Anda di halaman 1dari 52

NO PEMERIKSAAN HEMATOLOGI

1 Hitung Jumlah Eritrosit

2 Hitung Jumlah Leukosit


3 Hitung Jumlah Trombosit

4 Hitung Jumlah Retikulosit Komposisi larutan BCB atau larutan NMB adalah sebagai berikut:
Brilliant cresyl blue/new methylene blue 1g
-> Sel yang lebih besar dari eritrosit, bewarna Larutan sitrat salin 100 mL
biru dengan filament atau granula bewarna
1. Campurkan BCB dg Darah 1:1
biru tua
2. Inkubasi pada suhu 37oC selama 15 menit
3. Ambil 1 tetes untuk dibuat sediaan apus
4. Biarkan Kering, amati dibawah mikroskop dg lensa obyektif 100x
5. Hitung jumlah retikulosit dalam 1000 eritrosit
5 Hitung Jenis Leukosit
6 Pemeriksaan LED

7 Pemeriksaan Hematokrit
8 Pemeriksaan BT Metode Duku / Ivy

Metode Duke : 2mm

Metode Ivy : 3mm


9 Pemeriksaan CT Metode Lee and White
Nilai Normal : 2-6 Menit
10 Pemeriksaan PT A. Tujuan : Menentukan aktivitas faktor-faktor pembekuan jalur
ekstrinsik dan jalur bersama (F V, F VII, F X,
Prothrombin) dan juga relatif sensitif dengan
adanya heparin dalam darah serta keadaan hipo
fibrinogenemia.

B. Prinsip : Thromboplastin jaringan dengan adanya kalsium


adalah satu aktivator yang memulai proses
koagulasi pada jalur ekstrinsik.

Thromboplastin jaringan dan ion kalsium


ditambahkan kedalam plasma sitrat, kemudian
diukur lamanya waktu yang diperlukan sampai
terjadi bekuan fibrin.

C. Metoda : Quick One Stage

D. Normal : 11 – 14 detik

E. Bahan : - Plasma sitrat

Darah + Na sitrat 3,2 % = 9 : 1

Putar 1200 – 1500 rpm 15 menit

Supernatan Plasma sitrat

Stabil 2 jam F V dan F VII


lebih

terpelihara.

- OBT

Thromboplastin jaringan + CaCl2 0.22 % sama


banyak. Dilarutkan dengan 5 mL aquadest.

- OPCC = Ortho Plasma Coagulation Control.


Dilarutkan dengan 1 mL aquades.

F. Alat : - Tabung reaksi

- Water bath 37 °C

- Clinipette 100 µL, tips kuning


- Clinipette 200 µL, tips kuning

- Ose / wire chrome

- Stopwatch

- Tissue

G. Cara Kerja :
1. Waterbath di stel pada suhu 37 °C.
2. Tabung I diisi OBT dan inkubasi selama 5 menit.
3. Tabung II diisi 100 µL plasma sitrat, inkubasi 1-2 menit.
4. Tambahkan 200 µL OBT ke dalam tabung II. (tekan
stopwatch)
5. Aduk perlahan menggunakan wire chrome.
6. Hentikan stopwatch bila terbentuk benang fibrin. Catat
waktunya (lakukan duplo).
7. Langkah yang sama dilakukan untuk kontrol.

11 Pemeriksaan aPTT A. Tujuan : Untuk menentukan aktivitas faktor-faktor pembekuan


jalur intrinsik dan jalur bersama (prekalikrein
HMWK, F XII, FXI, FX, F IX, FVII, F V, F II, dan
fibrinogen) atau adanya inhibitor terhadap factor-
faktor pembekuan tersebut.

B. Prinsip : Aktivator tehadap factor kontak (kaolin, ellagic acid,


atau silica). Dan preparat fosfolipid standar
sebagai pengganti fosfolipid trombosit
ditambahkan ke dalam plasma sitrat, kemudian
ditambahakan pula ion kalsium berlebihan, dan
diukur lamanya waktu yang diperlukan untuk
terjadi pembekuan fibrin.

Trombosil I memberikan tempat permulaan untuk


pengaktifan factor XII dengan kontak secara
optimal.

C. Metoda : Kit reagen dari Ortho Diagnostics Inc.

D. Normal : 25 – 40 detik

E. Bahan : - Plasma sitrat (na sitrat 3,2% = 1 bagian + darah


vena = 9 bagian)

- Trombosil I : Tromboplastin parsial dengan


activator, berisi :

a. Fosfolipid dari otak kelinci yang


menyerupai aktivitas optimal.

b. Aktivator partikel silica yang tidak dapat


mengendap, untuk pengaktifan factor
XII secara optimal.

c. Dalam bentuk cairan dalam buffer : N – 2


hydoxy ethyl piperazine – N – 2 ethan
esulfonic acid, mengandung bahan-
bahan esulfonic acid.

- CaCl2 0,020M– 0,025M

- OPCC (Ortho Plasma Coagulation Control)

F. Alat : - Tabung reaksi

- Water bath 37 °C

- Clinipette 100 µL, tips kuning

- Ose

- Stopwatch

- Tissue

G. Cara Kerja :
1. Tabung I diisi dengan Thrombosil I dan Tabung II diisi
dengan CaCl2 , kemudian inkubasi 37 °C selama 5
menit.
2. Tabung III diisi 100 µL plasma pasien dan 100 µL
thrombosil I yang sudah diinkubasi tadi. Kemudian
inkubasi 3 – 5 menit pada waterbath dengan suhu 37
°C.
3. Tambahkan 100 µL CaCl2 ke dalam Tabung III,
kemudian hidupkan stopwatch.
4. Aduk perlahan-lahan campuran itu menggunakan ose.
5. Hentikan stopwatch bila sudah terbentuk benang fibrin
dan catat waktunya.
6. Lakukan langkah 1-6 untuk plasma kontrol.

H. Daftar Pustaka : Prosedur dari Buku Penuntun Praktikum Hematologi.

No Pemeriksaan Kimia Klinik


1 Makroskopis Urin Bau
Warna
Kejernihan
pH
BJ = 1.000 – 1.030
2 Mikroskopis Urin Melihat sedimentasi urin seperti leukosit,eritrosit, bakteri, epitel ,
kristal dll
3 Glukosa Urin

5 mL Benedict teteskan 8 tetes urin , panaskan waterbath 100 c selama


5 menit atau sampai mendidih dalam api langsung 20 detik

4 Protein Urin

5 mL urin + 0,5 mL resgen bang panaskan dalam waterbath selama 5


menit/ sampai mendidih di api langsung (20 detik)
5 Makroskopis Feses Bau
Warna
Konsentrasi
Adanya lendir
Adanya darah
Adanya parasit
6 Mikroskopis Feses Utk mengamati leuko, erit, amoeba, epitel
Serat otot, serat tumbuhan, kristal lemak (sudan III . Kristal lemak
berwarna merah)
Karbohidrat (lugol, berwarna biru atau ungu)
7 Glukosa Darah (Sewaktu, puasa , 2 jam Puasa utk pem. Glukosa 8-10 jam
pp) Sewaktu tidak puasa
2 jam pp . 2 jam setelah makan
Nilai Normal : Puasa 70 – 100 mg/dL
Sewaktu < 140 mg/dL
2 jam pp < 140

8 Pemeriksaan Profil lipid (kolesterol , Pasien puasa selama 10- 12 jam


trigliserida, hdl, ldl)
Kolesterol Total

Nilai normal < 200 mg/dL


Trigliserida
Nilai normal : <150

HDL
LDL
Nilai normal : < 100 mg/dL
9 Pemeriksaan faal ginjal Ureum

Nilai normal : hasil kadar ureum pada laki-laki berkisar antara 14-
39 mg/dL dan hasil kadar ureum pada perempuan berkisar
antara 12-33 mg/dL.

10 Kreatinin

Nilai normal :
L : 0,6 – 1,1 mg/dL
P: 0,5 – 0,9 mg/dL
Kreatinin Klirens
UxV
B
U = Kadar kreatinin dalam urin
B= kadar kreatinin dalam darah
V= Diuresis per menit

Nilai normal 107 – 127 mL/menit

11 Albumin

Nilai normal : 3,5 – 5,5 g/dL


12 Asam Urat

Nilai Normal : 2-6,8 mg/dL


13 SGOT/AST
14 SGPT/ALT
15 ALP
16 GGT
17 Bilirubin
18 Pemeriksaan CK
19 Pemeriksaan CK-MB
20 Pemeriksaan AGD
21 Pemeriksaan Tpononin I

SITOHISTO

No Pemeriksaan Sitohistologi
1 Pembuatan
Preparat
*Section : Ketebalam Pita 3-4µm.
2 Prosedur
Pewarnaan
HE/Histologi

3 Prosedur Untuk menentukan adanya :


Pewarnaan a) Peradangan dan penyebabnya
Sitologi Papsmear b) Perubahan praganas
c) Perubahan keganasan
d) Status hormonal

Prosedur Vagina smear / Pap test


1. Isilah permintaan formulir dengan lengkap.
2. Tuliskan nama penderita pada label yang ada.
3. Sediakan botol atau tempat lain dengan bahan fiksasi ethyl alkohol 95%.
4. Jangan melakukan vaginal lain sebelum mengambil smear.
5. Jangan memakai bahan pelicin untuk speculum.
6. Dengan speculum ambilah smear dengan mempergunakan “Ayre’s scraper”
7. Buat pulasan yang rata pada obyek glass.
8. Masukkan segara obyek glass tersebut kedalam bahan fiksasi biarkan paling
sedikit selama 30 menit, kemudian keringkan diudara terbuka.
9. Masukkan slide pada tempat slide yang tersedia, kirimkan dengan amplop yang
tersedia bersama dengan formulir permintaan.
10. Untuk evaluasi status hurmonal, dikerjakan prosedur yang sama, hanya
scraping tidak di portio, melainkan pada dinding lateral vagina, dengan syarat
tidak ada infeksi serta bila ada pengobatan hormonal telah dihentikan 2 minggu
sebelumnya.
Prosedur Pewarnaan Papanicolaou
1. Perbaiki apusan dengan menggunakan Etanol 95 persen selama 15 menit
2. Bilas di bawah air keran
3. Masukkan pewarna Harris Hematoxylin selama sekitar 1-3 menit.
4. Bilas menggunakan keran atau air keran Scott
5. Celupkan yang sudah disiapkan ke dalam 95% Ethanol 10 dips
6. Noda Orange G-6 ditambahkan ke 1.5 menit.
7. Celupkan ke dalam 95 persen Ethanol 10 dips
8. Sertakan pewarna Eosin, EA-50 atau EA-50 yang dimodifikasi, pewarnaan EA-
65, selama 2.5 menit.
9. Celupkan ke dalam etanol 95% selama 10 kali celup. 2 variasi
10. Pastikan untuk menambahkan Etanol 100% selama 1 menit.
11. Hapus dalam dua perubahan xilena masing-masing selama 2 menit
12.Pasang menggunakan media pemasangan permanen
4 Dekalsifikasi

IMUNOSEROLOGI

(Mempersiapkan spesimen, melakukan interpretasi dan validasi hasil, Melakukan Pelaporan Hasil,
Prilaku Profesional)

A. Pemeriksaan HCG
- Sampel: urine pagi
Cara Kerja

1. Buka pembungkus strip


2. Celupkan strip ke dalam wadah yang berisi specimen urin sampai tanda batas garis maksimum di bawah
tanda panah
3. Biarkan urin mengalir membasahi seluruh permukaan membran (30-60 detik)
4. Letakkan strip pada permukaan yang datar dan tunggu selama 2 menit untuk membaca hasil tes.
- Batas sensitivitas tes ( ≥ 25 mIU/mL).

Interpretasi

1. Positif : muncul warna merah muda pada garis tes dan garis kontrol. Hasil ini menunjukkan positif hamil
atau konsentrasi hCG dalam specimen urin yang diperiksa sama atau lebih besar dari batas sensitivitas
tes ( ≥ 25 mIU/mL)
2. Negatif : tidak muncul warna pada tes.
3. Invalid: tidak tampak garis merah pada zona tes atau zona kontrol atau hanya muncul warna merah
muda di garis tes. Kemungkinan petunjuk pemakaian tidak diikuti dengan baik atau strip tidak berfungsi
baik. Dalam hal ini specimen harus diulang pemeriksaan menggunakan strip yang baru.

B. Pemeriksaan CRP
- Sampel yang digunakan: serum
UJI KUALITATIF

1. Pipet ke dalam lingkaran yang terpisah dari slide diantaranya sampel serum, PC, dan NC @ 1 tetes
2. LR, tutup berwarna putih, tempatkan ke sampel dan kontrol
3. Campur dengan batang pengaduk yang berbeda dan sebarkan cairan ke seluruh area lingkaran slide.
4. Goyangkan slide selama 2 menit agar campuran berputar perlahan di dalam lingkaran atau tempatkan
slide pada rotator otomatis pada 100 rpm.
5. Setelah 2 menit baca hasil dibawah cahaya lampu terang.

Interpretasi Hasil

Adanya aglutinasi menunjukkan kandungan CRP lebih dari 6mg/L dalam spesimen. Serum dengan hasil
positif dalam tes skrining harus diuji ulang dalam tes semikuantitatif.

UJI SEMIKUANTITATIF

Interpretasi Hasil

Baca titer pada pengenceran terakhir dengan aglutinasi yang terlihat dan kalikan dengan faktor konversi
(dilihat pada nilai sensitivitas reagen) untuk mendapatkan hasil dalam mg/L;

Misalnya diperoleh pengenceran terakhir aglutinasi pada 1:16, maka titer CRP adalah 16 X 6 [mg/L] =
96 [mg/L].
C. Pemeriksaan RF
Sampel: serum

UJI KUALITATIF

1. Pipet ke dalam lingkaran yang terpisah dari slide diantaranya sampel serum, PC, dan NC @ 1 tetes
2. LR, tutup berwarna putih, tempatkan ke sampel dan kontrol
3. Campur dengan batang pengaduk yang berbeda dan sebarkan cairan ke seluruh area lingkaran slide.
4. Goyangkan slide selama 2 menit agar campuran berputar perlahan di dalam lingkaran atau tempatkan
slide pada rotator otomatis pada 100 rpm.
5. Setelah 2 menit baca hasil dibawah cahaya lampu terang.

Interpretasi Hasil

Adanya aglutinasi menunjukkan kandungan RF lebih dari 8 IU/L dalam spesimen. Serum dengan hasil
positif dalam tes skrining harus di uji ulang dalam tes semikuantitatif.

SEMIKUANTITATIF

Interpretasi Hasil

Baca di aglutinasi terakhir yang tidak menyebabkan aglutinasi, lalu dikalikan dengan 8 mg/L.

D. Pemeriksaan ASTO
Sampel: serum

KUALITATIF

1. Tempatkan reagen dan sampel sampai suhu kamar.


2. Tempatkan 50µl sampel dan 1 tetes kontrol positif dan kontrol negatif ke dalam lingkaran yang terpisah
pada slide.
3. Homogenkan reagen lateks dengan hati-hati.
4. Tambahkan satu tetes (50 uL) reagen lateks untuk setiap lingkaran di sebelah sampel yang akan diuji.
5. Campur dengan menggunakan dropstirer/pengaduk
6. Putar kartu pada 100 rpm selama 2 menit.

SEMIKUANTITATIF

Prosedur I

1. Dengan menggunakan pipet semi-otomatis, tambahkan 50µl dari 9 g/L saline ke lingkaran 2, 3, 4 dan
5 . Jangan menyebarkan saline.
2. Tambahkan 50 µl sampel pasien untuk lingkaran 1 dan 2.
3. Campur saline dan sampel dalam lingkaran 2 dengan membuat campuran naik turun dengan berhati-hati
untuk menghindari pembentukan gelembung.
4. Pindahkan 50μl dari lingkaran 2 ke saline yang ada di lingkaran 3.
5. Lakukan pengenceran serial dengan cara yang sama sampai lingkaran terakhir. Selanjutnya pada
lingkaran terakhir buang sebanyak 50μl.
6. Homogenkan reagen lateks dengan hati-hati.
7. Tambahkan satu tetes (50 uL) reagen lateks untuk setiap lingkaran di sebelah pengenceran sampel yang
akan diuji.
8. Campur dengan menggunakan dropstirer/pengaduk
9. Putar kartu pada 100 rpm selama 2 menit.
10. Hasil diamati dengan melihat pengenceran terakhir yang masih memperlihatkan aglutinasi dan hasilnya
dikalikan dengan sensitivitasnya.

Prosedur II
Interpretasi Hasil

1. Hasil diamati secara makroskopik untuk ada atau tidak adanya gumpalan atau aglutinasi dalam 1 menit
dari rotator.
2. Adanya aglutinasi terlihat menunjukkan kandungan anti-streptolisin O ≥ 200 IU/mL.
3. Serum titer didefinisikan sebagai pengenceran tertinggi menunjukkan aglutinasi positif . Perkiraan titer
ASO ( IU/mL ) yang terdapat dalam sampel dapat diperoleh dengan mengalikan titer dengan batas
sensitivitas ( 200 IU/mL ) .
Sebagai contoh : ASO ( IU/mL ) = pengenceran tertinggi dengan reaksi positif x 200
4. Titer ASO ≤ 200 IU/mL ditemukan pada 95 % dari populasi orang dewasa yang sehat, nilai yang lebih
tinggi ( hingga 300 IU/mL ) dapat ditemukan pada anak.

E. Pemeriksaan VDRL
Sampel: serum atau plasma

KUALITATIF

1. Letakkan dan hangatkan reagen dan sampel pada suhu kamar.


2. Letakkan 50µl (1 tetes) sampel dan 1 tetes kontrol positif dan kontrol negatif pada lingkaran slide
dengan latar putih.
3. Homogenkan carbon antigen secara perlahan.
4. Ratakan dan lebarkan sampel di setiap lingkaran menggunakan stirer.
5. Tambahkan 1 tetes antigen (menggunakan jarum hipodermik yang terpasang pada botol penetes) pada
setiap lingkaran.
6. Putar slide/kartu menggunakan rotator pada kecepatan 100 rpm selama 8 menit

SEMIKUANTITATIF

1. Tambahkan 50 µL saline ke dalam lingkaran 2, 3, 4, dan 5 menggunakan pipet semiotomatis. Saline


jangan diratakan.
2. Tambahkan 50 µL sampel pasien ke dalam lingkaran 1 dan 2.
3. Campur saline dan sampel dalam lingkaran 2 dengan cara menghomogenkan naikturun secara perlahan
untuk menghindari adanya gelembung.
4. Pindahkan campuran 50 µL dari lingkaran 2 ke saline yang ada pada lingkaran 3.
5. Lakukan pengenceran serial yang sama sampai lingkaran terakhir.
6. Ratakan sampel yang sudah diencerkan di seluruh area dari setiap lingkaran dimulai dari lingkaran 5 dan
mundur secara berurutan sampai sampel di lingkaran 1.
7. Lanjutkan dengan tes kualitatif dari prosedur 5.

Interpretasi Hasil

Hasil pemeriksaaan dapat diamati secara makroskopik, apakah ada atau tidak gumpalan/ flokulasi sesaat
setelah slide diambil dari rotator.

F. Pemeriksaan TPHA
Sampel: serum atau plasma

Cara Kerja

KUALITATIF

Setiap sampel membutuhkan 3 sumur plate mikrotitrasi:

1. Masukkan 190ul pengencer di sumur no.1


2. Tambahkan 10ul serum di sumur no.1
3. Dengan menggunakan mikropipet, campurkan/homogenkan isi sumur 1 dan pindahkan sebanyak 25ul ke
sumur no.2 dan 25 uL ke sumur no. 3
4. Pastikan bahwa sel uji/tes dan sel kontrol tersuspensi dengan baik. Tambahkan 75ul sel kontrol ke
sumur 2. Tambahkan 75ul sel uji/tes ke sumur 3
5. Goyangkan mikroplate secara perlahan untuk menghomogenkan.
6. Inkubasi 45-60 menit pada suhu kamar.
7. Hal yang perlu diperhatikan adalah menghindarkan mikroplate dari panas, sinar matahari langsung dan
sumber getaran
8. Pembacaan hasil setelah inkubasi dan hasil tetap stabil selama 24 jam jika plate tertutup.

KUANTITATIF

Setiap sampel membutuhkan 8 sumur plate mikrotitrasi, diberi label dari A sampai H

1. Tambahkan 25ul pengencer pada sumur B sampai ke H


2. Sebanyak 25ul serum pengenceran 1:20 dipindahkan dari tes skrining/ kualitatif untuk sumur A dan B
3. Dipipet 25ul serum diencerkan dari sumur B dan serial diencerkan dari sumur B ke H dan membuang
25ul serum diencerkan dari sumur H
4. Dipastikan bahwa sel-sel uji sudah secara menyeluruh disuspensi. Tambahkan 75ul sel uji/tes ke sumur
A ke H. Ini akan memberikan pengenceran serum 1/80 di sumur A sampai 1/10240 sumur H
5. Homogenisasi mikroplate secara perlahan hingga isi tercampur menyeluruh
6. Inkubasi 45-60 menit pada suhu kamar
Perhatian! Hindari plate dari panas, sinar matahari langsung dan sumber getaran

7. Pembacaan hasil. Hasil tetap stabil selama 24 jam jika plate tertutup dan tindakan pencegahan di atas.

Interpretasi Hasil

G. Pemeriksaan HbsAg
Sampel: serum

Metode: sandwitch ELISA


Cara Kerja

1. Siapkan microelisa strip sesuai dengan jumlah pemeriksaan


2. Pipet spesimen diluent 25 µl kedalam setiap sumur
3. Pipet sampel 100 µl masukan ke dalam sumur E1 dan seterusnya
4. Pipet kontrol negatif 100 µl, masukan ke dalam sumur A1, B1,C1
5. Pipet kontrol positif 100 µl masukkan ke sumur D1
6. Tutup dengan kertas seal, homogenkan plate secara perlahan
7. Inkubasi suhu 37ºC selama 60 menit pada inkubator instrument
8. Tambahkan 50µl conjugated ke dalam setiap sumur yang berisi sampel atau kontrol
9. Inkubasi 37ºC selama 60 menit pada inkubator instrument
10. Keluarkan dari inkubator, cuci 6x dengan washer instrument
11. Tambahkan 100 µl substrat ke dalam sumur yang berisi sampel/contoh
12. Inkubasi pada suhu kamar selama 30 menit
13. Tambahkan 100µl H2SO4 2N ke dalam setiap sumur yang berisi sampel/kontrol
14. Baca dengan reader instrument. Pembacaan dan interpretasi hasil meliputi pembacaan hasil, kualifikasi
kontrol dan interpretasi hasil.

H. Pemeriksaan DBD (NS1 dan IgM IgG Dengue)


Sampel: serum

Cara Kerja

1. Disiapkan alat dan bahan


2. Buka strip Dengue NS1 antigen
3. Diteteskan serum sebanyak 3 tetes (100 μl) dengan menggunakan pipet tetes
4. Baca hasil, hasil tidak boleh dilaporkan lebih dari 20 menit
Interpretasi hasil:

1. Negatif: tidak muncul warna merah muda pada garis pada tes dan dinyatakan valid bila pada garis
pada kontrol berwarna merah muda
2. Positif: garis tes berwarna merah muda dan dinyatakan valid bila pada garis pada kontrol berwarna
merah muda.
3. Invalid : Bila tidak muncul warna merah muda pada garis pada kontrol
I. Pemeriksaan Widal
Sampel: serum

Cara Kerja

1. Pada 8 circle slide (plate widal) pemeriksaan widal teteskan 80 ul serum pasien.
2. Pada masing – masing circlre ditambah 80ul (1 tetes) antigen H, AH, BH, CH,O, AO, BO, CO.
3. Serum masing – masing antigen dihomogenkan, digoyang – goyang selama 2 menit dan diamati
terjadinya aglutinasi pada setiap circle
Interpretasi Hasil

J. Pemeriksaan Narkoba
Sampel: urine

Cara Kerja

1. Masukkan strip ke dalam urine


2. Tunggu 10 – 15 menit, baca garis yang terjadi

Interpretasi Hasil

1. Positif: terbentuk 1 garis


2. Negatif: terbentuk 2 garis

K. Pemeriksaan HIV
Sampel: serum, plasma, atau whole blood

Cara Kerja

1. Keluarkan perangkat tes dari kantong foil, letakkan di permukaan yang datar dan kering. (Gunakan pipet
kapiler).
2. Tambahkan 20 ul dari spesimen darah yang telah diambil dengan pipet kapiler 20 ul ke dalam sumur
sampel (s),(menggunakan mikropipet).
3. Bila menggunakan specimen plasma atau serum digunakan 10 ul dari plasma atau serum spesimen (20ul
dari spesimen darah) ke dalam sampel sumur (s).
4. Tambahkan 4 tetes (sekitar 120 ul) dari larutan uji (buffer) ke dalam sumur sampel (s).
5. Saat tes mulai bereaksi, maka akan melihat warna ungu bergerak melintas di kolom hasil. Hasil tes
muncul pada 5-20 menit.
Perhatian: tidak membaca hasil tes setelah 20 menit. Pembacaan terlambat dapat memberikan hasil yang
palsu.

Interpretasi Hasil

- Pita berwarna akan muncul di bagian kiri zona hasil untuk menunjukkan bahwa tes tersebut bekerja dengan
benar.
- Pita ini disebut garis kontrol (C).
- Warna pita akan muncul di bagian tengah dan kanan dari zona hasil.
- Garis ini adalah garis tes 2 dan garis tes 1 (2, 1).
- Hasil negatif: Jika hanya garis kontrol (C) dalam zona hasil menunjukkan hasil negatif.
- Jika positif di reagen 1, maka lanjutkan dengan reagen 2
- Jika positif di reagen 2, lanjutkan dengan reagen 3

L. Pemeriksaan Penanda Tumor (CEA, CA125, PSA)


Bismuth Sulfite Agar Salmonella thypi
Komposisi : bismuth sulfite, pancreatic
digest of casein, pancreatic digest of animal
tissue, beef extract, glucose, dibasic sodium
phosphate, ferrous sulfate, dan air.

Media ini memiliki kegunaan untuk menguji


kemampuan bakteri dalam memanfaatkan
ferous sulfate menjadi H2S.
Ogawa Medium Mycobacterium tuberculosis
Thayer martin Neisseria gonorrhoeae & meningitidis
Media ini mengandung
kombinasi antibiotik yang
menghambat bakteri lain untuk tumbuh.

MSA (Manitol Salt Agar) Staphylococcus


PEA (Phenyl Ethyl Alcohol) Untuk gram (+) menghambat gram (-)
Grup A
Media Transport
Pembenihan
yang digunakan untuk mengirim spesimen dari suatu tempat ke Laboratorium
Contoh Struart / bakteri gram - + Untuk LCS
*indikator methylen blue max 4 hari
Carry and Blair / Dapar Saline Gliserol bakteri Untuk semua sampel dari tinja
gram - *dikirim >1jam
Untuk kultur, mempertahanakn jumlah
phatogen usus Salmonella, Shigella, Vibrio,
Compylobacteria
Amies / bakteri gram - - Untuk alternatif LCS
Merupakan media modifikasi dari struat - Untuk N. Gonorhae (dalam amies
tanpa indikator m.blue -> pada amies terdapat kandungan NaCl 0.3% untuk
menggunakan tambahan zat arang. mempertahankan)
- Sampel Swab Naso dan Orofaring
Media
Diferensial
Pembenihan mengandung unsur yang mengindentifikasi mikroorganisme tertentu
Contoh Mac Conkey Untuk Bakteri Gram (-) membedakan yang
Komposisi : Laktosa, kristal violet, neutral bisa memfermentasi laktosa (koloni merah
red, bile salt. PH 7, Suasana Asa , Bas muda) dan tidak (koloni tidak bewarna)
m a

EMB (Eosin MethilenShigellaBlue Agar) Untuk membedakan gol.


Eosin dan methylen blue menghambat Enterobacteroceacea terutama E.Coli ><
bakteri Gram (-) Enterobacter aerogenes
Mikroba yang memfermentasi laktosa menghasilkan koloni dengan inti berwarna gelap dengan kilap
logam / “Metalic Sheen”

KIA (Klinger Iron Agar) Membedakan bakteri yang bisa


Komposisi : Peptone, Yeast extract, Glucosa, memfermentasi laktosa dan glukosa, dan
Lactose, Iron (II) sulfate, Sodium chloride, kemampuan membentuk H2S
Sodium thiosulphate, Phenol red,
Agar. PH 7,8 +- 0,2. Suasana Asa , Bas
m a
Bakteri memecah kabrohidrat -> asam -> media kuning dapan Hitam (FeS)
Bakteri tidak memecah karbo -> basa -> media merah
Bakteri menghasilkan H2S memanfaatkan Iron (II) -> En

CLED medium (Cystine Lactose Electrolyte Untuk mendeteksi adanya kuman dalam
Deficient) urin.
Indikator : BTB . pH 7,2 - 7,4. Suasana
Asa , Bas
m a
Bakteri memecah laktosa -> Asam -> Media kuning
Bakteri tidak memecah -> Basa -> Media biru

TSIA (Triple Sugar Iron Agar) Identifikasi kemampuan bakteri untuk


Komposisi : Beef extract Yeast extract, fermentasi dektrosa, laktosa, sukrosa dan
Peptone, Glucosa, Lactose, sulfate, Sodium menghasilkan sulfida.
thiosulphate, Phenol red, ferous sulfate,
Agar. PH 7,8 +- 0,2. Suasana Asa , Bas
m a
SIM (Sulfida Indole Imolity) Membedakan family Enterobacteriaceae
menentukan hidrogen sulfida H2s (end.
Hitam), Idol (+kovacs jd merah) dan motilitas

Media Identifikasi
Pembenihan untuk 1 jenis ataupun untuk menentukan jenis bakteri biasanya menggunakan beberapa
jenis media
Contoh Media Gula-Gula
Simon’s Citrat Agar
Media untuk kultur jamur
Contoh SDA (Saboroud Dextrose Agar)
PDA (Potato Dextrose Agar)
SGB (Saboroud Glukosa Bilion)
VP

MR
SIM
SIMMON CITRATE
TSIA

Anda mungkin juga menyukai