NIM : P17334122556
RESUME PERKULIAHAN
PATOFISIOLOGI HEMATOLOGI I
Sel Darah
Memiliki beberapa tipe yang berbeda dan masing masin tipe memiliki fungsi yang berbeda.
Hematopoiesis
Pada orang normal diproduksi kurang lebih 10 triliun sel perhari yang terjadi didalam
sumsum tulang. Elemen sel berasal dari pluripoten stem cell (PPSC) yang terdapat didalam sumsum
tulangg. Stem vcell mempunyai kemampuan replikasi dan berdiferensiasi.
1. Sumsum tulang Merah => Tempat aktifitas hematopoietik (terutama pada dewasa),
mengandung sedikit jaringan lemak. Terdapat pada tulang Kepala, Iga, tulang dada
(sternum) , Lengan, Pada, Pinggul, Sekitar sendi, Tulang belakang, dsb.
Pemeriksaan aspiasi sumsum tulang biasanya diambil pada daerah yang mengandung
sumsum tulang merah. Dewasa : tulang dada/ tulang pinggul. Anak : diambil pada
tulang tibia (tulang kering) / tulang pinggul.
2. Sumsum tulang kuning => sedikit mengandung pembentukan sel darah, banyaknya
mengandung sel lemak ditemukan pada tulang tulan kecil (jari kaki, jari tangan)
biasanya tidak pernah diambil sebagai aspirasi sumsum tulang.
2. Limpa
Mengandung sel sel RES (retikulo Endotelis SYstem) fungsinya memfagositosis atau
memakan sel sel yang sudah tua dan diganti oleh sel muda. Dan mengahncurkan sel-sel yang
tidak normal.
3. Pembuluh darah
Disinilah terdapat sel sel matang, dan tempat terjadinya proses fisiologi sel darah.
Kelainan hematologi :
1. Kelainan Eritrosit
A. ANEMIA
Anemia bukan merupakan diagnostik, anemi itu suatu gejala karena penyebab anemi banyak
sekali.
Gejala Anemia :
– Pucat
– Lesu
– Lemah
– jantung berdebar
– pusing.
Jumlah eritrosit yang menurun menyebabkan kadar Hb rendah, dan oksigen didalam jaringan akan
menurun, sehingga terjadi keadaan hyposia yang menyebabkan pusing, pucat dan lemah.
– KELAINAN ANEMIA
1. Pertama bisa karena kehilangan darah melebihi produksinya. Misal Pada perdarahan kronis.
Acute Blood Loos ( Miss: Trauma, tindakan operasi, persalinan, dsb)
Penurunan Hb terjadi setelah 6 jam perdaraha, kecuai pada perdarahan yang sangat hebat.
Chronic Blood Loos (Miss : kasus keganasan stel cell mudah pendarahan (rapuh) biasanya sel
kanker mudah berdarah, luka dan minimbulkan bau yang tidak sedap , menorrhagie (perdarahan
melalui vagina) , hemoroid, dsb)
Pemeriksaan lab menyerupai defisiensi besi
2. Anemia Hemolitik
Destruksi (penghancuran) yang berlebihan dikenal pada anemia hemolitik. Eritrosit mudah pecah.
Anemia Hemolitik Eritrosit mudah pecah dan hancur sebelum masa hidupnya berakhir. Harusnya
120 hari mungkin pada anemia hemolitik hanya beberapa minggu. Pada keadaan ini sumsum
tulang akan melakukan Kompensasi dengan over produksi, jadi nanti dia akan produksi terus
menerus maka biasanya indikatornya jumlah retikulosit nya tinggi. Tetapi produksi eritrosit
meningkat dan tetep mudah pecah maka tetap terjadi anemia. Pada over kompensasi dari
sumsum tulang kita bisa menemukan adanya normoblast pada darah tepi, pada keadaan normal
sel normoblast tidak ditemukan di darah tepi.
Penyebab kelainan hemolitik ini banyak, tetapi paling banyak adalah Hbpathy contohnya pada
thalasemia.
ZAT BESI
Zat besi dibutuhkan untuk pembentukkan Hemoglobin, dimana Heme mengandung unsur zat
besi. Jika zat besi kurang maka pembentukan hemoglobin menurun, jika Hb menurun terjadilah
anemia. ADB bisa disebabkan karena gangguan pengikatan zat besi akan mempengaruhi juga
pembentukan eritrosit. Pada kekurangan zat besi eritrositnya mikrositer & MCV nya rendah.
Pada orang-orang yang sering mendapat transfusi darah zat besinya menjadi tinggi karena tidak
dibuang dalam tubuh akibatnya zat besi disimpan pada organ2 tertentu spt liver, kulit dan
jaringan tubuh yang kita sebut hemosidelisis.
Cadangan zat besi didalam tubuh berupa Ferritin dan Homosiderin.
- Hematologi Rutin
- Kadar besi dalam darah menurun
- TIBC meningkat
- Ferritin menurun
- SADT ditemukan gambaran mikrositer, hipokron,
anisopoikilositosis
- Transferin (protein yang mengikat besi untuk dibawa ke
sumsum tulang) menurun
4. Anemia Megaloblastik
Disebabkan karena gangguan sintesis DNA yang menyebabkan gangguan dalam proses
pematangan sel darah. Ditandai dengan adanya sel megaloblastic (ukuran eritrosit yang besar,
dengan sifat mudah pecah dan rusak)
Asam folat dan B12 berkurang akan mengganggu pembentukan prekursor sel hematopoietik,
akan mengganggu sintesa DNA sehingga nukleus atau ini dan sitoplasma eritrosit tidak terbentuk
sempurna yang harusnya pada keadaan normal inti dan sitoplasma akan mengalami pematangan
secara bersamaan. Tetapi pada anemia megalobastik karena ada kekurangana sam folat dan B12
maka pematangan tidak akan bersamaan, sitoplasma matang tetapi nukleus nya imatur karena
DNA ada didalam inti.
Pada anemia Megaloblastik prekursor ertirosit yang matang dihancurkan di sumsum tulang
sebelum masuk ke pembuluh darah.
Dari hasil labolatorium kita temukan gambaran Pancytopenia ( Penurunan jumlah seluruh sel
darah yaitu penurunan jumlah eritrosit,lekosit,trombosit).
Pada aspirasi sumsum tulang kita temukan Hypocellular (produksi sel darah menurun)
Anemia Aplastik harus segera ditangani karena dapat menyebkan pendarahan karena
trombositnya rendah dan bisa menyebabkan sepsis (infeksi berat yang dapat menyerang semua
organ karena leukosit rendah)
Peningkatan jumlah eritrosit diatas normal yang dapat menyebabkan viskositas darah
meningkat => perdarahan atau thrombosis
Eritrosit yang terbentuk fungsinya tidak normal, mudah mengalami aggregasi, sehingga hal ini
akan merangsang faktor XII yang ada pada endotel pemuluh darah merangsang terjadi reaksi
koagulasi => faktor pembekuan menurun => perdarahan
Kadar Hemoglobin, eritrosit dan hematokrit akan meningkat diatas normal, kadang kadang
disertai dengan jumlah leukosit dan atau trombosit yang tinggi.
Pemeriksaan laboratoirum lain : viskositas darah meningkat, test aggregasi trombosit, faktor
koagulasi PT APTT, pemeriksaan Gen JAK 2 kinase dsb
PATOFISIOLOGI KELAINAN LEUKOSIT DAN TROMBOSIT
A. KELAINAN LEUKOSIT
Leukosit didalam tubuh berfungsi sebagai sistem pertahanan tubuh jadi jika ada benda
asing masuk kedalam tubuh akan terjadi Proses Inflamasi, melibatkan granulosit, monosit, dan
limfosit T. Dari Proses inflamasi tujuannya adalah memphagositosis benda asing tersebut, membuang
sel debris dan menimbulkan reaksi imun, jadi terserah ada inflamasi diikuti terbentuk antibodi.
Kelainan Leukosit
PATOFISIOLOGI LIMFOPENIA
1. Limfosit T (menyerang sel tubuh yang sudah terpapar oleh virus atau kanker)
2. Limfosit B (membentuk antibodi )
- Pada infeksi (virus, Bakteri, Jamur) limfosit T diperlukan untuk menyerang agen asing
sehingga jumlahnya menurun.
- Pada Infkesi tertentu (HIV,autoimun) agen ini akan menyerang selain limfosit T juga limfosit
B sehingga terjadi keadaan immunodefisiensi.
PATOFISIOLOGI GRANULOSITOPENIA
1. Inefektis produksi sel granulosit
Penyebab :
- Supresi stem sel untuk seti myeloid sehingga prouduksi sel darah menurun , misal :
Anemia aplastik, tumor dsb.
- Pengaruh obat : alkilating agent (chemoteraphy)
- Defisiensi vitamin B12 dan asam folat => sel prekursor dapat rusak sampai mati
- Mielodisplasia syndrome
- Genetik (Jarang)
Pemeriksaan Laboratorium
Jumlah neutrofil <1000 cell per mm3 sangat berbahaya karena sistem pertahan tubuh
menurun bila <500/mm3 infeksi bisa sangat hebat.
Leukositosis Reaktif
Jumlah leukosit meningkat mulai dari ringan sampai berat, umum ditemukan pada berbagai
inflamasi dan kadang kadang bisa petanda pertumbuhan dini dari neoplasma.
Leukosit terdiri dari 5 jenis sel yaitu :
- Eosinofil
- Basofil
- Neutrofil
- Monosit
- Limfosit
Penyebab Lekositosis
Leukositosis Neoplasma
Istilah Neoplasma merupakan bentuk keganasan dari sistem hematologi menjadi
Leukemia. Biasanya ditandai dengan transformasi sitem hematopoietik. Jumlahnya
meingkat tetapi bentuknya tidak normal. Ada yang menyerupai sel normal tetapi
fungsinya tidak normal. Biasanya menyerang sistem myeloid yang terkena jalur eritroid,
granulositikm atau trombositik. Bisa juga yang mengenai sistem limfoid. Keganasan ini
sifatnya bisa akut atau kronik.
Klasifikasi Leukemia
Acute Chronic
Myeloid Acute Myeblastik Leukemia (AML ) Chronic Myeloid Leukemia (CML)
Lymphoid Acute Lumphoblastic Leukemia Chronic Lymphocytic Leukemia (CLL(
(ALL)
Leukemia Akut
Ditandai dengan ditemukannya banyak sel muda (Blast)
Banyak menyerang orang dewasa ada beberapa tipe mulai tipe M0 sampai M7. Untuk
diagnostik kita tegakkan kalo pada sediaan apus sumsum tulang kita temukan blast >20%
(menghitung dari jumlah seluruh leukosit) (WHO)
Banyak terjadi pada anak (80%) walaupun pada dewasa juga bisa terjadi dan dapat
berakibat fatal bila tidak diobati. Klasifikasi ALL menurut FAB ada 3 type dilihat dari jenis
selnya yaitu :
- Tipe L1
- Tipe L2
- Tipe L3
Gejala Klinik
Biasanya bervariasi, umumnya menggambarkan kegagalan sumsum tulang atau
keterlibatan ekstra meduler oleh sel lekemia, anemia, nyeri tulang, demam, dan
anoreksia. Khas biasanya ada pembesaran kelenjar.
Leukemia Cronic ini merupakan kanker yang tumbuhnya lambat (cronic), sumsum tulang
akan memproduksi sel darah dalam jumlah sangat banyak tetapi sel leukosit berbentuk
berbeda dan berfungsi tidak sebagaimana mestinya.
Patogenesis CML
Kelainan gen pada khromosom Philadelphia yang menyebabkan proliferasi berlebihan sel
induk pluripoten pada sistem hematopoiesis. Ditandai dengan proliferasi dari seri
granulosit tanpa disertadi gangguan diferensiasi, sehingga pada sediaan apus darah tepi
ditemukan semua tingkatan mudah dari promielosit (bahkan mieloblas), meta mielosit,
mielosit sampai granulosit (gambaran pasar malam)
Kriteria CLL
Kapan kita mendiagnosa bahwa pasien tersebut terkena CLL?
Tentu harus berdasarkan pemeriksaan sumsum tulang dan SADT. Pada SADT ditemukan
jumlah limfosit >5.000 /mm3 dengan 55% sel atipical. Pada sumsum tulang > 30% adalah
sel limfosit.
B. KELAINAN TROMBOSIT
Penyebab Trombositopenia
Congenital atau didapat banyak ditemukan seperti :
- Supresi sumsum tulang msalnya anemia aplastik
- Infeksi virus acute misalnya pada infeksi dengue
- Defisiensi nutrisi seperti def. Vitamin B12, asam folat dan besi
- Transplantasi sumsum tulang
- Obat terutama heparin, thiazide diuretics, gold, ethanol, dsb.
- Penyakit hati berat
- Reaksi immune
Pemeriksaan Laboratorium