Dosen Pengampu :
Ns. maslikah, S.Kep
Disusun oleh :
1. Fahrizal naim (01214014)
2. Fajar isna (01214015)
3. Linda ratmawati . (01214023)
4. Yusuf nur arohmsn (01214039)
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahNya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah “ASUHAN
KEPERAWATAN ANEMIA DESUFISIENSI BESI
. Shalawat berserta salam kami aturkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang
telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam berilmu pengetahuan seperti yang kita
rasakan sekarang ini.
Terima kasih kepada Ns.Maslikah, S.Kep selaku pembimbing kami dalam
menyelesaikan makalah ini. Dan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan kepada kami baik secara langsung maupun tidak langsung .
Kami juga menyadari bahwa tugas makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi
isi, maupun dari segi penulisan, untuk itu kami mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan tugas makalah ini. Terima kasih.
TIM PENYUSUN
1.3. TUJUAN
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas Sistem
Hematologi & Imunologi yang berjudul ” Askep Anemia Defisiensi Besi ”.
Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah menjawab pertanyaan yang telah
dijabarkan pada rumusan masalah agar penulis ataupun pembaca tentang konsep skoliosis
serta proses keperawatan dan pengkajiannya.
1.4. MANFAAT
Adapun manfaat yang dapat diambil dalam penulisan makalah ini adalah supaya
para pembaca mengetahui tentang pengertian, akibat, penyebab, dan cara pengobatan dari
penyakit anemia desufisiensi besi serta asuhan keperawatan pada pasien anemia
desufisiensi besi Selain hal itu yang terpenting dari penulisan makalah ini adalah dapat
bermanfaat bagi pembaca dan masyarakat pada umumnya serta dapat berguna dalam
meningkatkan kesehatan di Indonesia.
BAB II
ANATOMI FISIOLOGI
2.1 DARAH
Darah adalah suatu jaringan tubuh berupa cairan yang terdapat di pembuluh darah
yang jumlahnya pada orang sehat dewasa 1/3 dari berat badan atau kira-kira 4-5 liter. Hal
ini tergantung dari umur, pekerjaan, keadaan jantung dan pembuluh darah. Darah terdiri
dari komponen cair (plasma) : 91-92% dan padat 7-9%.
Komponen padat darah terdiri dari :
1. ERITROSIT (sel darah merah)
Berbentuk bulat pipih, tidak mempunyai inti sel, jumlahnya kira-kira 5 juta/mm 3
darah. Dibentuk dalam sumsum tulang dan dirangsang oleh Hormon eritropoetin yang
berasal dari ginjal. Usia eritrosit dalam peredarannya adalah 120 hari. Di dalam sel
eritrosit dapat didapat hemoglobin yaitu suatu senyawa kimiawi yang terdiri dari molekul
Hem yang mempunyai ion Fe (besi) yang terkait dengan rantai globin (suatu senyawa
protein). Hemoglobin berperan mengangkut oksigen dan CO2. Jumlah hemoglobin pada
laki-laki 14-16 gr% dan wanita 12-14%.
2. LEUKOSIT (sel darah putih)
Berwarna bening, dapat berubah-ubah serta mempunyai inti sel. Jumlah sel darah
putih normalnya adalah 4.800-10.800 /mm3. Fungsi utamanya adalah sebagai pertahanan
tubuh.
3. TROMBOSIT (sel pembeku darah)
Berupa benda-benda kecil yang mati dimana bentuk dan ukurannya bermacam-
macam. Trombosit dibuat di sumsum tulang, paru-paru dan limfa yang diameternya 1-4
m dan umur peredarannya sekitar 10 hari. Jumlah trombosit normal 150.000-450.000
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 PENGERTIAN
Anemia Defisiensi Besi (ADB) adalah anemia yang timbul akibat kosongnya
cadangan besi tubuh (depleted iron store) sehingga penyediaan besi untuk eritropoesis
berkurang, yang pada akhirnya pembentukan hemoglobin (Hb) berkurang.
Anemia Defisiensi besi adalah kadar besi dalam tubuh dibawah nilai normal. Pada
tahap awal kita akan menemukan cadangan besi tubuh yang berkurang. Kemudian jika
kekurangan berlanjut kadar besi dalam plasma akan berkurang. Pada akhirnya proses
pembentukan hemoglobin akan terganggu dan menyebabkan anemia defisiensi besi.
Anemia yang disebabkan kekurangan besi untuk sintesa Hemoglobin.
Anemia.
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya mineral Fe
sebagai bahan yang diperlukan untuk pematangan eritrosit
3.2 ETIOLOGI
Anemia defisiensi besi dapat disebabkan oleh rendahnya masukan besi, gangguan
absorpsi, serta kehilangan besi akibat perdarahan menahun.
1. Kehilangan besi sebagai akibat perdarahan menahun, yang dapat berasal dari :
a) Saluran Cerna : akibat dari tukak peptik, kanker lambung, kanker kolon.
b) divertikulosis, hemoroid, dan infeksi cacing tambang.
c) Saluran genitalia wanita : menorrhagia, atau metrorhagia.
d) Saluran kemih : hematuria
e) Saluran napas : hemoptoe.
2. Faktor nutrisi : akibat kurangnya jumlah besi total dalam makanan, atau kualitas besi
(bioavaibilitas) besi yang tidak baik (makanan banyak serat, rendah vitamin C, dan
rendah daging).
3. Kebutuhan besi meningkat : seperti pada prematuritas, anak dalam masa pertumbuhan
dan kehamilan.
4. Gangguan absorpsi besi : gastrektomi, tropical sprue atau kolitis kronik.
Pada orang dewasa, anemia defisiensi besi yang dijumpai di klinik hampir identik
dengan perdarahan menahun. Faktor nutrisi atau peningkatan kebutuhan besi jarang
sebagai penyebab utama. Penyebab perdarahan paling sering pada laki-laki ialah
perdarahan gastrointestinal, di negara tropik paling sering karena infeksi cacing tambang.
Sementara itu, pada wanita paling sering karena menormetrorhagia.
3.3 PATOFISIOLOGI
Perdarahan menahun menyebabkan kehilangan besi sehingga cadangan besi
semakin menurun. Apabila cadangan kosong, maka keadaan ini disebut iron depleted
state. Apabila kekurangan besi berlanjut terus, maka penyediaan besi untuk eritropoesis
berkurang. Sehingga menimbulkan gangguan pada bentuk eritrosit, tetapi anemia secara
klinis belum terjadi, keadaan ini disebut iron deficien erythropoesis. Selanjutnya timbul
anemia hipokromik mikrositer, sehingga disebut iron deficiency anemia. Pada saat ini
juga terjadi kekurangan besi pada epitel serta pada beberapa enzim yang dapat
menimbulkan gejala pada kuku epitel mulut dan faring, serta berbagai gejala lainnya
Zat besi (Fe) diperlukan untuk pembuatan heme dan hemoglobin (Hb).
Kekurangan Fe mengakibatkan kekurangan Hb. Walaupun pembuatan eritrosit juga
menurun, tiap eritrosit mengandung Hb lebih sedikit dari pada biasa sehingga timbul
anemia hipokromik mikrositik.
1. Jumlah efektif eritrosit berkurang menyebabkan jumlah O2 ke jaringan berkurang
2. Kehilangan darah yang mendadak (> 30%) mengakibatkan pendarahan menimbulkan
simtomatologi sekunder hipovolemi dan hipoksia
3. Tanda dan gejala: gelisah, diaforesis (keringat dingin), takikardi, dyspne, syok
4. Kehilangan darah dalam beberapa waktu (bulan) sampai dengan 50% terdapat
kompensasi adalah:
1) Peningkatan curah jantung dan pernafasan
2) Meningkatkan pelepasan O2 oleh hemoglobin
3) Mengembangkan volume plasma dengan menarik cairan dari sela-sela jaringan,
redistribusi aliran darah ke organ vital.
Salah satu tanda yang sering di kaitkan dengan anemia adalah pucat, ini umumnya
sering di kaitkan dengan volume darah, berkurangnya hemoglobin dan vasokontriksi
untuk memperbesar pengiriman O2 ke organ-organ vital. Karena faktor-faktor seperti
pigmentasi kulit, suhu dan kedalaman serta distribusi kapiler mempengaruhi warna kulit
maka warna kulit bukan merupakan indeks pucat yang dapat diandalkan. Warna kuku,
telapak tangan dan membran mukosa mulut serta konjungtiva dapat digunakan lebih baik
guna menilai kepucatan.
3.4 PATWAY
pendarahan menaun
Hb menurun
3.5 MANIFESTASI KLINIK
1. Sel darah merah ukuran dan warna. Dengan defisiensi anemia zat besi,selsel darah
merah lebit kecil dan pucat dalam warna biasanya.
2. Hematokrit. Ini adalah persentase volume darah yang dibuat oleh sel-sel darah merah.
Tingkat normal umumnya antara 34,9 dan 44,% untuk wanita dewasa dan 38,8-50%
untuk dewasa pria. Dan nilai-nilai ini dapat berubah sesuai usia.
3. Hemoglobin. Lebih rendah dari tingkat hemoglobin normal menunjukan anemia.
Rentang hemoglobin normal secara ummum dapat di definisikan sebagai 13,5-17,5
g/dl darah untuk pria sedangkan untuk 12,0-15,5g/dl. Kisaran normal untuk anak-anak
berfariasi tergantung usia dan jenis kelamin.
4. Ferritin. Protein ini membantu took besi dalam tubuh anda. Dan tingkat rendahnya
menunjukan feritrin tingkat rendah zat besi yang tersimpan.
Tes diagnostik tambahan
1. Endoskopi.
Memeriksa perdaran darihiatus hernia maag atau perut dengan bantuan endoskopi.
Prosedur ini dengan tabung tipis bercahaya dilengkapi dengan kamera video dalam
prosedur ini kamera video diturunkan ke tengorokan untuk perut anda hal ini
memungkinkan untuk melihat kerongkongan anda-tabungyang berjalan dari mulut ke
perut anda dan dari perut akan mencari sumber perdarahan.
2. Colonoscopy.
Sebuah tabung tipis fleksibel dilengkapi camera vidio dimakuskan kedalam usus untuk
melihat dalam beberapa atau seluruh usus besar dan rectum untuk melihat dimana ada
perdarahan.
3. Usg.
Untuk mencari penyebab perdarahan menstrusai berlebihan seperti fibroid rahim.
3.7 PENATALAKSANAAN
1. Medikamentosa
Pemberian preparat besi (ferosulfat/ferofumarat/feroglukonat) dosis 4-6 mg besi
elemental/kg BB/hari dibagi dalam 3 dosis, diberikan di antara waktu makan. Preparat
besi ini diberikan sampai 2-3 bulan setelah kadar hemoglobin normal. Asam askorbat
100 mg/15 mg besi elemental (untuk meningkatkan absorbsi besi).
a. Pemberian preparat besi peroral
Preparat yang tersedia berupa ferrous glukonat, fumarat dan suksinat. Yang sering
dipakai adalah ferrous sulfat karena harganya lebih murah. Untuk bayi tersedia
preparat besi berupa tetes (drop). Untuk mendapatkan respon pengobatan dosis besi
yang dipakai adalah 4-6 mg besi elemental/kgBB/hari. Obat diberikan dalam 2-3
dosis sehari. Preparat besi ini harus diberikan selama 2 bulan setelah anemia pada
penderita teratasi.
b. Pemberian preparat besi parenteral
3.8 KOMPLIKASI
4.1. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses keperawatan, untuk itu
diperlukan kecermatan dan ketelitian tentang masalah-masalah klien sehingga dapat
memberikan arah terhadap tindakan keperawatan. Keberhasilan proses keperawatan
sangat bergantung pada tahap ini. Tahap ini terbagi atas:
1. Anamnesis
1) Identitas Pasien.
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang dipakai, status
perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah, no. register, tanggal
MRS, diagnosa medis.
2) Keluan utama
pasien mengeluh lemas, lesu, dan pusing.
3) Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengeluh lelah,letih,pusing.
4) Riwayat penyakit dahulu
Pernah mengalami pendarahan hebat
5) Riwayat penyakit keluarga
Keluarga pernah mengalami anemia desufisiensi besi
6) pemeriksaan fisik
a. Sistem imun dan hematologi
- gangguan imunitas terutama berpengaruh pada ketahanan terhadap infeksi
mengakibatkan penyediaan besi pada bakteri berkurang sehingga
menghambat pertumbuhan bakteri yang berakibat pada ketahanan infeksi
fe dibutuhkan oleh enzim untuk sintesis DNA dan enzim mieloperoksidase
netrofil sehingga terjadi penurunan imunitas seluler
b. Sistem neuromuscular
- penurunan kesegaran jasmani
c. Sistem metabolisme
- penurunan fungsi myoglobin (berpengaruh pada enzim sitokrom dan
gliserofosfat oksidase menyebab kan gangguan glikolisis mengakibatkan
penumpukan asam laktat mengakibatkan kelelahan otot.
d. Sistem Saraf Pusat,
- sakit kepala,/pusing, pingsan, tinnitus.
e. Sistem Gastrointestinal
- Anoreksia
- Mual
- konstipasi,
f. sistem musculoskeletal
- meningkatnya aktivitas sumsum tulang sebagai respon peningkatan
eritropoietin dapat menyebabkan nyeri sternal dan nyeri tulang yang difus.
Papila lidah juga mengalami atrofi.
g. System kardiovaskuler
- Jika kehilangan darahnya mendadak (30% atau lebih) menyebabkan
perdarahan mengakibatkan hipovolemia dan hipoksia dan gelisah,
diaphoresis (keringat dingin),
- takikardi,
- napas pendek berkembang cepat menjadi kolaps sirkulasi atau syok.
7) Pemeriksaan penunjang
- Sel darah merah ukuran dan warna
- Hematokrit
- Hemoglobin
- Ferritin.
4.3. INTERVENSI
4.4. EVALULASI
NO EVALULASI
1 Nafas pasien kembali normal RR :20-24
2 Ttv kembali normal:
1. Denyut nadi 60-100
2. Respirasi 14-20x/menit
3. Suhu 36,6-37,2
4. Kesadaran compos mentis
3 Nutrisi pasien tercukupi,berat badan meningkat.
4 Pasien dapat melakukan aktivitas seperti biasanya,
5 Pasien tidak cemas lagi,wajah klien nampak tenang.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Anemia defisiensi adalah anemia yang disebabkan oleh kekurangan satu atau beberapa
bahan yang diperlukan untuk pamatangan eritrosit.
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya mineral Fe
sebagai bahan yang diperlukan untuk pematangan eritrosit
Anemia defisiensi besi dapat disebabkan oleh rendahnya masukan zat besi, gangguan
absorpsi, serta kehilangan besi akibat perdarahan menahun :
1. Kehilangan besi akibat perdarahan menahun yang dapat beasal dari :
Saluran cerna Akibat dari tukak peptik kanker lambung, kanker kolon,
divertikulosis, hemoroid, dan infeksi cacing tambang
Saluran genetalia wanita menoragi atau metroragi
Saluran kemih hematuria
Saluran nafas hemoptoe
1. Faktor nutrisi akibat kurangnya jumlah besi total dalam makanan atau kualitas
besi yang tidak baik (makanan banyak mengandung serat, rendah vitamin C, dan
rendah daging)
2. Kebutuhan besi meningkat seperti pada prematuritas anak dalam masa
pertumbuhan dan kehamilan
4. Gangguan absorpsi besi gastrekotomi, kolitis kronis
5.2 Saran
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi makalah ini, agar penulis
dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall.2009. Diagnosis Keperawatan Aplikasi Pada Praktik Klinis Edisi 9.
Jakarta : EGC
Doengoes, Mariliynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta : EGC
Hillman RS, Ault KA. Iron Deficiency Anemia. Hematology in Clinical Practice. A Guide to
Diagnosis and Management. New York; McGraw Hill, 1995 : 72-85.
Lanzkowsky P. Iron Deficiency Anemia. Pediatric Hematology and Oncology. Edisi ke-2.
New York; Churchill Livingstone Inc, 1995 : 35-50.
Nathan DG, Oski FA. Iron Deficiency Anemia. Hematology of Infancy and Childhood. Edisi
ke-1. Philadelphia; Saunders, 1974 : 103-25.
Price, Sylvia. 2005. Patofisiologis : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta : EGC
http://poetriezhuzter.blogspot.com/2008/11/asuhan-keperawatan-anemia.html