Anda di halaman 1dari 19

RISALAH KELOMPOK BUDAYA KERJA

“Meningkatkan kepatuhan monitoring restrain


saat perawat melakukan kegiatan asuhan keperawatan lain
menjadi 100% dalam 3 bulan di ruang 12”

Disusun oleh:
KBK Mentari
(Bidang Keperawatan)
RSJD DR AMINO GONDOHUTOMO
PROVINSI JAWA TENGAH
2016

A. UMUM

a. Tema : Meningkatkan kepatuhan perawat melakukan monitoring restrain pada


Risalah pasien lain
b. Judul Risalah : Meningkatkan kepatuhan monitoring restrain saat perawat melakukan
kegiatan askep lain menjadi 100% dalam 3 bulan di ruang 12

c. Visi : Terwujudnya pelayanan asuhan keperawatan yang optimal

d. Misi : Meningkatkan terwujudnya pelayanan askep yang optimal dan profesional.

e. Motto : Step up and spirit for a great journey

B. PROFIL KELOMPOK BUDAYA KERJA

NAMA KBK :Mentari

Tanggal Dibentuk : 13 April 2016 Usia Rata-rata : 25 – 50 tahun

: Rudi Widiyanto, Skep,


Fasilitator Pendidikan Rata-rata :DIII
Ns,MKes

Ketua : Umtitin, Skep, Ns Jumlah Pertemuan : 19x

Sekretaris : Beny Sancaya, AMK Kehadiran Rata-rata : 90%

Anggota : Periode Kegiatan :

1) Kandar, SKep, Ns, MKes 5) Yulia Rosnilawati, AMK

2) Mustaqim, SKep, Ns 6) Muttamimah, AMK

3) Dwi Widodo, AMK 7) Sigit Sutrisno, AMK

4) Eko Harianto, AMK 8) Jeffry Setiaji, AMK

C. TEMA YANG TELAH DISELESAIKAN KELOMPOK BUDAYA KERJA

Tahun Tema Risalah Judul Risalah Prestasi


2016 Meningkatkan kepatuhan Meningkatkan kepatuhan monitoring
perawat melakukan restrain saat perawat melakukan kegiatan
monitoring restrain. asuhan keperawatan lain menjadi 100%
dalam 3 bulan di ruang 12

D. JADWAL RENCANA DAN REALISASI KEGIATAN


LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

Budaya Kerja Rumah Sakit Jiwa


Terwujudnya pelayanan asuhan keperawatan yang optimal dan profesional pada
pasien yang dilakukan restrain, Kemungkinan mencederai klien dalam proses restrain sangat
besar, sehingga perlu disiapkan jumlah tenaga perawat yang cukup dan harus terlatih untuk
mengendalikan perilaku klien. Perlu juga dibuat perencanaan pendekatan dengan klien,
penggunaan restrain yang aman dan lingkungan restrain harus bebas dari benda-benda
berbahaya.
Dalam hal ini KBK mentari menuangkannya dalam bentuk risalah dengan judul
“Meningkatkan kepatuhan monitoring restrain saat perawat melakukan kegiatan
asuhan keperawatan lain menjadi 100% dalam 3 bulan di ruang 12”
LANGKAH I
MENETAPKAN TEMA DAN JUDUL

1.1 TEMA RISALAH


KBK MENTARI dalam penulisan risalah ini dengan brain storming antar setiap anggota
membagi permasalahan dalam bentuk inventarisasi masalah, masalah tersebut didapat
dari dalam ruang 12 yang berhubungan dengan asuhan keperawatan, antara lain:
1. Kesinambungan implementasi penulisan SOAP dalam catatan Integrasi
2. Ketidakpatuhan perawat melakukan monitoring restrain.
3. Ketidaksesuain waktu pemberian obat
4. Ketidakpatuhan jam besuk pasien
5. Masih ada pasien yang merokok
6. Tingginya pasien yang pindah ruang pada pasien yang baru
7. Kurangnya perawat melaksanaan TAK (Terapi Aktivitas Kelompok)
8. Ketidakpatuhan hand hygiene
9. Banyaknya pasien yang berebut gelas untuk minum.
Sembilan masalah tersebut dilakukan check sheet selama satu minggu yaitu minggu
ke dua bulan April 2016 – minggu ke tiga bulan April 2016, dengan penanggung jawab
Beny Sancaya, hasil kumulatif terdapat pada table berikut:
Masalah Jumlah % %kumulatif
Ketidakpatuhan perawat melakukan monitoring restrain. 85 17.03 17.03
Ketidakpatuhan hand hygiene pemberi asuhan 80 16.03 33.07
ketidaksinambungan implementasi penulisan SOAP dalam catatan 69 13.83 46.89
terintegrasi
ketidaksesuaian waktu pemberian obat 68 13.63 60.52
ketidakpatuhan perawat melakukan TAK (terapi aktivitas kelompok) 66 13.23 73.75
ketidakpatuhan jam besuk pasien 63 8.62 82.36
Masih ada pasien yang merokok 40 8.02 90.38
permasalahan pasien yang pindah ruang pada pasien baru 34 6.81 97.19
ketersediaan gelas pasien kurang 14 2.81 100.00
Total: 100
499

Kemudian dituangkan kedalam diagram pareto tema:


500 100.00
97.19100.00
90.38 90.00
400 82.36 80.00
73.75 70.00
300 60.52 60.00
46.89 50.00
200 40.00
85 80 33.07
69 68 66 43 30.00
100 17.03 40 34 14 20.00 inventariasi
10.00
0 0.00
kumulatif

Kesimpulan: berdasarkan diagram pareto di atas, KBK MENTARI menetapkan


tema “Meningkatkan kepatuhan perawat melakukan monitoring restrain”.

1.2. JUDUL RISALAH


Langkah selanjutnya membuat stratifikasi masalah dari tema di atas dengan
dilakukan penelitian selama satu minggu pada minggu keempat bulan April 2016 dengan
penanggung jawab Sigit Sutrisno, dengan table berikut:
Masalah JML % %kum 100.00
100.00
200 86.36
Perawat melakukan kegiatan 80 36.36 36.36 80.00
150 68.18
asuhan keperawatan pasien 60.00
100 80 70
lain. 36.36 40.00
40 Series1
50 30 20.00
Perawat menganggap pasien 70 31.82 68.18 Series2
0 0.00
yang direstrain sudah dalam
kondisi aman.
Pemahaman perawat terhadap 40 18.18 86.36
spo restrain.
Diagram pareto judul
Pasien baru yang datang 10 13.64 100.00
bersamaan.
220 100.00

Berdasarkan Diagram Pareto diatas KBK MENTARI sepakat untuk menetapkan judul :
“Meningkatkan kepatuhan monitoring restrain saat perawat melakukan kegiatan
asuhan keperawatan lain menjadi 100% dalam 3 bulan di ruang 12”.
Komentar pimpinan:
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
Semarang, April 2016

Diajukan oleh : Disetujui oleh : Diajukan oleh :


Ketua KBK Kepala Bidang Keperawatan Fasilitator,

Umtitin, SKep, Ns Ratna Dewi, SKep,Ns, MM, Rudi Widiyanto, SKep, Ns, MKes
NIP. 1966072 1987032 11 NIP. 19641210 1988032008 NIP. 19700401993031006

LANGKAH II

MENGANALISA PENYEBAB
Dalam menganalisa penyebab, kelompok KBK MENTARI menggunakan metode diagram
ischikawa yaitu:

MACHINE MAN MATERIAL


Belum adanya form SPO restrain yang
belum adanya alat audio pengingat
waktu monitoring pasien restrain setiap setiap satu jam sesuai SPO
satu jam.. belum ada perawat yang khusus menangani pasien restrain

substansi di form monitor restrain tertulis


belum adanya system yang perawat yang ada melakukan asuhan pasien restrain
dan yang tidak restrain setiap 4 jam sekali
mengingatkan monitoring restrain

Beban kerja satu perawat yang seharusnya menangani 4 pasien


perawat tidak mampu mengingat setiap harus menangani 7 pasien per hari Form restrain tidak sesuai dengan SPO
jam untuk mengingat monitoring .

restrain

Shift jaga dinas yang


karena jumlah pasien akut kls I dan II
berbeda beda
lebih sedikit dibandingkan pasien
akut kelas III
Sosialisasi tidak optimal ttg SPO

belum ada ruang akut untuk melakukan


asuhan keperawatan pasien kelas I dan II Perawat tidak memahami SPO KETIDAKPATUHAN
(monitoring dilakukan 1 jam
sekali) MONITORING RESTRAIN
perawat ruang 12 melakukan asuhan
keperawatan pd pasien dengan 3 tingkat
SAAT PERAWAT
ketergantungan di kls I dan II MELAKUKAN KEGIATAN
ASUHAN KEPERAWATAN

ENVIRONMENT METHODE

2.1.1. Metode Nominal Group Technic (NGT) duri terkecil untuk menentukan penyebab yang diduga dominan.
Pengambilan scoring dilakukan dengan cara tertutup, satu dengan yang lain antar anggota tidak saling mengetahui.

Jumlah masalah . Jumlah penilai . ½ + 1= garis batas

5.10. ½ + 1= 26 ............... garis batas


LANGKAH III
MENGUJI & MENENTUKAN PENYEBAB DOMINAN

3.1. PENGUJIAN CALON PENYEBAB YANG DIDUGA DOMINAN


Periode Pengujian : minggu ketiga Mei 2016 s/d Minggu kelima Mei 2016
penanggung jawab Umtitin.
Hasil NGT dilakukan uji korelasi dan signifikansiterhadap masalah utamanya dengan
Diagram Scatter.
3.1.1. Scatter Diagram untuk membuktikan korelasi antara Belum adanya alat audio
pengingat waktu monitoring pasien restrain setiap satu jam (X1) DENGAN
Ketidakpatuhan monitoring restrain saat perawat melakukan kegiatan asuhan
keperawatan lain (Y1).
X1 Y
10
y = 1.0254x + 1.4661 9 7 9
8
R² = 0.9123
7 5 6
6 6
5 5 5 7
4 4 4
3 4
2 3 5
0 2 4
0 2 4 6 8
4 5

Kesimpulan:
Dengan menggunakan Scater Diagram dengan hasil r = 0,9555artinya korelasi positif
kuat hubungan antara X1 dan Y sebagai penyebab dominan.

3.1.2 Scatter Diagram untuk membuktikan korelasi antara jumlah pasien akut kls I
dan II lebih sedikit dibandingkan pasien akut kelas III (X2)DENGAN
Ketidakpatuhan monitoring restrain saat perawat melakukan kegiatan asuhan
keperawatan lain (Y).
10 X2 Y
2 9
8
4 6
6 y = 0.4231x + 4.1154
R² = 0.0291 3 5
4
2 4
2 2 3
0 2 4
0 2 4 6 2 5

Kesimpulan:
Dengan menggunakan Scater Diagram didapatkan korelasi lemah hubungan antara X
dan Y dengan r = 0,17054 sehingga tidak layak dikatakan penyebab dominan

3.1.3 Scatter Diagram untuk membuktikan korelasi antara Belum adanya form SPO
restrain yang setiap satu jam sesuai SPO (X3) DENGAN Ketidakpatuhan
monitoring restrain saat perawat melakukan kegiatan asuhan keperawatan lain
(Y).
8 X3 Y
y = 1.175x + 1.4 5 7
6 R² = 0.8121
4 7
4 2 4
3 4
2
4 6
0
3 5
0 2 4 6
3 5

Kesimpulan :

Dengan menggunakan Scater Diagram didapatkan korelasi positif kuat hubungan


antara X dan Y dengan r = 0,9018sehingga layak ditangani sebagai penyebab dominan.

Berdasarkan hasil uji korelasi maka KBK MENTARI menyimpulkan bahwa


penyebab dominannya adalah:
1. Belum adanya alat audio pengingat waktu monitoring pasien restrain setiap
satu jam.
2. Belum adanya form SPO restrain yang setiap satu jam sesuai SPO
LANGKAH IV
MEMBUAT RENCANA PERBAIKAN & MELAKSANAKAN PERBAIKAN
MINGGU KE 1 BULAN JUNI 2016 – MINGGU II BULAN AGUSTUS 2016

4.1. MEMBUAT RENCANA PERBAIKAN


Tabel Rencana Perbaikan dengan Tabel 5W+2 H
FAKTOR WHY WHAT WHERE WHEN WHO HOW HOW
DOMINAN COME
Belum adanya Agar lebih patuh menyediakan Di ruangan mulai minggu I Jeffry Setiap pasien yang dilakukan restrain perawat 100%
alat audio memonitoring alat pengingat perawat bulan Juni 2016 Setiaji wajib: Inputing data pasien terdiri dari: Nama
pengingat pasien restrain monitoring (Ruang hingga minggu pasien, No. Rekam medis, Keterangan (diisi sesuai
waktu retrain Madrim) ke II bulan dengan perubahan TTV, tanda akibat restrain:
monitoring Agustus 2016 cidera, lecet, lukasi, fraktur) dan set waktu
pasien restrain monitoring setiap satu jam.
setiap satu Aktifkan kode “actived” pada pojok kanan atas.
jam. Alarm akan berbunyi setiap satu jam selama 20
detik.
Perawat akan melihat monitor komputer pada kotak
warning yang memperlihatkan identitas pasien
bahwa waktu monitoringnya sudah satu jam
Perawat klik “OK” pada kotak warning.
FAKTOR WHY WHAT WHERE WHEN WHO HOW HOW
DOMINAN COME
Belum adanya Agar lebih Melakukan Di ruangan mulai minggu I Dwi Buat pertemuan rutin membahas tentang restrain 100%
form SPO peduli terhadap pendidikan perawat bulan Juni 2016 Widodo dan sosialisasi SPO restrain, serta melakukan audit
restrain yang pasien yang di tentang restrain (Ruang hingga minggu keperawatan
setiap satu jam restrain, serta dan sosialisasi Madrim) ke II bulan
sesuai SPO mengetahui SPO SPO restrain Agustus 2016
restrain
4.2 MELAKSANAKAN PERBAIKAN

FAKTOR SEBELUM
NO. LANGKAH PERBAIKAN MONITORING KESIMPULAN
DOMINAN PERBAIKAN

1 MACHINE : A. Monitoring • Menyediakan alat pengingat monitoring restrain sesuai SPO dalam 2 Ada 3
UC
1 1 xba
restrain bentuk program aplikasi di komputer. 0.50.5 L…
0.5
CL ketidakpatuhan
Belum adanya 0 0 LCLr
dilakukan 1. Setiap pasien yang dilakukan restrain perawat wajib: Inputing data =… Monitoring
alat audio -1 1 2 3 4 5 6
berdasarkan pasien terdiri dari: Nama pasien, No. Rekam medis, Keterangan restrain yang
pengingat
SPO restrain (diisi sesuai dengan perubahan TTV, tanda akibat restrain: cidera, didapatkan
waktu
B. Tidak lecet, lukasi, fraktur) dan set waktu monitoring setiap satu jam. Monitoring restrain selama 6 hari dan
monitoring
tersedia alat 2. Aktifkan kode “actived” pada pojok kanan atas. dilakukan pada penurunannya:
pasien restrain
pengingat 3. Alarm akan berbunyi setiap satu jam selama 20 detik. minggu ke 3 bulan Juli 85,7%
setiap satu jam.
atau alarm. 4. Perawat akan melihat monitor komputer pada kotak warning yang 2016 selama 6 hari,
memperlihatkan identitas pasien bahwa waktu monitoringnya sudah dengan Penanggung
satu jam jawab: Jeffry Setiaji
5. Perawat klik “OK” pada kotak warning.
6. Perawat mencatat hasil monitoring di lembar monitoring restrain.
7. Perawat akan lapor DPJP/ dokter jaga bila ditemukan restrain lebih
dari 4 jam ke dua dan atau ditemukan tanda akibat restrain (merah,
lecet, luksasi, fraktur) perubahan TTV, status mental dari hasil
monitoring.
8. Perawat akan melakukan setting alarm berikutnya jika terdapat
restrain pasien kedua dan seterusnya.
FAKTOR
NO SEBELUM PERBAIKAN LANGKAH PERBAIKAN MONITORING KESIMPULAN
DOMINAN

2. MATERIAL : A. Kurang peduli nya • Melakukan sosialisasi terhadap SPO pasien 2 Ada 4 melakukan
UCL
perawat terhadap restrain ketidaksesuaian SPO
1 =
LCL
Belum adanya monitoring restrain. • Membacakan SPO restrain setiap ganti shift CL
1.… dalam 6 hari monitoring
=0.
form SPO restrain 0
B. Pemahaman SPO jaga selama proses perbaikan. 28 dan form restrain hasil
1 2 3 4 5 6
yang setiap satu restrain kurang optimal. • Melakukan audit keperawatan tentang penurunan = 81%
jam sesuai SPO pelaksanaan restrain dan SPO restrain.
Monitoring dilakukan
pada minggu ke 3 bulan
Juli 2016 selama 6 hari,
dengan Penanggung
jawab: Dwi Widodo
LANGKAH V
MENELITI HASIL PERBAIKAN

5.1. PENELITIAN HASIL


5.1.1 Tabel evaluasi sebelum dan setelah perbaikan berdasarkan TEMA
MASALAH SEBELUM SESUDAH

JML % %KUM JML % %KU


M
ketidakpatuhan monitoring
85 36.32 36.32 57 27.67 27.67
fixasi kurang
ketidakpatuhan hand hygiene
80 34.19 70.51 80 38.83 66.50
pemberi asuhan
ketidaksinambungan
implementasi penulisan SOAP 69 29.49 100.00 69 33.50 100.00
dalam catatan terintegrasi
234 100.00 57 100.00

Diagram pareto sebelum perbaikanDiagram pareto setelah perbaikan


250 100.00
100.00 200 100100.00
200 80.00 80.00
70.51 150 72.33
150 60.00 60.00
85 80 69 100 80 69
100 36.32 40.00 38.83 57 40.00
50 20.00 Series1 50 20.00 Series1
0 0.00 Series2 0 0.00 Series2
5.1.2 Tabel evaluasi Sebelum dan sesudah perbaikan berdasarkan JUDUL

MASALAH SEBELUM SESUDAH


JML % %KUM JML % %KUM
Perawat melakukan kegiatan
803806.
asuhan keperawatan pasien 27.67 27.67 77 12.28 12.28
320
lain.
Perawat menganggap pasien
yang direstrain sudah dalam 70 38.83 66.50 30 52.63 64.91
kondisi aman.
Pemahaman perawat terhadap
40 33.50 100.00 20 35.09 100.00
spo restrain.
100.0
206 100.0 57
0

Diagram pareto sebelum perbaikan Diagram pareto setelah perbaikan


200 100.00
100.00 60 100100.00
50 87.72
78.95 80.00 80.00
150 40 30 60.00
60.00 30 52.63
20
100 80 70 40.00
42.11 40.00 20
7 20.00
40 Series1 10 Series1
50 20.00
Series2 0 0.00 Series2
0 0.00

Kesimpulan Penurunan judul


=80– 7 x 100% = 91,25%
80
PASIEN TERINDIKASI
UNTUK
FLOW CHART DILAKUKANRESTRAIN

PERAWAT MELAPOR DPJP

DPJP MENGINTRUKSIKAN UTK


DILAKUKAN RESTRAIN

PERAWAT MELAKUKAN
RESTRAIN

PERAWAT INPUTING DATA


PASIEN DAN SETTING
PROGRAM ALARM SETIAP
SATU JAM DI KOMPUTER

1 JAM KEMUDIAN ALARM


BERBUNYI

PERAWAT MEMONITORING
PASIEN RETRAIN SESUAI FORM
MONITORING RESTRAIN

SETELAH 4 JAM KEDUA


DOKTER
MEMBERIKANINSTRUKSI LAGI
INSTRUKSI LAGI

LEPAS RESTRAIN LANJUT RESTRAIN

PERAWAT MELEPAS SETTING ULANG SYSTEM


RESTRAIN APLIKASI PENGINGAT
RESTRAIN DI KOMPUTER
LANGKAH VI

MEMBUAT STANDAR BARU

Belajar dari permasalahan yang ada dan proses perbaikan yang telah dilakukan maka
kelompok KBK MENTARI menetapkan standar baru sebagai berikut :

6.1 STANDART PROSEDUR OPERASIONAL

ALAT PENGINGAT MONITORING RESTRAIN

1. Perawat menemukan pasien gelisah terindikasi akan dilakukan restrain,

2. Perawat segera melapor ke DPJP


3. DPJP mengintruksikan kepada perawat untuk pasien gelisah tersebut dilakukan restrain,
4. Perawat melakukan restrain sesuai advis dokter.
5. pasien yang dilakukan restrain perawat wajib: Inputing data pasien terdiri dari: Nama
pasien, No. Rekam medis, Keterangan (diisi sesuai dengan perubahan TTV, tanda akibat
restrain: cidera, lecet, lukasi, fraktur) dan set waktu monitoring setiap satu jam.
6. Aktifkan kode “actived” pada pojok kanan atas.
7. Alarm akan berbunyi setiap satu jam selama 20 detik.
8. Perawat akan melihat monitor komputer pada kotak warning yang memperlihatkan
identitas pasien bahwa waktu monitoringnya sudah satu jam
9. Perawat klik “OK” pada kotak warning.
10. Perawat melakukan monitoring :
a. Tanda tanda vital,
b. Tanda cidera yang berhubungan dengan proses pengikatan,
c. Sirkulasi dan rentang gerak ekstremitas
d. Status mental.
11. Perawat mencatat hasil monitoring di lembar monitoring restrain.
12. Perawat akan lapor DPJP/ dokter jaga bila ditemukan restrain lebih dari 4 jam ke dua
dan atau ditemukan tanda akibat restrain (merah, lecet, luksasi, fraktur) perubahan TTV,
status mental dari hasil monitoring.
13. Bila dokter mengintruksikan untuk melepas restrain, maka perawat melepas retrain
14. Bila dokter mengintruksikan untuk melanjutkan pemasangan restrain maka perawat
akan melakukan setting alarm berikutnya jika terdapat restrain pasien kedua dan
seterusnya.
15. Apabila terjadi restrain pasien diwaktu bersamaan, maka dalam mensetting alarm diberi
jeda beberapa menit untuk menghindari terjadinya tumpang tindih bunyi alarm.

Komentar Pimpinan :
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………

Semarang, Agustus 2016

Diajukan oleh : Disetujui oleh : Diajukan oleh :


Ketua KBK, Kepala Bidang keperawatan Fasilitator,

Rudi Widiyanto, Skep,


Umtitin, Skep, Ns Ratna Dewi, Skep, Ns Ns, Mkes
NIP. 1966072 1987032 11 NIP. 19641210 1988032008 NIP. 19700401993031006
LANGKAH VII
MENGUMPULKAN DATA BARU & RENCANA BERIKUTNYA

7.1. INVENTARISASI MASALAH


Periode Masalah : Agustus 2016
Penanggung jawab : Beny Sancaya

MASALAH JML % %KUM 100.00


100.00
300 82.51 80.00
ketidakpatuhan hand hygiene 200 63.27 60.00
100
80 69 43.44
68 66 60 40.00
pemberi asuhan 80 16.88 16.88 23.32 20.00
Series1
0 0.00
ketidaksinambungan Series2

implementasi penulisan
SOAP dalam catatan
terintegrasi 69 14.56 31.43
ketidaksesuaian waktu Kesimpulan: Berdasarkan hasil
pemberian obat 68 14.35 45.78 tabulasi data dan diagram pareto

ketidakpatuhan perawat diatas, maka Kelompok Budaya Kerja

melakukan TAK (terapi MENTARI menentukan tema sebagai

aktivitas kelompok) 66 13.92 59.70 berikut : “Menekan Tingginya

ketidakpatuhan monitoring Ketidakpatuhan hand hygiene

fixasi kurang 57 12.66 72.36 pemberi asuhan”

7.3. JADWAL RENCANA SELANJUTNYA

Anda mungkin juga menyukai