4 Hitung Jumlah Retikulosit Komposisi larutan BCB atau larutan NMB adalah sebagai berikut:
Brilliant cresyl blue/new methylene blue 1g
-> Sel yang lebih besar dari eritrosit, bewarna Larutan sitrat salin 100 mL
biru dengan filament atau granula bewarna
1. Campurkan BCB dg Darah 1:1
biru tua
2. Inkubasi pada suhu 37oC selama 15 menit
3. Ambil 1 tetes untuk dibuat sediaan apus
4. Biarkan Kering, amati dibawah mikroskop dg lensa obyektif 100x
5. Hitung jumlah retikulosit dalam 1000 eritrosit
5 Hitung Jenis Leukosit
6 Pemeriksaan LED
7 Pemeriksaan Hematokrit
8 Pemeriksaan BT Metode Duku / Ivy
D. Normal : 11 – 14 detik
terpelihara.
- OBT
- Water bath 37 °C
- Stopwatch
- Tissue
G. Cara Kerja :
1. Waterbath di stel pada suhu 37 °C.
2. Tabung I diisi OBT dan inkubasi selama 5 menit.
3. Tabung II diisi 100 µL plasma sitrat, inkubasi 1-2 menit.
4. Tambahkan 200 µL OBT ke dalam tabung II. (tekan
stopwatch)
5. Aduk perlahan menggunakan wire chrome.
6. Hentikan stopwatch bila terbentuk benang fibrin. Catat
waktunya (lakukan duplo).
7. Langkah yang sama dilakukan untuk kontrol.
D. Normal : 25 – 40 detik
- Water bath 37 °C
- Ose
- Stopwatch
- Tissue
G. Cara Kerja :
1. Tabung I diisi dengan Thrombosil I dan Tabung II diisi
dengan CaCl2 , kemudian inkubasi 37 °C selama 5
menit.
2. Tabung III diisi 100 µL plasma pasien dan 100 µL
thrombosil I yang sudah diinkubasi tadi. Kemudian
inkubasi 3 – 5 menit pada waterbath dengan suhu 37
°C.
3. Tambahkan 100 µL CaCl2 ke dalam Tabung III,
kemudian hidupkan stopwatch.
4. Aduk perlahan-lahan campuran itu menggunakan ose.
5. Hentikan stopwatch bila sudah terbentuk benang fibrin
dan catat waktunya.
6. Lakukan langkah 1-6 untuk plasma kontrol.
4 Protein Urin
HDL
LDL
Nilai normal : < 100 mg/dL
9 Pemeriksaan faal ginjal Ureum
Nilai normal : hasil kadar ureum pada laki-laki berkisar antara 14-
39 mg/dL dan hasil kadar ureum pada perempuan berkisar
antara 12-33 mg/dL.
10 Kreatinin
Nilai normal :
L : 0,6 – 1,1 mg/dL
P: 0,5 – 0,9 mg/dL
Kreatinin Klirens
UxV
B
U = Kadar kreatinin dalam urin
B= kadar kreatinin dalam darah
V= Diuresis per menit
11 Albumin
SITOHISTO
No Pemeriksaan Sitohistologi
1 Pembuatan
Preparat
*Section : Ketebalam Pita 3-4µm.
2 Prosedur
Pewarnaan
HE/Histologi
IMUNOSEROLOGI
(Mempersiapkan spesimen, melakukan interpretasi dan validasi hasil, Melakukan Pelaporan Hasil,
Prilaku Profesional)
A. Pemeriksaan HCG
- Sampel: urine pagi
Cara Kerja
Interpretasi
1. Positif : muncul warna merah muda pada garis tes dan garis kontrol. Hasil ini menunjukkan positif hamil
atau konsentrasi hCG dalam specimen urin yang diperiksa sama atau lebih besar dari batas sensitivitas
tes ( ≥ 25 mIU/mL)
2. Negatif : tidak muncul warna pada tes.
3. Invalid: tidak tampak garis merah pada zona tes atau zona kontrol atau hanya muncul warna merah
muda di garis tes. Kemungkinan petunjuk pemakaian tidak diikuti dengan baik atau strip tidak berfungsi
baik. Dalam hal ini specimen harus diulang pemeriksaan menggunakan strip yang baru.
B. Pemeriksaan CRP
- Sampel yang digunakan: serum
UJI KUALITATIF
1. Pipet ke dalam lingkaran yang terpisah dari slide diantaranya sampel serum, PC, dan NC @ 1 tetes
2. LR, tutup berwarna putih, tempatkan ke sampel dan kontrol
3. Campur dengan batang pengaduk yang berbeda dan sebarkan cairan ke seluruh area lingkaran slide.
4. Goyangkan slide selama 2 menit agar campuran berputar perlahan di dalam lingkaran atau tempatkan
slide pada rotator otomatis pada 100 rpm.
5. Setelah 2 menit baca hasil dibawah cahaya lampu terang.
Interpretasi Hasil
Adanya aglutinasi menunjukkan kandungan CRP lebih dari 6mg/L dalam spesimen. Serum dengan hasil
positif dalam tes skrining harus diuji ulang dalam tes semikuantitatif.
UJI SEMIKUANTITATIF
Interpretasi Hasil
Baca titer pada pengenceran terakhir dengan aglutinasi yang terlihat dan kalikan dengan faktor konversi
(dilihat pada nilai sensitivitas reagen) untuk mendapatkan hasil dalam mg/L;
Misalnya diperoleh pengenceran terakhir aglutinasi pada 1:16, maka titer CRP adalah 16 X 6 [mg/L] =
96 [mg/L].
C. Pemeriksaan RF
Sampel: serum
UJI KUALITATIF
1. Pipet ke dalam lingkaran yang terpisah dari slide diantaranya sampel serum, PC, dan NC @ 1 tetes
2. LR, tutup berwarna putih, tempatkan ke sampel dan kontrol
3. Campur dengan batang pengaduk yang berbeda dan sebarkan cairan ke seluruh area lingkaran slide.
4. Goyangkan slide selama 2 menit agar campuran berputar perlahan di dalam lingkaran atau tempatkan
slide pada rotator otomatis pada 100 rpm.
5. Setelah 2 menit baca hasil dibawah cahaya lampu terang.
Interpretasi Hasil
Adanya aglutinasi menunjukkan kandungan RF lebih dari 8 IU/L dalam spesimen. Serum dengan hasil
positif dalam tes skrining harus di uji ulang dalam tes semikuantitatif.
SEMIKUANTITATIF
Interpretasi Hasil
Baca di aglutinasi terakhir yang tidak menyebabkan aglutinasi, lalu dikalikan dengan 8 mg/L.
D. Pemeriksaan ASTO
Sampel: serum
KUALITATIF
SEMIKUANTITATIF
Prosedur I
1. Dengan menggunakan pipet semi-otomatis, tambahkan 50µl dari 9 g/L saline ke lingkaran 2, 3, 4 dan
5 . Jangan menyebarkan saline.
2. Tambahkan 50 µl sampel pasien untuk lingkaran 1 dan 2.
3. Campur saline dan sampel dalam lingkaran 2 dengan membuat campuran naik turun dengan berhati-hati
untuk menghindari pembentukan gelembung.
4. Pindahkan 50μl dari lingkaran 2 ke saline yang ada di lingkaran 3.
5. Lakukan pengenceran serial dengan cara yang sama sampai lingkaran terakhir. Selanjutnya pada
lingkaran terakhir buang sebanyak 50μl.
6. Homogenkan reagen lateks dengan hati-hati.
7. Tambahkan satu tetes (50 uL) reagen lateks untuk setiap lingkaran di sebelah pengenceran sampel yang
akan diuji.
8. Campur dengan menggunakan dropstirer/pengaduk
9. Putar kartu pada 100 rpm selama 2 menit.
10. Hasil diamati dengan melihat pengenceran terakhir yang masih memperlihatkan aglutinasi dan hasilnya
dikalikan dengan sensitivitasnya.
Prosedur II
Interpretasi Hasil
1. Hasil diamati secara makroskopik untuk ada atau tidak adanya gumpalan atau aglutinasi dalam 1 menit
dari rotator.
2. Adanya aglutinasi terlihat menunjukkan kandungan anti-streptolisin O ≥ 200 IU/mL.
3. Serum titer didefinisikan sebagai pengenceran tertinggi menunjukkan aglutinasi positif . Perkiraan titer
ASO ( IU/mL ) yang terdapat dalam sampel dapat diperoleh dengan mengalikan titer dengan batas
sensitivitas ( 200 IU/mL ) .
Sebagai contoh : ASO ( IU/mL ) = pengenceran tertinggi dengan reaksi positif x 200
4. Titer ASO ≤ 200 IU/mL ditemukan pada 95 % dari populasi orang dewasa yang sehat, nilai yang lebih
tinggi ( hingga 300 IU/mL ) dapat ditemukan pada anak.
E. Pemeriksaan VDRL
Sampel: serum atau plasma
KUALITATIF
SEMIKUANTITATIF
Interpretasi Hasil
Hasil pemeriksaaan dapat diamati secara makroskopik, apakah ada atau tidak gumpalan/ flokulasi sesaat
setelah slide diambil dari rotator.
F. Pemeriksaan TPHA
Sampel: serum atau plasma
Cara Kerja
KUALITATIF
KUANTITATIF
Setiap sampel membutuhkan 8 sumur plate mikrotitrasi, diberi label dari A sampai H
7. Pembacaan hasil. Hasil tetap stabil selama 24 jam jika plate tertutup dan tindakan pencegahan di atas.
Interpretasi Hasil
G. Pemeriksaan HbsAg
Sampel: serum
Cara Kerja
1. Negatif: tidak muncul warna merah muda pada garis pada tes dan dinyatakan valid bila pada garis
pada kontrol berwarna merah muda
2. Positif: garis tes berwarna merah muda dan dinyatakan valid bila pada garis pada kontrol berwarna
merah muda.
3. Invalid : Bila tidak muncul warna merah muda pada garis pada kontrol
I. Pemeriksaan Widal
Sampel: serum
Cara Kerja
1. Pada 8 circle slide (plate widal) pemeriksaan widal teteskan 80 ul serum pasien.
2. Pada masing masing circlre ditambah 80ul (1 tetes) antigen H, AH, BH, CH,O, AO, BO, CO.
3. Serum masing masing antigen dihomogenkan, digoyang goyang selama 2 menit dan diamati
terjadinya aglutinasi pada setiap circle
Interpretasi Hasil
J. Pemeriksaan Narkoba
Sampel: urine
Cara Kerja
Interpretasi Hasil
K. Pemeriksaan HIV
Sampel: serum, plasma, atau whole blood
Cara Kerja
1. Keluarkan perangkat tes dari kantong foil, letakkan di permukaan yang datar dan kering. (Gunakan pipet
kapiler).
2. Tambahkan 20 ul dari spesimen darah yang telah diambil dengan pipet kapiler 20 ul ke dalam sumur
sampel (s),(menggunakan mikropipet).
3. Bila menggunakan specimen plasma atau serum digunakan 10 ul dari plasma atau serum spesimen (20ul
dari spesimen darah) ke dalam sampel sumur (s).
4. Tambahkan 4 tetes (sekitar 120 ul) dari larutan uji (buffer) ke dalam sumur sampel (s).
5. Saat tes mulai bereaksi, maka akan melihat warna ungu bergerak melintas di kolom hasil. Hasil tes
muncul pada 5-20 menit.
Perhatian: tidak membaca hasil tes setelah 20 menit. Pembacaan terlambat dapat memberikan hasil yang
palsu.
Interpretasi Hasil
- Pita berwarna akan muncul di bagian kiri zona hasil untuk menunjukkan bahwa tes tersebut bekerja dengan
benar.
- Pita ini disebut garis kontrol (C).
- Warna pita akan muncul di bagian tengah dan kanan dari zona hasil.
- Garis ini adalah garis tes 2 dan garis tes 1 (2, 1).
- Hasil negatif: Jika hanya garis kontrol (C) dalam zona hasil menunjukkan hasil negatif.
- Jika positif di reagen 1, maka lanjutkan dengan reagen 2
- Jika positif di reagen 2, lanjutkan dengan reagen 3
CLED medium (Cystine Lactose Electrolyte Untuk mendeteksi adanya kuman dalam
Deficient) urin.
Indikator : BTB . pH 7,2 - 7,4. Suasana
Asa , Bas
m a
Bakteri memecah laktosa -> Asam -> Media kuning
Bakteri tidak memecah -> Basa -> Media biru
Media Identifikasi
Pembenihan untuk 1 jenis ataupun untuk menentukan jenis bakteri biasanya menggunakan beberapa
jenis media
Contoh Media Gula-Gula
Simon’s Citrat Agar
Media untuk kultur jamur
Contoh SDA (Saboroud Dextrose Agar)
PDA (Potato Dextrose Agar)
SGB (Saboroud Glukosa Bilion)
VP
MR
SIM
SIMMON CITRATE
TSIA