Anda di halaman 1dari 8

PROSEDUR DALAM MELAKUKAN

SIMULASI DENGAN MENGGUNAKAN CMG

(BLACK OIL)
Pada dasarnya langkah-langkah pekerjaan simulasi reservoar

meliputi:

1. Persiapan data

2. Pembuatan grid

3. Input data

4. Validasi data (ekuilibrasi data, inisialisasi data dan

history matching)

5. Prediksi

1. Persiapan Data

Data yang diperlukan dalam simulasi berdasarkan jenis dapat

dikelompokkan sebagai berikut :

a. Data Geologi (peta struktur, isoporositas, isopermeabilitas, gross, dan

net).Peta ini didapat dari pemodelan geologi. Peta diatas dirubah

dalam bentuk DIG File misalnya Top Struktur Lap VII.dig atau dalam

bentuk CPS-3 Format misalnya Top Struktur Lap VII.grd.


b. Data Fluida Reservoar meliputi Bo, Bg, Bw, o, g, w, Rs, data ini

didapatkan dari laboratorium atau dari korelasi.

c. Data Batuan Reservoar meliputi k, , Sw, tekanan kapiler, kedalaman,

data ini didapatkan dari analisa SCAL atau korelasi

d. Data Produksi meliputi qo, qg, qw, Pres, data ini didapatkan dari report

harian dari produksi minyak, air, gas sedangkan untuk data tekanan

didapatkan dari hasil well test. Data produksi sebelum masuk ke

simulator maka terlebih dahulu dibuat format PRD dan FHF agar data

produksi yang dimasukkan dapat dibaca oleh simulator. Salah satu

contoh formatnya Lap VII. PRD dan LapVII .FHF.

e. Data Penunjang ( kedalaman perforasi )

2. Pembuatan Model

Setelah semua data terkumpul selanjutnya dilakukan pembuatan

model. Pemilihan model dilakukan secara sistematik yang disertai dengan

analisa terhadap parameter-parameter terkait, sehingga didapatkan model

yang optimum untuk mensimulasikan reservoar sesuai dengan tujuan dan

prioritas simulasi. Pembuatan model meliputi pembuatan grid dan dimensi

dari model.

A. Pemilihan Grid (Gridding)

Desain grid harus memperhatikan batas antara gas dan air pada

reservoar, juga luas reservoar (batas-batas reservoar) atau batas dimana


ketebalan pasir bernilai nol. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

penentuan sel adalah sebagai berikut :

1. Perbedaan panjang sumbu x maupun y sel yang berdampingan

tidak boleh melebihi 3x.

2. Ukuran sel tidak harus seragam.

3. Tiap sumur harus dipisahkan minimum oleh satu sel.

4. Perubahan maksimum saturasi sel tidak boleh melebihi 5%.

5. Perubahan maksimum tekanan sel tidak boleh melebihi 200 psi.

Pembuatan Grid dilakukan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

 Posisi Grid

 Ukuran Grid

 Sel Pasif

 Tipe Grid

B. Pemilihan Model

Parameter-parameter yang berpengaruh dalam pemilihan model

adalah sebagai berikut :

 Jenis reservoar.

 Geometri dan dimensi reservoar.

 Data yang tersedia.

 Jenis proses secondary atau tertiary recovery yang akan dimodelkan.


Selain keempat parameter diatas, pemilihan model juga

mempertimbangkan sumber daya manusia, kemampuan teknologi

(komputer) serta pertimbangan besarnya investasi biaya yang digunakan.

3. Input Data

Setelah pembuatan model langkah selanjutnya melakukan input data

yang sudah disiapkan. Data yang di input meliputi data geologi (peta struktur,

isoporositas, isopermeabilitas, gross, dan net) ,data batuan (k, , Sw,

tekanan kapiler, kedalaman), data fluida (Bo, Bg, Bw, o, g, w, Rs,), data

produksi (qo, qg, qw, Pres,), dan data penunjang lainnya seperti kedalaman

perforasi.

Pemasukan data ke simulator bisa dilakukan dengan tiga cara:

a. Typing yaitu dengan mengetikkan data yang ada ke kolom isian yang

sudah tersedia.

b. Digitizing yaitu proses perekaman koordinat x dan y dari peta geologi yang

sudah ada sebanyak mungkin dengan interval sekecil mungkin agar dapat

membentuk garis batas peta yang baik. Langkah yang dilakukan adalah:

 Menempel peta pada suatu kertas besar.

 Memplot koordinat garis masing-masing peta (top struktur,

isoporositas, isopermeabilitas , ketebalan vertikal).

 Memplot koordinat sumur yang menembus lapisan batuan yang

sama.

 Menulis dan menyimpan data tersebut ke file digitasi.


c. Importing yaitu memasukkan data dalam bentuk file yang sudah diatur dari

program lain, sehingga akan mempermudah dalam usaha memasukkan

data. Pemasukan data yang sangat banyak dapat diolah dengan program

lain sesuai dengan format masukan data pada simulator, dan setelah

selesai dapat diambil sekaligus tanpa mengisi satu persatu.

4. Validasi Data ( ekuilibrasi data, inisialisasi dan history matching)

Validasi data dilakukan untuk mendapatkan data yang sesuai. Secara

garis besar proses validasi data dapat dikelompokkan menjadi 3 tahap :

A. Equilibrasi Data

Equilibrasi data adalah proses mengkondisikan model pada

kesetimbangan dan kesesuaian model dengan boundary conditions, baik

internal maupun eksternal. Pada proses ini diatur posisi WOC dan GOC,

tekanan dan suhu serta pengaruhnya terhadap reservoar beserta isinya, dan

bagaimana hubungannya dengan akuifernya.

B. Inisialisasi Data

Inisialisasi merupakan pengkajian ulang data yang dimasukkan ke

dalam simulator. Kekurangan data yang dimasukkan akan mengakibatkan

proses inisialisasi tidak akan berjalan. Simulator akan menunjukkan data apa

yang belum dimasukkan. Proses yang sudah berjalan dengan baik akan

menghasilkan berupa reservoar semua kondisi awal, dan terutama adalah


volume reservoar awal, baik minyak (Original Oil in Place) , gas (Original

Gas in Place) dan air.

Data yang kita hasilkan dari proses dapat dipastikan sudah benar atau

belum dengan cara dibandingkan dengan hasil perhitungan persamaan

volumetrik, sebagai berikut :

7758  Vol    1  S w 
OOIP 
Boi

C.History Matching

History matching merupakan proses memodifikasi parameter yang

digunakan dalam pembuatan model, agar tercipta keselarasan antara model

dengan kondisi nyata, yang didasarkan pada data parameter terukur selama

periode waktu tertentu.

Tahap ini sangat menentukan dalam melakukan simulasi reservoar.

Proses ini dilakukan untuk membuat kondisi dan kinerja model reservoar

hasil simulasi menyerupai kondisi dan kinerja reservoar sesungguhnya. Data

lapangan menunjukkan kondisi dan kinerja sesungguhnya. Keselarasan

ditunjukkan dengan grafik tekanan terhadap waktu dan produksi terhadap

waktu. Penyelarasan dilakukan apabila keselarasan antara model dengan

reservoar sesungguhnya belum terjadi, dengan cara :

1. Penyelarasan Produktifitas

2. Penyelarasan Tekanan
5. Peramalan / Prediksi

Prediksi atau peramalan merupakan tahap akhir dalam melakukan

simulasi reservoar setelah proses production history macth selesai. Tahap ini

bertujuan untuk mengetahui atau melihat perilaku reservoar yang disimulasi

pada masa yang akan datang berdasarkan kondisi yang diharapkan. Dalam

hal ini dilakukan production run sampai waktu yang dikehendaki.

Model reservoar yang telah selaras dengan keadaan reservoar

sebenarnya dapat digunakan untuk peramalan perilaku reservoar untuk

skenario produksi seperti yang dapat diterapkan pada reservoar yang

sebenarnya di lapangan. Ketetapan hasil peramalan melaui model sangat

dipengaruhi oleh kualitas keselarasan yang dihasilkan, sedang kualitas

keselarasan dipengaruhi oleh banyaknya besaran produksi yang dijadikan

dasar penyelarasan dan cara modifikasi parameter fisik batuan dan fluida

reservoar.

Peramalan yang dapat dilakukan melalui model simulasi reservoar

antara lain:

 Hubungan tekanan reservoar dengan produksi kumulatif fluida.

 Hubungan tekanan reservoar dengan laju produksi fluida

 Hubungan laju produksi dengan waktu

 Besarnya ultimate recovery untuk berbagai skenario dan cara

produksi.

 Jumlah dan penyebaran titik serap yang optimum.

Anda mungkin juga menyukai