Anda di halaman 1dari 52

PENGGUNAAN INSEKTISIDA DALAM

RANGKA PENGENDALIAN VEKTOR

Triyono, SKM, M.Sc

Universitas Faletehan
Serang
FORMULASI INSEKTISIDA.

Bahan aktif (active ingradient) insektisida merupakan bagian (bahan)


penting suatu insektisida untuk dapat membunuh serangga. Biasanya
bahan aktif tidak dipergunakan secara langsung untuk membunuh
serangga, melainkan sering dicampur dengan bahan lain yang berfungsi
sebagai pembawa (innert carrier). Campuran tersebut seringkali
disebut formulasi insektisida.
Beberapa formulasi insektisida ada yang bisa diaplikasikan secara
langsung ada juga yang memerlukan pengenceran dengan air atau
minyak. Secara umum formulasi insektisida digolongkan ke dalam
bentuk:
1. Formulasi Cair ( liquid formulation ).
2. Formulasi kering (dry formulation).
A. FORMULASI CAIR.

1. Konsentrasi Emulsi (Emulcifiable Consentration = EC)


Bentuk konsentrasi emulsi ini dapat dicampur dengan air
sebelum digunakan Campuran konsentrasi emulsi dengan air
disebut emulsi. Pada dasarnya bentuk formulasi EC yang
dicampur dengan air hanya memerlukan sedikit pengadukan.
Bentuk formulasi EC adalah cocok dan direkomenmdasikan
untuk digunakan dalam pemolesan kelambu.

Misal: Permethrin 10 EC (Permethrin 100 EC).

Deltamethrin 2,5 EC
Lambdacyhalothrin 5 EC
2. Bentuk Solusi (Solution = S).
Bentuk solusi ini biasanya dibuat secara khusus bahkan kadang-kadang
hanya terdiri dari bahan aktifnya saja. Namun demikian biasanya
sebagian besar dari solusi konsenttrasi tinggi ini dirancang untuk dapat
dipergunakan dengan bahan pelarut minyak ataupun pelarut organik
lainnya.
Bentuk solusi ini banyak dijumpai pada insektisida untuk penyemprotan
ULV (Ultra Low Volume), yang dalam aplikasinya tidak membutuhkan
pengenceran lagi.
3. bentuk Aerosol (A).
Insektisida dalam bentuk Aerosol berupa cairan yang berisi bahan aktif
dalam solusi yang melarut dalam suatu solvent (Bahan pelarut organik).
Banyak produk insektisida dalam formulasi Aerosol, karena pada
umumnya dibuat dalam keadaan konsentrasi rendah. Formlasi
insektisida semacam ini diproduksi untuk keperluan pengkabutan (Fog ).
B. FORMULASI KERING
1.Bentuk debu. (Tepung).

Insektisida ini lebih banyak diproduksi untuk


siap pakai dan mengandung:Bahan aktif dan Bahan
tambahan untuk pembawa (inert carier), misal:
Talk, debu tanah ataupun debu vulkanik.
Formulasi debu ini harus dipakai dalam suasana
kering, karena debu ini biasanya dengan mudah
menebar ke tempat-tempat yang tidak kita
inginkan. Efektif untuk pinjal.
2. Formulasi yang dipersiapkan untuk IRS,
yaitu berupa tepung juga ada dua macam, yaitu WP (Wettable
Powder) dan Water Dipersable Powder. Formulasi insektisida tersebut
terdiri dari bahan aktif ditambah bahan lain (inert carier) dan
dipersiapkan untuk bisa larut dalam air menjadi suspensi. Umumnya
formulasi insektisida ini mengandung bahan aktif dengan konsentrasi 5
-80 %. Msal 1 kg insektisida 80 % WP/WDP terdiri dari 200 g bahan
tambahan (inert carier) dan 800 g bahan aktif insektisida.
Misal: Bendiocarb 80 WP
Lambdacyhalothrin 10 WP
Deltamethrin 5 WP
Etofenprox 20 WP
3. Formulasi Granulair.
Temephos 1 % SG.
4. Formulasi padat
(Briquete).
Temephos. 1 % SG
TOXICITAS PESTISIDA
Toxicity adalah kemampuan suatu insektisida dalam
membunuh suatu kehidupan. Sedang hazard adalah
bahayanya yang mungkin timbul akibat penggunaan suatu
insektisida dalam pengendalian vektor. Pengukuran
toxicitas suatu insektisida dilakukan pada hewan percobaan
dan dinyatakan dalam LD50 dalam satuan mg/kg b.b., baik
melalui oran, dermal maupun pernafasan. Setiap produk
pasti sudah mencantumkan nilai LD50 pada label disertai
dengan tanda perhatian (larangan).
Pengelompokan Toxycitas
Jenis Racun Acut Oral LD50 Tanda /Larangan

Racun kuat 0– 50 mg/Kg b.b Racun berbahaya


dengaGambar
tengkorak
Racun Sedang 50– 5000 mg/Kg.bb Jauhkan dari anak-
anak,
Racun lemah 500-5000 mg/kg bb S.d.a

Racun yang tidak >5000 mg/kg .b.b S.d.a


Membahayakan
KERACUNAN INSEKTISIDA
Insektisida adalah racun, oleh karena itu setiap pembuat
insektisida harus selalu menerangkan setiap produk dalam
kemasannya (bagaimana daya racunnya).
Bahaya keracunan insektisida tergantung daya racun
(Toxycity) dan lamanya bahan aktif terpapar dalam tubuh
kita.
Hampir semua insektisida selalu dapat menimbulkan
keracunan yang membahayakan kesehatan, bahkan bisa
menimbulkan kematian jika sembrono dalam
penggunaannya.
Kematian karena insektisida bisa terjadi karena : meminum
atau memakannya, karena kurang hati-hati (tidak mematuhi
petunjuk) dalam mencampur, membungkus dan
mengaplikasikannya.
CARA PENYIMPANAN INSEKTISIDA
1. Menyimpan dan mempergunakan insektisida dengan benar
dan berhati-hati:
a. Insektisida disimpan jauh dari anak-anak. Harus diberi tanda-tanda
bahaya “ Awas Racun”
b. Penyimpanan tidak boleh dekat dengan makanan
atau peralatan dapur.
c. Cara mempergunakannya (menyemprot) harus hati-
hati mamatuhi petunjuk dan larangan yang tertera
pada label.
d. Waktu mempergunakan orang luar yang tidak
berkompeten tidak boleh mendekat.
2 Selalu mentaati dan mengikuti petunjuk-petunjuk cara
pemakaiannya dan cara-cara pengamanannya.
PENGAMANAN INSEKTISIDA
Aplikasi insektisida harus mematuhi petunjuk-
petunjuk penggunaannya supaya tidak
terjadi.keracunan insektisida pada
petugas/pemakainya :
Petugas harus pakai pelindung dan peralatan yang
baik (tiap hari harus ganti).
Mandilah segera setelah selesai bekerja dan ganti
pakain segera.
Jangan merokok/makan selama bekerja.
Cuci tangan dan muka dengan sabun waktu
istirahat.
PRINSIP-PRINSIP PENGGUNAAN INSEKTISIDA.

Insektisida digunakan kalau cara lain sudah tidak


memungkinkan. Aplikasi insektisida sebagai alternatif
terakhir.
Pilihlah insektisida yang paling tidak beracun, tidak
presisten di alam. Tidak meninggalkan residu pada bahan
makanan, organisme atau jaringan.
Apabila terpaksa digunakan insektisida yang sangat
beracun dan persisten maka pemakaiannya harus ganti-
ganti / atau ganti-ganti dengan cara pemberantasan yang
lain.
Apabila insektisida digunakan, maka penggunaanya harus
sedikit mungkin, seselektif mungkin
SYARAT INSEKTISIDA YANG PALING IDEAL
ADALAH
Daya bunuh tinggi terhadap serangga sasaran.
Kurang beracun terhadap manusia, hewan piaraan
dan serangga-serangga yang berguna.
Berbau dan baunya menarik serangga, tidak
mengganggu manusia.
Murah dan mudah di dapat dan siap pakai.
Tidak merusak/korosif terhadap bnda-benda.
Tidak meninggalkan bercak-bercak/karatan
untuk bahan metal (logam).
PENYIMPANAN INSEKTSIDA.
Insektisida yang baik, harus pada tempat aslinya

yang dari pabrik, beserta label dan memuat


tentang cara-cara penyimpanannya. Bila
insektisida yang dibeli datang, segera: Simpan
dalam gudang yang terkunci rapat dan khusus
untuk bahan-bahan beracun. Penyimpanan harus
jauh dari jangkauan ana-anak atau orang lain yang
tidak berkepentingan.
Aplikasi insektisida dalam pengendalian serangga

1. Penyemprotan dengan metode Thermal Fogging

2. Penyemprotan dengan metode Ultra Low Volume


3. Penyemprotan rumah dengan metode Insektisida

Residual Spraying (Bendiocarb, Etofenprox,

Lambdacy-halothrin, Alphacypermethrin,
Deltamethrin dll)

4. Penggunaan Kelambu berinsektisida


5. Penyemprotan lagun atau rawa
6. REPPELENT
(dimethyl tuloamide, Indalone, benzyl benzoate,
diphenyl carbonate, dibuthyl phtalate)
7. ATTRACTANT
( mushaere /sex hormone, actyl acetat, actyl butirat,
umpan makanan + insektisida)
8. CHEMOSTERILANT
( thiramcycloheximide, sinthetis oestrogen, garam
tributyltin untuk mandulkan tikus)
9. INSECT GROWRH REGULATOR (IGR)
(pyriproxyfen dan altocid menghambat pupa
menjadi nyamuk dimilin larva dihambat jadi pupa)
10. BIOINSECTICIDE
(B. thuringiensis, B sphaericus
MACAM-MACAM UJI
KEPEKAAN TERHADAP
INSEKTISIDA
INSEKTISIDA
APLIKASI INSEKTISIDA
 DALAM PROGRAM PENGENDALIAN VEKTOR UNTUK
PEMBERANTASAN PENYAKIT TULAR VEKTOR DI SUATU DAERAH
HARUS MELALUI BEBERAPA TAHAPAN UJI BAIK TINGKAT RUMAH,
DESA MAUPUN TINGKAT OPERASIONAL

 EFEKTIVITASNYA TIDAK SAMA

PADA TIAP SPESIES


PADA TIAP PERMUKAAN DINDING
KONDISI DAERAH

 MASALAH RESISTENSI
1. SUSCEPTIBILITY TEST (UJI RESISTENSI = UJI KEPEKAAN
NYAMUK VEKTOR THDP INSEKTISIDA)

Untuk mengetahui status resistensi vektor terhadap insektisida yang akan dan telah
gunakan.

Cara Uji:

1. Alat yang digunakan WHO susceptibility test kit, dilengkapi dgn


impregnated paper dgn konsentrasi tertentu dan kontrol.

2. Serangga uji adalah nyamuk vektor, diperoleh dgn penangkapan


nyamuk di alam/ hasil koloni.

3. Untuk nyamuk lapangan masukkan ke dalam tabung yang dilapisi


kertas HVS, 25 ekor/tabung. Adaptasikan.

3. Nyamuk hasil penangkapan di lapangan/koloni dimasukkan ke dalam


tabung uji (4 tabung) dan pembanding (1 tabung). Tiap tabung diisi
nyamuk 20-25 ekor. Dikontakkan selama 1 jam tabung uji (4 tabung)
dan pembanding.Tiap tabung diisi nyamuk 20-25 ekor. Dikontakkan
selama 1 jam.

4. Nyamuk hasil uji dipelihara 24 jam. Hitung kematiannya.

5. Kriteria : kematian <80% kebal, kematian 80-98 tolerans dan 99-100


masih peka.
Susceptibility Tes Kit dan Cara
Penggunaanya
Hasil uji resistensi vektor terhadap beberapa insektisida organokhlorin

Insektiosida Nyamuk mati pada ulangan Jumlahi


(%)
I II III IV Mati %

DDT 4% WP1 3 (20) 2(20) 4 (25) 3 (25) 12 (90) 13


Kontrol 2 (22) 2 (22) 9
DDT4% WP2 7(24) 7 (23) 5. (24) 5 (25) 24 (96) 28
Kontrol 1 (25) 1 (25) 4
Organokhlorin 1558 4 (24) 8 (25) 3 (25) 6 (25) 32 (100) 32
Kontrol 0 (24) 0 (24) 0
Dieldrin 0,4% WP 15 (21) 1 (18) 4 (20) 1 (21) 20 (80) 25
Kontrol 1 (20) 1 (20) 5
DDT 4% WP3 1 (25) 0 (25) 2 (25) 1 (24) 4 (99) 4
Kontrol 0 (25) 0 (25) 0
1. An. aconitus Boja 2. Ae. aegypti Semarang 3. An. aconitus, Jepara
( .. ) = Angka dalam kurung jumlah nyamuk yang diuji
Hasil uji vektor resisten DDT terhadap
insektisida pyrethroid sintetik, organofosfat dan karbamat

Insektiosida Nyamuk mati pada ulangan Jumlahi


(%)
I II III IV Mati %

DDT 4% WP1 1 (25) 0 (25) 2 (25) 1 (24) 4 (99) 4


Kontrol 2. (22) 2 (22) 9
Decamethrin 0,025 9 (20) 9 (20) 15 (19) 10 (19) 43 (78 50,70
Kontrol 2 (24) 2 (24) 4,2
Permethrin 0,25 14.(20) 15 (20) 16 (21) 16 (20) 61 (80) 75,30
Kontrol 0 (24) 0 (24) 0
Bandiocarb 0,1 21 (21) 23 (23) 24 (24) 25 (25) 93 (93) 100
Kontrol 1 (23) 1 (23) 4,35
Fenitrothion 1 21 (21) 21 (21) 20 (20) 20 (20) 82 (82) 100
kontrol 0 (20) 0 (20) 0

Uji menggunakan An. aconitus hasil penangkapan di alam


( . . ) = angka dalam kurung jumlah An. aconitus yang diuji
Uji bioassay untuk mengetahui efektivitas insektisida
yang diaplikasikan dengan fogging atau ULV
Cara kerja:

1. Buat kurungan nyamuk ukuran 12 cm3, kerangka


dari kawat dan dinding dari kai kasa.

2. Masukkan nyamuk pada Kurungan nyamuk 20-


25 ekor/kurungan, gantungkan di dalam dan di
luar rumah (10 rumah) pada ketinggian 1,50 m .
Gantungkan juga nyamuk pada rumah kontrol..

3. Nyamuk dalam kurungan dipaparkan selama 1


jam, setelah pelaksanaan fogging/ULV amati
nyamuk pingsan tiap 15 menit.
4. Nyamuk dalam kurungan yang sudah
dipaparkan dipelihara 24 jam di
laboratorium.Jaga Rh, temperatur dan hidarkan
dari semut.
5. Hitung kematian nyamuk setelah dipelihara 24
jam.
6. Kriteria, efektif jika dapat membunuh nyamuk
99-100%
7. Jika pada kontrol ada nyamuk mati:
- < 5%, hasil uji dapat digunakani
- 5 s/d < 20% dikoreksi dengan rumus
Abbot (WHO, 1975)
- > 20% maka uji harus diulang
Rumus Abbot (WHO, 1975; WHO-VBC, 1981):

a - b
X = ----------- x 100%
100 – b

Keterangan:
X = Persentase nyamuk mati setelah dikoreksi
a = Persentase nyamuk mati pada perlakuan
B = Persentase nyamuk mati pada kontrol
Nyamuk pingsan saat penyemprotan
II. UJI BIOASSAY

Kontak Langsung:
- Penentuan daya bunuh residu insektisida pd dinding/kelambu.

Cara kerja:

1. Penangkapan nyamuk di alam/koloni, kondisi abdomen


unfed/ fed.
2. Tempatkan cones (kerucut plastik) 3 per permukaan
dinding (tembok, kayu dan bambu /kelambu perlakuan dan kontrol
3. Masukkan nyamuk kedalam cone 10-15 ekor/cone. Biarkan
nyamuk terpapar 30 menit
4. Nyamuk hasil uji dimasukkan kembali ke dalam gelas kertas,
simpan/ pelihara selama 24 jam di laboratorium. Jaga Rh dan
temperatur.
5. Hitung kematian nyamuk setelah dipelihara 24 jam
6. Residu insektisida dikatakan efektif bila kematian nyamuk > 70%

7. Jika pada kontrol ada nyamuk mati:


- < 5%, hasil uji dapat digunakani
- 5 s/d < 20% dikoreksi dengan rumus Abbot (WHO, 1975)
- > 20% maka uji harus diulang
Peralatan Uji bioassay
Cone
Isola 50 cm
si
0,5 cm

Aspirator 0,5 cm
12 cm 3

Cone ditempelkan pada dinding yg Kurungan utk uji bioassay


sudah disemprot (3 cones/ dd) td langsung/ fogging
Intepretasi Hasil Uji bioassay
(Sumber: Barodji dkk., 2000)

Presentasi nyamuk mati pada uji bioassay residu insektisida


sintetik pyretroid dosis 25 mg/m2

An. maculatus hasil koloni


Hari Kontak langsung pada Kontak tidak langsung di
sesudah dinding** dalam rumah***
aplikasi
Tembok Kayu Bambu Tembok Kayu Bambu
1 24 76 80 5 25 28
7 6 20 74 9 24 40
14 6 8 38 0 5 26
28 14 16 25 - - -
Presentase nyamuk mati pada uji bioassay residu insektisida
sintetik pyrtroid dosis 50 mg/m2

An. maculatus hasil koloni


Hari Kontak langsung pada Kontak tidak langsung di
sesudah permukaan dinding** dalam rumah***
aplikasi
Tembok Kayu Bambu Tembok Kayu Bambu
1 86 90 100 28 40 55
7 56 54 94 33 23 64
14 40 36 95 0 2 0
28 46 40 96 - - -
56 40 36 94
84 - - 96
114 - - 96
142 - - 92
170 - - 88
200 - - 72
Presentase nyamuk mati pada uji bioassay residu insektisida
sintetik pyretroid dosis 100 mg/m2
An. maculatus hasil koloni
Hari Kontak langsung pada Kontak tidak langsung di
sesudah dinding** dalaml rumah***
aplikasi
Tembok Kayu Bambu Tembok Kayu Bambu
1 100 100 100 60 63 78
7 100 100 100 28 25 27
14 68 84 100 23 13 35
28 48 84 100 - - -
56 46 74 98 - - -
84 - 62 92
114 86 100
142 72 98
170 70 96
200 65 85
Persentase Ae aegypti* mati pada uji bioassay residu fenitrothion 40 WP
dosis 2 g/m2 (Sumber: Joshi et al., 1977)
Hari ssd Kontak langsung Kontak td langsung
penyem Dinding rumah Dinding kandang Dalam Dalam kandang
protan Kayu Bambu Kayu Bambu rumah Terrtutup Terbuka

12 100 100 100 100 100 100 100


24 100 100 100 100 100 100 100
38 100 100 100 100 100 100 93
52 100 100 100 100 100 100 90
66 100 100 100 100 100 100 20
80 100 100 100 100 98 100 19
109 100 100 100 100 98 100
122 100 95 100 100 89 40
136 100 83 93 97 62 25
150 98 91 92 83 25
164 96 78 86 20 41
178 96 69 86 41
192 59 53 54
168 63 47 20
* Belum punya koloni An. aconitus,. dan Ae. Aegypti juga resisten DDT
Presentase nyamuk mati pada uji bioassay residu insektisida
sintetik pyretroid dosis 150 mg/m2

An. maculatus hasil koloni


Hari Kontak langsung pada Kontak tidak langsung dalam
sesudah dinding** rumah***
aplikasi
Tembok Kayu Bambu Tembok Kayu Bambu
1 100 100 100 33 23 25
7 100 100 100 41 44 57
14 100 100 100 - - -
28 98 98 100 - - -
56 96 92 100
84 92 92 100
114 96 90 100
142 82 96 100
170 72 90 100
200 70 80 100
Daya bunuh residu bendiocarb 80 WP dosis 0,2 g/m2
terhadap Anopheles sp pada berbagai permukaan dinding
rumah
Persentase (%) nyamuk mati pada pengamatan
Spesies Permukaan minggu ke
2 4 8 12 16 20
Tembok 100 100 97 20 30 10
An. aconitus Kayu 100 100 100 60 52 23
Bambu 100 100 100 80 73 53
Tembok 100 100 93 70 77 17
An. barbirostris Kayu 100 100 100 81 82 27
Bambu 100 100 100 93 87 58
Tembok 100 100 73 13 37 0
An. maculatus Kayu 100 100 77 20 40 0
Bambu 100 100 100 85 65 45
Tembok 100 90 70 43 60 10
An. sinensis Kayu 100 100 70 30 40 2
Bambu 100 100 100 90 75 50
Efektivitas residu insektisida bifenthrin 10 WP dosis 25
mg/m2 pada kondisi daerah dan spesies nyamuk
berbeda
Sesudah Salatiga Jawa tengah Tanjung Bunga, Flotim
Penyemprotan (An. aconitus) (An. barbirostris)
(Hari) Permukaan dinding Permukaan dinding

Tembok Kayu Bambu Tembok Kayu Bambu


1 76 86 80 45 88 100
7 6 20 74 40 85 98
14 6 8 38 22 51 80
28 14 36 25 11 55 74
56 68
84 60

Sumber data:: Barodji dkk., 1998


Efektivitas tiga cara pemolesan kelambu nylon dan katun dengan
permethrin 10 EC terhadap An. maculatus
Minggu Nylon Katun + polyester
Setelah
pemolesan Kontrol Celup Celup Sem Kontrol Celup Celup Sem
biasa remas prot biasa remas prot

2 0,00 100 89 100 0,00 76 27 56


4 0,00 100 80 90 1,22 62 20 42
8 0,00 100 40 87 0,00 70 33 50
12 0,00 100 33 82 0,00 49 - 20
16 0,00 93 - 78 0,00 43 - -
Kontak tidak langsung
Cara kerja:
1. Buat kurungan nyamuk ukuran 12 cm3, kerangka dari kawat dan
dinding dari kai kasa.
2. Masukkan nyamuk pada Kurungan nyamuk 20-25 ekor/kurungan,
gantungkan pada jarak 0,50 m pada tiap permukaan yang
mengandung residu insektisida (di sudut-sudut ruangan).
3. Nyamuk dalam kurungan dipaparkan selama 4 jam
4. Nyamuk dalam kurungan yang sudah dipaparkan dipelihara 24 jam
di laboratorium.Jaga Rh, temperatur dan hidarkan dari semut.
5. Hitung kematian nyamuk setelah dipelihara 24 jam.
6. Kriteria, rsidu efektif jika dapat membunuh nyamuk > 70%.
7. Jika pada kontrol ada nyamuk mati:
- < 5%, hasil uji dapat digunakani
- 5 s/d < 20% dikoreksi dengan rumus Abbot (WHO, 1975)
- > 20% maka uji harus diulang
Kekebalan yang bersifat toleransi (Toleransi
Resitance). Kekebalan ini bukan karena faktor
genetik, tetapi dikarenakan variasi musiman sepeti
bentuknya yang lebih besar, kutikula menebal,
kenaikan kandungan lemak, dan lain-lain,
sehingga tidak memperoleh cukup dosis racun
serangga untuk mematikannya.
Kekebalan terhadap kelompok yang sama (cross
resistance). Kekebalan yang terjadi pada racun
serangga lain dala kelompo yang sama, misal :
penyemprotan Dieldrin menyebabkan serangga
kebal terhadap DDT atau Gemexane dari DDT.
UJI RESISTENSI, UJI COBA EFEKTIVITAS BERBAGAI LARVASIDA
MAUPUN BIOINSEKTISIDA
 Siapkan 5 mangkuk kecil volume 500 ml, isi 180 ml
air/mangkuk ( 4 mangkuk untuk perlakuan dan 1 mankuk
untuk kontrol)
 Kedalam mangkuk yang berisi air masukan larvasida/
bioinsektisida dosis tertentu sesuai dengan yang
diinginkan
 Siapkan 5 gelas beker volume 50 ml, isi air 20 ml
 Ambil jentik 25 ekor, masukkan ke dalam tiap beker gelas
 Masukkan jentik kedalam tiap beker gelas
 Amati jentik mati setelah 24 jam, baik pada perlakuan
maupun kontrol.
PENGENALAN INSTRUMEN DAN
PERALATAN PENGENDALIAN
VEKTOR
Alat utra low volume (ULV)
Penyemprotan dgn sistem ULV
Keterangan : Keterangan : Keterangan :
• Socket pipa pengabut 7. Karburator 13. Pipa pendingin
• Pipa larutan bahan kimia 8. Katup udara 14. Tabung pengabut
• Keran larutan bahan kimia 9. Tangki bahan bakar
• Pipa tekanan udara 10. Tangki larutan
• Pompa 11. Nozel pengabut/ out put
• Busi 12. Tabung batu baterai
PENYEMPROTAN DINDING RUMAH
Matur Nuwun

Anda mungkin juga menyukai