PENDAHULUAN
Manusia pada usia dewasa memiliki 32 gigi permanen yang terdiri atas
memiliki 4 gigi insisivus, 2 gigi kaninus, 4 gigi premolar dan 6 gigi molar .
Masing-masing dari gigi tersebut erupsi secara wajar dan sangat jarang
pada gigi molar yang terakhir bererupsi yaitu umur 17-21 tahun yang disebut
kesehatan gigi dan mulut. Salah satu adalah terjadinya Impaksi yaitu Gigi
tempat , obstruksi gigi tetangga, atau pertumbuhan posisi yang tidak normal.
Di Indonesia frekuensi yang paling sering terjadi impaksi adalah gigi molar ke
tiga mandibula. Pertumbuhan gigi molar tersebut dimulai pada usia 17-21
impaksi tetapi ada juga yang melaporkan bahwa 13-15% gigi tersebut tidak
mengalami pertumbuhan. 1
Perikoronitis adalah infeksi yang terjadi pada jaringan lunak disekitar mahkota
gigi yang mengalami impaksi sebagian, paling sering terjadi pada gigi molar
ke tiga mandibula, biasanya pada pasien muda. Gejala yang terjadi saat
1
perikoronitis adalah jaringan disekitar gigi mengalami pembengkakan, merah
serta sakit pada saat membuka mulut. Sedangkan menurut Akpata O (2007)
menjelaskan bahwa perikoronitis akut memiliki gejala sakit yang tajam dan
berdenyut, merah, bengkak dan bernanah pada gigi molar ke tiga yang
terjadi akibat sisa makanan, plak dan bakteri yang menginvasi pada poket
mahkota ketika gigi molar erupsi. Selain itu perikoronitis juga dapat
dengan gigi molar maksila secara berulang, akibatnya terbentuk lesi pada
tersebut oleh karena itu perlu dilakukan perawatan pada gigi molar ke tiga
Sedangkan radang gusi atau gingivitis adalah terjadi akibat adanya infeksi
gingival, dapat terjadi pada anak-anak , orang dewasa, dan juga dapat terjadi
pada masa remaja. Secara klinis gingivitis ditandai dengan adanya inflamasi
gingivitis kronis dan gingivitis yang berkaitan dengan plak bakteri. Secara
umum penyebab penyakit gingiva terdiri dari faktor lokal dan sistemik. Faktor
lokal yang terjadi di sekitar gigi dan jaringan periodontal, misalnya plak
2
bakteri, material alba, debris makanan, stain dental, kalkulus, karies, impaksi
lokal. 2
dan periodantitis terjadi dalam empat tahapan yaitu lesi inisial, lesi awal, lesi
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Radang gusi atau gingivitis adalah akibat dari infeksi bakteri. Pada
awalnya organisme streptokokus gram positif mendominasi. Tetapi, setelah 3
minggu, spesies batang gram positif khususnya Actinomyces, organisme gram
negatif seperti Fusobacterium, Veillonella dan organisme-organisme
spirochaetal termasuk treponema berkoloni menempati sulkus gusi. 2
Gingivitis dapat terjadi pada anak-anak dan orang dewasa, juga terjadi
pada masa remaja, dan gingivitis tidak mempunyai predileksi, terhadqp jenis
kelaminatau ras. 2
1. Gingivitis Akut
Gingivitis akut dibagi menjadi :
4
Gingivitis kronis terbagi lagi menjadi:
b. Gingivitis Generalisata
Gingivitis yang hampir menyeluruh pada semua gigi rahang atas atau
rahang bawah.
c. Gingivitis Marginalis
Gingivitis yang terdapat pada daerah margin dan bisa mencapai daerah
attached gingiva
d. Gingivitis Dims
Gingivitis yang melibatkan gingiva margin dan attached gingiva serta
papila interdental
e. Gingivitis Papilaris
Gingivitis yang melibatkan papila interdental dan meluas ke marginal
gingiva yang berbatasan.
5
Gambar 1 : Gineivitis marginaiis karena plak (Robert P. Langlais dart
Crate 51 Miller, Atlas Berwarna Kelainan Rongga Mulut,
hal. 27)
6
A. Faktor Lokal
Faktor lokal adalah faktor yang berada di sekitar gigi dan jaringan
periodontium 2,3
- Materia alba
Materia alba adalah deposit lunak dan transparan, terdiri dari
mikroorganisme, leukosit, protein saliva, sel-sel epitel dan
deskuamasi dan partikel-partikel makanan. Materi ini bisa melekat
ke permukaan gigi maupun restorasi dan gingiva,
- Debris Makanan
Debris makanan harus dibedakan dari impaksi makanan. Debris
makanan adalah partikel makanan yang bersisa di mulut akibat
tidak tuntas terlarutkan oleh enzim bakteri atau mekanis lidah, bibir
dan pipi.
- Stein Dental
Stein dental adalah deposit berpigmen yang melekat pada
permukaan gigi. Beberapa bakteri kromogenik menyebabkan stein
seperti: stein hitam (black stein) stein hijau (green stein) dan stein
jingga (orange stein)
- Kalkulus
Kalkulus atau yang dikenal juga sebagai karang gigi adalah plak
bakteri yang telah mengalami mineralisasi atau kalsifikasi.
- Karies
7
Karies terutama yang berada dekat margin gingiva, karena daerah
ini mudah terjadi penumpukan plak bakteri dan deposit lunak
lainnya.
- Merokok
Beberapa ahli mengatakan dampak merokok terhadap periodontal
beragam, terdiri dari: stein, panas dan asap yang timbul pada waktu
menghisap rokok. Stein tembakau akibat merokok dianggap
mempermudah penumpukan plak.
- Trauma mekanis
8
Trauma mekanis menyebabkan cedera pada ginggiva sehingga
lebih mempermudah timbulnya inflamasi akibat serangan bakteri
plak. Trauma mekanis ini bisa disebabkan oleh cara menyikat gigi
yang salah atau kebiasaan menggaruk-garuk gingiva dengan kuku.
- Trauma kimiawi
Tablet aspirin atau obat puyer yang sering diaplikasikan secara
lokal pada gusi sebagai usaha pasien menghilangkan nyeri sakit
gigi maupun obat kumur yang keras serta obat-obatan yang bersifat
bisa menyebabkan trauma kimiawi pada gingiva. 2
Gigi yang hilang tanpa diganti, mal oklusi /mal posisi, kebiasaan
bemapas dari mulut dan mendorong-dorong dengan lidah, kebiasaan para
fungsional serta oklusi yang traumatik
B. Faktor Sistemik
Faktor sistemik adalah faktor yang dihubungkan dengan kondisi
tubuh, yang dapat mempengaruhi respon periodontium terhadap penyebab
lokal. Faktor-faktor sistemik tersebut adalah : Faktor-faktor endokrin
(hormonal) meliputi : pubertas, kehamilan dan menopouse, gangguan dan
defisiensi nutrisi meliputi: defisiensi vitamin dan defisiensi protein serta
obat-obatan meliputi : Obat-obat yang dapat menyebabkan hiperplasia
gingiva non inflamatoris dan kontrasepsi hormonal. Faktor-faktor
psikologis (emosional), penyakit metabolisme : Diabetes Melitus,
gangguan penyakit hematologis : leukimia dan anemia, Penyakit-penyakit
yang melemahkan (debilatating disease). 2,3
9
Secara normal daerah subgingiva dan permukaan gigi yang
berdekatan dihuni oleh bakteri dalam jumlah dan jenis yang bervariasi dan
membentuk plak bakteri/plak gigi (bakterial plague/dental plague).
Beberapa menit setelah terdepositnya partikel, partikel akan terpopulasi
dengan bakteri. Bakteri dapat terdeposit langsung pada email, tetapi
biasanya bakteri melekat terlebih dahulu pada partikel dan agen bakteri
dapat menyelubungi glikoprotein saliva.
10
Patogenesis penyakit periodontal berupa inflamasi kronis
(gingivitis dan periodontitis) terjadi dalam empat tahapan yaitu lesi inisial
(initial lesion), lesi awal (early lesion), lesi mantap (esthabilished lesion)
dan lesi lanjut (advanced lesion), Ketiga lesi pertama adalah tahapan
gingivitis, sedangkan lesi lanjut yang disebut juga sebagai fase distribusi
periodontal (phase of periodontal break down) adalah tahapan
periodontitis. 2,3
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Penyikatan gigi dengan metode bass dianjurkan untuk kebersihan
gingivitis sehari-harinya bagi pasien dengan ataix tanpa penyakit periodontal.
Sikat gigi yang digunakan adalah yang bulunya lunak sampai sedang. Penyikatan
dilakukan pada permukaan vestibular dan oral rahang atas dan rahang bawah.
Instruksikan kepada pasien untuk tetap kontrol ke dokter gigi enam bulan sekali.
2,3
12
DAFTAR PUSTAKA
2. Langlais RP, Miller Cs, Atlas Berwarna Kelainan Rongga mulut yang
Lazim. Hipokrates, 1998. Jakarta
13