Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KOSMETOLOGI

Insect Repellent

Disusun Oleh :
Kelompok 8
Meldian Tallu Tondok
Rima Meiriani Todan
Jevita
Ika Yulia ningsih
Noviyanti Srikandi
Regsa Claudia

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2014

BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang berada di daerah tropis, sehingga merupakan
daerah endemik bagi penyakit-penyakit yang diperan-tarai penyebarannya oleh
nyamuk seperti demam berdarah, malaria dan filariasis. pengendalian nyamuk
maupun perlindungan terhadap gigitan nyamuk merupakan usaha untuk
mencegah penyebaran penyakit tersebut.
Perlindungan diri dapat berupa penggunakan anti nyamuk untuk
menghidarkan dari gigitan nyamuk, penjadwalan untuk mengunjungi daerah yang
terkenal endemis saat musim transmisi nyamuk sedang rendah, dan gunakan baju
yang tertutup agar terhindar dari gigitan nyamuk. Sedangkan dari lingkungan bisa
dilakukan dengan mengeliminasi genangan air di sekitar dan tidur menggunakan
kelambu. Penggunaan kemoprofilaksis baru terbatas pada penyakit malaria saja
Sebagai upaya pencegahan terhadap gigitan nyamuk selain digunakan
pembasmi nyamuk baik dalam bentuk semprotan atau obat nyamuk bakar, sediaan
dalam bentuk repelan juga praktis digunakan dengan cara diaplikasikan pada
permukaan kulit tubuh.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi Sediaan
Adalah sediaan yang digunakan dengan tujuan untuk mengatasi gangguan insect,
dengan jalan memberikan perlindungan pada tubuh inangnya, atau pun dengan
membuat inang tampang tidak menarik bagi insect tersebut.
Pada dasarnya repellent tidak mampu untuk membunuh insect.
B. Syarat Sediaan

Harus mampu melindungi terhadap insecta minimal 8 jam perlindungan.

Harus tidak mengiritasi kulit dan membran mukosa.

Tidak menyebabkan reaksi toksisitas

Tidak mudah hilang dengan di cuci air

Sebagai sediaan kosmetik tidak boleh lengket, dan harus menarik.

C. Macam-Macam Obat Nyamuk

Topikal Repellent
adalah sediaan repellent yang diaplikasikan pada kulit inangnya.
(contoh: lotion, gel, spray)

Clothing Repellent
adalah sediaan repellent yang diaplikasikan pada pakaian inangnya.
(contoh: spray)

Spatial Repellent
adalah

sediaan

hama dan

repellent

yang

diaplikasikan

pada

daerah

inangnya dengan tujuan menciptakan daerah isolasi diantara

keduanya.
(contoh: penggunaan kelambu, obat nyamuk semprot)
Obat antinyamuk diedakan menjadi beberapa macam, antara lain :

diantara

Obat anti nyamuk kimia

obat anti nyamuk kimia yang kini banyak dikonsumsi masyarakat,


bahan dasarnya adalah peptisida yang merupakan racun, bahan ini jelas
membahayakan kesehatan manusia. Bahan kimia yang terdapat pada obat
antinyamuk, dapat masuk kedalam tubuh melalui gas atau uap yang dihirup
oleh manusia, selain itu dapat dengan cara terserap oleh kulit dengan atau
terlebih dahulu menyebabkan luka pada kulit.
Bahan aktif utama tersebut adalah jenis dichlorvos, propoxur, pyrethoroid.
Sedangkan kombinasi ketiganya disebut dengan diethyltoluamide. Berikut
akan dijelaskan masing-masing bahan aktif tersebut:
1. dichlorvos

sangat

berpotensi

menyebakan

kanker,

menghambat

pertumbuhan organ, merusak kemampuan reproduksi dan menghasilkan


susu. Bagi lingkungan, bahan aktif jenis ini menimbulkan gangguan cukup
serius bagi hewan dan tumbuhan, sebab bahan ini memerlukan waktu yang
lama untuk dapat terurai baik diudara, air dan tanah.
2. propoxur termasuk racun kelas menengah. jika terhirup maupun terserap
tubuh manusia dapat menghaburkan pengliatan, keringat berlebih, pusing,
sakit kepala dan badan lemah.
3. pyretheroid juga termasuk racun kelas menengah. efeknya, mengiritasi
mata maupun kulit yang sensitive dan menyebabkan penyakit asma

Obat Anti Nyamuk Semprot


Biasanya disebut juga dengan obat antinyamuk cair yang penggunaannya
disemprotkan. Walaupun bentuknya berubah pada saat digunakan, tetapi zat
aktifnya tidak hilang atau menyatu dengan oksigen karena zat aktifnya lebih
berat dari oksigen. Setela disemprotkan, zat aktif anti nyamuk ini akan
berjatuhan disetiap tempat dan benda yang ada diruangan dan menjadi media
penghantar masuk kedalam tubuh.

Obat Anti Nyamuk Lotion


Obat anti nyamuk ini menggunakan campuran yang memudahkannya meresap
kedalam kulit. Mediator obat antinyamuk jenis ini adalah kulit kita sendiri. Ini
yang harus diwaspadai, karena bahan campuran itu biasanya dengan mudah
meresap dan menempel kuat dikulit. Padahal obat sintetik yang terkandung
dalam lotion anti nyamuk tidak aman untuk kesehatan apabila digunakan
dalam jangka panjang. Bahn kimia berbahaya yang biasanya terkandung
dalam lotion yaitu diethyltoloamide (DEET). Bahan ini bersifat korosif serta
dapat mengikis lapisan-lapisan kulit kita.

Lotion
Lotion adalah produk kosmetik yang ditujukan untuk pemakaian luar
yakni pada kulit. umumnya berupa emulsi, terdiri dari sedikitnya dua cairan
yang tidak tercampur dan mempunyai viskositas rendah serta dapat mengalir
dibawah pengaruh gravitasi (Wilkinson, 1982). Proses pembuatan lotion
adalah dengan cara mencampurkan bahan-bahan yang larut dalam fase air
pada bahan-bahan yang larut dalam fase lemak, dengan cara pemanasan dan
pengadukan (Schmitt, 1996). Lotion merupakan campuran dari air, alkohol,
emolien, humektan, bahan pengental, bahan pengawet dan bahan pewangi
(Mitsui, 1997).
Bahan pengental atau thickening agents digunakan untuk mengatur
kekentalan produk sehingga sesuai dengan tujuan penggunaan kosmetik dan
mempertahankan kestabilan dari produk tersebut (Mitsui, 1997). Bahan
pengental yang digunakan dalam pembuatan skin lotion bertujuan untuk
mencegah terpisahnya partikel dari emulsi. Umumnya water soluble polymers
digunakan sebagai bahan pengental yang diklasifikasikan sebagai polimer
alami, semi sintetis polimer, dan polimer sintetis (Mitsui, 1997). Menurut
Schmitt (1996), bahan pengental polimer seperti gum alami, derivat selulosa
dan karbomer lebih sering digunakan dalam sistem emulsi dibandingkan

dalam formulasi berbasis surfaktan. Penggunaan bahan pengental dalam


pembuatan skin lotion biasanya digunakan dalam proporsi yang kecil yaitu
dibawah 2,5% .

D. Bahan aktif pada sediaan


insect repellents merupakan alternatif dari penggunaan insektisida, dapat
digunakan pada kulit untuk melindungi individu dari gigitan nyamuk, tungau, kutu
dan sebagainya. Zat aktif yang sering digunakan adalah:
1. Minyak cengkeh
2. Minyak atsiri dari eucalyptus lemon (Corymbia citriodora) dan yang aktif
senyawa p-menthane-3 ,8-diol (PMD)
3. Lavender
4. Minyak serai
5. Minyak Adas (Foeniculum vulgare)
6. Minyak Eucalyptus (70% + eucalyptol).
7. Minyak jarak (Ricinus communis)
8. Peppermint (Menthae piperita)
9. Buah jeruk
Repellents membantu mencegah serangga dan mengendalikan wabah
penyakit yang disebabkan oleh serangga seperti malaria, demam berdarah, wabah
pes, dan demam Barat Nil. Hama hewan biasanya melayani sebagai vektor
penyakit kutu termasuk serangga, lalat, dan nyamuk dan kutu arakhnida. Biasanya
serangga repellents bekerja dengan masking bau manusia, atau dengan
menggunakan aroma yang secara alami menghindari serangga.
Repellents dari bahan sintetis cenderung lebih efektif dan / atau lebih tahan
lama dari repellents yang berasal dari alam. Namun, beberapa repellents nabati
dapat memberikan bantuan yang efektif juga. Semua sintetik memberi hampir 100

repellency% untuk 2 jam pertama, di mana produk pembasmi alami yang paling
efektif untuk 30-60 menit pertama dan dibutuhkan reapplication menjadi efektif
selama beberapa jam.

a. DEET
Adalah

diethyltoluamide

atau

N,N-dietyhl-meta-toluamide.

Merupakan zat aktif paling banyak digunakan sebagai repellent saat ini.
Digunakan pada formula dengan kadar 5 -100 %. Dimana, semakin tinggi
konsentrasinya memberikan efek perlindungan semakin lama. DEET biasa
diformulasikan pada konsentrasi 10-35%, sedangkan konsentrasi 10-15%
digunakan pada anak anak.
Bahan aktif DEET ini digunakan dalam produk anti nyamuk dalam
bentuk losion ataupun bakar, bahkan terdapat didalam gelang anti nyamuk,
namun gelang tersebut belum memiliki evidence based. Masing-masing
bentuk sediaan DEET tersebut memiliki memiliki keunggulandan kelemahan
masing-masing. Bentuk nyamuk bakar merupakan salah satu produk favorit
yang terkenal cukup murah dan efektif sehingga sudah dipakai secara luas.
Anti nyamuk bakar biasanya berbentuk spiral yang penggunaannya dengan
membakar ujungnya sehingga menghasilkan asap yang berfungsi menghalau
nyamuk. Pembakaran biasanya dari luar menuju ke dalam, berdiameter
sekitar 15 cm dan dapat bertahan selama 8 jam. Tes kuantitatif menunjukkan
bahwa anti nyamuk ini memberikan perlindungan hingga 80%. Anti nyamuk
bakar masih digunakan sampaisaat ini di daerah Asia, Afrika, dan Amerika
Selatan. Kelebihan anti nyamuk ini selain murah juga portabel/mudah
dibawa kemana-mana, tidak perlu peralatan special untuk menghidupkannya,
cukup dengan api saja, dan sangat cocok digunakan dalam rumah tangga.
Anti nyamuk yang mengandung DEET lainnya adalah dalam bentuk losion
atau spray yang penggunaannya sama-sama diaplikasikan ke permukaan
kulit. Disini keduanya praktis untuk digunakan saat beraktivitas di luar

ruangan oleh travelers, selain itu praktis untuk dibawa-bawa sehingga untuk
melakukan pengaplikasian kembali sangatlah mudah. Untuk keefektifannya
tidak tergantung dari bentuknya, tetapi dilihat dari konsentrasi DEET yang
terkandung dalam masing-masing produk. Semakin tinggi konsentrasinya,
semakin lama waktu perlindungan yang diberikan. Dalam bentuk oles semua
perlindungan yang diberikan setara, yang berbeda hanyalah lamanya
perlindungan yang diberikan. Jika dibandingkan, DEET dalam bentuk losion
akan memberikan perlindungan yang lebih lama karena anti nyamuk dalam
bentuk spray lebih mudah terevaporasi/menguap. Namun kelebihan spray
adalah dapat diaplikasikan ke pakaian dan proteksinya lebih bertahan lama
ketika disemprotkan di pakaian daripada di kulit. Jadi anti nyamuk bentuk
losion merupakan pilihan terbaik dan praktis bagi para travelers yang sedang
berkunjung ke daerah endemis agar terhindar dari gigitan nyamuk, bahkan
ketika beraktivitas outdoor sekalipun. The Center for Disease Control
merekomendasikan penggunaan losion dengan DEET berkadar 30-50%
untuk mencegah penyebaran pathogen yang disebarkan oleh serangga, dalam
hal ini adalah nyamuk
KEEFEKTIFAN DEET DIBANDINGKAN DENGAN BAHAN LAINNYA:
Anti nyamuk bentuk losion merupakan pilihan yang tepat untuk traveler
saat beraktivitas outdoor pada siang maupun sore hingga malam hari. Selain
terbuat dari DEET, anti nyamuk losion juga ada yang berbahan dasar natural,
misalnya eucalyptus,citronella oil, lavender oil, maupun ekstrak kacang
kedelai. Anti nyamuk yang berbahan alami mulai dikembangkan karena
merupakan produk lokal, lebih mudah tersedia, dan lebih murah. Citronella
oil dalam sediaan topical tersedia dalam konsentrasi 5%-15%. Waktu
perlindungan setelah dioleskan pada kulit sekitar 30 menit hingga 2 jam,
bahkan pada studi terbaru konsentrasi 10% hanya bertahan sekitar 20 menit
saja. Lavender oil dengan konsentrasi 6% setelah diaplikasikan pada kulit
hanya memberikan perlindungan selama 30 menit saja. Hal initerjadi karena

bentuknya yang sangat mudah menguap sehingga proteksi yang diberikan


juga terbatas waktunya. Citronella oil dan lavender oil dinilai cukup aman,
namun tidak dianjurkan untuk anak dibawah 2 tahun karena belum adanya
evidence yang mendukung. Aspirasi pneumonia dapat terjadi apabila tidak
sengaja tertelan oleh anak dibawah 2 tahun. Produk yang mengandung
ekstrak kedelai 2% diketahui hanya memberikan perlindungan selama 90
menit, setara dengan perlindungan yang diberikan dengan DEET dengan
konsentrasi 4,75%. Sedangkan DEET dengan konsentrasi 6,65% dan 20%
melindungi dalam jangka waktu 110-230 menit. Sehingga diketahui produk
dengan bahan aktif DEET diketahui lebih efektif daripada penggunaan bahan
aktif yang berasal dari tumbuhan.

CARA KERJA DEET DALAM MENCEGAH NYAMUK MENGGIGIT


MANUSIA:
DEET merupakan amida aromatik yang efektif untuk digunakan pada
produk repellent, juga dikenal sebagai N,N-diethyl-meta-toluamide atau mDET. DEET pertamakali dikembangkan oleh militer Amerika pada tahun
1946 dan mulai diproduksi secara komersial dan digunakan secara luas oleh
masyarakat pada tahun 1957. Itu berarti repellent DEET sudah digunakan
lebih dari 50 tahun dengan kurang lebih 200 juta orang di seluruh dunia
menggunakannya untuk menurunkan resiko yangditransmisikan oleh
nyamuk. Cara kerja DEET dalam menghalau nyamuk sebenarnya belum
diketahui secara pasti. Namun secara hipotesis disebutkan bahwa nyamuk
memiliki kemampuan untuk mencari mangsa dengan mendeteksi 1-Octen-3ol yang merupakan bahan kimiawi yangmenarik nyamuk untuk menggigit
mangsanya. 1-octen-3-ol ini terdapat pada keringat. dan nafas manusia,
sehingga manusia dan darah yang merupakan makanannya dapat dideteksi
oleh nyamuk dalam jarak 2,5 meter. Dari hasil penelitian diketahui bahwa
DEET berperan dalam memanipulasi asam laktat yang ada pada 1-octen-3-ol

itu sehingga indra penciuman pada nyamuk tidak dapat berfungsi secara
maksimal. Berarti
DEET juga merubah respon psikologis dari ORN (olfactory receptor
neuron) pada antena nyamuk yang sensitive terhadap asam laktat, sehingga
menghambat respon sistem olfactory nyamuk untuk berespon terhadap sinyal
kimia dan membuat nyamuk tidak tertarik lagi pada manusia. Selain itu, dari
hasil penelitian ditemukan bahwa pengolesan DEET akan menurunkan
komponen 6-methyl-5-hepten-2-one, octanal, nonatal, decanal, dan geranyl
acetone pada kulit. Penurunan komponen-komponen tersebut masih belum
diketahui efeknya dalam menghalau nyamuk. Ketika digunakan pada kulit,
sebagian DEET diabsorbsi, sebagian lagi menguap
atau hilang terhapus pakaian. DEET yang diabsorbsi oleh kulit masuk ke
dalam jaringan lemak tetapi tidak terakumulasi dalam lapisan superfisial
kulit. DEET yang terabsorbsi, kemudian akan masuk ke dalam lapisan kulit
yang lebih dalam, masuk kesirkulasi dalam jumlah kecil sekitar 9%,
mengalami metabolisme oleh enzim hepatic p450 dan diekskresikan melalui
urin. DEET akan tereleminasi secara komplit dari tubuh setelah 4 jam sejak
dioleskan di permukaan kulit.
b.

Picardin (KBR 3023)


Ini adalah bahan aktif repellent yang dianjurkan di United States,
contoh repellant komersial yang menggunakan Picardin sebagai zat aktifnya
adalah Autan. Studied in Australia menemukan bahwa 7% picardin efeknya
sama dengan 10% DEET.

E. Formula Sediaan
RANCANGAN FORMULA
Formula
Lavender Oil 1,2%
Cetyl Alcohol 1%
Triethanolamine 1,5%

Asam stearat 15%


Nipagin 0,02%
Nipasol 0,12%
Aquadest ad 100ml

SIFAT

EFEK

BAHAN FISIKA-

COMPA

SAMPIN TIBILIT

KIMIA
Lavender

AS

INCOMPA
TIBILITAS

FUNGSI

KETERANG

DALAM
FORMULA

AN

Sebagai

Kadar

yang

oil (minyak

bahan

dapat

lavender).

aktif (yang digunakan


mempunyai antara 0,05% aktivitas
repelan

25%
/

pengusir
nyamuk)
Parafin

Cairan

likuidum

kental

Zat

pemantap

transparan ,

dan

tidak

meningkatka

berflouerese

n kekentalan

nsi,

tidak

untuk

dalam

berwarna,

kosmetik

hampir tidak

digunakan

berasa, tidak

untuk

larut dalam

minyak

air

rambut

etanol

dan

95%p, larut
dalam
kloroform p
dan eter p
Trietanola Titik lebur Dapat
mine

21,2 C menimbu
Viskositas lkan

Akan

Sebagai

bereaksi

pengemulsi

dengan

dan pelarut

absolute infeksi

asam

200 C

jika

membentuk

mengenai

garam

Sangat

higrosko mata

ester,

pik

dengan

yang

dan

tembaga
akan
membentuk
garam
kompleks
Propil

Hablur -

paraben
(nipagin)

Sebagai

-kadar

putih

pengawet

digunakan

tidak

fase cair

0,02%

berbau ,
tidak
berasa ,
agak
membak
ar
diikuti
rasa

&

yang

tebal

agak
sukar
larut
dalam
air
,dalam
benzen,
karbon
tetraklori
da

mudah
larut
dalam
etanol &
eter
Metil

Jarak lebur Dapat

Berubah

Sebagai

Kadar
dapat

yang

paraben

pada 125 mengindu

warna

pengawet

(nipasol)

1280

ksi reaksi

dengan

Fase minyak digunakan

alergi

adanya besi

pada kulit

lemah

sensitive

dengan
alkali

0,12%-0,18%

dank

eras
terhadap
asam.
Asam
stearat

Titik didih Menimbu 0

383 C

lkan

Tidak dapat Sebagai


bergabung

pengemulsi

BJ

0,847 iritasi jika

g/cm3

Setil

dengan

berbentui

metal

k serbuk

hidroksida.

Titik didih -(

tidak -

3160C - toksik

alcohol

344 C

BJ 0,811 - menimbu

Aquadest

lkan

g/cm3

iritasi

Cairan

Sebagai

yang

dan

digunakan 1-

stiffening

10%

agent

Sebagai

jernih , tidak

tambahan &

berasa

pelarut

Kadar

pengemulsi dapat

dan tidak

0,830

tidak berbau
dan

tidak

berwarna

F. Evaluasi Sediaan

Pengujian
Waktu proteksi mutlak
adalah waktu terakhir sebelum nyamuk mau hinggap di tangan, dihitung
terhadap waktu sebelum ada nyamuk yang hinggap di tangan.
Daya Proteksi
adalah lama sediaan masih menunjukkan efek repellent tidak kurang dari
95% proteksi.

Uji Sedian
Lotion
a. Uji organoleptis
Suatu proses pengujian untuk mengetahui terjadinya pemisahan fase
atau pecahnya emulsi,tercium bau tengik atau tidak,serta perubahan warna
dalam suatu sediaan. Dalam uji organoleptis ini tidak menggunakan alat
dan dapat dilakukan peneliti atau pembuat sediaan sendiri dengan melihat
keadaan pemisah fase atau pecahnya emulsi,tercium bau tengik atau tidak
serta perubahan warna dalam suatu sediaan.
b. Uji homogenitas
Homogenitas sediaan lotion ditunjukkan dengan tercampurnya
bahan-bahan yang digunakan dalam formula lotion, baik bahan aktif
maupun bahan tambahan secara merata dengan menggunakan atau
meletakan sedikit lotion di antara 2 kaca objek.Perhatikan adanya partikelpartikel kasar atau tidak homogen.
c. Uji viskositas
Emulsi yang baik memiliki aliran fiskotropik (mudah mengalir atau
tersebar). Tetapi memiliki viskositas cukup tinggi untuk meningkatkan
stabilitas fisiknya. Pengukuran viskositas dan sifat aliran dengan
menggunakan viskometer Brookfield dan menggunakan spindel nomor 1.
Berikut prosedur untuk menguji viskositas
Pasang isotester pada statip iscotesces.
Turunkan alat pengukur skala ad batas rotor tercelup ke dalam zat yang
akan dilakukan viskositasnya.
Pasang stop kontak.
Nyalakan rotor sambil menekan tombol.
Biarkan jarum menara berputar dan lihat pada skala.
Bacalah angka yang ditunujukkan oleh jarum tersebut.

d. Uji pH
Uji pH dilakukan untuk mengetahui pH sediaan. Uji pH dapat
dilakukan dengan cara meneteskan sediaan pada kertas pH atau pH
indikator ataupun pada kertas universal.
e. Uji efektivitas
Uji efektivitas sediaan lotion anti nyamuk dilakukan untuk
mengetahui tingkat keefektivitasan sediaan, atau tingkat aktivitas sediaan
sebagai repelant. Penguji dilakukan dengan cara diam di tempat yang
dianggap banyak nyamuk. Lalu mengolesi tangan dan kaki dengan sediaan
yang dibuat .

BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan

Adalah sediaan yang digunakan dengan tujuan untuk mengatasi gangguan


insect, dengan jalan memberikan perlindungan pada tubuh inangnya, atau
pun dengan membuat inang tampang tidak menarik bagi insect tersebut.

Zat aktif dari sediaan repellent biasanya zat kimia sintetis yang memiliki
sifat anti insekta, maupun bahan bahan alami yang memiliki sifat sama.

Jenis- jenis repellnt yaitu


Topikal Repellent
adalah sediaan repellent yang diaplikasikan pada kulit inangnya.
(contoh: lotion, gel, spray)
Clothing Repellent
adalah sediaan repellent yang diaplikasikan pada pakaian inangnya.
(contoh: spray)
Spatial Repellent
adalah sediaan repellent yang diaplikasikan pada daerah diantara
hama dan inangnya dengan tujuan menciptakan daerah isolasi diantara
keduanya.
(contoh: penggunaan kelambu, obat nyamuk semprot)

Syarat-syarat dari repellnt yaitu:


Harus mampu melindungi terhadap insecta minimal 8 jam perlindungan.
Harus tidak mengiritasi kulit dan membran mukosa.
Tidak menyebabkan reaksi toksisitas
Tidak mudah hilang dengan di cuci air
Sebagai sediaan kosmetik tidak boleh lengket, dan harus menarik

DAFTAR PUSTAKA
Goodyear L and Behrens, 1998,Short Repoprt : The Safety and Toxicity of Insect
Repellents, Am. J. Trop. Med. Hyg.
Fischer PR and Bialek R,2002. http://en.wikipedia.org/wiki/Insect_repellent. tanggal
diakses 24 November 2014
DEET. 2010 . http://en.wikipedia.org/wiki/DEET. tanggal diakses 24 November 2014
Koren G; Matsui D; Bailey M,2003, DEET-based Insect Repellents: Safety
Implications for Children and Pregnant and Lactating Women, CMAJ.

Anda mungkin juga menyukai