PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Luka bakar (combustio/burn) adalah cedera/injuri sebagai akibat kontak
langsung atau terpapar dengan sumber-sumber panas (thermal), listrik (elektrick), zat
kimia (chemycal) atau radiasi (radiation).
Disebut sebagai fase awal atau fase syok. Dalam fase awal penderita akan
mengalami ancaman gangguan airway (jalan nafas), brething (mekanisme bernafas),
dan circulation (sirkulasi). Gnagguan airway tidak hanya dapat terjadi segera atau
beberapa saat setelah terbakar, namun masih dapat terjadi obstruksi saluran pernafasan
akibat cedera inhalasi dalam 48-72 jam pasca trauma. Cedera inhalasi adalah penyebab
kematian utama penderiat pada fase akut.Pada fase akut sering terjadi gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit akibat cedera termal yang berdampak sistemik.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran konsep teori luka bakar dan asuhan keperawatan luka bakar ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memahami konsep teori luka bakar dan asuhan
keperawatan luka bakar
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian luka bakar
2. Untuk mengetahui dan memahami etiologi luka bakar
3. Untuk mengetahui dan memahami klasifikasi luka bakar
4. Untuk mengetahui dan memahami pemeriksaan diagnostic luka bakar
5. Untuk mengetahui dan memahami penatalaksanaan luka bakar
6. Untuk mengetahui dan memahami asuhan keperawatan luka bakar
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diambil dalam penulisan asuhan keperawatan ini
adalah supaya para pembaca mengetahui tentang konsep teori luka bakar dan asuhan
keperawatan luka bakar. Selain hal itu yang terpenting dari penulisan asuhan
keperawtan ini adalah dapat bermanfaat bagi pembaca dan masyarakat pada umumnya
serta dapat berguna dalam meningkatkan kesehatan di Indonesia.
3.2 Etiologi
1. Luka Bakar Suhu Tinggi(Thermal Burn)
a. Gas
b. Cairan
c. Bahan padat (Solid)
2. Luka Bakar Bahan Kimia (hemical Burn)
3. Luka Bakar Sengatan Listrik (Electrical Burn)
4. Luka Bakar Radiasi (Radiasi Injury)
3.3 Fase luka bakar
A. Fase akut.
Disebut sebagai fase awal atau fase syok. Dalam fase awal penderita akan
mengalami ancaman gangguan airway (jalan nafas), brething (mekanisme
bernafas), dan circulation (sirkulasi). Gnagguan airway tidak hanya dapat terjadi
segera atau beberapa saat setelah terbakar, namun masih dapat terjadi obstruksi
saluran pernafasan akibat cedera inhalasi dalam 48-72 jam pasca trauma. Cedera
inhalasi adalah penyebab kematian utama penderiat pada fase akut.
Pada fase akut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
akibat cedera termal yang berdampak sistemik.
B. Fase sub akut.
Berlangsung setelah fase syok teratasi. Masalah yang terjadi adalah
kerusakan atau kehilangan jaringan akibat kontak denga sumber panas. Luka yang
terjadi menyebabkan:
1. Proses inflamasi dan infeksi.
2. Problempenuutpan luka dengan titik perhatian pada luka telanjang atau tidak
3.4 Klasifikasi
A. Kedalaman luka bakar
No. Derajat dan penyebab Kondisi
1 Derajar I (Superficial) Hanya mengenai lapisan epidermis
Penyebab : Jilatan api, Eritema ringan sampai merah
sinar ultra violet
Kulit memucat bila ditekan
(terbakar oleh matahari).
Tidak ada blister
Kulit hangat/kering
Nyeri/hiperethetic
Nyeri berkurang dengan pendinginan
Discomfort berakhir kira 48 jam
Dapat sembuh spontan dalam 3-7 hari
MK:
Biologis LUKA BAKAR Psikologis Gangguan
Konsep diri
Kurang
pengetahuan
Pada Wajah Di ruang tertutup Kerusakan kulit Anxietas
Cairan intravaskuler
menurun
nutrisi
Respon Terjadi karena Aliran darah Terjadi karena Stres karena luka.
stres. trauma, renal sifat cidera
peningkatan berkurang. berlangsung
produksi cortison. lama dan
terancam
psikologi
pribadi.
3.7 Penatalaksanaan
1. Fase emergent (Resusitasi)
Fase emergensi dimulai pada saat terjadinya injury dan diakhiri dengan
membaiknya permeabilitas kapiler, yang biasanya terjadi pada 48-72 jam setelah
injury. Tujuan utama pemulihan selama fase ini adalah untuk mencegah shock
hipovolemik dan memelihara fungsi dari organ vital.
a) Perawatan sebelum dirumah sakit (Pre hospital care)
Perawatan sebelum klien dibawa ke rumah sakit dimulai pada tempat kejadian
luka bakar dan berakhir ketika sampai di institusi pelayanan emergensi. Pre-
hospital care dimulai dengan memindahkan/menghindarkan klien dari sumber
penyebab LB dan atau menghilangkan sumber panas
1) Jauhkan penderita dari dari sumber luka bakar
a. Padamkan pakaian yang terbakar
b. Hilangkan zat kimia penyebab LB
c. Siram dengan air sebanyak-banyaknya bila karena zat kimia
d. Matikan listrik atau buang sumber listrik dengan menggunakan objek
yang kering dan tidak menghantarkan arus (nonconductive).
2) Kaji ABC
a. Perhatikan jalan nafas (airway)
b. Pastikan pernafasan (breathibg) adekwat
c. Kaji sirkulasi
3) Kaji trauma yang lain.
4) Pertahankan panas tubuh.
5) Perhatian kebutuhan untuk pemberian cairan intravena.
4.2 Saran
Kami yakin makalah ini banyak kekurangannya maka dari itu kami sangat
mengharapkan saran dari teman-teman dalam penambahan untuk kelengkapan asuhan
keperawatan ini,karena dari saran yang kami terima dapat mengkoreksi askep yang
kami buat ini.atas saran dari teman-teman kami ucapkan terima kasih.