1.4 Morfologi Eritrosit
1.4 Morfologi Eritrosit
Eritrosit normal berbentuk bulat atau agak oval dengan diameter 7 – 8 mikron (normosit). Dilihat
dari samping, eritrosit nampak seperti cakram atau bikonkaf dengan sentral akromia kira-kira 1/3
– ½ diameter sel. Pada evaluasi sediaan darah apus maka yang perlu diperhatiakan adalah 4S
yaitu size (ukuran), shape (bentuk), warna (staining) dan struktur intraselluler.
Kelainan Ukuran Eritrosit
a. Mikrosit
Diameter < 7 mikron, biasa disertai dengan warna pucat (hipokromia). Pada pemeriksaan sel
darah lengkap didapatkan MCV yang rendah. Ditemukan pada
– Anemia defesiensi besi
– Keracunan tembaga
– Anemia sideroblasik
– Hemosiderosis pulmoner idiopatik
– Anemia akibat penyakit kronik
b. Makrosit
Diameter rata-rata > 8 mikron. MCV lebih dari normal dan MCH biasanya tidak berubah.
Ditemukan pada:
– Anemia megaloblastik
– Anemia aplastik/hipoplastik
– Hipotiroidisme
– Malnutrisi
– Anemia pernisiosa
– Leukimia
– Kehamilan
Anisositosis adalah suatu keadaan dimana ukuran diameter eritrosit yang terdapat di dalam suatu
sediaan apus berbeda-beda (bervariasi).
b. Sferosit
Eritrosit tidak berbentuk bikonkaf tetapi bentuknya sferik dengan tebal 3 mikron atau lebih.
Diameter biasanya kurang dari 6.5 mikron dan kelihatan l;ebih hiperkromik daqn tidak
mempunyai sentral akromia. Ditemukan pada:
– Sferositosis herediter
– Luka bakar
– Anemia hemolitik
c. Elliptosis (Ovalosit)
Bentuk sangat bervariasi seperti oval, pensil dan cerutu dengan konsentrasi Hb umumnya tidak
menunjukkan hipokromik. Hb berkumpil pada kedua kutub sel. Ditemukan pada:
– Elliptositosis herediter ( 90 – 95% eritrosit berbentuk ellips)
– Anemia megaloblastik dan anemia hipokromik (gambaran elliptosit tidak > 10 %)
– Elliptositosis dapat menyolok pada mielosklerosis
d. Sel Target (Mexican Het cell, bull’s eye cell)
Eritrosit berbentuk tipis atau ketebalan kurang dari normal dengan bentuk target di tengah (target
like appearance). Ratio permukaan/volume sel akan meningkat, ditemukan pada:
– Talasemia
– Penyakit hati kronik
– Hb-pati
– Pasca splenektomi
e. Stomatosit
Sentral akromia eritrosit tidak berbentuk lingkaran tetapi memanjang seperti celah bibir mulut.
Jumlahnya biasanya sedikit apabila jumlahnya banyak disebut stomatositosis. Ditemukan pada:
– Stomasitosis herediter
– Keracunan timah
– Alkoholisme akut
– Penyakit hati menahun
– Talasemia
– Anemia hemolitik
f. Sel Sabit (sickle cell; drepanocyte; cresent cell; menyscocyte)
Eritrosit berbentuk bulan sabit atau arit . Kadang-kadang bervariasi berupa lanset huruf “L”,
“V”, atau “S” dan kedua ujungnya lancip. Terjadi oleh karena gangguan oksigenasi sel.
Ditemukan pada penyakit-penyakit Hb-pati seperti Hb S dan lain-lain
1. Mansyur Arif,Morfologi sel darah merah artikel, Bagian Patologi Klinik , Fakultas Kedokteran
Unhas /UPL. Perjan RS. Dr. Wahidin Sudirohusodo, Makassar
2. Budiwiyono Imam, leukopoiesis, Diktat Pegangan Kuliah PK I,Bagian Patologi Klinik ,
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro/ RSUP Kariadi, Semarang, 2008