Anda di halaman 1dari 7

Farmaka 84

Volume 17 Nomor 3

POTENSI TUMBUHAN SEBAGAI REPELLENT AEDES AEGYPTI VEKTOR DEMAM


BERDARAH DENGUE

Astrina Fuji Nurfadilah, Moelyono Moektiwardoyo

Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran Jl. Raya Bandung Sumedang km 21, Jatinangor 45363

Email korespondensi: astrinafuji@gmail.com


Diserahkan 28/06/2019, diterima 23/01/2020

ABSTRAK

Produk repellent secara komersial telah tersedia dalam berbagai sediaan di pasaran. Repellent sendiri
digunakan sebagai perlindungan diri dari gigitan nyamuk Aedes aigypti. Nyamuk tersebut merupakan
penyebab dari penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Penyakit ini merupakan penyakit endemik
dan cukup banyak terjadi di Indonesia, oleh karena itu pencegahan dari penyakit DBD perlu
dilakukan, salah satunya yaitu dengan menggunakan repellent. Zat aktif yang biasa digunakan dalam
produk repellent adalah DEET (Diethyltoluamide), tetapi zat aktif tersebut dapat menyebabkan efek
samping yang akan merugikan terhadap penggunanya. Dengan itu, perlu dilakukan pencarian terhadap
repellent yang berasal dari tumbuhan diantaranya yaitu Tembakau, Serai Wangi, Pepaya, Duku,
Kenikir, Bangle, Legundi dan Adas yang mempunyai daya proteksi terhadap nyamuk Aedes aegypti
dan akan semakin meningkat daya proteksinya seiring bertambahnya konsentrasi dari bahan yang
digunakan serta lamanya pemaparan ekstrak.

Kata kunci: repellent, senyawa tumbuhan, konsentrasi maksimum, daya proteksi

ABSTRACT

Repellent products are commercially available in various preparations on the market for daily use.
Repellent itself is used as personal protection from the bite of the Aedes aigypti mosquito which is a
vector of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF). DHF is an endemic disease, therefore prevention of
dengue disease needs to be done, one of which is by using repellent. The active substance commonly
used in repellent products is DEET (Diethyltoluamide), but these substances can cause various side
effects. Therefore, it is necessary to search for plant repellents including Tobacco, Scented
Lemongrass, Papaya, Duku, Kenikir, Bangle, Legundi and Fennel, whose protection will increase with
increasing concentration of the material used and the length of use of the extract.

Keywords: repellent, plant compounds, maximum concentration, protection power

Pendahuluan berada dalam darah hingga menyebabkan


DBD. Aedes aegypti dan Aedes albopictus
Salah satu vektor yang dapat menjadi
adalah jenis nyamuk yang bisa menyebabkan
penyebab terjadinya penyakit menular,
DBD. Penyakit DBD merupakan penyakit
terutama terjadi pada daerah-daerah tropis
yang muncul di semua kalangan tanpa melihat
adalah nyamuk. Hal itu terjadi karena daerah
umur. Penyakit ini juga berhubungan dengan
tropis mempunyai tingkat endemik nyamuk
keadaan tempat tinggal serta kebersihan
yang tinggi. Demam Berdarah Dengue
lingkungan yang ditempati (Kemenkes RI,
merupakan penyakit yang penyebabnya
2015).
adalah virus dengue. Virus dengue dapat
Farmaka 85
Volume 17 Nomor 3
Di Indonesia sendiri jumlah penderita serangga. Repellent bisa dipakai dengan cara
DBD pada bulan Januari sampai bulan dioleskan ataupun disemprotkan. Repellent
Februari tahun 2016 terjadi sebanyak 13.219 yang baik dan aman untuk digunakan adalah
orang dengan jumlah kematian yang terjadi repellent yang tidak akan menggangu
sebanyak 137 orang. Golongan anak-anak penggunanya, tidak akan lengket saat
dengan usia 5-14 tahun merupakan penderita digunakan, memiliki bau yang enak, aman,
DBD terbanyak pada saat itu, yaitu mencapai dan tidak akan menyebabkan iritasi kulit saat
42,72%. Golongan kedua yang terbanyak digunakan. Zat aktif yang biasannya
yaitu usia 15-44 tahun yang mencapai 34,49% digunakan dalam repellent adalah
(Kemenkes RI, 2016). Diethyltoluamide yang biasa disingkat DEET.
DEET adalah repellent yang tidak memiliki
Aedes aegypti betina merupakan
bau, tetapi dapat menimbulkan rasa panas
nyamuk penyebab terjainya DBD. Biasanya
apabila DEET terkena mata. Selain DEET zat
mereka menghisap darah pukul 9-10 siang
lain yang bisa digunakan adalah ethyl
serta pukul 4 – 5 sore (Ayuningtyas dan Eka,
hexanediol yang mempunyai efek yang sama
2013). Telur Aedes aegypti biasannya di
seperti DEET (Diethyltoluamide), tetapi ethyl
simpan di penampungan air maupun pada
hexanediol mempunyai efek kerja yang lebih
genangan air (Sembel & T, 2013). Penyakit
pendek daripada DEET (Soedarto, 2011).
DBD merupakan salah satu penyakit virus
yang sangat berbahaya. Hal tersebut terjadi Sebagaimana yang telah diuraikan di
karena penyakit DBD dapat menyebabkan atas, maka pemakaian repellent dengan bahan
penderitanya meninggal dunia dalam waktu dari alam sangat dianjurkan untuk
yang sangat singkat (beberapa hari). meminimalisir efek samping merugikan yang
dapat ditimbulkan dari repellent dengan bahan
Oleh karena itu, masyarakat
kimia.
melakukan beberapa pengendalian terhadap
nyamuk Aedes aegypti diantaranya yaitu
dengan menggunakan anti nyamuk baik itu Bahan dan Metode
dalam sediaan semprot, bakar, maupun lotion
yang kebanyakan dari itu dibuat dari bahan Metode yang digunakan dalam

kimia. Bahan kimia tersebut memiliki penulisan review artikel ini adalah dengan

beberapa efek diantaranya adalah melakukan studi literature dari hasil

meninggalkan residu yang susah diuraikan penelitian yang telah dipublikasikan baik

alam sehingga akan mencemari lingkungan. dalam jurnal nasional maupun dalam jurnal
internasional.
Salah satu pencegahan penyakit DBD
yang dilakukan oleh masyarakat adalah
penggunaan repellent. Repellent sendiri Hasil dan Pembahasan
merupakan bahan kimia yang digunakan
Zodia (Euvodia graveolens), Gondopuro
untuk menghindari gigitan atau gangguan dari
(Gaultheria fragrantissima),
Farmaka 86
Volume 17 Nomor 3
Tembakau (Nicotiana tabacum), Suren, jam ke 2-6 setelah pemberian daya tolaknya <
Cengkeh (Zysigium aromaticum), Serai 80%. Hal tersebut disebabkan karena daun
Wangi (Andropogon nardus), Tuba (Derris gondopura mengandung senyawa saponin.
elliptia), Lavender (Lavandula latifolia), Ekstrak daun suren dengan dosis 100% dapat
Krisan (Chrysanthenum cinerariaefolium), memberikan penolakan sebesar 63,7% saat 1
Lavender (Lavandula latifolia) jam pertama setelah pemberian dan saat jam
ke 2-6 setelah pemberian daya tolaknya
Masing-masing ekstrak diujikan
dibawah 50% sehingga tidak efektif
terhadap 25 Aedes aegypti. Kotak diisi dengan
digunakan. Hal itu karena daun suren
25 Aedes aegypti betina. Kedua tangan
mengandung surenon, surenolakton dan
dioleskan ekstrak 10 mL, tangan kanan
surenin.
berfungsi sebagai control negatif, kemudian
Ekstrak batang serai wangi dengan
dimasukkan kedalam kotak. Pengujian
dosis 100% akan memberikan penolakan
dilakukan 6 jam dengan durasi 5 menit per
sebesar 95,5% dalam 1 jam pertama, 85,1 %
jam nya serta pengulangan dilakukan
selama 2 jam, serta memberikan penolakan
sebanyak 3 kali.
setelah pemberian 3-4 jam. Hal tersebut
Hasil yang didapatkan yaitu pada karena adanya sitral, sitronelol, geraniol,
ekstrak Zodia dengan dosis 100% dapat sitronelal yang mampu untuk menolak
memberikan penolakan 88,6 % terhadap serangga.
gigitan nyamuk pada 1 jam pertama; 88,2 % Ekstrak daun cengkeh memberikan
menolak dalam 2 jam pemberian; 84,5 % penolakan sebesar 93,5% dalam 1 jam
menolak dalam 3 jam pemberian; dan saat pertama; 86,9% dalam 2 jam setelah
pengujian ke 4-6 jam daya tolaknya dibawah pemberian; 83,7% dalam 3 jam pemberian;
80%. Hal tersebut terjadi karena adanya zat 81,7% dalam 4 jam pemberian, serta
aktif yaitu linalol dan apinen yang berfungsi memberikan penolakan saat jam ke 5-6
untuk mengusir nyamuk. setelah pemberian. Akar tuba setelah diteliti
Daun tembakau dibuat ekstrak ternyata tidak memberikan efektifitas sebagai
terlebih dahulu. Ekstrak dengan dosis 100% repellent.
dapat memberikan penolakan sebesar 92,0 % Bunga krisan diubah menjadi ekstrak
dalam 1 jam pertama; 88,3 % dalam 2 jam terlebih dahulu dan dapat memberikan
pemberian; 84,9% dalam 3 jam pemberian, penolakan sebesar 89,6%, tolaknya kurang
dan pada jam ke 4-6 sudah < 80%. Hal dari 80% saat 2-6 jam setelah pemberian
tersebut terjadi karena kandungan zat ekstrak.
nikotin. Nikotin dapat digunakan sebagai Daun lavender tidak menunjukan
pestisida. Selain itu daun tembakau juga efektifitasnya sebagai repellent karena
mengandung alkaloid. mempunyai daya tolak kurang dari 80%
Ekstrak daun gondopuro dengan dosis (Boesri, 2015).
100% efektif pada 1 jam pertama, yaitu dapat Pandan (P. amaryllifolius) dan Mangkokan
memberikan penolakan sebesar 83,3 %, pada (N. scutellarium)
Farmaka 87
Volume 17 Nomor 3
Efektifitas daun pandan lebih tinggi serta mampu menghambat pergantian dari
pada saat jam pertama setelah pemberian kulit larva, dan mampu masuk kedalam
yaitu sebesar 93,55%. Daun mangkokan nyamuk sebagai racun sehingga nyamuk bisa
memiliki daya tolak 87,5%. mati (Aritonang dan Carolina, 2017).
Daun pandan memiliki aroma yang Kenikir (Cosmos caudatus K.)
wangi dikarenakan adanya minyak atsiri yang Senyawa kimia yang terkandung
terkandung di dalamnya. Minyak atsiri dalam kenikir adalah saponin, flavonoid,
terbesar yang terkandung dalam daun pandan minyak atsiri dan polifenol. Tetapi zat yang
adalah hidrokarbon sesquiterpen yaitu sebesar memiliki fungsi sebagai penolak adalah
6-42%. Selain minyak atsiri, daun pandan minyak atsiri. Semakin tinggi konsentrasi dari
juga mengandung linalol yang mempunyai minyak kenikir yang diberikan, maka semakin
bau sehingga nyamuk tidak suka. tinggi pula perlindungan untuk menolak
Senyawa flavonoid dan saponin nyamuk Aedes aegypti (Wirastuti dan Malik,
terkandung dalam daun mangkokan. 2016).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, Duku (Lansium domesticum)
daun pandan dan daun mangkokan memiliki Senyawa alkaloid, flavonoid,
efektifitas yang kurang untuk dijadikan terpenoid, tannin dan saponin terkandung
repellent, sehingga harus diproses lebih jauh dalam kulit batang duku, sedangkan dalam
lagi (Marina dan Astuti, 2012). kulit buah duku sendiri mengandung alkaloid,
Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) flavonoid, saponin dan terpenoid. senyawa
Potensi anti nyamuk Aedes aegypti yang terkandung pada ekstrak daun duku
dimiliki oleh infusa dari kulit buah jeruk adalah alkaloid dan terpenoid. Semua
nipis. Hal tersebut terlihat dari adanya metabolit sekunder tersebut yang diduga
kematian nyamuk Aedes aegypti saat mempunyai kemampuan sebagai anti nyamuk.
diberikan infusa kulit jeruk nipis. Semakin Bagian dari tumbuhan duku yang aling
banyak kandungan ekstrak yang diberikan, optimal yaitu bagian kulit batang dengan
maka semakin banyak pula nyamuk Aedes waktu kematian nyamuk 8 menit. Waktu
aegypti yang mati. Konsentrasi ekstrak 25% tersebut meruakan waktu yang aling singkat
merupakan konsentrasi terbaik untuk dibandingkan dngan waktu kematian dari
membunuh nyamuk A. aegypti yaitu daun duku dan kulit buah duku (Yulianis,
mencapai 90%. 2019).
Komposisi yang terkandung dalam Papaya (Carica papaya L.)
kulit buah jeruk nipis adalah senyawa minyak Konsentrasi yang memiliki efektifitas
atsiri. Senyawa tersebut dapat dihasilkan dari tertinggi adalah 30% yaitu 91,3%, dan
kulit buah khususnya tanaman yang bergenus konsentrasi terendahnya adalah 5% yaitu
Citrus diantaranya yaitu sitronelal, limonen, sebesar 55,8%. Nyamuk tidak mau mendekat
β- kariofilen, geraniol, dan α-terpineol. dikarenakan adanya aroma khas yang tidak
Limonen merupakan senyawa dari minyak disukai oleh nyamuk yang berasal dari lotion
atsiri yang memiliki potensi sebagai larvasida papaya. Aroma itu akan mempengaruhi
Farmaka 88
Volume 17 Nomor 3
reseptor kimia pada antenna nyamuk. Proses Alkaloid sendiri berfungsi sebagai racun pada
tersebut nantinya akan diubah menjadi perut, sedangkan lavonoid sebagai racun pada
impuls, dan akan diteruskan ke SSP, dan akan saraf (Fiyanza et al., 2017).
terjadi integrasi pada syaraf motorik serta Sereh Wangi (Cymbopogon nardus L.) dan
nyamuk akan menghindar dari sumber bau Bangle (Zingiber cassumunar Roxb.)
nya. Kombinasi dari bangle dan daun sereh
Flavonoid merupakan senyawa kimia wangi mempunyai daya repelen yang baik
yang memiliki fungsi untuk membunuh untuk nyamuk Aedes aegypti. Daya proteksi
serangga dengan cara mengganggu terbaik dari kombinasi antara bangle dan daun
mitokondria dalam sel, sehingga akan sereh wangi adalah kombinasi bengle dengan
menghambat mitokondria untuk konsentrasi 2,5% dan daun sereh wangi
memproduksi ATP sehingga pengikatan O2 konsentrasi 7,5% yaitu sebesar 46,67%.
akan rendah dan nyamuk akan sulit bernafas Masing-masing dari kombinasi bangle dan
(Fadlilah et al., 2017). sereh wangi tidak memberikan perbedaan
Tembakau (Nicotiana tabacum L.) pengaruh yang terlalu signifikan sebagai
Repellent yang digunakan adalah repellent nyamuk. Hal tersebut membuktikan
dalam bentuk semprot dari ekstrak limbah bahwa kombinasi antara bangle dan sereh
tembakau dengan konsentrasi yang berbeda- wangi memiliki daya proteksi terhadap
beda. Konsentrasi ekstrak 5% bisa membunuh nyamuk Aedes aegypti (Sofian et al., 2016).
24% bagian nyamuk, konsentrasi 9% bisa Legundi (Vitex trifolia L.)
membunuh 37% bagian nyamuk, konsentrasi Presentase daya proteksi dari daun
15% bisa membunuh 49% bagian nyamuk, legundi terdapat peningkatan seiring dengan
konsentrasi 24% bisa membunuh 70% bagian adanya peningkatan konsentrasi dari ekstrak
nyamuk, konsentrasi 40% bisa membunuh daun legundinya, yaitu pada konsentrasi 10%,
80% bagian nyamuk, serta konsentrasi 64% 20%, dan 30%. Yang memunyai daya roteksi
bisa membunuh 86% bagian nyamuk. Jadi, tertinggi yaitu daun legundi dengan
semakin tinggi konsentrasi dari ekstrak konsentrasi 30%.
tembakau, maka akan semakin banyak pula Analisis yang digunakan dalam
nyamuk yang akan mati. penelitian adalah probit, dengan konsentrasi
Nyamuk Aedes aegypti yang sudah daya tolak pada Aedes aegypti yaitu 50% (ED
dikasih perlakuan tingkah lakunya akan 50) pada konsentrasi ekstrak 14,809%, dan
berubah, yang ditandai dengan adanya konsentrasi 99% (ED 99) mempunyai daya
perubahan gerakan dari aktif menjadi lamban, tolak pada Aedes aegypti yaitu pada
akan sulit bergerak, dan akhirnya mati. konsentrasi ekstrak 41,423%. Hal tersebut
Kematian dari nyamuk Aedes aegypti terjadi dapat menunjukkan dalam ekstrak daun
karena keracunan limbah tembakau. legundi terdapat zat aktif yang mempunyai
Senyawa yang diduga terkandung efektifitas sebagai repellent.
dalam tembakau yang dapat membunuh Senyawa yang terkandung dalam
nyamuk adalah alkaloid dan lavonoid. daun legundi adalah pinen, alkaloid, kamfena,
Farmaka 89
Volume 17 Nomor 3
saponin, terpenoid, dan sineol. Senyawa Daftar Pustaka
tersebutlah yang dapat mengakibatkan adanya Aritonang, B. N. dan Carolina, K. 2017. Uji
Efektifitas Infusa Kulit Buah Jeruk
gangguan saat proses penghirupan serangga
Nipis (Citrus aurantifolia) Dengan
(nyamuk) sehingga nyamuk akan menjauh Pembanding Spray Anti Nyamuk
Bermerk Terhadap Nyamuk Aedes
(Medikanto dan Setyaningrum, 2013).
aegypti. Jurnal Sains dan Teknologi
Adas (Foeniculum vulgare) Laboratorium Medik, 14-18.
Formula lotion minyak adas dihitung Ayuningtyas dan Eka, D. 2013. Perbedaan
daya proteksinya selama 4 jam, dan hasilnya Keberadaan Jentik Aedes aegypti
Berdasarkan Karakteristik Kontainer
menunjukkan adanya perbedaan yang di Daerah Endemis Demam Berdarah
signifikan antara lotion dari minyak adas Dengue. Semarang: Universitas
Negeri Semarang.
dengan control. Hal tersebut berarti minyak
Boesri, H., Heriyanto, B., Susanti, L. dan
adas yang berfungsi sebagai zat aktif pada
Handayani, S. W. 2015. Uji Repelen
formula mempunyai pengaruh dan memiliki (Daya Tolak) Beberapa Ekstrak
peran untuk dijadikan repellent Aedes aegypti. Tumbuhan Terhadap Gigitan Nyamuk
Aedes aegypti Vektor Demam
Konsentrasi 5% dan 10 % dari Berdarah Dengue. Vektora, 79-84.
minyak adas dapat memberikan penolakan Fadlilah, A. L., Cahyati, W. H. dan
selama 2 jam terhadap nyamuk dibandingkan Windraswara, R. 2017. Uji Daya
Proteksi Ekstrak Daun Pepaya
dengan lotion 1,25% dan 2,5% yang hanya (Carica papaya L) Dalam Sediaan
dapat memberikan penolakan selama 1 jam Lotion Dengan Basis PEG400 Sebagi
Repellent Terhadap Aedes aegypti.
saja (Kardinan dan Dhalimi, 2010). Jurnal Care, 318-328.

Fiyanza, F. F., Cahyati, H. W. dan Budiono, I.


Simpulan 2017. Efek Spray Limbah Tembakau
Dapat disimpulkan dari berbagai (Nicotiana tabacum L) Terhadap
Kematian Nyamuk Aedes aegypti.
tumbuhan diatas, semua tumbuhan memiliki Jurnal Kesehatan Masyarakat, 112-
daya tolak (repellent) terhadap Aedes aegypti 119.

dengan peningkatan daya proteksi sesuai Kardinan, A. dan Dhalimi, A. 2010. Potensi
Adas (Foeniculum vulgare) Sebagai
dengan kenaikan konsentrasi dari tumbuhan
Bahan Aktif Lotion Anti Nyamuk
yang digunakan serta lamanya pemaparan Demam Berdarah (Aedes aegypti).
Bul. Littro, 61-68.
ekstrak dari masing-masing tumbuhan pada
kulit. Kemenkes RI. 2015. Profil Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Tahun 2014. Jakarta: Kementrian
Ucapan Terima Kasih Kesehatan RI.

Ucapan terimakasih penulis terhadap Kemenkes RI. 2016. Infodatin Pusat Data
dan Informasi Kesehatan. Jakarta:
dosen pembimbing yaitu Prof. Dr. Moelyono
Kementrian Kesehatan RI.
Moektiwardoyo, M.S., Apt. dan dosen mata
Marina, R. dan Astuti, E. P. 2012. Potensi
kuliah metodologi penelitian dan biostatistika, Daun Pandan (Pandanus
Rizky Abdulah, Ph.D., Apt. Serta keluarga amaryllifolius) dan Mangkokan
(Notophanax scutellarium) Sebagai
dan sahabat yang telah membantu. Repelen Nyamuk Aedes Albopictus.
Aspirator, 85-91.
Farmaka 90
Volume 17 Nomor 3
Medikanto, B. R. dan Setyaningrum, E. 2013. Jurnal Pengabdian Harapan Ibu,
Pengaruh Ekstrak Daun Legundi Vol. 1 No. 1.\
(Vitex trifolia L) Sebagai Repellent
Terhadap Nyamuk Aedes aegypti.
Medical Journal of Lampung
University, 35-43.

Sembel dan T, D. 2013. Epidemiologi


Kedokteran. Yogyakarta: CV. Andi
Offset.

Soedarto. 2011. Buku Ajar Parasitologi


Kedokteran. Jakarta: CV. Agung
Seto.

Sofian, F. F., Runadi, D., Tjitraresmi, A.,


Arwa, Pratama, G., Mentari, A. P., et
al. 2016. Aktivitas Repelen
Kombinasi Minyak Atsiri Rimpang
Bangle (Zingiber cassumunar Roxb.)
dan Daun Sereh Wangi (Cymbopogon
nardus (L.) Rendle) Terhadap
Nyamuk Aedes aegypti. Farmaka,
72-81.

Wirastuti, H. A. dan Marlik. 2016.


Kemampuan Efektifitas Ekstrak Daun
Kenikir (Cosmos caudatus K)
Dibandingkan Dengan Soffell Aroma
Kulit Jeruk Sebagai Repellent
Terhadap Nyamuk Aedes aegypti.
Jurnal Penelitian Suara Forikes, Vol.
7 No. 2.

Yulianis, Hadriyati, A. dan Sanuddin, M.


2019. Pemanfaatan Kulit Batang
Duku Sebagai Antinyamuk Semprot.

Anda mungkin juga menyukai