KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KESEHATAN MASYRAKAT DI PKM TANJUNG KARANG
UNIVERSITAS ISLAM AL AZHAR MATARAM 2019
ABSTRAK
Puskesmas
Tujuan Ngawi
Desain : menggunakan
untuk adalah
mengan case
alisis
Kesimp ulan : t er dapat hub ung an antara keberadaan
satu dari
control.
hubungan 24 Puskesmas
Terdapat
lingkungan
102 sampel,
fisik,
po tensi tempat p engemb angbiakan, keberadaan temp at
ist irahat di dalam rumah, t empat istir ahat di luar rumah,
dengan
biologi,
terdiri
dan
dari kasus
praktik
51 kasusDBD
PSNdan
dengan
51
p enut up an tempat samp ah, penimbunan limbah, daur
kejadian
kontrol DBD
dan116menggunakan
dipa
wilayah kerja
ulang b ar ang bekas, dan k ontak Aed es a eg yp ti deng an
terbanyak da tahun
DBD di w ilayah k erjaPuskesmas Ng aw i.
Puskesmas
variabel Chi-square.
Ngawi.
2015.
PENDAHULUAN
Menurut data dari Profil Kesehatan Indonesia, pada tahun 2012 (90.245 kasus), tahun 2013 (112.511
Penyakit
kasus) dan tahun 2014 (100.347 kasus)
Penyakit DBD
DBD menjadi
menjadi salah
salah satu
satu penyakit
penyakit menular
menular disebabkan
disebabkan oleh
oleh virus
virus dengue
dengue yang
yang ditularkan
ditularkan melalui
melalui gigitan
gigitan nyamuk
nyamuk Aedes
Aedes aegypti
aegypti dan
dan Aedes
Aedes
albopictus.
albopictus.
Nyamuk
PenyakitAedes
DBD
Nyamuk Aedes aegypti dan
dalam
aegypti Aedes albopictus
penularannya
dan Aedes tersebut hampir
hampir terdapat di
terdapat
dipengaruhi
albopictus tersebut seluruh
dioleh pelosok
tiga
seluruh Indonesia.
faktor
pelosok utama,
Indonesia. Selain itu,
itu, kedua
Selainyaitu nyamuk
nyamuk tersebut
manusia
kedua (host),
tersebut juga akan
jugavirus
akan
meningkat
meningkat pesat
pesat saat
saat musim
musim hujan.
hujan.
(agent), dan lingkungan (enviroment). Faktor lingkungan merupakan faktor terpenting dalam
infeksi DBD terutama dalam perkembangan dan persebaran vektor nyamuk Aedes aegypti
METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan case control.
●
P-value = 0,016 yang menunjukkan adanya hubungan keberadaan
●
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Tixie Salaswati,
Rahayu Astuti dan Hayu Nurdiana (2010).
●
p-value = 0,338 yang menunjukkan tidak adanya hubungan
●
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Tixie Salaswati, Rahayu
Astuti dan Hayu Nurdiana (2010) yang menyatakan bahwa tidak ada
hubungan antara keberadaan breeding place dengan kejadian DBD
HASIL
Hubungan Keberadaan Resting Place di Dalam Rumah dengan Kejadian
DBD
●
p-value=0,001 yang menunjukkan adanya hubungan keberadaan resting place di dalam rumah
●
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Eka Muliati (2010) yang menyatakan ada hubungan antara
keberadaan resting place di dalam rumah dengan kejadian DBD ( p = 0,044 dan OR = 7,111 )
●
p-value=0,016 yang menunjukkan adanya hubungan
●
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Tixie Salaswati, Rahayu Astuti dan Hayu Nurdiana (2010) yang menyatakan
ada hubungan antara keberadaan resting place di luar rumah dengan kejadian DBD (p = 0,035 dan OR = 2,759).
HASIL
Hubungan Keberadaan Ikan Pemakan Jentik
dengan Kejadian DBD
●
p-value = 0,4 yang menunjukkan tidak ada hubungan
●
Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kristina (2014) yang
menyatakan bahwa ada hubungan antara penggunaan ikan pemakan jentik dengan kejadian
DBD di wilayah kerja Puskesmas Genuk Semarang Tahun 2014 dengan p-value = 0,023
●
p-value = 1 yang menunjukkan tidak ada hubungan
●
Hal ini sejalan dengan penelitian Dian Puspita Sari (2013) yang menyatakan bahwa tidak
ada hubungan antara keberadaan tanaman anti nyamuk dengan kejadian DBD pada anak
sekolah usia 5-11 tahun di sekolah Kecamatan Candisari Semarang dengan pvalue = 0,169.
HASIL
Hubungan Praktik Menguras Tempat Penampungan ir (TPA) dengan
Kejadian DBD
●
p = 0,001 (p<0,05) hal ini menunjukkan secara statistik bahwa ada hubungan antara praktik menguras tempat penampungan
air (TPA) dengan kejadian DBD.
●
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Riza Berdian Tamza, Suhartono dan Dharminto (2013)
●
p = 0,001 (p < 0,05) hal ini menunjukkan secara statistik bahwa ada hubungan antara praktik
menutup TPA dengan kejadian DBD.
●
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Deni (2012)
HASIL
Hubungan Praktik Memanfaatkan / Mendaur Ulang Barang Bekas dengan
Kejadian DBD
●
p = 0,001 (p<0,05) hal ini menunjukkan secara statistik bahwa ada hubungan
●
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Kristina (2014) yang menyebutkan bahwa ada hubungan antara praktik
memanfaatkan / mendaur ulang barang bekas dengan kejadian DBD di wilayah kerja Puskesmas Genuk. ( nilai p = 0,025 dan OR
= 10,667).
●
p = 0,005 (p<0,05) hal ini menunjukkan secara statistik bahwa ada hubungan antara praktik menghindari kontak dengan
nyamuk Aedes aegypti dengan kejadian DBD.
●
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rizkha J. Goshali, Woodford B.S dan Rahayu H.Akili (2010).
KESIMPULAN
Ada hubungan antara keberadaan breeding place potensial di dalam rumah, keberadaan
resting place di dalam rumah, keberadaan resting place di luar rumah, praktik menguras
TPA, praktik menutup TPA, praktik mendaur ulang barang bekas dan praktik menghindari
kontak nyamuk Aedes aegypti dengan kejadian DBD di wilayah kerja Puskesmas Ngawi.
3. Apakah pengambilan sampel diperoleh menurut cara yang sesuai dan representatif ?
Jawab : Iya, dijelaskan cara pengambilan sampel yang digunakan purposive sampling sudah
sesuai dengan metode penelitian dan sudah bersifat representatif.
TELAAH JURNAL
4. Apakah penelitian tersebut membahas suatu permasalahan secara jelas dan terfokus?
Jawab : Tidak, penelitian membahas hubungan beberapa faktor penyebab penyakit secara jelas
dan terfokus pada satu penyakit.