Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Luka bakar (combustio/burn) adalah cedera/injuri sebagai akibat kontak
langsung atau terpapar dengan sumber-sumber panas (thermal), listrik (elektrick), zat
kimia (chemycal) atau radiasi (radiation).
Disebut sebagai fase awal atau fase syok. Dalam fase awal penderita akan
mengalami ancaman gangguan airway (jalan nafas), brething (mekanisme bernafas),
dan circulation (sirkulasi). Gnagguan airway tidak hanya dapat terjadi segera atau
beberapa saat setelah terbakar, namun masih dapat terjadi obstruksi saluran pernafasan
akibat cedera inhalasi dalam 48-72 jam pasca trauma. Cedera inhalasi adalah penyebab
kematian utama penderiat pada fase akut.Pada fase akut sering terjadi gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit akibat cedera termal yang berdampak sistemik.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran konsep teori luka bakar dan asuhan keperawatan luka bakar ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memahami konsep teori luka bakar dan asuhan
keperawatan luka bakar
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian luka bakar
2. Untuk mengetahui dan memahami etiologi luka bakar
3. Untuk mengetahui dan memahami klasifikasi luka bakar
4. Untuk mengetahui dan memahami pemeriksaan diagnostic luka bakar
5. Untuk mengetahui dan memahami penatalaksanaan luka bakar
6. Untuk mengetahui dan memahami asuhan keperawatan luka bakar
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diambil dalam penulisan asuhan keperawatan ini
adalah supaya para pembaca mengetahui tentang konsep teori luka bakar dan asuhan
keperawatan luka bakar. Selain hal itu yang terpenting dari penulisan asuhan
keperawtan ini adalah dapat bermanfaat bagi pembaca dan masyarakat pada umumnya
serta dapat berguna dalam meningkatkan kesehatan di Indonesia.

Asuhan keperawatan Luka Bkar 1


BAB II
KAJIAN TEORI
3.1 Definisi
Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik, bahan
kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam (Irna
Bedah RSUD Dr.Soetomo, 2001).
Luka bakar (combustio/burn) adalah cedera/injuri sebagai akibat kontak langsung
atau terpapar dengan sumber-sumber panas (thermal), listrik (elektrick), zat kimia
(chemycal) atau radiasi (radiation).

3.2 Etiologi
1. Luka Bakar Suhu Tinggi(Thermal Burn)
a. Gas
b. Cairan
c. Bahan padat (Solid)
2. Luka Bakar Bahan Kimia (hemical Burn)
3. Luka Bakar Sengatan Listrik (Electrical Burn)
4. Luka Bakar Radiasi (Radiasi Injury)
3.3 Fase luka bakar
A. Fase akut.
Disebut sebagai fase awal atau fase syok. Dalam fase awal penderita akan
mengalami ancaman gangguan airway (jalan nafas), brething (mekanisme
bernafas), dan circulation (sirkulasi). Gnagguan airway tidak hanya dapat terjadi
segera atau beberapa saat setelah terbakar, namun masih dapat terjadi obstruksi
saluran pernafasan akibat cedera inhalasi dalam 48-72 jam pasca trauma. Cedera
inhalasi adalah penyebab kematian utama penderiat pada fase akut.
Pada fase akut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
akibat cedera termal yang berdampak sistemik.
B. Fase sub akut.
Berlangsung setelah fase syok teratasi. Masalah yang terjadi adalah
kerusakan atau kehilangan jaringan akibat kontak denga sumber panas. Luka yang
terjadi menyebabkan:
1. Proses inflamasi dan infeksi.
2. Problempenuutpan luka dengan titik perhatian pada luka telanjang atau tidak

Asuhan keperawatan Luka Bkar 2


berbaju epitel luas dan atau pada struktur atau organ – organ fungsional.
3. Keadaan hipermetabolisme.
C. Fase lanjut.
Fase lanjut akan berlangsung hingga terjadinya maturasi parut akibat luka dan
pemulihan fungsi organ-organ fungsional. Problem yang muncul pada fase ini
adalah penyulit berupa parut yang hipertropik, kleoid, gangguan pigmentasi,
deformitas dan kontraktur.

3.4 Klasifikasi
A. Kedalaman luka bakar
No. Derajat dan penyebab Kondisi
1 Derajar I (Superficial) Hanya mengenai lapisan epidermis
Penyebab : Jilatan api, Eritema ringan sampai merah
sinar ultra violet
Kulit memucat bila ditekan
(terbakar oleh matahari).
Tidak ada blister
Kulit hangat/kering
Nyeri/hiperethetic
Nyeri berkurang dengan pendinginan
Discomfort berakhir kira 48 jam
Dapat sembuh spontan dalam 3-7 hari

2 Derajat II (Partial Mengenai epidermis dan dermis


Tickhness) Luka tampak merah sampai pink
Penyebab :Kontak Terbentuk blister
dengan bahan air atau Edema
bahan padat. Nyeri
Jilatan api kepada Sensitif trehadap udara dingin
pakaian.
Jilatan langsung
kimiawi.
Sinar ultra violet.

3. Derajat III (Full Mengenai semua lapisan kulit, lemka subkutan,


Tickhness) permukaan otot, persyarafan, pembuluh darah
Penyebab : Kontak Warna luka bervariasi putih,merah coklat dan hitam
dengan bahan cair atau Tanpa ada blister
padat. Permukaan luka kering/keras
Nyala api. Edema
Kimia.
Sedikit nyeri atau tanpa nyeri
Kontak dengan arus
Penyembuhan luka lama
listrik.
Perlu skingraft
4 Derajat IV Mengenai semua lapiasan kulit , otot, tulang

Asuhan keperawatan Luka Bkar 3


B. Luasnya luka bakar
Wallace membagi tubuh atas bagian 9% atau kelipatan 9 yang terkenal dengan
nama rule of nine atua rule of wallace yaitu:
1) Kepala dan leher : 9%
2) Lengan masing-masing 9% : 18%
3) Badan depan 18%, badan belakang 18% : 36%
4) Tungkai maisng-masing 18% : 36%
5) Genetalia/perineum : 1%
Total : 100%
C. Berat ringan luka bakar
Untuk mengkaji beratnya luka bakar harus dipertimbangkan beberapa faktor
antara lain :
1) Persentasi area (Luasnya) luka bakar pada permukaan tubuh.
2) Kedalaman luka bakar.
3) Anatomi lokasi luka bakar.
4) Umur klien.
5) Riwayat pengobatan yang lalu.
6) Trauma yang menyertai atau bersamaan.
Menurut American College of surgeon membagi dalam:
1) Luka bakar berat
a. 20% pada orang dewasa
b. 25% pada aanak dengan usia kurang dari 10 tahun
c. 20% pada orang dewasa lebih dari 40 tahun
d. Luka mengenai wajah, telinga, mata, lengan,kaki,dan perineum yang
mengakibatkan ganguan fungsional atau kosmetik atau menimbulkan
disabiliti.
e. LB karena listrik voltage tinggi
f. Semua LB dengan yang disertai injuri inhalasi atau truma yang berat.
2) Luka bakar sedang
a. 15-25%mengenai orang dewasa
b. 10-20%pada anak usia kurang dari 10 tahun
c. 10-20%pada orang dewasa usia lebih dari 40 tahun
3) Luka bakar ringan
Tidak ada resiko gangguan kosmetik dan fungsional /disabiliti

Asuhan keperawatan Luka Bkar 4


3.5 Patofisiologi (Hudak & Gallo; 1997)

Bahan Kimia Termis Radiasi Listrik/petir

MK:
Biologis LUKA BAKAR Psikologis  Gangguan
Konsep diri
 Kurang
pengetahuan
Pada Wajah Di ruang tertutup Kerusakan kulit  Anxietas

Kerusakan mukosa Keracunan gas CO Penguapan meningkat Masalah Keperawatan:


 Resiko tinggi terhadap infeksi
Peningkatan pembuluh  Gangguan rasa nyaman
Oedema laring CO mengikat Hb  Ganguan aktivitas
darah kapiler  Kerusakan integritas kulit
Obstruksi jalan nafas Hb tidak mampu
mengikat O2 Ektravasasi cairan (H2O,
Elektrolit, protein)
Gagal nafas
Hipoxia otak
MK: Jalan nafas Tekanan onkotik menurun.
tidak efektif Tekanan hidrostatik
meningkat

Cairan intravaskuler
menurun

Hipovolemia dan Masalah Keperawatan:


hemokonsentrasi  Kekurangan volume cairan
 Gangguan perfusi jaringan

Gangguan sirkulasi makro

Gangguan perfusi organ penting Gangguan


sirkulasi seluler

Otak Kardiovaskuler Ginjal Hepar GI Neurologi Imun Gangguan


perfusi
Traktus
Hipoxia Kebocoran Hipoxia Pelepasan Gangguan Daya
kapiler sel ginjal katekolamin Dilatasi Neurologi tahan Laju
lambung tubuh metabolisme
Sel otak menurun meningkat
mati Penurunan Fungsi Hipoxia Hambahan
curah jantung ginjal pertumbuhan
hepatik
menurun Glukoneogenesis
Gagal
Gagal jantung Gagal Gagal hepar glukogenolisis
fungsi
sentral ginjal
MK: Perubahan

nutrisi

MULTI SISTEM ORGAN


Perubahan FisiologisFAILURE
Pada Luka Bakar
Tingkatan hipovolemik Tingkatan diuretik
Perubahan ( s/d 48-72 jam pertama) (12 jam – 18/24 jam pertama)
Mekanisme Dampak dari Mekanisme Dampak dari

Asuhan keperawatan Luka Bkar 5


Pergeseran Vaskuler ke Hemokonsent Interstitial ke Hemodilusi.
cairan insterstitial. rasi oedem vaskuler.
ekstraseluler pada lokasi
. luka bakar.

Fungsi Aliran darah renal Oliguri. Peningkatan Diuresis.


renal. berkurang karena aliran darah
desakan darah turun renal karena
dan CO berkurang. desakan darah
meningkat.
Kadar Na+ direabsorbsi Defisit Kehilangan Na+ Defisit sodium.
sodium/natri oleh ginjal, tapi sodium. melalui diuresis
um. kehilangan Na+ (normal
melalui eksudat dan kembali setelah
tertahan dalam 1 minggu).
cairan oedem.

Kadar K+ dilepas sebagai Hiperkalemi K+ bergerak Hipokalemi.


potassium. akibat cidera kembali ke
jarinagn sel-sel dalam sel, K+
darah merah, K+ terbuang
berkurang ekskresi melalui diuresis
karena fungsi renal (mulai 4-5 hari
berkurang. setelah luka
bakar).
Kadar Kehilangan protein Hipoproteine Kehilangan Hipoproteinemia.
protein. ke dalam jaringan mia. protein waktu
akibat kenaikan berlangsung
permeabilitas. terus
katabolisme.
Keseimbang Katabolisme Keseimbanga Katabolisme Keseimbangan
an nitrogen. jaringan, n nitrogen jaringan, nitrogen negatif.
kehilangan protein negatif. kehilangan
dalam jaringan, protein,
lebih banyak immobilitas.
kehilangan dari
masukan.

Keseimbnag Metabolisme Asidosis Kehilangan Asidosis metabolik.


an asam anaerob karena metabolik. sodium
basa. perfusi jarinagn bicarbonas
berkurang melalui
peningkatan asam diuresis,
dari produk akhir, hipermetabolis
fungsi renal me disertai
berkurang peningkatan
(menyebabkan produk akhir
retensi produk akhir metabolisme.
tertahan),
kehilangan
Asuhan keperawatan Luka Bkar 6
bikarbonas serum.

Respon Terjadi karena Aliran darah Terjadi karena Stres karena luka.
stres. trauma, renal sifat cidera
peningkatan berkurang. berlangsung
produksi cortison. lama dan
terancam
psikologi
pribadi.

Eritrosit Terjadi karena Luka bakar Tidak terjadi Hemokonsentrasi.


panas, pecah termal. pada hari-hari
menjadi fragil. pertama.

Lambung. Curling ulcer (ulkus Rangsangan Akut dilatasi Peningkatan jumlah


pada gaster), central di dan paralise cortison.
perdarahan hipotalamus usus.
lambung, nyeri. dan
peingkatan
jumlah
cortison.

Jantung. MDF meningkat 2x Disfungsi Peningkatan zat CO menurun.


lipat, merupakan jantung. MDF (miokard
glikoprotein yang depresant
toxic yang factor) sampai
dihasilkan oleh 26 unit,
kulit yang terbakar. bertanggung
jawab terhadap
syok spetic.

Indikasi Rawat Inap Luka Bakar


a. Luka bakar grade II:
1) Dewasa > 20%
2) Anak/orang tua > 15%
b. Luka bakar grade III.
c. Luka bakar dengan komplikasi: jantung, otak dll.

3.6 Pemeriksaan diagnostic


1. LED: mengkaji hemokonsentrasi.
2. Elektrolit serum mendeteksi ketidakseimbangan cairan dan biokimia. Ini terutama
penting untuk memeriksa kalium terdapat peningkatan dalam 24 jam pertama
karena peningkatan kalium dapat menyebabkan henti jantung.

Asuhan keperawatan Luka Bkar 7


3. Gas-gas darah arteri (GDA) dan sinar X dada mengkaji fungsi pulmonal,
khususnya pada cedera inhalasi asap.
4. BUN dan kreatinin mengkaji fungsi ginjal.
5. Urinalisis menunjukkan mioglobin dan hemokromogen menandakan kerusakan
otot pada luka bakar ketebalan penuh luas.
6. Bronkoskopi membantu memastikan cedera inhalasi asap.
7. Koagulasi memeriksa faktor-faktor pembekuan yang dapat menurun pada luka
bakar masif.
8. Kadar karbon monoksida serum meningkat pada cedera inhalasi asap.

3.7 Penatalaksanaan
1. Fase emergent (Resusitasi)
Fase emergensi dimulai pada saat terjadinya injury dan diakhiri dengan
membaiknya permeabilitas kapiler, yang biasanya terjadi pada 48-72 jam setelah
injury. Tujuan utama pemulihan selama fase ini adalah untuk mencegah shock
hipovolemik dan memelihara fungsi dari organ vital.
a) Perawatan sebelum dirumah sakit (Pre hospital care)
Perawatan sebelum klien dibawa ke rumah sakit dimulai pada tempat kejadian
luka bakar dan berakhir ketika sampai di institusi pelayanan emergensi. Pre-
hospital care dimulai dengan memindahkan/menghindarkan klien dari sumber
penyebab LB dan atau menghilangkan sumber panas
1) Jauhkan penderita dari dari sumber luka bakar
a. Padamkan pakaian yang terbakar
b. Hilangkan zat kimia penyebab LB
c. Siram dengan air sebanyak-banyaknya bila karena zat kimia
d. Matikan listrik atau buang sumber listrik dengan menggunakan objek
yang kering dan tidak menghantarkan arus (nonconductive).
2) Kaji ABC
a. Perhatikan jalan nafas (airway)
b. Pastikan pernafasan (breathibg) adekwat
c. Kaji sirkulasi
3) Kaji trauma yang lain.
4) Pertahankan panas tubuh.
5) Perhatian kebutuhan untuk pemberian cairan intravena.

Asuhan keperawatan Luka Bkar 8


6) Segera kirim kerumah sakit.
b) Penanganan dibagian emergency
Perawatan di bagian emergensi merupakan kelanjutan dari tindakan yang telah
diberikan pada waktu kejadian. Jika pengkajian dan atau penanganan yang
dilakukan tidak adekuat, maka pre hospital care di berikan di bagian
emergensi. Penanganan luka (debridemen dan pembalutan) tidaklah
diutamakan bila ada masalah-masalah lain yang mengancam kehidupan klien,
maka masalah inilah yang harus diutamakan.
1) Penaganan luka bakar ringan
Perawatan klien dengan LB ringan seringkali diberikan dengan pasien
rawat jalan. Dalam membuat keputusan apakah klien dapat dipulangkan
atau tidak adalah dengan memperhatiakn antara lain 1) kemampuan klien
untuk dapat menjalankan atau mengikuti intruksi-instruksi dan
kemampuan dalam melakukan perawatan secara mandiri (self care), 2)
lingkungan rumah. Apabila klien mampu mengikuti instruksi dan
perawatan diri serta lingkungan di rumah mendukung terjadinya
pemulihan maka klien dapat dipulangkan. Perawatan di bagian emergensi
terhadap luka bakar minor meliputi : menagemen nyeri, profilaksis
tetanus, perawatan luka tahap awal dan pendidikan kesehatan.
a Managemen nyeri
Managemen nyeri seringkali dilakukan dengan pemberian dosis
ringan morphine atau meperidine dibagian emergensi. Sedangkan
analgetik oral diberikan untuk digunakan oleh pasien rawat jalan.
b Profilaksis tetanus
Petunjuk untuk pemberian profilaksis tetanus adalah sama pada
penderita LB baik yang ringan maupun tipe injuri lainnya. Pada klien
yang pernah mendapat imunisasi tetanus tetapi tidak dalam waktu 5
tahun terakhir dapat diberikan boster tetanus toxoid. Untuk klien yang
tidak diimunisasi dengan tetanus human immune globulin dan
karenanya harus diberikan tetanus toxoid yang pertama dari
serangkaian pemberian imunisasi aktif dengan tetanus toxoid.
c Perawatan luka awal
Perawatan luka untuk LB ringan terdiri dari membersihkan luka
(cleansing) yaitu debridemen jaringan yang mati; membuang zat-zat
Asuhan keperawatan Luka Bkar 9
yang merusak (zat kimia, tar, dll); dan pemberian/penggunaan krim
atau salep antimikroba topikal dan balutan secara steril. Selain itu
juga perawat bertanggung jawab memberikan pendidikan tentang
perawatan luka di rumah dan manifestasi klinis dari infeksi agar klien
dapat segera mencari pertolongan. Pendidikan lain yang diperlukan
adalah tentang pentingnya melakukan latihan ROM (range of motion)
secara aktif untuk mempertahankan fungsi sendi agar tetap normal
dan untuk menurunkan pembentukan edema dan kemungkinan
terbentuknya scar. Dan perlunya evaluasi atau penanganan follow up
juga harus dibicarakan dengan klien pada waktu itu.
2) Penanganan luka bakar berat
Untuk klien dengan luka yang luas, maka penanganan pada bagian
emergensi akan meliputi reevaluasi ABC (jalan nafas, kondisi pernafasan,
sirkulasi ) dan trauma lain yang mungkin terjadi; resusitasi cairan
(penggantian cairan yang hilang); pemasangan kateter urine; pemasangan
nasogastric tube (NGT); pemeriksaan vital signs dan laboratorium;
management nyeri; propilaksis tetanus; pengumpulan data; dan perawatan
luka.
D. Reevaluasi jalan nafas, kondisi pernafasan, sirkulasi dan trauma lain
yang mungkin terjadi.Menilai kembali keadaan jalan nafas, kondisi
pernafasan, dan sirkulasi unutk lebih memastikan ada tidaknya
kegawatan dan untuk memastikan penanganan secara dini. Selain itu
melakukan pengkajian ada tidaknya trauma lain yang menyertai
cedera luka bakar seperti patah tulang, adanya perdarahan dan lain-
lain perlu dilakukan agar dapat dengan segera diketahui dan
ditangani.
E. Resusitasi cairan
Bagi klien dewasa dengan luka bakar lebih dari 15 %, maka resusitasi
cairan intravena umumnya diperlukan. Pemberian intravena perifer
dapat diberikan melaui kulit yang tidak terbakar pada bagian proximal
dari ekstremitas yang terbakar. Sedangkan untuk klien yang
mengalami luka bakar yang cukup luas atau pada klien dimana
tempat-tempat untuk pemberian intravena perifer terbatas, maka
dengan pemasangan kanul (cannulation) pada vena central (seperti
Asuhan keperawatan Luka Bkar 10
subclavian, jugular internal atau eksternal, atau femoral) oleh dokter
mungkin diperlukan.
A. Resusitasi A, B, C.
1) Pernafasan:
c) Udara panas  mukosa rusak  oedem  obstruksi.
d) Efek toksik dari asap: HCN, NO2, HCL, Bensin  iritasi 
Bronkhokontriksi  obstruksi  gagal nafas.
2) Sirkulasi:
gangguan permeabilitas kapiler: cairan dari intra vaskuler pindah ke ekstra
vaskuler  hipovolemi relatif  syok  ATN  gagal ginjal.
B. Infus, kateter, CVP, oksigen, Laboratorium, kultur luka.
C. Resusitasi cairan  Baxter.
Dewasa : Baxter.
RL 4 cc x BB x % LB/24 jam.
Anak: jumlah resusitasi + kebutuhan faal:
RL : Dextran = 17 : 3
2 cc x BB x % LB.
Kebutuhan faal:
< 1 tahun : BB x 100 cc
1 – 3 tahun : BB x 75 cc
3 – 5 tahun : BB x 50 cc
½  diberikan 8 jam pertama
½  diberikan 16 jam berikutnya.
Hari kedua:
Dewasa : Dextran 500 – 2000 + D5% / albumin.
( 3-x) x 80 x BB gr/hr
100
(Albumin 25% = gram x 4 cc)  1 cc/mnt.
Anak : Diberi sesuai kebutuhan faal.
D. Monitor urine dan CVP.
E. Topikal dan tutup luka
1. Cuci luka dengan savlon : NaCl 0,9% ( 1 : 30 ) + buang jaringan nekrotik.
2. Tulle.
3. Silver sulfa diazin tebal.
Asuhan keperawatan Luka Bkar 11
4. Tutup kassa tebal.
5. Evaluasi 5 – 7 hari, kecuali balutan kotor.
F. Obat – obatan:
1. Antibiotika : tidak diberikan bila pasien datang < 6 jam sejak kejadian.
2. Bila perlu berikan antibiotika sesuai dengan pola kuman dan sesuai hasil
kultur.
3. Analgetik : kuat (morfin, petidine)
4. Antasida : kalau perlu

3.8 BAB III


ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN LUKA BAKAR (COMBUSTIO)

Asuhan keperawatan Luka Bkar 12


3.1 PENGKAJIAN
1. Pengkajian
a. Aktifitas/istirahat:
Tanda: Penurunan kekuatan, tahanan; keterbatasan rentang gerak pada area
yang sakit; gangguan massa otot, perubahan tonus.
b. Sirkulasi:
Tanda (dengan cedera luka bakar lebih dari 20% APTT): hipotensi (syok);
penurunan nadi perifer distal pada ekstremitas yang cedera; vasokontriksi
perifer umum dengan kehilangan nadi, kulit putih dan dingin (syok listrik);
takikardia (syok/ansietas/nyeri); disritmia (syok listrik); pembentukan oedema
jaringan (semua luka bakar).
c. Integritas ego:
Gejala: masalah tentang keluarga, pekerjaan, keuangan, kecacatan.
Tanda: ansietas, menangis, ketergantungan, menyangkal, menarik diri, marah.
d. Eliminasi:
Tanda: haluaran urine menurun/tak ada selama fase darurat; warna mungkin
hitam kemerahan bila terjadi mioglobin, mengindikasikan kerusakan otot
dalam; diuresis (setelah kebocoran kapiler dan mobilisasi cairan ke dalam
sirkulasi); penurunan bising usus/tak ada; khususnya pada luka bakar kutaneus
lebih besar dari 20% sebagai stres penurunan motilitas/peristaltik gastrik.
e. Makanan/cairan:
Tanda: oedema jaringan umum; anoreksia; mual/muntah.
f. Neurosensori:
Gejala: area batas; kesemutan.
Tanda: perubahan orientasi; afek, perilaku; penurunan refleks tendon dalam
(RTD) pada cedera ekstremitas; aktifitas kejang (syok listrik); laserasi korneal;
kerusakan retinal; penurunan ketajaman penglihatan (syok listrik); ruptur
membran timpanik (syok listrik); paralisis (cedera listrik pada aliran saraf).
g. Nyeri/kenyamanan:
Gejala: Berbagai nyeri; contoh luka bakar derajat pertama secara eksteren
sensitif untuk disentuh; ditekan; gerakan udara dan perubahan suhu; luka bakar
ketebalan sedang derajat kedua sangat nyeri; smentara respon pada luka bakar
ketebalan derajat kedua tergantung pada keutuhan ujung saraf; luka bakar
derajat tiga tidak nyeri.
Asuhan keperawatan Luka Bkar 13
h. Pernafasan:
Gejala: terkurung dalam ruang tertutup; terpajan lama (kemungkinan cedera
inhalasi).
Tanda: serak; batuk mengii; partikel karbon dalam sputum; ketidakmampuan
menelan sekresi oral dan sianosis; indikasi cedera inhalasi.
Pengembangan torak mungkin terbatas pada adanya luka bakar lingkar dada;
jalan nafas atau stridor/mengii (obstruksi sehubungan dengan laringospasme,
oedema laringeal); bunyi nafas: gemericik (oedema paru); stridor (oedema
laringeal); sekret jalan nafas dalam (ronkhi).
i. Keamanan:
Tanda:
1) Kulit umum: destruksi jaringan dalam mungkin tidak terbukti selama 3-5
hari sehubungan dengan proses trobus mikrovaskuler pada beberapa luka.
2) Area kulit tak terbakar mungkin dingin/lembab, pucat, dengan pengisian
kapiler lambat pada adanya penurunan curah jantung sehubungan dengan
kehilangan cairan/status syok.
3) Cedera api: terdapat area cedera campuran dalam sehubunagn dengan
variase intensitas panas yang dihasilkan bekuan terbakar. Bulu hidung
gosong; mukosa hidung dan mulut kering; merah; lepuh pada faring
posterior;oedema lingkar mulut dan atau lingkar nasal.

4) Cedera kimia: tampak luka bervariasi sesuai agen penyebab.


5) Kulit mungkin coklat kekuningan dengan tekstur seprti kulit samak halus;
lepuh; ulkus; nekrosis; atau jarinagn parut tebal. Cedera secara mum ebih
dalam dari tampaknya secara perkutan dan kerusakan jaringan dapat
berlanjut sampai 72 jam setelah cedera.
6) Cedera listrik: cedera kutaneus eksternal biasanya lebih sedikit di bawah
nekrosis. Penampilan luka bervariasi dapat meliputi luka aliran
masuk/keluar (eksplosif), luka bakar dari gerakan aliran pada proksimal
tubuh tertutup dan luka bakar termal sehubungan dengan pakaian terbakar.
7) Adanya fraktur/dislokasi (jatuh, kecelakaan sepeda motor, kontraksi otot
tetanik sehubungan dengan syok listrik).

3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN


Asuhan keperawatan Luka Bkar 14
Marilynn E. Doenges dalam Nursing care plans, Guidelines for planning and
documenting patient care mengemukakan beberapa Diagnosa keperawatan sebagai
berikut :
1 Resiko tinggi bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obtruksi
trakeabronkial;edema mukosa dan hilangnya kerja silia. Luka bakar daerah leher;
kompresi jalan nafas thorak dan dada atau keterdatasan pengembangan dada.
2 Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan Kehilangan cairan
melalui rute abnormal. Peningkatan kebutuhan : status hypermetabolik, ketidak
cukupan pemasukan. Kehilangan perdarahan.
3 Resiko kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan cedera inhalasi asap atau
sindrom kompartemen torakal sekunder terhadap luka bakar sirkumfisial dari dada
atau leher.
4 Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan Pertahanan primer tidak adekuat;
kerusakan perlinduingan kulit; jaringan traumatik. Pertahanan sekunder tidak
adekuat; penurunan Hb, penekanan respons inflamasi.
5 Nyeri berhubungan dengan Kerusakan kulit/jaringan; pembentukan edema.
Manifulasi jaringan cidera contoh debridemen luka.
6 Resiko tinggi kerusakan perfusi jaringan, perubahan/disfungsi neurovaskuler
perifer berhubungan dengan Penurunan/interupsi aliran darah arterial/vena, contoh
luka bakar seputar ekstremitas dengan edema.
7 Perubahan nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status
hipermetabolik (sebanyak 50 % - 60% lebih besar dari proporsi normal pada cedera
berat) atau katabolisme protein.
8 Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskuler, nyeri/tak
nyaman, penurunan kekuatan dan tahanan.
9 Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan Trauma : kerusakan permukaan
kulit karena destruksi lapisan kulit (parsial/luka bakar dalam).
10 Gangguan citra tubuh (penampilan peran) berhubungan dengan krisis situasi;
kejadian traumatik peran klien tergantung, kecacatan dan nyeri.
11 Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan Salah interpretasi informasi Tidak mengenal sumber
informasi.
3.3 RENCANA KEPERAWATAN

Asuhan keperawatan Luka Bkar 15


Rencana Keperawatan
Diagnosa
Tujuan dan
Keperawa
Kriteria Intervensi Rasional
tan
Hasil
Resiko Setelah Kaji refleks Dugaan cedera inhalasi
bersihan dilakukan gangguan/menelan; perhatikan
jalan nafas asuhan pengaliran air liur,
tidak efektif keperawatan ketidakmampuan menelan, Takipnea, penggunaan otot bantu, sianosis
berhubungan 1x24 jam serak, batuk mengi. dan perubahan sputum menunjukkan
dengan diharapkan Awasi frekuensi, irama, terjadi distress pernafasan/edema paru dan
obstruksi klien jalan kedalaman pernafasan ; kebutuhan intervensi medik.
trakheobron nafas tetap perhatikan adanya
khial; efektif. pucat/sianosis dan sputum Obstruksi jalan nafas/distres pernafasan
oedema Kriteria Hasil : mengandung karbon atau dapat terjadi sangat cepat atau lambat
mukosa; Bunyi nafas merah muda. contoh sampai 48 jam setelah terbakar.
kompressi vesikuler, RR
jalan nafas . dalam batas Auskultasi paru, perhatikan Dugaan adanya hipoksemia atau karbon
normal, bebas stridor, mengi/gemericik, monoksida.
dispnoe/cyanos penurunan bunyi nafas, batuk Meningkatkan ekspansi paru
is. rejan. optimal/fungsi pernafasan.
Bilakepala/leher terbakar, bantal dapat
Perhatikan adanya pucat atau menghambat pernafasan, menyebabkan
warna buah ceri merah pada nekrosis pada kartilago telinga yang
kulit yang cidera terbakar dan meningkatkan konstriktur
Tinggikan kepala tempat tidur. leher.
Hindari penggunaan bantal di Meningkatkan ekspansi paru,
bawah kepala, sesuai indikasi memobilisasi dan drainase sekret.
Membantu mempertahankan jalan nafas
bersih, tetapi harus dilakukan
Dorong batuk/latihan nafas kewaspadaan karena edema mukosa dan
dalam dan perubahan posisi inflamasi. Teknik steril menurunkan risiko
sering. infeksi.
Hisapan (bila perlu) pada Peningkatan sekret/penurunan
perawatan ekstrem, kemampuan untuk menelan menunjukkan
pertahankan teknik steril. peningkatan edema trakeal dan dapat
mengindikasikan kebutuhan untuk
intubasi.
Tingkatkan istirahat suara Meskipun sering berhubungan dengan
tetapi kaji kemampuan untuk nyeri, perubahan kesadaran dapat

Asuhan keperawatan Luka Bkar 16


bicara dan/atau menelan sekret menunjukkan terjadinya/memburuknya
oral secara periodik. hipoksia.
Perpindahan cairan atau kelebihan
Selidiki perubahan penggantian cairan meningkatkan risiko
perilaku/mental contoh edema paru. Catatan : Cedera inhalasi
gelisah, agitasi, kacau mental. meningkatkan kebutuhan cairan sebanyak
35% atau lebih karena edema.
Awasi 24 jam keseimbngan O2 memperbaiki hipoksemia/asidosis.
cairan, perhatikan Pelembaban menurunkan pengeringan
variasi/perubahan. saluran pernafasan dan menurunkan
viskositas sputum.
Data dasar penting untuk pengkajian
lanjut status pernafasan dan pedoman
Lakukan program kolaborasi untuk pengobatan. PaO2 kurang dari 50,
meliputi : PaCO2 lebih besar dari 50 dan penurunan
Berikan pelembab O2 melalui pH menunjukkan inhalasi asap dan
cara yang tepat, contoh masker terjadinya pneumonia/SDPD.
wajah Perubahan menunjukkan
Awasi/gambaran seri GDA atelektasis/edema paru tak dapat terjadi
selama 2 – 3 hari setelah terbakar
Fisioterapi dada mengalirkan area
dependen paru, sementara spirometri
intensif dilakukan untuk memperbaiki
Kaji ulang seri rontgen ekspansi paru, sehingga meningkatkan
fungsi pernafasan dan menurunkan
atelektasis.
Berikan/bantu fisioterapi Intubasi/dukungan mekanikal dibutuhkan
dada/spirometri intensif. bila jalan nafas edema atau luka bakar
mempengaruhi fungsi paru/oksegenasi.

Siapkan/bantu intubasi atau


trakeostomi sesuai indikasi.
Resiko Setelah Awasi tanda vital, CVP. Memberikan pedoman untuk penggantian
tinggi diberikan Perhatikan kapiler dan cairan dan mengkaji respon
kekurangan askep selama kekuatan nadi perifer. kardiovaskuler.
volume 1x24 jam
cairan diharapkan Awasi pengeluaran urine dan Penggantian cairan dititrasi untuk
berhubungan klien dapat berat jenisnya. Observasi meyakinkan rata-2 pengeluaran urine 30-
dengan mendemostrasi warna urine dan hemates 50 cc/jam pada orang dewasa. Urine

Asuhan keperawatan Luka Bkar 17


Kehilangan kan status sesuai indikasi. berwarna merah pada kerusakan otot
cairan cairan dan masif karena adanyadarah dan keluarnya
melalui rute biokimia mioglobin.
abnormal. membaik. Perkirakan drainase luka dan Peningkatan permeabilitas kapiler,
Peningkatan Kriteria kehilangan yang tampak perpindahan protein, proses inflamasi dan
kebutuhan : evaluasi: tak kehilangan cairan melalui evaporasi
status ada manifestasi mempengaruhi volume sirkulasi dan
hypermetabo dehidrasi, Timbang berat badan setiap pengeluaran urine.
lik, ketidak resolusi hari Penggantian cairan tergantung pada berat
cukupan oedema, badan pertama dan perubahan selanjutnya
pemasukan. elektrolit Ukur lingkar ekstremitas yang Memperkirakan luasnya
Kehilangan serum dalam terbakar tiap hari sesuai oedema/perpindahan cairan yang
perdarahan. batas normal, indikasi mempengaruhi volume sirkulasi dan
haluaran urine pengeluaran urine.
di atas 30 Selidiki perubahan mental Penyimpangan pada tingkat kesadaran
ml/jam. dapat mengindikasikan ketidak
adequatnya volume sirkulasi/penurunan
Observasi distensi perfusi serebral
abdomen,hematomesis,feces Stres (Curling) ulcus terjadi pada setengah
hitam. dari semua pasien yang luka bakar
Hemates drainase NG dan berat(dapat terjadi pada awal minggu
feces secara periodik. pertama).
Lakukan program kolaborasi
meliputi :
Pasang / pertahankan kateter Observasi ketat fungsi ginjal dan
urine mencegah stasis atau refleks urine.
Memungkinkan infus cairan cepat.
Pasang/ pertahankan ukuran Resusitasi cairan menggantikan
kateter IV. kehilangan cairan/elektrolit dan
Berikan penggantian cairan IV membantu mencegah komplikasi.
yang dihitung, elektrolit, Mengidentifikasi kehilangan
plasma, albumin. darah/kerusakan SDM dan kebutuhan
penggantian cairan dan elektrolit.
Awasi hasil pemeriksaan
laboratorium ( Hb, elektrolit, Meningkatkan pengeluaran urine dan
natrium ). membersihkan tubulus dari debris
/mencegah nekrosis.
Berikan obat sesuai idikasi : Penggantian lanjut karena kehilangan
- Diuretika contohnya urine dalam jumlah besar
Manitol (Osmitrol) Menurunkan keasaman gastrik sedangkan

Asuhan keperawatan Luka Bkar 18


inhibitor histamin menurunkan produksi
asam hidroklorida untuk menurunkan
- Kalium produksi asam hidroklorida untuk
menurunkan iritasi gaster.
- Antasida Mengidentifikasi penyimpangan indikasi
kemajuan atau penyimpangan dari hasil
yang diharapkan. Periode darurat (awal 48
Pantau: jam pasca luka bakar) adalah periode
- Tanda-tanda vital setiap kritis yang ditandai oleh hipovolemia
jam selama periode yang mencetuskan individu pada perfusi
darurat, setiap 2 jam ginjal dan jarinagn tak adekuat.
selama periode akut, dan
setiap 4 jam selama
periode rehabilitasi.
- Warna urine.
- Masukan dan haluaran
setiap jam selama periode
darurat, setiap 4 jam
selama periode akut,
setiap 8 jam selama
periode rehabilitasi. Inspeksi adekuat dari luka bakar.
- Hasil-hasil JDL dan
laporan elektrolit.
- Berat badan setiap hari. Penggantian cairan cepat penting untuk
- CVP (tekanan vena mencegah gagal ginjal. Kehilangan cairan
sentral) setiap jam bial bermakna terjadi melalui jarinagn yang
diperlukan. terbakar dengan luka bakar luas.
- Status umum setiap 8 Pengukuran tekanan vena sentral
jam. memberikan data tentang status volume
cairan intravaskular.
Pada penerimaan rumah sakit,
lepaskan semua pakaian dan
perhiasan dari area luka bakar. Temuan-temuan ini mennadakan
Mulai terapi IV yang hipovolemia dan perlunya peningkatan
ditentukan dengan jarum cairan. Pada lka bakar luas, perpindahan
lubang besar (18G), lebih cairan dari ruang intravaskular ke ruang
disukai melalui kulit yang interstitial menimbukan hipovolemi.
telah terluka bakar. Bila pasien
menaglami luka bakar luas Pasien rentan pada kelebihan beban
dan menunjukkan gejala- volume intravaskular selama periode

Asuhan keperawatan Luka Bkar 19


gejala syok hipovolemik, pemulihan bila perpindahan cairan dari
bantu dokter dengan kompartemen interstitial pada
pemasangan kateter vena kompartemen intravaskuler.
sentral untuk pemantauan Temuan-temuan guaiak positif
CVP. ennandakan adanya perdarahan GI.
Beritahu dokter bila: haluaran Perdarahan GI menandakan adaya stres
urine < 30 ml/jam, haus, ulkus (Curling’s).
takikardia, CVP < 6 mmHg, Mencegah perdarahan GI. Luka bakar luas
bikarbonat serum di bawah mencetuskan pasien pada ulkus stres yang
rentang normal, gelisah, TD di disebabkan peningkatan sekresi hormon-
bawah rentang normal, urine hormon adrenal dan asam HCl oleh
gelap atau encer gelap. lambung.

Konsultasi doketr bila


manifestasi kelebihan cairan
terjadi.

Tes guaiak muntahan warna


kopi atau feses ter hitam.
Laporkan temuan-temuan
positif.

Berikan antasida yag


diresepkan atau antagonis
reseptor histamin seperti
simetidin
Resiko Setelah Pantau laporan GDA dan Mengidentifikasi kemajuan dan
kerusakan dilakukan kadar karbon monoksida penyimpangan dari hasil yang diharapkan.
pertukaran asuhan serum. Inhalasi asap dapat merusak alveoli,
gas keperawtan mempengaruhi pertukaran gas pada
berhubungan selama 1x24 membran kapiler alveoli.
dengan jam diharapkan Beriakan suplemen oksigen Suplemen oksigen meningkatkan jumlah
cedera Pasien dapat pada tingkat yang ditentukan. oksigen yang tersedia untuk jaringan.
inhalasi asap mendemonstra Pasang atau bantu dengan Ventilasi mekanik diperlukan untuk
atau sindrom sikan selang endotrakeal dan pernafasan dukungan sampai pasie dapat
komparteme oksigenasi temaptkan pasien pada dilakukan secara mandiri.
n torakal adekuat. ventilator mekanis sesuai
sekunder Kriteroia pesanan bila terjadi
terhadap evaluasi: RR insufisiensi pernafasan Pernafasan dalam mengembangkan

Asuhan keperawatan Luka Bkar 20


luka bakar 12-24 x/mnt, (dibuktikan dnegna hipoksia, alveoli, menurunkan resiko atelektasis.
sirkumfisial warna kulit hiperkapnia, rales, takipnea
dari dada normal, GDA dan perubahan sensorium). Memudahkan ventilasi dengan
atau leher. dalam renatng Anjurkan pernafasan dalam menurunkan tekanan abdomen terhadap
normal, bunyi dengan penggunaan spirometri diafragma.
nafas bersih, insentif setiap 2 jam selama
tak ada tirah baring. Luka bakar sekitar torakal dapat
kesulitan Pertahankan posisi semi membatasi ekspansi adda. Mengupas kulit
bernafas. fowler, bila hipotensi tak ada. (eskarotomi) memungkinkan ekspansi
dada.
Untuk luka bakar sekitar
torakal, beritahu dokter bila
terjadi dispnea disertai dengan
takipnea. Siapkan pasien
untuk pembedahan eskarotomi
sesuai pesanan.

Resiko Setelah Pantau:


tinggi infeksi dilakukan - Penampilan luka bakar Mengidentifikasi indikasi-indikasi
berhubungan askep selama (area luka bakar, sisi kemajuan atau penyimapngan dari hasil
dengan 1x24jam donor dan status balutan yang diharapkan.
Pertahanan diharapkan di atas sisi tandur bial
primer tidak Pasien bebas tandur kulit dilakukan)
adekuat; dari infeksi. setiap 8 jam.
kerusakan Kriteria hasil: - Suhu setiap 4 jam.
perlinduinga tak ada - Jumlah makanan yang
n kulit; demam, dikonsumsi setiap kali Pembersihan dan pelepasan jaringan
jaringan pembentukan makan. nekrotik meningkatkan pembentukan
traumatik. jaringan Bersihkan area luka bakar granulasi.
Pertahanan granulasi baik. setiap hari dan lepaskan
sekunder jarinagn nekrotik
tidak (debridemen) sesuai pesanan.
adekuat; Berikan mandi kolam sesuai
penurunan pesanan, implementasikan Antimikroba topikal membantu mencegah
Hb, perawatan yang ditentukan infeksi. Mengikuti prinsip aseptik
penekanan untuk sisi donor, yang dapat melindungi pasien dari infeksi. Kulit yang
respons ditutup dengan balutan gundul menjadi media yang baik untuk
inflamasi vaseline atau op site. kultur pertumbuhan baketri.
Lepaskan krim lama dari luka
sebelum pemberian krim baru. Temuan-temuan ini mennadakan infeksi.

Asuhan keperawatan Luka Bkar 21


Gunakan sarung tangan steril Kultur membantu mengidentifikasi
dan beriakn krim antibiotika patogen penyebab sehingga terapi
topikal yang diresepkan pada antibiotika yang tepat dapat diresepkan.
area luka bakar dengan ujung Karena balutan siis tandur hanya diganti
jari. Berikan krim secara setiap 5-10 hari, sisi ini memberiakn
menyeluruh di atas luka. media kultur untuk pertumbuhan bakteri.
Beritahu dokter bila demam Kulit adalah lapisan pertama tubuh untuk
drainase purulen atau bau pertahanan terhadap infeksi. Teknik steril
busuk dari area luka bakar, sisi dan tindakan perawatan perlindungan
donor atau balutan sisi tandur. lainmelindungi pasien terhadap infeksi.
Dapatkan kultur luka dan Kurangnya berbagai rangsang ekstrenal
berikan antibiotika IV sesuai dan kebebasan bergerak mencetuskan
ketentuan. pasien pada kebosanan.

Tempatkan pasien pada


ruangan khusus dan lakukan Melindungi terhadap tetanus.
kewaspadaan untuk luka bakar
luas yang mengenai area luas
tubuh. Gunakan linen tempat Ahli diet adalah spesialis nutrisi yang
tidur steril, handuk dan skort dapat mengevaluasi paling baik status
untuk pasien. Gunakan skort nutrisi pasien dan merencanakan diet
steril, sarung tangan dan untuk emmenuhi kebuuthan nutrisi
penutup kepala dengan masker penderita. Nutrisi adekuat memabntu
bila memberikan perawatan penyembuhan luka dan memenuhi
pada pasien. Tempatkan radio kebutuhan energi.
atau televisis pada ruangan
pasien untuk menghilangkan
kebosanan.
Bila riwayat imunisasi tak
adekuat, berikan globulin
imun tetanus manusia (hyper-
tet) sesuai pesanan.
Mulai rujukan pada ahli diet,
beriakn protein tinggi, diet
tinggi kalori. Berikan
suplemen nutrisi seperti ensure
atau sustacal dengan atau
antara makan bila masukan
makanan kurang dari 50%.
Anjurkan NPT atau makanan

Asuhan keperawatan Luka Bkar 22


enteral bial pasien tak dapat
makan per oral.
Nyeri Setelah Berikan anlgesik narkotik Analgesik narkotik diperlukan utnuk
berhubungan dilakukan yang diresepkan prn dan memblok jaras nyeri dengan nyeri berat.
dengan askep selama sedikitnya 30 menit sebelum Absorpsi obat IM buruk pada pasien
Kerusakan 1x24jam prosedur perawatan luka. dengan luka bakar luas yang disebabkan
kulit/jaringa diharapkan Evaluasi keefektifannya. oleh perpindahan interstitial berkenaan
n; Pasien dapat Anjurkan analgesik IV bila dnegan peningkatan permeabilitas kapiler.
pembentuka mendemonstra luka bakar luas. Panas dan air hilang melalui jaringan luka
n edema. sikan hilang bakar, menyebabkan hipoetrmia.
Manipulasi dari Pertahankan pintu kamar Tindakan eksternal ini membantu
jaringan ketidaknyaman tertutup, tingkatkan suhu menghemat kehilangan panas.
cidera an. ruangan dan berikan selimut Menururnkan neyri dengan
contoh Kriteria hasil: ekstra untuk memberikan mempertahankan berat badan jauh dari
debridemen menyangkal kehangatan. linen temapat tidur terhadap luka dan
luka. nyeri, menuurnkan pemajanan ujung saraf pada
melaporkan Berikan ayunan di atas temapt aliran udara.
perasaan tidur bila diperlukan. Menghilangkan tekanan pada tonjolan
nyaman, tulang dependen. Dukungan adekuat pada
ekspresi wajah luka bakar selama gerakan membantu
dan postur Bantu dengan pengubahan meinimalkan ketidaknyamanan.
tubuh rileks. posisi setiap 2 jam bila
diperlukan. Dapatkan bantuan
tambahan sesuai kebutuhan,
khususnya bila pasien tak
dapat membantu membalikkan
badan sendiri.
Resiko Pasien Untuk luka bakar yang Mengidentifikasi indikasi-indikasi
tinggi menunjukkan mengitari ekstermitas atau kemajuan atau penyimpangan dari hasil
kerusakan sirkulasi tetap luka bakar listrik, pantau yang diharapkan.
perfusi adekuat. status neurovaskular dari
jaringan, Kriteria ekstermitas setaip 2 jam. Meningkatkan aliran balik vena dan
perubahan/di evaluasi: Pertahankan ekstermitas menurunkan pembengkakan.
sfungsi warna kulit bengkak ditinggikan.
neurovaskul normal, Temuan-temuan ini menandakan
er perifer menyangkal Beritahu dokter dengan segera keruskana sirkualsi distal. Dokter dapat
berhubungan kebas dan bila terjadi nadi berkurang, mengkaji tekanan jaringan untuk
dengan kesemutan, pengisian kapiler buruk, atau emnentukan kebutuhan terhadap
Penurunan/i nadi perifer penurunan sensasi. Siapkan intervensi bedah. Eskarotomi (mengikis
nterupsi dapat diraba. untuk pembedahan eskarotomi pada eskar) atau fasiotomi mungkin

Asuhan keperawatan Luka Bkar 23


aliran darah sesuai pesanan. diperlukan untuk memperbaiki sirkulasi
arterial/vena, adekuat.
contoh luka
bakar
seputar
ekstremitas
dengan
edema.
Kerusakan Setelah Kaji/catat ukuran, warna, Memberikan informasi dasar tentang
integritas dilakukan kedalaman luka, perhatikan kebutuhan penanaman kulit dan
kulit b/d asuha jaringan nekrotik dan kondisi kemungkinan petunjuk tentang sirkulasi
kerusakan keperawatan sekitar luka. pada aera graft.
permukaan 1x24jam
kulit diharapkan Lakukan perawatan luka bakar Menyiapkan jaringan untuk penanaman
sekunder klien yang tepat dan tindakan dan menurunkan resiko infeksi/kegagalan
destruksi menunjukkan kontrol infeksi. kulit.
lapisan kulit. regenerasi
jaringan Pertahankan penutupan luka Kain nilon/membran silikon mengandung
Kriteria hasil: sesuai indikasi. kolagen porcine peptida yang melekat
Mencapai pada permukaan luka sampai lepasnya
penyembuhan atau mengelupas secara spontan kulit
tepat waktu repitelisasi.
pada area luka Tinggikan area graft bila Menurunkan pembengkakan /membatasi
bakar. mungkin/tepat. Pertahankan resiko pemisahan graft. Gerakan jaringan
posisi yang diinginkan dan dibawah graft dapat mengubah posisi
imobilisasi area bila yang mempengaruhi penyembuhan
diindikasikan. optimal.
Area mungkin ditutupi oleh bahan dengan
Pertahankan balutan diatas permukaan tembus pandang tak reaktif.
area graft baru dan/atau sisi
donor sesuai indikasi. Kulit graft baru dan sisi donor yang
sembuh memerlukan perawatan khusus
Cuci sisi dengan sabun ringan, untuk mempertahankan kelenturan.
cuci, dan minyaki dengan
krim, beberapa waktu dalam Graft kulit diambil dari kulit orang itu
sehari, setelah balutan dilepas sendiri/orang lain untuk penutupan
dan penyembuhan selesai. sementara pada luka bakar luas sampai
Lakukan program kolaborasi : kulit orang itu siap ditanam.
- Siapkan / bantu prosedur
bedah/balutan biologis.

Asuhan keperawatan Luka Bkar 24


BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik, bahan
Asuhan keperawatan Luka Bkar 25
kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam (Irna
Bedah RSUD Dr.Soetomo, 2001). Luka bakar bisa disebabkan karena :
1. Luka bakar Termal, terpapar atau kontak dengan api cairan panas atau objek panas
lainnya.
2. Luka bakar kimia, jaringan kulit kontak dengan asam atau basa kuat
3. Luka bakar eletrik, panas yang dari energi listrik yang dihantarkan melalui tubuh
4. Luka bakar radiasi, terpapar dengan sumber radioaktif,

4.2 Saran
Kami yakin makalah ini banyak kekurangannya maka dari itu kami sangat
mengharapkan saran dari teman-teman dalam penambahan untuk kelengkapan asuhan
keperawatan ini,karena dari saran yang kami terima dapat mengkoreksi askep yang
kami buat ini.atas saran dari teman-teman kami ucapkan terima kasih.

Asuhan keperawatan Luka Bkar 26

Anda mungkin juga menyukai