timbang terima dengan menggunakan SBAR
SBAR merupakan kerangka acuan dalam pelaporan kondisi pasien
yang memerlukan perhatian atau tindakan segera (Nursalam, 2014).
S: Situation (kondisi terkini yang terjadi pada pasien)
11
3) Jika ada pengecekan ke pasien hanya sekedar memastikan kondisi
secara umum.
12
6. Saat timbang terima si bed pasien, menggunakan volume suara yang cukup
agar hal-hal yang mungkin rahasia tidak didengar oleh pasien lain. Hal-hal
1. Efek Fisiologi
Kualitas tidur termasuk tidur siang tidak seefektif tidur malam, banyak
gangguan dan biasanya diperlukan waktu istirahat untuk menebus kurang tidur
2. Efek Psikososial
Efek ini berpengeruh adanya gangguan kehidupan keluarga, efek fisiologis
hilangnya waktu luang, kecil kesempatan untuk berinteraksi dengan teman, dan
yang biasanya dilakukan pada siang atau sore hari. Sementara pada saat itu bagi
pekerja malam dipergunakan untuk istirahat atau tidur, sehingga tidak dapat
13
berpartisipasi aktif dalam kegiatan tersebut, akibat tersisih dari
lingkungan masyarakat.
3. Efek Kinerja
Kinerja menurun selama kerja shift malam yang diakibatkan oleh
efek fisiologis dan efek psikososial. Menurunnya kinerja dapat
mengakibatkan kemampuan mental menurun yang berpengaruh terhadap
perilaku kewaspadaan pekerjaan seperti kualitas kendali dan pemantauan.
terjadi pada usia 40-50 tahun. Shift kerja juga dapat menjadi masalah terhadap
kecelakaan paling tinggi terjadi pada akhir rotasi shift kerja (malam) dengan rata-
rata jumlah kecelakaan 0,69 % per tenaga kerja. Tetapi tidak semua penelitian
menyebutkan bahwa kenaikan tingkat kecelakaan industri terjadi pada shift malam.
Terdapat suatu kenyataan bahwa kecelakaan cenderung banyak terjadi selama shift
sarana komunikasi antar tim kesehatan, dan merupakan dokumen pasien dalam
lainnya dan menjelaskan apa yang sudah, sedang, dan akan dikerjakan oleh
14
pasien saat ini, masalah keperawatan, intervensi yang sudah dilakukan,
intervensi yang belum dilakukan, tindakan kolaborasi, rencana umum dan
persiapan lain serta tanda tangan dan nama terang.
Situation
Background
Riwayat keperawatan
Recomendation: tingkatkan
yang sudah, dilanjutkan, stop,
modifikasi, strategi baru
(Nursalam, 2014)
15
2.10 Evaluasi dalam Timbang Terima
1. Evaluasi Struktur
intervensi yang sudah dilakukan dan yang belum dilakukan serta pesan
khusus bila ada. Setiap klien dilakukan timbang terima tidak lebih dari 5
3. Evaluasi Hasil
16
BAB 3
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai kesenjangan teori timbang terima
dengan hasil observasi di lapangan, yaitu di ruang rawat inap lantai 4 RSUA.
yang singkat, padat, jelas, Perawat shift selanjutnya dapat melakukan klarifikasi,
tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang kurang jelas
Penyampaian pada saat timbang terima secara singkat dan jelas. Kemudian kedua
17
kelompok jaga menuju ke masing-masing pasien, Kepala ruang atau PP
menyampaikan salam dan menanyakan kebutuhan dasar pasien, Perawat
jaga selanjutnya mengkaji secara penuh tentang masalah keperawatan,
kebutuhan dan intervensi yang telah/belum dilaksanakan serta hal penting
lain selama masa perawatan (Nursalam, 2014).
mencatat hal-hal yang disampaikan PP/PA yang jaga, Penyampaian yang singkat,
padat, jelas, Perawat shift selanjutnya dapat melakukan klarifikasi, tanya jawab dan
melakukan validasi terhadap hal-hal yang kurang jelas Penyampaian pada saat
timbang terima secara singkat dan jelas. Kemudian kedua kelompok jaga menuju ke
Tahap akhir adari timbang terima menurut Nursalam (2014) adalah kegiatan
pasca timbang terima yang dilakukan di nurse station, meliputi Diskusi, Pelaporan
18
BAB 4
PENUTUP
3.1. Simpulan
Timbang terima pasien (hand over) merupakan cara untuk menyampaikan
dan menerima sesuatu laporan yang berkaitan dengan kondisi pasien. Timbang
terima harus dilakukan seoptimal mungkin dengan menjelaskan secara singkat,
jelas, dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang
sudah dilakukan /belum dan perkembangan pasien saat itu. Informasi yang
disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat
berjalan dengan sempurna
3.2. Saran
1. Pembagian peran PP dan PA hendaknya lebih jelas baik saat di
nurse stasion atau saat di pasien .
19
DAFTAR PUSTAKA
Friesen, A. M., et al. (2008). Handsoff: Implications for nurses. Ed: Hughes R.G.
diakses pada 24 September 2014.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK2649/?report=printable
Kassean HK, Jaggo ZB. Managing change in the nursing handover from
traditional to bedside handover—A case study from Mauritius. BMC
Nursing. 2005 4(1) diakses 24 September 2014.
www.biomedcentral.com/1472-6955/4/1
20