Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Jakarta merupakan kota metropolitan yang dihuni berbagai suku dan budaya yang
ada di Indonesia. Jakarta juga menjadi tujuan bagi para pencari kerja yang
sebagian berasal dari luar kota dan tanpa dibekali keahlian khusus. Kondisi ini
tergambar dari masuknya DKI sebagai salah satu dari 10 provinsi dengan wanita
usia subur di kota Jakarta. Masalah ini tentunya akan berakibat pada generasi
penerus yang akan dilahirkan, yaitu anak yang terlahir dapat prematur atau berat
lahir rendah akibat nutrisi ibu yang buruk. Bayi berat lahir rendah (BBLR)
mempunyai kecenderungan lebih tinggi untuk mengalami berbagai penyakit,
bahkan kematian, karena fungsi organnya yang belum sempurna (Yeni dkk,
2014).

World Health Organization (WHO) mendefinisikan Berat Badan Lahir Rendah


(BBLR) sebagai bayi yang terlahir dengan berat kurang dari 2500gram. BBLR
masih terus menjadi masalah kesehatan masyarakat yang signifikan secara global
karena efek jangka pendek dan panjang terhadap kesehatan (WHO (2014). Pada
tahun 2011, 15% bayi di seluruh dunia (lebih dari 20 juta jiwa), lahir dengan
BBLR (UNICEF, 2013). Sebagian besar bayi BBLR dilahirkan di negara
berkembang termasuk Indonesia, khususnya di daerah yang populasinya rentan
(WHO, 2014). Begitu seriusnya perhatian dunia terhadap permasalahan ini hingga
World Health Assembly pada tahun 2012 mengesahkan Comprehensive
Implementation Plan on Maternal, Infant and Young Child Nutrition dengan
menargetkan 30% penurunan BBLR pada tahun 2025 (WHO, 2014).

Menurut RISKESDAS (2018) prevalensi BBLR berkurang dari 10,2 % pada


tahun 2013 menjadi 6,2 % pada tahun 2018. Variasi antar provinsi sangat
mencolok dari terendah dari Jambi (2,6 %) sampai yang tertinggi di Sulewesi
Tengah (8,9 %). Untuk pertama kali tahun 2018 dilakukan juga pengumpulan data
panjang bayi lahir, dengan angka nasional bayi lahir pendek <48 cm adalah 20,2
%, bervariasi dari yang tertinggi di Nusa Tenggara Timur (22,7 %) dan terendah

1
2

di Bali (9,6 %). Berdasarkan data yang diperoleh dari Rekam Medik RSUP
Fatmawati (SMF Kebidanan) sejak bulan januari sampai desember 2018 jumlah
pasien di ruang perinatology sebanyak …

Pada 0-28 hari (neonatus) memiliki usia Perubahan berat badan pada BBLR akan
kehilangan berat badan pada minggu pertama kehidupannya sebesar 10-15%. Dan
akan kembali lagi pada usia10-14 hari sebesar 25-30 gr per hari selama 3 bulan.
Sedangkan pada BBLSR akan kehilangan berat badan selama 7-10 hari
kehidupannya sebesar 10-15%, akan kembali lagi pada usia10-14 hari (Vij dkk,
2009).Uji pengukuran berat (weighing test) sering digunakan untuk
memperkirakan asupan susu bayi yang mendapat ASI. Bayi ditimbang sebelum
dan sesudah mendapatkan ASI, tanpa menggunakan pakaian. Pengukuran berat
tersebut dikonversikan kedalam ukuran volume dengan mengalikan faktor berat
jenis, yaitu 1,031 gram. Berat bayi diharapkan meningkat sekitar 20-40 gram /hari
(Susanti dkk, 2018).

Upaya yang telah dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk meningkatkan berat
badan pada BBLR yaitu dengan melakukan perawatan khusus, dalam
meningkatkan berat badan secara spesifik maka perlu ada upaya untuk
meningkatkan berat badan bayi, salah satunya dengan pijat bayi. Adapun upaya
yang dilakukan oleh penulis untuk meningkatkan berat badan BBLR yaitu dengan
pijat bayi. Manfaat pijat bayi yaitu dapat memberikan efek rileks, merangsang
perkembangan panca indra bayi, meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
bayi serta dapat meningkatkan berat badan bayi (Subakti,2008).

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa stimulasi pijat berkaitan erat dengan


peningkatan berat badan bayi. Dalam suatu studi oleh Field 2007 dkk, bayi
prematur yang diberi stimulasi pijat menunjukkan kenaikan berat badan per hari
47% lebih tinggi dibandingkan bayi yang tidak diberi stimulasi. Pijat bayi diduga
berpengaruh pada peningkatan aktivitas sistem saraf vagal dan motilitas
(pergerakan) lambung yang menyebabkan penyerapan nutrisi menjadi lebih
efisien dan berat badan meningkat (IDAI, 2015). hasil penelitian Dewi dkk, 2010,
dengan judul Pengaruh Stimulasi Pijat Bayi Terhadap Kenaikan Berat Badan Bayi
3

Berat Badan Lahir Rendah didapatkan adanya hubungan yang bermakna dengan
hasil kenaikan berat badan dilakukan pada pijat bayi BBLR dengan berat badan
458 gram yang memiliki peningkatan berat badan bayi 47% perhari lebih banyak.
Penelitian yang dilakukan oleh Yori dkk, (2012) dengan judul Pengaruh Terapi
Pijat Terhadap Kenaikan Berat Badan Bayi Prematur di Perinatologi RSUP. DR.
M. Djamil Padang diketahui bahwa terjadi peningkatan rata-rata berat badan
112,05 gr dengan standar deviasi 19,99 setelah dilakukan terapi pijat. secara
signifikan terdapat pengaruh terapi pijat dalam meningkatkan berat badan bayi
prematur.

Berdasarkan uraian diatas penulis mengambil judul " Peningkatan Berat Badan
Melalui Pijat Bayi" dalam bentuk laoran karya tulis ilmiah

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, masalah yang hendak dipecahkan dalam penulisan ini
adalah pemberian pijat bayi yang dapat meningkatkan berat badan bayi dengan
BBLR?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Tujuan umum dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah mendeksripsikan
pijat bayi untuk meningkatkan berat badan pada BBLR
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari penulisan karya tulis ilmiah adalah :
a. Mendeskripsikan karakteristik bayi BBLR (TTV, BB, Usia, Jenis
Kelamin) dan ibu (Usia, Pendidikan, Pekerjaan, Suku)
b. Mendeskripsikan kasus pemenuhan kebutuhan nutrisi pada bayi BBLR
c. Mendeskripsikan intervensi pijat bayi BBLR
d. Mendeskripsikan hasil intervensi pijat bayi BBLR

D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan ini adalah :
4

1. Manfaat pelayanan keperawatan dan kesehatan : sebagai informasi mengenai


intervensi dan implementasi asuhan keperawatan dalam pemberian pijat bayi
untuk meningkatkan berat badan pada bayi Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR). Diharapkan laporan ini dapat menjadi masukan bagi bidang
keperawatan dan pelayanan kesehatan untuk penerapan pijat bayi dan
menambah wawasan pengetahuan tentang manfaat pijat bayi.
2. Manfaat bagi penulis : memberi tambahan pengetahuan pada penulis
mengenai asuhan keperawatan berupa intervensi dan implementasi dalam
pemberian pijat bayi dengan bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan
sebagai pengalaan dalam mempraktekan hasil studi serta menambah minat
dan kemampuan karya tulis ilmiah.
3. Manfaat bagi pengembangan IPTEK Keperawatan : menjadi pertimbangan
untuk instittusi pendidikan keperawatan dalam memberikan informasi dan
keterampilan lebih selama proses pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai