Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL SKRIPSI

Penindakan Terhadap Notaris Yang Tidak Hadir DiKantor Pada Waktu Jam Kerja
Yang Terjadi di Kota Mojokerto

Oleh :

Yuni Tanti Islamiyah

152040100003

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

Juli 2017
PROPOSAL SKRIPSI

Penindakan Terhadap Notaris Yang Tidak Hadir DiKantor Pada Waktu Jam Kerja
Yang Terjadi di Kota Mojokerto

Untuk Menyusun Skripsi Pada Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Oleh :

Yuni Tanti Islamiyah

152040100003

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

Juli 2017
HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Proposal Skripsi : Penindakan Terhadap Notaris yang tidak berada dikantor
pada waktu jam kerja yang terjadi di Kota Mojokerto.
Nama Mahasiswa : Yuni Tanti Islamiyah
NIM : 152040100003
Proposal skripsi dengan judul diatas telah diterima dan disetujui pada Tanggal 28 Bulan
April Tahun 2017 di Sidoarjo.

Oleh : Dosen Pembimbing

M. Tanzil Multazam, SH., M.Kn.

Mengetahui,
Dekan Ketua Program Studi Ilmu Hukum
Fakultas Hukum Fakultas Hukum
Universitas Muhamadiyah Sidoarjo Universitas Muhamadiyah Sidoarjo

Rifki Ridho Pahlevi, SH., M.H Noor Fatimah Mediawati, S.H, M.H.,
NIP./NIK. NIP./NIK.
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Notaris merupakan profesi seorang ahli hukum, yang mempunyai kewenangan


yang mulia sebagai seorang notaris (Nobile Officium). Notaris dapat dikatakan sebagai
seorang pejabat memiliki profesi yang mulia karena profesi notaris sangat erat
hubungannya dengan kemanusiaan dalam menyelesaikan suatu kasus yang erat
berhubungan dengan harta setiap manusia.1 Di dalam melaksanakan amanah, Notaris
mengemban tugas penting yaitu melayani kepentingan masyarakat. Pada pasal 4 UUJN
menegaskan sebelum menjalankan jabatannya notaris harus melakukan sumpah
jabatan sebagai Notaris. Notaris dalam melaksanakan tugasnya melayani kepentingan
masyarakat harus menjaga harkat dan martabatnya sebagai pejabat umum.2

Notaris dalam menjalakan jabatannya diawasi oleh organisasi notaris yang


dalam suatu wadah yang disebut dengan Ikatan Notaris Indonesia (INI). Didalam
menjalankan tugasnya sebagai seorang pejabat umum yang ditunjuk oleh Negara harus
sesuai dengan aturan hukum yang berlaku dalam ketentuan Undang – undang Jabatan
Notaris maupun Kode Etik Notaris. Dapat dimunkinkan dalam menjalankan tugas dan
jabatanya sebagai seorang Notaris, bias saja sewaktu – waktu dapat dipanggil oleh
aparat penegak hukum jika terjadi suatu pelanggaran.3 Seringkali terjadi kepada
seorang notaris yang wilayah kerja jauh dari rumah tidak pernah ada dikantor wilayah
jabatannya dalam waktu kurang lebih satu bulan, dan nyatanya yang ada dikantor
tersebut hanya pegawainya saja. Banyak terjadi misalnya seperti apa yang saya teliti
pada wilayah Kota Mojokerto salah satunya. Dalam Undang – undang jabatan Notaris
tersebut telah dijelaskan larangan – larangan seorang Notaris yang tercantum pada

1 Wiwie Heryani Program Sulhan, Syamsul Bachri, “PELAKSANAAN KODE ETIK DALAM
MENJALANKAN JABATAN NOTARIS,” n.d., 1–14.
2 Endang Purwaningsih, “BENTUK PELANGGARAN HUKUM NOTARIS DI WILAYAH PROVINSI” 27

(2015): 14–28.
3 Alexander V Serkin, “Peran Majelis Kehormatan Notaris Dalam Memberikan Persetujuan Kepada

Penegak Hukum Ketika Memeriksa Notaris Yang Diduga Melakukan Pelanggaran Hukum Pidana Saat
Menjalankan Jabatannya Sebagai Notaris,” n.d., 1–4.
Pasal 17 angka nomor 2 (dua) pada undang-undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang
Jabatan Notaris atau disebut dengan UUJN yang mengatakan “Jika seorang notaris
yang meninggalkan wilayah jabatanya selama kurang lebih 7 hari pada waktu jam
kerja secara terus menerus tanpa suatu alasan yang sah atau jelas “. Pengertian pada
pasal tersebut menjelaskan bahwa setiap notaris tidak diperbolehkan meninggalkan
wilayah jabatannya lebih dari 7 hari, maka notaris tersebut harus berada pada kantor
wilayah jabatanya (Kota/ Kabupaten) pada waktu jam kerja yang telah ditentukan akan
tetapi jam kerja untuk Pejabat umum seperti Notaris, jam kerjanya bias dilakukan
kapan saja. Dikarenakan sampai hari ini belum ada ketentuan terhadap jam kerja
seorang Notaris. Jika seorang Notaris meninggalkan wilayah jabatannya pada jam kerja
yang berlangsug lama notaris tersebut dapat melanggar larangan yang telah di
tentukan dalam Undang – undang Tentang Jabatan Notaris.4

Penelitian seperti ini sudah pernah diteliti sebelumnya namun hanya berfokus
pada notaris yang tidak hadir dikantor pada waktu jam kerja yang berlangsung selama
kurang lebih 7 (tujuh) hari tanpa alasan yang sah.5 Sedangkan penelitian ini berfokus
pada prosedur pemberian sanksi oleh Majelis Kehormatan Notaris terhadap seorang
notaris yang melanggar larangan tercantum dalam ketentuan Undang – undang
Jabatan Notaris.6 Kewajiban seorang Notaris yang ingkar pada janji yang telah
diucapkan pada saat sumpah jabatan Notaris merupakan keseharusan yang harus
dijalankan sesuai dengan tugas dan jabatannya. Peraturan Perundang – undangan
lainnya juga menghendaki adanya kewajiban ingkar tersebut.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan yang saya jabarkan pada latar belakang dapat dikemukakan suatu
rumusan masalah sebagai berikut :

4
R. Soegondo Notodiserjo, Hukum Notaris Di Indonesia, 1982.
5
Agung Firdyan Saputra et al., “Larangan Pembuatan Akta Notaris Diluar Wilayah Jabatannya,” n.d.
6 Moh Sodiq, “Relevansi Kewajiban Ingkar Notaris Dalam Menjalankan Jabatannya (Analisis Pasal 16

Huruf F Undang - Undan Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris),” Lex Renaissance II, no. 1
(2017): 131–46.
1. Apakah ada ketentuan terkait prosedur penindakan terhadap notaris yang tidak
hadir dikantor pada waktu jam kerja ?
2. Apakah akibat hukum yang timbul terkait dengan tanggung jawab atas ketidak
hadiran Notaris pada waktu jam kerja ?

3. Tujuan Penelitian

Didalam penelitian ini, saya mempunyai suatu tujuan yang harus dicapai yaitu :

1. Untuk memahami ketentuan hukum terkait dengan prosedur penindakan terhadap


notaris yang tidak hadir dikantor pada waktu jam kerja.
2. Mengetahui akibat hukum yang akan timbul berkaitan dengan tanggung jawab atas
ketidak hadiran Notaris pada waktu jam kerja.

4. Manfaat penelitian
Berdasarkan yang saya teliti ini dapat memberikan kontribusi, referensi atau
bahan pembelajaran bagi mahasiswa fakultas hukum maupun masyarakat luas agar
mengetahui bagaimana seharusnya Notaris dalam menjalankan wilayah kerjanya
berdasarkan Undang-Undang yang berlaku.
1. Para notaris dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai acuan untuk tidak
meninggalkan kantor pada jam kerjanya.
2. Menambah khazanah keilmuan terkait dengan perlindungan hukum yang
timbul terhadap Notaris yang tidak berada dikantor.

5. Landasan Teoristis

5.1 Notaris Sebagai Pejabat Umum


Notaris merupakan seorang pejabat umum yang pekerjaannya mulia (nobile
officium) sebagai seorang pejabat umum yang ditunjuk oleh Negara yang berwenang
membuat suatu akta yang otentik meliputi semua perbuatan yang telah dilakukan oleh
setiap manusia. Berkaitanya dengan wewenang seorang notaris yang harus dilakukan
hanya diperbolehkan menjalankan tugas dan jabatanya di daerah yang telah dipilih
aturan tersebut juga telah ditentukan dan ditetapkan dalam UUJN tersebut. Apabila
ketentuan itu tidak dilaksanakan maka notaris tersebut melanggar aturan UUJN. Tidak
hanya mengenai tentang kewenangan dan kewajiban saja yang ada dalam UUJN tetapi
menyebutkan juga tentang larangan – larangan yang tidak boleh dilakukan oleh
notaris.7

5.2 Kode Etik Notaris

Kode etik notaris hakikatnya berkaitan erat dengan moral dan etika, mempunyai
penilaian mengenai perbuatan seorang notaris mengenai nilai dan norma-norma etis
yang bersifat kesusilaan dan harus diikuti dengan intregritas yang tinggi tertuang
didalam peraturan Jabatan Notaris. Profesi notaris juga berlandaskan pada nilai moral
yang dimiliki oleh setiap maunusia sehingga pekerjaannya berdasarkan kewajiban.
Integritas merupakan hasil akhir dari percampuran antara moral dan hati nurani yang
ada dalam diri seorang notaris sehingga secara teguh mampu menjalankan tugas dan
tanggung jawabnya yang ditentukan dalam undang – undang sebagai pejabat umum
yang mengemban tugas negara dan berpaku pada hukum yuridis yaitu UUJN dan
Kode Etik Notaris.8 Kode Etik Notaris tersebut juga memuat unsur material tentang
kewajiban, larangan, aturan, pengecualian dan sanksi yang akan dijatuhkan kepada
notaris apabila seorang notaris terbukti melanggar kode etik dan menyalahi aturan
yang telah ditetapkan. Selain itu, didalam Kode Etik Notaris juga mengatur tata cara
penegakan kode etik seorang notaries dalam melakukan pemecatan sementara sebagai
anggota INI jika melanggar aturan yang telah ditetapkan.

7 Desi Indriani, “Kebijakan Hukum Pidana Terhadap Pembatasan Kewenangan Penyidikan Terhadap
Notaris (Undang - Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Jabatan Notaris)” 10, no. 1 (2016): 149–74.
8
EVIE MURNIATY, “Tanggung Jawab Notaris Dalam Hal Terjadi Pelanggaran Kode Etik,” no. 5 (2010): 1–111.
5.3 Kewenangan Majelis Pengawas Notaris
Majelis Pengawas Notaris diberi kewenangan untuk melakukan pemeriksaan
terhadap seorang notaris yang melanggar, dalam menyelenggarakan proses sidang
untuk memeriksa seorang notaris dengan adanya dugaan atas pelanggaran terhadap
Kode Etik Notaris atau pelanggaran yang dalam melaksanaan tugas jabatanya, dalam
mengambil sebuah keputusan hingga pemberian sanksi terhadap Notaris yang
melanggar aturann yang telah ada dalam UUJN dan Kode Etik Notaris. Selain itu
Majelis Pengawas Notaris juga diberikan suatu kewenangan untuk mengatur segala
yang menyangkut dengan ijin cuti oleh Notaris, menetapkan sebagai Notaris Pengganti
yang mengalami Cuti, protokoler cuti seorang Notaris, dan yang melakukan suatu
tindakan yang dianggap perlu untuk melakukan hal tersebut telah diatur dalam pasal
70 sampai dengan pasal 77 UUJN. Majelis Pengawas Daerah dalam menjalankan
kewenangannya terhadap Notaris, Keberadaan Majelis Pengawas Notaris merupakan
suatu perwujudan dari Undang – undang Jabatan Notaris yang mengatur terhadap
pengawasan profesi Notaris.9

6. Usulan Metode Penelitian


Metode yang digunakan adalah metode normative dengan pendekatan
Perundang – undangan nomor 2 Tahun 2004 atas perubahan Undang – undang Nomor
30 Tahun 2004 tentang jabatan Notaris dan literatur yang terkait pada kewenangan
Dewan Majelis Kehormatan Notaris.

7. Usulan Sistematika
Bab I, meliputi Latar Belakang masalah yang menjelaskan notaris sebagai nobile
officium merupakan profesi yang berhubungan erat dengan kemanusiaan. Ketidak
hadiran seorang notaris pada jam kerja yang berlangsung lama. Sehingga berdasarkan

9SH. Enggar Listantri, “Pelaksanaan Peran Majelis Pengawas Daerah Dalam Rangka Upaya Pembinaan
Dan Pengawasan Terhadap Notaris Di Kabupaten Bogor” 2008.
uraian pada latar belakang terdapat rumusan masalah, dan didalam rumusan masalah
tersebut memiliki suatu tujuan yang akan dicapainya.
Bab II, metode penelitian ini menggunakan metode normatif yang mendekatkan
pada perundang-undangan tentang Jabatan Notaris.
Bab III, landasan teori ini dapat menarik sebuah konsep yang terjadi terhadap
notaris yang tidak berada pada kantor, dan seorang notaris juga memiliki moral dan
etika yang erat hubungannya terhadap profesi tersebut dalam menjalankan tugas dan
jabatannya berpaku pada suatu hukum yang bersumber secara yuridis formal yaitu
dengan adanya Undang – undang Jabatan Notaris dan Kode Etik Notaris. Penindakan
Majelis Pengawas Daerah terhadap seorang Notaris yang melanggar larangan yang ada
dalam ketentuan Undang-undang Jabatan Notaris.
Bab IV, Pembahasan ini terkait dengan ketentuan prosedur penindakan terhadap
notaris yang tidak hadir dikantor pada waktu jam kerja, dan akibat hukum yang timbul
terkait dengan tanggung jawab Notaris atas ketidak hadiran pada jam kerja.
Bab V, Kesimpulan ini dapat kita Tarik atas kewenangan Majelis Kehormatan
Notaris dalam memberi sanksi terhadap seorang Notaris yang melanggar larangan
yang tercantum dalam Undang-undang Jabatan Notaris.

8. Jadwal Penelitian
No. Kegiantan/ Penanggung Jwab Bulan Ke
1 2 3 4 5 6
1 Seminar proposal :
Ijin terealisasi dan persiapan penelitian
2 Pengumpulan data :
Bahan hukum Primer dan Sekunder
terkumpul.
3 Analisa : Implementasi notaris
berdasarkan pada Undang – undang No
30 tahun 2004 Jouncto Undang –
undang No 2 tahun pada Jabatan
Notaris lingkup Kabupaten Sidoarjo.

4 Pembuatan Laporan :
Terselesainya laporan hasil penelitian
5 Ujian Akhir : Tercapainya luaran hasil
penelitian

9. Referensi
Enggar Listantri, SH. “Pelaksanaan Peran Majelis Pengawas Daerah Dalam Rangka
Upaya Pembinaan Dan Pengawasan Terhadap Notaris Di Kabupaten Bogor,” 2008.
EVIE MURNIATY. “Tanggung Jawab Notaris Dalam Hal Terjadi Pelanggaran Kode
Etik,” no. 5 (2010): 1–111.
Indriani, Desi. “Kebijakan Hukum Pidana Terhadap Pembatasan Kewenangan
Penyidikan Terhadap Notaris (Undang - Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang
Jabatan Notaris)” 10, no. 1 (2016): 149–74.
Notodiserjo, R. Soegondo. Hukum Notaris Di Indonesia, 1982.
Purwaningsih, Endang. “BENTUK PELANGGARAN HUKUM NOTARIS DI
WILAYAH PROVINSI” 27 (2015): 14–28.
Saputra, Agung Firdyan, Magister Kenotariatan, Fakultas Hukum, Universitas
Narotama Surabaya, and Wilayah Jabatan Notaris. “Larangan Pembuatan Akta
Notaris Diluar Wilayah Jabatannya,” n.d.
Serkin, Alexander V. “Peran Majelis Kehormatan Notaris Dalam Memberikan
Persetujuan Kepada Penegak Hukum Ketika Memeriksa Notaris Yang Diduga
Melakukan Pelanggaran Hukum Pidana Saat Menjalankan Jabatannya Sebagai
Notaris,” n.d., 1–4.
Sodiq, Moh. “Relevansi Kewajiban Ingkar Notaris Dalam Menjalankan Jabatannya
(Analisis Pasal 16 Huruf F Undang - Undan Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan
Notaris).” Lex Renaissance II, no. 1 (2017): 131–46.
Sulhan, Syamsul Bachri, Wiwie Heryani Program. “PELAKSANAAN KODE ETIK
DALAM MENJALANKAN JABATAN NOTARIS,” n.d., 1–14.

Anda mungkin juga menyukai