Anda di halaman 1dari 4

NAMA : PINDI LESTARI

NPM : 411118012

KELAS : 2A

ERITROSIT ABNORMAL

A. Pengertian Erithropoisis Abnormal

Proses pembentukan sel eritrosit yang tidak normal, sehingga di dalam darah tepi dapat
ditemukan sel - sel muda atau dan bentuk eritrosit yang tidak normal .

Limpa (lien) merupakan organ utama tempat penghancuran eritrosit abnormal, sehingga
hanya eritrosit yang normal yang dilepaskan ke dalam sirkulasi/peredaran darah perifer.

Eritropoisis Abnormal menyebabkan jumlah eritrosit menurun dan hemoglobin menurun


sehingga menjadi Anemia.

1) Anemia

Suatu keadaan dimana terjadi penurunan kadar hemoglobin , hematokrit atau jumlah eritrosit
atau ketiga tiganya yang rendah.

 Penyebab Anemia

 Kehilangan eritrosit yang banyak melebihi produksinya


(misalnya :perdarahan, hemolitik)

 Produksi eritrosit yang menurun/ abnormal ( mis : defisisensi


besi,defisiensi vit B12 , keganasan , aplastik dsb

 Splenomegali atau Post ssplenectomi

2) Kelainan Bentuk Eritrosit

 Peningkatan variasi ukuran sel ( anisositosis) dan bentuk ( poikilositosis) dan


basophylic stipling.

 Penurunan kadar Hb ( hypokromasi, anisokhromasi atau dimorphism)

 Bentuk poikilositosis yang spesifik ( target sel, acantosit , Sperocytosis,


kontraksi ireguler, eliptositosit atau fragmentasi / Schistocytosis),
 ditemukan benda inklusi mis papanheimer bodies, Howel Jollybodies
beberapa gambaran immaturitas ( polikhromasi dan eritroblastemia )

3) Patofisiologi Kelainan Bentuk Eritrosit Penyebab :

 Eritropoisis yang abnormal

 Gangguan pembentukan Hemoglobin

 Kerusakan / penurunan fungsi lien ( hyposplenism atau post splenektomi)

 Bentuk kompensasi terhadap keadaan anemia

4) Kelainan Ukuran

 ANISOSITOSIS : ukuran dari eritrosit yang tidak sama

 MAKROSITER : ukuran eritrosit lebih besar dari normal

 NORMOSITER : ukuran eritrosit normal

 MIKROSITER : ukuran eritrosit lebih kecil dari normal

B. SEL MUDA ERITROSIT

1) Normoblast atau Eritroblas dapat ditemukan pada keadaan :

 Proses keganasan yang menyebar ke sumsum tulang

 Erythroblastosis fetalis

 Leukoerythroblastic leucemia

 Milliary tuberculosis

 Myelofibrosis

 Post splenectomi

 Hemolitic berat

C. BENDA INKLUSI PADA ERITROSIS


Merupakan aggregasi dari inti / sitoplasma eritrosit biasanya merupakan protein pada
keadaan normal, tidak ditemukan terjadi karena karyoreksis atau disintegrasi inti dari
retikulosit.

1) Cabot ring ditemukan pada keadaan :

 anemia megaloblastik

 anemia karena keracunan timbal

 dyseritropoisis ( eritrosit pecah sebelum dikeluarkan dari sumsum tulang)

2) Basophilic Stipling

Ditemukan pada MIELOFIBROSIS, Keracunan Pb.

3) Howel Jolly Bodies

Ditemukan pada post splenektomi, sickle cell anemia, mielodisplasia.

4) Heinz Bodies

Ditemukan pada : anemia G6PD, anemia hemolitik kongenital, alpha Thalassemia.

5) Bite cell

Ditemukan pada : Anemia G6PD

D. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

 Hemoglobin

 Eritrosit

 Hematokrit

 Nilai absolut eritrosit : MCV, MCH, MCHC

 Gambaran sediaan morfologi darah tepi (dan sumsum tulang )

 Retikulosit

 Fe Serum,TIBC DAN Feritin

 Asam Folat, Vitamin B12

 Ureum, Kreatinin, dsb.


1. Terangkan bagaimana formula mengitung retikulosit secara manual apabila pada suatu apusan
BCB ditemukan hasil sebagai berikut :

 Lapang pandang ke-1 : ditemukan 8 normoblast (dari 250 eritrosit)

% Normoblast : 8/250 x 100% = 3,2%

 Lapang pandang 2 : ditemukan 5 retikulosit (dari 200 eritrosit)

% Retikulosit : 5/200 x 100% = 2,5%

 Lapang pandang ke 3: ditemukan 7 retikulosit (dari 300 eritrosit)

% Retikulosit : 7/300 x 100% = 2,3 %

 Lapang pandang ke 4 : ditemukan 5 retikulosit (dari 200 eritrosit)

% Retikulosit : 5/200 x 100% = 2,5%

 Lapang pandang ke-5 : ditemukan 10 retikulosit (dari 100 eritrosit)

% Retikulosit : 10/100 x 100% = 10%

 Lapang pandang ke-6: ditemukan 8 retikulosit dari 150 eritrosit)

% Retikulosit : 8/150 x 100% = 5,3%

Hitung perkiraan jumlah retikulosit yang didapatkan (dalam %).

2. Terangkan 4 hal yang perlu diamati dalam penilaian eritrosit pada suatu apusan darah tepi

 Dibaca pada daerah yang tipis atau ekornya


 Eritrosit tidak menumpuk, harus eritrosit berpisah tetapi masih berdekatan
 Terdapat daerah pucat pada eritrosit yang harus terlihat jelas
 Bentuk seperti cakram dengan ukuran 6-8 µm (sama dengan ukuran inti limfosit kecil)

Anda mungkin juga menyukai