Anda di halaman 1dari 11

Nama : Arum Nafilah

NIM : P17334122508 Sel darah yang sudah tua akan diganti dengan sel darah yang muda (Sel
Blast). Sel muda mengalami pematangan di sumsum tulang . Jika sel muda
RESUME PATOFISIOLOGI ditemukan dalam darah SADT maka tidak normal. Contoh penderita
Thalasemia dan Leukemia.
HEMATOPOIESIS PEMBENTUKAN SEL DARAH
Awal Hemocytoblas mengalami perubahan menjadi :
PATOFISIOLOGI HEMATOLOGI
- Proeritoblast cikal bakal Eritrosit
Hematopoiesis = proses pembentukan sel-sel darah dalam sumsum tulang
- Myeloblast cikal bakal Granulosit (Eosinofil, Neutrofil, Basophil)
Orang dewasa yang normal memproduksi sel darah +/- 10 triliun sel - Monoblast cikal bakal Monosit
perhari - Lymphoblast cikal bakal Limfosit (sel T dan sel B)
- Megakaryoblast cikal bakal Trombosit
3 lapis darah jika diberi antikoagulan dan didiamkan :
ORGAN TEMPAT HEMATOPOIESIS
1. Sel eritrosit (komponen terbesar dalam tubuh)
2. Plasma (ada 55% dari total volume darah) 1. Hematopoisis pertama mulai dibentuk sejak bayi dalam kandungan
3. Buffy coat (berisi leukosit dan trombosit), dipergunakan untuk di plasenta/yolk sac mulai +/- 6 minggu masa kehamilan
pemeriksaan Sel LE, pemeriksaan HLA Human Leukocyte Antigen 2. Selanjutnya bertambah usia diambil alih oleh liver dan spleen
sampai usia lahir
Elemen sel darah berasal dari Pluripoten Stem Cell (PPSC) / Sel Punca yang
3. Setelah lahir pembentukan terjadi di sumsum tulang, maka sampai
terdapat dalam sumsum tulang. Stem cell mempunyai kemampuan
dewasa proses hematopoisis terjadi di sumsum tulang
replikasi dan berdiferensiasi. Tipe diferensiasi dipengaruhi oleh beberapa
cytokine. TIPE SUMSUM TULANG

Produksi sel dalam susum tulang akan dipertahankan dalam batas normal. Sumsum tulang merah > tempat aktifitas hematopoietik (terutama pada
Jika ada kelainan patologis maka produksinya sel darah menurun atau dewasa), mengandung sedikit jaringan lema. Terdapat pada tulang besar :
meningkat. kepala, iga,sternum, lengan , paha, pinggul, sekitar sendi, tulang belakang,
dsb. Jika ada pemeriksaan aspirasi sumsum tulang maka diambil pada
Usia sel darah :
sumsum tulang merah
1. Eritrosit +/- 120 hari
Sumsum tulang kuning > tempat hematopoisis yang tidak aktif, banyak
2. Granulosit dan trombosit hanya beberapa hari
mengandung jaringan lemak. Terdapat pada tulang kecil : jari-jari
3. Limfosit beberapa bulan
Dalam pembentukan sel darah ada 3 organ yang berperan

1
1. Sumsum tulang : ANEMIA
- Produksi sel dan pematangan sel
- Dipengaruhi hormone, genetik, keganasan
- Pembentukan sel bergantug pada zat besi, vit B12, dan asam folat
2. Limpa
- Terdiri dari sel RES (Retikulo Endopilia System, fungsi
memfagositosis sel yang sudah matang dan menghancurkan sel
tidak normal
3. Pembuluh Darah
- Terdapat sel darah matang
- Tempat terjadi fisiologi sel darah
FUNGSI SEL DARAH
GEJALA KLINIS ANEMIA :
- ERITROSIT = transport nutrisi, Oksigen & Carbondioksida
- GRANULOSIT DAN MONOSIT = proses inflamasi dan phagositosis - Pucat lesu
- TROMBOSIT = sistem pembekuan darah melalui kemampuan - Lemah jantung berdebar debar
adhesi, aggregasi , pembekuan darah dan memelihara integritas - Pusing jumlah eritrosit yang menurun = kadar hb rendah = oksigen
pembuluh darah didalam jaringan akan menurun = terjadi keadaan hypoksia yang
- LIMFOSIT = proses Immunitas Spesifik menyebabkan pusing, pucat, lemah

KELAINAN HEMATOLOGI JENIS-JENIS ANEMIA

Kelainan Eritrosit, Kelainan Lekosit, Kelainan Trombosit A. ANEMIA KARENA KEHILANGAN


1. ANEMIA PENDARAHAN
Patofisiologis : kehilangan darahnya melebihi produksi sel darahnya
KELAINAN ERITROSIT
- Acute Blood Loos, contoh : trauma, tindakan operasi, persalinan
Anemia : suatu keadaan dimana terjadi penurunan kadar dsb
hemoglobin , hematokrit atau jumlah eritrosit atau ketiga tiganya yang - Chronic Blood Loos, contoh : keganasan, menorrhagie (pendarahan
rendah melalui vagina), hemorhoid, dsb
Policythemia : bila produksi eritrosit diatas normal Pendarahan akut penurunan Hb terjadi setelah 6 jam perdarahan , kecuali
pada perdarahan yang sangat hebat

2
Pemeriksaan perdarahan akut = Hb,eritrosit dan hematokrit menurun GAMBARAN SADT : Dapat ditemukan sel muda eritroblas pada sediaan
darah tepi
Pada perdarahan khronis = defisiensi besi
PEMERIKSAAN LAB :
- Hb
- Eritrosit
- Hematokrit
- Nilai Absolut Eritrosit (MCV,MCH Dan MCHC)

B. ANEMIA KARENA DESTRUKSI


1. ANEMIA HEMOLITIK
Patofisiologis :eritrosit mudah pecah dan hancur sebelum masa hidupnya
berakhir <120 hari
C. ANEMIA KARENA KEKURANGAN PRODUKSI
Mekanisme kompensasi : Sumsum tulang akan over produksi, bentuk 1. ANEMIA DEFISIENSI BESI (ADB)
eritrositnya tidak normal karena produksi yang over (jumlah retikulosit
Patofiologis : kurangnya produksi sel dalam sumsum tulang. Kurang
akan tinggi)
ketersediaan zat besi di dalam tubuh sehingga menyebabkan zat besi yang
Contoh : kasus Hb Pathy (kelainan Hb) = Thalasemia diperlukan untuk eritropoesis tidak cukup.

PEMERIKSAAN LAB : Banyak ditemukan pada bayi, anak, masa pertumbuhan dan ibu hamil

- Hematologi rutin (Hb, Lekosit, Hematokrit, Eritrosit, MCV, MCH,


MCHC dan RdW ↑ (Red Distribution Widt = variasi bentuk
ZAT BESI :
eritrosit))
- Retikulosit ↑, proses eritropoiesis meningkat - Zat Besi dibutuhkan untuk pembentukan Hb, bila ada penurunan
- Pemeriksaan SADT, bentuk eritrosit bermacam-macam. Ditemukan besi = Hb menurun = anemia
sel blast (sel muda) - Hb terdiri dari globin, protoporphyrin dan zat besi
- Analisa Hb, Hbf ↑ - Gangguan pengikatan zat besi akan mempengaruhi pembentukan
- Pemeriksaan enzim eritrosit, misalnya G6PD , Piruvat Kinase eritrosit , eritrosit yang terbentuk ukurannya kecil-kecil
- Zat besi umumnya berasal dari diet atau dari transfusi darah

3
- Kelebihan besi dalam tubuh tidak dibuang tetapi disimpan sebagai
cadangan didalam Liver dan jaringan tubuh
- Cadangan besi didalam tubuh berupa Feritin & Hemosiderin
STADIUM DEFISISENSI BESI 3
1. Defisiensi Besi prelaten /deplesi Fe = Berkurangnya cadangan Fe
(Feritin) tanpa disertai berkurangnya kadar serum Fe
2. Defisiensi Besi laten = Cadangan Fe habis, kadar Fe sudah menurun,
tetapi kadar Hb masih di atas batas terendah kadar normal.
Defisiensi Besi laten
3. Anemia defisiensi Besi (ADB) = Kadar Hb dibawah batas terendah
kadar normal
PENYEBAB :
2. ANEMIA MEGALOBLASTIK
- Intake Fe yang tidak cukup (ditemukan pada 30% penduduk dunia)
Patofisiologis : Gangguan sintesis DNA dan ditandai dengan adanya sel
- Malabsorbs, gangguan penyerapan pada usus
megaloblastic yang disebabkan terjadi gangguan dalam proses
- Kehilangan darah secara khronik, menstruasi berlelebih
pematangan sel darah
- Kebutuhan meningkat yang tidakk diimbangi dengan asupan yang
cukup, contoh : masa pertumbuhan, anak, bayi, ibu hamil, infeksi Sel Megaloblastik : ukuran eritrosit yang besar, dengan sifat mudah pecah
berat , keganasan dsb dan rusak

PEMERIKSAAN LAB : Sumsum tulang tempat terjadinya eritropoiesis. Terjadi kekurangan asam
folat atau vitamin B12 yang berperan dalam pembentukan prekursor sel
- Hematologi rutin ↓, RDW ↑
hematopoietik. Kekurangan vitamin B12 atau asam folat mengganggu
- Kadar besi dalam darah ↓
sintesis DNA, sehingga nukleus dan sitoplasma eritrosit tidak terbentuk
- TIBC (Total Iron Binding Capacity) ↑ kemampuan untuk mengikat
sempurna secara bersamaan. Sitoplasma matang secara normal, namun
zat besi
nukleus menjadi imatur akibat sintesis DNA yang terganggu. Pertumbuhan
- Ferritin ↓
sel yang abnormal dan terganggunya proses pembelahan sel akan
- SADT, ditemukan mikrositer, hipokrom, anisopolisitosis
menyebabkan maturasi nuklear terhenti. Selain itu, pada keadaan anemia
- Transferin ↓
megaloblastik, prekursor eritrosit yang matur dihancurkan di sumsum
GAMBARAN SADT : tulang sebelum masuk ke pembuluh darah

4
ETIOLOGI : PEMERIKSAAN LAB :
Defisisensi Cobalamin (vitamin B12) dan Asam Folat terjadi Gangguan - Hematologi rutin. Hasil = Pancytopenia (Penurunan jumlah seluruh
Sintesa DNA sel darah yaitu penurunan jumlah eritrosit, lekosit,trombosit)
- Pemeriksaan SADT. Hasil gambaran Hypocellular
GAMBARAN SADT :
- Pemeriksaan sumsum tulang. Hasil gambaran Hypocellular
GAMBARAN SADT :

4. ANEMIA PENYAKIT KRONIS


3. ANEMIA APLASTIK
Patofisiologis : Produksi eritrosit menurun, masa hidup eritrosit memendek
Patofisiologis : Terjadinya kegagalan sumsum tulang dalam memproduksi
sel-sel darah (proses hematopoisis) Penyebab anemia no 2 terbanyak setelah ADB
ETIOLOGI : Umumnya berkembang setelah 1-2 bulan setelah menderita penyakit
1. Congenital : Kelainan Chromosom (kasus jarang) Penyebab :
2. Didapat : Terpapar dengan sinar radiasi, bahan kimia, infeksi virus,
- Gagal ginjal
dan infeksi bakteri
- Inflamasi atau infeksi Chronic
Anemia Aplastik dapat menyebabkan keadaan kritis : perdarahan dan - Keganasan
sepsis - Penyakit liver Chronic
- Defisiensi asam Folat

5
- Splenomegaly
PEMERIKSAAN LAB : KELAINAN LEUKOSIT
- Hematologi rutin. Hasil abnormal PENDAHULUAN :
- Pemeriksaan status besi (FE serum↓, TIBC↑, Feritin↓,
Lekosit > pertahanan tubuh > proses inflamasi > phagocytosis, membuang
Transferin↓)
sel debris, reaksi immune
- Pemeriksaan lain yang mendasari penyakitnya. Contoh : pada gagal
ginjal , dilakukan pem fungsi ginjal 5 type Leukosit :
- Basophils = granula biru/basofilik
- Eosinophils = granula merah
POLISITHEMIA
- Neutrophils = gnanula azurofil
Polisitemia = peningkatan jumlah eritrosit diatas normal yang dapat - Monocytes = agranulosit. Sel berukuran paling besar. Intin sel
menyebabkan viskositas darah meningkat = perdarahan atau thrombosis seperti ginjal
(merangsang koagulasi) - Lymphocytes = agranulosit. Limposit T kecil, Limfosit B besar
Eritrosit yang terbentuk fungsinya tidak normal , mudah terjadi aggregasi
(lengket) = sehingga merangsang Faktor XII pada endotel pembuluh darah
= terjadi reaksi koagulasi = factor pembekuan menurun -> perdarahan
Penyebab :
- Kelainan pada sumsum tulang (myeloproliferative syndrome)
- Reaksi khronik akibat kadar oksigen yg rendah atau Keganasan
PEMERIKSAAN LABORATORIUM PADA POLICYTHEMIA :
- Kadar hematologi rutin meningkat
- Pemeriksaan laboratorium lain : viskositas darah meningkat, test
aggregasi trombo sit normal ,factor koagulasi PT dan APTT
menurun, pemeriksaan gen JAK2 Kinase normal

6
Penyebab :

 Penekanan stem sel untuk seri myeloid, contoh : Anemia Aplastik,


tumor
 Pengaruh obat : alkilating agent (chemoterapi) sel normal ikut mati
 Defisiensi vitamin B12 dan asam folat = sel prekursor dapat rusak
sampai mati
 Mielodisplasia syndrome (MDS)
 Genetik (jarang)

- Peningkatan penghancuran netrofil


Keterangan : Penyebab :
1. LEUKOPENIA = jumlah leukosit rendah  Kelainan auto immune, contoh pada SLE, pengaruh obatan
a. Limphopenia = limfosit rendah  Pembesaran limpa
Penyebab :  Kebutuhan meningkat, contoh pada infeksi bakteri,jamur, riketsia
- Immunodefisiensi, contoh HIV
- Infeksi, contoh pada Covid menghtung rasio limfosit dan netrofil Jumlah neutrophil <1000/mm3 berbahaya (system pertahanan tubuh
- Kelainan congenital akan menurun). Bila <500/mm3 bisa menyebabkan infeksi berat
misalnya sepsis
Limfosit ada 2 macam :
- Limfosit T (menyerang sel tubuh yang sudah terpapar oleh virus
atau kanker) 2. LEKOSITOSIS = jumlah leikosit tinggi
- Limfosit B (membentuk anti bodi). Contoh prinsip vaksinasi a. Reaktif
Infeksi bakteri virus (kasus banyak)
b. Granulositopenia = granulosit rendah Jumlah lekosit meningkat mulai dari ringan sampai berat. Umum
Penyebab : ditemukan pada berbagai inflamasi dan kadang kadang bisa petanda
- Produksi inefektif pertumbuhan dini dari neoplasma.
- Neutrophilic leukocytosis Infeksi bakteri Acute ,terutama yang
disebabkan mikroorganisma pyogenic; inflamasi sterile (myocardial
infarction, luka bakar)

7
- Eosinophilic leukocytosis (eosinophilia) Kelainan Allergic seperti
asthma,
allergic pada kulit; infeksi parasit ; reaksi obat; keganasan (mis.,
Hodgkin
dan non-Hodgkin lymphomas); Kelainan collagen vascular dan
beberapa jenis vasculitides; penyakit atheroembolic
- Basophilic leukocytosis (basophilia) jarang ,seringnya menunjukkan
penyakit myeloproliferative (misal chronic myelogenous leukemia)
Lekemia akut
- Monocytosis Infeksi Chronic (misalnya., tuberculosis), bacterial
endocarditis dan malaria; penyakit collagen vascular (mis., systemic Ditandai dengan ditemukan banyak sel muda (blast)
lupus erythematosus) and inflammatory saluran pencernaan (mis,
- Pada AML => sel mieloblas
ulcerative colitis)
- Pada ALL => limfoblas
- Lymphocytosis menyertai monocytosis pada kelainan yang
berhubungan dengan kelainan immunologi khronik (misal.,
tuberculosis); infeksi virus (misalnya hepatitis)

b. Neoplasma
Kasus jarang dan berbahaya
Keganasan pada sistem hematologi => lekemia
Merupakan penyakit keganasan group heterogenyang ditandai dengan
a. AML (ACUTE MYELOBLASTIK LEUKIMIA)
peningkatan transformasi sistem hematopoietik.
Penyebab:
Bisa menyerang sistem myeloid => jalur eritroid, granulositik atau
trombositik - Idiopathic (terbanyak)
- Kelainan hematologi
Bisa menyerang sistem limfoid => kelainan limfosit
- Obat, bahan kimia
Sifatnya dapat akut atau khronis - Radiasi
- Virus (HTLV I)
- Hereditary/genetic
KLASIFIKASI LEKEMIA Gejala Klinik dan Hasil Lab:

8
- Lesu, lemah ,demam dan beberapa perdarahan pada mukosa atau Dalam perjalanannya dibagi kedalam 3 fase :
kulit
1. Fase khronik
- Pemeriksaan laboratorium : penurunan Hb,eritrosit , neutrophyl
dan trombosit, Jumlah sel lekosit meningkat dengan ditemukan 2. Fase akselerasi
banyak sel blast
3. Fase krisis blas
b. ALL (ACUTE LIMPHOBLASTIK LEUKIMIA) Sering ditemukan secara kebetulan, lekositosis hebat tanpa disertai tanda
infeksi
Banyak Pada Anak Anak (80%)
Pemeriksaan Lab :
Dapat Berakibat Fatal Bila Tidak Diobati
- CBC ( lekosit ↑↑ , Hb,eritrosit ↓, Trombosit ↑ /↓ )
Klasifikasi ALL (FAB) : ada 3 tipe yaitu
- Immunophenotyping
1. Tipe L1 - SADT : Gambaran pasar Malam
2. Tipe L2
3. Tipe L3
Gejala : anemia, nyeri tulang, demam, anoreksia

c. CML (CHRONIC MIELOCYTIC LEUKEMIA)


Merupakan kanker darah yang tumbuhnya lambat
Sumsum tulang memproduksi sel sel darah dalam jumlah yang sangat
banyak
Sel lekosit yang terbentuk berbeda dan tidak berfungsi sebagai mana
mestinya
Gejala :
- kadang kadang tidak khas
- demam, pucat
- pembesarah limpa dan hati d. CLL (CHRONIC LIMFOSITIK LEUCEMIA)
- penurunan BB

9
Menyerang usia rata rata 65 tahun ( pria >wanita)
Keganasan hematologik yang ditandai oleh :
- proliferasi klonal dan penumpukan limfosit B neoplastik dalam
darah, sumsum tulang, kelenjar lymph, limpa, hati dan organ organ
lain
- morfologik tampak sel limfosit seperti normal, tetapi secara
immunologi tidak normal fungsinya
Tanda tanda :
Kriteria Diagnostik :
1. Limfositosis
- Pada darah tepi ditemukan jumlah limfosit > 5.000/mm3 dengan >
2. Pembesaran kel lymp 55 % sel atypical
3. Splenomegali - Pada sumsum tulang, > 30% adalah sel limfosit

Penyebab : Belum diketahui pasti


Diduga : abnormalitas kromosom, onkogen dan retrovirus ( RNA tumor
virus)
Pemerikan Lab :
- CBC, limfositosis
- CML -> Pem BCR ABL
- Immunophenotyping
- BM, proliferative system limfoid
- SADT, Limfositosis absolut

10
KELAINAN TROMBOSIT menyebabkan pembentukan clot didalam pembuluh darah atau
perdarahan.
TROMBOSITOPENIA : jumlah trombosit dibawah batas normal
Penyebab :
Jumlah trombosit < 150,000. Bila < 100.000 => berbahaya
1. Thrombocytothemia primer : tidak diketahui
Gejala :
2. Penyebab thrombocytothemia sekunder : post operasi limpa (post
- Perdarahan kulit splenektomi) atau cancer
- Perdarahan hidung
- Perdarahan gusi
Penyebab :
1. Congenital atau didapat
2. Didapat lebih banyak ditemukan seperti :
- Supresi sumsum tulang mis Anemia aplastic
- Infeksi virus Acute misalnya pada infeksi dengue
- Defisiensi Nutritisi seperti defisiensi of B12, asam folat dan besi
- Transplantasi sumsum tulang .
- Obat terutama heparin , thiazide diuretics, gold, ethanol
- Penyakit hati berat
- Reaksi Immune
Pemeriksaan Lab :
- Jumlah trombosit menurun
- Prothrombin Time (PT) memanjang
- Activated Partial Thromboplastin Time (aPTT) bisa memanjang
- Hb dan hematokrit akan menurun bila terjadi perdarahan

TROMBOSITEMIA : jumlah trombosit diatas batas normal


Pada sumsum tulang terjadi over produksi trombosit, sehingga Jumlah
trombosit diatas normal (>400.000). Bila jumlahnya > 1 juta / mm3, dapat

11

Anda mungkin juga menyukai